iii
3.
4.
5.
6.
7.
8.
iv
viii
BAB I KEPESERTAAN
1.
dan
anggota
d.
e.
f.
g.
2.
3.
4.
Kewajiban Peserta
1.
2.
3.
4.
dan
tata
cara
menunjukkan / memperlihatkan
dokumen sebagai berikut :
a) Asli/foto copy petikan SK Penetapan
sebagai Pejabat Negara yang
dilegalisasi;
b) Asli/foto copy Daftar Gaji yang
dilegalisasi oleh pimpinan unit kerja;
c) Asli/foto copy KP4 yang dilegalisasi;
d) Asli/foto copy Kartu Keluarga dan
KTP (diutamakan KTP elektronik);
e) Foto copy surat nikah;
f) Foto copy akte kelahiran anak/surat
keterangan lahir/SK Pengadilan
Negeri untuk anak angkat;
g) Surat Keterangan dari sekolah/
perguruan tinggi (bagi anak berusia
lebih dari 21 tahun sampai dengan
usia ke 25 tahun).
2) Pegawai Negeri Sipil ; Mengisi Formulir
Daftar Isian Peserta (FDIP) yang di tanda
tangani oleh pimpinan unit kerja dan
stempel unit kerja. Daftar Isian Peserta
dilampiri dengan pas foto terbaru
masing-masing 1 (satu) lembar ukuran
10
a) Asli/foto
b)
c)
d)
e)
f)
11
g)
terakhir;
Asli/foto copy Daftar Gaji yang
dilegalisasi oleh pimpinan unit kerja;
Asli/foto copy KU 1 yang dilegalisasi;
Asli/foto copy Kartu Keluarga dan
KTP (diutamakan KTP elektronik);
Foto copy surat nikah;
Foto copy akte kelahiran anak/surat
keterangan lahir/SK Pengadilan
Negeri untuk satu anak angkat yang
ditanggung;
Surat Keterangan dari sekolah/
perguruan tinggi (bagi anak berusia
lebih dari 21 tahun sampai dengan
usia 25 tahun).
12
13
Peserta (FDIP)
dengan melampirkan
pas foto berwarna terbaru ukuran 3x4
cm masing-masing 1 (satu) lembar
(kecuali bagi anak usia balita) serta
menunjukkan/memperlihatkan
dokumen sebagai berikut :
e)
kementerian/lembaga;
Asli/foto copy Daftar Gaji yang
dilegalisasi oleh pimpinan unit kerja;
Foto copy KTP (diutamakan KTP
elektronik);
Foto copy surat nikah;Foto copy akte
kelahiran anak/surat keterangan
lahir/SK Pengadilan Negeri untuk
anak angkat;
Surat Keterangan dari sekolah/
perguruan tinggi (bagi anak berusia
lebih dari 21 tahun sampai dengan
usia 25 tahun).
b. Pegawai
Swasta/Badan
Usaha/Badan
Lainnya; Mengisi Formulir Daftar Isian
Peserta (FDIP) dengan melampirkan pas
14
15
a)
b)
c)
16
d)
2) Kelompok Paguyuban/Koperasi/Asosiasi ;
Mengisi Formulir Daftar Isian Peserta (FDIP)
dengan melampirkan pas foto terbaru
masing-masing 1 (satu) lembar ukuran 3
cm x 4 cm (kecuali bagi anak usia balita),
serta
menunjukkan/memperlihatkan
dokumen sebagai berikut :
a)
b)
17
18
3) Penerima Pensiun :
Penerima Pensiun PNS ; Mengisi
Formulir Daftar Isian Peserta (FDIP) serta
melampirkan pas foto terbaru ukuran 3
x 4 cm sejumlah 1 (satu) lembar, dengan
menunjukan/memperlihatkan:
e) Surat
keterangan
sekolah
/
perguruan tinggi (bagi anak berusia
lebih dari 21 tahun sampai dengan
25 tahun).
19
20
anak/
keterangan lahir, surat keputusan
pengadilan negeri untuk anak
angkat;
e) Surat
keterangan
sekolah
/
perguruan tinggi (bagi anak berusia
lebih dari 21 tahun sampai dengan
25 tahun).
Perintis
Kemerdekaan;
Mengisi
Formulir Daftar Isian Peserta (FDIP) dan
melampiri pas foto terbaru ukuran 3 x
4 cm sejumlah 1 (satu) lembar dengan
menunjukan / memperlihatkan :
21
d) Fotocopy
e) Surat
keterangan
sekolah
/
perguruan tinggi (bagi anak berusia
lebih dari 21 tahun sampai dengan
25 tahun).
22
e) Surat
keterangan
sekolah
/
perguruan tinggi (bagi anak berusia
lebih dari 21 tahun sampai dengan
25 tahun).
23
24
25
26
27
28
Perceraian
- Surat penetapan akta perceraian
dari Pengadilan
- Menyerahkan asli kartu peserta
isteri / suami.
IURAN
1.
2.
3.
29
5.
30
a.
b.
c.
6.
7.
31
32
GOLONGAN KEPANGKATAN
KEPANGKATAN
1.GOLONGAN
Penyetaraan
Golongan PNS dengan TNI dan POLRI :
1. Penyetaraan Golongan PNS dengan TNI dan POLRI :
GOL
Ruang
IV
PNS
POLRI
Perwira Tinggi
Jenderal Polisi
Jenderal
Laksamana
Letnan Jenderal
Laksamana Madya
Marsekal
Marsekal Madya
Pembina Utama
Mayor Jenderal
Laksamana Muda
Marsekal Muda
Brigadir Jenderal
Laksamana Pertama
Marsekal Pertama
Perwira Menengah
C
Kolonel
Kolonel
Kolonel
Pembina Tkt I
Letnan Kolonel
Letnan Kolonel
Letnan Kolonel
Pembina
Komisaris Polisi
Mayor
Mayor
Mayor
Perwira Pertama
III
Penata Tingkat I
Penata
Kapten
Kapten
Kapten
Letnan Satu
Letnan Satu
Letnan Satu
Penata Muda
Letnan Dua
Letnan Dua
Letnan Dua
Bintara Tinggi
II
Bintara
D
Pengatur Tingkat I
Sersan Mayor
Sersan Mayor
Pengatur
Brigadir Polisi
Sersan Kepala
Sersan Kepala
Sersan Mayor
Sersan Kepala
Sersan Satu
Sersan Satu
Sersan Satu
Pengatur Muda
Sersan Dua
Sersan Dua
Sersan Dua
Tamtama Kepala
I
Kopral Kepala
Kopral Kepala
Kopral Kepala
Kopral Satu
Kopral Satu
Kopral Satu
Juru Tingkat I
Kopral Dua
Kopral Dua
Kopral Dua
Tamtama
C
Juru
Bhayangkara Kepala
Prajurit Kepala
Kelasi Kepala
Prajurit Kepala
Bhayangkara Satu
Prajurit Satu
Kelasi Satu
Prajurit Satu
Juru Muda
Bhayangkara Dua
Prajurit Dua
Kelasi Dua
Prajurit Dua
11
33
34
35
36
37
38
pengobatan,
dan
konsultasi
39
obat
dan
bahan
medis habis
40
lanjutan
g. Pelayanan darah;
h. Pelayanan kedokteran forensik klinik;
i. Pelayanan jenazah pada pasien yang meninggal
setelah dirawat inap di fasilitas kesehatan yang
bekerjasama dengan bpjs kesehatan, berupa
pemulasaran jenazah tidak termasuk peti mati
dan mobil jenazah;
j. Perawatan inap non intensif; dan
k. Perawatan inap di ruang intensif.
3. Persalinan yang ditanggung BPJS Kesehatan di
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama maupun
Tingkat Lanjutan adalah persalinan sampai dengan
anak ketiga, tanpa melihat anak hidup/meninggal.
4. Ambulan hanya diberikan untuk pasien rujukan
dari Fasilitas Kesehatan satu ke fasilitas kesehatan
lainnya, dengan tujuan menyelamatkan nyawa
pasien.
41
42
43
44
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Gangguan
kesehatan/penyakit
ketergantungan obat dan/atau alkohol;
akibat
45
46
2.
3.
Pusat
Layanan
Informasi
BPJS
Kesehatan 500 400 : Senin s/d Jumat
(Pukul 06.00 s/d 22.00 WIB
47
48
49
50
Ketentuan Umum
pelayanan persalinan
51
II
Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama
A. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang dapat memberikan
pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah:
1. Rawat Jalan Tingkat Pertama
a. Puskesmas atau yang setara;
b. praktik dokter;
c. praktik dokter gigi;
52
kesehatan
Penyuluhan kesehatan
meliputi paling sedikit
perorangan
penyuluhan
53
54
55
baik
56
diagnostik
57
58
keadaan
kegawatdaruratan
59
60
61
62
63
c. Peserta menunjukkan
Kesehatan
identitas
BPJS
64
65
66
Identitas
Peserta BPJS
Mulai
PESERTA
Tidak
Pasien
mengambil
resep di apotek
jaringan PPK
Ya
Mendapatkan
resep obat
Pemeriksaan
eligibilitas
peserta
Tidak
tidak
Pasien Pulang
Konsultasi hasil
penunjang
Pasien mendapatkan
pelayanan
penunjang
Ya
Perlu pemeriksaan
penunjang dasar/
pratama?
Pemeriksaan
YA
Peserta
terdaftar
Ya
Peserta
BPJS
Tidak
Perlu
pemeriksaan
lanjutan/
spesialis?
Tidak
Pelayanan
Tingkat Lanjutan
Diterbitkan surat
rujukan
Ya
Penjaminan
Pribadi
D. ALUR PELAYANAN
Merujuk alur
pelayanan rawat inap
tk.1
Ya
67
Identitas
Peserta BPJS
Mulai
PESERTA
Pemeriksaan
eligibilitas
peserta
Pemeriksaan
YA
Peserta
terdaftar
Ya
Peserta
BPJS
tidak
Ya
Ya
Pelayanan
Tingkat
Lanjutan
Diterbitkan
surat perintah
rawat inap
Pasien Pulang
Ya
Pasien
sembuh
Pasien dirawat
inap
Tida
k
Penjaminan
Pribadi
Diterbitkan
surat rujukan
Dirujuk ke faskes
tk. 1 yang
memiliki fasilitas
rawat inap
Faskes memiliki
fasilitas rawat inap
Tidak
III
A. Fasilitas Kesehatan
Pelayanan rawat jalan dan rawat inap dapat
dilakukan di:
1. klinik utama atau yang setara;
2. rumah sakit umum; dan
3. rumah sakit khusus.
Baik milik pemerintah maupun swasta yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
B. Cakupan Pelayanan
1. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan
a. administrasi pelayanan; meliputi biaya
administrasi pendaftaran peserta untuk
berobat, penerbitan surat eligilibitas
peserta, termasuk pembuatan kartu pasien.
b. pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi
spesialistik oleh dokter spesialis dan sub
spesialis;
68
pelayanan
rawat
inap
tingkat
69
70
dan
anggota
71
72
73
74
kesehatan
melakukan
75
j.
76
kesehatan
melakukan
77
haknya
dengan
mengikuti
asuransi
kesehatan tambahan, atau membayar
sendiri selisih antara biaya yang dijamin
oleh BPJS Kesehatan dengan biaya yang
harus dibayar akibat peningkatan kelas
perawatan.
h. Kenaikan kelas perawatan lebih tinggi
daripada haknya atas keinginan sendiri
dikecualikan bagi peserta PBI Jaminan
Kesehatan
78
79
80
81
82
Peserta
(SEP)
atau
83
Tujuan Peserta :
A. Poli Spesialis
B. UGD
B. Rawat inap
Peserta menunjukkan
identitas peserta BPJS
Mulai
PESERTA
Pemberian pelayanan
kesehatan sesuai
indikasi medis dan
paket INA CBGs
(UGD, rawat jalan
maupun rawat inap)
Surat Elijibilitas
Peserta
Penerbitan Surat
Eligibilitas Peserta
ya
Peserta BPJS
elijibel
LOKET PENDAFTARAN
Pemeriksaan eligilitas
peserta dan surat rujukan
tidak
ya
Legalisasi Surat
Elijibilitas
peserta
Konfirmasi
eligibitas
kepesertaan
dengan pihak RS
Pengecekan
ulang status
eligibilitas
peserta
ya
tidak
Tidak dijamin
Untuk proses lebih
lanjut agar peserta
mengurus administrasi
kepesertaan terlebih
dahulu
tidak
Peserta BPJS??
Peserta
BPJS elijibel
BPJS Center
D. ALUR PELAYANAN
Prosedur Klaim
84
15
Penyelesaian
administrasi
kepesertaan sesuai
alur kepesertaan
Konfirmasi status
kepesertaan
KANTOR CABANG
85
Sesuai alur
pelayanan
Ambulan
ya
Perlu
ambulan
Peserta dirujuk
ke faskes
lanjutan lain
Peserta memerlukan
rujukan ke faskes
lanjutan lain
MULAI
Pasien
langsung
dirujuk
Faskes menerima
rujukan balik pasien
rujukan parsial
Catatan :
Pelayanan ambulan
tidak dijamin untuk
pelayanan rujukan
parsial,
tdk
Surat rujukan
Proses pendaftaran
sesuai dengan alur
pelayanan tingkat
lanjutan
FASKES PERUJUK
Legalisasi Surat
Rujukan dan SEP
BPJS CENTER
ya
16
Selesai pelayanan
pasien dirujuk balik
ke faskes perujuk
Pasien dilayani
tanpa diterbitkan
SEP baru
Pasien rujukan
parsial
Pasien diterbitkan
SEP baru dan alur
pelayanan sesuai
alur pelayanan
kesehatan tingkat
lanjutan
tidak
Faskes
menerima
pasien rujukan
IV
A. Pelayanan Persalinan
1. Persalinan merupakan benefit bagi peserta
BPJS Kesehatan tanpa pembatasan jumlah
kehamilan/persalinan yang dijamin oleh BPJS
Kesehatan dan tidak dibatasi oleh status
kepesertaan (peserta/anak/tertanggung lain).
2. Penjaminan persalinan mengikuti
rujukan berjenjang yang berlaku
sistem
86
87
88
A. Fasilitas Kesehatan
1. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
2. Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan
baik yang bekerjasama maupun tidak
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
B. Cakupan Pelayanan
1. Pelayanan gawat darurat yang dapat dijamin
adalah sesuai dengan kriteria gawat darurat
yang berlaku.
2. Kriteria gawat darurat terlampir.
3. Cakupan pelayanan gawat darurat sesuai
dengan pelayanan rawat jalan dan rawat inap
di fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun
tingkat lanjutan
89
C. Prosedur
1. Dalam keadaan gawat darurat, maka:
a. Peserta dapat dilayani di fasilitas kesehatan
tingkat pertama maupun fasilitas kesehatan
tingkat lanjutan yang bekerjasama maupun
yang tidak bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan
b. Pelayanan harus segera diberikan tanpa
diperlukan surat rujukan
c. Peserta yang mendapat pelayanan di
Fasilitas Kesehatan yang tidak bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan harus segera dirujuk
ke Fasilitas Kesehatan yang bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan setelah keadaan
gawat daruratnya teratasi dan pasien dalam
kondisi dapat dipindahkan
d. Pengecekan validitas peserta maupun
diagnosa penyakit yang termasuk dalam
kriteria gawat darurat menjadi tanggung
jawab fasilitas kesehatan
e. Fasilitas kesehatan tidak diperkenankan
menarik biaya pelayanan kesehatan kepada
peserta
90
91
92
93
mencari ambulan
kebutuhan.
sesuai
dengan
94
95
Tidak
Tidak
Rujuk ke PPK
PROVIDER, dengan
membawa resume
UGD, hasil pemeriksaan penunjang
PULANG
Peserta Bayar
PESERTA
Peserta
Bukan
Peserta
Validasi
Kepesertaan
ke KC
Peserta
Ya
Pengajuan surat
Tidak jaminan pelayanan,
Stabil melengkapi Kartu
Stabil
Peserta, resume
Pasien dirawat
medis, Srt Ket. Rawat
inap
Inap
Kondisi akhir
Pasien
Pemberian
Pelayanan
Emergensi
Emergency
Cek Kriteria
Emergensi
Unit Gawat
Darurat
Aproval Surat
Jaminan
Pelayanan
Ya
Bukan
Peserta
Penolakan
Surat Jaminan
Pelayanan
Tidak
Validasi Kriteria
Urgensi
Peserta
Validasi
Kepesertaan
Surat Permohonan
Penjaminan
Kantor Cabang
VI
Pelayanan Ambulan
A. Fasilitas Kesehatan
1. Fasilitas kesehatan tingkat pertama yang
mempunyai ambulan
2. Fasilitas kesehatan tingkat
mempunyai ambulan
lanjutan
yang
96
peraturan perundang-undangan.
2. Yang dimaksud dengan kondisi tertentu pada
poin 1 di atas adalah :
a. kondisi pasien sesuai indikasi medis
berdasarkan rekomendasi medis dari dokter
yang merawat
b. kondisi kelas perawatan sesuai hak peserta
penuh dan pasien sudah dirawat paling
sedikit selama 3 hari di kelas satu tingkat di
atas haknya
c. pasien rujukan kasus gawat darurat dari
fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama
dengan tujuan penyelamatan nyawa pasien
atau sebagai perawatan lanjutan setelah
pasien diberikan pelayanan sampai dengan
kondisi kegawatdaruratan telah teratasi dan
dapat dipindahkan.
d. pasien rujuk balik rawat inap yang masih
memerlukan pelayanan rawat inap di
fasilitas kesehatan tujuan
Contoh :
pasien kanker rawat inap dengan terapi
97
98
pasien
ke
selain
Fasilitas
99
d. Ambulan/mobil jenazah
e. Pasien rujuk balik rawat jalan
C. Prosedur
Dalam rangka evakuasi pasien, maka:
1. Fasilitas kesehatan yang memiliki fasilitas
ambulan
dapat
langsung
memberikan
pelayanan ambulan bagi pasien
2. Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki
fasilitas ambulan, maka Fasilitas kesehatan
berkoordinasi dengan penyedia ambulan yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan atau
petugas BPJS Kesehatan
3. Proses rujukan antar fasilitas kesehatan
mengikuti ketentuan sistem rujukan berjenjang
yang berlaku
D. Alur Pelayanan
(Grafik Ada Dihalaman Berikutnya)
100
101
Pelayanan Ambulan
oleh faskes perujuk
ya
tidak
Menghubungi
BPJS
Kesehatan
Menghubungi Provider
pelayanan Ambulan yang
telah bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan (daftar
provider Ambulan
disediakan oleh BPJS
Kesehatan)
Faskes
mempunyai
ambulan
Peserta membutuhkan
pelayanan ambulan
Peserta berobat ke
faskes primer atau
faskes lanjutan
Mulai
FASKES
PESERTA
Ambulan
tersedia
Pemberian pelayanan
Ambulan
Mengirimkan unit
ambulan sesuai
kebutuhan
ya
tidak
Mengkomunikasikan
dengan pihak RS dan
BPJS Kesehatan
Menerima informasi
kebutuhan ambulan
PROVIDER AMBULAN
D. ALUR PELAYANAN
Prosedur Klaim
Mengirimkan unit
ambulan sesuai
kebutuhan
Mencari dan
menyediakan
fasilitas Ambulan
Menerima informasi
kebutuhan ambulan
BPJS KESEHATAN
23
tanpa
dalam
102
103
104
uang
biaya
oleh
sama
105
106
besaran
penggantian
kompensasi
107
108
109
110
IX
Koordinasi Manfaat
111
1) Koordinasi manfaat
diberlakukan bila
Peserta mengambil kelas perawatan lebih
tinggi dari haknya sebagai Peserta BPJS
Kesehatan, kecuali pelayanan di Rumah
sakit yang tidak bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan, diatur tersendiri antara BPJS
Kesehatan dengan Asuransi tambahan atau
Badan penjamin lainnya.
2) BPJS Kesehatan menanggung biaya
sesuai hak kelas Peserta, Penjamin lain
menanggung selisih biaya akibat kenaikan
kelas Peserta
3) Koordinasi manfaat dapat dilakukan pada
Fasilitas kesehatan yang belum kerjasama
dengan BPJS Kesehatan.
4) Pelayanan kesehatan dapat diberikan di:
a) Fasilitas kesehatan yang bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan dan Asuransi
tambahan atau Badan Penjamin lain
b) Fasilitas kesehatan yang bekerjasama
dengan Asuransi tambahan atau Badan
Penjamin lain tetapi tidak bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan
112
113
Lampiran
KRITERIA GAWAT DARURAT
NO.
I
BAGIAN
ANAK
DIAGNOSA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
114
NO.
BAGIAN
DIAGNOSA
18
19
20
21
22
23
24
II
BEDAH
25
26
27
1
2
3
4
5
6
115
NO.
BAGIAN
DIAGNOSA
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
116
NO.
BAGIAN
DIAGNOSA
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Flail chest
Fraktur tulang kepala
Gastrokikis
Gigitan binatang / manusia
Hanging
Hematothorax dan pneumothorax
Hematuria
Hemoroid grade IV (dengan tanda
strangulasi)
Hernia incarcerate
Hidrochepalus dengan TIK
meningkat
Hirschprung disease
Ileus Obstruksi
Internal Bleeding
Luka Bakar
Luka terbuka daerah abdomen
Luka terbuka daerah kepala
Luka terbuka daerah thorax
Meningokel / myelokel pecah
Multiple trauma
Omfalokel pecah
Pankreatitis akut
Patah tulang dengan dugaan cedera
pembuluh darah
117
NO.
BAGIAN
DIAGNOSA
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
118
NO.
BAGIAN
III
Kardiovaskular
DIAGNOSA
1
Aritmia
2
3
10
11
12
13
14
1
2
Abortus
Distosia
4
5
6
7
8
IV
Kebidanan
119
NO.
BAGIAN
DIAGNOSA
3
4
5
6
7
8
9
10
Mata
1
2
3
4
5
120
Eklampsia
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Perdarahan Antepartum
Perdarahan Postpartum
Inversio Uteri
Febris Puerperalis
Hyperemesis gravidarum dengan
dehidrasi
Persalinan kehamilan risiko tinggi
dan atau persalinan dengan penyulit
Benda asing di kornea mata /
kelopak mata
Blenorrhoe/ Gonoblenorrhoe
Dakriosistisis akut
Endoftalmitis/panoftalmitis
Glaukoma :
a. Akut
b. Sekunder
Penurunan tajam penglihatan
mendadak :
a. Ablasio retina
b. CRAO
c. Vitreous bleeding
Selulitis Orbita
NO.
