PEMBAHASAN
IV.1
Bagian Keuangan RS Tria Dipa, diperoleh informasi bahwa RS Tria Dipa menetapkan
perhitungan tarif rawat inap berdasarkan perhitungan metode konvensional untuk
menghitung unit cost. Perhitungan dengan menggunakan dengan metode konvensional
tersebut dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya tetap yang telah dibagi per alokasi,
ditambah dengan biaya variabel yang telah dibagi per alokasi, dan ditambah dengan
biaya semi variabel yang telah dibagi per alokasi. Setelah ketiga jenis biaya tersebut
dijumlahkan maka akan ditemukan total biaya.
Setelah ditemukan total biaya dari perhitungan diatas, RS Tria Dipa menetapkan
jumlah margin yang diinginkan bagi setiap kamarnya. Keuntungan yang diinginkan oleh
RS Tria Dipa untuk setiap kamarnya berbeda. Besarnya keuntungan yang diinginkan
untuk kamar VIP adalah sebesar 40%, kelas I sebesar 40%, kelas II sebesar 15%, dan
kelas III sebesar 10%.
Tarif rawat inap yang ditetapkan oleh RS Tria Dipa adalah untuk kamar kelas
VIP sebesar Rp.600.000, kamar kelas I sebesar Rp.400.000, kamar kelas II sebesar
Rp.300.000, dan kamar kelas III sebesar Rp.100.000.
49
50
IV.2
activity based costing, kita terlebih dahulu mencari data-data yang menunjang activity
based costing. Untuk langkah pertama, kita memerlukan data mengenai lama pasien
rawat inap dan juga data jumlah pasien rawat inap pada RS Tria Dipa sebagai alokasi
untuk perhitungan nantinya.
Berikut ini adalah tabel mengenai data lama hari pasien menginap dan jumlah
pasien rawat inap selama setahun pada tahun 2010:
Tabel 4.1
Data Lama Pasien Menginap RS Tria Dipa
Tahun 2010 (dalam Hari)
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
VIP
232
200
229
223
206
217
215
206
174
196
196
193
2487
Kelas I
248
245
270
252
201
241
232
172
179
152
134
179
2505
Kelas II
259
269
278
253
214
234
266
240
176
210
196
239
2834
Kelas III
515
528
534
513
556
560
555
440
320
440
325
388
5674
51
Sedangkan berikut ini adalah data jumlah pasien rawat inap setiap kelas kamar
dalam setahun untuk tahun 2010 :
Tabel 4.2
Data Jumlah Pasien Rawat Inap RS Tria Dipa
Tahun 2010
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
VIP
39
38
34
37
46
54
41
43
44
48
48
60
532
Kelas I
74
41
88
72
58
59
67
39
30
45
46
39
658
Kelas II
61
63
67
48
52
45
64
66
54
47
57
50
674
Kelas III
170
170
175
165
167
171
208
126
125
146
130
142
1895
IV.3
52
yang dilakukan, penulis mendapatkan beberapa aktivitas yang terjadi pada fasilitas
rawat inap, aktivitas-aktivitas tersebut adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas administrasi pendaftaran umum.
Aktivitas ini merupakan aktivitas yang paling pertama dilakukan pasien
ketika datang ke rumah sakit. Pasien harus melakukan pendaftaran terlebih
dahulu agar pasien mendapatkan kartu identitas pasien. Setelah pasien
mendapatkan kartu identitas, pasien dapat memilih berbagai pelayanan jasa
yang disediakan oleh rumah sakit. Lokasi administrasi pendaftaran umum
terletak tidak jauh dari pintu masuk utama rumah sakit.
2. Aktivitas administrasi rawat inap.
Aktivitas administrasi rawat inap merupakan langkah selanjutnya apabila
pasien membutuhkan jasa rawat inap. Setelah ditentukan bahwa pasien
harus dirawat inap, maka pasien menuju ke administrasi rawat inap RS Tria
Dipa yang berada di lantai 4. Pada aktivitas ini pasien akan memilih kelas
kamar yang diinginkan. Untuk mempercepat proses pendaftaran, pasien
harus memiliki persyaratan yaitu surat pengantar atau rujukan dari dokter
yang akan merawat, kartu identitas pasien, surat jaminan perusahaan atau
kartu peserta asuransi, dan menyiapkan uang muka sesuai dengan kelas
kamar rawat inap yang dipilih pasien.
