DISUSUN OLEH
SGD 2 M
BANDUNG 2019/2020
ASUHAN KEPERAWATAN CYSTITIS
A. Pengertian
Cystitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh infeksi
asenden dari uretra. Penyebab lainnya mungkin aliran balik urine dari uretra kedalam
kandung kemih. Kontaminasi fekal atau penggunaan kateter atau sistoskop. (Brunner &
Suddarth, 2002).
Sistitis atau radang kandung kemih lebih sering terjadi pada wanita dari pada pria,
karna dekatnya muara uretra dan vagina dengan daerah anal. Organisme gram-gram negatif
dapat sampai ke kandung kemih selama bersetubuh, trauma uretra, atau karena kurang
higienis. Biasanya organisme ini cepat dikeluarkan sewaktu berkemih (miksi). Pada pria,
sekret prostat memiliki sifat antybacterial. (dr jon tambayong,2000)
Jadi sistitis adalah infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh berkembangbiaknya
mikroorganisme di dalam kandung kemih yang sering terjadi pada wanita tetapi tidak
menutup kemungkinan terjadi juga pada laki-laki.
1. Cystitis primer;
Merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang ini dapat terjadi karena penyakit
lainseperti batu pada kandung kemih, divertikel, hipertropi prostat dan striktura uretra.
2. Cystitis sekunder;
Merupakan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari penyakit primer
misalnya uretritis dan prostatitis.
B. Etiologi
adalah bakteri. Bakteri gram negatif yang sering dilaporkan sebagai penyebab
tersering ISK adalah Escherichia coli. Akhir-akhir ini bakteri gram positif
2008). Penyebab lain meskipun jarang ditemukan adalah jamur, virus, parasit.
Berdasar hasil pemeriksaan biakan urin, penyebab sistitis terbanyak adalah bakteri
a. Sangat mungkin sebabnya dari diri anda pribadi ,misalnya :anda sering kali menahan
kencing / buang air kecil.
b. Buang air kecil tidak memperhatikan segi kesehatan ,sehingga air seni yang tersisa
menjadi sumber infeksi. Itulah gunanya mengerikan dengan tissue.
c. Bagi Wanita ,arah membersihkan sehabis buang air BESAR (BAB) juga sering
menjadi awal masalah.Pasalnya adalah bila arah anda membilas dari dubur
kedepan ,maka kuman-kuman yang ada pada dubur masuk ke saluran kemih
d. Pada umumnya disebabkan oleh basil gram negatif Escheriachia Coli yang dapat
menyebabkan kira-kira 90% infeksi akut pada penderita tanpa kelainanurologis atau
kalkuli.
e. Batang gram negatif lainnya termasuk proteus, klebsiella, enterobakter, serratea, dan
pseudomonas bertanggung jawab atas sebagian kecil infeksitanpa komplikasi.
f. Organisme-organisme ini dapat dapat menjadi bertambah penting pada infeksi-infeksi
rekuren dan infeksi-infeksi yang berhubungan langsung dengan manipulsi urologis,
kalkuli atau obstruksi.
g. Pada wanita biasanya karena bakteri-bakteri daerah vagina kearah uretra atau dari
meatus terus naik kekandumg kemih dan mungkin pula karena renal infeksi tetapi
yang tersering disebabkan karena infeksi E.coli.
h. Pada pria biasanya sebagai akibat dari infeksi diginjal, prostat, atau oleh karena
adanya urine sisa(misalnya karena hipertropi prostat, striktura uretra, neurogenik
bladder) atau karena infeksi dari usus.
i. Perempuan cenderung lebih mudah infeksi karena uretra lebih pendek dari pria dan
lebih dekat pada anus. Orang tua (khususnya dalam perawatan rumah) dan orang-
orang dengan diabetes juga lebih mudah UTI.
j. Pada anak laki-laki, mereka adalah yang paling sering sebelum ulang tahun pertama.
