Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.
1.1.1

LATAR BELAKANG
APA ITU BUKU POP-UP
Buku pop-up merupakan sebuah buku yang memiliki
bagian yang dapat bergerak atau memiliki unsur 3 dimensi.
Sekilas pop-up hampir sama dengan origami dimana kedua seni
ini mempergunakan tehnik melipat kertas. Walau demikian origami lebih memfokuskan diri pada menciptakan objek atau benda
sedangkan pop-up lebih cenderung pada pembuatan mekanis
kertas yang dapat membuat gambar tampak secara lebih berbeda
baik dari sisi perspektif/dimensi, perubahan bentuk hingga dapat
bergerak yang disusun sealami mungkin. 1
Penggunaan buku seperti ini bermula dari abad ke-13, pada awalnya pop-up digunakan untuk mengajarkan anatomi, matematika, membuat perkiraan astronomi, menciptakan sandi rahasia
dan meramalkan nasib. Selama berabad-abad lamanya buku seperti ini hanya digunakan untuk membantu pekerjaan ilmiah,
hingga abad ke-18 tehnik ini mulai diterapkan pada buku yang
dirancang sebagai hiburan terutama ditujukan untuk anak-anak. 2
Jenis pop-up ada bermacam-macam, beberapa diantaranya adalah pop-ups, transformations, tunnel books, volvelles,
flaps, pull-tabs, pop-outs, pull-downs dan sebagainya. Beberapa
buku pop-up mengunakan salah satu jenis, yang lainnya menggunakan lebih dari satu jenis. Pencipta dan pendesain buku seperti
ini dikenal dengan sebutan paper engineering. 3
1.1.2 KELEBIHAN BUKU POP-UP
Buku pop-up dapat memberikan visualisasi cerita yang
lebih menarik. Mulai dari tampilan gambar yang terlihat lebih
memiliki dimensi, gambar yang dapat bergerak ketika halaman1

Ann Montanaro, A Concise History of Pop-up and Movable Books


Short History of Pop-ups, www.markhiner.co.uk/history-text.htm
3
Robert Sabuda, Frequenty Asked Question, Creative Questions,
Robertsabuda.com
2

nya dibuka atau bagiannya digeser, bagian yang dapat berubah


bentuk, memiliki tekstur seperti benda aslinya bahkan beberapa
ada yang dapat mengeluarkan bunyi. Hal-hal seperti ini membuat
ceritanya lebih menyenangkan dan menarik untuk dinikmati.
Hal lain yang membuat buku pop-up menarik dan berbeda dari buku cerita ilustrasi biasa adalah ia memberikan kejutan-kejutan dalam setiap halamannya yang dapat mengundang
ketakjuban ketika halamannya dibuka. Pembaca seperti menjadi
bagian dari hal yang menakjubkan itu karena mereka memiliki
andil ketika mereka membuka halaman buku. 4 Hal ini membuat
pem-baca memancing antusias pembaca dalam mengikuti ceritanya karena mereka menanti kejutan apa lagi yang akan diberikan di halaman selanjutnya.
Buku pop-up mempunyai kemampuan untuk memperkuat
kesan yang ingin disampaikan dalam sebuah cerita sehingga dapat
lebih dapat terasa. Tampilan visual yang lebih berdimensi membuat cerita semakin terasa nyata ditambah lagi dengan kejutan
yang diberikan dalam setiap halamannya. Gambar dapat secara
tiba-tiba muncul dari balik halaman atau sebuah bangunan dapat
berdiri megah ditengah-tengah halaman dengan cara pemvisualisasi ini, kesan yang ingin ditampilkan dapat lebih tersampaikan.
Jenis cerita yang disampaikan dalam buku pop-up bisa
sangat beragam mulai dari pengetahuan seperti pengenalan hewan, geografis suatu negara, kebudayaan, sejarah, kegiatan keagamaan, hingga cerita imaginer seperti dongeng, fabel, cerita
rakyat, mitos, legenda.
1.1.3 KEKURANGAN BUKU POP-UP
Selain berbagai keunggulannya, buku pop-up memiliki
kelemahan juga. Kelebihan buku pop-up adalah kelemahannya
juga karena memiliki mekanik yang dapat membuat buku pop-up
bergerak, muncul hingga secara lebih berdimensi; waktu pengerjaannya cenderung lebih lama karena menuntut ketelitian yang
lebih ekstra sehingga mekanik dapat bekerja dengan baik dalam
4