3. Aktivitas kunjungan dokter.
Aktivitas kunjungan dokter merupakan aktivitas yang dilakukan setelah
pasien memasuki kamar rawat inap dan dilakukan oleh para dokter untuk
53
54
IV.3.2 Menelusuri Biaya Overhead Secara Langsung ke Aktivitas dan Objek Biaya
Setelah mengetahui berbagai macam aktivitas yang terjadi pada fasilitas rawat
inap, langkah selanjutnya adalah menelusuri dan mengidentifikasi biaya overhead yang
terjadi karena adanya pengkonsumsian sumber daya saat melakukan berbagai aktivitas
tersebut.
1) Aktivitas administrasi pendaftaran umum.
Terdapat beberapa biaya yang terjadi pada aktivitas ini, beberapa jenis biaya
tersebut adalah sebagai berikut:
55
b. Biaya peralatan tulis. Biaya pembelian yang terjadi untuk peralatan tulis
yang terjadi pada aktivitas pendaftaran umum dalam setahun
diperkirakan sebesar Rp.3.000.000.
c. Biaya telepon. Pada aktivitas administrasi pendaftaran umum
diperlukan alat telepon untuk berbagai keperluan komunikasi
administrasi rumah sakit. Untuk biaya telepon pada administrasi
pendaftaran
umum
selama
tahun
2010
diperkirakan
sebesar
Rp.4.562.500.
56
pendaftaran
adalah
Rp.275.201.860
(Rp.264.000.000
59
setiap kamarnya, karena kwh akan digunakan sebagai alokasi pada perhitungan
nantinya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh penulis, didapat
perkiraan kwh untuk setiap tahunnya pada masing-masing kamar. Untuk setiap
kamar VIP besarnya kwh untuk setahun adalah 17880, untuk kelas I sebesar
15.480, kelas II sebesar 14.880, dan untuk kelas III sebesar 3.840.
Langkah selanjutnya adalah menelusuri biaya overhead yang terjadi pada
masing-masing kelas kamar rawat inap.
a. Aktivitas penginapan kamar VIP
Beberapa biaya yang terdapat di dalam kamar kelas VIP adalah sebagai
berikut:
1. Biaya listrik. Biaya listrik yang dibebankan pada kamar rawat inap
kelas VIP untuk tahun 2010 diperkirakan sebesar Rp.40.000 per
harinya. Sehingga biaya listrik untuk kamar kelas VIP selama
setahunnya adalah sebesar Rp.40.000 x 365 = Rp.14.600.000.
2. Biaya air. Biaya air yang dibebankan pada kamar rawat inap kelas VIP
untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp.5.000 per harinya. Sehingga
biaya air untuk kamar kelas VIP selama setahunnya adalah sebesar
Rp.5.000 x 365 = Rp.1.825.000.
3. Biaya telepon. Biaya telepon yang dibebankan pada kamar rawat inap
kelas VIP untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp.25.000 per harinya.
Sehingga biaya telepon untuk kamar kelas VIP selama setahunnya
adalah sebesar Rp.20.000 x 365 = Rp.7.300.000.
60
Berdasarkan perhitungan data dan biaya di atas, maka total biaya yang
dikeluarkan oleh RS Tria Dipa untuk kamar rawat inap kelas VIP selama
tahun 2010 adalah sebesar Rp.23.725.000 ( Rp.14.600.000 + Rp.1.825.000
+ Rp.7.300.000 ).
63
64
Tabel 4.6
Biaya Bahan Makanan RS Tria Dipa
Tahun 2010
Kelas Kamar
VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Total
65
7.)
Aktivitas laundry.
66
Biaya perlengkapan
untuk
perawatan
dan
kebersihan kamar yang terdiri dari sapu, kain lap, alat pel, sikat, pewangi
ruangan, kamper, dan lain-lain adalah sebesar Rp.500.000 per bulannya.
