Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Secara sederhana definisi hemoroid adalah varises dari pleksus hemoroidalis yang menimbulkan keluhan keluhan dan gejala gejala. hemoroid merupakan gangguan kesehatan yang paling sering terjadi yang disebabkan karena konstipasi,mengejan saat BAB, atau pembesaran vena pada ranus. Pada sebagian besar kasus inflamasi hemoroid berkolerasi dengan keluhan dan gejala klinis pasien. Sebaliknya keluhan pasien dan gejala klinis passien berkolerasi dengan komplikasi hemoroid.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum Mahasiswa mampu melakukan manajemen asuhan keperawatan pasien dengan hemoroid 2. Tujuan Khusus a. Mampu mengetahui Penyakit hemoroid ( definisi, penyebab, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan diagnostic, Komplikasi, Penatalaksanaan ) b. Mampu melakukan Pengkajian pada pasien hemoroid c. Mampu membuat analisa data pada pasien hemoroid

d. Mampu merumuskan Diagnosa keperawatan pada pasien hemoroid e. f. Mampu menyusun Rencana Tindakan ( Intervensi ) pada pasien hemoroid Mampu Melakukan Tindakan ( Implementasi ) pada pasien hemoroid

g. Mampu Mengevaluasi Tindakan pada pasien hemoroid h. Mampu melakukan dokumentasi asuhan keperawatan hemoroid.

C. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis Makalah ini bisa dijadikan sebagai bahan acuan untuk melakukan asuhan keperawatan yang ada di Klinik, bahan rujukan mahasiswa ketika praktek di Rumah sakit.

2. Manfaat praktis Makalah ini dapat dijadikan penyusun untuk bekal ketika membuat pengkajian s. d dokumentasi askep pada pasien hemoroid.

D. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini di susun meliputi BAB I BAB II :Terdiri atas Latar belakang,tujuan (tujuan umum dan tujuan khusus), manfaat(manfaat teoritis dan manfaat praktis), sistematika penulisan. :Terdiri atas Konsep Dasar Medis (definisi, klasifikasi, etiologi, manifistasi klinik, pathofisiologi, pemeriksaan penunjang, komplikasi, penatalakssanaan) dan Konsep Dasar Keperawatan(pengkajian data dasar dan diagnosa dasar) :penutup (kesimpulan dan saran) :daftar pustaka.

BAB III BAB IV

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Secara sederhana definisi hemoroid adalah varises dari pleksus hemoroidalis yang menimbulkan keluhan keluhan dan gejala gejala. hemoroid merupakan gangguan kesehatan yang paling sering terjadi yang disebabkan karena konstipasi,mengejan saat BAB, atau pembesaran vena pada anus. Pada sebagian besar kasus inflamasi hemoroid berkolerasi dengan keluhan dan gejala klinis pasien. Sebaliknya keluhan pasien dan gejala klinis passien berkolerasi dengan komplikasi hemoroid. Penyakit hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena. Kehamilan diketahui mengawali dan memperberat adanya hemoroid. jadi dapat disimpulkan bahwa wanita resiko terkena hemoroid lebih tinggi dibanding laki-laki. Dilihat dari etiologinya salah satunya adalah kehamilan dan juga hereditasnya.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum Mahasiswa mampu melakukan manajemen asuhan keperawatan pasien hemoroid dengan baik dan benar 2. Tujuan Khusus a. Mampu mengetahui Penyakit hemoroid ( definisi, penyebab, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan diagnostic, Komplikasi, Penatalaksanaan )

b. Mampu melakukan Pengkajian pada pasien hemoroid c. Mampu membuat analisa data pada pasien hemoroid

d. Mampu merumuskan Diagnosa keperawatan pada pasien hemoroid e. f. Mampu menyusun Rencana Tindakan ( Intervensi ) pada pasien hemoroid Mampu Melakukan Tindakan ( Implementasi ) pada pasien hemoroid

g. Mampu Mengevaluasi Tindakan pada pasien hemoroid h. Mampu melakukan dokumentasi asuhan keperawatan hemoroid

C. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis Makalah ini bisa dijadikan sebagai bahan acuan untuk melakukan asuhan keperawatan yang ada di Klinik, bahan rujukan mahasiswa ketika praktek di Rumah sakit.

