ABSTRAK
Patogenesis penyakit jantung dapat berlangsung sejak usia muda. Salah satu faktor
resiko yang berperan adalah obesitas. Obesitas yang dialami sejak anak-anak besar
kemungkinannya untuk menetap sampai dewasa. Oleh karena itu perlu dilakukan
usaha-usaha untuk mengurangi angka obesitas pada anak di Indonesia.
Metode penulisan yang digunakan adalah pengumpulan data tersier dari berbagai
jurnal ilmiah dan buku teks.
Faktor resiko di antaranya adalah gizi lebih, minimnya aktivitas fisik, sedentary
behavior, penyapihan terlalu dini, rendahnya pendidikan orangtua.
Untuk mencegah dapat dilakukan usaha seperti screening dan edukasi di tingkat
pelayanan kesehatan primer, dan penyuluhan di sekolah.
Selain itu perlu ditingkatkan pengetahuan tenaga medis dan calon tenaga medis
mengenai obesitas, penyakit jantung dan resikonya.
DAFTAR ISI
BAB I
1.1 Latar Belakang.................................5
1.2 Identifikasi Masalah.5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian6
BAB II
2.1 Obesitas............................7
2.2 Penyebab Obesitas Pada Anak.8
2.3 Dampak Obesitas Terhadap Kesehatan Anak..9
2.4 Dampak Obesitas terhadap Kesehatan Kardiovaskular.10
BAB III
3.1 Metode Penulisan...12
BAB IV
4.1 Analisis..13
4.2 Sintesis...17
BAB V
5.1 Kesimpulan19
5.2 Saran..19
BAB I
PENDAHULUAN
yang dikonsumsi, kurangnya aktivitas fisik akibat kebiasaan menonton TV, lebih
memilih memainkan permainan elektronik daripada olahraga juga merupakan
penyebab obesitas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Obesitas
Obesitas adalah penumpukan adipose yang berlebihan pada jaringan. 5) Ada
berbagai macam cara untuk menentukan obesitas, salah satu cara yang lazim
digunakan sejak lama adalah dengan pengukuran indeks masa tubuh (Body mass
index/BMI) dengan cara membagi berat badan dalam satuan kilogram dengan tinggi
tubuh dalam satuan meter yang dikuadratkan. Tetapi cara pengukuran ini dirasa
memiliki kelemahan karena akan menghasilkan skor yang lebih tinggi pada orang
dengan massa otot yang lebih besar, misalnya pada atlet. Sementara, definisi obesitas
adalah penumpukan adipose. Oleh karena itu Bergman, et al (2011) mengusulkan
cara perhitungan baru yaitu Body Adiposity Index (BAI) dengan rumus sebagai
berikut:
Cara ini dianggap lebih akurat dalam menentukan obesitas karena melibatkan
lingkar pinggang dan tidak memasukkan berat badan dalam perhitungannya, sehingga
lebih mampu untuk merefleksikan jumlah adipose tubuh seseorang dalam persen. 6)
Namun karena cara perhitungan yang lebih rumit, BAI belum digunakan secara luas
dan sebagian besar data-data yang ada masih menggunakan BMI. Di Asia Pasifik,
Selain BMI, membandingkan BB/TB juga dilakukan untuk menentukan obesitas.
10
11
BAB III
METODE PENULISAN
12
BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS
4.1 Analisis
Obesitas disebabkan oleh banyak faktor, seperti yang telah diuraikan dalam
tinjauan pustaka, yaitu faktor nutrisi, minim aktivitas fisik dan sedentary behavior,
tingkat pendidikan orangtua dan pemberian susu formula secara dini.
4.1.1 Pola Makan dan Pengetahuan Orangtua Tentang Nutrisi
Sebagai Masalah
Faktor nutrisi diketahui berperan banyak dalam obesitas. Pada
penelitian yang dilakukan Yussac, et al terhadap 71 anak TK di Jakarta
Timur didapatkan bahwa pada anak yang obesitas, angka kecukupan
protein dan lemak melebihi nilai Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang
seharusnya, dan angka kecukupan karbohidrat dan kalori dibawah dari
AKG yang seharusnya.15) Pada anak-anak yang menderita obesitas
didapatkan bahwa mereka mengkonsumsi lemak melebihi 20% dan
protein melebihi 8%.
Dalam hal pemilihan makanan, tingkat pendidikan orangtua turut
berperan. Orangtua dengan pendidikan tinggi mengetahui tentang
nutrisi yang baik pada anak lebih banyak dibandingkan orangtua
dengan pendidikan rendah. Selain itu yang juga menjadi masalah
adalah adanya anggapan bahwa anak yang gemuk identik dengan sehat
dan lucu, sehingga orangtua cenderung membuat anaknya menjadi
gemuk. Jika anggapan ini tidak dikoreksi, tentu sulit untuk mencegah
obesitas pada anak.