Pada nak perempuan, UTI yang paling sering di sekitar usia 3 tahun pada saat
pelatihan toilet.
k. Cystitis pada anak-anak dapat terjadi oleh karena abnormal dalam urinary tract
(saluran kencing ). Oleh karena itu, anak-anak dengan cystitis, khususnya di bawah
usia 5, perlu tindak lanjut khusus untuk mencegah kerusakan ginjal nantinya.
C. Patofisiologi
Cystitis merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang secara umum
disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu Escheriachia Coli peradangan timbul dengan
penjalaran secara hematogen ataupun akibat obstruksi saluran kemih bagian bawah, baik akut
maupun kronik dapat bilateral maupun unilateral.
Cystitis terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces yang naik dari perineum ke uretra
dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi,
bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus
urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan
cetusan inflamasi.
Bakteri dari vagina bisa berpindah dari uretra ke kandung kemih.Wanita sering menderita
infeksi kandung kemih setelah melakukan hubungan seksual, kemungkinan karena uretra
mengalami cedera pada saat melakukan hubungan seksual.
Kadang infeksi kandung kemih berulang pada wanita terjadi karena adanya hubungan
abnormal antara kandung kemih dan vagina (fistula vesikovaginal).
Infeksi kandung kemih jarang terjadi pada pria dan biasanya berawal sebagai infeksi uretra
yang bergerak menuju prostat lalu ke kandung kemih.Selain itu, infeksi kandung kemih bisa
terjadi akibat pemasangan kateter atau alat yang digunakan selama pembedahan.Penyebab
tersering dari infeksi kandung kemih berulang pada pria adalah infeksi prostat karena bakteri
yang bersifat menetap. Antibiotik dengan segera akan melenyapkan bakteri dari air kemih di
dalam kandung kemih, tetapi antibiotik tidak dapat menembus prostat dengan baik sehingga
tidak dapat meredakan infeksi di dalam prostat. Karena itu, jika pemakaian antibiotik
dihentikan, maka bakteri yang berada di dalam prostat akan cenderung kembali menginfeksi
kandung kemih.
Hubungan abnormal antara kandung kemih dan usus (fistula vesikoenterik) kadang
menyebabkan bakteri pembentuk gas masuk dan tumbuh di dalam kandung kemih.
Infeksi ini bisa menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung udara di dalam air kemih
(pneumaturia).
Secara normal, air kencing atau urine adalah steril alias bebas kuman. Infeksi terjadi bila
bakteri atau kuman yang berasal dari saluran cerna jalan jalan ke urethra atau ujung saluran
kencing untuk kemudian berkembang biak disana. Maka dari itu kuman yang paling sering
menyebabkan cystitis adalah E.coli yang umum terdapat dalam saluran pencernaan bagian
bawah.
ISK ini adalah radang Pertama tama, bakteri akan menginap di urethra dan berkembang biak
disana. Akibatnya, urethra akan terinfeksi yang kemudian disebut dengan nama urethritis.
Jika kemudian bakteri naik ke atas menuju saluran kemih dan berkembang biak disana maka
saluran kemih akan terinfeksi yang kemudian disebut dengan istilah cystitis. Jika infeksi ini
tidak diobati maka bakteri akan naik lagi ke atas menuju ginjal dan menginfeksi ginjal yang
dikenal dengan istilah pyelonephritis.
D. Manifestasi klinis
a. Menyengat atau terbakar saat Anda buang air kecil.
b. Melewati hanya sejumlah kecil urin atau jumlah urin yang keluar sedikit
c. Dorongan untuk buang air kecil lebih sering.
d. Merasa bahwa kandung kemih masih penuh setelah buang air.
e. Urin bau, keruh, gelap atau berdarah
f. Nyeri rendah turun di perut.
g. Merasa tidak enak badan dengan mual, demam dan sakit kepala.
h. urgency, nyeri perut dan kencing yang berbau
i. peningkatan frekwensi miksi baik diurnal maupun nokturnal
j. disuria karena epitelium yang meradang tertekan
k. hematuria
l. demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.