2. Manfaat praktis Makalah ini dapat dijadikan penyusun untuk bekal ketika membuat pengkajian sampai dengan dokumentasi askep pada pasien hemoroid.

D. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini di susun meliputi

BAB I

:Terdiri atas Latar belakang,tujuan (tujuan umum dan tujuan khusus), manfaat(manfaat teoritis dan manfaat praktis), sistematika penulisan.

BAB II

:Terdiri atas Konsep Dasar Medis (definisi, klasifikasi, etiologi, manifistasi klinik, pathofisiologi, pemeriksaan penunjang, komplikasi, penatalakssanaan) dan Konsep Dasar Keperawatan(pengkajian data dasar dan diagnosa dasar)

BAB III BAB IV

:penutup (kesimpulan dan saran) :daftar pustaka.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR HEMOROID 1. DEFINISI Hemoroid adalah pelebaran ( varices satu segmen atau lebih vena-vena hemoroiddalis ) (Mansjoer, 2000 : 321). Menurut (Smeltzer, 2000 : 1138 dalam buku keperawatan medikal bedah ) Hemoroid yaitu bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal, menurut (Price, 1995 : 120) Hemoroid yaitu bagian vena varikosa pada anus (Sjamsuhidayat, 1997 :910) Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik. Hemoroidectomi yaitu tindakan pembedahan yang diperlukan bagi pasien dengan keluhan kronis dan hemoroid derajat tiga atau empat (Mansjoer, 2000 : 323) Hemoroidectomi adalah operasi untuk mengambil varices vena-vena hemoroidalis. (Warfield, 1996 : 166)

2. KLASIFIKASI Klasifikasi Hemoroid menurut (Smeltzer, 2002 : 1138) dalam buku ajar keperawatan medikal bedah yaitu a. Hemoroid interna adalah hemoroid yang terjadi di ataas sfingter anal. Hemoroid interna adalah vena yang berdilatasi pada pleksus rektalis superior dan media b. Hemoroid eksterna adalah hemoroid yang muncul di luar sfingter anal. Sedangkan menurut (Sabiston, 1995 : 56) dan hemoroid eksterna adalah vena rektalis inferior yang terletak di bawah dentura dan ditutupi oleh epitel gepeng.

3. ETIOLOGI Menurut Price, 1995, dalam buku patofisiologi penyebab Hemoroid adalah : a. Konstipasi atau diare b. Sering mengejan c. Kongesti pelvis pada kehamilan d. Pembesaran prostat ( benigna prostat hyperplasia / BPH ) e. Fibroma uteri f. Tumor rektum g. Penyakit hati kronik disertai hipertensi portal Menurut Mansjoer, 2000 : 322 penyebab hemoroid adalah : a. Herediter

b. Makanan c. Pekerjaan

d. Psikis e. Senilitas ( Ageing Process )

4. DERAJAT HEMOROID & MANIFESTASI KLINIK Tanda dan gejala menurut Smeltzer, 2002 : 1138 : a. Perdarahan ( blooding spoting )

b. Nyeri akibat inflamasi c. Edema akibat trombus

Menurut Mansjoer, 2000 : 322 Hemoroid mempunyai tanda dan gejala yang berbeda pada tiap tingkat : 1. Hemoroid tingkat I :varices satu atau lebih V, hemoroidales interna dengan gejala pendarahan berwarna segar pada saat buang air besar 2. Hemoroid tingkat II :varices dari satu atau lebih V. hemoroidales interna yang keluar dari dubur pada saat defekasi tapi bisa masuk kembali dengan sendirinya. 3. Hemoroid tingkat III :seperti tingkat II tetapi tidak dapat masuk spontan, harus

didorong kembali ( dengan bantuan manual ) 4. Hemoroid tingkat IV :telah terjadi inkaseraata

