Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN CYSTITIS

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keperawatan maternitas 2

DISUSUN OLEH

SGD 2 M

Ani Sumiati AK118015

Dea Yulianti AK118036

Desti Wulan S AK118045

Dinar Eka Putri Nendika AK118049

Tasya Kadzia N AK118185

SARJANA KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHKATI KENCANA

BANDUNG 2019/2020
ASUHAN KEPERAWATAN CYSTITIS

A. Pengertian

     Cystitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh infeksi
asenden dari uretra. Penyebab lainnya mungkin aliran balik urine dari uretra kedalam
kandung kemih. Kontaminasi fekal atau penggunaan kateter atau sistoskop. (Brunner &
Suddarth, 2002).

            Sistitis atau radang kandung kemih lebih sering terjadi pada wanita dari pada pria,
karna dekatnya muara uretra dan vagina dengan daerah anal. Organisme gram-gram negatif
dapat sampai ke kandung kemih selama bersetubuh, trauma uretra, atau karena kurang
higienis. Biasanya organisme ini cepat dikeluarkan sewaktu berkemih (miksi). Pada pria,
sekret prostat memiliki sifat antybacterial. (dr jon tambayong,2000)

            Jadi sistitis adalah infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh berkembangbiaknya
mikroorganisme di dalam kandung kemih yang sering terjadi pada wanita tetapi tidak
menutup kemungkinan terjadi juga pada laki-laki.

           

Cystitis dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu;

1. Cystitis primer;

Merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang ini dapat terjadi karena penyakit
lainseperti batu pada kandung kemih, divertikel, hipertropi prostat dan striktura uretra.

2. Cystitis sekunder;

                        Merupakan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari penyakit primer
misalnya uretritis dan prostatitis.

B. Etiologi

Sistitis disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, terbanyak

adalah bakteri. Bakteri gram negatif yang sering dilaporkan sebagai penyebab
tersering ISK adalah  Escherichia coli. Akhir-akhir ini bakteri gram positif

ternyata mulai menunjukkan peningkatan kecenderungan sebagai penyebab ISK,

antara lain Staphylococcus aureusdan Staphylococcus saprophyticus(Anwar,

2008). Penyebab lain meskipun jarang ditemukan adalah jamur, virus, parasit.

Berdasar hasil pemeriksaan biakan urin, penyebab sistitis terbanyak adalah bakteri

gram negatif aerob yang biasa ditemukan di saluran pencernaan

(Enterobacteriaceae), dan jarang disebabkan bakteri anaerob (Baron et al, 1994).

a. Sangat mungkin sebabnya dari diri anda pribadi ,misalnya :anda sering kali menahan
kencing / buang air kecil.
b. Buang air kecil tidak memperhatikan segi kesehatan ,sehingga air seni yang tersisa
menjadi sumber infeksi. Itulah gunanya mengerikan dengan tissue.
c.  Bagi Wanita ,arah membersihkan sehabis buang air BESAR (BAB) juga sering
menjadi awal masalah.Pasalnya adalah bila arah anda membilas dari dubur
kedepan ,maka kuman-kuman yang ada pada dubur masuk ke saluran kemih
d. Pada umumnya disebabkan oleh basil gram negatif Escheriachia Coli yang dapat
menyebabkan kira-kira 90% infeksi akut pada penderita tanpa kelainanurologis atau
kalkuli.
e. Batang gram negatif lainnya termasuk proteus, klebsiella, enterobakter, serratea, dan
pseudomonas bertanggung jawab atas sebagian kecil infeksitanpa komplikasi.
f. Organisme-organisme ini dapat dapat menjadi bertambah penting pada infeksi-infeksi
rekuren dan infeksi-infeksi yang berhubungan langsung dengan manipulsi urologis,
kalkuli atau obstruksi.
g. Pada wanita biasanya karena bakteri-bakteri daerah vagina kearah uretra atau dari
meatus terus naik kekandumg kemih dan mungkin pula karena renal infeksi tetapi
yang tersering disebabkan karena infeksi E.coli.
h. Pada pria biasanya sebagai akibat dari infeksi diginjal, prostat, atau oleh karena
adanya urine sisa(misalnya karena hipertropi prostat, striktura uretra, neurogenik
bladder) atau karena infeksi dari usus.
i. Perempuan cenderung lebih mudah infeksi karena uretra lebih pendek dari pria dan
lebih dekat pada anus. Orang tua (khususnya dalam perawatan rumah) dan orang-
orang dengan diabetes juga lebih mudah UTI. 
j. Pada anak laki-laki, mereka adalah yang paling sering sebelum ulang tahun pertama.
Pada nak perempuan, UTI yang paling sering di sekitar usia 3 tahun pada saat
pelatihan toilet. 
k. Cystitis pada anak-anak dapat terjadi oleh karena abnormal dalam urinary tract
(saluran kencing ). Oleh karena itu, anak-anak dengan cystitis, khususnya di bawah
usia 5, perlu tindak lanjut khusus untuk mencegah kerusakan ginjal nantinya. 

