1
1.1
Pendahuluan
Partisi
n
X
i=1
Definisi 1.1. Diberikan interval tertutup [a, b], partisi Q disebut penghalus
(refinement) partisi P pada [a, b] jika P Q.
Untuk suatu interval [a, b] tak berhingga banyak partisi yang dapat dibuat.
Koleksi semua partisi pada interval [a, b] dinotasikan dengan P [a, b].
2
Contoh 1.1. Diberikan interval I = [0, 1]. Berikut ini adalah beberapa
partisi pada I.
1
1 1
1 2 3
1 2 3 4 5
P1 = 0, , 1 , P2 = 0, , , 1 , P3 = 0, , , , 1 , P4 = 0, , , , , , 1
4
3 2
4 4 4
6 6 6 6 6
,
1 1 3 2 5 3 7
1 2 3 4 5 6 7
P5 = 0, , , , , , , , 1 = 0, , , , , , , , 1
8 8 8 8 8 8 8
8 4 8 4 8 4 8
Dapat dihitung bahwa kP1 k = 43 , kP2 k = 12 , kP3 k = 14
P5 merupakan penghalus dari P3 sebab P3 P5 tetapi P5 bukan penghalus
P2 maupun P4 sebab P2 6 P5 dan P4 6 P5 . Partisi P3 ,P4 dan P5 di sebut
partisi seragam
Teorema 1.1. Untuk setiap bilangan real > 0 terdapat partisi P pada [a, b]
sehingga
kP k <
Bukti :
Diberikan interval tertutup [a, b]. Karena a < b , maka berdasarkan sifat
urutan bilangan real diperoleh b a > 0. Oleh karenanya sembarang > 0
dan berdasarkan sifat archimedes, terdapat bilangan asli n sehingga
ba
<
n
Jadi pada interval [a, b] dapat dibuat partisi P = {a = x0 , x1 , x2 ......, xn = b; 1 , 2 , ...., n }
demikian sehingga kP k < .
1.2
Definisi 1.2. Misalkan A partisi P dari [a, b] adalah terbatas. Untuk setiap
subinterval [xk1 , xk ] dari P maka
mk = inf {f (x) : x [xk1 , xk ]} dan Mk = sup {f (x) : x [xk1 , xk ]}
.
Sehingga Jumlah Integral Riemann atas dari f dengan partisi P adalah
L(f, P ) =
n
X
mk (xk xk1 )
k=1
n
X
Mk (xk xk1 )
k=1
mk (xk xk1 )
n
X
k=1
n
X
k=1
maka
L(P ; f ) S(P ; f ) U (P ; f )
Mk (xk xk1 )
Pembahasan
2.1
Rb
f (x)dx atau
Rb
P [a,b]
Rb
Rb
f (x)dx atau
Zb
Zb
f (x)dx =
f (x)dx
a
Dalam hal fungsi f terintegral Riemann pada selang [a, b], Integral Riemann atas (yang sama dengan Integral Riemann bawah) dinamakan Integral
Riemann fungsi f pada [a, b], dan dinyatakan dengan notasi
Zb
Zb
f (x)dx atau
f
a
n
X
k1 1
1
1
L(f, P ) =
mk (xk xk1 ) =
. =
1
n
n
2
n
k=1
k=1
n
X
n
X
k 1
1
1
U (f, P ) =
Mk (xk xk1 ) =
. =
1+
n
n
2
n
k=1
k=1
Karena {Pn : n N } {P : P P [a, b]}, maka
1
1
= sup L(Pn , f ) sup L(P, f ) inf U (P, f ) inf U (Pn , f ) =
2 N N
2
P [a,b]
5
Sehingga
R1
f (x)dx =
1
2
f (x)dx.
f (x)dx
a
Selanjutnya untuk memudahkan penulisan, koleksi semua fungsi yang terintegral Riemann pada [a, b] dinotasikan dengan R[a, b]. Jadi jika f : [a, b] R
dikatakan terintegral Riemann cukup ditulis dengan f R [a, b].