5. PATOFISIOLOGI Drainase daerah anorektal adalah melalui vena-vena hemoroidalis superior dan inferior. Vena hemoridalis superior mengembalikan daerah ke v. mesenterika inferior dan berjalan submukosa dimulai dari daerah anorektal dan berada dalam bagian yang disebut kolumna morgagni, berjalan memanjang secara radier sambil mengadakan anostomosis. Ini menjadi varices disebut hemoroid interna. Lokasi primer hemoroid interna (pasien berada dalam posisi litotomi) terdapat pada tiga tempat yaitu anterior kanan, posterior kanan dan lateral kiri. Hemoroid yang lebih kecil terjadi diantara tempat-tempat tersebut. V. hemoroidales inferior memulai venular dan pleksus pleksus kecil di daerah anus dan distal dari garis anorektal. Pleksus ini terbagi menjadi dua dan pleksus inilah yang menjadi varices dan disebut hemoroid eksterna (Mansjoer, 2000 : 321). Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Beberapa faktor etiologi telah diajukan termasuk konstipasi atau diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prostat, fibroma uteri, dan tumor rektum. Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid, karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam sistem portal. Selain itu, sistem portal tidak mempunyai katub, sehingga mudah terjadi aliran balik. (Price, 1995 : 420).

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksan dalam rectal ( Rectal toucher ), secara digital dan dengan anoskopi, pada pemeriksaan rektal secara digital mungkin tidak ditemukan apa-apa bila masih stadium awal. Pemeriksaan anoskopi dilakukan untuk melihat hemoroid interna yang tidak mengalami

penonjolan. (Mansjoer, 2000 : 322).

7. KOMPLIKASI Komplikasi yang timbul menurut Mansjoer, 2000 : 324 dan Price, 1995 : 421 : a. Pendarahan hebat

b. c.

Abses Fistula anal

d. Inkaserasi e. f. Trombosis Strangulasi

8. PENATALAKSANAAN Pasien dengan hemoroid ( derajat I dan II) dapat diobati dengan tindakan lokal dan anjuran diit. Hilangkan faktor penyebab, misal obstipasi dengan diet rendah sisa, banyak makan makanan berserat seperti buah dan sayur, banyak minum dan mengurangi daging. Bila ada infeksi berikan antibiiotik peroral. Bila nyeri terus menerus, berikan supositoria / salep rectal untuk anestesi dan pelembab kulit. Untuk melancarkan defekasi saja dapat diberikan cairan parafin atau larutan magnesium sulfat 10%. Penatalaksanaan pembedahan yaitu tehnik Seton Hemoroid dapat dibuat nekrosis dengan cara membekukan dengan CO2 dan N2O, teknik ini tidak begitu banyak dipakai karena sulit mengontrol mukosa yang terkelupas dan timbulnya bau yang tidak enak dari anus. Tindakan bedah diperlukan bagi pasien dengan keluhan kronis dan hemoroid derajat III/ IV. Prinsip utama hemoroidectomi adalah eksisi hanya pada jaringan yang menonjol dan eksisi konservartif kulit serta anoderm normal (Mansjoer, 2000 : 323)

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Data Dasar Pengkajian ini untuk pendekatan yang sistematis untuk mengetahui kebutuhan pasien dengan Hemoroid yang meliputi bio, psiko, sosio dan spiritual. Pengkajian meliputi : a. Biodata yang terdiri dari identitas pasien dan penanggung jawab b. Riwayat kesehatan sekarang

Keadaan pasien saat ini yang merupakan gejala dan tanda penyakit, riwayat kesehatan yang diambil untuk menentukan keadaan saat ini. Kaji perasaan pasien tentang kondisi seperti halnya : a) Apakah klien pernah mengalami pendarahan rektum ? b) Fesesnya hitam atau seperti teh ? c) Nyeri rektal ? d) Konstipasi / diare ? e) Apakah ini terjadi selama defekasi ? f) Seberapa sering ?