C. Patofisiologi

                Cystitis merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang secara umum
disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu Escheriachia Coli peradangan timbul dengan
penjalaran secara hematogen ataupun akibat obstruksi saluran kemih bagian bawah, baik akut
maupun kronik dapat bilateral maupun unilateral.

Cystitis terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces yang naik dari perineum ke uretra
dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi,
bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus
urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan
cetusan inflamasi.

Bakteri dari vagina bisa berpindah dari uretra ke kandung kemih.Wanita sering menderita
infeksi kandung kemih setelah melakukan hubungan seksual, kemungkinan karena uretra
mengalami cedera pada saat melakukan hubungan seksual.

Kadang infeksi kandung kemih berulang pada wanita terjadi karena adanya hubungan
abnormal antara kandung kemih dan vagina (fistula vesikovaginal).

Infeksi kandung kemih jarang terjadi pada pria dan biasanya berawal sebagai infeksi uretra
yang bergerak menuju prostat lalu ke kandung kemih.Selain itu, infeksi kandung kemih bisa
terjadi akibat pemasangan kateter atau alat yang digunakan selama pembedahan.Penyebab
tersering dari infeksi kandung kemih berulang pada pria adalah infeksi prostat karena bakteri
yang bersifat menetap. Antibiotik dengan segera akan melenyapkan bakteri dari air kemih di
dalam kandung kemih, tetapi antibiotik tidak dapat menembus prostat dengan baik sehingga
tidak dapat meredakan infeksi di dalam prostat. Karena itu, jika pemakaian antibiotik
dihentikan, maka bakteri yang berada di dalam prostat akan cenderung kembali menginfeksi
kandung kemih.

Hubungan abnormal antara kandung kemih dan usus (fistula vesikoenterik) kadang
menyebabkan bakteri pembentuk gas masuk dan tumbuh di dalam kandung kemih.
Infeksi ini bisa menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung udara di dalam air kemih
(pneumaturia).

Secara normal, air kencing atau urine adalah steril alias bebas kuman. Infeksi terjadi bila
bakteri atau kuman yang berasal dari saluran cerna jalan jalan ke urethra atau ujung saluran
kencing untuk kemudian berkembang biak disana. Maka dari itu kuman yang paling sering
menyebabkan cystitis adalah E.coli yang umum terdapat dalam saluran pencernaan bagian
bawah.

ISK ini adalah radang Pertama tama, bakteri akan menginap di urethra dan berkembang biak
disana. Akibatnya, urethra akan terinfeksi yang kemudian disebut dengan nama urethritis.
Jika kemudian bakteri naik ke atas menuju saluran kemih dan berkembang biak disana maka
saluran kemih akan terinfeksi yang kemudian disebut dengan istilah cystitis. Jika infeksi ini
tidak diobati maka bakteri akan naik lagi ke atas menuju ginjal dan menginfeksi ginjal yang
dikenal dengan istilah pyelonephritis.