BAGIAN
DIAGNOSA
8
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Aspirasi pneumonia
Emboli paru
Gagal nafas
Injury paru
Massive hemoptisis
Massive pleural effusion
Oedema paru non cardiogenic
Open/closed pneumathorax
P.P.O.M Exacerbasi akut
Pneumonia sepsis
Pneumathorax ventil
VI
Paruparu
121
NO.
VII
VIII
BAGIAN
Penyakit
Dalam
THT
DIAGNOSA
13
14
15
1
Reccurent Haemoptoe
Status Asmaticus
Tenggelam
Demam berdarah dengue (DBD)
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
2
Demam tifoid
Difteri
Disequilebrium pasca HD
Gagal ginjal akut
GEA dan dehidrasi
Hematemesis melena
Hematochezia
Hipertensi maligna
Keracunan makanan
Keracunan obat
Koma metabolic
Leptospirosis
Malaria
Observasi shock
Abses di bidang THT & kepala leher
Benda asing laring/trachea/bronkus,
dan benda asing tenggorokan
Benda asing telinga dan hidung
Disfagia
3
4
122
NO.
BAGIAN
DIAGNOSA
5
6
7
8
9
10
11
IX
Syaraf
12
13
1
2
3
123
124
125
126
Ketentuan Umum
127
128
129
130
Fasilitas Kesehatan
Tarif
Puskesmas atau
fasilitas kesehatan
yang setara
Rp 3.000,00 s.d Rp
6.000,00
RS Pratama, Klinik
Pratama, Praktek
Dokter atau Fasilitas
Kesehatan yang setara
Rp 8.000,00 s.d Rp
10.000,00
No
Fasilitas Kesehatan
Tarif
Rp 2.000,00
131
132
133
No
Jenis Pelayanan
Pemeriksaan ANC
Tarif
(Rp)
25,000
600,000
750,000
Pemeriksaan PNC/neonatus
175,000
125,000
134
25,000
No
Jenis Pelayanan
Tarif
(Rp)
Pelayanan KB pemasangan:
7
- IUD/Implant
- Suntik
100,000
15,000
125,000
b. Tarif
Pelayanan
Kesehatan
Kebidanan
dan Neonatal yang dilakukan oleh bidan
sebagaimana dimaksud pada angka 1 (ANC),
angka 4 (PNC), dan angka 7 (pelayanan KB)
dalam Lampiran I angka II huruf B Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun 2013 hanya
berlaku untuk pelayanan kesehatan kebidanan
dan neonatal di luar Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (Puskesmas, RS Kelas D Pratama, klinik
pratama, atau fasilitas kesehatan yang setara)
yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
c. Tarif persalinan adalah paket persalinan
termasuk akomodasi. Pasien tidak boleh ditarik
iur biaya.
135
136
137
menjelaskan
tentang
persalinan yang diberikan
pelayanan
138
per
kantong
yang
139
Faktor
Pelayanan
Maksimal
0,20
0,15
0,10
140
Faktor
Pelayanan
Maksimal
0,05
> Rp1.000.000,-
0,02
141
Harga Obat =
(harga dasar x faktor pelayanan) + embalage
6. Pelayanan Pemeriksaan Penunjang Program
Rujuk Balik
a. Pelayanan pemeriksaan penunjang Program
Rujuk Balik (PRB) yang dijamin oleh BPJS
Kesehatan adalah pemeriksaan Gula Darah
Puasa, Gula Darah Post Prandial dan Gula
Darah Sewaktu.
b. Tarif pemeriksaan GDS, GDP dan GDPP
berdasarkan
kesepakatan
antara
BPJS
Kesehatan dengan Fasilitas Kesehatan dengan
range tarif Rp10.000,00 - Rp20.000,00.
c. Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu, Glukosa
Darah Puasa (GDP) dan Glukosa Darah Post
Prandial (GDPP) dilakukan 1 (satu) bulan sekali
142
143
144
permintaan
pemeriksaan
oleh
145
146
147
148
Berkas pendukung
diperlukan
lain
yang
149
150
Laporan operasi
khusus
Berkas pendukung
diperlukan
lain
yang
diajukan
kepada
Kantor
Cabang/
151
152
153
154
155
156
Alat Kesehatan
Tarif (Rp)
Ketentuan
Kacamata
1. PBI/Hak rawat
kelas 3:
Rp150.000,00
2. Hak rawat kelas 2:
Rp200.000,00
3. Hak rawat kelas1:
Rp300.000,00
1. Diberikan paling
cepat 2 (dua)
tahun sekali
2. Indikasi medis
minimal:
- Sferis 0,5D
- Silindris 0,25D
Alat bantu
dengar
Maksimal
Rp1.000.000,00
Diberikan paling
cepat 5 (lima) tahun
sekali atas indikasi
medis
No
Alat Kesehatan
Tarif (Rp)
Ketentuan
Protesa alat
gerak
Maksimal
Rp2.500.000,00
Protesa gigi
Maksimal
Rp1.000.000,00
1. Diberikan paling
cepat 2 (dua)
tahun sekali atas
indikasi medis
untuk gigi yang
sama
2. Full protesa
gigi maksimal
Rp1.000.000,00
3. Masing-masing
rahang maksimal
Rp500.000,00
Korset tulang
belakang
Maksimal
Rp350.000,00
Diberikan paling
cepat 2 (dua) tahun
sekali atas indikasi
medis
Collar neck
Maksimal
Rp150.000,00
Diberikan paling
cepat 2 (dua) tahun
sekali atas indikasi
medis
157
No
7
Alat Kesehatan
Kruk
Tarif (Rp)
Maksimal
Rp350.000,00
Ketentuan
Diberikan paling
cepat 5 (lima) tahun
sekali atas indikasi
medis
5. Alat kesehatan:
a. Kacamata
1) Diberikan kepada peserta BPJS Kesehatan
dengan gangguan penglihatan sesuai
dengan indikasi medis yang merupakan
bagian dari pemeriksaan dan penanganan
yang diberikan pada fasilitas kesehatan
tingkat lanjutan yang bekerja sama dengan
BPJS Kesehatan
2) Penjaminan pelayanan kacamata diberikan
atas rekomendasi dari dokter spesialis mata
dan dibuktikan dengan hasil pemeriksaan
mata.
3) Klaim diajukan secara kolektif oleh
fasilitas kesehatan kepada Kantor Cabang/
Kantor Operasional Kabupaten/Kota BPJS
Kesehatan maksimal tanggal 10 bulan
158
159
160
161
d. Protesa Gigi
1) Diberikan kepada peserta BPJS Kesehatan
yang kehilangan gigi sesuai dengan indikasi
medis
2) Pelayanan prothesa gigi diberikan oleh
fasilitas kesehatan tingkat pertama dan
fasilitas kesehatan tingkat lanjutan yang
bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
3) Penjaminan
pelayanan
protesa
gigi
diberikan atas rekomendasi dari dokter gigi
4) Klaim diajukan secara kolektif oleh
fasilitas kesehatan kepada Kantor Cabang/
Kantor Operasional Kabupaten/Kota BPJS
Kesehatan maksimal tanggal 10 bulan
berikutnya dalam bentuk softcopy (luaran
aplikasi) dan hardcopy (berkas pendukung
klaim), dengan kelengkapan administrasi
umum sesuai poin A.5. dan kelengkapan
lain sebagai berikut:
a)
162
163
164
165
166
167
168
Klaim Ambulan
169
yang
memuat
1) Identitas pasien
2) Waktu pelayanan (hari, tanggal, jam
berangkat dari Fasilitas Kesehatan perujuk
dan jam tiba di Fasilitas Kesehatan tujuan
3) Fasilitas Kesehatan perujuk
4) Fasilitas Kesehatan tujuan rujukan
5) Tandatangan dan cap dari Fasilitas
Kesehatan perujuk dan Fasilitas Kesehatan
penerima rujukan
170
171
terdiri dari:
1) Surat Eligibilitas Peserta (SEP)
2) Resep permintaan CAPD dari dokter yang
merawat
3) Protokol terapi dan regimen penggunaan
consumable CAPD
4) Berkas pendukung lain yang diperlukan
172
173
174
Definisi
Edukasi
Kesehatan
adalah
kegiatan
upaya
meningkatkan pengetahuan kesehatan perorangan
paling sedikit mengenai pengelolaan faktor risiko
penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat
dalam upaya meningkatkan status kesehatan
peserta, mencegah timbulnya kembali penyakit dan
memulihkan penyakit.
II
Tujuan
III
Bentuk
Edukasi Langsung :
Olah Raga Sehat
Promosi Kesehatan Keliling
175
IV
Sasaran Program
Peserta BPJS.
VI
Ruang Lingkup
176
177
Penyebarluasan / distribusi
kesehatan sesuai kebutuhan
materi
promosi
Output :
178
179
180
dan
b. Pengorganisasian
1) Penanggung jawab kegiatan pada level
provinsi dimana terdapat kantor Divisi
Regional adalah Bidang Manajemen
Pelayanan Kesehatan sedang jika tidak ada
maka Kantor Cabang setempat.
2) Faskes tingkat Pertama berperan sebagai
pemberi
pelayanan
konsultasi
atau
pemeriksaan kesehatan sederhana di lokasi
kegiatan.
3) Kerjasama dengan organisasi kemasyarakatan yang bersifat kesehatan dapat dilaksanakan untuk mengatur jadwal pelaksanaan
kegiatan.
4) Jika kegiatan dilakukan oleh penyelenggara
acara maka Bidang Manajemen Pelayanan
Kesehatan / Bagian Manajemen Pelayanan
181
182
183
kebutuhan
biaya
184
185
Alur Promkesling
Promosi Kesehatan Keliling
Divisi Regional
Manajemen
Pelkes
Kantor Cabang
Kabag Manajemen
Pelayanan Primer
Menetapkan
target
Mengindetifkasi
sasaran
Institusi
Pemerintah/
Organisasi
Masyarakat
Laporan
186
187
188
189
materi kesehatan.
4) Media periklanan sebagai pelaksana
produksi dan penempatan materi edukasi
kesehatan di tempat publik
5) Pendistribusian materi promosi kesehatan
untuk instansi / kantor dinas, badan usaha,
dan fasilitas kesehatan oleh jajaran BPJS
Kesehatan
c. Pelaksanaan
1) Tahap awal dengan kampanye kesadaran
kepada masyarakat, serta pengenalan
model dan desain media kampanye promosi
kesehatan.
2) Selanjutnya dilakukan penguatan materi
pencegahan risiko penyakit diabetes melitus
dan hipertensi misalnya kegemukan dan
obesitas, makanan rendah garam.
3) Penetapan bulan kampanye misalnya pada
saat peringatan hari diabetes dunia.
4) Mendukung pelaksanaan kegiatan edukasi
langsung terutama pada saat kegiatan
olahraga sehat.
190
IX
kuesioner
pemanfaatan
Hal-Hal Kritis
1. Promkesling
a. Informasi awal peserta sasaran edukasi (bisa
sesuai segmentasi peserta) sehingga tenaga
penyuluh mampu membuat strategi dan materi
penyuluhan yang sesuai
b. Penentuan jenis olahraga sehat yang sesuai
kebutuhan peserta
c. Peningkatan kegiatan Kemitraan dan koordinasi
lintas sektor dalam mensukseskan kegiatan
191
192
2. Pelayanan Imunisasi
193
194
Definisi
II
Landasan Hukum
III
Tujuan
195
IV
Sasaran
VI
Ruang Lingkup
196
VII Indikator
Proses:
Output:
balita
yang
197
198
199
200
Mapping Data
Balita
KC/KOK
Input Data
Imunisasi
Faskes
Tingkat I
Laporan Imunisasi
Sosialisasi
Peserta BPJS
Imunisasi
Balita Peserta
BPJS
Laporan Imunisasi
Dinas
Kesehatan
Alur Imunisasi
Pengorganisasian
1. Kantor Cabang sebagai penanggung jawab :
a. Melakukan koordinasi dengan
Faskes Tingkat Pertama,
dokter
201
202
203
IX
204
3. Skrining Kesehatan
205
206
Definisi
II
Tujuan
207
III
Sasaran
IV
Bentuk Pelaksanaan
208
209
Penanggungjawab
VI
Langkah Pelaksanaan
210
2. Pengorganisasian
a. Kantor Pusat berperan untuk membuat
skema pertanyaan kuesioner skrining
riwayat kesehatan
b. Kantor
Divisi
Regional
bertugas
mengkoordinasi
jumlah
ketersediaan
Fasilitas Kesehatan di wilayahnya yang akan
melakukan kegiatan skrining
c. Kantor Cabang sebagai penanggung jawab
melakukan koordinasi dengan Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama, sosialisasi dan
informasi kepada peserta dan memonitor
pelaksanaan skrining di wilayah kerja
3. Pelaksanaan oleh Kantor Cabang:
a. Melakukan identifikasi calon peserta sasaran
Skrining Riwayat Kesehatan
b. Mengadakan Formulir Skrining dan sarana
pendukung lainnya (oleh Divisi Regional
atau Kantor Cabang) sesuai dengan jumlah
sasaran peserta Skrining
c. Melakukan
koordinasi
dengan
Fasilitas
211
212
213
214
B. Deteksi Kanker
1. Perencanaan
Langkah-langkah yang dilakukan antara lain:
a. Mempersiapkan
Kesehatan
Fasilitas
Pelayanan
215
216
217
yang
melakukan
218
proses
219
220
Edukasi Pemeliharaan
Kesehatan Mandiri
IVA
di Faskes Tk. Pertama
Pap Smear
di Faskes Tk. Lanjutan
Pengobatan Lanjutan
Terapi Krio
(Krioterapi)
PESERTA
BPJS Kesehatan
221
222
Risiko
Normal
Risiko
CBE /
Sadari
Normal
Skrining
Riwayat
Edukasi Pemeliharaan
Kesehatan Mandiri
PESERTA
BPJS Kesehatan
Risiko
Pengobatan
Mamografi di Faskes
Tk. Lanjutan
VII Indikator
A. Skrining Riwayat Kesehatan
1. Proses:
Jumlah kuesioner yang terisi data skrining
Jumlah peserta yang dilakukan pemeriksaan
tindak lanjut
2. Output:
Cakupan peserta yang berisiko tinggi
B. Deteksi Kanker
1. Proses:
Jumlah wanita yang mendapat pelayanan
deteksi Kanker Leher Rahim dan Kanker
Payudara
2. Output:
Terlaksananya pemeriksaan deteksi Kanker
Leher Rahim dan Kanker Payudara serta
ditemukannya peserta berisiko tinggi oleh
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
223
VIII
224
225
226
227
228
A. Definisi
Sistem Rujukan pelayanan kesehatan adalah
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab
pelayanan kesehatan secara timbal balik baik
vertikal maupun horizontal yang wajib dilaksanakan
oleh peserta jaminan kesehatan atau asuransi
kesehatan sosial, dan seluruh fasilitas kesehatan.
Alur Pelayanan Kesehatan
Rujuk/
Rujuk Balik
Peserta
Faskes Primer
Emergency
Klaim
BPJS Kesehatan
Branch Office
Rumah Sakit
229
B. Ketentuan Umum
1. Pelayanan kesehatan perorangan terdiri dari 3
(tiga) tingkatan yaitu:
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama;
b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua; dan
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga.
2. Pelayanan
kesehatan
tingkat
pertama
merupakan pelayanan kesehatan dasar yang
diberikan oleh fasilitas kesehatan tingkat
pertama.
3. Pelayanan kesehatan tingkat kedua merupakan
pelayanan
kesehatan
spesialistik
yang
dilakukan oleh dokter spesialis atau dokter gigi
spesialis yang menggunakan pengetahuan dan
teknologi kesehatan spesialistik.
4. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga merupakan
pelayanan kesehatan sub spesialistik yang
dilakukan oleh dokter sub spesialis atau
dokter gigi sub spesialis yang menggunakan
pengetahuan dan teknologi kesehatan sub
spesialistik.
5. Dalam menjalankan pelayanan kesehatan,
230
231
232
Tingkat
Ketiga
Tingkat Kedua
Tingkat Pertama
Pelayanan kesehatan
spesialistik oleh dokter
sub spesialis di Faskes
tingkat lanjutan
Pelayanan kesehatan
dasar oleh Faskes
tingkat Pertama
233
II
234
235
236
237
III
238
IV
239
1. Apakah
pasien
yang
tidak
mengikuti
rujukan
Peserta yang
ingin mendapatkan pelayanan
yang tidak sesuai dengan sistem rujukan dapat
dimasukkan dalam kategori pelayanan yang tidak
sesuai dengan prosedur sehingga tidak dapat
dibayarkan oleh BPJS Kesehatan, kecuali dalam
kondisi tertentu yaitu kondisi gawat darurat,
bencana, kekhususan permasalahan pasien,
pertimbangan geografis, dan pertimbangan
ketersediaan fasilitas.
2. Untuk pasien di perbatasan, apakah
diperbolehkan untuk merujuk pasien lintas
kabupaten?
Jika atas pertimbangan geografis dan keselamatan
pasien tidak memungkinkan untuk dilakukan
rujukan dalam satu kabupaten, maka diperbolehkan
rujukan lintas kabupaten.
240
241
242
Definisi
II
Cakupan Pelayanan
243
244
245
III
246
IV
247
248
249
250
KAPITASI
ANC, PNC,
Pelayanan KB
Puskesmas, klinik, RS
Pratama
BIDAN
JEJARING
FEE FOR
SERVICE
251
Jenis Pelayanan
Tarif (Rp)
600.000
Penanganan perdarahan
paska keguguran, persalinan
pervaginam dengan tindakan
emergensi dasar
750.000
175.000
125.000
252
253
254
255
256
257
bayinya
dengan
melampirkan
salinan Akte Kelahiran atau Surat
Keterangan Lahir atau Kartu
Keluarga dalam waktu maksimal
3 bulan (sesuai dengan ketentuan
penambahan anggota keluarga yang
berlaku).
-
258
259
Prosedur Pelayanan
Membawa identitas
peserta BPJS Kesehatan
Membawa identitas
peserta BPJS Kesehatan
mendapatkan pelayanan
kesehatan
mendapatkan pelayanan
kesehatan
260
Selesai
mendapatkan pelayanan
kesehatan
Selesai
mendapatkan pelayanan
kesehatan
VI
Fasilitas kesehatan
tempat terdaftar
di
261
262
263
264
6. PROLANIS
265
266
Definisi
II
Tujuan
267
III
Sasaran
IV
Bentuk Pelaksanaan
Penanggungjawab
VI
Langkah Pelaksanaan
data
peserta
sasaran
268
sosialisasi
Prolanis
kepada
269
270
271
Buku Pemantauan
Peserta
Panduan
Klinis
- KIE
- Pertemuan Klub
- Seminar Kesehatan
- Reminder Agenda Konsultasi
Dokter, Ambil Obat, Kegiatan2
dalam Program
Pelayanan
- Identitas Peserta
- Status Kesehatan
SIM
Seleksi
Peserta
Sosialisasi
BPJS Kesehatan
Analisa
HASIL PEMERIKSAAN
- Konsultasi (Promotif)
- Preventif/Kuratif/
Rehabilitatif
- Resep Obat Kronis
Pelayanan RJTP G
Registrasi
Peserta di Dokter
Keluarga
Dokter Keluarga
HASIL PEMERIKSAAN
Ya
Diagnosa DM
Tipe 2 dan atau
Hipertensi
Pemeriksaan Penunjang G
Peserta RISTI berdasarkan
Skrining Riwayat Kesehatan
Mapping Peserta
- Data Klaim/ Med-Rec
- Hasil MCU
- Surat Rujuk Balik
- Hasil Skrining
Keterangan:
Proses Program
Konektivitas Jaringan Komputerisasi
Kebutuhan Panduan Klinis sesuai jenis Penyakit Kronis
- G - Titik Kritis pelayanan
Ambil
Obat
Kronis/
Rujuk
Balik
Apotek
Aktifitas PROLANIS
1. Konsultasi Medis Peserta Prolanis : jadwal konsultasi
disepakati bersama antara peserta dengan Faskes
Pengelola
2. Edukasi Kelompok Peserta Prolanis
Definisi : Edukasi Klub Risti (Klub Prolanis)
adalah kegiatan untuk meningkatkan
pengetahuan kesehatan dalam upaya
memulihkan penyakit dan mencegah
timbulnya kembali penyakit serta
meningkatkan status kesehatan bagi
peserta PROLANIS
Sasaran : Terbentuknya kelompok peserta (Klub)
PROLANIS minimal 1 Faskes Pengelola
1 Klub. Pengelompokan diutamakan
berdasarkan kondisi kesehatan Peserta
dan kebutuhan edukasi.
Langkah - langkah:
a. Mendorong Faskes Pengelola melakukan
identifikasi peserta terdaftar sesuai tingkat
severitas penyakit DM Tipe 2 dan Hipertensi
yang disandang
272
273
b. Memfasilitasi
koordinasi
antara
Faskes
Pengelola dengan Organisasi Profesi/Dokter
Spesialis diwilayahnya
c. Memfasilitasi penyusunan kepengurusan dalam
Klub
d. Memfasilitasi penyusunan kriteria
PROLANIS yang berasal dari peserta.
Duta
274
275
Kantor
Divisi
4. Home Visit
Definisi : Home Visit adalah kegiatan pelayanan
kunjungan ke rumah Peserta PROLANIS untuk
pemberian informasi/edukasi kesehatan diri dan
lingkungan bagi peserta PROLANIS dan keluarga
Sasaran:
Peserta PROLANIS dengan kriteria :
a. Peserta baru terdaftar
b. Peserta tidak hadir terapi di Dokter Praktek
Perorangan/Klinik/Puskesmas 3 bulan berturutturut
c. Peserta dengan GDP/GDPP di bawah standar 3
bulan berturut-turut (PPDM)
d. Peserta dengan Tekanan Darah tidak terkontrol
3 bulan berturut-turut (PPHT)
e. Peserta pasca opname
276
277
Langkah langkah:
a. Melakukan identifikasi sasaran peserta yang
perlu dilakukan Home Visit
b. Memfasilitasi
Faskes
Pengelola
menetapkan waktu kunjungan
c. Bila diperlukan, dilakukan
pelaksanaan Home Visit
untuk
pendampingan
278
279
VII
280
281
282
Pendahuluan
II
Landasan Hukum
283
III
Definisi
Pelayanan Obat Rujuk Balik adalah pemberian obatobatan untuk penyakit kronis di Faskes Tingkat
Pertama sebagai bagian dari program pelayanan rujuk
balik
IV
284
1. Bagi Peserta
a. Meningkatkan kemudahan akses pelayanan
kesehatan
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang
mencakup akses promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif
c. Meningkatkan hubungan
dokter dengan
pasien dalam konteks pelayanan holistik
d. Memudahkan untuk mendapatkan obat yang
diperlukan
285
286
VI
Ruang Lingkup
Program Rujuk Balik
1. Jenis Penyakit
Jenis Penyakit yang termasuk Program Rujuk Balik
adalah:
a. Diabetus Mellitus
b. Hipertensi
c. Jantung
d. Asma
e. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
f. Epilepsy
g. Schizophrenia
h. Stroke
i. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
Sesuai dengan rekomendasi Perhimpunan Peneliti
Hati Indonesia dan Komite Formularium Nasional,
penyakit sirosis tidak dapat dilakukan rujuk balik ke
Faskes Tingkat Pertama karena :
a. Sirosis hepatis merupakan penyakit yang tidak
curabel
287
288
VIII
Mekanisme Pendaftaran
Peserta PRB
289
290
1. Kartu
Identitas BPJS
2. SEP
3. SRB
4. Resep Rujuk
Balik
Peserta BPJS
Kesehatan
Mengisi Formulir
Pendaftaran
POJOK PRB
Approval oleh
Petugas BPJS
Peserta PRB
BUKU
KONTROL PRB
IX
1. Pelayanan
Pertama
pada
Fasilitas
Kesehatan
Tingkat
291
292
293
294
295
XI
296
297
298
299
300
301
302
Pendahuluan
303
Pengertian Teknis
II
KREDENSIALING
1.