67
Bangunan
Kamar VIP
Kamar kelas I
Kamar kelas II
Kamar kelas III
Gedung rumah sakit lt 1
Gedung rumah sakit lt 2
Gedung rumah sakit lt 3
Gedung rumah sakit lt 4
Total Luas Gedung
68
masing-masing,
dengan
memperhatikan
aktivitas-aktivitas
yang
mempunyai hubungan yang dekat dalam satu tingkatan level. Tingkatan aktivitas yang
terdapat dalam RS Tria Dipa adalah sebagai berikut:
1.
69
inap menjadi biaya utilities, biaya peralatan sekali habis pakai, dan biaya
pada aktivitas konsumsi.
2.
3.
4.
5.
70
2.
3.
4.
Elemen Biaya
Jumlah
Direct cost
Biaya gaji dokter tetap
Biaya gaji perawat
Rp
Rp
120.000.000
604.279.296
Rp
Rp
Rp
Rp
102.000.000
65.700.000
21.900.000
714.357.520
Rp
Rp
Rp
275.201.860
82.800.000
144.465.000
Rp
464.700.000
Total
Rp
2.595.403.676
72
Tabel 4.10
Pengelompokkan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver
Tahun 2010
No.
1.
2.
a.
b.
c.
d.
Aktivitas
Direct cost
Biaya gaji dokter tetap
Biaya gaji perawat
Unit level activity
Biaya honor dokter
VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Biaya utilities kamar (Listrik, air, telepon)
VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Biaya peralatan habis sekali pakai
VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Biaya konsumsi
VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Driver
Cost Driver
13500
2487
2505
2834
5674
52080
17880
15480
14880
3840
13500
2487
2505
2834
5674
13500
2487
2505
2834
5674
Jumlah
Rp
Rp
120.000.000
604.279.296
Rp
102.000.000
Rp
65.700.000
Rp
21.900.000
Rp
714.357.520
73
3.
a.
b.
c.
4.
a.
Jumlah pasien
Jumlah pasien
Jumlah pasien
Jumlah pasien
Jumlah pasien
Luas lantai
Luas lantai
Luas lantai
Luas lantai
Luas lantai
Lama hari rawat inap
Lama hari rawat inap
Lama hari rawat inap
Lama hari rawat inap
Lama hari rawat inap
3759 Rp
532
658
674
1895
632,5 Rp
156
156
117
203,50
13500 Rp
2487
2505
2834
5674
Luas bangunan
Luas bangunan
Luas bangunan
Luas bangunan
Luas bangunan
3172 Rp
156
156
117
203,50
275.201.860
82.800.000
144.465.000
464.700.000
Berikut ini adalah perhitungan tarif cost driver per unit dalam menentukan tarif
rawat inap dengan menggunakan metode activity based costing untuk unit level activity:
74
Tabel 4.11
Tarif Unit Level Activity per unit
No. Aktivitas
Unit level activity
a.
Biaya honor dokter
VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
b.
Biaya utilities kamar (Listrik, air, telepon)
VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
c.
Biaya peralatan habis sekali pakai
VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
d.
Biaya konsumsi
VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Jumlah
Cost Driver
Rp 102.000.000
Rp
65.700.000
Rp
21.900.000
Rp 714.357.520
13500
2487
2505
2834
5674
52080
17880
15480
14880
14880
13500
2487
2505
2834
5674
13500
2487
2505
2834
5674
Tarif/unit
Rp
7.556
Rp
1.262
Rp
1.622
Rp
52.915
Berdasarkan perhitungan diatas, didapat tarif per unit untuk biaya honor dokter
sebesar Rp.7.556, biaya utilities kamar sebesar Rp.1.262, biaya peralatan habis sekali
pakai sebesar Rp.1.622, dan biaya konsumsi pasien sebesar Rp.52.915.
75
Tabel 4.12
Tarif Batch Level Activity per unit
No. Aktivitas
Batch level activity
a.
Biaya administrasi
VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
b.
Biaya kebersihan
VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
c.