Robert Sabuda,. Okcit hal 1

waktu yang lama dan juga untuk menjaga durabilitynya. Seperti


pada yang dimiliki oleh buku robert sabuda, ia memiliki 10001500 pekerja yang dapat menghasilkan 10.000 hingga 15.000
buah buku pop-up dalam tiap minggunya. 5 Hal ini meyebabkan
buku pop-up menjadi lebih mahal dari pada buku cerita ilustrasi
pada umumnya. Selain dari itu penggunaan material buku yang
lebih berkualitas juga membuat buku seperti ini lebih mahal.
1.1.4 BUKU POP-UP DI MASYARAKAT
Jenis buku seperti ini sangatlah sedikit beredar di
masyarakat kita, kalaupun ada sebagian besar adalah merupakan
buku impor. Sedangkan buku lokal dapat dihitung dengan jari.
Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir saja tercatat hanya 10 judul
buku pop-up lokal, 4 diantaranya merupakan terjemahan 6 dari
buku luar, sisanya adalah buku lokal 7 dan 11 judul buku import. 8
Jika dibandingkan dengan luar negeri, tercatat 54 judul buku popup yang telah diterbitkan. 9
Perhatian pasar terhadap buku jenis ini sebenarnya juga
cukup baik terbukti dari 8 judul buku yang dijual di Periplus
Surabaya 50% lebih dari jumlah total bukunya telah laku terjual
bahkan dalam kurun waktu setengah tahunan. 10 Karena buku
yang dipasarkan merupakan buku impor, harga yang ditawarkanpun tidaklah murah berkisar antara 250.000 hingga 400.000
rupiah akan tetapi hal ini tidak membuat pasar buku jenis ini sepi.
Buku seperti ini walaupun mempunyai harga yang relatif mahal
akan tetapi memiliki penggemar tersendiri. 11
Hasil polling dari 50 orang respondet menunjukkan bahwa mereka mengetahui tentang buku po-up sebanyak 34%, sedangkan yang tidak mengetahui sebanyak 66%. Respondet terta5

Robert Sabuda,. Okcit hal 1


Buku Anak/Buku Anak/EFK/Anak/Pop-up, Erlangga.co.id
7
Khazanah Dongeng Klasik, Tiraoptima.com
8
Cookbooks & Children Books/Children's Books, Periplus.co.id
9
Books/Pop-up Book, Barnes & Noble.com
10
Data yang didapat dari Periplus Gallaxy Mall Surabaya mulai tanggal 03-0308 hingga 07-11-08
11
Interview dengan Ibu Rini petugas Periplus Gallaxy
6

rik (26%) karena visual gambarnya (26%), keju-tannya (20%),


manfaatnya (14%). Mereka berpendapat buku pop-up bermanfaat
(30%) untuk mengembangkan kreatifitas anak (18%), merangsang imajinasi (14%) hingga mendekatkan hubungan orang tua
anak (12%). Dari jumlah itu kon-sumen yang memiliki buku popup sebanyak 18% dan yang tidak sebanyak 16%. Sedangkan bagi
respondet yang kurang tertarik (8%) beranggapan hal paling
memberatkan adalah harga (8%) dan kesulitan memperolehnya
(2%). Harga yang mereka anggap pantas untuk sebuah buku popup Rp.50.000 Rp.100.000 (12%), Rp.100.000 Rp.150.000
(12%) dan Rp.150.000 Rp.200.000 (10%). 12
Sebenarnya terbuka peluang yang cukup baik dari buku
pop-up ini. Jenis buku seperti ini kebanyakan yang beredar di
masyarakat adalah buku import yang memiliki harga relatif
mahal. Sebut saja salah satu buku pop-up yang berjudul The
Chronicles of Narnia Pop-up, buku ini dijual dengan harga Rp.
324.500,00 13 padahal dalam salah satu situs penjualan buku
secara online harga buku ini $23.99 14 terlihat dari perbedaan yang
sangat jauh antara kedua harga tersebut, hal ini dikarenakan buku
pop-up import dikenakan biaya pajak masuk sebesar antara 10%20% 15 yang membuat harga menjadi semakin tinggi, belum lagi
keuntungan yang harus didapat oleh para distributor dan toko. Hal
ini membuka peluang jika buku pop-up dapat diproduksi di dalam
negeri dengan kualitas yang sama, perbedaan ongkos masuk
tersebut dapat menjadi keun-tungan dari pihak penulis, penerbit,
distributor maupun penjual.
1.1.5 MANFAAT POP-UP
Buku pop-up memiliki berbagai manfaat yang sangat
berguna, seperti: Mengajarkan anak untuk lebih menghargai buku
12

