Anda di halaman 1dari 7

A.

AKIBAT ATAU DAMPAK KOROSI DALAM KEHIDUPAN


Dalam kehidupan sehari-hari, korosi dapat kita jumpai terjadi pada
berbagai jenis logam. Bangunan-bangunan maupun peralatan elektronik
yang memakai komponen logam seperti seng, tembaga, besi-baja dan
sebagainya semuanya dapat terserang oleh korosi ini. Seng untuk atap dapat
bocor karena termakan korosi. Demikian juga besi untuk pagar tidak dapat
terbebas dari masalah korosi. Jembatan dari baja maupun badan mobil dapat
menjadi rapuh karena peristiwa alamiah yang disebut korosi. Hal ini
disebabkan karena korosi yang menyerang piranti maupun komponenkomponen elektronika dapat mengakibatan kerusakan bahkan kecelakaan.
Karena korosi ini maka sifat elektrik komponen-komponen renik elektronika
dalam komputer, televisi, video, kalkulator, jam digital dan sebagainya
dalam kehidupan rumah tangga menjadi rusak.
Korosi merupakan masalah teknis dan ilmiah yang serius. Di negaranegara maju sekalipun, masalah ini secara ilmiah belum tuntas terjawab
hingga saat ini. Selain merupakan masalah ilmu permukaan yang merupakan
kajian dan perlu ditangani secara fisika, korosi juga menyangkut kinetika
reaksi yang menjadi wilayah kajian para ahli kimia.
Korosi juga menjadi masalah ekonomi karena menyangkut umur,
penyusutan dan efisiensi pemakaian suatu bahan maupun peralatan dalam
kegiatan industri. Milyaran Dolar AS telah dibelanjakan setiap tahunnya
untuk merawat jembatan, peralatan perkantoran, kendaraan bermotor,
mesin-mesin industri serta peralatan elektronik lainnya agar umur
konstruksinya dapat bertahan lebih lama.
Banyak negara telah berusaha menghitung biaya korosi nasional dengan
cara yang berbeda-beda, umumnya jatuh pada nilai yang berkisar antara 1,5
5,0 persen dari GNP (Gross National Product)/PNB (Produk Nasional Bruto).
Para praktisi saat ini cenderung sepakat untuk menetapkan biaya korosi
sekitar 3,5 persen dari GNP. Kerugian yang dapat ditimbulkan oleh korosi
tidak hanya biaya langsung seperti pergantian peralatan industri, perawatan
jembatan, konstruksi dan sebagainya, tetapi juga biaya tidak langsung
seperti terganggunya proses produksi dalam industri serta kelancaran
transportasi yang umumnya lebih besar dibandingkan biaya langsung. Dari
semua kerugian yang ditimbulkan tersebut maka dipandang perlu agar kita
dapat mengetahui langkah-langkah apa saja yang dapat mencegah atau
menekan laju korosi.
B. PENCEGAHAN KOROSI
Peristiwa korosi pada logam merupakan fenomena yang tidak dapat
dihindari, namun dapat dihambat maupun dikendalikan untuk mengurangi

kerugian dan mencegah dampak negatif yang diakibatkannya. Dengan


penanganan ini umur produktif peralatan elektronik dalam rumah tangga
atau kegiatan industri menjadi panjang sesuai dengan yang direncanakan,
bahkan dapat diperpanjang untuk memperoleh nilai ekonomi yang lebih
tinggi. Upaya penanganan korosi diharapkan dapat banyak menghemat
biaya opersional, sehingga berpengaruh terhadap efisiensi dalam suatu
kegiatan industry serta menghemat anggaran pembelanjaan rumah tangga.
Berikut contoh pengendalian/pencegahan korosi :
a. Pengendalian korosi secara umum, yaitu :
1) Mencegah kontak dengan oksigen dan/atau air
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada, maka
peristiwa korosi tidak dapat terjadi. Korosi dapat dicegah dengan melapisi
besi dengan cat, oli, logam lain yang tahan korosi (logam yang lebih aktif
seperti seg dan krom). Penggunaan logam lain yang kurang aktif (timah dan
tembaga) sebagai pelapis pada kaleng bertujuan agar kaleng cepat hancur
di tanah. Timah atau tembaga bersifat mampercepat proses korosi.
2) Perlindungan katoda (pengorbanan anoda)
Besi yang dilapisi atau dihubugkan dengan logam lain yang lebih aktif
akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Di sini, besi
berfungsi hanya sebagai tempat terjadinya reduksi oksigen. Logam lain
berperan sebagai anoda, dan mengalami reaksi oksidasi. Dalam hal ini besi,
sebagai katoda, terlindungi oleh logam lain (sebagai anoda, dikorbankan).
Besi akan aman terlindungi selama logam pelindungnya masih ada / belum
habis. Untuk perlindungan katoda pada sistem jaringan pipa bawah tanah
lazim digunakan logam magnesium, Mg. Logam ini secara berkala harus
dikontrol dan diganti.
3) Membuat alloy atau paduan logam yang bersifat tahan karat,
Misalnya besi dicampur dengan logam Ni dan Cr menjadi baja stainless
(72% Fe, 19%Cr, 9%Ni).
4) Pengecatan.
Jembatan, pagar, dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak
dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan
lebih baik, karena keduanya melindungi besi terhadap korosi.
5) Pelumuran dengan Oli atau Gemuk.

Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk
mencegah kontak dengan air.
6) Pembalutan dengan Plastik.
Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda
dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan air.
7) Tin Plating (pelapisan dengan timah).
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah.
Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebuttin plating. Timah
tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya
melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah
ada
yang
rusak,
misalnya
tergores,
maka
timah
justru
mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi
besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan
timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode.
Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini justru
yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
8) Galvanisasi (pelapisan dengan Zink).
Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink.
Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun
lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang
disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif
daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel
elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi
dan zink yang mengalami oksidasi (berkarat). Badan mobil-mobil baru pada
umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.
9) Cromium Plating (pelapisan dengan kromium).
Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi
lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium
plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat
memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
10)
Sacrificial Protection (pengorbanan anode).
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah
berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi,
maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan

untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal
laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
b. Pengendalian korosi pada peralatan elektronik dalam kegiatan industri
Contoh pada industri gula, seperti proses industri lainnya tentu
mengalami permasalahan korosi pada setiap tahapan prosesnya. Dengan
adanya bahan konstruksi yang terbuat dari logam, maka Pabrik Gula rentan
terhadap serangan korosi. Korosi tidak dapat dihindari, tetapi dapat
diperlambat lajunya. Peralatan di pabrik gula yang terbuat dari logam sangat
rentan terhadap serangankorosi. Terlebih lagi Nira sebagai bahan baku
proses pembuatan gula mempunyai kondisi asam, sehingga berpotensi
untuk menimbulkan korosi di peralatan. Proses produksi di pabrik gula secara
garis besar dibagi menjadi empat tahapan proses, yaitu :
-Tahap 1 Ekstraksi tebu menjadi nira mentah (Gilingan)
-Tahap 2 Nira mentah menjadi Nira Encer (Pemurnian)
-Tahap 3 Nira Encer menjadi Nira Kental (Penguapan)
-Tahap 4 Nira Kental menjadi Gula Kristal (Kristalisasi dan Pemisahan)
Pada tiap tahapan proses tersebut ada berbagai hal yang dapat
menimbulkan serangan korosi.
Peralatan di Pabrik Gula yang berpotensi terkena korosi, yaitu :
1. Stasiun Ketel (Boiler)
Boiler atau ketel merupakan jantung dari pabrik gula. Fungsi dari ketel
adalah untuk menyediakan uap yang digunakan untuk proses, yaitu di
gilingan, pemanasan nira, penguapan nira, pemasakan nira kental, dan
pemutaran. Ketel terdiri pipa-pipa dimana lingkungannya terus menerus
kontak dengan air dan uap. Dengan adanya kontak tersebut besar
kemungkinan terjadinya erosi pada permukaan pipa.
2. Stasiun Gilingan
Gilingan berfungsi untuk memerah nira yang terdapat dalam tebu. Pada
proses initebu digiling menggunakan rol yang terbuat dari bahan Stainless
Steel atau Carbon Steel. Potensi terjadinya korosi di rol gilingan cukup besar.
Hal itu disebabkan karena keausan dari peralatan. Keausan terjadi karena
adanya gesekan antara ampas dengan rol gilingan. Dengan banyaknya
gesekan yang terjadi maka rol akan menjadi aus, sehinggan menimbulkan
korosi. Selain itu karakteristik dari Nira yangdihasilkan bersifat asam,
sehingga menjadi media yang baik untuk terjadinya korosi.
3.

Unit Pemurnian
Proses pemurnian nira bertujuan untuk menghilangkan bukan gula yang
ada dalam nira. Pada saat ini kebanyakan pabrik gula di Indonesia
menggunakan proses sulfitasi untuk memurnikan nira. Pada proses sulfitasi

digunakan tobong belerang untuk memproduksi gas SO2 sebagai bahan


pembantu. Pada proses pembuatan gas SO2 di tobong belerang terjadi
reaksi-reaksi kimia.
4.

Unit Penguapan
Proses penguapan di Pabrik gula menggunakan evaporator. Pada
evaporator permasalahan korosi menelan biaya yang cukup besar
dibandingkan dengan unit lain. Pada proses penguapan nira akan diuapkan
airnya dari % brix menjadi % brix. Pada proses penguapan ini permasalahan
yang sering terjadi adalah timbulnya kerak di dinding pipa evaporator (baik
disisi nira maupun di sisi uap). Korosi dan erosi menjadi salah satu masalah
serius yang dihadapi oleh evaporator karena tingginya lajudari zat cair dan
uap yang ada dalam evaporator. Selain itu kemungkinan terjadinya
entrainment di evaporator juga bisa menyebabkan terjadinya korosi. Karena
itu berbagai upaya dilakukan untuk mencegah entraintment diantaranya
dengan penggunaan mist eliminator.
5.