Biaya laundry
VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Jumlah
Cost Driver
Rp 275.201.860
Rp
Tarif/unit
3759 Rp 73.211
532
658
674
1895
632,5 Rp 130.909
156
156
117
203,50
13500 Rp 10.701
2487
2505
2834
5674
82.800.000
Rp 144.465.000
Berdasarkan perhitungan diatas, didapat tarif per unit untuk biaya administrasi
sebesar Rp.73.211, biaya kebersihan per unit kamar sebesar Rp.130.909, dan biaya
laundry per unit sebesar Rp.10.701.
Tabel 4.13
Tarif Organiziation Sustaining Activity per unit
No. Aktivitas
Organization sustaining activity
a.
Biaya pemeliharaan bangunan
VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Jumlah
Rp 464.700.000
Cost Driver
Tarif/unit
3172 Rp 146.501
156
156
117
203,50
Pada kasus berikut, perhitungan yang dilakukan adalah dengan cara mengalikan
tarif cost driver per unit dengan jumlah cost driver yang terjadi pada masing-masing
kelas kamar rawat inap. Setelah ditemukan jumlah cost driver, maka cost driver pada
setiap aktivitas atau biaya yang terjadi dijumlahkan, sehingga dapat diketahui total biaya
kamar rawat inap. Kemudian total biaya kamar rawat inap dibagi dengan lama hari
pasien menginap, sehingga diketahui biaya rawat inap per harinya.
Berikut ini adalah tabel perhitungan total biaya per unit untuk setiap kelas kamar
rawat inap yaitu berupa kamar kelas VIP, kamar kelas I, kamar kelas II, serta kamar
kelas III yang terdapat di RS Tria Dipa dengan menggunakan metode activity based
costing:
77
Tabel 4.14
Tarif Rawat Inap Kamar Kelas VIP
No.
A
1.
2.
B
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Aktivitas
VIP
Tarif Cost Driver
Direct cost :
Biaya dokter tetap
Biaya perawat
Overhead Cost :
Biaya honor dokter
Rp
Biaya utilities kamar (Listrik, air, telepon)
Rp
Biaya peralatan habis sekali pakai
Rp
Biaya konsumsi
Rp
Biaya administrasi
Rp
Biaya kebersihan
Rp
Biaya laundry
Rp
Biaya pemeliharaan bangunan
Rp
Total Biaya Kamar VIP
Lama Hari Pasien Menginap
Tarif Rawat Inap
7.556
1.262
1.622
52.915
73.211
130.909
10.701
146.501
Cost Driver
2487
17880
2487
2487
532
156
2487
156
Jumlah
Rp
Rp
48.000.000
241.711.718
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
18.790.667
22.555.991
4.034.467
131.600.530
38.948.494
20.421.818
26.613.663
22.854.098
575.531.446
2487
231.416
Rp
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, didapat total biaya untuk kamar
kelas VIP adalah sebesar Rp.575.531.446. Dengan alokasi berdasarkan lama hari pasien
menginap sebesar 2487 hari, maka tarif per hari kamar rawat inap untuk kelas VIP
sebesar Rp.231.416.
Untuk perhitungan direct cost, terdapat perlakuan subsidi silang untuk dapat
memeratakan biaya. Untuk kamar kelas VIP diberlakukan subsidi silang untuk direct
cost sebesar 40%. Sehingga biaya dokter tetap yang terdapat pada kelas VIP adalah
sebesar Rp.48.000.000 ( 40% x Rp.120.000.000 ). Selain itu terdapat gaji perawat
dengan kebijakan subsidi silang ini menjadi Rp.241.711.718 ( 40% x Rp.604.279.296 ).
78
Tabel 4.15
Tarif Rawat Inap Kamar Kelas I
No.
A
1.
2.