Definisi Integral Riemann di atas juga dapat pula dinyatakan sebagai limit
dengan persamaan berikut:
lim S(P ; f ) = A
|p|0
2.2
Definisi 2.2. Diberikan fungsi f real dan terbatas pada selang [a, b]. Untuk setiap partisi P = {x0 , x1 , ......, xn } pada [a, b] dibentuk jumlah S(f ; P ) =
6
n
P
f (t1 )(x1 xi1 ) Dimana ti titik sembarang pada subselang tertutup (xi xi1 ) , i =
i=1
1, 2, ..., n.
Bilangan real A disebut limit S(P, f ) untuk norma |P | 0 dan ditulis
lim S(P ; f ) = A jika dan hanya jika untuk setiap > 0 yang diberikan dan
|p|0
Rb
n
X
f (i )xi =
i=1
n
X
1
i=1
1X 2
1
1
(xi x2i ) = (x2n x20 ) = (b2 a2 )
2 i=1
2
2
Bukti :
Rb
Dengan menggunakan teorema sebelumnya yakniS(P ; f ) f (x)dx < .
a
Sedang sebelumnya telah didefinisikan bahwa Integral Riemann dapat pula
dinyatakan sebagai limit dengan lim S(P, f ) = A maka
|P |0
Zb
Zb
A f (x)dx < sehingga
f (x)dx = A
a
2.3
Teorema 2.2. Jika f kontinu pada [a, b], maka f terintegralkan pada [a, b].
Bukti :
Fungsi yang kontinu pada [a, b] mestilah kontinu seragam pada [a, b]. Karena
itu diberikan > 0 sembarang terdapat > 0 sedemikian hingga untuk
x, y [a, b] dengan |x y| < berlaku
dengan xk = a + k. ba
,
k
=
0,
1,
.....,
n
(disini
interval [a, b] terbagi menjadi
ba
Dan akibatnya
0 U (Pn , f ) L(Pn , f ) =
n
X
k=1
n
X
k1
ba
=
ba n
R1
0
sin x
,
x
x 6= 0
1, x = 0
f (x) =
Penyelesaian :
sin x
adalah kontinu untuk x 6= 0 dan lim sinx x = 1 = f (0) Sehingga f adalah
x
x0
Teorema 2.3. Jika f monoton pada [a, b], maka f terintegralkan pada [a, b].
Bukti :
Asumsikan f naik pada [a, b] untuk tiap n N tinjau partisi P := {x0 , x1 , ......, xn }
, k = 0, 1, ....., n. Karena f naik pada [xk1 , xk ] maka
dengan xk = a + k. ba
baX
[f (xk ) f (xk1 )]
(Mk mk )(xk xk1 ) =
n k=1
k=1
=
ba
[f (b) f (a)]
n
n
X
k=1
Bukti :
Misalkan f terintegralkan pada [a, b]. Ambil > 0 sebarang. Dari definisi
supremum terdapat suatu partisi P1 dari [a, b] sehingga
L(f )
< L(P1 , f )
2
Dari definisi infimum terdapat pula suatu partisi P2 dari [a, b] sehingga
U (P2 , f ) < U (f )
2.4
Bagian ini membahas sifat-sifat dasar Integral Riemann, diantaranya ketunggalan nilai integral, kelinearan semua fungsi terintegral Riemann.
Teorema 2.5. Jika f R[a, b] maka nilai Integralnya tunggal
Bukti :
Diketahui f R[a, b]
Adib : A1 = A2
Diberikan sembarang bilangan > 0. Misalkan A1 dan A2 keduanya nilai
integral Riemann fungsi f .