2.
3.
UU 40/2004
a.
b.
304
Pasal 35
Pasal 36
BPJS Kesehatan dalam memenuhi kebutuhan jaringan pemberi
pelayanan kesehatan bagi Peserta BPJS memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
-
c.
Pasal 45
Fasilitas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan
bagi peserta BPJS Kesehatan mengutamakan hal-hal yang
menjadi aspek kinerja provider sebagai berikut:
-
305
4.
Efektivitas tindakan
5.
6.
306
Surat Ijin Praktik (SIP) bagi dokter/dokter gigi dan Surat Ijin Praktik
atau Surat Ijin Kerja (SIP/SIK) bagi tenaga kesehatan lain
Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA) bagi Apoteker dalam hal klinik
menyelenggarakan pelayanan kefarmasian
Kriteria teknis apa saja yang wajib dipenuhi oleh faskes tingkat
pertama?
a.
b.
7.
c.
d.
e.
dikirimkan
surat
307
8.
9.
308
efektif dan efisien melalui metode dan standar penilaian yang terukur
dan objektif.
13. Apakah kriteria Rekredensialing faskes tingkat pertama?
Terdapat dua kriteria kredensialing faskes primer yaitu kriteria mutlak
dan teknis.
14. Kriteria Rekredensialing administrasi/mutlak apa saja yang wajib
dipenuhi oleh faskes tingkat pertama?
Updating Surat Ijin Praktek dan Surat Ijin Operasional
15. Kriteria Rekredensialing teknis apa saja yang wajib dipenuhi oleh
faskes tingkat pertama?
a.
b.
c.
d.
e.
f.
309
III
1.
310
Langkah-Langkah Pelaksanaan
b.
c.
d.
Pelaksanaan kredensialing
e.
f.
g.
h.
i.
2.
3.
Aktifitas
PIC
staf
Memberikan persetujuan
ka.unit
ka.unit
Memberikan persetujuan
kacab
kacab
staf
staf
Aktifitas
PIC
staf
Memberikan persetujuan
ka.unit
kacab
faskes
staf
staf
staf
kerjasama
8
staf
staf
10
Memberikan persetujuan
ka.unit
311
No
11
4.
Aktifitas
Membuat konsep hasil pemeriksaan kelengkapan
administratif
PIC
ka.unit
Aktifitas
PIC
staf
tim
seleksi
tim
seleksi
tim
seleksi
kacab
Memberikan persetujuan
ka.unit
ka.unit
staf
ECM
312
Memberikan persetujuan
kacab
10
kacab
11
Memberikan persetujuan
kabid
12
kabid
No
13
Aktifitas
Melakukan print out rekapitulasi hasil penilaian
PIC
staf
kredensialing faskes
14
Memberikan persetujuan
ka.unit
15
ka.unit
kredensialing faskes
16
Memberikan persetujuan
kacab
17
kacab
18
staf
5.
staf
Aktifitas
PIC
staf
staf
Memberikan persetujuan
ka.unit
ka.unit
Memberikan persetujuan
kacab
kacab
staf
313
No
Aktifitas
PIC
Memberikan persetujuan
ka.unit
ka.unit
10
Memberikan persetujuan
kacab
11
kacab
kredensialing
12
staf
14
tim
seleksi
tim
seleksi
15
16
tim
seleksi
tim
rekredensialing
seleksi
17
kacab
18
19
Memberikan persetujuan
kabag
20
kabag
staf
aplikasi ECM
21
Memberikan persetujuan
kacab
22
kacab
314
No
Aktifitas
PIC
23
Memberikan persetujuan
kabid
24
kabid
aplikasi ECM
25
staf
26
Memberikan persetujuan
kabag
27
kabag
rekredensialing faskes
6.
28
Memberikan persetujuan
kacab
29
kacab
30
staf
31
staf
b)
c)
d)
e)
315
7.
f)
g)
8.
1.
2.
Skor 70 84
= Kategori B (direkomendasikan)
3.
Skor 60 69
4.
Skor < 60
316
IV
1.
Hal-Hal Kritis
Transparansi
Proses kredensialing/rekredensialing harus bersifat transparan,
dalam artian semua pihak harus mengetahui dasar pengambilan
keputusan. Proses transparansi dimulai dari pemberian format self
assessment kepada faskes sebelum dimulai proses kredensialing
sehingga faskes mempunyai kesempatan untuk menilai diri sendiri.
Hasil Kredensialing/ Rekredensialing juga dapat diketahui oleh pihak
faskes.
Evidense
Semua proses kredensialing/rekredensialing harus disertai dan
dilengkapi dengan bukti tertulis/ evidens yang harus tersimpan dan
terarsip dengan rapi sehingga dapat menjadi dasar untuk audit.
2.
3.
317
318
319
320
Ketentuan Umum
321
II
Definisi
322
III
Tujuan Implementasi
Gatekeeper
323
IV
Pelaksana Gatekeeper
324
325
VI
326
Kompetensi Fasilitas
VII Kesehatan Sebagai
Gatekeeper
a. Kompetensi yang wajib dimiliki oleh semua
Gatekeeper adalah :
Standar kompetensi dokter umum sesuai dengan
Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor
11 Tahun 2012 tentang Standar Kompetensi
Dokter Indonesia yaitu pada kompetensi level 4A
(kompetensi yang dicapai saat lulus dokter) dimana
pada level tersebut dokter mampu mendiagnosis
dan melakukan penatalaksanaan secara mandiri
dan tuntas.
b. Kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh semua
Gatekeeper adalah :
1) Standar Kompetensi Dokter Keluarga
2) Advance Trauma Life Support (ATLS)
3) Advance Cardiac Life Support (ACLS)
4) Sertifikat Keahlian Medis Endokrin
5) Pelatihan Kesehatan Kerja
6) Sertifikat Pelatihan Kesehatan Lainnya
327
pendidik
untuk
IX
328
penyakit
dan
proteksi
khusus
329
330
331
3. Penguatan
(continuity)
fungsi
pelayanan
berkelanjutan
332
konsultasi
setiap
pasien
333
2) Keluhan peserta
dokternya rendah
terhadap
pelayanan
Mencari tahu
ekspektasi dan opsi
pasien
DATA
PROMOTIF
PREVENTIF
Data riwayat
kesehatan
Mengenal lingkungan
tempat tinggal
melibatkan komunitas
334
KOMUNIKASI
KOORDINASI
Mencegah duplikasi
intervensi
mengurangi bahaya
akibat penanganan
yang tumpang tindih
Memastikan
kontinuitas pelayanan
Sarana untuk meminta
saran treatment
sebelum dirujuk
4. Penguatan
fungsi
(comprehensiveness)
pelayanan
paripurna
335
koordinasi
336
pelayanan
337
338
339
MENERIMA
RUJUKAN
BERJENJANG
TERSELEKSI
RUMAH
SAKIT
MEMBANTU
PENINGKATAN
KOMPETENSI
DOKTER
FASKES TK I
RS FOKUS
MENANGANI
KASUS SESUAI
KOMPETENSI
BEBAN KERJA
RS MENURUN
KOORDINASI
DAN
KEMITRAAN
DENGAN
FASKES TK I
340
standar
mutu
Fasilitas
341
2) pemenuhan standar
kesehatan; dan
proses
pelayanan
342
XI
Daftar Pustaka
343
344
345
346
Pendahuluan
347
II
1.
Pengertian Teknis
2.
3.
UU 40/2004 Pasal 23
Ayat 1, Manfaat jaminan kesehatan diberikan pada fasilitas milik
Pemerintah atau swasta yang menjalin kerjasama dengan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial.
2.
348
Pasal 36
(1) Penyelenggara pelayanan kesehatan meliputi semua
Fasilitas Kesehatan yang menjalin kerjasama dengan BPJS
Kesehatan.
(2) Fasilitas Kesehatan milik Pemerintah dan Pemerintah
Daerah yang memenuhi persyaratan wajib bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan.
(3) Fasilitas
Kesehatan
milik
swasta
yang
memenuhi
2.
3.
4.
5.
6.
7.
349
5.
6.
7.
b.
Balai Kesehatan
c.
d.
Mapping
Profiling
9.
350
Kode Pos
Kepemilikan
351
Cakupan Pelayanan
Waktu Pelayanan
Akses Pelayanan
Kepemilikan
Cakupan Pelayanan
352
Ketersediaan (Available)
Kelayakan (appropriate)
Kesinambungan (continue)
Penerimaan (acceptable)
Ketercapaian (achievable)
Keterjangkauan (affordable)
Efisien (efficiency)
Data Penerbitan Surat Ijin Praktek / Surat Ijin Operasional dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
353
III
1.
Langkah-Langkah Pelaksanaan
354
Aktifitas
PIC
staf
staf
staf
staf
staf
Memberikan persetujuan
ka.unit
ka.unit
Memberikan persetujuan
kacab
Aktifitas
PIC
kacab
10
staf
Aktifitas
PIC
staf
staf
staf
Memberikan persetujuan
analis
analis
Memberikan persetujuan
kabid
kabid
Memberikan persetujuan
kadivre
kadivre
355
Aktifitas
Mengirimkan data pemetaan fasilitas kesehatan
PIC
staf
Aktifitas
PIC
staf
staf
Memberikan persetujuan
ka.unit
ka.unit
ka.unit
Memberikan persetujuan
kacab
kacab
staf
Aktifitas
Melakukan pengumpulan data profil fasilitas
PIC
staf
356
staf
Aktifitas
PIC
Memberikan persetujuan
ka.unit
ka.unit
ka.unit
Memberikan persetujuan
kacab
kacab
staf
kadivre
staf
Kantor Pusat
3.
Aktifitas
PIC
staf
staf
Memberikan persetujuan
analis
357
Aktifitas
PIC
analis
Memberikan persetujuan
kabid
kabid
Memberikan persetujuan
kadivre
kadivre
staf
propinsi
Analisa Kebutuhan Faskes Kantor Cabang
No
Aktifitas
PIC
staf
staf
staf
staf
358
Memberikan persetujuan
ka.unit
IV
1.
Aktifitas
PIC
ka.unit
Memberikan persetujuan
kacab
kacab
staf
Hal-Hal Kritis
b.
c.
d.
Demand peserta
e.
f.
359
2.
3.
4.
360
Angka Rujukan
Ratio Rujukan
361
362
Pendahuluan
363
Pengertian Teknis
II
KREDENSIALING
1.
2.
3.
2.
UU 24/2011 Pasal 11
a.
b.
UU 40/2004 Pasal 23
Ayat 1, Manfaat jaminan kesehatan diberikan pada fasilitas
kesehatan yang menjalin kerjasama dengan BPJS.
3.
UU 40/2004 Pasal 24
a.
364
b.
c.
4.
Pasal 35
Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas
ketersediaan fasilitas kesehatan
b.
Pasal 36
BPJS Kesehatan dalam memenuhi kebutuhan jaringan pemberi
pelayanan kesehatan bagi Peserta BPJS memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
c.
Pasal 45
Fasilitas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan
365
4.
Efektivitas tindakan
5.
6.
b.
c.
d.
Surat Akreditasi RS
e.
f.
g.
Kriteria teknis apa saja yang wajib dipenuhi oleh faskes tingkat
lanjutan?
a.
366
c.
d.
7.
dikirimkan
surat
367
8.
9.
368
b.
c.
d.
e.
369
Langkah-Langkah Pelaksanaan
III
1.
2.
b.
c.
d.
Pelaksanaan kredensialing
e.
f.
g.
h.
i.
370
Aktifitas
Memberikan persetujuan
PIC
staf
ka.unit
No
3.
Aktifitas
PIC
ka.unit
Memberikan persetujuan
ka.unit
ka.unit
staf
staf
Aktifitas
PIC
staf
Memberikan persetujuan
ka.unit
kacab
faskes
staf
staf
staf
staf
10
Memberikan persetujuan
ka.unit
11
ka.unit
staf
administratif
371
4.
Aktifitas
PIC
staf
tim
seleksi
tim
seleksi
tim
seleksi
kacab
Memberikan persetujuan
ka.unit
ka.unit
staf
ECM
9
Memberikan persetujuan
kacab
10
kacab
11
Memberikan persetujuan
kabid
12
kabid
13
staf
kredensialing faskes
14
372
Memberikan persetujuan
ka.unit
5.
No
Aktifitas
PIC
15
ka.unit
16
Memberikan persetujuan
kacab
17
kacab
18
staf
19
staf
Aktifitas
PIC
staf
staf
Memberikan persetujuan
ka.unit
ka.unit
Memberikan persetujuan
kacab
kacab
direkredensialing
7
staf
Memberikan persetujuan
ka.unit
ka.unit
10
Memberikan persetujuan
kacab
373
No
Aktifitas
11
12
13
14
PIC
kacab
staf
tim
seleksi
tim
seleksi
15
16
374
tim
seleksi
tim
seleksi
kacab
17
18
19
Memberikan persetujuan
ka.unit
20
ka.unit
21
Memberikan persetujuan
kacab
22
kacab
23
Memberikan persetujuan
kabid
24
kabid
staf
No
6.
Aktifitas
PIC
25
staf
26
Memberikan persetujuan
ka.unit
27
ka.unit
28
Memberikan persetujuan
kacab
29
kacab
30
staf
31
staf
b)
c)
d)
e)
f)
375
g)
7.
8.
1.
2.
Skor 70 84
= Kategori B (direkomendasikan)
3.
Skor 60 69
4.
Skor < 60
IV
1.
Hal-Hal Kritis
376
Transparansi
Proses kredensialing/rekredensialing harus bersifat transparan,
dalam artian semua pihak harus mengetahui dasar pengambilan
keputusan. Proses transparansi dimulai dari pemberian format self
assessment kepada faskes sebelum dimulai proses kredensialing
sehingga faskes mempunyai kesempatan untuk menilai diri sendiri.
Hasil kredensialing/rekredensialing juga dapat diketahui oleh pihak
faskes.
Eviden
Semua proses kredensialing /rekredensialing harus disertai dan
dilengkapi dengan bukti tertulis/ evidens yang harus tersimpan dan
terarsip dengan rapi sehingga dapat menjadi dasar untuk audit.
2.
3.
377
378
379
380
A. Definisi
Pelayanan Kesehatan Darurat Medis adalah
pelayanan kesehatan yang harus diberikan
secepatnya untuk mencegah kematian, keparahan,
dan/atau kecacatan sesuai dengan kemampuan
Fasilitas kesehatan.
Penjaminan pelayanan di Fasilitas kesehatan
yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
di Fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun
Fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan
dilakukan hanya untuk pasien yang dalam
keadaan gawat darurat.
381
B. Landasan Hukum
1. Peraturan Presiden nomor 12 tahun 2013 Pasal
25 poin b, pasal 33, dan pasal 40
2. Permenkes Nomor 71 tahun 2013 pasal 29
3. Surat Edaran Nomor HK/MENKES/31/I/2014
tentang
Pelaksanaan
Standar
Tarif
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama dan
Fasilitas kesehatan Tingkat Lanjutan Dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan.
II
Cakupan Pelayanan
382
383
III
diberikan
tanpa
384
385
386
387
388
transportasi
untuk
389
390
Pasien boleh
pulang
Pasien Pulang
Kondisi kegawat
daruratan pasien
telah tertangani
Pasien melapor
status kepesertaan
kepada petugas RS
IV
391
392
Lampiran
BAGIAN
ANAK
DIAGNOSA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
393
NO.
BAGIAN
DIAGNOSA
18
19
20
21
22
23
24
II
394
BEDAH
25
26
27
1
2
3
4
5
NO.
BAGIAN
DIAGNOSA
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
395
NO.
BAGIAN
DIAGNOSA
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
396
CVA bleeding
Dislokasi persendian
Drowning
Flail chest
Fraktur tulang kepala
Gastrokikis
Gigitan binatang / manusia
Hanging
Hematothorax dan pneumothorax
Hematuria
Hemoroid grade IV (dengan tanda
strangulasi)
Hernia incarcerate
Hidrochepalus dengan TIK
meningkat
Hirschprung disease
Ileus Obstruksi
Internal Bleeding
Luka Bakar
Luka terbuka daerah abdomen
Luka terbuka daerah kepala
Luka terbuka daerah thorax
Meningokel / myelokel pecah
Multiple trauma
NO.
BAGIAN
DIAGNOSA
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
Omfalokel pecah
Pankreatitis akut
Patah tulang dengan dugaan cedera
pembuluh darah
Patah tulang iga multiple
Patah tulang leher
Patah tulang terbuka
Patah tulang tertutup
Periappendicullata infiltrate
Peritonitis generalisata
Phlegmon dasar mulut
Priapismus
Prolaps rekti
Rectal bleeding
Ruptur otot dan tendon
Strangulasi penis
Tension pneumothoraks
Tetanus generalisata
Torsio testis
Tracheo esophagus fistel
Trauma tajam dan tumpul daerah
leher
Trauma tumpul abdomen
Traumatik amputasi
397
NO.
BAGIAN
DIAGNOSA
60
III
Kardiovaskular
61
62
1
2
3
4
5
6
7
8
10
11
12
13
398
NO.
IV
BAGIAN
Kebidanan
DIAGNOSA
14
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Abortus
Distosia
Eklampsia
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Perdarahan Antepartum
Perdarahan Postpartum
Inversio Uteri
Febris Puerperalis
Hyperemesis gravidarum dengan
dehidrasi
Persalinan kehamilan risiko tinggi
dan atau persalinan dengan penyulit
Benda asing di kornea mata /
kelopak mata
Blenorrhoe/ Gonoblenorrhoe
Dakriosistisis akut
Endoftalmitis/panoftalmitis
Glaukoma :
a. Akut
b. Sekunder
10
V
Mata
1
2
3
4
5
399
NO.
BAGIAN
DIAGNOSA
6
10
11
12
1
2
3
4
5
6
Aspirasi pneumonia
Emboli paru
Gagal nafas
Injury paru
Massive hemoptisis
7
8
VI
400
Paruparu
NO.
VII
BAGIAN
Penyakit
Dalam
DIAGNOSA
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Demam tifoid
Difteri
Disequilebrium pasca HD
Gagal ginjal akut
GEA dan dehidrasi
Hematemesis melena
Hematochezia
Hipertensi maligna
Keracunan makanan
Keracunan obat
Koma metabolic
Leptospirosis
Malaria
401
NO.
VIII
BAGIAN
THT
DIAGNOSA
15
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
IX
402
Syaraf
12
13
1
2
3
Observasi shock
Abses di bidang THT & kepala leher
Benda asing laring/trachea/bronkus,
dan benda asing tenggorokan
Benda asing telinga dan hidung
Disfagia
Obstruksi jalan nafas atas grade II/
III Jackson
Obstruksi jalan nafas atas grade IV
Jackson
Otalgia akut (apapun penyebabnya)
Parese fasialis akut
Perdarahan di bidang THT
Syok karena kelainan di bidang THT
Trauma (akut) di bidang THT ,Kepala
dan Leher
Tuli mendadak
Vertigo (berat)
Kejang
Stroke
Meningo enchepalitis
403
404
Definisi
II
Prinsip Pelayanan
Koordinasi
dan
Kolaborasi
Kontak
Pertama
Layanan
Bersifat
Pribadi
Kedokteran Gigi
Primer
BerkePelayanan
Paripurna/
sinambunmenyeluruh
gan
Paradigma
Sehat
Family and
community
Oriented
405
Penjelasan :
1. Kontak pertama/first contact
Dokter gigi sebagai pemberi pelayanan yang
pertama kali ditemui oleh Pasien dalam masalah
kesehatan gigi dan mulut
2. Layanan bersifat pribadi/personal care
Adanya hubungan yang baik dengan pasien dan
seluruh keluarganya member peluang Dokter Gigi
Keluarga untuk memahami masalah pasien secara
lebih luas.
3. Pelayanan paripurna/comprehensive
Dengan cara memberikan pelayanan menyeluruh
dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitative) sesuai kebutuhan pasien. Dengan
demikian pelayanan kesehatan gigi keluarga
berorientasi pada paradigma sehat.
4. Paradigma sehat
Dokter Gigi mampu mendorong masyarakat
untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan
mereka sendiri.
406
407
III
Pemberi Pelayanan
408
IV
Pelayanan Gigi
A. Cakupan Pelayanan
1. administrasi
pelayanan,
meliputi
biaya
administrasi pendaftaran peserta untuk
berobat, penyediaan dan pemberian surat
rujukan ke faskes lanjutan untuk penyakit yang
tidak dapat ditangani di faskes tingkat pertama
2. pemeriksaan,
medis
pengobatan,
dan
konsultasi
3. premedikasi
4. kegawatdaruratan oro-dental
5. pencabutan gigi sulung (topikal, infiltrasi)
6. pencabutan gigi permanen tanpa penyulit
7. obat pasca ekstraksi
8. tumpatan komposit/GIC
9. Skeling gigi (1x dalam setahun)
409
B. Prosedur
1. Pendaftaran
PKM/Klinik
Peserta
BPJS Kesehatan
Dokter Praktek
Mandiri/Perorangan
Penjelasan :
1. Jika peserta memilih terdaftar di Puskesmas/
Klinik sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertamanya, maka:
a) Puskesmas/Klinik
wajib
menyediakan
jejaring (Dokter Gigi/Lab/Bidan dan sarana
penunjang lain)
410
411
2. Pelayanan
1. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
+
Peserta
Pasien Pulang
Membawa identitas
peserta BPJS
Kesehatan
Fasilitas Kesehatan
Tingkat I tempat
Peserta terdaftar
Mendapatkan
pelayanan kesehatan
Penjelasan :
a) Peserta datang ke Puskesmas/Klinik atau ke
Dokter Gigi Praktek Mandiri/Perorangan sesuai
pilihan Peserta.