Survey yang dilakukan penulis


Data yang didapat dari Periplus Gallaxy, Okcit, hal 3
14
Books, Pop-up Book, Okcit, hal 3
15
Linda T. Silitonga, 2007, Gatbi minta dukungan pasok buku Impor, Bisnis
Indonesia edisi Rabu 04-07-2007, di muat pula pada
http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/ritel-ukm-mikro/1id12879.html
13

dan memperlakukannya dengan lebih baik, lebih mendekatkan


anak dengan orang tua karena buku pop-up memiliki bagian yang
halus sehingga memberikan kesempatan untuk orang tua duduk
bersama dengan putra-putri mereka dan menikmati cerita 16 (mendekatkan hubungan antara orang tua dan anak), dapat mengembangkan kreatifitas anak, merangsang imaginasi anak 17 , menambah pengetahuan hingga memberikan penggambaran bentuk suatu
benda (pengenalan benda)
Manfaat lain dari buku pop-up adalah media ini dapat
digunakan sebagai media untuk menanamkan kecintaan terhadap
membaca. Dibandingkan dengan buku cerita anak yang biasa, buku pop-up dapat lebih memberikan kenikmatan dalam membaca
cerita. Dalam menikmati buku pop-up, anak tidak hanya membaca sebuah cerita, mereka dapat berinteraksi dengan cerita yang
disampaikan dalam buku dan ikut aktif sebagai pelaku, baik itu
melalui sentuhan, pengama-tan atau bahkan melalui suara yang
disajikan dalam buku pop-up. Unsur kejutan yang dimiliki buku
pop-up dapat menumbuhkan rasa penasaran anak terhadap kelanjutan suatu cerita sehingga membuat anak semakin gemar untuk
membaca.
1.1.6 PSIKOLOGI DAN KOMUNIKASI PADA ANAK
Pentingnya pendidikan pada anak sejak usia dini ini juga
didukung penelitian-penelitian yang menemukan bahwa sejak
lahir seorang anak manusia memiliki kurang lebih 100 (seratus)
miliyar sel otak. Sel-sel otak yang ini saling berhubungan dengan
sel-sel syaraf. Sel-sel otak ini tidak akan tumbuh dan berkembang dengan pesat tanpa adanya stimulasi dan didayagunakan dan
masa yang paling penting dalam perkembangan ini adalah pada
usia dini (Gutama,dkk., 2005: 3).
Anak usia pra sekolah dan sekolah awal sangat suka
menghabiskan waktu dengan buku-buku bergambar. Cerita-cerita
lucu sangat populer bagi anak usia ini, seperti halnya buku cerita
fantasi tentang pangeran dan putri raja, raksasa dan ular naga.
16
17

Robert Sabuda,. Okcit hal 1


Hassan Nur, February 8 2008, Library corner.co.id.

Bagi anak kecil yang suka ikut membaca, cocok diberikan buku
yang berkelepak, tabs, pop-ups, yang dengan bunyi-bunyian,
yang bertexture serta yang berunsur tanya jawab. 18
Beberapa pakar mengatakan anak-anak menyukai
berbagai macam cerita. Selama itu disajikan dan dikemas secara
menarik maka anak-anak akan dengan senang hati menikmatinya. 19 Beberapa pakar menyatakan bahwa anak-anak menyukai
warna-warna yang cerah, tokoh karakter yang sederhana ( Scott
McLoud ) dan cerita yang seru.
Kebebasan dalam berkarya dan berimajinasi adalah salah
satu kekuatan dalam sebuah desain untuk anak-anak. Anak-anak
tidak pernah takut salah, tidak serba kaku dalam urusan bentuk
dan warna, serta berani mencoba, inilah yang disebut bahasa
anak-anak dan sebuah desain untuk anak-anak seharusnya juga
bisa mengikuti gaya bahasa anak-anak. 20
1.1.7 WAYANG DEWASA INI
Cerita wayang kini semakin tertinggalkan. Anak-anak
sekarang jauh lebih kenal karakter kartun / komik jepang daripada
kesenian wayang yang notabene merupakan warisan leluhur sendiri. Kartun Jepang baik berupa komik atau film telah mewarnai
kehidupan anak muda hingga mereka mulai akrab dengan namanama makanan atau mungkin budaya yang berlaku sehari-hari. 21
Wayang yang merupakan salah satu warisan bangsa tidak
boleh dibiar-kan hilang tanpa ada yang meneruskan. Salah satu
solusi pelestarian kesenian bayangan ini dengan memecah
pekerjaan besar membumikan seni wayang di masyarakat menjadi