B
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kelas I
Tarif Cost Driver
Aktivitas
Direct cost :
Biaya dokter tetap
Biaya perawat
Overhead cost :
Biaya honor dokter
Rp
Biaya utilities kamar (Listrik, air, telepon)
Rp
Biaya peralatan habis sekali pakai
Rp
Biaya konsumsi
Rp
Biaya administrasi
Rp
Biaya kebersihan
Rp
Biaya laundry
Rp
Biaya pemeliharaan bangunan
Rp
Total Biaya Kamar Kelas I
Lama Hari Pasien Menginap
Tarif Rawat Inap
7.556
1.262
1.622
52.915
73.211
130.909
10.701
146.501
Cost Driver
2505
15480
2505
2505
658
156
2505
156
Jumlah
Rp
Rp
36.000.000
181.283.789
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
18.926.667
19.528.341
4.063.667
132.553.006
48.173.138
20.421.818
26.806.283
22.854.098
510.610.807
2505
203.837
Rp
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan di atas, didapat total biaya untuk
kamar kelas I adalah selama 1 tahun adalah sebesar Rp.510.610.807. Dengan alokasi
berdasarkan lama hari pasien menginap sebesar 2505 hari, maka tarif per hari kamar
rawat inap untuk kelas I sebesar Rp.203.837.
Untuk perhitungan direct cost kamar kelas I, diberlakukan subsidi silang sebesar
30%. Sehingga biaya dokter tetap yang terdapat pada kelas I adalah sebesar
Rp.36.000.000 ( 30% x Rp.120.000.000 ). Dan biaya gaji perawat dengan kebijakan
subsidi silang ini menjadi Rp.181.283.789 ( 30% x Rp.604.279.296 ).
79
Tabel 4.16
Tarif Rawat Inap Kamar Kelas II
No.
A
1.
2.
B
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kelas II
Tarif Cost Driver
Aktivitas
Direct cost :
Biaya Dokter Tetap
Biaya Perawat
Overhead cost :
Biaya honor dokter
Rp
Biaya utilities kamar (Listrik, air, telepon)
Rp
Biaya peralatan habis sekali pakai
Rp
Biaya konsumsi
Rp
Biaya administrasi
Rp
Biaya kebersihan
Rp
Biaya laundry
Rp
Biaya pemeliharaan bangunan
Rp
Total Biaya Kamar Kelas II
Lama Hari Pasien Menginap
Tarif Rawat Inap
7.556
1.262
1.622
52.915
73.211
130.909
10.701
146.501
Cost Driver
2834
14880
2834
2834
674
117
2834
117
Jumlah
Rp
Rp
30.000.000
151.069.824
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
21.412.444
18.771.429
4.597.378
149.962.164
49.344.521
15.316.364
30.326.949
17.140.574
487.941.646
2834
172.174
Rp
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan di atas, didapat total biaya untuk
kamar kelas II adalah selama 1 tahun adalah sebesar Rp.487.941.646. Dengan alokasi
berdasarkan lama hari pasien menginap sebesar 2834 hari, maka tarif per hari kamar
rawat inap untuk kelas II Rp.172.174.
Untuk perhitungan direct cost kamar kelas II, diberlakukan subsidi silang
sebesar 25%. Sehingga biaya dokter tetap yang terdapat pada kelas II adalah sebesar
Rp.30.000.000 ( 25% x Rp.120.000.000 ). Selain itu terdapat gaji perawat dengan
kebijakan subsidi silang ini menjadi Rp.151.069.824 ( 25% x Rp.604.279.296 ).
80
Tabel 4.17
Tarif Rawat Inap Kamar Kelas III
No.
A
1.
2.
B
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kelas III
Tarif Cost Driver
Aktivitas
Direct cost :
Biaya gaji dokter tetap
Biaya Perawat
Overhead cost :
Biaya honor dokter
Rp
Biaya utilities kamar (Listrik, air, telepon)
Rp
Biaya peralatan habis sekali pakai
Rp
Biaya konsumsi
Rp
Biaya administrasi
Rp
Biaya kebersihan
Rp
Biaya laundry
Rp
Biaya pemeliharaan bangunan
Rp
Total Biaya Kamar Kelas III
Lama Hari Pasien Menginap
Tarif Rawat Inap
7.556
1.262
1.622
52.915
73.211
130.909
10.701
146.501
Cost Driver
5674
14880
5674
5674
1895
203,50
5674
203,50
Jumlah
Rp
Rp
6.000.000
30.213.965
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
42.870.222
18.771.429
9.204.489
300.241.820
138.735.708
26.640.000
60.718.104
29.812.878
663.208.615
5674
116.886
Rp
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan di atas, didapat total biaya untuk
kamar kelas III adalah selama 1 tahun adalah sebesar Rp.663.208.615. Dengan alokasi
berdasarkan lama hari pasien menginap sebesar 5674 hari, maka tarif per hari kamar
rawat inap untuk kelas III sebesar Rp.116.886.