412
413
2. Fasilitas Kesehatan
Lanjutan
+
Peserta
Pasien Pulang
Membawa surat
rujukan dari Faskes
Tingkat Pertama dan
identitas peserta BPJS
Kesehatan
Rujukan
Tingkat
Mendapatkan SEP
(Surat Elijibilitas
Peserta) di Rumah
Mendapatkan
pelayanan kesehatan
Penjelasan :
a) Peserta membawa identitas BPJS Kesehatan
serta surat rujukan dari Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama
b) Peserta melakukan pendaftaran ke RS
414
415
A. Cakupan Pelayanan
1. Protesa gigi/gigi palsu merupakan pelayanan
tambahan/suplemen dengan limitasi/plafon/
pembatasan yang diberikan kepada peserta
BPJS Kesehatan
2. Pelayanan Protesa gigi/gigi palsu dapat diberikan
di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan
Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan.
3. Protesa gigi/gigi palsu diberikan kepada Peserta
BPJS Kesehatan yang kehilangan gigi sesuai
dengan indikasi medis dan atas rekomendasi
dari Dokter Gigi.
4. Tarif maksimal penggantian prothesa gigi
adalah sebesar Rp. 1.000.000,- dengan
ketentuan sebagai berikut:
416
: Rp. 250.000,-
: Rp. 500.000,-
gan
Contoh Perhitun
Kasus 1 :
Penggantian untuk 2 gigi rahang atas dan 1 gigi rahang bawah,
diganti sebesar Rp. 500.000,- dengan rincian :
Penggantian untuk 2 gigi rahang atas sebesar Rp. 250.000,Penggantian untuk 1 gigi rahang bawah sebesar Rp. 250.000,Kasus 2 :
Penggantian untuk 1 gigi rahang atas dan 10 gigi rahang
bawah, diganti sebesar Rp. 750.000,- dengan rincian:
Penggantian untuk 1 gigi rahang atas sebesar Rp. 250.000,Penggantian untuk 10 gigi rahang bawah sebesar Rp. 500.000,-
417
B. Prosedur Pelayanan
1. Prosedur pelayanan dapat dilihat pada bab IV.
Pelayanan gigi poin B.2. Prosedur Pelayanan
halaman 12.
2. Bila diperlukan atas indikasi medis peserta akan
memperoleh resep protesa gigi/gigi palsu yang
mencantumkan jumlah dan lokasi gigi.
3. Protesa gigi/gigi palsu dapat diperoleh dari :
a. Dokter Gigi praktek mandiri/perorangan;
b. Puskesmas yang memiliki tenaga kesehatan
dokter gigi dan/atau jejaring dokter gigi;
c. Klinik yang memiliki tenaga kesehatan dan/
atau jejaring dokter gigi; atau
d. Rumah Sakit.
4. Peserta menandatangani bukti tanda terima,
setelah mendapatkan protesa gigi/gigi palsu
5. Protesa gigi/gigi palsu dapat diberikan kembali
paling cepat 2 (dua) tahun sekali atas indikasi
medis untuk gigi yang sama.
418
VI
VII Pembayaran
BPJS Kesehatan melakukan pembayaran ke Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama melalui pola pembayaran
kapitasi dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Dokter Gigi Praktek Mandiri/Perorangan dibayarkan
419
VIII
420
421
422
423
424
II
Sasaran
425
III
IV
426
427
Faskes
Tingkat
Pertama
Faskes
Tingkat
Lanjutan
Dokter/dokter gigi
Puskesmas
Klinik
RS D Pratama
Klinik Utama
RS Umum
RS Khusus
(RS Swasta /
Pemerintah)
428
VI
a. Kacamata
1) Diberikan kepada peserta BPJS Kesehatan
dengan gangguan penglihatan sesuai dengan
indikasi medis
2) Merupakan bagian dari pemeriksaan dan
penanganan yang diberikan pada fasilitas
429
430
prothesa
gigi/gigi
4) Prothesa
gigi/gigi
palsu dapat diberikan
paling cepat 2 (dua)
tahun sekali untuk
gigi yang sama.
431
432
433
434
No
Jenis
Pelayanan
Tarif (Rp)
Ketentuan
Kacamata
1. Diberikan paling
cepat 2 (dua)tahun
sekali
2. Indikasi medis
minimal:
- Spheris 0.5 D
- Silindris 0.25 D
Alat Bantu
Dengar
Maksimal Rp
1.000.000,00
Prothesa
Anggota
Gerak
Maksimal Rp.
2.500.000,00
435
No
Jenis
Pelayanan
Prothesa Gigi
Maksimal Rp.
1.000.000,00
Korset tulang
belakang
Maksimal
Rp. 350.000,00
Collar Neck
Maksimal
Rp. 150.000,00
Kruk
Maksimal
Rp. 350.000,00
Tarif (Rp)
Ketentuan
Mekanisme pembayaran
Alat kesehatan dilayani oleh Fasilitas Kesehatan dengan
436
IX
438
4. Pelayanan Ambulan
439
440
Pendahuluan
II
Landasan Hukum
441
III
Sasaran
IV
442
2 di atas adalah :
1) Kondisi pasien sesuai indikasi medis berdasarkan
rekomendasi medis dari dokter yang merawat.
2) Kondisi kelas perawatan sesuai hak peserta
penuh dan pasien sudah dirawat paling sedikit
selama 3 hari di kelas satu tingkat di atas
haknya.
3) Pasien rujuk balik rawat inap yang masih
memerlukan pelayanan rawat inap di faskes
tujuan. Contoh : Pasien kanker rawat inap
dengan terapi paliatif di RS tipe A dirujuk balik
ke RS tipe di bawahnya untuk mendapatkan
rawat inap paliatif (bukan rawat jalan).
4. Pelayanan ambulan hanya diberikan untuk rujukan
antar Faskes :
a. Antar faskes tingkat pertama.
b. Dari faskes tingkat pertama ke faskes rujukan.
c. Antar faskes rujukan sekunder.
d. Dari faskes sekunder ke faskes tersier.
e. Antar faskes tersier.
f. Dan rujukan balik ke faskes dengan tipe di
bawahnya.
443
444
445
Penyelenggara Pelayanan
Ambulan
446
VI
Penatalaksanan Pelayanan
Ambulan
447
448
VII
449
450
451
452
Latar Belakang
II
453
III
Prosedur Pelayanan
454
455
456
457
IV
Kantor
Kantor
458
459
460
Pertanyaan
461
462
463
464
SURAT EDARAN
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN
NOMOR : 15/ED/0114
TENTANG
PROSEDUR PENYETORAN IURAN BPJS KESEHATAN
OLEH PESERTA PENERIMA UPAH (PPU) BADAN USAHA,
PESERTA BUKAN PENERIMA UPAH, DAN PESERTA BUKAN
PEKERJA
Kepada Yth.
Kepala Divisi Regional BPJS Kesehatan
Kepala Kantor Cabang BPJS Kesehatan
Di
Seluruh Indonesia
465
I.
II.
466
Prosedur Umum
1. Penyetoran Iuran Jaminan Kesehatan dilakukan
melalui jaringan layanan (channel) Perbankan.
2. BPJS Kesehatan akan memberikan Nomor
Virtual Account (VA) kepada calon peserta yang
mendaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.
3. Nomor Virtual Account adalah nomor rekening
bank tujuan pembayaran Iuran yang berfungsi
sebagai nomor identifikasi peserta ketika
melakukan penyetoran Iuran di Bank Mitra BPJS
Kesehatan yaitu Bank Mandiri, Bank BRI dan
Bank BNI.
4. Nomor Virtual Account dinyatakan aktif dan
dapat digunakan setelah data peserta diinput
secara lengkap ke aplikasi kepesertaan.
5. Penyetoran Iuran dapat dilakukan melalui Bank
Mitra BPJS Kesehatan maupun melalui Bank Lain
yang bukan Bank Mitra BPJS Kesehatan.
Prosedur Penyetoran Iuran Jaminan Kesehatan
Oleh Peserta Penerima Upah (PPU) Badan Usaha
1. Peserta Penerima Upah (PPU) Badan Usaha
menerima Nomor Virtual Account sebagai nomor
identifikasi Badan Usaha, bukan identifikasi per
peserta.
467
468
469
470
471
472
473
474
475
476
477
f.
478
479
dan mencantumkan :
nama peserta,
nomor virtual account per nama
peserta,
kode bank yang dituju
nominal iuran yang disetor.
- Penyetoran bisa menggunakan
pilihan kliring secara RTGS atau SKN,
dimana transaksi diatas 100 juta
wajib menggunakan RTGS.
- Waktu transfer kliring untuk sampai
ke rekening tujuan :
Untuk RTGS (Real Time Gross
Settlement) : 1-3 jam di hari
yang sama setelah transfer
dilaksanakan.
Untuk SKN (Sistem Kliring
Nasional) : membutuhkan waktu
1-2 hari, tetapi bisa diterima
pada hari yang sama ( sore hari)
apabila transfer kliring dilakukan
sebelum jam 11.00 pagi.
b. Penyetoran Iuran dengan menggunakan
Warkat Bank Lain di loket atau teller
Bank Mitra BPJS Kesehatan.
480
481
RIDUAN
Tembusan :
1. Direksi BPJS Kesehatan
2. Kepala Grup Akuntansi BPJS Kesehatan
3. Kepala Grup Investasi BPJS Kesehatan
482
483
484
485
STEP 1
486
STEP 2
487
STEP 3
488
STEP 4
489
STEP 5
490
STEP 1
491
STEP 2
492
STEP 3
493
STEP 1
494
STEP 1
495
STEP 1
496
STEP 1
497
STEP 1
498
499
500
501
502
503
504
505
506
Masukkan User
ID & Password
507
1. Masukkan No Rekening
yang akan didebet, kemudian
masukkan Kode Briva
(88888) dilanjutkan dengan
11 digit nomor Virtual
Account peserta BPJS
Kesehatan(ex:
8888800000000001)
Klik Pembayaran
pada Menu di bagian
atas layar, lalu pilih
Asuransi pada menu
bagian kiri samping,
kemudian pilih BPJS
Kesehatan
508
Masukkan Jumlah
Pembayaran
509
510
511
512
513
514
515
516
517
518
519
520
521
522
DAFTAR LAMPIRAN
Frequently Asked Question
523
524
01
525
7\
8\
9\
10 \
11 \
a.
b.
12 \
526
Bantuan
Bantuan
iuraniuran
adalah
adalah
iuraniuran
yangyang
dibayar
dibayar
oleh oleh
Pemerintah
Pemerintah
bagi bagi
fakir fakir
miskin
miskin
dan orang
dan orang
tidaktidak
mampu
mampu
sebagai
sebagai
peserta
peserta
program
program
Jaminan
Jaminan
SosialSosial
pembayaran
pembayaran
iuraniuran
program
program
jaminan
jaminan
13 13Bagaimana
Bagaimana
sosialsosial
untuk
untuk
fakirfakir
miskin?
miskin?
IuranIuran
program
program
jaminan
jaminan
sosialsosial
bagi bagi
fakir fakir
miskin
miskin
dan dan
orangorang
yangyang
tidaktidak
mampu
mampu
dibayar
dibayar
oleh oleh
pemerintah.
pemerintah.
yangyang
dimaksud
dimaksud
dengan
dengan
PBI Jaminan
PBI Jaminan
14 14Apa
Apa
Kesehatan?
Kesehatan?
PBI adalah
PBI adalah
peserta
peserta
Jaminan
Jaminan
Kesehatan
Kesehatan
bagi bagi
fakir fakir
miskin
miskin
dan orang
dan orang
tidaktidak
mampu
mampu
sebagaimana
sebagaimana
diamanatkan
diamanatkan
UU SJSN
UU SJSN
yangyang
iurannya
iurannya
dibayari
dibayari
pemerintah
pemerintah
sebagai
sebagai
peserta
peserta
program
program
Jaminan
Jaminan
Kesehatan.
Kesehatan.
saja yang
saja yang
lain yang
lain yang
berhak
berhak
menjadi
menjadi
peserta
peserta
15 15Siapa
Siapa
PBI Jaminan
PBI Jaminan
Kesehatan?
Kesehatan?
YangYang
berhak
berhak
menjadi
menjadi
peserta
peserta
PBI Jaminan
PBI Jaminan
kesehatan
kesehatan
lainnya
lainnya
adalah
adalah
yangyang
mengalami
mengalami
cacatcacat
total total
tetaptetap
dan dan
tidaktidak
mampu.
mampu.
yangyang
dimaksud
dimaksud
dengan
dengan
cacatcacat
totaltotal
tetaptetap
dan dan
16 16Apa
Apa
siapasiapa
yangyang
berwenang
berwenang
menetapkannya?
menetapkannya?
CacatCacat
total total
tetaptetap
merupakan
merupakan
kecacatan
kecacatan
fisik dan
fisik dan
atau atau
mental
mental
yangyang
mengakibatkan
mengakibatkan
ketidakmampuan
ketidakmampuan
seseorang
seseorang
untukuntuk
melakukan
melakukan
pekerjaan.
pekerjaan.
Penetapan
Penetapan
cacatcacat
total total
tetaptetap
dilakukan
dilakukan
oleh oleh
dokter
dokter
yangyang
berwenang.
berwenang.
SEPUTAR
SEPUTAR
BPJS
BPJS
KESEHATAN
KESEHATAN0303
527
17
18
a.
b.
c.
19
20
04
528
b.
Anggota TNI
c.
Anggota Polri
d.
Pejabat Negara
e.
f.
Pegawai swasta
g.
yangyang
dimaksud
dimaksud
dengan
dengan
pekerja
pekerja
bukan
bukan
21 21Apa
Apa
penerima
penerima
upah?
upah?
Pekerja
Pekerja
bukan
bukan
penerima
penerima
upahupah
adalah
adalah
setiap
setiap
orangorang
yangyang
bekerja
bekerja
atau atau
berusaha
berusaha
atas atas
resiko
resiko
sendiri.
sendiri.
saja yang
saja yang
termasuk
termasuk
pekerja
pekerja
bukan
bukan
penerima
penerima
22
22Siapa
Siapa
upah?
upah?
Pekerja
Pekerja
bukan
bukan
penerima
penerima
upahupah
adalah
adalah
setiap
setiap
orangorang
yangyang
bekerja
bekerja
atau atau
berusaha
berusaha
atas atas
resiko
resiko
sendiri.
sendiri.
saja yang
saja yang
termasuk
termasuk
pekerja
pekerja
bukan
bukan
penerima
penerima
23
23Siapa
Siapa
upah?
upah?
Pekerja
Pekerja
bukan
bukan
penerima
penerima
upahupah
terdiri
terdiri
atas:atas:
a.
Pekerja
a. Pekerja
di luar
di hubungan
luar hubungan
kerjakerja
atau atau
pekerja
pekerja
mandiri
mandiri
b.
Pekerja
b. Pekerja
lain yang
lain yang
memenuhi
memenuhi
criteria
criteria
pekerja
pekerja
bukan
bukan
penerima
penerima
upahupah
yangyang
dimaksud
dimaksud
dengan
dengan
bukan
bukan
pekerja?
pekerja?
24
24Apa
Apa
Bukan
Bukan
pekerja
pekerja
adalah
adalah
setiap
setiap
orangorang
yangyang
tidaktidak
bekerja
bekerja
tapi mampu
tapi mampu
membayar
membayar
iuraniuran
Jamianan
Jamianan
Kesehatan.
Kesehatan.
saja yang
saja yang
termasuk
termasuk
bukan
bukan
pekerja?
pekerja?
25
25Siapa
Siapa
a.
Investor
a. Investor
b.
Pemberi
b. Pemberi
kerjakerja
c.
Penerima
c. Penerima
pension
pension
d.
Veteran
d. Veteran
e.
Perintis
e. Perintis
kemerdekaan
kemerdekaan
SEPUTAR
SEPUTAR
BPJS
BPJS
KESEHATAN
KESEHATAN0505
529
f.
26
27
28
06
530
a.
b.
jumlah
jumlah
peserta
peserta
dan anggota
dan anggota
keluarganya
keluarganya
29
29Berapa
Berapa
yangyang
ditanggung?
ditanggung?
Jumlah
Jumlah
peserta
peserta
dan anggota
dan anggota
keluarga
keluarga
yangyang
ditanggung
ditanggung
oleh oleh
jaminan
jaminan
kesehatan
kesehatan
paling
paling
banyak
banyak
lima lima
orang.
orang.
bila jumlah
bila jumlah
peserta
peserta
dan anggota
dan anggota
30
30Bagaimana
Bagaimana
keluarganya
keluarganya
lebihlebih
dari lima
dari lima
orang?
orang?
Peserta
Peserta
yangyang
memiliki
memiliki
jumlah
jumlah
anggota
anggota
keluarga
keluarga
lebihlebih
dari lima
dari lima
orangorang
termasuk
termasuk
peserta,
peserta,
dapatdapat
mengikutsertakan
mengikutsertakan
anggota
anggota
keluarga
keluarga
yangyang
lain dengan
lain dengan
membayar
membayar
iuraniuran
tambahan.
tambahan.
bolehboleh
penduduk
penduduk
Indonesia
Indonesia
tidaktidak
menjadi
menjadi
31 31Apakah
Apakah
peserta
peserta
BPJSBPJS
Kesehatan?
Kesehatan?
TidakTidak
boleh,
boleh,
karena
karena
kepesertaan
kepesertaan
BPJSBPJS
Kesehatan
Kesehatan
bersifat
bersifat
wajib.wajib.
Meskipun
Meskipun
yangyang
bersangkutan
bersangkutan
sudah
sudah
memiliki
memiliki
Jaminan
Jaminan
Kesehatan
Kesehatan
lain. lain.
yangyang
terjadi
terjadi
kalaukalau
kita tidak
kita tidak
menjadi
menjadi
peserta
peserta
32
32Apa
Apa
BPJSBPJS
Kesehatan?
Kesehatan?
Ketika
Ketika
sakitsakit
dan harus
dan harus
berobat
berobat
atau atau
dirawat
dirawat
makamaka
semua
semua
biayabiaya
yangyang
timbul
timbul
harusharus
dibayar
dibayar
sendiri
sendiri
dan dan
kemungkinan
kemungkinan
bisa sangat
bisa sangat
mahal
mahal
diluardiluar
kemampuan
kemampuan
kita. kita.
perhitungan
perhitungan
besaran
besaran
iuraniuran
BPJSBPJS
33
33Bagaimanakah
Bagaimanakah
Kesehatan?
Kesehatan?
Besarnya
Besarnya
iuraniuran
jaminan
jaminan
kesehatan
kesehatan
untukuntuk
peserta
peserta
penerima
penerima
upahupah
ditentukan
ditentukan
berdasarkan
berdasarkan
persentase
persentase
SEPUTAR
SEPUTAR
BPJS
BPJS
KESEHATAN
KESEHATAN0707
531
34
35
36
37
08
532
pentahapan
pentahapan
kepesertaan
kepesertaan
BPJSBPJS
38
38Bagaimana
Bagaimana
Kesehatan?
Kesehatan?
Tahap
Tahap
pertama
pertama
mulaimulai
tanggal
tanggal
01 Januari
01 Januari
2014,2014,
paling
paling
sedikit
sedikit
meliputi:
meliputi:
a.
PBI
a. Jaminan
PBI Jaminan
Kesehatan
Kesehatan
b.
Anggota
b. Anggota
TNI/Pegawai
TNI/Pegawai
Negeri
Negeri
Sipil Sipil
di lingkungan
di lingkungan
Kementerian
Kementerian
Pertahanan
Pertahanan
dan anggota
dan anggota
keluarganya.
keluarganya.
c.
Anggota
c. Anggota
POLRI/Pegawai
POLRI/Pegawai
Negeri
Negeri
Sipil Sipil
di di
lingkungan
lingkungan
Kementerian
Kementerian
Pertahanan
Pertahanan
dan anggota
dan anggota
keluarganya.
keluarganya.
d.
Peserta
d. Peserta
asuransi
asuransi
kesehatan
kesehatan
perusahaan
perusahaan
PT Askes
PT Askes
Persero
Persero
(Askes)
(Askes)
dan anggota
dan anggota
keluarganya.
keluarganya.
e.
Peserta
e. Peserta
jaminan
jaminan
pemeliharaan
pemeliharaan
kesehatan
kesehatan
perusahaan
perusahaan
PT Jamsostek
PT Jamsostek
(Persero)
(Persero)
dan anggota
dan anggota
keluarganya.
keluarganya.
Tahap
Tahap
kedua
kedua
meliputi
meliputi
seluruh
seluruh
penduduk
penduduk
yangyang
belum
belum
masuk
masuk
sebagai
sebagai
peserta
peserta
BPJSBPJS
Kesehatan
Kesehatan
paling
paling
lambat
lambat
padapada
tanggal
tanggal
01 Januari
01 Januari
2019.2019.
yangyang
harusharus
mendaftarkan
mendaftarkan
Penerima
Penerima
Bantuan
Bantuan
39
39Siapa
Siapa
IuranIuran
(PBI)(PBI)
ke BPJS
ke BPJS
Kesehatan?
Kesehatan?
Pemerintah
Pemerintah
mendaftarkan
mendaftarkan
PBI Jaminan
PBI Jaminan
Kesehatan
Kesehatan
sebagai
sebagai
peserta
peserta
kepada
kepada
BPJSBPJS
Kesehatan
Kesehatan
dilaksanakan
dilaksanakan
sesuai
sesuai
dengan
dengan
ketentuan
ketentuan
Peraturan
Peraturan
PerundangPerundangundangan.
undangan.
yangyang
harusharus
mendaftarkan
mendaftarkan
peserta
peserta
bukan
bukan
40 40
Siapa
Siapa
penerima
penerima
bantuan
bantuan
iuraniuran
dan bukan
dan bukan
pekerja
pekerja
kepada
kepada
BPJSBPJS
Kesehatan?
Kesehatan?
SEPUTAR
SEPUTAR
BPJS
BPJS
KESEHATAN
KESEHATAN0909
533
41
42
43
10
534
b.
c.
