Menurut ilmu biokimia, fermentasi adalag perubahan kimia yang terjadi pada bahan
organik (bahan pangan) oleh enzim. Enzim tersebut dapat dihasilkan oleh mikroba atau
oleh enzim yang ada pada bahan pangan tersebut. Sedangkan menurut ilmu teknologi
pangan, fermentasi dapat diartikan sebagai suatu proses pengawetan bahan pangan karena
beberapa jenis fermentasi akan memproduksi alkohol dan asam yang dapat menghambat
pertumbuhan beberapa jenis mikroba kontaminan (pencemar).
1. Fermentasi dengan bakteri
Fermentasi menggunakan bakteri dapat berlangsung secara spontan, misalnya dalam
fermentasi sayur asin dan acar, atau dengan cara menambahkan kultur murni bakteri,
misalnya dalam fermentasi yoghurt, nata de coco, nata de soya, dan keju.
Prinsip fermentasi dengan bakteri
Bakteri merupakan mikroba yang sangat penting dalam industri pengolahan hasil
pertanian. Proses fermentasi dengan bakteri dapat berlangsung secara spontan, artinya
dalam proses tersebut tidak memerlukan penambahan kultur murni bakteri, tetapi bakteri
yang diharapkan dapat melakukan aktivitas fermentasi, secara alami sudah ada pada bahan
atau lingkungan sekitar.
Pada prinsipnya, semua proses fermentasi dengan bakteri adalah sama, yaitu proses
perubahan atau peruraian kimia yang terjadi pada bahan. Setiap jenis bakteri hanya dapat
tumbuh pada media (bahan) tertentu saja dan hasil fermentasinya juga tertentu (spesifik).
Pada tabel berikut disajikan hubungan antara bahan dasar, bakteri yang berperan, hasil
fermentasi, dan perubahan yang terjadi.
Tabel 2.4 hubungan antara bahan dasar, bakteri yang berperan, hasil fermentasi, dan
perubahan yang terjadi