c. Riwayat kesehatan dahulu Riwayat kesehatan pasien yang dahulu yang berhubungan dengan saat ini meliputi: a) Apakah ada riwayat kanker kolorektal, polip atau penyakit inflamasi usus besar ? b) Bagaimana kebiasaan diet terhadp pemasukan tinggi lemak atau kurang makanan berserat ?

d. Riwayat kesehatan keluarga Apakah keluarga ada yang mengalami kanker kolon, polip keluarga (risiko terjadi kanker kolorektal) ?

e. Pola fungsional yang digunakan yaitu pola fungisonal menurut Virginia Henderson karena teori keperawatan Virginia Henderson (Harmer and Handerson, 1995) mencakup seluruh kebutuhan dasar seorang manusia (Henderson, 1964) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut : Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang dimiliki, kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya dimana individu tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dibutuhkan dan hal ini dilakukan dengan cara membantu mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin kebutuhan kerangka kerja dalam melakukan asuhan keperawatan (Henderson, 1996). 14 kebutuhan dasar Henderson adalah :

a) Bernafas secara normal b) Makan dan minum cukup c) Eliminasi d) Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki e) Istirahat dan tidur f) Memilih cara berpakaian dan melepas pakaian

g) Mempertahankan temperatur h) Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi i) j) Menghindari bahaya dan lingkungan Berkomunikasi dengan orang lain

k) Beribadah menurut keyakinan l) Bekerja dan menjanjikan prestasi

m) Beriman dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi n) Belajar menggali atau memuaskan rasa keinginan yang mengacu pada perkembangan dan kesehatan normal (Potter, 2005 : 274)

f. Pengkajian fisik pada anus secara umum tujuan pengkajian di sini adalah untuk mendapatkan data mengenai kondisi anus dan rektum dengan melakukan inspeksi pada anus untuk mengetahui ada atau tidaknya hemoroid, lesi atau kemerah-merahan. Normalnya kulit anus nampak utuh, tidak ada hemoroid, lesi atau kemerah-merahan. Lakukan palpasi pada dinding rektum dan rasakan ada tidaknya nodula, massa serta nyeri tekan. Bila ditemukan adanya massa, catat lokasinya secara jelas, misalnya teraba benjolan pada dinding anterior 2 cm proksimal terhadap spingter ani internal. (Priharjo, 1995 : 118)

g. Pengelolaan Kasus
Penyakit hati kronis dan hipertensi pada vena hemoroidali superior Kehamilan

1. Clinical Pathways
Obesitas Sering mengejan Vena berdilatasi Benjolan pada anus Interna Nyeri Adanya tonjolan saat mengejan Menyebabkan pendarahan saat defeksasi Adanya pelebaran dan penonjolan pada pleksus hemoroid inferior Trauma oleh feses yang keras Anemia berat Pendarahan berulang Perubahan perfusi jaringan Hemoroid Makanan rendah serat Menurunya asupan serat Terjadi trombosis Insisi bedah hemoroidectomi Terputusnya kontinuitas jaringan 3.Resti infeksi 1. Nyeri Takut untuk defekasi Respon defekasi Eksterna 2. Resti Konstipasi 4. Kurang pengetahuan Kurangnya informasi Tidak tahu tentang penyebab Mengalirkan darah ke dalam sistem portal Sistem portal tidak mempunyai katub Terjadi aliran balik

2. Diagnosa Kperawatan dan Fokus Intervensi 1. Nyeri berhubungan dengan insisi bedah (Doenges, 2000) Ditandai dengan : - Keluhan nyeri / melaporkan rasa sakit - Perilaku melindungi/distraksi, fokus pada diri sendiri - Respon autonomik Intervensi 1. Selidiki keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 0 10) dan faktor pemberat dan penghilang. 2. Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri saat mulai. 3. Pantau tanda-tanda vital. 4. Kaji penyebab ketidaknyamanan yang mungkin selain dari prosedur operasi. 5. Berikan informasi mengenai sifat ketidaknyamanan, sesuai kebutuhan. 6. Lakukan reposisi sesuai petunjuk, misalnya semi fowler, miring 7. Dorong penggunaan teknik relaksasi, misalnya latihan nafas dalam dan teknik distraksi dan lakukan rendam duduk

2. Resiko terhadap konstipasi berhubungan dengan kegagalan berespon terhadap isyarat untuk defekasi karena takut nyeri

Intervensi 1. Kaji faktor penyebab seperti pembedahan yang menurunkan kemampuan untuk mengejan. 2. Kurangi nyeri rektal, jika mungkin dengan menginstruksikan tindakan korektif seperti peningkatan masukan cairan, peningkatan masukan makanan tinggi serat, lakukan rendam duduk. 3. Lindungi sekitar kulit dari kerusakan seperti evaluasi sekitar kulit. Bersihkan dengan agen non iritasi misalnya penggunaan gerakan lembut dan gunakan tissue lembut untuk membersihkan setelah defekasi, anjurkan rendam duduk setelah defekasi. 4. Lakukan penyuluhan dengan mengajari metode mencegah tekanan rektum yang memperbesar hemoroid, cegah duduk lama, cegah mengejan ketika defekasi, dan ajari agar feses lunak, mislanya diet rencah sisa, tinggi masukan cairan.

3. Resiko terhadap Infeksi berhubungan dengan kontaminasi fekal (Carpenito, 2001).

Intervensi 1. Pantau suhu setiap 4 jam 2. Kaji status nutrisi untuk memberikan masukan protein dan kalori yang sesuai untuk penyembuhan. 3. Instruksikan klien dan keluarga melakukan tindakan aseptif yang sesuai. 4. Gunakan teknik aseptif selama mengganti balutan.

4. Resiko terhadap penatalaksanaan aturan terapeutik tak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang perawatan luka, pencegahan kekambuhan, kebutuhan nutrisi (diet, cairan), program latihan dan tanda dan gejala komplikasi (Carpenito, 2001). Intervensi 1. Identifikasi faktor-faktor penyebab atau pendukung yang menghambat pengelolaan yang efektif. 2. Bangun rasa pecaya dan kekuatan (Zerwich, 1992) 3. Kurangi / hilangkan untuk proses belajar 4. Kurangi ansietas 5. Tingkatkan proses pembelajaran individu / keluarga.

BAB III PENUTUP

A.

KESIMPULAN

Hemoroid adalah penyakit daerah anus yang cukup banyak ditemukan pada praktek dokter sehari-hari. Hemoroid timbul karena dilatasi, pembengkakan atau inflamasi vena

hemoroidhalis. Biasanya masyrakat awam menyetnya dengan wasir atau ambeyen. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien hemoroid adalah nyeri berhubungan dengan insisi bedah, Resiko terhadap konstipasi berhubungan dengan kegagalan berespon terhadap isyarat untuk defekasi karena takut nyeri , Resiko terhadap Infeksi berhubungan dengan kontaminasi fekal, Resiko terhadap penatalaksanaan aturan terapeutik tak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang perawatan luka, pencegahan kekambuhan, kebutuhan nutrisi (diet, cairan), program latihan dan tanda dan gejala komplikasi.

B.

SARAN Yang paling baik dalam mencegah hemoroid yaitu dengan mempertahankan tinja tetap

lunak agar mudah keluar, dimana hal ini menurunkan tekanan dan pengedanan dan mengosongkan usus segera mungkin setelah perasaan mau ke belakang timbul. Latihan olahraga seperti berjalan, peningkatan konsumsi serat diet juga membantu mengurangi konstipasi dan mengedan.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart.1997.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:EGC

Brunner & Sudart.1996.keperawatan medikal bedah.Jakarta:EGC

Smeltzer, 2002 : 1138.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:EGC

Doenges Moorhouse Geissle, 1999.Rencana Asuhan Keperawatan Ed.3.Penerbit Buku Kedokteran EGC:Jakarta Smeltzer,Brenda C.2001.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:EGC

Manuaba,I.B.G.2001.Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Keluarga Berencana.Jakarta: EGC

Ginekologi dan

Anda mungkin juga menyukai