E. Penatalaksanaan
1. Minum banyak cairan untuk mengeluarkan bakteri yang ada dalam urine
2. Pemberian antibiotic oral selama 3 hari, jika infeksinya kebal AB 7 – 10 hari
3. Atropine untuk meringankan kejang otot
4. Fenazopridin untuk mengurangi nyeri
5. Membuat suasana air kemih menjadi basa yaitu dengan meminum baking soda yang
di larutkan dalam air
6. Pembedahan, bila ada sumbatan aliran kemih atau kelainan struktur
7. Penatalaksanaan pada cystitis tipe noninfeksi :
8. Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari
9. Kaji haluan urine terhadap perubahan warna, bau, dan pola berkemih, masukan dan
haluan setiap 8 jam serta hasil urinalisis ulang
10. Bersihkan daerah perineum dari depan ke belakang
11. Hindari sesuatu yang membuat iritasi, contoh : CD dari nylon
12. Istirahat dan nutrisi adekuat
13. Kosongkan kandung kemih segera setelah merasa ingin BAK
14. Gunakan pelumas saat berhubungan seks. Jika Anda mampu, cobalah untuk
15. Menghindari menggunakan spermisida dan diafragma. Anda dapat mendiskusikan
lainnya bentuk kontrasepsi dengan dokter Anda.
16. Buang air segera setelah berhubungan seks.
17. Kenakan pakaian katun dan menghindari sintetis atau ketat
pakaian seperti jeans atau stoking.
18. Hindari menggunakan sabun atau produk wangi pada alat kelamin Anda.
19. Jus cranberry / kapsul membantu mencegah infeksi jika diambil
sehari-hari (mereka berhenti bakteri menempel pada dinding kandung kemih).
Katakan kepada dokter Anda jika Anda mengambil suplemen cranberry sebagai
mereka mungkin mengganggu beberapa antibiotik.
20. Selalu gunakan kondom jika berhubungan seks anal dan menghapusnya sebelum
untuk senggama, untuk mencegah bakteri dari anus Anda
memasuki vagina dan uretra.
21. Penatalaksanaan medis :
1. Terapi obat
Saat mengkonsumsi obat ini dihindari meminum kopi atau yang mengandung kafein karna
obat ini memperpanjang umur cafein
Saat mengkonsumsi obat ini hindari antacid yang mengandung aluminium dan magnesium
karna Aluminium dan magnesium bertentangan dengan penyerapan obat.
Sediakan masukan cairan yang cukup dan menghindari asam ascorbich dan ammonium klorit,
yang akan mengasamkan urine, karena Sulfa mempunyai kecenderungan untuk mengkristal,
terutama pada keasaman atau konsentrasi urine
Contoh air seni catheterized boleh dilakukan untuk menentukan jenis bakteri dalam air seni
dan antibiotik yang sesuai untuk perawatan.
Pemeriksaan nitrit merupakan metode diagnostik yang sederhana dan cepat. Pasien yang
dicurigai sistitis diambil sampel urinnya untuk dilakukan pemeriksaan nitrit
dengan dipstick test. Adanya perubahan warna menunjukkan hasil tes positif.
Pemeriksaan USG dapat mengidentifikasi proses infeksi karena pada pemeriksaan USG dapat
jelas terlihat adanya perbedaan echostruktur mukosa dengan echostruktur muskulus detrussor.
Ultrasonografi merupakan pemeriksaan pilihan karena mudah dilakukan, relatif murah,
tersedia hampir disemua pelayanan kesehatan, non invasif dan bebas radiasi sehingga aman
dilakukan pada anak, wanita hamil maupun penderita yang
mobilitasnya terbatas.
