Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistitis merupakan penyakit yang perlu mendapat perhatian serius. Yang merupakan
salah satu penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK) yaitu adanya peradangan bacterial yang
berkembangbiak di saluran kemih disertai adanya kolonisasi mikroba di urin. Sedangkan
Sistitis sendiri merupakan peradangan pada kandung kemih itu sendiri tanpa disertai
radang bagian atas saluran kemih.
Infeksi kandung kemih umumnya terjadi pada wanita, terutama pada masa
reproduktif.Beberapa wanita menderita infeksi kandung kemih secara berulang.
Salah satu penyakit yang banyak dan sering menyerang kaum wanita, tapi tidak disadari
adalah Cystitis. Penyakit Cystitis, memang sifat dan gejalanya cenderung sebagai
gangguan yang biasanya tidak terlalu ditanggapi oleh penderitanya. Misalnya, penderita
akan sering ke belakang dan saat berkemih terasa perih. Selain itu, bagi yang telah
menikah akan terganggu saat melakukan hubungan intim.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana anatomi dan fisiologi vesika urinaria ?
1.2.2 Apa definisi Sistitis?
1.2.3 Apa etiologi Sistitis?
1.2.4 Bagaimana klasifikasiSistitis?
1.2.5 Bagaimana patofisiologis Sistitis?
1.2.6 Apa saja pemeriksaan diagnostik Sistitis?
1.2.7 Bagaimana penatalaksanaan Sistitis?
1.2.8 Apa komplikasi dari Sistitis?
1.2.9 Bagaimana Asuhan Keperawatan Sistitis?
1.3 Tujuan penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalahmemenuhi tugas Sistem
Perkemihan tentang Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Sistitis.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Untuk mengetahui definisi dari Infertilitas
1.3.2.2 Untuk mengetahui etiologi dari Infertilitas
1.3.2.3 Untuk mengetahui manifestasi klinis Infertilitas
1.3.2.4 Untuk mengetahui patofisiologi Infertilitas
Makalah Asuham Keperawatan pada pasien dengan Sistitis

1.3.2.5 Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik Infertilitas


1.3.2.6 Untuk mengetahui penatalaksanaan Infertilitas
1.3.2.7 Untuk mengetahui Askep pada pasien Infertilitas
1.4 Metode penulisan
Makalah ini disusun dengan melakukan studi pustaka dari berbagai referensi melalui
buku referensi dan internet.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari makalah ini adalah Bab I Pendahuluan, terdiri dari :
Latar belakang, Rumusan masalah, Tujuan penulisan, Metode penulisan dan Sistematika
penulisan. Bab II Pembahasan teori. Bab III Asuhan Keperawatan dan Bab IV penutup.

Makalah Asuham Keperawatan pada pasien dengan Sistitis

BAB II
PEMBAHASAN TEORI
2.1

Anatomi fisiologi Vesika Urinaria

Gambar 2.1 Anatomi Vesica Urinaria


Vesika urinaria adalah sebuah kantong yang dibentuk oleh jaringan ikat dan otot
polos.Vesika urinaria berfungsi untuk tempat penyimpanan urin. Apabila terisi sampai 200
300 cm3 maka akan timbul keinginan untuk miksi. Miksi adalah suatu proses yang dapat
dikendalikan, kecuali pada bayi dan anak-anak kecil merupakan suatu reflex.
Vesica Urinaria adalah suatu organ yang berfungsi untuk menampung urin.Pada laki
laki, organ ini terletak tepat dibelakang Symphisis Pubis dan didepan Rektum. Pada
perempuan, organ ini terletak agak dibawah uterus, di depan vagina. Saat kosong, berukuran
kecil seperti buah kenari, dan terletak di pelvis.Sedangkan saat penuh berisi urine, tingginya
dapat mencapai um bilicus dan berbentuk seperti buah pir.
Dinding Vesica Urinaria memiliki beberapa lapisan :
a. Serosa
Lapisan terluar, merupakan perpanjangan dari lapisanperitoneal, ronggaabdomino
pelvis.Hanya di bagian atas pelvis
b. Otot Detrusor
Lapisan tengah.Terdiri dari otot otot polos yangsaling membentuk sudut. Berperan
penting dalam proses urinasi
c. Submukosa
Makalah Asuham Keperawatan pada pasien dengan Sistitis