Pasu-ginjal (pyelitis) dan pyelobephiritis dan prostatitis, dimana jaringan-jaringan organ


terkena infeksi. Kombinasi dari infeksi dan obstruksi saluran kemih dapat menimbulkan
dengan cepat kerusakan ginjal serius. Keadaan ini merupakan penyebab penting terjadinya
keracunan (septicaemia) oleh kuman-kuman gram negative, yang dapat membahayakan jiwa.

D. Manifestasi klinis
a. Menyengat atau terbakar saat Anda buang air kecil.
b. Melewati hanya sejumlah kecil urin atau jumlah urin yang keluar sedikit
c. Dorongan untuk buang air kecil lebih sering.
d. Merasa bahwa kandung kemih masih penuh setelah buang air.
e. Urin bau, keruh, gelap atau berdarah
f. Nyeri rendah turun di perut.
g. Merasa tidak enak badan dengan mual, demam dan sakit kepala.
h. urgency, nyeri perut dan kencing yang berbau
i. peningkatan frekwensi miksi baik diurnal maupun nokturnal
j. disuria karena epitelium yang meradang tertekan
k. hematuria
l. demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.
E. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan dari cystitis adalah :

1. Minum banyak cairan untuk mengeluarkan bakteri yang ada dalam urine
2. Pemberian antibiotic oral selama 3 hari, jika infeksinya kebal AB 7 – 10 hari
3. Atropine untuk meringankan kejang otot
4. Fenazopridin untuk mengurangi nyeri
5. Membuat suasana air kemih menjadi basa yaitu dengan meminum baking soda yang
di larutkan dalam air
6. Pembedahan, bila ada sumbatan aliran kemih atau kelainan struktur
7. Penatalaksanaan pada cystitis tipe noninfeksi :
8. Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari
9. Kaji haluan urine terhadap perubahan warna, bau, dan pola berkemih, masukan dan
haluan setiap 8 jam serta hasil urinalisis ulang
10. Bersihkan daerah perineum dari depan ke belakang
11. Hindari sesuatu yang membuat iritasi, contoh : CD dari nylon
12. Istirahat dan nutrisi adekuat
13. Kosongkan kandung kemih segera setelah merasa ingin BAK
14. Gunakan pelumas saat berhubungan seks. Jika Anda mampu, cobalah untuk
15. Menghindari menggunakan spermisida dan diafragma. Anda dapat mendiskusikan
lainnya bentuk kontrasepsi dengan dokter Anda.
16. Buang air segera setelah berhubungan seks.
17. Kenakan pakaian katun dan menghindari sintetis atau ketat
pakaian seperti jeans atau stoking.
18. Hindari menggunakan sabun atau produk wangi pada alat kelamin Anda.
19. Jus cranberry / kapsul membantu mencegah infeksi jika diambil
sehari-hari (mereka berhenti bakteri menempel pada dinding kandung kemih).
Katakan kepada dokter Anda jika Anda mengambil suplemen cranberry sebagai
mereka mungkin mengganggu beberapa antibiotik.
20. Selalu gunakan kondom jika berhubungan seks anal dan menghapusnya sebelum
untuk senggama, untuk mencegah bakteri dari anus Anda
memasuki vagina dan uretra.
21. Penatalaksanaan medis :

1.      Terapi obat

a. Quinolones norfloxacin (noroxin) : 400 mg di minum PO x 3 , 7.

Saat mengkonsumsi obat ini dihindari meminum kopi atau yang mengandung kafein karna
obat ini memperpanjang umur cafein

b. Ciprofloxacin (cipro) : 250 mg di minum PO x 3 , 7 atau 10 hari.