Peserta
c. Peserta
pekerja
pekerja
bukan
bukan
penerima
penerima
upahupah
wajibwajib
menyampaikan
menyampaikan
perubahan
perubahan
daftar
daftar
susunan
susunan
keluarganya
keluarganya
kepada
kepada
BPJSBPJS
Kesehatan
Kesehatan
14 (empat
14 (empat
belas)
belas)
hari kerja
hari kerja
sejaksejak
terjadi
terjadi
perubahan
perubahan
data data
kepesertaan.
kepesertaan.
jika terjadi
jika terjadi
perubahan
perubahan
status
status
44
44bagaimana
bagaimana
kepesertaan
kepesertaan
dari peserta
dari peserta
PBI menjadi
PBI menjadi
bukan
bukan
peserta
peserta
PBI atau
PBI atau
sebaliknya?
sebaliknya?
a.
perubahan
a. perubahan
status
status
kepesertaan
kepesertaan
deri peserta
deri peserta
PBI PBI
Jaminan
Jaminan
Kesehatan
Kesehatan
menjadi
menjadi
bukan
bukan
perserta
perserta
PBI Jaminan
PBI Jaminan
Kesehatan
Kesehatan
dilakukan
dilakukan
melalui
melalui
pendaftaranke
pendaftaranke
BPJSBPJS
Kesehatan
Kesehatan
dengan
dengan
membayar
membayar
iuraniuran
pertama.
pertama.
b.
Perubahan
b. Perubahan
status
status
kepesertaan
kepesertaan
dari bukan
dari bukan
peserta
peserta
PBI Jaminan
PBI Jaminan
Kesehatan
Kesehatan
menjadi
menjadi
peserta
peserta
PBI PBI
Jaminan
Jaminan
Kesehatan
Kesehatan
dilakukan
dilakukan
sesuai
sesuai
dengan
dengan
ketentuan
ketentuan
peraturan
peraturan
perundang-undangan.
perundang-undangan.
c.
Perubahan
c. Perubahan
status
status
kepesertaan
kepesertaan
sebagaimana
sebagaimana
dimaksud
dimaksud
tidaktidak
mengakibatkan
mengakibatkan
terputusnya
terputusnya
manfaat
manfaat
jaminan
jaminan
kesehatan.
kesehatan.
peserta
peserta
yangyang
pindah
pindah
tempat
tempat
kerjakerja
atau atau
45
45Apakah
Apakah
pindah
pindah
tempat
tempat
tinggal
tinggal
tetaptetap
dijamin
dijamin
oleh oleh
BPJSBPJS
Kesehatan?
Kesehatan?
Peserta
Peserta
yangyang
pindah
pindah
tempat
tempat
kerjakerja
atau atau
pindah
pindah
tempat
tempat
tinggal
tinggal
masih
masih
menjadi
menjadi
peserta
peserta
program
program
jaminan
jaminan
kesehatan
kesehatan
selama
selama
memenuhi
memenuhi
kewajiban
kewajiban
membayar
membayar
iuran.iuran.
Peserta
Peserta
yangyang
pindah
pindah
kerjakerja
wajibwajib
melaporkan
melaporkan
perubahan
perubahan
status
status
kepesertaannya
kepesertaannya
dan identitas
dan identitas
pemberi
pemberi
kerjakerja
yangyang
baru baru
kepada
kepada
BPJSBPJS
Kesehatan
Kesehatan
dengan
dengan
menunjukan
menunjukan
identitas
identitas
perserta.
perserta.
SEPUTAR
SEPUTAR
BPJS
BPJS
KESEHATAN
KESEHATAN11
11 535
IURAN
46
47
48
12
536
b.
pekerja
pekerja
bukan
bukan
penerima
penerima
upahupah
dan peserta
dan peserta
49
49Peserta
Peserta
bukan
bukan
pekerja
pekerja
tanggal
tanggal
berapa
berapa
membayar
membayar
iuraniuran
setiap
setiap
bulannya?
bulannya?
Peserta
Peserta
Pekerja
Pekerja
Bukan
Bukan
Penerima
Penerima
UpahUpah
dan Peserta
dan Peserta
bukan
bukan
Pekerja
Pekerja
wajibwajib
membayar
membayar
IuranIuran
Jaminan
Jaminan
Kesehatan
Kesehatan
padapada
setiap
setiap
bulanbulan
yangyang
dibayarkan
dibayarkan
paling
paling
lambat
lambat
tangal
tangal
10 (sepuluh)
10 (sepuluh)
setiap
setiap
bulanbulan
kepada
kepada
BPJSBPJS
Kesehatan.
Kesehatan.
IuranIuran
jaminan
jaminan
kesehatan
kesehatan
sebagaimana
sebagaimana
50
50Besaran
Besaran
tersebut
tersebut
di atas
di atas
berlaku
berlaku
sampai
sampai
kapan?
kapan?
Besaran
Besaran
iuraniuran
jaminan
jaminan
kesehatan
kesehatan
sebagaimana
sebagaimana
dimaksud
dimaksud
di atas
di atas
ditinjau
ditinjau
paling
paling
lamalama
2 (dua)
2 (dua)
tahuntahun
sekalisekali
yangyang
ditetapkan
ditetapkan
dengan
dengan
Peraturan
Peraturan
Presiden.
Presiden.
jika terjadi
jika terjadi
kelebihan
kelebihan
atau atau
kekurangan
kekurangan
51 51Bagaiman
Bagaiman
iuraniuran
jaminan
jaminan
kesehatan
kesehatan
sesuai
sesuai
dengan
dengan
gaji atau
gaji atau
upahupah
peserta?
peserta?
a.
BPJS
a. BPJS
Kesehatan
Kesehatan
menghitung
menghitung
kelebihan
kelebihan
atau atau
kekurangan
kekurangan
iuraniuran
jaminan
jaminan
kesehatan
kesehatan
sesuai
sesuai
dengan
dengan
gaji atau
gaji atau
upahupah
peserta.
peserta.
b.
Dalam
b. Dalam
hal terjadi
hal terjadi
kelebihan
kelebihan
atau atau
kekurangan
kekurangan
pembayaran
pembayaran
iuraniuran
sebagaimana
sebagaimana
dimaksud,
dimaksud,
BPJSBPJS
Kesehatan
Kesehatan
memberitahukan
memberitahukan
secara
secara
tertulis
tertulis
kepada
kepada
pemberi
pemberi
kerjakerja
dan/atau
dan/atau
peserta
peserta
selambat-lambatnya
selambat-lambatnya
14 (empat
14 (empat
belas)
belas)
hari sejak
hari sejak
diterimanya
diterimanya
iuran.iuran.
c.
Kelebihan
c. Kelebihan
atau atau
kekurangan
kekurangan
pembayaran
pembayaran
iuraniuran
sebagaimana
sebagaimana
dimaksud
dimaksud
padapada
ayat ayat
(2) (2)
diperhitungkan
diperhitungkan
dengan
dengan
pembayaran
pembayaran
iuraniuran
bulanbulan
berikutnya.
berikutnya.
SEPUTAR
SEPUTAR
BPJS
BPJS
KESEHATAN
KESEHATAN13 13
537
52
53
54
55
56
14
538
Manfaat
Manfaat
pelayanan
pelayanan
promotif
promotif
dan preventif
dan preventif
meliputi
meliputi
pemberian
pemberian
pelayanan
pelayanan
:
:
a.
Penyuluhan
a. Penyuluhan
kesehatan
kesehatan
perseorangan
perseorangan
b.
Imunisasi
b. Imunisasi
dasardasar
c.
Keluarga
c. Keluarga
berencana
berencana
dan skrining
dan skrining
kesehatan
kesehatan
apa saja
apa penyuluhan
saja penyuluhan
kesehatan
kesehatan
perorangan
perorangan
57 57Meliputi
Meliputi
itu? itu?
Penyuluhan
Penyuluhan
kesehatan
kesehatan
perorangan
perorangan
meliputi
meliputi
paling
paling
sedikit
sedikit
penyuluhan
penyuluhan
mengenai
mengenai
pengelolaan
pengelolaan
faktor
faktor
resiko
resiko
penyakit
penyakit
dan perilaku
dan perilaku
hiduphidup
bersih
bersih
dan sehat
dan sehat
saja yang
saja yang
termasuk
termasuk
dalam
dalam
pelayanan
pelayanan
imunisasi
imunisasi
58
58Apa
Apa
dasar?
dasar?
Pelayanan
Pelayanan
imunisasi
imunisasi
dasardasar
meliputi
meliputi
Baccile
Baccile
Calmett
Calmett
Guerin
Guerin
(BCG),
(BCG),
Difteri
Difteri
Pertusis
Pertusis
Tetanus
Tetanus
dan Hepatitis-B
dan Hepatitis-B
(DOT-HB),
(DOT-HB),
PolioPolio
dan Campak.
dan Campak.
saja yang
saja yang
dijamin
dijamin
untuk
untuk
program
program
keluarga
keluarga
59
59Apa
Apa
berencana?
berencana?
Pelayanan
Pelayanan
keluarga
keluarga
berencana
berencana
yangyang
dijamin
dijamin
meliputi
meliputi
konseling,
konseling,
kontrasepsi
kontrasepsi
dasar,dasar,
vasektomi
vasektomi
dan tubektomi
dan tubektomi
bekerja
bekerja
samasama
dengan
dengan
lembaga
lembaga
yangyang
membidangi
membidangi
keluarga
keluarga
berencana.
berencana.
dengan
dengan
manfaat
manfaat
skrining
skrining
kesehatan?
kesehatan?
60 60
Bagaimana
Bagaimana
Pelayanan
Pelayanan
skrining
skrining
kesehatan
kesehatan
diberikan
diberikan
secara
secara
selektif
selektif
yangyang
ditujukan
ditujukan
untukuntuk
mendeteksi
mendeteksi
resiko
resiko
penyakit
penyakit
dan mencegah
dan mencegah
dampak
dampak
lanjutan
lanjutan
dari resiko
dari resiko
penyakit
penyakit
tertentu.
tertentu.
SEPUTAR
SEPUTAR
BPJS
BPJS
KESEHATAN
KESEHATAN15 15
539
61
Administrasi pelayanan
16
540
c) Tindakan
c) Tindakan
medis
medis
spesialistik
spesialistik
sesuai
sesuai
dengan
dengan
indikasi
indikasi
medis
medis
d) Pelayanan
d) Pelayanan
obatobat
dan bahan
dan bahan
medis
medis
habishabis
pakaipakai
e) Pelayanan
e) Pelayanan
alat kesehatan
alat kesehatan
implant
implant
f)
Pelayanan
f) Pelayanan
penunjang
penunjang
diagnostik
diagnostik
lanjutan
lanjutan
sesuai
sesuai
dengan
dengan
indikasi
indikasi
medis
medis
g) Rehabilitasi
g) Rehabilitasi
medis
medis
h) Pelayanan
h) Pelayanan
darahdarah
i)
Pelayanan
i) Pelayanan
kedokteran
kedokteran
forensic
forensic
j)
Pelayanan
j) Pelayanan
jenazah
jenazah
di fasilitas
di fasilitas
kesehatan.
kesehatan.
2) Rawat
2) Rawat
inap inap
yangyang
meliputi
meliputi
:
:
a) Perawatan
a) Perawatan
indapindap
non intensif
non intensif
b) Perawatan
b) Perawatan
inap inap
di ruang
di ruang
intensif.
intensif.
c) Pelayanan
c) Pelayanan
kesehatan
kesehatan
lain ditetapkan
lain ditetapkan
oleh oleh
Menteri.
Menteri.
dengan
dengan
pelayanan
pelayanan
kesehatan
kesehatan
yangyang
62
62Bagaimana
Bagaimana
sudah
sudah
ditanggung
ditanggung
dalam
dalam
program
program
pemerintah?
pemerintah?
Dalam
Dalam
hal pelayanan
hal pelayanan
kesehatan
kesehatan
lain yang
lain yang
telahtelah
ditanggung
ditanggung
dalam
dalam
program
program
pemerintah,
pemerintah,
makamaka
tidaktidak
termasuk
termasuk
dalam
dalam
pelayanan
pelayanan
kesehatan
kesehatan
yangyang
dijamin.
dijamin.
BPJSBPJS
juga juga
menjamin
menjamin
alat bantu
alat bantu
kesehatan?
kesehatan?
63
63Apakah
Apakah
Dalam
Dalam
hal diperlukan,
hal diperlukan,
peserta
peserta
juga juga
berhak
berhak
mendapatkan
mendapatkan
pelayanan
pelayanan
berupa
berupa
alat bantu
alat bantu
kesehatan
kesehatan
yangyang
jenis jenis
dan plafon
dan plafon
harganya
harganya
ditetapkan
ditetapkan
oleh oleh
Menteri.
Menteri.
SEPUTAR
SEPUTAR
BPJS
BPJS
KESEHATAN
KESEHATAN17 17
541
64
2.
18
542
b.
b.
c.
d.
e.
f.
3.
Peserta
f. Peserta
Pekerja
Pekerja
Bukan
Bukan
Penerima
Penerima
UpahUpah
dan dan
Peserta
Peserta
bukan
bukan
Pekerja
Pekerja
dengan
dengan
iuraniuran
untukuntuk
manfaat
manfaat
pelayanan
pelayanan
di ruang
di ruang
perawatan
perawatan
kelaskelas
II II
Di
3. ruang
Di ruang
perawatan
perawatan
kelaskelas
I bagiI bagi
:
:
a.
Pejabat
a. Pejabat
Negara
Negara
dan anggota
dan anggota
keluarganya
keluarganya
b.
Pegawai
b. Pegawai
Negeri
Negeri
Sipil Sipil
dan penerima
dan penerima
pensiun
pensiun
Pegawai
Pegawai
Negeri
Negeri
Sipil Sipil
golongan
golongan
III dan
III dan
golongan
golongan
IV beserta
IV beserta
anggota
anggota
keluarganya
keluarganya
c.
Anggota
c. Anggota
TNI dan
TNI penerima
dan penerima
pensiun
pensiun
anggota
anggota
TNI yang
TNI yang
setara
setara
Pegawai
Pegawai
Negeri
Negeri
Sipil Sipil
golongan
golongan
III dan
III golongan
dan golongan
IV beserta
IV beserta
anggota
anggota
keluarganya
keluarganya
d.
Anggota
d. Anggota
POLRI
POLRI
dan penerima
dan penerima
pensiun
pensiun
anggota
anggota
POLRI
POLRI
yangyang
setara
setara
Pegawai
Pegawai
Negeri
Negeri
Sipil Sipil
golongan
golongan
III dan
III golongan
dan golongan
IV beserta
IV beserta
anggota
anggota
keluarganya
keluarganya
e.
Pegawai
e. Pegawai
pemerintah
pemerintah
non pegawai
non pegawai
negeri
negeri
yangyang
setara
setara
Pegawai
Pegawai
Negeri
Negeri
Sipil Sipil
golongan
golongan
III dan
III golongan
dan golongan
IV beserta
IV beserta
anggota
anggota
keluarganya
keluarganya
f.
Veteran
f. Veteran
dan perintis
dan perintis
kemerdekaan
kemerdekaan
beserta
beserta
anggota
anggota
keluarganya
keluarganya
g.
Peserta
g. Peserta
pekerja
pekerja
penerima
penerima
upahupah
bulanan
bulanan
lebihlebih
dari 2dari
(dua)
2 (dua)
kali PTKP
kali PTKP
dengan
dengan
status
status
kawinkawin
dengan
dengan
2 (dua)
2 (dua)
anal anal
dan anggota
dan anggota
keluarganya
keluarganya
h.
Peserta
h. Peserta
pekerja
pekerja
bukan
bukan
penerima
penerima
upahupah
dan dan
peserta
peserta
bukan
bukan
pekerja
pekerja
dengan
dengan
iuraniuran
untukuntuk
manfaat
manfaat
pelayanan
pelayanan
di ruang
di ruang
perawatan
perawatan
kelaskelas
I.
I.
SEPUTAR
SEPUTAR
BPJS
BPJS
KESEHATAN
KESEHATAN19 19
543
65
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
20
544
12. Alat
12. kontrasepsi,
Alat kontrasepsi,
kosmetok,
kosmetok,
makanan
makanan
bayi bayi
dan dan
susu susu
13. Perbekalan
13. Perbekalan
kesehatan
kesehatan
rumah
rumah
tangga
tangga
14. Pelayanan
14. Pelayanan
kesehatan
kesehatan
yangyang
sudah
sudah
dijamin
dijamin
dalam
dalam
program
program
kecelakaan
kecelakaan
lalulintas
lalulintas
sesuai
sesuai
dengan
dengan
ketentuan
ketentuan
perundang-undangan
perundang-undangan
15. Pelayanan
15. Pelayanan
kesehatan
kesehatan
akibat
akibat
bencana,
bencana,
kejadian
kejadian
luar biasa/wabah
luar biasa/wabah
16. Biaya
16. Biaya
pelayanan
pelayanan
lainnya
lainnya
yangyang
tidaktidak
ada hubungan
ada hubungan
dengan
dengan
manfaat
manfaat
jaminan
jaminan
kesehatn
kesehatn
yangyang
diberikan
diberikan
dengan
dengan
pasien
pasien
kecelakaan
kecelakaan
lalulintas?
lalulintas?
66
66Bagaimana
Bagaimana
BPJSBPJS
Kesehatan
Kesehatan
membayar
membayar
selisih
selisih
biayabiaya
pengobatan
pengobatan
akibat
akibat
kecelakaan
kecelakaan
lalulintas
lalulintas
yangyang
telahtelah
dibayarkan
dibayarkan
oleh oleh
program
program
jaminan
jaminan
kecelakaan
kecelakaan
lalu lintas
lalu lintas
sesuai
sesuai
dengan
dengan
tarif yang
tarif yang
diberlakukan
diberlakukan
BPJSBPJS
Kesehatan.
Kesehatan.
jika peserta
jika peserta
pindah
pindah
kelaskelas
rawatan
rawatan
ke ke
67
67Bagaimana
Bagaimana
yangyang
lebihlebih
tinggi?
tinggi?
Dalam
Dalam
hal peserta
hal peserta
jaminan
jaminan
kesehatan
kesehatan
menghendaki
menghendaki
kelaskelas
oerawatan
oerawatan
yangyang
lebihlebih
tinggi,
tinggi,
selisih
selisih
biayabiaya
menjadi
menjadi
beban
beban
peserta
peserta
dan/atau
dan/atau
asuransi
asuransi
swasta
swasta
yangyang
diikuti
diikuti
peserta.
peserta.
Ketentuan
Ketentuan
mengenai
mengenai
tata cara
tata cara
pembayaran
pembayaran
selisih
selisih
biayabiaya
sebagaimana
sebagaimana
dimaksud
dimaksud
diatur
diatur
dalam
dalam
Peraturan
Peraturan
Menteri.
Menteri.
peserta
peserta
jaminan
jaminan
kesehatan
kesehatan
dapat
dapat
mengikuti
mengikuti
68
68Apakah
Apakah
program
program
asuransi
asuransi
kesehatan
kesehatan
tambahan
tambahan
lainnya?
lainnya?
SEPUTAR
SEPUTAR
BPJS
BPJS
KESEHATAN
KESEHATAN21 21
545
69
70
71
22
546
2.
3.
Peserta
3. Peserta
harusharus
memperoleh
memperoleh
pelayanan
pelayanan
kesehatan
kesehatan
padapada
fasilitas
fasilitas
kesehatan
kesehatan
tingkat
tingkat
pertama
pertama
tempat
tempat
peserta
peserta
terdaftar,
terdaftar,
kecuali
kecuali
berada
berada
di luar
di luar
wilayah
wilayah
fasilitas
fasilitas
kesehatan
kesehatan
tingkat
tingkat
pertama
pertama
tempat
tempat
peserta
peserta
terdaftar,
terdaftar,
atau atau
dalam
dalam
keadaan
keadaan
kegawatdaruratan
kegawatdaruratan
medis
medis
jika peserta
jika peserta
butuh
butuh
penanganan
penanganan
72 72Bagaimana
Bagaimana
lanjutan?
lanjutan?
Dalam
Dalam
hal peserta
hal peserta
memerlukan
memerlukan
pelayanan
pelayanan
kesehatan
kesehatan
tingkat
tingkat
lanjutan,
lanjutan,
fasilitas
fasilitas
kesehatan
kesehatan
tingkat
tingkat
pertama
pertama
harusharus
merujuk
merujuk
ke fasilitas
ke fasilitas
kesehatan
kesehatan
rujukan
rujukan
tingkat
tingkat
lanjutan
lanjutan
terdekat
terdekat
sesuai
sesuai
dengan
dengan
sistem
sistem
rujukan
rujukan
yangyang
diatur
diatur
dalam
dalam
ketentuan
ketentuan
peraturan
peraturan
perundangperundangundangan
undangan
peserta
peserta
yangyang
dirawat
dirawat
inap inap
memperoleh
memperoleh
73 73Apakah
Apakah
obatobat
dan bahan
dan bahan
medis
medis
habishabis
pakaipakai
yangyang
dibutuhkan?
dibutuhkan?
Fasilitas
Fasilitas
kesehatan
kesehatan
wajibwajib
menjamin
menjamin
peserta
peserta
yangyang
dirawat
dirawat
inap inap
mendapatkan
mendapatkan
obatobat
dan bahan
dan bahan
medis
medis
habishabis
pakaipakai
yangyang
dibutuhkan
dibutuhkan
sesuai
sesuai
dengan
dengan
indikasi
indikasi
medis.
medis.
bila fasilitas
bila fasilitas
kesehatan
kesehatan
rawatrawat
jalanjalan
tidaktidak
74
74Bagaimana
Bagaimana
memiliki
memiliki
sarana
sarana
penunjang?
penunjang?
Fasilitas
Fasilitas
kesehatan
kesehatan
rawatrawat
jalanjalan
yangyang
tidaktidak
memiliki
memiliki
sarana
sarana
penunjang,
penunjang,
wajibwajib
membangun
membangun
jejaring
jejaring
dengan
dengan
fasilitas
fasilitas
kesehatan
kesehatan
penunjang
penunjang
untukuntuk
menjamin
menjamin
ketersediaan
ketersediaan
obat,obat,
bahan
bahan
medis
medis
habishabis
pakai,pakai,
dan dan
pemeriksaan
pemeriksaan
penunjang
penunjang
yangyang
dibutuhkan
dibutuhkan
SEPUTAR
SEPUTAR
BPJS
BPJS
KESEHATAN
KESEHATAN2323
547
75
76
77
2.
2.
24
548
apa saja
apa yang
saja yang
diberikan
diberikan
kepada
kepada
78
78Kompensasi
Kompensasi
peserta?
peserta?
Kompensasi
Kompensasi
yangyang
dimaksud
dimaksud
berupa
berupa
biayabiaya
transportasi
transportasi
bagi bagi
pasien,
pasien,
satu satu
orangorang
pendamping
pendamping
keluarga
keluarga
dan dan
tenaga
tenaga
kesehatan
kesehatan
sesuai
sesuai
indikasi
indikasi
medis.
medis.
Ketentuan
Ketentuan
lebihlebih
lanjutlanjut
mengenai
mengenai
pemberian
pemberian
kompensasi
kompensasi
diatur
diatur
denga
denga
Peraturan
Peraturan
Menteri.