Lapisan jaringan ikat, menghubungkan antara lapisanotot Detrusor dengan lapisan


mukosa
d. Mukosa
Terdiri dari epitel epitel transisional. Membentuk lipatansaat dalam keadaan relaks,
dan akan memipih saat keadaan terisi penuh
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di
belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang
dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius
Bagian vesika urinaria terdiri dari :
a. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini
terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus
deferent, vesika seminalis dan prostate.
b. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
c. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis.
d. Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan
sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan
bagian dalam).
Vesica urinaria fungsinya untuk menampung urine yang telah dibentuk oleh ginjal, dalam
rangka untuk mengekskresikan sisa metabolisme hal ini sangat penting, karena sisa
metabolisme ini kemungkinan besar mengandung zat karsinogenik yang akan kontak dengan
mukosa vesica urinaria yang berupa epitel transisional sehingga bisa menyebabkan neoplasi.
Ditinjau dari fungsi vesika urinaria ini identik dengan rectum dalam sistem alimentary.
2.2

Definisi

Gambar 2.2 Sistitis


Cystitis merupakan peradangan pada kandung kemih (Medical Surgical Nursing,
2004)
Makalah Asuham Keperawatan pada pasien dengan Sistitis

Cystitis adalah keadaan klinis akibat berkembang biaknya mikroorganisme yang


menyebabkan inflamasi pada kandung kemih dan disebabkan oleh menyebarnya infeksi
dari uretra.Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urin dari uretra ke dalam kandung
kemih (refluks uretrovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter dan sistoskop.
Sistitis adalah inflamasi akut pada mukosa kandung kemih akibat infeksi oleh bakteri.
Sistitis merupakan inflamasi yang di sebabkan oleh penyebaran infeksi dari uretra (Nur
Salam, 2008)
2.3

Klasifikasi
Sistitis dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu;
a. Sistitis primer, merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang ini
dapat terjadi karena penyakit lain seperti batu pada kandung kemih, divertikel,
hipertropi prostat dan striktura uretra.
b. Sistitis sekunder, merupakan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari
penyakit primer misalnya uretritis dan prostatitis.

2.4

Etiologi
Pada umumnya disebabkan oleh basil gram negatif Escheriachia Coli yang dapat
menyebabkan kira-kira 90% infeksi akut pada penderita tanpa kelainan urologis :
a. Batang gram negatif lainnya termasuk proteus, klebsiella, enterobakter, serratea,
dan pseudomonas.
b. Organisme-organisme ini dapat dapat menjadi bertambah penting pada infeksiinfeksi rekuren dan infeksi-infeksi yang berhubungan langsung dengan manipulsi
urologis, kalkuli atau obstruksi.
c.

Pada wanita biasanya karena bakteri-bakteri daerah vagina kearah uretra atau dari
meatus terus naik kekandumg kemih dan mungkin pula karena renal infeksi tetapi
yang tersering disebabkan karena infeksi E.coli.

d. Pada pria biasanya sebagai akibat dari infeksi diginjal, prostat, atau oleh karena
adanya urine sisa(misalnya karena hipertropi prostat, striktura uretra, neurogenik
bladder) atau karena infeksi dari usus.
Jalur infeksi :

Makalah Asuham Keperawatan pada pasien dengan Sistitis

a.

Tersering dari uretra, uretra wanita lebih pendek membuat penyakit ini lebih
sering ditemukan pada wanita

b. Infeksi ginjal yang sering meradang, melalui urine dapat masuk kekandung kemih.
c. Penyebaran infeksi secara lokal dari organ lain dapat mengenai kandung kemih
misalnya appendisitis
d. Pada laki-laki prostat merupakan sumber infeksi.
2.5

Manifastasi Klinis
Menifestasi klinis dari sistitis menurut(NurSalam, Fransisca, 2008), antara lain:
1. Kemerahan pada kandung kemih
2. Edema pada kandung kemih
3. Kandung kemih hipersensitif jika berisi urine
4. Disuri
5. Eritema mukosa kandung kemih
6. Hematuria
7. Demam
8. Kondisi umum menurun
9. Bakteriuria (10.000/ml:infeksi)

2.6

Patofisiologi
Sistitis merupakan asending infection dari saluran perkemihan. Pada wanita biasanya
berupa sistitis akut karena jarak uretra karena jarak uretra dan vagina pendek, kelainal
periuretral, rektum (kontaminasi) feses, efek mekanik coitus, serta efek kambuhan
mikroorganisme gram negatif dari saluran vagina, defek terhadap mukosa uretra, vagina,
dan genital eksternal memungkinkan organisme masuk ke vesika urinaria. Infeksi terjadi
mendadak akibat E.coli pada tubuh pasien.
Bagian distal uretra biasanya dikolonisasi oleh bakteri setelah kolonisasi di vagina,
defek mukosa uretra, vagina, atau genetalia eksterna menyebabkan organisme melekat
dan berkolonisasi di suatu tempat diperiuretra dan masuk ke dalam kandung kemih.
Sistitis akut pada wanita biasanya disebabkan oleh Escherichia coli. Hubungan seksual
berkaitan dengan UTI, terutama pada wanita yang gagal berkemih setelah berhubungan
seksual. Berkemih dianggap dapat membersihkan bakteri dari kandung kemih. Infeksi
juga dapat berkaitan kotrasepsi spernis-diafragma karena jenis kontrasepsi ini dapat
menyebabkan obstruksi parsieluretra dan pengosongan kandung kemih yang tidak
Makalah Asuham Keperawatan pada pasien dengan Sistitis

lengkap. Selain itu kontrasepsi ini juga mengakibatkan perubahan pH dan flora normal
vagina.
Pada laki-laki abnormal sumbatan menyebabkan striktur dam hiperplasi prostatik.
Infeksi saluran kemih bagian atas penyebab penyakit kandung kemih kambuhan.
(NurSalam, Fransisca2008, hal : 112 )

Makalah Asuham Keperawatan pada pasien dengan Sistitis

PATHWAY SISTITIS
Refluk uretrovesikal, kontaminasi rektal,
pemakaian kateter
Kolonisasi bakteri
Penyebaran M.O ke kandung
kemih
sistitis

Respon inflamasi
Sel T helper rilis
Limfokin

Kontraksi berlebih otot


Bakteri menginvasi pemb.
dekstrusor VU
darah
Usaha eliminasi
Jaringan degeneratif Pemb. Darah mikro
M,O
rusak
hematuria
disuri
prostaglandin
Gg. pola eliminasi urin

Rangsangan sensorik

Ansietas

Nyeri persisten maupun


berkemih
Gg . rasa nyaman nyeri
Kurang pengetahuan

Kemotaksis
SDP
Diapedesis
SDP
Piuria
Kemotaksis makrofag dan
metrofil
Fagositosis M.O
pyrogenik
Ubah setpoint
hipotalamus
Suhu tubuh
meningkat
hipertermi

Makalah Asuham Keperawatan pada pasien dengan Sistitis

2.7

Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostic sistitis menurut NurSalam, Fransisca, 2008
1. Urea dipstick : darah (ada)
2. Mikroskopik : sel darah putih tanpa epitel (piuria)
3. Kultur urine : untuk menguji sensitivitas berbagai jenis antimikroba dan mengetahui
respon obat yang di sekresi di urine (konsentrasi meningkat).

2.8

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan menurut NurSalam, Fransisca, 2008
1. Uncomplicated sistitis : wanita harus diterapi antimikroba dosis tunggal atau
jangka pendek (1-3hari) sesuai hasil kultur. Obat pilihan yang sensitif terhadap
E.coli : nitrofurantoin, trimetramopin-sulfametoksaksol, atau ampisilin. Laki-laki
diterapi selama (7-10 hari) denagn antibiotik. Lakukan kultur untuk
meningkatkan efektivitas terapi. Awasi efek samping : mual, diare, kemerahan,
dan kandidiasis vagina.
2. Antikolinergik (propantheline bromide) untuk mencegah hiperirritabilitas
kandung kemih dan fennazopirridin hidroklorid sebagai anti septik saluran kemih

2.9

Komplikasi
Komplikasi menurut NurSalam, Fransisca, 2008
1. Pyelonefritis : infeksi pada medula dan korteks ginjal
2. Infeksi bakteri melalui darah melalui penyebarab hematogen.

Makalah Asuham Keperawatan pada pasien dengan Sistitis

BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1.

Pengkajian
1. Data demografi
Nama, jenis kelamin (perempuan 7x lebih sering dari pada laki-laki), umur
(usialanjut), status perkawinan (lebih banyak terjadi sudah menikah), suku bangsa
(suku pedalaman), pekerjaan (supir).
2. Riwayat kesehatan
Keluhan utama :
Pasien datang dengan keluhan utama nyeri dan terasa panas saat berkemih
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien mengalami sering berkemih, rasa panas dan nyeri saat bekemih, terasa nyeri
atau spasme pada area kandung kemih dan suprapubis.
Riwayat penyakit dahulu :
Pasien dengan sistitis sebelumnya pernah mengalami riwayat striktur ureter, infeksi
prostat, epididimitis atau batu kandung kemih, sedangkan pada pasien wanita
sebelumnya memiliki riwayat kontrasepsi spermisid-diafragma karena jenis
kontrasepsi ini dapat menyebabkan obstruksi parsial uretra dan pengosongan
kandung kemih yang tidak lengkap.
Riwayat penyakit keluarga :
Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
3. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan TTV
a. TD : normal 120/80mmhg
b. RR : Takipnea>18-20x/menit
c. N : Takikardia> 80-100x/menit
d. T: Hipertermi>36,5-37,5 C
Pemeriksaan Head to Toe
a. BB : menurun
b. Kulit : Hangat,turgor kulit kembali > 2 dtk.
c. Kepala, leher : Rambut tipis, mengkilat, wajah tampak pucat, tidak
d.
e.
f.
g.
h.

terdapat pembesaran kelenjar tiroid


Mata : amemis, tidak di sertai gangguan pengelihatan
Telinga : normal tidak ada gangguan
Hidung : normal tidak ada gangguan,pernafasan sepontan.
Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis
Paru-paru :

Makalah Asuham Keperawatan pada pasien dengan Sistitis

10

i.

j.

k.
l.

Inspeksi: terdapat tarikan intercostae,simetris,takhipnea.


Palpasi : vokal fremitus dada kanan dan kiri sama
Perkusi: Suara paru sonor pada semua lapang paru,
Auskultasi: suara nafas vesikuler
Jantung:
Inspeksi : tidak ada pembesaran
Palpasi : teraba ictus kordis,takikardi
Perkusi : bunyi jantung pekak
Auskultasi :tidak ada bunyi tambahan
Abdomen :
Inspeksi : tidak ada pembesaran
Auskultasi: bising usus normal (8-12x/menit)
Palpasi : distensi hipogastrik
Perkusi : timpani
Genetalia
Inspeksi : adanya kemerahan
Palpasi : nyeri
Ekstrimitas : intoleransi aktivitas, tangan kiri terpasang infus

Fungsional Gordon
1. Pengkajian fungsional Gordon
a) Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada
keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan
terdekat.
b) Pola nutrisi dan metabolik
Makan : Tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis, habis 3 sendok
disebabkan Mual muntah .
Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc
c) Pola eliminasi
BAK :Poliuria, hematuria, mengalami spasme berlebih pada kandung
kemih
BAB :normal
d) Pola aktivitas dan latihan
Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena pasien
lemah terkulai di atas tempat tidur, lelah ,malaise dan membutuhkan
bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan dasarnya,
e) Pola istirahat tidur
Pasien tidak bisa tidur dengan tenang karena merasa nyeri pada
kandung kemih.
f) Pola persepsi sensori dan kognitif

Makalah Asuham Keperawatan pada pasien dengan Sistitis

11

Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera


berobat
g) Pola hubungan dengan orang lain
Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tetapi akibat
kondisinya pasien malas untuk keluar dan memilih untuk istirahat.
h) Pola reproduksi / seksual
Penuruanan libido
i) Pola persepsi diri dan konsep diri
Pasien ingin cepat sembuh

dan tidak ingin mengalami penyakit

seperti ini lagi


j) Pola mekanisme koping
Pasien apabila merasakan tidak nyaman selalu memegangi daerah
kandung kemih nya
k) Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Pasien beragama islam dan yakin akan cepat sembuh menganggap ini
merupakan cobaan dari Allah SWT.

3.2.

Contoh Analisa Data


No Data
1
Ds : pasien mengatakan nyeri

Etiologi
Proses peradangan

saat berkemih

Problem
Gangguan rasa
nyaman nyeri

Do :
P : nyeri bertambah saat
berkemih
Q : nyeri tertusuk
R : regio hipogastrik
S : skala nyeri 7
T : nyeri persisten
Wajah tampak meringis
Tampak menahan sakit saat
berkemih.
Menarik nafas dalam

Makalah Asuham Keperawatan pada pasien dengan Sistitis

12

Leukositosis
Kriteria mayor :
Wajah tampak meringis
Skala nyeri: sedang
Kriteria minor :
Leukositosis

TTV
o TD

normal

120/80mmhg
o RR : Takipnea>1820x/menit
o N : Takikardia> 80100x/menit
T: Hipertermi>36,5-37,5 celcius

Kriteria mayor :

Adanya bakteri

Gangguan pola

Frekuensi kencing

pada kandung

eliminasi urin

menurun

kemih

(disuri)

Proses inflamasi

Peningkatan

Nyeri tekan pada


suprapubis

Kriteria minor :

Piuria

Osmolaritas urine yang


encer

Ds: pasien mengatakan susah


berkemih
Do:
Pasien nampak cemas
Frekuensi berkemih tiap -1/2
3

jam sekali
Ds : pasien mengatakan
badanya agak demam

suhu tubuh

Do :
KU lemas
Wajah tampak kemerahan
Makalah Asuham Keperawatan pada pasien dengan Sistitis

13

Diaforesis
Suhu > 36,5-37,5
Leukositosis >12.000

3.3.

Diagnosa keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses peradangan


2. Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan adanya bakteri pada kandung
kemih
3. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi
3.4.

Rencana Keperawatan
No Tujuan & kriteria

Intervensi

Rasional

Dx hasil
1
Setelah dilakukan

1. Kaji tingkat nyeri

1. Mengetahui

selama 2x24jam

2. Berikan

diharapkan nyeri

lingkungan yang

berkurang

tenang.

Kriteria hasil :
K : klien mengerti
penyebab nyeri

tingkat rasa nyeri


pada pasien.
2. Meringankan nyeri
dan memberikan

3. Ajarkan teknik

rasa nyaman

nafas dalam
4. Ajarkan teknik

3. Mampu

A : klien menghindari

pengurangan nyeri

mengurangi rasa

posisi badan yang

dengan teknik

nyeri yang ada

memicu nyeri

distraksi

P : klien mampu

TTD

4. Teknik distraksi

5. Kolaborasi

merupakan teknik

mendemonstrasikan

pemberian

pengalihan

teknik distraksi dan

analgetik sesuai

perhatian

relaksasi

indikasi

sehingga

P : skala nyeri

mengurangi

berkurang 0-3, TTV

emosional dan

dalam batas normal

kognitif
5. Obat analgetik,
memblok eksitasi
serabut saraf nyeri

Makalah Asuham Keperawatan pada pasien dengan Sistitis

14

Tujuan : setelah
dilakukan tindakan

1. Jalin hubungan

1. Meningkatkan

baik dengan klien

keperawatan selama

2. Kaji TTV

2x24jam diharapkan

3. Ukur

keefektifan
intervensi

dan

catat 2. Mengetahui

eliminasi urin kembali

urine setiap kali

keadaan umum

normal

berkemih

pasien

Kriteria hasil :

4. Anjurkan

untuk 3. mengetahui

K : klien mengetahui

berkemih setiap 2

adanya perubahan

penyebab disuri

3 jam

warna dan untuk

A : klien mau menjaga 5. Palpasi


kebersihan genital

kandung

mengetahui

kemih tiap 4 jam

eksterna dan perianal

6. Kolaborasi :

P : klien menjaga

Ambil

asupan cairan harian

kultur atau sensitivitas

urine

input/out put
4. Untuk mencegah

untuk

terjadinya
penumpukan urine

P : produksi urine

dalam

dalam batasan normal

urinaria.

(2,5-5ml/jam/BB)

vesika

5. Untuk mengetahui
adanya

distensi

kandung kemih.
6. menentukan
jumlah

bakteri

urine dan gejala


komplikasi
3

Kriteria mayor :

Takikardi

Suhu > 36,5-37,5


c

Kriteria minor :

Wajah tampak

1. Bina hubungan baik


dengan kli

2. Berikan kompres

hubungan yang
baik dapat

hangat dan ajarkan

meningkatkan

cara untuk memakai

kerjasama

handuk pada tubuh,


khususnya pada

kemerahan

aksila atau lipatan

Diaforesis

paha

Tujuan : setelah

1. Dengan

3. Anjurkan

Makalah Asuham Keperawatan pada pasien dengan Sistitis

dengan klien
sehingga
pengobatan dan
perawatan
mudah
15

dilakukan tindakan

memakai baju tipis

keperawatan selama

yang menyerap

1x24jam diharapkan

keringat

suhu tubuh kembali

dilaksanakan.
2. Pemberian
kompres hangat

4. Observasi tanda-

merangsang

normal

tanda vital

penurunan suhu

Kriteria hasil :

terutama suhu dan

tubuh.

K : pasien mengerti

denyut nadi

penyebab demam

3. Baju yang tipis


akan mudah untuk

5. Kolaborasi dengan

A : pasien mau

tim medis dalam

menyerap keringat

mendiskusikan bila

pemberian obat-

yang keluar

demam semakin tinggi

obatan terutama

P : klien mampu

anti piretik.,

tanda vital

melakukan teknik

antibiotika

merupakan

4. Observasi tanda-

kenyamanan terhadap

deteksi dini

suhu

untuk

tubuh dengan

mengetahui

nonfarmakologi

komplikasi yang

P : TTV dalam batas

terjadi sehingga

normal
TD : 120/80mmhg
RR : 18-20x/menit
N : 80-100x/menit
S: 36,5-37,5 celcius

cepat mengambil
tindakan
5. Pemberian obatobatan terutama
antibiotik akan
membunuh kuman
sehingga
mempercepat
proses
penyembuhan
sedangkan
antipiretik untuk
menurunkan suhu
tubuh.

Makalah Asuham Keperawatan pada pasien dengan Sistitis

16

3.5.

Contoh Implementasi
Hari/jam/

No

tgl
Rabu/09.3

dx
1,2

0/
3/09/12
09.35

Implementasi

Respon klien

Menjalin hubungan

Ds : klien membalas

baik dengan klien

sapaan perawat

Memerikan

Do : klien kooperatif
Ds : klien

lingkungan yang

mengungkapkan

tenang

kenyamanan

Ttd

Do : keluarga klien
09.40

2,3

Mengobservasi tanda-

kooperatif
Ds : klien menanyakan

tanda vital

apa yang perawat


lakukan
Do :
TD: 120/80mmhg
RR:>18-20x/m
N: >80-100x/m
S:>36,5-37,5 C

10.00

Mengkaji skala nyeri

Ds : klien
mengungkapkan sekala
nyeri berkurang
Do : skala nyeri 5, wajah

10.20

10.30
10.45

10.50

pasien rileks.
Ukur dan catat urine Ds : setiap kali berkemih

Do : klien koeperatif

Melakukan palpasi

Ds : -

3.

pada kandung kemih


Menganjurkan

Do : klien kooperatif
Ds : klien mengatakan

memakai baju tipis

iya

yang menyerap

Do : klien kooperatif

keringat
Mengajarkan teknik

Ds : klien

nafas dalam

mengungkapkan dapat

melakukan nafas dalam


Do : klien mampu
Makalah Asuham Keperawatan pada pasien dengan Sistitis

17

mendemonstrasikan
11.00

Mengajarkan teknik

tehnik nafas dalam


Ds : klien mengatakan

pengurangan nyeri

nyeri dapat berkurang

dengan teknik distraksi

Do : klien dapat
mendemonstrasikan

11.50

Memberikan kompres

tehnik distraksi
Ds : klien mengatakan

hangat dan ajarkan cara

mengerti tentang

untuk memakai handuk

tindakan yang dilakukan

pada tubuh, khususnya

perawat

pada aksila atau lipatan


paha

12.20

1,2,3 Berkolaborasi
pemberian analgetik,

Do : klien kooperatif
Ds : Do : klien kooperatif

antipiretik, sesuai
indikasi
Kloaborasi
laboratorium :
Tes urin

Hari /tgl
Rabu/03/09/1

No Dx
1.

Evaluasi
S : klien mengatakan nyeri berkurang

Ttd

O : Wajah tampak rileks


Klien dapat istirahat
skala nyeri berkurang 5, wajah pasien rileks.
A : tujuan tercapai sebagian

Rabu/03/09/1
2

2.

P : intervensi di lanjutkan
S : klien mengatakan bisa berkemih
O : urin normal (3 ml/jam/BB)
Klien tidak gelisah saat ingin berkemih
A : tujuan tercapai
P : intervensi dihentikan

Makalah Asuham Keperawatan pada pasien dengan Sistitis

18

Rabu/03/09/1
2

3.

S : klien mengatakan tubuhnya tidak panas


O : wajah tampak tenang
tidak ada diaforesis
TD : 120/80mmhg
RR : 20x/menit
N : 80x/menit
S: 370 C
A :tujuan tercapai
P : intervensi di hentikan

BAB IV
PENUTUP
4.1.

Kesimpulan
1. Cystitis merupakan peradangan pada kandung kemih (Medical Surgical Nursing,
2004)
2. Pada umumnya disebabkan oleh basil gram negatif Escheriachia Coli yang dapat
menyebabkan kira-kira 90% infeksi akut pada penderita tanpa kelainan urologis,
Sering terjadi pada wanita karena saluran uretranya lebih pendek dari laki-laki
menjadikan bakteri memudahkan untuk terjadinya infeksi.
3. Klasifikasi sistisis ada 2 yaitu primer dan sekunder.
4. Patofisiologi sistisis Sistitis merupakan asending infection dari saluran
perkemihan. Pada wanita biasanya berupa sistitis akut karena jarak uretra karena
jarak uretra dan vagina pendek, memungkinkan organisme masuk ke vesika
urinaria. Infeksi terjadi mendadak akibat E.coli pada tubuh pasien.Pada laki-laki
abnormal sumbatan menyebabkan striktur dam hiperplasi prostatik. Infeksi
saluran kemih bagian atas penyebab penyakit kandung kemih kambuhan.
5. Manifestasi klinis sistisis meliputi : Kemerahan pada kandung kemih, Edema pada
kandung kemih, Kandung kemih hipersensitif jika berisi urine, Sering berkemih,
Eritema mukosa kandung kemih, Hematuria, Demam, Mual, Muntah, Lemah ,
Kondisi umum menurun, Bakteriuria (10.000/ml:infeksi)

Makalah Asuham Keperawatan pada pasien dengan Sistitis

19

6. Pemeriksaan diagnostik sistisisUrea dipstick : darah (ada), sel darah putih:


nitrat:infeksi, Mikroskopik : sel darh putih tanpa epitel (piuria), Kultur urine :
untuk menguji sensitivitas berbagai jenis antimikroba dan mengetahui respon obat
yang di sekresimdi urine (konsentrasi meningkat).
7. penatalaksanaan sistis : Uncomplicated sistitis dan Antikolinergik (propantheline
bromide)
8. komplikasi sistisis adalah Pyelonefritis dan Infeksi bakteri melalui darah melalui
penyebarab hematogen
9. Asuhan

keperawatan

sistisis

meliputi

pengkajian,

diagnosa,

intervensi,

implementasi dan evaluasi

4.2.

Saran
4.2.1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam pembuatan
makalah agar dapat membuat makalah yang baik dan benar
4.2.2. Bagi Pendidikan
Bagi dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih baik dalam
pembuatan makalah selanjutnya.
4.2.3. Bagi Kesehatan
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk
mahasiswa keperawatan agar mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada
pasien Sistisis

Makalah Asuham Keperawatan pada pasien dengan Sistitis

20

Makalah Asuham Keperawatan pada pasien dengan Sistitis

21

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Volume 2 Edisi 8.
Jakarta. EGC.
Kowalak, Jenniver P. 2011. Buku Ajar Patofisiologi .Jakarta : EGC.
Mansjoer Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius.
Nursalam, & Fransisca. (2009). Asuhan Keperawatan pada pasien gangguan sistem
perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
Prince, Sylvia Anderson.Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinik Prosesproses Penyakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta : EGC.

Makalah Asuham Keperawatan pada pasien dengan Sistitis

22

Anda mungkin juga menyukai