Saat mengkonsumsi obat ini hindari antacid yang mengandung aluminium dan magnesium
karna Aluminium dan magnesium bertentangan dengan penyerapan obat.

c. Nitrofuration (Macrodantin, Nephronex, Novofuran)


d. Trimetroprim / sulfamethoxazole (bactrim, Septra, Apo-Sulfatrim roubac)

Sediakan masukan cairan yang cukup dan menghindari asam ascorbich dan ammonium klorit,
yang akan mengasamkan urine, karena Sulfa mempunyai kecenderungan untuk mengkristal,
terutama pada keasaman atau konsentrasi urine

e. Amoxicillin / asam clavulanich (augmentin, clavulin)


f. Phenazopyridine (pyridium, phenzo, pyronium)
g. Pivmecillinam harus digunakan dengan hati-hati untuk
cystitis
F. Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan urine lengkap
b. Pemeriksaan USG abdomen
c. Tes umumnya termasuk mengambil sampel air seni. 
d. Urinalysis umumnya menyatakan nitrates, sel darah putih, dan sel darah merah. Lihat
juga: RBC - urine 

 Contoh air seni catheterized boleh dilakukan untuk menentukan jenis bakteri dalam air seni
dan antibiotik yang sesuai untuk perawatan. 

Beberapa Pemeriksaan Laboratorium untuk mendiagnosis sistitis adalah urinalisis,


bakteriologis, uji biokimiawi dan pemeriksaan radiologis. Pemeriksaan urin (urinalisis) dan
pemeriksaan kimia urin merupakan pemeriksaan urin yang paling sering diminta oleh klinisi
untuk mendiagnosis sistitis. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) dasawarsa terakhir ini
merupakan pemeriksaan yang sering digunakan sebagai pilihan penunjang diagnostik pada
beberapa kasus yang berhubungan dengan sistitis.Pemeriksaan nitrit urin sering digunakan
sebagai alternatif dari pemeriksaan kultur urin. Pemeriksaan ini berdasarkan kenyataan
bahwa sebagian besar bakteri penyebab sistitis dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit.

Pemeriksaan nitrit merupakan metode diagnostik yang sederhana dan cepat. Pasien yang
dicurigai sistitis diambil sampel urinnya untuk dilakukan pemeriksaan nitrit

dengan dipstick test. Adanya perubahan warna menunjukkan hasil tes positif.

Pemeriksaan USG kandung kemih yang sudah dilakukan, diantaranya  pengukuran tebal


dinding kandung kemih untuk kasus yang berhubungan dengan  kelainan pada kandung
kemih. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada hubungan antara tebal dinding
kandung kemih (bladder wall thickness) dengan beberapa kelainan. Kelainan tersebut
diantaranya bladder dysfucntionkarena neurogenic bladderpada muskulus detrussor, obstruksi
di luar kandung kemih akibat massa atau infiltrasi massa ke dinding kandung kemih dari
organ disekitarnya atau pembesaran prostat, kelainan kongenital dan beberapa kasus infeksi
pada kandung kemih (Kelly, C., 2005; Jecquier, S., 1987).

Pemeriksaan USG dapat mengidentifikasi proses infeksi karena pada pemeriksaan USG dapat
jelas terlihat adanya perbedaan echostruktur mukosa dengan echostruktur muskulus detrussor.
Ultrasonografi merupakan pemeriksaan pilihan karena mudah dilakukan, relatif  murah,
tersedia hampir disemua pelayanan kesehatan, non invasif dan bebas radiasi sehingga aman
dilakukan pada anak, wanita hamil maupun penderita yang

mobilitasnya terbatas.

G. Pencegahan
a. Jangan douche atau menggunakan produk serupa feminine kebersihan. 
b. Jangan minum cairan yang mengganggu di kandung kemih, seperti alkohol dan kafein. 
c. Drink cranberry juice atau menggunakan cranberi tablet, tetapi jika anda tidak memiliki
riwayat pribadi atau keluarga dari batu ginjal. 
d. Minum banyak .
e. Anda tetap bersih genital area. 
f. Kencing setelah kumpul.
g. Memakai kain undergarments. 
h. Usap dari depan ke belakang. 
i. Penggunaan antibiotik dosis rendah setiap hari mungkin disarankan untuk mencegah
UTI jika anda sering mendapatkan infeksi.
j. Perbanyak minum. Minumlah banyak cairan (dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas
air putih sehari).
k. Segera buang air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual.
Jika membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran dari
dubur tidak masuk ke dalam saluran kemih.
l. Periksakan air seni secara rutin selama kehamilan.
m. Jangan terlalu lama menahan keinginan buang air kecil.
H. Komplikasi
a. Kronis atau berulang urinary tract infection - didefinisikan sebagai setidaknya dua
infeksi dalam 6 bulan atau setidaknya tiga kali dalam 1 tahun 
b. Infeksi ginjal
c. UTI 
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