18

Memilih buku untuk anak, Salamaa.com sumber: bbc.co.uk


Depth Interview yang dilakukan penulis pada Ria Diantina penulis buku cerita
anak
20
DR. Seto Mulyadi, Berguru desain pada anak-anak, Concept Vol 04 edisi 25
th 2008
21
RR. Ardiningtyas Pitaloka, M.psi. 2007. Membumi Citrakan Seni Wayang
Pada Generasi Muda
19

kepingan kecil dan ringan. Yaitu menyasarkan para generasi muda (anak-anak dan remaja) dan orang dewasa awam. 22
Kesenian ini memiliki plot / alur cerita yang monoton,
waktu pertunjukan yang relatif lama, penggunaan bahasa jawa /
sunda halus yang jarang dimengerti oleh kalangan anak muda semakin membuat kesenian wayang ditinggalkan oleh generasi penerus bangsa. Faktor lainnya adalah kurangnya media yang tersedia memberikan informasi tentang tokoh-tokoh wayang seperti
siapa Gatotkaca itu? Dimana Negaranya? Apa kehebatannya?
Apa kiprahnya terhadap masyarakat? Informasi ini penting
dimiliki generasi muda sebelum mereka mulai menyukai
pergelaran wayang. 23
Saat melakukan survey terhadap 50 anak di Surabaya
sebanyak 68% mengetahui wayang. Mereka kebanyakan mengetahuinya melalui buku pelajaran 46%, televisi 14% dan komik
8%. Dari sejumlah anak yang mengetahui wayang 32% menyatakan berminat. Mereka menaruh minat terbesar pada karakter wayang (32%). Lain halnya pada anak yang tidak berminat pada wayang (46%) dipengaruhi karena format pementasan wayang 40%,
tidak suka ceritanya 10% dan tidak tertarik pada dalang 6%. 24
Salah satu langkah awal mengenalkan dunia wayang pada
generasi muda adalah dengan memperkenalkan tokoh-tokohnya
terlebih dahulu. Diharapkan setelah mengenalnya muncul ketertarikan akan dunia wayang yang nantinya akan membuat mereka
lebih tertarik dan menghargai kebudayaan ini. Wayang memiliki
banyak sekali tokoh yang menarik untuk diperkenalkan pada
anak-anak, beberapa diantaranya adalah: Gatotkaca, Anoman,
Arjuna, Bima, Srikandi, Para Punakawan, dan masih banyak lagi
karakter-karakter lainnya.

22

RR. Ardiningtyas Pitaloka, .... Okcit Hal 6


Dr. Kanti Waluio M.Sc, 2000, Dunia Wayang: Nilai estetis, Sakralitas Dan
Ajaran Hidup, Pustaka Pelajar
24
Survey yang dilakukan penulis
23