13
4.1
14
15
Pada studi yang dilakukan oleh Yulian, et al. pada anak-anak SD usia
10-12 tahun di Yogyakarta, durasi memainkan PlayStation
berpengaruh terhadap peningkatan resiko obesitas.16)
Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa anak dengan
aktivitas rendah memiliki resiko obesitas lebih besar dibandingkan
dengan anak dengan aktivitas tinggi (dalam hal ini adalah anak yang
aktif berolahraga seperti basket, sepakbola, bersepeda dan lari).
Demikian pula anak yang bermain PlayStation lebih dari dua jam
setiap harinya akan meningkatkan resiko obesitas dibandingkan
dengan bermain PlayStation kurang dari dua jam perhari. Hal ini
berlaku sama dengan resiko memainkan permainan elektronik lainnya,
kecuali Nintendo Wii yang membutuhkan gerakan-gerakan aktif dari
pemainnya untuk bisa memainkannya.
16
cepat
ibu
menyapih
bayinya,
akan
semakin
besar
17
4.2 Sintesis
4.2.1 Screening Melalui Pengukuran BAI, BMI, BB/TB
dan
18
Pengubahan citra bahwa anak gemuk adalah anak yang sehat juga
perlu dilakukan. Di Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit sebaiknya
tidak memasang gambar anak-anak bertubuh gemuk sebagai model
dalam poster-poster penyuluhan dan sebagainya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Obesitas merupakan suatu masalah di Indonesia. Obesitas pada anak berhubungan
dengan resiko seseorang menderita penyakit jantung di kemudian hari, karena
umumnya obesitas pada anak berlangsung menetap.
19
5.2 Saran
Pengetahuan mengenai obesitas, penyakit jantung serta resikonya dan cara
mencegah perlu diketahui sejak awal oleh tenaga medis di tingkat pelayanan primer
sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan, dan perlu ditanamkan sejak masih dalam
tahap pendidikan (mahasiswa).
REFERENSI
20
4. Matthews VL, Wien M, Sabate J. The Risk of Child and Adolescent Overweight
is Related to Types of Food Consumed. Nutrition Journal. 2011;10;71
5. Flier JS, Maratos-Flier E. Biology of Obesity. Harrisons Principles of Internal
Medicine. In: Fauci, Braunwald, Kasper, Hauser, Longo, Jameson, editors. 17 th
ed. Philadephia: McGraw-Hill Companies. 2008; p 462.
6. Bergman NR, Stefanovski D, Buchanan TA, Sumner AE, Reynolds JC. A Better
Index of Obesity. Obesity. 2011;19 5;10831089.
7. Must A, Tybor DJ. Physical Activity and Sedentary Behavior: A Review of
Longitudinal Studies of Weight and Adiposity in Youth. Int J Obes (Lond)
2005;29, S84S96.
8. Koletzko B, von Kries R, Monasterolo RC, Subias JE, Scaglioni S, Giovannini
M, et al. Can Infant Feeding Choices Modulate Later Obesity Risk? Am J Clin
Nutr 2009;89(suppl):1502S8S.
9. Marcovecchio ML, Mohn A, Chiarelli F. Obesity and Insulin Resistance in
Children. J Pediatr Gastroenterol Nutr. 2011;51;149-150
10. Weiss Rm Kaufman FR. Metabolic Complications of Childhood Obesity.
American Diabetes Association. 2008;S310-316
11. Raghuveer G. Lifetime cardiovascular risk of childhood obesity. Am J Clin Nutr
2010;91(suppl):1514S9S.
12. Himah R, Prawirohartono EP, Julia M. Association between obesity and lipid
profile in children 10-12 years of age. Paediatr Indones 2008;48:257-60
13. Bonetti PO, Lerman LO, Lerman A. Endothelial Dysfunction: A Marker of
Atherosclerotic Risk. Arterioscler Thromb Vasc Biol. 2003;23:168-175.
14. Nova R, Madiyono B, Sastroasmoro S, Sjarif DR. The impact of obesity on left
ventricular systolic function in children. Paediatr Indones 2005;45:171-176
15. Yussac MAA, Cahyadi A, Putri AC, Dewi AS, Khomaini A, Bardasono S, et al.
Prevalensi Obesitas Pada Anak Usia 4-6 Tahun dan Hubungannya Dengan Asupan
Pola Makan. Maj Kedokt Indon. 2007;57;2
16. Yulian E, Paryanto E, Hapsara S. The Duration of Playing PlayStation as a risk
factor of Obesity in School Age Children in Yogyakarta. Paediatr Indones
2008;48:15-17
21