Kasus A

Seorang perempuan berusia 28 tahun, G2P1A0, hamil 18 minggu datang ke poli kandungan untuk
kunjungan prenatal. Hasil anamnesa pasien mengeluh merasa panas seperti terbakar saat berkemih,
frekuensi meningkat dan mengalami urgensi. Selama ini pasien merasa keluhannya merupakan hal
yang normal karena kehamilannya. Pasien menyangkal adanya symptom berupa demam, menggigil,
nyeri punggung, nausea maupun vomitus. Hasil lab urin leukosit esterase (+), nitrit (+), WBC >150.
Hasil kultur urin masih tertunda dan pasien dianjurkan pulang dengan diberikan terapi medikasi
amoksisilin oral. Dua hari kemudian pasien datang kembali diantar suami dengan keluhan nausea,
demam hingga 38OC, menggigil dan sakit punggung. Hasil kultur urin terdapat >100.000 E. coli
cfu/ml dengan resistensi terhadap amoksisilin.

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Biodata Klien : Ny….
Umur : 28 thn
Ruang : Poli kandungan
Diangnosa medis : cystitis
b. Penanggung jawab
Nama : Tn..
Jenis kelamin : laki-laki
Hubungan dengan klien : suami.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama :
merasa panas seperti terbakar saat berkemih
b. Riwayat penyakit sekarang :
Hasil anamnesa pasien mengeluh merasa panas seperti terbakar saat berkemih,
frekuensi meningkat dan mengalami urgensi. Adanya symptom berupa demam,
menggigil, nyeri punggung, nausea maupun vomitus. Hasil lab urin leukosit esterase
(+), nitrit (+), WBC >150. Hasil kultur urin masih tertunda dan pasien dianjurkan
pulang dengan diberikan terapi medikasi amoksisilin oral. Dua hari kemudian pasien
datang kembali diantar suami dengan keluhan nausea, demam hingga 38 OC,
menggigil dan sakit punggung. Hasil kultur urin terdapat >100.000 E. coli cfu/ml
dengan resistensi terhadap amoksisilin.
c. Riwayat penyakit dahulu
d. Riwayat menstruasi
a. Menarche : -
b. Siklus haid :-
c. Banyak haid :-
d. Lama haid :-
e. Warna haid :-
f. Dismenore :-

e. Pemeriksaan penunjang
- Hasil lab urin leukosit esterase (+),
- nitrit (+),
- WBC >150.
- kultur urin >100.000 E. coli cfu/ml

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


1 Infeksi berhubungan dengan Tidak -Kaji TTV catat -Mengetahui tanda2
infeksi
masuk nya kuman ke kandung terjadinya karakteristik urine
untuk mengetahui
kemih infeksi setelah Tamping urine mid adanya kuman
penyebab
DS : - klien mengatakan merasa diberikan sternum
 
panas seperti terbakar saat Tindakan -menghindari
penyebaran infeksi
berkemih. keperawatan -Anjurkan mandi
 
-Klien mengeluh demam hingga ditandai dgn : menggunakan
38 c,menggigil,nyeri tidak ada nyeri sabun anti bakteri
punggung,nausea maupun dan tanda2
vomitus. infeksi -Kolaborasi
pemberian
antibiotic 3-5 hari
-membantu
parenteral dan obat menghilangkan
infeksi dan
penurun panas
menurunkan panas