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH


1. Respon masyarakat terhadap buku jenis ini cukup baik.
(SUMBER: Data yang didapat dari Periplus Gallaxy Mall
Surabaya mulai tanggal 03-03-08 hingga 07-11-08)
2. Konsumen tertarik memiliki buku pop-up (26%) karena
tampilan visualnya (26%), kejutannya (20%) dan manfaatnya
(14%).
3. Wayang merupakan identitas bangsa yang harus dilestarikan
(http://www.heritageofjava.com/)
4. Sebanyak 46% dari 50 respondet mengatakan tidak tertarik
terhadap wayang. Kebanyakan dari mereka merasa hal yang
menyebabkannya adalah format pementasan sebanyak 40%,
tidak suka ceritanya 10% dan karena dalang 6%. Minat
terbesar anak-anak pada wayang (22%) adalah karena
karakternya (22%) (survey yang dilakukan penulis)
5. Belum pernah dibuatnya buku pop-up yang mengangkat
tentang cerita Wayang.
1.3 BATASAN MASALAH
Dari kesemua permasalahan yang ada, tidak mungkin rasanya
jika seluruhnya dicoba dicari solusinya, untuk itu dalam
perancangan ini ada hal-hal yang perlu diperhatikan bahwa:
1. Perancangan ini hanya membahas dan mengerjakan
bentuk output buku cerita pop-up sebagai salah satu
media pengenalan dan pelestarian budaya terhadap anak
yaitu dengan memperkenalkan tokoh-tokohnya.
2. Pengangkatan cerita berdasarkan naskah yang sudah ada,
dengan dilakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap
segementasi dan karak-teristik dari pop-up
3. Buku Pop-up yang dihasilkan hanya salah satu dari seri
buku pop-up tokoh wayang.
1.4 RUMUSAN MASALAH
Dari permasalahan-permasalahan yang ada dapat dirumuskan
masalah yang akan diangkat adalah :

Bagaimana merancang buku cerita anak pop-up yang


mampu memper-kenalkan tokoh pewayangan dan mampu
memberikan hiburan pada anak?
1.5 RUANG LINGKUP
1.5.1 RUANG LINGKUP STUDI
Ruang lingkup dalam perancangan ini adalah:
1. Penciptaan karakter wayang yang sesuai dengan buku
pop-up untuk konsumsi anak-anak.
2. Penyesuaian naskah cerita yang sudah ada terhadap buku
pop-up untuk konsumsi anak-anak.
3. Penerjemahan dari cerita yang sudah disesuaikan menjadi
sebuah tampilan visual tiap halaman.
4. Mengubah tampilan visual halaman menjadi bentuk
halaman pop-up.
5. Pengerjaan perancangan hanya meliputi salah satu judul
dari buku cerita anak pop-up tokoh-tokoh wayang berseri
yaitu seri Gatotkaca.
1.5.2 OUTPUT
Buku cerita anak pop-up tokoh-tokoh wayang berseri, Seri
Gatotkaca
1.6 TUJUAN
1. Mengajarkan anak untuk gemar membaca
2. Memberikan altenatif hiburan sekaligus pengetahuan
3. Memperkenalkan tokoh pewayangan pada anak
4. Mempererat hubungan antara orang tua dan anak
1.7 MANFAAT
Memberikan hiburan sekaligus pengetahuan
Mengajarkan anak-anak untuk gemar membaca
Melestarikan kebudayaan wayang
1.8 SISTEMATIKA PENULISAN

10

Laporan disusun dalam suatu sistematika penulisan yang


ada sehingga menghasilkan sebuah konsep dasar untuk mendukung output yang dihasilkan:
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan latar belakang permasalahan, identifikasi masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, ruang lingkup, tujuan dan
manfaat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Menguraikan mengenai hal-hal yang mencakup teori dasar yang
melatar belakangi konsep yang akan dibuat. Sehingga menghasilkan data yang valid guna menghasilkan output yang diinginkan
BAB III METODOLOGI DESAIN
Menguraikan berbagai macam cara perolehan data, metode riset,
alur pengerja-an makalah sebagai dasar perancangan.
BAB IV KONSEP DESAIN
Bab ini membahas tentang definisi konsep yang dikaitkan dengan
masalah atau tujuan, penjelasan pentahapan pencapaian solusi
serta metode pencapaian desain, kriteria desain atau persyaratan
desain yang merupakan kesimpulan imple-mentatif berbentuk
uraian (hasil atau kesimpulan konsep)
BAB V IMPLEMENTASI DESAIN
Membahas tentang performance desain yang dikaitkan dengan
aspek yang di-angkat pada masalah atau uraian pada kriteria
desain serta pembahasan perfor-mance desain yang didasarkan
atas uji coba kepada target segmen.
BAB VI PENUTUP
Berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan adalah penjelasan
keterkaitan antara masalah, konsep dan hasil desain yang disusun
berdasarkan butir-butirnya sesuai dengan maslah atau kriteria
desain. Saran adalah masukan baru yang di-susun berdasarkan
solusi dari masalah yang butir-butirnya sesuai dengan masalah
atau kriteria desain.

Anda mungkin juga menyukai