Menteri.
yangyang
bertanggung
bertanggung
jawab
jawab
terhadap
terhadap
79
79Siapa
Siapa
ketersediaan
ketersediaan
fasilitas
fasilitas
kesehatan
kesehatan
dan dan
penyelenggaraan
penyelenggaraan
pelayanan
pelayanan
kesehatan
kesehatan
untuk
untuk
pelaksanaan
pelaksanaan
program
program
jaminan
jaminan
kesehatan?
kesehatan?
Pemerintah
Pemerintah
dan pemerintah
dan pemerintah
daerah
daerah
bertanggung
bertanggung
jawab
jawab
atas atas
ketersediaan
ketersediaan
fasilitas
fasilitas
kesehatan
kesehatan
dan dan
penyelenggaraa
penyelenggaraa
pelayanan
pelayanan
kesehatan
kesehatan
untukuntuk
pelaksanaan
pelaksanaan
program
program
jaminan
jaminan
kesehatan.
kesehatan.
dengan
dengan
fasilitas
fasilitas
kesehatan
kesehatan
swasta?
swasta?
80
80Bagaimana
Bagaimana
Pemerintah
Pemerintah
dan pemerintah
dan pemerintah
daerah
daerah
dapatdapat
memberikan
memberikan
kesempatan
kesempatan
kepada
kepada
swasta
swasta
untk untk
berperan
berperan
sertaserta
memenuhi
memenuhi
ketersediaan
ketersediaan
fasilitas
fasilitas
kesehatan
kesehatan
dan penyelenggaraan
dan penyelenggaraan
pelayanan
pelayanan
kesehatan.
kesehatan.
semua
semua
fasilitas
fasilitas
kesehatan
kesehatan
wajibwajib
kerjasama
kerjasama
81 81Apakah
Apakah
dengan
dengan
BPJSBPJS
Kesehatan?
Kesehatan?
Fasilitas
Fasilitas
kesehatan
kesehatan
milikmilik
Pemerintah
Pemerintah
dan Pemerintah
dan Pemerintah
Daerah
Daerah
yangyang
memenuhi
memenuhi
persyaratan
persyaratan
wajibwajib
bekerjasama
bekerjasama
dengan
dengan
BPJSBPJS
Kesehatan.
Kesehatan.
Fasilitas
Fasilitas
kesehatan
kesehatan
milikmilik
swasta
swasta
yangyang
memenuhi
memenuhi
persyaratan
persyaratan
dapatdapat
menjalin
menjalin
kerjasama
kerjasama
dengan
dengan
BPJSBPJS
Kesehatan.
Kesehatan.
SEPUTAR
SEPUTAR
BPJS
BPJS
KESEHATAN
KESEHATAN2525
549
82
83
84
85
86
26
550
pemenuhan
pemenuhan
standar
standar
mutumutu
fasilitas
fasilitas
kesehatan,
kesehatan,
memastikan
memastikan
proses
proses
pelayanan
pelayanan
kesehatan
kesehatan
berjalan
berjalan
sesuai
sesuai
satndar
satndar
yangyang
ditetapkan,
ditetapkan,
sertaserta
pemantauan
pemantauan
terhadap
terhadap
iuraniuran
kesehatan
kesehatan
peserta.
peserta.
Ketentuan
Ketentuan
mengenai
mengenai
penerapan
penerapan
sistem
sistem
kendali
kendali
mutumutu
pelayanan
pelayanan
jaminan
jaminan
kesehatan
kesehatan
sebagaimana
sebagaimana
dimaksud
dimaksud
diatur
diatur
dalam
dalam
peraturan
peraturan
BPJS.BPJS.
yangyang
bertanggung
bertanggung
jawab
jawab
terhadap
terhadap
kendali
kendali
87
87Siapa
Siapa
mutumutu
dan biaya,
dan biaya,
sertaserta
apa saja
apa yang
saja yang
dilakukan
dilakukan
untuk
untuk
itu? itu?
Dalam
Dalam
rangka
rangka
menjamin
menjamin
kendali
kendali
mutumutu
dan biaya,
dan biaya,
Materi
Materi
bertanggung
bertanggung
jawab
jawab
untukuntuk
:
:
1.
Penilaian
1. Penilaian
teknologi
teknologi
kesehatan
kesehatan
(Health
(Health
Technology
Technology
Assessment)
Assessment)
2.
Pertimbangan
2. Pertimbangan
klinisklinis
(clinical
(clinical
advisory)
advisory)
dan dan
manfaat
manfaat
jaminan
jaminan
kesehatan
kesehatan
3.
Perhitungan
3. Perhitungan
standar
standar
tarif tarif
4.
Monitoring
4. Monitoring
dan evaluasi
dan evaluasi
penyelenggaraan
penyelenggaraan
pelayanan
pelayanan
jaminan
jaminan
kesehatan.
kesehatan.
saja yang
saja yang
dilibatkan
dilibatkan
dalam
dalam
proses
proses
monitoring
monitoring
88
88Siapa
Siapa
dan evaluasi?
dan evaluasi?
Dalam
Dalam
melaksanakan
melaksanakan
monitoring
monitoring
dan evaluasi
dan evaluasi
penyelenggaraan
penyelenggaraan
pelayanan
pelayanan
jaminan
jaminan
kesehatan,
kesehatan,
Menteri
Menteri
berkordinasi
berkordinasi
dengan
dengan
Dewan
Dewan
Jaminan
Jaminan
SosialSosial
Nasional
Nasional
(DJSN).
(DJSN).
yangyang
dimaksud
dimaksud
dengan
dengan
DJSN?
DJSN?
89
89Apa
Apa
Dewan
Dewan
Jaminan
Jaminan
SosialSosial
Nasional
Nasional
yangyang
selanjutnya
selanjutnya
disingkat
disingkat
DJSNDJSN
adalah
adalah
Dewan
Dewan
yangyang
berfungsi
berfungsi
untukuntuk
SEPUTAR
SEPUTAR
BPJS
BPJS
KESEHATAN
KESEHATAN2727
551
90
91
92
28
552
hal terjadi
hal terjadi
sengketa
sengketa
anatara
anatara
peserta
peserta
dengan
dengan
93
93Dalam
Dalam
fasilitas
fasilitas
kesehatan,
kesehatan,
peserta
peserta
dengan
dengan
BPJSBPJS
Kesehatan,
Kesehatan,
BPJSBPJS
Kesehatan
Kesehatan
dengan
dengan
fasilitas
fasilitas
kesehatan
kesehatan
atau atau
BPJSBPJS
Kesehatan
Kesehatan
dengan
dengan
asosiasi
asosiasi
fasilitas
fasilitas
kesehatan,
kesehatan,
bagaimana
bagaimana
penyelesaiannya?
penyelesaiannya?
Dalam
Dalam
hal terjadi
hal terjadi
sengketa
sengketa
antara
antara
para para
pihakpihak
seperti
seperti
tersebut
tersebut
di atas
di atas
diselesaikan
diselesaikan
dengan
dengan
cara cara
musyawarah
musyawarah
oleh oleh
para para
pihakpihak
yangyang
bersengketa.
bersengketa.
Dalam
Dalam
hal sengketa
hal sengketa
tidaktidak
dapatdapat
diselesaikan
diselesaikan
secara
secara
musyawarah,
musyawarah,
sengketa
sengketa
diselesaikan
diselesaikan
dengan
dengan
cara cara
mediasi
mediasi
atau atau
melalui
melalui
pengadilan.
pengadilan.
Cara Cara
penyelesaian
penyelesaian
sengketa
sengketa
melalui
melalui
mediasi
mediasi
atau atau
melalui
melalui
pengadilan
pengadilan
dilaksanakan
dilaksanakan
sesuai
sesuai
ketentuan
ketentuan
peraturan
peraturan
perundangperundangundangan.
undangan.
menyelenggarakan
menyelenggarakan
Sistem
Sistem
Jaminan
Jaminan
Sosial
Sosial
94
94BPJS
BPJS
Nasional
Nasional
berdasarkan
berdasarkan
asas asas
apa saja?
apa saja?
AsasAsas
kemanusiaan,
kemanusiaan,
manfaat,
manfaat,
dan keadilan
dan keadilan
sosialsosial
bagi bagi
seluruh
seluruh
rakyat
rakyat
Indonesia.
Indonesia.
yangyang
dimaksud
dimaksud
dengan
dengan
asas asas
kemanusiaan?
kemanusiaan?
95
95Apa
Apa
AsasAsas
yangyang
terkait
terkait
dengan
dengan
penghargaan
penghargaan
terhadap
terhadap
martabat
martabat
manusia.
manusia.
yangyang
dimaksud
dimaksud
dengan
dengan
asas asas
manfaat?
manfaat?
96
96Apa
Apa
AsasAsas
yangyang
bersifat
bersifat
operasional
operasional
menggambarkan
menggambarkan
pengelolaan
pengelolaan
yangyang
efisien
efisien
dan efektif.
dan efektif.
yangyang
dimaksud
dimaksud
dengan
dengan
asas asas
keadilan
keadilan
sosial?
sosial?
97
97Apa
Apa
AsasAsas
yangyang
bersifat
bersifat
idiil. idiil.
SEPUTAR
SEPUTAR
BPJS
BPJS
KESEHATAN
KESEHATAN2929
553
98
99
Kegotongroyongan
b.
Nirlaba
c.
Keterbukaan
d.
Kehati-hatian
e.
Akuntabilitas
f.
Portabilitas
g.
h.
Dana amanat
i.
100
30
554
yangyang
dimaksud
dimaksud
dengan
dengan
prinsip
prinsip
nirlaba?
nirlaba?
101 101
Apa
Apa
Prinsip
Prinsip
pengelolaan
pengelolaan
usaha
usaha
yangyang
mengutamakan
mengutamakan
penggunaan
penggunaan
hasil hasil
pengembangan
pengembangan
danadana
untukuntuk
memberikan
memberikan
manfaat
manfaat
sebesar-besarnya
sebesar-besarnya
bagi bagi
seluruh
seluruh
peserta.
peserta.
yangyang
dimaksud
dimaksud
dengan
dengan
prinsip
prinsip
keterbukaan?
keterbukaan?
102102
Apa
Apa
Prinsip
Prinsip
mempermudah
mempermudah
aksesakses
informasi
informasi
yangyang
lengkap,
lengkap,
benar,
benar,
dan jelas
dan jelas
bagi bagi
setiap
setiap
peserta.
peserta.
yangyang
dimaksud
dimaksud
dengan
dengan
prinsip
prinsip
kehati-hatian?
kehati-hatian?
103103
Apa
Apa
Prinsip
Prinsip
pengelolaan
pengelolaan
danadana
secara
secara
cermat,
cermat,
teliti,teliti,
aman,
aman,
dan tertib.
dan tertib.
yangyang
dimaksud
dimaksud
dengan
dengan
prinsip
prinsip
akuntabilitas?
akuntabilitas?
104104
Apa
Apa
Prinsip
Prinsip
pelaksanaan
pelaksanaan
program
program
dan dan
pengelolaan
pengelolaan
keuangan
keuangan
yangyang
akurat
akurat
dan dapat
dan dapat
dipertanggungjawabkan.
dipertanggungjawabkan.
yangyang
dimaksud
dimaksud
dengan
dengan
prinsip
prinsip
portabilitas?
portabilitas?
105105
Apa
Apa
Prinsip
Prinsip
memberikan
memberikan
jaminan
jaminan
yangyang
berkelanjutan
berkelanjutan
meskipun
meskipun
peserta
peserta
berpindah
berpindah
pekerjaan
pekerjaan
atau atau
tempat
tempat
tinggal
tinggal
dalam
dalam
wilayah
wilayah
Negara
Negara
Kesatuan
Kesatuan
Republik
Republik
Indonesia.
Indonesia.
yangyang
dimaksud
dimaksud
dengan
dengan
prinsip
prinsip
kepesertaan
kepesertaan
106106
Apa
Apa
bersifat
bersifat
wajib?
wajib?
Prinsip
Prinsip
yangyang
mengharuskan
mengharuskan
seluruh
seluruh
penduduk
penduduk
menjadi
peserta
jaminan
sosialsosial
yangyang
dilaksanakan
menjadi
peserta
jaminan
dilaksanakan
secara
bertahap.
secara
bertahap.
SEPUTAR
SEPUTAR
BPJS
BPJS
KESEHATAN
KESEHATAN31 31
555
107
108
109
110
111
32
556
Pola Pola
pemberian
pemberian
pelayanan
pelayanan
kesehatan
kesehatan
yangyang
akanakan
dikelola
dikelola
oleh oleh
BPJSBPJS
Kesehatan
Kesehatan
adalah
adalah
pola pola
rujukan
rujukan
berjenjang.
berjenjang.
yangyang
dimaksud
dimaksud
dengan
dengan
pola pola
rujukan
rujukan
112 112
Apa
Apa
berjenjang?
berjenjang?
Pola Pola
rujukan
rujukan
berjenjang
berjenjang
adalah
adalah
pola pola
pemberian
pemberian
layanan
layanan
kesehatan
kesehatan
dimana
dimana
pelayanan
pelayanan
primer
primer
diberikan
diberikan
oleh oleh
PPK PPK
tingkat
tingkat
I, namun
I, namun
apabila
apabila
diperlukan
diperlukan
rujukan
rujukan
spesialistik
spesialistik
akanakan
dirujuk
dirujuk
ke PPK
ke PPK
lanjutan.
lanjutan.
dengan
dengan
sistem
sistem
pembayaran
pembayaran
BPJSBPJS
113 113
Bagaimana
Bagaimana
Kesehatan?
Kesehatan?
System
System
pembayaran
pembayaran
PPK PPK
tingkat
tingkat
I menggunakan
I menggunakan
sistem
sistem
pembayaran
pembayaran
kapitasi,
kapitasi,
sedangkan
sedangkan
system
system
pembayaran
pembayaran
PPK PPK
lanjutan
lanjutan
menggunakan
menggunakan
sistem
sistem
pembayaran
pembayaran
INA CBGs.
INA CBGs.
delapan
delapan
sasaran
sasaran
pokok
pokok
petapeta
jalanjalan
jaminan
jaminan
114 114
Apa
Apa
kesehatan
kesehatan
nasional
nasional
padapada
01 Januari
01 Januari
2014?
2014?
Delapan
Delapan
sasaran
sasaran
pokok
pokok
peta peta
jalanjalan
jaminan
jaminan
kesehatan
kesehatan
nasional
nasional
padapada
01 Januari
01 Januari
2014,2014,
adalah
adalah
(UU No
(UU No
40/2004,
40/2004,
penjelasan
penjelasan
pasalpasal
19, ayat
19, ayat
1): 1):
1.
BPJS
1. BPJS
Kesehatan
Kesehatan
mulaimulai
beroperasi
beroperasi
2.
BPJS
2. BPJS
Kesehatan
Kesehatan
mengelola
mengelola
Jaminan
Jaminan
Kesehatan
Kesehatan
setidaknya
setidaknya
bagi bagi
121,6 121,6
juta jiwa
juta (sekitar
jiwa (sekitar
50 juta
50 jiwa
juta jiwa
masih
masih
dikelola
dikelola
oleh oleh
Badan
Badan
lain).lain).
SEPUTAR
SEPUTAR
BPJS
BPJS
KESEHATAN
KESEHATAN3333
557
115
3.
4.
5.
6.
7.
8.
34
558
1.
2.
3.
Paket
3. Paket
manfaat
manfaat
medis
medis
dan non
dan medis
non medis
(kelas(kelas
perawatan)
perawatan)
sudah
sudah
sama,sama,
tidaktidak
ada perbedaan,
ada perbedaan,
untukuntuk
mewajibkan
mewajibkan
keadilan
keadilan
sosialsosial
bagi bagi
seluruh
seluruh
rakyat.
rakyat.
4.
Jumlah
4. Jumlah
dan sebaran
dan sebaran
fasilitas
fasilitas
pelayanan
pelayanan
kesehatan
kesehatan
(termasuk
(termasuk
tenaga
tenaga
dan alat-alat)
dan alat-alat)
sudah
sudah
memadai
memadai
untukuntuk
menjamin
menjamin
seluruh
seluruh
penduduk
penduduk
memenuhi
memenuhi
kebutuhan
kebutuhan
medis
medis
mereka.
mereka.
5.
Semua
5. Semua
peraturan
peraturan
pelaksanaan
pelaksanaan
telahtelah
disesuaikan
disesuaikan
secara
secara
berkala
berkala
untukuntuk
menjamin
menjamin
kualitas
kualitas
layanan
layanan
yangyang
memadai
memadai
dengan
dengan
hargaharga
keekonomian
keekonomian
yangyang
layak.layak.
6.
Paling
6. Paling
sedikit
sedikit
85% 85%
peserta
peserta
menyatakan
menyatakan
puas,puas,
baik baik
dalam
dalam
layanan
layanan
di BPJS
di BPJS
maupun
maupun
layanan
layanan
di di
fasilitas
fasilitas
kesehatan
kesehatan
yangyang
dikontrak
dikontrak
BPJS.BPJS.
7.
Paling
7. Paling
sedikit
sedikit
80% 80%
tenaga
tenaga
dan fasilitas
dan fasilitas
kesehatan
kesehatan
menyatakan
menyatakan
puas,puas,
dan mendapat
dan mendapat
pembayaran
pembayaran
yangyang
layaklayak
dari BPJS.
dari BPJS.
8.
BPJS
8. BPJS
dikelola
dikelola
secara
secara
terbuka,
terbuka,
efisien,
efisien,
dan dan
akuntabel.
akuntabel.
visi BPJS
visi BPJS
Kesehatan?
Kesehatan?
116 116
Apa
Apa
CAKUPAN
CAKUPAN
SEMESTA
SEMESTA
2019
2019
Dengan
Dengan
penjelasan:
penjelasan:
Paling
Paling
lambat
lambat
01 Januari
01 Januari
2019,2019,
seluruh
seluruh
penduduk
penduduk
Indonesia
Indonesia
memiliki
memiliki
jaminan
jaminan
kesehatan
kesehatan
nasional
nasional
untukuntuk
memperoleh
memperoleh
manfaat
manfaat
pemeliharaan
pemeliharaan
kesehatan
kesehatan
dan dan
perlindungan
perlindungan
dalam
dalam
memenuhi
memenuhi
kebutuhan
kebutuhan
dasardasar
kesehatannya
kesehatannya
yangyang
diselenggarakan
diselenggarakan
oleh oleh
BPJSBPJS
Kesehatan
Kesehatan
yangyang
handal,
handal,
unggul,
unggul,
dan terpercaya.
dan terpercaya.
SEPUTAR
SEPUTAR
BPJS
BPJS
KESEHATAN
KESEHATAN3535
559
117
118
36
560
b.
c.
d.
b.
d.
BPJSBPJS
perluperlu
dibentuk?
dibentuk?
119 119
Kenapa
Kenapa
kebijakan
kebijakan
apa saja
apa yang
saja yang
melandasi
melandasi
120120
Kebijakan
Kebijakan
pembentukan
pembentukan
BPJSBPJS
Kesehatan?
Kesehatan?
SEPUTAR
SEPUTAR
BPJS
BPJS
KESEHATAN
KESEHATAN3737
561
121
122
38
562
UU BPJS
UU BPJS
kepada
kepada
PT Askes
PT Askes
(Persero)?
(Persero)?
123123
Mandat
Mandat
Pembubaran
1. Pembubaran
PT Askes
PT Askes
(Persero)
(Persero)
2.
Pendirian
2. Pendirian
PT Askes
PT Askes
(Persero)
(Persero)
3.
Penyiapan
3. Penyiapan
Sistem
Sistem
Operasi
Operasi
Penyelenggaraan
Penyelenggaraan
Program
Program
Jaminan
Jaminan
Kesehatan
Kesehatan
Nasional.
Nasional.
status
status
DutaDuta
Askes
Askes
di masa
di masa
peralihan
peralihan
PT PT
124124
Bagaimana
Bagaimana
Askes
Askes
(Persero)
(Persero)
menjadi
menjadi
BPJS?
BPJS?
PT Askes
PT Askes
(Persero)
(Persero)
dibubarkan
dibubarkan
dan efektif
dan efektif
125125
Setelah
Setelah
menjadi
menjadi
BPJSBPJS
Kesehatan
Kesehatan
padapada
tanggal
tanggal
1 Januari
1 Januari
2014,2014,
bagaimanakah
bagaimanakah
status
status
kepegawaian
kepegawaian
dutaduta
Askes?
Askes?
Hak dan
Hak Kewajiban
dan Kewajiban
pegawai
pegawai
di BPJS
di BPJS
126126
Bagaimanakah
Bagaimanakah
Kesehatan?
Kesehatan?
SEPUTAR
SEPUTAR
BPJS
BPJS
KESEHATAN
KESEHATAN3939
563
127
128
129
40
564
apa saja
apa yang
saja yang
berlangsung
berlangsung
selama
selama
130130
Proses
Proses
transformasi?
transformasi?
proses
proses
pembubaran
pembubaran
PT Askes
PT Askes
131 131
Bagaimana
Bagaimana
(Persero)?
(Persero)?
kegiatan
kegiatan
yangyang
dilakukan
dilakukan
padapada
masamasa
peralihan?
peralihan?
132132
Apa
Apa
SEPUTAR
SEPUTAR
BPJS
BPJS
KESEHATAN
KESEHATAN41 41
565
133
134
42
566
2.
3.
4.
5.
1.
Berfungsi
1. Berfungsi
untukuntuk
menyelenggarakan
menyelenggarakan
kepentingan
kepentingan
umum,
umum,
yaitu yaitu
Sistem
Sistem
Jaminan
Jaminan
SosialSosial
Nasional
Nasional
(SJSN)
(SJSN)
yangyang
berdasarkan
berdasarkan
asas kemanusiaan,
asas kemanusiaan,
manfaat
manfaat
dan keadilan
dan keadilan
sosialsosial
bagi seluruh
bagi seluruh
rakyatrakyat
Indonesia.
Indonesia.
2.
Diberi
2. Diberi
delegasi
delegasi
kewenangan
kewenangan
untukuntuk
membuat
membuat
aturan
aturan
yangyang
mengikat
mengikat
umum.
umum.
3.
Bertugas
3. Bertugas
mengelola
mengelola
danadana
publik,
publik,
yaitu yaitu
danadana
Jaminan
Jaminan
SosialSosial
untukuntuk
kepentingan
kepentingan
peserta.
peserta.
4.
Berwenang
4. Berwenang
melakukan
melakukan
pengawasan
pengawasan
dan dan
pemeriksaan
pemeriksaan
atas kepatuhan
atas kepatuhan
peserta
peserta
atau pemberi
atau pemberi
kerja kerja
yangyang
tidaktidak
memenuhi
memenuhi
kewajibannya.
kewajibannya.