G. Pencegahan
a. Jangan douche atau menggunakan produk serupa feminine kebersihan.
b. Jangan minum cairan yang mengganggu di kandung kemih, seperti alkohol dan kafein.
c. Drink cranberry juice atau menggunakan cranberi tablet, tetapi jika anda tidak memiliki
riwayat pribadi atau keluarga dari batu ginjal.
d. Minum banyak .
e. Anda tetap bersih genital area.
f. Kencing setelah kumpul.
g. Memakai kain undergarments.
h. Usap dari depan ke belakang.
i. Penggunaan antibiotik dosis rendah setiap hari mungkin disarankan untuk mencegah
UTI jika anda sering mendapatkan infeksi.
j. Perbanyak minum. Minumlah banyak cairan (dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas
air putih sehari).
k. Segera buang air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual.
Jika membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran dari
dubur tidak masuk ke dalam saluran kemih.
l. Periksakan air seni secara rutin selama kehamilan.
m. Jangan terlalu lama menahan keinginan buang air kecil.
H. Komplikasi
a. Kronis atau berulang urinary tract infection - didefinisikan sebagai setidaknya dua
infeksi dalam 6 bulan atau setidaknya tiga kali dalam 1 tahun
b. Infeksi ginjal
c. UTI
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
Kasus A
Seorang perempuan berusia 28 tahun, G2P1A0, hamil 18 minggu datang ke poli kandungan untuk
kunjungan prenatal. Hasil anamnesa pasien mengeluh merasa panas seperti terbakar saat berkemih,
frekuensi meningkat dan mengalami urgensi. Selama ini pasien merasa keluhannya merupakan hal
yang normal karena kehamilannya. Pasien menyangkal adanya symptom berupa demam, menggigil,
nyeri punggung, nausea maupun vomitus. Hasil lab urin leukosit esterase (+), nitrit (+), WBC >150.
Hasil kultur urin masih tertunda dan pasien dianjurkan pulang dengan diberikan terapi medikasi
amoksisilin oral. Dua hari kemudian pasien datang kembali diantar suami dengan keluhan nausea,
demam hingga 38OC, menggigil dan sakit punggung. Hasil kultur urin terdapat >100.000 E. coli
cfu/ml dengan resistensi terhadap amoksisilin.
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Biodata Klien : Ny….
Umur : 28 thn
Ruang : Poli kandungan
Diangnosa medis : cystitis
b. Penanggung jawab
Nama : Tn..
Jenis kelamin : laki-laki
Hubungan dengan klien : suami.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama :
merasa panas seperti terbakar saat berkemih
b. Riwayat penyakit sekarang :
Hasil anamnesa pasien mengeluh merasa panas seperti terbakar saat berkemih,
frekuensi meningkat dan mengalami urgensi. Adanya symptom berupa demam,
menggigil, nyeri punggung, nausea maupun vomitus. Hasil lab urin leukosit esterase
(+), nitrit (+), WBC >150. Hasil kultur urin masih tertunda dan pasien dianjurkan
pulang dengan diberikan terapi medikasi amoksisilin oral. Dua hari kemudian pasien
datang kembali diantar suami dengan keluhan nausea, demam hingga 38 OC,
menggigil dan sakit punggung. Hasil kultur urin terdapat >100.000 E. coli cfu/ml
dengan resistensi terhadap amoksisilin.
c. Riwayat penyakit dahulu
d. Riwayat menstruasi
a. Menarche : -
b. Siklus haid :-
c. Banyak haid :-
d. Lama haid :-
e. Warna haid :-
f. Dismenore :-
e. Pemeriksaan penunjang
- Hasil lab urin leukosit esterase (+),
- nitrit (+),
- WBC >150.
- kultur urin >100.000 E. coli cfu/ml
DAFTAR PUSTAKA
Purnomo, basuki b. 2000. Dasar-dasar Urologi. Jakarta : CV.Infomedika.