2 Nyeri berhubungan dengan infeksi Tidak adanya -      kajih sifat, -      mengetahui


saluran kemih. Ditandai dengan: nyeri . intensitas, lokasi, keadaan pasien
DS : -Pasien mengeluh nyeri Dengan criteria lamanya dan factor untuk melaksanakan
seperti  terbakar waktu buang air hasil: pencetus serta tindakan selanjutnya
kecil, mengeluh nyeri pada daerah DS : Tidak ada penurun nyeri -      untuk
pinggul keluhan nyeri -      pantau urine
mengidentifikasi
DO  : - Ekspresi wajah meringis waktu BAK dan
terhadap perubahan
tidak ada nyeri indikasi kemajuan
pada daerah warna, bau dan atau penyimpangan
pinggul
pola berkemih, dari hasil yang
DO : Ekspresi
masukan dan diharapkan
wajah rileks
keluaran setiap 8
jam serta hasil
urinalisis ulang.
3 Peningkatan suhu tubuh Suhu tubuh -      Kaji tanda- -      Mengetahui
berhubungan dengan invasi kuman kembali normal tanda vital keadaan umum
ke dalam tubuh. Ditandai dengan : dengan criteria pasien
DS :  -Pasien mengatakan bahwa hasil -      Beri kompres -      Dapat
badan terasa panas DS : - Pasien air hangat membantu
DO :- Suhu badan meningkat mengatakan fasodilatasi
badan tidak pembuluh darah
terasa panas sehingga
DO :  - Suhu -      Anjurkan mempermudah
tubuh kembali pasien untuk terjadinya
normal minum air penguapan tubuh
-      Diharapkan
dapat menurunkan
-      Kolaborasi suhu tubuh pasien
dengan dokter dan memenuhi
untuk pemberian kebutuhan cairan
anti pireutik tubuh.
-      Antipireutik
dapatb membantu
menurunkan suhu
tubuh.
4 Perubahan pemenuhan kebutuhan Kebutuhan -      Kaji frekuansi -      Mengetahui
nutrisi kurang dari kebutuhan nutrisi makan pasien perkembangan
tubuh berhubungan dengan mual terpenuhi perhari asukan nutrisi
dan muntah. Ditandai dengan : dengan criteria: -      Timbang berat -      Mengetahui
DS : -Anoreksia DS :    Adanya badan perkembangan status
DO : -Porsi makan tidak nafsu makan nutrisi pasien
DO : Porsi -      Beri makan -      Usaha untuk
dihabiskan
porsi sedikit tapi memenuhi
makan
sering kebutuhan nutrisi
dihabiskan, -      Kolaborasi tubuh
dengan dokter -      Membantu
tidak ada mual
untuk pemberian
meningkatkan nafsu
dan muntah antiemetika
-      Anjurkan makan pasien
keluarga membawa
makanan yang
disukai pasien
5 Ansietas berhubungan dengan Ansietas -      Kaji tingkat -      Mengetahui
kurangnya pengetahuan tentang berkurang. pengetahuan pasien tingkat pengetahuan
penyakit ISK. Ditandai dengan : Dengan criteria tentang penyakit pasiententang
DS :  -Pasien bertanya tentang hasil: ISK penyakitnya
penyakitnya DS : pasien -      Observasi situs -      Mengetahui
DO :- Pasien gelisah, mekanisme menyatakan psikis pasien tingkat kexcemasan
pengetahuan dan mekanisme
koping menurun
yang akurat -      Beri koping pasien
tentang penjelasan tentang -      Diharapkan
penyakitnya penyakitnya pasien memahami
DO : Pasien tentang penyakitnya
-      Ajarkan nama sehingga
tampak rileks,
obat, dosis, waktu, mengurangi ansietas
ansitas dan cara serta efek -      Untuk
samping obat mengurang
berkurang
-      Anjurkan kesalahan dan
pemberian terapi
pasien untuk
obat oleh keluarga
menghindari atau pasien
-      Untuk
minum kopi, the,
mengurangi
cola dan minuman
timbulyan gejala
beralkohol 
iritasi yang lebih
buruk.

DAFTAR PUSTAKA
Purnomo, basuki b. 2000. Dasar-dasar Urologi. Jakarta : CV.Infomedika.

Tambayong,jon.2000.Patofisiologi Untuk Keperawatan..Jakarta:Buku Kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai