alami yang ada. Kelemahan cara tersebut adalah kualitas dan stabilitas produk tidak terjaga, demikian juga dengan keamanan produk belum terjamin Tahapan pemberian garam sangat penting dalam proses fermentasi spontan. Garam berfungsi untuk menarik air karena sifatnya yang higroskopis, baik dalam jaringan daging maupun dalam sel mikrobia, sehingga dapat menseleksi secara alami terhadap mikrobia yang tidak dikehendaki. Diharapkan hanya mikrobia yang tahan garam dan bersifat halofil (termasuk beberapa genus bakteri asam laktat) saja yang berperan dalam fermentasi. Peran bakteri asam laktat ini penting terutama dalam menekan pertumbuhan bakteri yang tidak disukai, yaitu bakteri penyebab kebusukan dan bakteri patogen. Namun demikian peranan bakteri asam laktat dalam fermentasi petis daging hingga saat ini belum diungkap dengan tuntas.
Peranan bakteri asam lakta dalam fermentasi spontan merupakan gabungan antara produk asam laktat yang akan menyebabkan pH rendah yang terjadi (5,9 - 4,6) serta produk metabolik lain, misalnya asam asetat, hidrogen peroksida, asetaldehide, dan bakteriosin yang akan menghambat bakteri patogen dan pembusuk (Lucke, 2000 Selain itu bakteri asam laktat juga dapat menurunkan aktivitas deaminasi dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri penghasil komponen bioamin. Komponen bioamin ini dapat menimbulkan alergi bagi yang mengkonsumsinya serta cukup berbahaya untuk orang yang mempunyai potensi pertumbuhan sel kanker dalam tubuhnya karena dapat mempercepat stimulasi pertumbuhanny Tahapan pengolahan dimulai dengan pencampuran ikan/udang/kerang-kerangan dengan garam sering juga ditambahkan tepung kedelai atau gandum. Tahapan pemberian garam sangat penting dalam proses fermentasi spontan. Garam berfungsi untuk menarik air karena sifatnya yang higroskopis, baik dalam jaringan daging maupun dalam sel mikrobia, sehingga dapat menseleksi secara alami terhadap mikrobia yang tidak dikehendaki. Diharapkan hanya mikrobia yang tahan garam dan bersifat halofil (termasuk beberapa genus bakteri asam laktat) saja yang berperan dalam fermentasi. kemudian campuran tersebut difermentasi di dalam tangki pada suhu kamar selama waktu tertentu (sesuai dengan mutu yang dikehendaki). Selama proses ini terjadi hidrolisis dan liquifikasi.
Biasanya
didominasi oleh proses hidrolisis dengan adanya garam konsentrasi tinggi. Walaupun awalnya enzim hidrolitik yang esensial berasal dari jaringan ikan, terutama dari jaringan pencernaan, namun enzim yang dikeluarkan oleh mikroorganisme selama fermentasi juga sangat penting dalam proses hidrolisis makromolekul yang terkandung dalam ikan. Dengan demikian, selain indigenus enzim, mikroorganisme juga sangat berperan dalam hidrolisis dan pembentukan komponen flavor produk.
Hasil fermentasi direbus selama 2 jam selanjutnya didinginkan dan disaring atau didekantasi. Cairan hasil penyaringan kemudian dibotolkan. Selama proses fermentasi terjadi peningkatan proporsi senyawa amino di dalam produk, sebaliknya terjadi penurunan proporsi N-protein, polipeptida, dan N-volatil (Tabel 1). Kondisi ini menunjukkan terjadinya hidrolisis protein atau polipeptida menjadi asam-asam amino maupun peptida rantai pendek yang memberikan kontribusi pada terbentuknya flavor dari produk akhir. Selain itu, selama fermentasi juga terjadi penghambatan terhadap kelompok bakteri coliform dan bakteri penghpenghasil histamine, sehingga pembentukkan histamine selama fermentasi dapat ditekan. Kemampuan aktivitas penghambatan bakteri asam laktat terhadap bakteri patogen, pembusuk dan penghasil histamin ini berpotensi untuk digunakan memperpanjang masa simpan daging segar.