5.
Berwenang
5. Berwenang
melakukan
melakukan
sanksisanksi
administrative
administrative
kepada
kepada
peserta
peserta
atau pemberi
atau pemberi
kerja kerja
yangyang
tidaktidak
memenuhi
memenuhi
kewajibannya.
kewajibannya.
6.
Pengangkatan
6. Pengangkatan
anggota
anggota
dewan
dewan
pengawas
pengawas
dan dan
anggota
anggota
Direksi
Direksi
oleh Presiden,
oleh Presiden,
setelah
setelah
melalui
melalui
proses
proses
seleksi
seleksi
publik.
publik.
7.
Bertindak
7. Bertindak
mewakili
mewakili
Negara
Negara
RI sebagai
RI sebagai
anggota
anggota
organisasi
organisasi
atau lembaga
atau lembaga
internasional.
internasional.
SEPUTAR
SEPUTAR
BPJS
BPJS
KESEHATAN
KESEHATAN4343
567
135
136
568
1.
2.
3.
4.
5.
6.
44
peraturan,
peraturan,
pemangku
pemangku
kepentingan
kepentingan
BPJSBPJS
Kesehatan,
Kesehatan,
dan risiko
dan risiko
finansial.
finansial.
fungsi
fungsi
apa yang
apa yang
terdapat
terdapat
padapada
proses
proses
137137
Fungsi
Fungsi
bisnis
bisnis
BPJSBPJS
Kesehatan?
Kesehatan?
Fungsi
1. Fungsi
Hukum
Hukum
dan Regulasi,
dan Regulasi,
2.
Fungsi
2. Fungsi
Hubungan
Hubungan
Kelembagaan,
Kelembagaan,
3.
Fungsi
3. Fungsi
Kepesertaan
Kepesertaan
dan Iuran,
dan Iuran,
4. Fungsi
4. Fungsi
Pembelian
Pembelian
Pelayanan
Pelayanan
(strategic
(strategic
purchasing)
purchasing)
5.
Fungsi
5. Fungsi
Manajemen
Manajemen
Sistem
Sistem
Informasi,
Informasi,
6.
Fungsi
6. Fungsi
Pengawasan
Pengawasan
dan Pemeriksaan,
dan Pemeriksaan,
7.
Fungsi
7. Fungsi
Investasi
Investasi
(perencanaan,
(perencanaan,
penempatan,
penempatan,
monitoring
monitoring
dan evaluasi),
dan evaluasi),
8.
Fungsi
8. Fungsi
pembangunan
pembangunan
kapasitas
kapasitas
kelembagaan
kelembagaan
(Organisasi,
(Organisasi,
SDMSDM
dan dan
Teknologi)
Teknologi)
9.
Fungsi
9. Fungsi
Keuangan
Keuangan
10. Fungsi
10. Fungsi
Riset,Riset,
Perencanaan
Perencanaan
dan dan
Pengembangan
Pengembangan
11. Fungsi
11. Fungsi
Manajemen
Manajemen
Risiko
Risiko
Badan.
Badan.
SEPUTAR
SEPUTAR
BPJS
BPJS
KESEHATAN
KESEHATAN4545
569
138
46
570
Regulasi
Menimbang : a.
b. bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
Tahun
2004
Nomor
150,
Tambahan
Jaminan
Sosial
(Lembaran
Negara
Kesehatan
(Lembaran
Negara
Republik
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
PRESIDEN
NOMOR
12
TAHUN
2013
bukan
PBI
Jaminan
Kesehatan
Penerima
Upah
dan
anggota
keluarganya;
b. Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota
keluarganya; dan
c. bukan Pekerja dan anggota keluarganya.
(2) Pekerja Penerima Upah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil;
b. Anggota TNI;
c. Anggota Polri;
d. Pejabat Negara;
e. Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri;
f. pegawai swasta; dan
g. Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai
dengan huruf f yang menerima Upah.
(3) Pekerja
Bukan
Penerima
Upah
sebagaimana
dengan
huruf
yang
mampu
membayar iuran.
(5) Penerima pensiun sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) huruf c terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak
pensiun;
b. Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti
dengan hak pensiun;
c. Pejabat Negara yang berhenti dengan hak
pensiun;
d. janda
pensiun
sebagaimana
dimaksud
pensiun
sebagaimana
dimaksud
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan tersendiri.
3. Ketentuan Pasal 5 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 5
(1) Anggota keluarga sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1) huruf a meliputi istri/suami yang
sah, anak kandung, anak tiri dari perkawinan
yang sah, dan anak angkat yang sah, sebanyakbanyaknya 5 (lima) orang.
(2) Anak
keluarga
yang
lain
sebagaimana
TNI/Pegawai
Kementerian
Negeri
Sipil
Pertahanan
di
dan
anggota keluarganya;
c. Anggota
-7c. Anggota
Polri/Pegawai
Negeri
Sipil
di
asuransi
(Persero)
kesehatan
Perusahaan
Asuransi
Kesehatan
Jaminan
Pemeliharaan
Kesehatan
Kerja
(JAMSOSTEK)
dan
anggota
keluarganya.
(3) Kewajiban melakukan pendaftaran kepesertaan
Jaminan Kesehatan selain Peserta sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), bagi:
a. Pemberi Kerja pada Badan Usaha Milik Negara,
usaha besar, usaha menengah, dan usaha
kecil paling lambat tanggal 1 Januari 2015;
b. Pemberi Kerja pada usaha mikro paling lambat
tanggal 1 Januari 2016; dan
c. Pekerja bukan penerima upah dan bukan
Pekerja paling lambat tanggal 1 Januari 2019.
(4) BPJS Kesehatan mulai tanggal 1 Januari 2014
tetap
berkewajiban
menerima
pendaftaran
Kesehatan
dapat
diikutsertakan
dalam
Pekerjanya
kepada
BPJS
-9(2a) Pekerja
yang
Peserta
mendaftarkan
Jaminan
dirinya
Kesehatan
sebagai
sebagaimana
Pemberi
pada
saat
Kerja
wajib
Pekerjanya
bertanggung
membutuhkan
Pekerja
Bukan
Penerima
Upah
wajib
Kesehatan
kepada
BPJS
Kesehatan
Pasal 16
- 10 Pasal 16
(1) Iuran
Jaminan
Kesehatan
bagi
Peserta
PBI
pensiun
sebagaimana
dimaksud
Pasal
16
dan
Pasal
17
disisipkan
- 11 Pasal 16A
Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta PBI Jaminan
Kesehatan serta penduduk yang didaftarkan oleh
Pemerintah Daerah sebesar Rp 19.225,00 (sembilan
belas ribu dua ratus dua puluh lima rupiah) per
orang per bulan.
Pasal 16B
(1) Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja
Penerima Upah yang terdiri atas Pegawai Negeri
Sipil, Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara,
dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri
sebesar 5% (lima persen) dari Gaji atau Upah per
bulan.
(2) Iuran
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
- 12 b. Pemerintah
Daerah
untuk
Iuran
Jaminan
Pasal 16C
(1) Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja
Penerima
Upah
dimaksud
dalam
selain
Pasal
Peserta
16B
sebagaimana
ayat
(1)
yang
Jaminan
sebagaimana
Kesehatan
dimaksud
pada
bagi
ayat
Peserta
(1)
yang
Pasal 16D
Batas paling tinggi Gaji atau Upah per bulan yang
digunakan sebagai dasar perhitungan besaran Iuran
Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima
Upah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16C dan
pegawai pemerintah non pegawai negeri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16B ayat (1) sebesar 2 (dua)
kali Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dengan
status kawin dengan 1 (satu) orang anak.
Pasal 16E
(1) Gaji atau Upah yang digunakan sebagai dasar
perhitungan
Iuran
Jaminan
Kesehatan
Jaminan
Kesehatan
untuk
Pegawai
Iuran
Jaminan
Kesehatan
Pekerja
tanpa
memperhitungkan
kehadiran Pekerja.
Pasal 16F
Pasal 16G
- 15 Pasal 16G
(1) Iuran Jaminan Kesehatan bagi penerima pensiun
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (5)
huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, ditetapkan
sebesar 5% (lima persen) dari besaran pensiun
pokok dan tunjangan keluarga yang diterima per
bulan.
(2) Iuran
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
(dua
persen)
dibayar
oleh
penerima
pensiun.
(3) Iuran Jaminan Kesehatan bagi penerima pensiun
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (5)
huruf
dan
huruf
f,
mengikuti
ketentuan
(empat
puluh
lima
persen)
gaji
pokok
- 16 Pasal 16H
(1) Iuran Jaminan Kesehatan bagi anggota keluarga
yang lain dibayar oleh Peserta.
(2) Besaran Iuran Jaminan Kesehatan bagi anggota
keluarga yang lain sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan sebesar 1% (satu persen) dari
Gaji atau Upah Peserta Pekerja Penerima Upah
per orang per bulan.
(3) Besaran Iuran Jaminan Kesehatan bagi anggota
keluarga yang lain sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima
Upah dan Peserta bukan Pekerja ditetapkan
sesuai
Manfaat
yang
dipilih
mengacu
pada
Pasal 16I
Besaran
Iuran
Jaminan
Kesehatan
sebagaimana
Kerja
Pekerjanya,
wajib
memungut
membayar
iuran
iuran
yang
dari
menjadi
Pemberi
penyetoran
iuran
Kerja
pemerintah
kepada
BPJS
daerah,
Kesehatan
(4) Apabila
- 18 (4) Apabila
tanggal
10
(sepuluh)
sebagaimana
iuran
dibayarkan
pada
hari
kerja
berikutnya.
(5) Keterlambatan
pembayaran
Iuran
Jaminan
hal
keterlambatan
pembayaran
Iuran
lebih
lanjut
Iuran
mengenai
Jaminan
tata
cara
Kesehatan
bagi
- 19 Pasal 17A
(1) Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja
Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja
sebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
16F
Jaminan
Kesehatan
dapat
dibayarkan
pembayaran
Iuran
Jaminan
hal
keterlambatan
pembayaran
Iuran
Kesehatan
wajib
mengembangkan
Peserta
bukan
Pekerja
sebagaimana
- 20 (6) Ketentuan
pembayaran
Peserta
lebih
lanjut
Iuran
Pekerja
mengenai
Jaminan
Bukan
tata
cara
Kesehatan
bagi
Penerima
Upah
dan
Pasal 17B
(1) Ketentuan mengenai penyediaan, pencairan, dan
pertanggungjawaban Iuran Jaminan Kesehatan
yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan.
(2) Ketentuan
mengenai
pengaturan
penyetoran
bersama-sama
sesuai
dengan
kewenangannya.
- 21 Pasal 18
(1) BPJS
Kesehatan
menghitung
kelebihan
atau
dimaksud
pada
ayat
(2)
- 22 Pasal 22
(1) Pelayanan kesehatan yang dijamin terdiri atas:
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama, meliputi
pelayanan kesehatan non spesialistik yang
mencakup:
1. administrasi pelayanan;
2. pelayanan promotif dan preventif;
3. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi
medis;
4. tindakan
medis
non
spesialistik,
baik
penunjang
diagnostik
oleh
dokter
spesialis
dan
subspesialis;
3. tindakan ..
jenazah
pada
pasien
yang
hal
diperlukan,
selain
pelayanan
dan
plafon
harga
alat
kesehatan
PBI
Jaminan
Kesehatan
serta
ruang
II
beserta
anggota
keluarganya;
2. Anggota TNI dan penerima pensiun Anggota
TNI yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan
ruang I dan golongan ruang II beserta anggota
keluarganya;
3. Anggota Polri dan penerima pensiun Anggota
Polri
yang
setara
Pegawai
Negeri
Sipil
kali
penghasilan
tidak
kena
pajak
ruang
IV
beserta
anggota
keluarganya;
3. Anggota TNI dan penerima pensiun Anggota
TNI yang setara Pegawai Negeri Sipil golongan
ruang III dan golongan ruang IV beserta
anggota keluarganya;
4. Anggota Polri dan penerima pensiun Anggota
Polri
yang
setara
Pegawai
Negeri
Sipil
kesehatan
yang
dilakukan
di
BPJS
Kesehatan,
kecuali
dalam
keadaan darurat;
c. pelayanan
- 27 c.
f.
g.
gangguan
kesehatan/penyakit
akibat
k. pengobatan
komplementer,
alternatif
dan
penilaian
teknologi
kesehatan
dan
tindakan
medis
yang
tanggap
darurat,
kejadian
luar
biasa/wabah;
p. biaya pelayanan kesehatan pada kejadian tak
diharapkan yang dapat dicegah (preventable
adverse events); dan
q. biaya
pelayanan
hubungan
lainnya
dengan
yang
tidak
Manfaat
ada
Jaminan
adverse
events)
sebagaimana
Kesehatan
melakukan
koordinasi
Manfaat
Pasal 27B
- 29 Pasal 27B
Dalam hal Fasilitas Kesehatan tidak bekerja sama
dengan
BPJS
penjaminannya
Kesehatan,
disepakati
maka
bersama
mekanisme
antara
BPJS
penyelenggara
program
asuransi
kesehatan
Kesehatan
diubah,
sehingga
berbunyi
sebagai berikut:
Bagian Kedua
Pelayanan Obat, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai
20. Ketentuan
(2)
terdiri
atas
unsur
Kementerian
Kesehatan,
asosiasi
profesi,
perguruan
- 31 Pasal 34
(1) Dalam
hal
di
suatu
daerah
belum
tersedia
pelayanan kesehatan.
(4) Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
pemberian
Kesehatan
wajib
membayar
Fasilitas
cara
pembayaran
praupaya
lengkap
bagi
Fasilitas
Kesehatan
teknologi
kesehatan
(health
technology assessment);
b. pertimbangan klinis (clinical advisory);
c. penghitungan standar tarif; dan
d. monitoring
dan
evaluasi
penyelenggaraan
Monitoring
pelayanan
dan
Jaminan
evaluasi
penyelenggaraan
Kesehatan
sebagaimana
Pasal 43A
(1)
BPJS
Kesehatan
operasionalisasi
mengembangkan
sistem
pelayanan
teknis
kesehatan,
pelayanan
kesehatan
untuk
Dalam
melaksanakan
pengembangan
Agar
- 34 Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
pengundangan
Peraturan
penempatannya
dalam
memerintahkan
Presiden
Lembaran
ini
dengan
Negara
Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Desember 2013
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 27 Desember 2013
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 255
Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIAT KABINET RI
Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat,
ttd.
Siswanto Roesyidi
: 1.
2.
3.
4.
5.
-26.
7.
8.
9.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
HK.02.02/Menkes/148/I/2010
tentang
Izin
dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 17
Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 473);
10. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1464/Menkes/Per/X/2010
tentang
Izin
dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 501);
11. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktik dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 671);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PELAYANAN
KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL.
BAB I...
-3BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar
peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada
setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh
pemerintah.
2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disingkat
BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan.
3. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling
singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran.
4. Manfaat adalah faedah jaminan sosial yang menjadi hak Peserta dan/atau
anggota keluarganya.
5. Fasilitas Kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau Masyarakat.
6. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah pelayanan kesehatan
perorangan yang bersifat non spesialistik (primer) meliputi pelayanan rawat
jalan dan rawat inap.
7. Rawat Jalan Tingkat Pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan yang
bersifat non spesialistik yang dilaksanakan pada fasilitas kesehatan tingkat
pertama untuk keperluan observasi, diagnosis, pengobatan, dan/atau
pelayanan kesehatan lainnya.
8. Rawat Inap Tingkat Pertama adalah pelayanan kesehatan perorangan yang
bersifat non spesialistik dan dilaksanakan pada fasilitas kesehatan tingkat
pertama untuk keperluan observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan,
dan/atau pelayanan medis lainnya, dimana peserta dan/atau anggota
keluarganya dirawat inap paling singkat 1 (satu) hari.
9. Pelayanan...
BAB II
PENYELENGGARA PELAYANAN KESEHATAN
Pasal 2
(1) Penyelenggara pelayanan kesehatan meliputi semua Fasilitas Kesehatan
yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan berupa Fasilitas Kesehatan
tingkat pertama dan Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan.
(2) Fasilitas Kesehatan tingkat pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berupa:
a. puskesmas atau yang setara;
b. praktik dokter;
c. praktik dokter gigi;
d. klinik...
BAB III
KERJA SAMA FASILITAS KESEHATAN DENGAN BPJS KESEHATAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4
(1) Fasilitas Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 mengadakan
kerja sama dengan BPJS Kesehatan.
(2) Kerja sama Fasilitas Kesehatan dengan BPJS Kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui perjanjian kerja sama.
(3) Perjanjian...
c. untuk...
(1), Fasilitas
Pasal 7
Persyaratan yang harus dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(1), bagi Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan terdiri atas:
a. untuk klinik utama atau yang setara harus memiliki:
1. Surat Ijin Operasional;
2. Surat Ijin Praktik (SIP) tenaga kesehatan yang berpraktik;
3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan;
4. perjanjian kerja sama dengan laboratorium, radiologi, dan jejaring lain
jika diperlukan; dan
5. surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan
Jaminan Kesehatan Nasional.
b. untuk rumah sakit harus memiliki:
1. Surat Ijin Operasional;
2. Surat Penetapan Kelas Rumah Sakit;
3. Surat Ijin Praktik (SIP) tenaga kesehatan yang berpraktik;
4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan;
5. perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan;
6. sertifikat akreditasi; dan
7. surat...
kerja
dengan
Fasilitas
b. menerima...
BAB IV
PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 13
(1) Setiap Peserta berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang mencakup
pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan
obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang
diperlukan.
(2) Pelayanan kesehatan bagi Peserta yang dijamin oleh BPJS Kesehatan
terdiri atas:
a. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
b. Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan, yang terdiri atas:
1. pelayanan kesehatan tingkat kedua (spesialistik); dan
2. pelayanan kesehatan tingkat ketiga (subspesialistik);
c. pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh Menteri.
Bagian Kedua
Prosedur Pelayanan Kesehatan
Pasal 14
(1) Pelayanan kesehatan bagi Peserta dilaksanakan secara berjenjang sesuai
kebutuhan medis dimulai dari Fasilitas Kesehatan tingkat pertama.
(2) Pelayanan...
- 12 d.
e.
f.
g.
h.
Pasal 19...
- 13 Pasal 19
(1) Obat dan Alat Kesehatan Program Nasional yang telah ditanggung oleh
Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah, tidak ditanggung oleh BPJS
Kesehatan.
(2) Obat dan Alat Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. alat kontrasepsi dasar;
b. vaksin untuk imunisasi dasar; dan
c. obat program pemerintah.
Bagian Keempat
Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan
Pasal 20
(1) Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan meliputi :
a. administrasi pelayanan;
b. pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter
spesialis dan subspesialis;
c. tindakan medis spesialistik baik bedah maupun non bedah sesuai
dengan indikasi medis;
d. pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
e. pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis;
f. rehabilitasi medis;
g. pelayanan darah;
h. pelayanan kedokteran forensik klinik;
i. pelayanan jenazah pada pasien yang meninggal di Fasilitas Kesehatan;
j. perawatan inap non intensif; dan
k. perawatan inap di ruang intensif.
(2) Administrasi pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
terdiri atas biaya pendaftaran pasien dan biaya administrasi lain yang
terjadi selama proses perawatan atau pelayanan kesehatan pasien.
(3) Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis
dan subspesialis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b termasuk
pelayanan kedaruratan.
(4) Jenis pelayanan kedokteran forensik klinik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf h meliputi pembuatan visum et repertum atau surat
keterangan medik berdasarkan pemeriksaan forensik orang hidup dan
pemeriksaan psikiatri forensik.
(5) Pelayanan...
- 15 (2) Pelayanan obat, Alat Kesehatan, dan bahan medis habis pakai
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan pada pelayanan
kesehatan rawat jalan dan/atau rawat inap baik di Fasilitas Kesehatan
tingkat pertama maupun Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan.
(3) Pelayanan obat, Alat Kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang
diberikan kepada Peserta berpedoman pada daftar obat, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai yang ditetapkan oleh Menteri.
(4) Daftar obat, Alat Kesehatan, dan bahan medis habis pakai sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dituangkan dalam Formularium Nasional dan
Kompendium Alat Kesehatan.
(5) Penambahan dan/atau pengurangan daftar obat, Alat Kesehatan, dan
bahan medis habis pakai dalam Formularium Nasional dan Kompendium
Alat Kesehatan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Pasal 24
(1) Pelayanan obat, Alat Kesehatan, dan bahan medis habis pakai pada
Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan merupakan salah satu
komponen yang dibayarkan dalam paket Indonesian Case Based Groups
(INA-CBGs).
(2) Dalam hal obat yang dibutuhkan sesuai indikasi medis pada Fasilitas
Kesehatan rujukan tingkat lanjutan tidak tercantum dalam Formularium
Nasional, dapat digunakan obat lain berdasarkan persetujuan Komite
Medik dan kepala/direktur rumah sakit.
Pasal 25
(1) BPJS Kesehatan menjamin kebutuhan obat program rujuk balik melalui
Apotek atau depo farmasi Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang bekerja
sama dengan BPJS Kesehatan.
(2) Obat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayar BPJS Kesehatan di luar
biaya kapitasi.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur pelayanan obat program rujuk
balik diatur dengan Peraturan BPJS Kesehatan.
Pasal 26
(1) Pelayanan Alat Kesehatan sudah termasuk dalam paket Indonesian Case
Based Groups (INA-CBGs).
(2) Fasilitas...
BAB V
SISTEM PEMBAYARAN PELAYANAN KESEHATAN
Pasal 32
(1) BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan yang
memberikan layanan kepada Peserta.
(2) Besaran pembayaran yang dilakukan BPJS Kesehatan kepada Fasilitas
Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan
kesepakatan antara BPJS Kesehatan dengan asosiasi fasilitas kesehatan di
wilayah Fasilitas Kesehatan tersebut berada serta mengacu pada standar
tarif yang ditetapkan oleh Menteri.
(3) Asosiasi fasilitas kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk
Fasilitas Kesehatan tingkat pertama dan Fasilitas Kesehatan rujukan
tingkat lanjutan ditetapkan dengan Keputusan Menteri.
(4) Kesepakatan...
- 20 (4) Tim Health Technology Assessment (HTA) sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) bertugas melakukan penilaian terhadap pelayanan kesehatan yang
dikategorikan dalam teknologi baru, metode baru, obat baru, keahlian
khusus, dan pelayanan kesehatan lain dengan biaya tinggi.
(5) Tim Health Technology Assessment (HTA) memberikan rekomendasi kepada
Menteri mengenai kelayakan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) untuk dimasukkan sebagai pelayanan kesehatan yang
dijamin.
