Anda di halaman 1dari 5

Alginat Alginat adalah kelompok polisalarida alami yang diekstrak dari rumput laut coklat.

Alginat adalah polimer dari anhidra 1-4--D mannuronat dan asam L-guluronat. Asam alginat dapat tersusun atas asam D-mannuronat (M) dan asam L-guluronat (G). Bagianbagiannya dapat tersusun atas D- manuronat (M) saja, atau L-guluronat (G) saja atau tersusun atas keduanya ( M dan G) dalam baris yang lain. Alginat ditemukan dalam dinding sel dan jaringan dalam sel, alginat ditemukan sebagai campuran garam kalsium, natrium, atau potassium dari asam alginat. Molekul alginat memberi kekuatan dan fleksibilitas yang diperlukan untuk pertumbuhan alga di lautan. Gumnya diasanya dijual sebagai sodium alginat, larut air dan biasanya digunakan sebagai pengental.

Struktur alginat

Sumber Bahan alginat adalah rumput laut coklat, namun hanya sedikit dari banyak spesies rumput laut coklat yang cocok untuk produksi komersial. Rumput laut yang banyak ditemukan misalnya L. hyperborea (dari daerah pantai atlantik utara ) dan M. pirifera banyak ditemukan di di bagian barat pantai Amerika, sedangkan A.nodosum banyak ditemukan di eropa utara dan kanada. Pemanenan Rumput laut dipanen dengan mengumpulkannya dari laut secara mekanis ataupun dipotong dengan tangan, rumput laut lalu diikat dan dibawa ke tempat pemrosesan dimana dapat diproses dalam keadaan basah ataupun dikeringkan Ikatan kimia yang digunakan Monomer alginat cenderung membentuk struktir yang paling diinginkan sevara energi. Untuk blok G-G dihubungkan dengan ikatan -1-4 glikosida, sedangkan bentuk blok M-M dihubungkan dengan ikatan -1-4 glikosida, Ikatan glikosida equatorial dibentuk oleh gugus-gugus hidroksil pada blok M-M, selain itu ikatan antara blok G- G secara aksial dan ikatan equatorial dan aksial dari blok M-G juga dibentuk oleh gugus hidroksil. Proses produksi PGA (propilen glikol alginat) Proses produksi dilakukan pada suhu 10 Celcius, rumput laut dibersihkan dari kotoran dan direndam dalam HCl selama beberapa jam, kemudian dikeringkan. Lalu rumput laut didigesti dengan dengan abu soda 2-2,5% pada pH 10, lalu dilakukan ekstraksi alginat dengan menghancurkannya dengan hammer mill, ekstraksi dilakukan dengan penambahan air dengan perbandingan 6:1 dan ph dijaga pada range 9,6 11. Produk kemudian dimurnikan dan disaring, diendapkan dengan 10% CaCl untuk mendapatkan kalsium alginat. Setelah itu dilakukan pencucian menggunakan asam dengan menambahkan HCl 5. Dan dilakukan purifikasi dengan Karbonat, oksida, atau hidroksida untuk membentuk garam yang diinginkan, produk lalu dikeringkan. Proses diatas didasarkan pada pertukaran ion, Langkah pertama adalah menggiling rumput laut, diikuti dengan pencucian menggunakan asam lalu diberi perlakuan alkali dan dipanaskan untuk mendapatkan ekstrak alginat yang mengendap

dengan CaCl dan diberi perlakuan asam untuk membentuk asam alginat. Dilakukan purifikasi dengan sodium karbonat untuk mendapatkan garam alginat atau mereaksikan dengan propilenoksida untuk mendapatkan PGA (propilen glikol alginat). Setelah reaksi hampir 90% grup karboksil teresterifikasi dan sisanya bebas atau dinetralisasi dengan sodium kalsium untuk Pga dengan penggunaan khusus. Struktur PGA

Bentuk asam bebas dari asam alginat mempunyai stabilitas yang terbatas, untuk menstabilisasinya dan membuatnya larut dalam air asam alginat diubah menjadi alginat komersial dengan inkorporasi dengan garam seperti sodium karbonat amonium hidroksida, magnesium hidroksida, dll Alginat dijual untuk penggunaan khusus, dijual dalam bentuk sodium alginat (biasanya dijual dalam kuantitas besar), Kalsium alginat, potasiium alginat, dan amonium alginat juga tersedia di pasaran. Karakteristik alginat Asam alginat dan kalsium alginat tidak larut dalam air Mereka dapat menggembung dan membentuk materi seperti pasta namun tidak membentuk larutan yang lembut oleh sodium alginat dalam air dengan level kalsium yang sangat rendah. Perlu adanya gaya geser agar dapat membentuk gumpalan dengan baik. Berat molekul alginat komersial rangenya adalah 32000-200000 Derajat polimerisasinya adalah 180-930 Bentuk garamnya seperti sodium alginat), Kalsium alginat, potasiium alginat, dan amonium alginat dapat larut dalam air.

Viskoelastisitas hidrokoloidnya bergantung pada kecepatan geseran (shear rate). Viskositas larutannya tergantung pada berat molekul, level kalsium dari pabrik,

Faktor yang mempengaruhi karekteristik larutan alginat : -

Adanya garam Adanya sequestran agent : sequestran agent mencegah Ca melekat pada alginat atau mencegah reaksi antara alginat dengan polivalen yang lain dalam larutan, menambahkan sequestran dapat menurunkan viskositas( pada grup G dam grup M) Kation polivalen Ukuran polimer pH : pH mempengaruhi larutan alginat secara berbeda tergantung pada tipe alginat. Contohnya : Sodium alginat tidak stabil pada pH lebih dari 10, PGA lebih stabil pada pH asam, sodium alginat mengalami pengendapan pada pH <3,5

Suhu : makin tinggi suhu maka viskositas semakin menurun( seperti depolimerisasi termal yang terjadi bergantung pada waktu, suhu dan pH) Gaya geser (shear rate) Konsentrasi gum pada larutan Adanya pelarut lain : penembahan alkohol dan glikol dapat meningkatkan viskositas larutan

Mekanisme gelasi (terbentuknya jendalan) Formasi alginat yang terdiri dari blok G dan blok M terdapat rongga yang berfungsi sebagai tempat pengikatan untuk ion kalsium dan menghasilkan struktur 3 dimensi yang disebut, egg box. Ion Ca masuk dan kemudian berinteraksi dengan karboksil dan dengan keelektronegatifan atom oksigen pada gugus hidroksil dan kemudian terbentuk jendalan (gel). Setelah gelasi molekul air terperangkap secara fisik oleh matriks alginat, namun tidak kehilangan kemempuan mereka untuk bermigrasi. Mereasikan larutan sodium alginat dengan Ca menghasilkan gel dengan konsistensi yang bermacam-macam tergantung tipe alginat yang digunakan. Misalnya gel yang kuat dan mudah putus dibentuk dari alginat yang kaya akan blok G, sedangkan gel yang elastis dan lebih lemah dibentuk dari alginat yang kaya akan blok M. Aplikasi alginat

Dalam bidang pangan banyak digunakan pada: Memperbaiki tekstur buah Ekstruksi protein Peningkatan daya simpan bahan pangan, misalnya kentang Immobilisasi enzim Digunakan pada produk daging dan yang lainnya karena dapat meningkatkan WHC tanpa merubah/ menggangu tektur produk. Sebagai stabilizer pada produk es krim, karena kemampuan WHC nya Sebagai stabilizer pada icing dan digunakan sebagai topping pada produk bakery, filling , Mencegah sedimentasi pada minuman buah (digunakan PGA).

Anda mungkin juga menyukai