Perpipaan
Pada industri gula perpipaan yang digunakan sebagian besar pipa
tertutup, yaituuntuk mengalirkan nira, strop, air, uap, masakan. Pada sistem
perpipaan rentan terjadi korosi karena laju dari fluida yang besar dapat
menyebabkan erosi pada pipa.
Selama ini permasalahan korosi di pabrik gula kurang mendapat
perhatian bahkan terkesan diabaikan, padahal biaya yang ditimbulkan akibat
adanya korosi tidaklah sedikit. Korosi berpotensi terjadi di Pabrik gula karena
bahan konstruksinya banyak terbuat dari logam khususnya besi. Bhaskaran,
dkk (2003) melakukan audit mengenai korosi di Pabrik Gula di India. Dari
hasil audit tersebut dihasilkan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh seluruh
pabrik gula di India akibat masalah korosi sebesar US $ 14.000.000 atau
hampir 140 milyar rupiah. Sedangkan studi yang dilakukan di Amerika
menunjukkan bahwa total biaya yang ditimbulkan akibat korosi untuk
seluruh industrinya sebesar $ 296 milyar (Roberge, 1999 ).
Agar dapat menekan biaya yang ditimbulkan akibat adanya korosi pada
peralatan-peralatan
kegiatan
industri,
maka
harus
diadakan
pengendalian/pencegahan korosi itu sendiri. Hal-hal yang dapat dilakukan
sangat banyak, misalnya pengendalian lingkungan atau ruangan di mana
peralatan tersebut ditempatkan. Penanganan masalah korosi berkaitan
dengan perawatan dan perbaikan fasilitas produksi serta peralatan
penunjang lainnya. Kegiatan ini harus dapat mengidentifikasi, mengantisipasi
dan menangani masalah korosi pada alat, mesin dan fasilitas industri secara
keseluruhan. Pemantauan korosi perlu dilakukan secara periodik. Upaya

menghambat laju korosi harus terintegrasi dengan program perawatan dan


perbaikan sehingga diperoleh hasil yang terbaik.
Pengendalian laju korosi melalui pengendalian lingkungan umumnya
dilakukan dengan menjaga kelembaban udara dan pengendalian keasaman
lingkungan. Namun pengendalian lingkungan ini hanya mungkin dilakukan
untuk peralatan yang berada dalam suatu ruangan, dan tidak mungkin
dilakukan terhadap fasilitas yang berinteraksi langsung dengan lingkungan di
luar ruangan. Upaya pengendalian korosi ini harus melibatkan semua pihak
yang terlibat dalam pengoperasian alat, mesin, instalasi serta fasilitas
lainnya. Masalah korosi dan upaya pengendaliannya perlu diperkenalkan
kepada seluruh jajaran direksi dan karyawan yang terlibat langsung dalam
kegiatan industri.
Ada beberapa usaha yang dapat ditempuh dalam upaya pengendalian
korosi peralatan elektronik industri, yaitu dengan beberapa hal berikut ini :
Menyimpan bahan-bahan korosif sebaik mungkin sehingga terjadinya
kebocoran, penguapan serta pelepasan ke lingkungan dapat dihindari.
Pengecekan bejana penyimpan bahan kimia korosif yang mudah menguap
perlu dilakukan secara periodik, sehingga adanya kebocoran bahan tersebut
segera dikenali dan dapat diambil tindakan sedini mungkin untuk
menghindari efek yang lebih luas.
Melakukan pemeliharaan rumah tangga perusahaan secara baik termasuk
ketertiban dan kebersihan dalam perusahaan.
Pengoperasian alat dehumidifier untuk mengurangi kelembaban udara
dalam ruangan yang di dalamnya menyimpan peralatan elektronik mahal
dan rentan terhadap serangan korosi.
Peralatan-peralatan elektronik yang rawan terhadap pengaruh korosi perlu
disimpan di ruang tertutup, jauh dari kemungkinan pencemaran udara akibat
terlepasnya bahan-bahan korosif ke lingkungan.
Menutup alat sewaktu tidak dipergunakan untuk menghindari masuknya
debu-debu ke dalam alat. Perlu diketahui bahwa debu dapat tertempeli
polutan korosif yang apabila terbang terbawa udara dapat masuk ke dalam
alat dan menempelkan dirinya ke permukaan komponen-komponen
elektronik di dalam alat tersebut. Pendidikan tentang faktor-faktor
penyebab korosi dan akibatnya perlu juga diberikan kepada karyawan yang
bersentuhan langsung dengan pengoperasian alat, agar mereka selalu
menjaga dan mau mengikuti instruksi-instruksi yang digariskan dalam
kaitannya dengan perawatan peralatan elektronik.
Hal yang tak kalah pentingnya dalam upaya menjaga peralatan dari masalah
korosi ini adalah dukungan dan perhatian yang serius dari sistim manajemen.

Pengawasan dan perhatian yang serius perlu diberikan oleh para pimpinan
terhadap manajemen perawatan peralatan-peralatan elektronik.

Anda mungkin juga menyukai