Anda di halaman 1dari 2

DISPLASIA BRONKOPULMONER

1. Definisi
Adalah cedera pada paru-paru akibat terapi oksigen dengan konsentrasi tinggi
dan pemakaian ventilator. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada bayi prematur.
Displasia Bronkopulmuner adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan adanya
peradangan dan jaringan parut pada paru-paru yang disebabkan oleh kebutuhan akan
oksigen dengan kadar tinggi untuk jangka panjang atau penggunaan alat bantu
pernafasan pada bayi-bayi prematur yang kurang dari 34 minggu masa kehamilan.
Bayi-bayi ini memiliki paru-paru yang belum matang sehingga menyebabkan mereka
tidak bernafas dengan baik dengan kemampuannya sendiri dan sangat rentan terhadap
terjadinya sindrom gagal nafas. Oleh karena itu, bayi-bayi tersebut memerlukan
ventilator untuk menghantarkan oksigen.
BPD didiagnosis pada bayi yang masih memerlukan oksigen tambahan dan
menunjukkan gangguan pernafasan yang menetap setelah berumur lebih dari 28 hari.
Bayi-bayi ini memiliki resiko yang tinggi untuk terjadinya komplikasi yang dapat menjadi
fatal sewaktu terjadinya infeksi paru. Bayi-bayi dengan BPD dapat dirawat di Rumah
Sakit dengan terapi oksigen, yang akan dikurangi secara perlahan dan secepatnya
dilepas ketika ketika mereka cukup mampu untuk bernafas sendiri dengan baik. Proses
penyembuhan berlangsung lambat dan bayi mungkin memerlukan tambahan oksigen
sampai akhir tahun pertama kehidupannya tanpa gangguan pernafasan yang menetap
dan selanjutnya dapat menjalankan aktifitas normalnya.

2. Penyebab
Displasia bronkopulmoner terjadi pada bayi yang mendapat ventilator dan terapi
oksigen konsentrasi tinggi dalam jangka panjang. Pemberian terapi oksigen konsentrasi
tinggi ini sebenarnya bertujuan untuk mengobati sindrom gawat pernafasan pada bayi
baru lahir. Cedera paru-paru ini bisa disebabkan oleh meningkatnya tekanan dalam
paru-paru karena ventilator mekanik atau karena keracunan oksigen yang terjadi akibat
paparan oksigen dalam konsentrasi tinggi dan jangka panjang.

3. Gejala
a. Nafas cepat
b. Warna kulit kebiruan
c. Sesak nafas

4. Penanganan
Bayi dengan kegawatan pernafasan harus dirawat inap di Rumah Sakit, tetapi
yang diindikasikan hanya pengobatan suportif. Penderita biasanya ditempatkan dalam
lingkungan udara yang sejuk dengan oksigen yang dilembabkan untuk menyembuhkan
hipoksemia dan mengurangi kehilangan air insensible akibat takipnea, pengobatan ini
mengurangi dispnea dan sianosis serta menghilangkan kecemasan dan kegelisahan.
Bila memungkinkan, sedatif harus dihindari karena berpotensi menimbulkan depresi
pernafasan. Bayi biasanya lebih enak posisi tidurnya ditinggikan dengan sudut 30-40
0
atau dengan kepala sampai dada yang sedikit ditinggikan sehingga leher agak ekstensi.
Ventilator biasanya diperlukan untuk memberikan tekanan pada paru-paru agar
jaringan paru mengembang dan memberi oksigen tambahan. Jika bayi sudah dapat
menyesuaikan diri, maka tekanan dan konsentrasi oksigen akan dikurangi secara
bertahap. Bayi bisa saja meninggal.
Pada bayi yang selamat, gangguan pernafasan akan hilang perlahan. Meski
demikian, pada tahun-tahun pertama, bayi tersebut memiliki risiko tinggi terkena
pneumonia. Pencegahan Untuk mencegah terjadinya displasia bronkopulmoner,
sebaiknya alat bantu pernafasan dilepaskan secepat mungkin atau pemakaiannya
dipersingkat.

Anda mungkin juga menyukai