(6) Pelayanan kesehatan yang dijamin sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 35
(1) Pertimbangan klinis (clinical advisory) sebagaimana dimaksud dalam Pasal
33 ayat (1) huruf b dimaksudkan agar pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada pasien efektif dan sesuai kebutuhan.
(2) Pertimbangan klinis (clinical advisory) sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diberikan oleh Tim yang dibentuk Menteri yang terdiri atas unsur
organisasi profesi dan akademisi kedokteran.
(3) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bertugas memberikan
rekomendasi terkait dengan permasalahan teknis medis pelayanan
kesehatan.
Pasal 36
Kendali mutu dan kendali biaya pada tingkat Fasilitas Kesehatan dilakukan
oleh Fasilitas Kesehatan dan BPJS Kesehatan.
Pasal 37
Penyelenggaraan kendali mutu dan biaya oleh Fasilitas Kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dilakukan melalui:
a. pengaturan kewenangan tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik
profesi sesuai kompetensi;
b. utilization review dan audit medis;
c. pembinaan etika dan disiplin profesi kepada tenaga kesehatan; dan/atau
d. pemantauan dan evaluasi penggunaan obat, Alat Kesehatan, dan bahan
medis habis pakai dalam pelayanan kesehatan secara berkala yang
dilaksanakan melalui pemanfaatan sistem informasi kesehatan.
Pasal 38...
- 21 Pasal 38
(1) Penyelenggaraan kendali mutu dan kendali biaya oleh BPJS Kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dilakukan melalui:
a. pemenuhan standar mutu Fasilitas Kesehatan;
b. pemenuhan standar proses pelayanan kesehatan; dan
c. pemantauan terhadap luaran kesehatan Peserta.
(2) Dalam rangka penyelenggaraan kendali mutu dan kendali biaya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BPJS Kesehatan membentuk tim
kendali mutu dan kendali biaya yang terdiri dari unsur organisasi profesi,
akademisi, dan pakar klinis.
(3) Tim kendali mutu dan kendali biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat melakukan:
a. sosialisasi kewenangan tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik
profesi sesuai kompetensi;
b. utilization review dan audit medis; dan/atau
c. pembinaan etika dan disiplin profesi kepada tenaga kesehatan.
(4) Pada kasus tertentu, tim kendali mutu dan kendali biaya sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat meminta informasi tentang identitas,
diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan
Peserta dalam bentuk salinan/fotokopi rekam medis kepada Fasilitas
Kesehatan sesuai kebutuhan.
BAB VII
PELAPORAN DAN UTILIZATION REVIEW
Pasal 39
(1) Fasilitas Kesehatan wajib membuat laporan kegiatan pelayanan kesehatan
yang diberikan secara berkala setiap bulan kepada BPJS Kesehatan.
(2) BPJS Kesehatan wajib menerapkan Utilization Review secara berkala dan
berkesinambungan dan memberikan umpan balik hasil Utilization Review
kepada Fasilitas Kesehatan.
(3) BPJS Kesehatan melaporkan hasil Utilization Review kepada Menteri dan
DJSN.
(4) Ketentuan mengenai mekanisme pelaporan dan Utilization Review
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan dengan
Peraturan BPJS Kesehatan.
BAB VIII...
- 22 BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 40
(1) Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, seluruh Fasilitas Kesehatan
tingkat pertama milik TNI/Polri dinyatakan sebagai klinik pratama.
(2) Fasilitas Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
menyesuaikan dengan perizinan klinik pratama dalam jangka waktu 2
(dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai berlaku.
Pasal 41
(1) Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. seluruh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang bekerja sama dengan
BPJS Kesehatan dikecualikan dari kewajiban terakreditasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2); dan
b. seluruh rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
dikecualikan dari persyaratan sertifikat akreditasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf b angka 6.
(2) Fasilitas kesehatan tingkat pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a harus menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri
ini dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai
berlaku.
(3) Rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus
menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dalam
jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai berlaku.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 42
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 416/Menkes/Per/II/2011 tentang Tarif Pelayanan Kesehatan Bagi
Peserta PT Askes (Persero) (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 117) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 029 Tahun 2012 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 43...
- 23 Pasal 43
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2014.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 12 November 2013
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
NAFSIAH MBOI
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 November 2013
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 1400
- 24 LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR 71 TAHUN 2013
TENTANG
PELAYANAN KESEHATAN PADA
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
A. Persyaratan Umum
1. Peserta wajib memiliki identitas sebagai Peserta BPJS Kesehatan.
2. Peserta wajib terdaftar di 1 (satu) Fasilitas Kesehatan tingkat pertama.
3. Untuk pertama kali setiap Peserta didaftarkan oleh BPJS Kesehatan
pada satu Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang ditetapkan oleh
BPJS Kesehatan setelah mendapat rekomendasi dinas kesehatan
kabupaten/kota setempat. Apabila tidak terdapat rekomendasi dari
dinas kesehatan kabupaten/kota setempat, Fasilitas Kesehatan tingkat
pertama akan ditetapkan oleh Menteri.
4. Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan pada Fasilitas
Kesehatan tingkat pertama tempat Peserta terdaftar, kecuali dalam
keadaan tertentu yaitu:
a. berada di luar wilayah Fasilitas Kesehatan tingkat pertama tempat
Peserta terdaftar; atau
b. dalam keadaan kedaruratan medis.
5. Peserta harus memperlihatkan identitas Peserta yang berlaku untuk
mendapatkan pelayanan.
6. Apabila sesuai dengan indikasi medis Peserta memerlukan pelayanan
kesehatan rujukan tingkat lanjutan, Peserta wajib membawa surat
rujukan dari Puskesmas atau Fasilitas Kesehatan tingkat pertama lain
yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali dalam keadaan
gawat darurat, bencana, kekhususan permasalahan kesehatan pasien,
dan pertimbangan geografis.
7. Seluruh Fasilitas Kesehatan baik tingkat pertama maupun tingkat
lanjutan berkewajiban meneliti kebenaran identitas Peserta dan
penggunaannya.
medis.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
NAFSIAH MBOI
Mengingat :
Sosial
Nasional
(Lembaran
Negara
Republik
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia
Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor
153,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Indonesia Tahun
Nomor
Peraturan
29)
Presiden
sebagaimana
Nomor
111
telah
Tahun
diubah
dengan
2013
tentang
setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh
pemerintah.
2.
Kesehatan
adalah
badan
hukum
yang
dibentuk
untuk
3.
Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling
singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
tingkat
pertama
untuk
keperluan
observasi,
diagnosis,
dan/atau
pelayanan
medis
lainnya,
dimana
peserta
kesehatan
lain
adalah
pelayanan
kesehatan
lain
yang
kesehatan
secara
timbal
balik,
baik
vertikal
maupun
horizontal.
16. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri adalah Pegawai Tidak Tetap,
Pegawai Honorer, Staf Khusus, dan pegawai lain yang dibayarkan oleh
Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah.
17. Tentara
Nasional
Indonesia
yang
selanjutnya
disebut
TNI
adalah
BAB II
KEPESERTAAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 3
Kepesertaan jaminan kesehatan meliputi:
a. peserta;
b. pendaftaran peserta;
c. verifikasi dan identifikasi peserta;
d. hak dan kewajiban peserta;
e. perubahan data dan status peserta;
Bagian Kedua
Peserta
Paragraf 1
Umum
Pasal 4
Peserta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a terdiri atas:
a. peserta PBI Jaminan Kesehatan; dan
b. peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan.
Paragraf 2
Peserta PBI Jaminan Kesehatan
Pasal 5
Peserta PBI Jaminan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a
terdiri atas:
a. Orang yang tergolong fakir miskin; dan
b. Orang tidak mampu.
Paragraf 3
Peserta Bukan PBI Jaminan Kesehatan
Pasal 6
Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf b terdiri atas:
a. Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya termasuk warga negara
asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan dan anggota
keluarganya ;
b. Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya termasuk warga
negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan dan
anggota keluarganya;
c. Bukan Pekerja dan anggota keluarganya.
Pasal 7
Peserta Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya termasuk warga
negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan dan
anggota keluarganya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a terdiri
atas:
a. Pegawai Negeri Sipil;
b. Anggota TNI;
c. Anggota Polri;
d. Pejabat Negara;
e. Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri;
f.
Pasal 9
(1)
janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis
Kemerdekaan; dan
duda,
atau
anak
yatim
piatu
dari
penerima
pensiun
janda,
duda,
atau
anak
yatim
piatu
dari
penerima
pensiun
Anggota
istri/suami yang sah, anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah,
dan anak angkat yang sah, sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.
(2)
Anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan anak angkat
yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan kriteria:
a. tidak atau
belum pernah
menikah atau
tidak mempunyai
(3)
(4)
Anggota keluarga yang lain sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi
anak ke 4 (empat) dan seterusnya, ayah, ibu, dan mertua.
Bagian Ketiga
Pendaftaran Peserta
Paragraf 1
Umum
Pasal 11
(1)
(2)
b.
(1)
(2)
Menteri
dalam
mendaftarkan
peserta
PBI
Jaminan
Kesehatan
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
10
(2)
(1)
Pemberi Kerja
dalam Pasal 15 ayat (1) harus melengkapi data calon peserta yang
memuat paling sedikit:
a. nama calon peserta;
b. nomor induk kependudukan;
c. tanggal lahir; dan
d. nama fasilitas kesehatan tingkat pertama yang bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan dan dipilih oleh calon peserta.
(2)
(3)
(1)
(2)
Pekerja Bukan Penerima Upah sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
tidak termasuk Pensiunan TNI, Pensiunan Polri, Pensiunan PNS,
Pensiunan Pejabat Negara, Veteran dan Perintis Kemerdekaan.
11
Pasal 19
(1)
(2)
Dalam hal data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum lengkap
dan/atau tidak benar, BPJS Kesehatan dalam waktu paling lama 10
(sepuluh) hari kerja harus memberitahukan kepada calon peserta untuk
menyampaikan data secara lengkap dan benar.
12
Pasal 22
Calon peserta dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak
diterimanya pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2)
harus menyampaikan kembali data secara lengkap dan benar kepada BPJS
Kesehatan.
Pasal 23
(1)
(2)
(3)
Hak dan kewajiban setiap peserta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
d menjamin terselenggaranya Jaminan Kesehatan oleh BPJS Kesehatan
kepada peserta.
Pasal 25
(1)
13
14
e. jenis kepesertaan;
f.
Jaminan Kesehatan
Perubahan
status
kepesertaan
dari
Peserta
Bukan
PBI
Jaminan
Perubahan
status
Kesehatan
menjadi
kepesertaan
Peserta
PBI
dari
Peserta
Jaminan
Bukan
PBI
Kesehatan
Jaminan
sebagaimana
kondisi
dengan
kecacatannya
menyertakan
kepada
keterangan
Pemerintah
tingkat
Daerah
dan
jenis
15
Pasal 31
(1)
(2)
(1)
(2)
validasi
data
Peserta
PBI
Jaminan Kesehatan
setelah
Perubahan dan validasi data peserta PBI Jaminan Kesehatan oleh Menteri
yang menyelengarakan urusan pemerintahan di bidang sosial dilakukan
setiap 6 (enam) bulan pada tahun anggaran berjalan dan ditetapkan oleh
Menteri yang menyelengarakan urusan pemerintahan di bidang sosial.
(4)
Perubahan dan validasi data peserta PBI Jaminan Kesehatan oleh Menteri
yang
menyelengarakan
urusan
pemerintahan
di
bidang
sosial
16
BAB III
IURAN KEPESERTAAN JAMINAN KESEHATAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 33
(1)
(2)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
pada
hari
libur, maka
berikutnya.
(4)
17
Dalam
hal
keterlambatan
pembayaran
Iuran
Jaminan
Kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) lebih dari 3 (tiga) bulan, penjaminan
dapat diberhentikan sementara.
Pasal 36
Iuran peserta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) dibayarkan bagi:
a.
b.
Pemberi Kerja;
c.
d.
e.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Ketentuan
mengenai
tata
cara
penyediaan,
pencairan
dan
pertanggungjawaban dana iuran dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan.
18
Bagian Ketiga
Pemberi Kerja
Paragraf 1
Umum
Pasal 38
Pemberi kerja terdiri atas:
a. Pemberi kerja penyelenggara negara; dan
b. Pemberi kerja selain penyelenggara negara
Paragraf 2
Pemberi Kerja Penyelenggara Negara
Pasal 39
Pemberi Kerja penyelenggara negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38
huruf a terdiri atas:
a. pemerintah; dan
b. pemerintah daerah.
Pasal 40
(1)
Pemerintah
sebagaimana
dimaksud
dalam
Pasal
39
huruf
Anggota
TNI,
Anggota
Polri,
Pejabat
Negara
dan
Pegawai
(3)
(4)
(5)
19
(6)
iuran
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(2)
dan
ayat
(3)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
iuran
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(2)
dan
ayat
(3)
(2)
20
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
21
(4)
duda,
atau
anak
yatim
piatu
dari
penerima
pensiun
janda,
duda,
atau
anak
yatim
piatu
dari
penerima
pensiun
Jaminan
Kesehatan
yang
menjadi
kewajibannya
melalui
Pihak
ketiga
pembayar
pensiun
menyetorkan
potongan
Iuran
(8)
(9)
Peserta Bukan Pekerja selain yang dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2) dan
ayat (3), membayar dan menyetor iuran Jaminan Kesehatan bagi dirinya
kepada BPJS Kesehatan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan.
22
(2)
rekening
pendaftaran peserta.
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
promotif,
preventif,
kuratif,
dan
rehabilitatif
termasuk
23
pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan
medis yang diperlukan.
(2)
kesehatan
pada
fasilitas
kesehatan
tingkat
pertama
24
(2) Peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat memilih fasilitas
kesehatan tingkat pertama yang lain dalam jangka waktu paling sedikit 3
(tiga) bulan.
(3) Fasilitas kesehatan tingkat pertama sebagaimana dimksud pada ayat (1)
terdiri dari:
a. Puskesmas atau yang setara;
b. praktik dokter;
c. praktik dokter gigi;
d. klinik Pratama atau yang setara termasuk fasilitas kesehatan tingkat
pertama milik TNI/POLRI;dan
e. Rumah sakit Kelas D Pratama atau yang setara.
Pasal 49
Pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama terdiri atas:
a. Pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat pertama;
b. Pelayanan kesehatan rawat inap tingkat pertama:
c. Pelayanan kesehatan gigi; dan
d. Pelayanan kesehatan oleh bidan dan perawat.
Paragraf 2
Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama
Pasal 50
(1)
(2)
25
kesehatan
lanjutan
untuk
penyakit
j.
26
Paragraf 3
Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Tingkat Pertama
Pasal 51
(1)
inap
pada
pengobatan/perawatan
kasus
yang
dapat
persalinan
dengan
komplikasi
dan/atau
penyulit
g. pelayanan obat dan bahan medis habis pakai selama masa perawatan;
dan
h. pelayanan transfusi darah sesuai indikasi medis.
27
Paragraf 4
Pelayanan Kesehatan Gigi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Pasal 52
(1)
(1)
(2)
Pemberian pelayanan kesehatan oleh Bidan dan Perawat dalam hal suatu
kecamatan tidak terdapat dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi pelayanan bidan dan perawat dengan cakupan pelayanan bidan
dan perawat sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya.
(3)
Bidan dan perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat
melakukan rujukan ke dokter dan/atau dokter gigi pemberi pelayanan
kesehatan tingkat pertama kecuali dalam Pertolongan persalinan, kondisi
28
Kesehatan
pada
fasilitas
kesehatan
tingkat
lanjutan
(2)
(3)
29
(4)
(5)
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
30
Pasal 58
Pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat lanjutan terdiri atas:
a. pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat lanjutan; dan
b. pelayanan kesehatan rawat inap tingkat lanjutan.
Paragraf 2
Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan
Pasal 59
(1)
(2)
g. rehabilitasi medis;
h. pelayanan darah;
i.
j.
(3)
31
Paragraf 3
Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Tingkat lanjutan
Pasal 60
(1)
(2)
(3)
a.
b.
b.
32
(1)
Dalam hal ruang rawat inap yang menjadi hak peserta penuh, peserta
dapat dirawat di kelas perawatan satu tingkat lebih tinggi.
(2)
Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BPJS
Kesehatan membayar kelas perawatan peserta sesuai haknya.
(3)
Apabila kelas perawatan sesuai dengan hak peserta telah tersedia, peserta
ditempatkan di kelas perawatan yang menjadi haknya.
(4)
Perawatan satu tingkat lebih tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling lama 3 (tiga) hari.
33
(5)
Dalam hal terjadi perawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) lebih
dari 3 (tiga) hari, selisih biaya tersebut menjadi tanggung jawab fasilitas
kesehatan yang bersangkutan atau berdasarkan persetujuan pasien
dirujuk ke fasilitas kesehatan yang setara.
(6)
Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(5), peserta tidak dikenakan urun biaya.
Pasal 62
(1)
Peserta dapat meningkatkan kelas ruang perawatan lebih tinggi dari yang
menjadi haknya dengan mengikuti asuransi kesehatan tambahan, atau
membayar sendiri selisih antara biaya yang dijamin oleh BPJS Kesehatan
berdasarkan tarif INA-CBGs dengan biaya yang harus dibayar akibat
peningkatan kelas perawatan.
(2)
(1)
(2)
Pelayanan
gawat
darurat
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)
yang
bekerjasama
dengan
BPJS
Kesehatan
maupun
tidak
bekerjasama.
(4)
34
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(4)
Tarif INA-CBGs sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sesuai dengan kelas
Rumah Sakit yang ditetapkan oleh Menteri.
(5)
35
Bagian Kelima
Pelayanan Obat, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai
Pasal 67
(1)
Pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan medik habis pakai yang
dibutuhkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (3) huruf d
sesuai dengan indikasi medis merupakan hak peserta jaminan kesehatan.
(2)
(3)
Pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang
diberikan kepada Peserta berpedoman pada daftar obat, dan bahan medis
habis pakai, dan alat kesehatan yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4)
(1)
(2)
(3)
Alat kesehatan yang tidak masuk dalam paket INA-CBGs dibayar dengan
klaim tersendiri oleh BPJS Kesehatan.
(5)
(6)
36
(7)
Alat kesehatan yang sudah termasuk dalam paket INA-CBGs tidak dapat
ditagihkan
tersendiri
kepada
BPJS
Kesehatan
dan
tidak
dapat
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan prosedur pelayanan alat
kesehatan yang tidak termasuk dalam paket INA-CBGs sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) diatur dengan Peraturan Direksi BPJS Kesehatan.
Pasal 69
(1)
Pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai pada
fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan merupakan salah satu
komponen yang dibayarkan dalam paket INA-CBGs.
(3)
Dalam hal obat yang dibutuhkan sesuai indikasi medis pada fasilitas
kesehatan rujukan tingkat lanjutan tidak tercantum dalam Formularium
Nasional, dapat digunakan obat lain berdasarkan persetujuan Komite
Medik dan Kepala/Direktur Rumah Sakit.
(4)
(1)
(2)
di
fasilitas
Kesehatan
tingkat
pertama
atas
37
Pasal 71
(1)
Obat program rujuk balik diperoleh melalui Apotek atau depo farmasi
fasilitas kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS
Kesehatan.
(2)
(3)
(4)
Obat program rujuk balik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
pemeriksaan penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditagihkan
secara kolektif melalui klaim tersendiri kepada BPJS Kesehatan.
(5)
Biaya obat program rujuk balik terdiri atas harga obat yang mengacu
pada Formularium Nasional yang ditetapkan oleh Menteri dan ditambah
dengan faktor pelayanan dan embalage.
(6)
ayat
(4),
dilaksanakan
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
(7)
(1)
menjaga
keselamatan pasien.
kestabilan
kondisi
pasien
untuk
kepentingan
38
(2)
b.
kondisi kelas perawatan sesuai hak peserta penuh dan pasien sudah
dirawat paling sedikit 3 (tiga) hari dikelas satu tingkat diatas haknya;
atau
c.
(3)
(4)
b.
c.
pemeriksaan
penunjang
atau
tindakan,
yang
(5)
d.
e.
(6)
(7)
ambulans
39
Bagian Ketujuh
Pelayanan Skrining Kesehatan
Pasal 73
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenai
pembiayaan
skrining
kesehatan
40
BAB V
PENINGKATAN MUTU DAN PENAMBAHAN MANFAAT JAMINAN KESEHATAN
Pasal 74
(1)
Jaminan
Kesehatan
dapat
dilakukan
dengan
(3)
(4)
(5)
(7)
(8)
41
BAB VI
KOMPENSASI
Pasal 75
(1)
(2)
(3)
Kantor
Cabang
Kabupaten/Kota
melakukan
untuk
koordinasi
penetapan
dengan
daerah
Dinas
belum
Kesehatan
tersedia
fasilitas
b.
c.
(1)
Kompensasi
dalam
bentuk
penggantian
uang
tunai
sebagaimana
dimaksud dalam pasal 75 ayat (4) huruf a berupa penggantian atas biaya
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan yang tidak
bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
(2)
ayat 75
42
(2)
(3)
Apabila
fasilitas
kesehatan
tingkat
pertama
terdekat
sebagaimana
Fasilitas
Kesehatan
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(3)
tidak
Apabila
fasilitas
dimaksud
pada
kesehatan
ayat
(2)
tingkat
adalah
pertama
fasilitas
terdekat
Kesehatan
sebagaimana
yang
tidak
Klaim
perorangan
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(5)
hanya
(8)
(9)
43
Pasal 79
(1)
(2)
(3)
(4)
melalui
kerjasama
dengan
dinas
setempat,
instansi
(1)
(2)
Kendali mutu dan kendali biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
44
dan
evaluasi
penyelenggaraan
pelayanan
Jaminan
(4)
(1)
Pelayanan
kesehatan
kepada
peserta
jaminan
kesehatan
harus
menyeluruh
meliputi
pemenuhan
standar
mutu
fasilitas
45
46
(2)
Tim teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki fungsi dan
wewenang sebagai berikut :
a.
b.
melakukan
pemantauan
dan
evaluasi
penggunaan
obat,
alat
(2)
(3)
47
(4)
(1)
Fasilitas
Kesehatan
wajib
membuat
laporan
kegiatan
pelayanan
Kesehatan.
(2)
(3)
(4)
(5)
BPJS Kesehatan melakukan tindak lanjut atas hasil evaluasi dan umpan
balik sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dalam rangka pengendalian
biaya pelayanan kesehatan.
(6)
48
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 1Januari 2014
DIREKTUR UTAMA
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL
KESEHATAN
ttd
FACHMI IDRIS
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 1 Januari 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPULIK INDONESIA
ttd
AMIR SYAMSUDIN
Feryanita