Untuk perhitungan direct cost kelas III, subsidi silang yang diberlakukan sebesar
5%. Sehingga biaya dokter tetap yang terdapat pada kelas II adalah sebesar
Rp.6.000.000 ( 5% x Rp.120.000.000 ). Selain itu terdapat gaji perawat dengan
kebijakan subsidi silang ini menjadi Rp.30.213.965 ( 5% x Rp.604.279.296 ).
81
IV.4
costing, maka ditemukan tarif per unit untuk masing-masing kamar. Berikut ini adalah
tabel perbandingan antara metode konvensional yang dilakukan oleh rumah sakit Tria
Dipa dengan metode activity based costing:
Tabel 4.18
Perbandingan Metode Konvensional dengan Metode ABC
Tipe Kamar
VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Metode Konvensional
Activity Based Costing
Selisih
Rp
224.312 Rp
231.416 Rp
Rp
179.312 Rp
203.837 Rp
Rp
155.665 Rp
172.174 Rp
Rp
123.165 Rp
116.886 Rp
7.104
24.525
16.509
(6.279)
Terdapat perbedaan antara biaya unit cost rawat inap rumah sakit yang
menggunakan metode konvensional dengan metode activity based costing. Kamar kelas
VIP, kelas I, dan kelas II dengan metode ABC memiliki biaya yang lebih besar
dibandingkan dengan metode konvensional, sedangkan untuk kamar kelas III memiliki
biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan metode konvensional.
Setelah menemukan perbandingan antara metode activity based costing dengan
metode konvensional, maka kita dapat membandingkan presentase margin antara kedua
metode tersebut. Berikut ini adalah tabel presentase margin untuk metode konvensional:
82
Tabel 4.19
Presentase Margin Metode Konvensional
Kelas Kamar
Tarif Rawat Inap
Biaya Rawat Inap
Margin
Presentase Margin
VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Rp 600.000 Rp 400.000 Rp 300.000 Rp 100.000
Rp 224.312 Rp 179.312 Rp 155.665 Rp 123.165
Rp 375.688 Rp 220.688 Rp 144.335 Rp (23.165)
63%
55%
48%
-23%
VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Rp 600.000 Rp 400.000 Rp 300.000 Rp 100.000
Rp 231.416 Rp 203.837 Rp 172.174 Rp 116.886
Rp 368.584 Rp 196.163 Rp 127.826 Rp (16.886)
61%
49%
43%
-17%
Berdasarkan metode activity based costing, hasil presentase margin untuk kamar
kelas VIP, kelas I, dan Kelas II ternyata memiliki presentase margin yang lebih kecil
dibandingkan dengan metode konvensional. Namun presentase kerugian untuk kelas III
lebih kecil dibandingkan dengan metode konvensional.
Perbedaan yang terjadi antara metode konvensional dengan metode activity
based costing adalah karena adanya perbedaan alokasi biaya overhead pada masing-
83
masing produk. Pada metode tradisional, biaya overhead yang terdapat pada setiap
produk hanya dibebankan pada beberapa cost driver saja. Sedangkan pada metode
activity based costing, biaya overhead yang dibebankan pada setiap produk dibebankan
kepada lebih dari satu cost driver, yaitu lama hari rawat inap, kwh, jumlah pasien, luas
lantai, dan luas bangunan. Sehingga metode activity based costing lebih tepat dalam
mengalokasikan biaya aktivitas ke dalam setiap kelas kamar berdasarkan konsumsi yang
terjadi pada setiap aktivitas.
Karena metode activity based costing lebih tepat dalam mengalokasikan biaya
aktivitas ke dalam kamar rawat inap, maka selama ini rumah sakit menghitung
presentase margin lebih tinggi dibandingkan dengan presentase yang sebenarnya. Oleh
karenanya, dengan menggunakan metode activity based costing, dapat ditemukan
presentase margin yang sebenarnya.
84