A1 nilai integral fungsi f pada [a, b], maka terdapat bilangan 1 > 0 sehingga
10
A2 nilai integral fungsi f pada [a, b], maka terdapat bilangan 2 > 0 sehingga
untuk setiap partisi P = {a = x0 , x1 , x2 ......, xn = b; 1 , 2 , ...., n } pada [a, b]
dengan sifat kP2 k < 2 berlaku
|S(P2 ; f ) A2 | <
|S(P ; f ) A2 | <
Dan
Lebih lanjut
Rb
Rb
2. f R[a, b] dan (R) f (x)dx = (R) f (x)dx
a
11
Bukti :
1. Diketahui (f + g) R[a, b]. Diberikan sembarang bilangan > 0
Rb
Karena f R[a, b] maka terdapat A1 = (R) f (x)dx dan 1 > 0
a
sehingga untuk setiap partisi P1 pada [a, b] dengan sifat kP1 k < 1
berlaku
|S(P1 ; f ) A1 | <
2
Rb
Karena g R[a, b] maka terdapat A2 = (R) f (x)dx dan 2 > 0
a
sehingga untuk setiap partisi P2 pada [a, b] dengan sifat kP2 k < 2
berlaku
|S(P2 ; f ) A1 | <
2
Dipilih = min{1 , 2 } akibatnya jika P sembarang partisi pada [a, b]
dengan sifat kP k < berlaku
kP1 k < 1 dan kP2 k < 2 . Akibatnya
n
P
|S(P ; f + g) (A1 A2 )| = (P ) (f + g)(i )(xi xi1 ) (A1 A2 )
i=1
n
P
= (P ) {f (i )(xi xi1 ) + g(i )(xi xi1 )} (A1 A2 )
i=1
n
n
P
P
= (P ) f (i )(xi xi1 ) + (P ) g(i )(xi xi1 ) (A1 A2 )
i=1
i=1
n
n
P
P
(P ) f (i )(xi xi1 ) (A1 ) + (P ) g(i )(xi xi1 ) (A2 )
i=1
i=1
< 2 + 2 =
Rb
Rb
Terbukti (f + g) R[a, b] dan (R) (f + g)(x)dx =(R) f (x)dx +
a
Rb
(R) g(x)dx.
a
12
= |S(P ; f ) A|
Zb
= (R) f (x)dx
a
Rb
Rb
Terbukti f R[a, b] dan (R) f (x)dx = (R) f (x)dx
a
f (x)dx M (b a)
a
mk (xk xk1 )
n
X
k=1
n
X
k=1
13
Mk (xk xk1 )
Rb
berlaku
Zb
m(b a)
f (x)dx M (b a)
a
Zc
f (x)dx =(R)
Zb
f (x)dx + (R)
f (x)dx
c
Bukti :
Rc
Rb
f R[a, b] dan f R[c, b], misalkan (R) f (x)dx =A1 dan (R) f (x)dx =A2 .
a
Rb
1 > 0 sehingga untuk setiap partisi P1 pada [a, c] dengan sifat kP1 k < 1
berlaku
n
X
f (i )(xi xi1 ) (A1 ) <
(P1 )
4
i=1
14
Karena = min{1 , 2 } dan kP k < , maka berlaku pula kP1 k < 1 dan
kP2 k < 2 sehingga
n
X
(f )(i )(xi xi1 ) (A1 + A2 )
(P )
i=1
n
n
P
P
= (P1 ) f (i )(xi xi1 ) + (P2 ) f (i )(xi xi1 ) (A1 + A2 )
i=1
i=1
n
n
P
P
= (P1 ) f (i )(xi xi1 ) A1 + (P2 ) f (i )(xi xi1 ) A2
i=1
i=1
n
n
P
P
(P1 ) f (i )(xi xi1 ) A1 + (P2 ) f (i )(xi xi1 ) A2
<
i=1
i=1
<
n
n
P
P
= (P1 ) f (i )(xi xi1 ) + (P2 ) f (i )(xi xi1 ) (A1 + A2 )
i=1
i=1
n
n
P
P
= (P1 ) f (i )(xi xi1 ) A1 + (P2 ) f (i )(xi xi1 ) A2
i=1
i=1
n
n
P
P
(P1 ) f (i )(xi xi1 ) A1 + (P2 ) f (i )(xi xi1 ) A2
i=1
i=1
< 4 + 4 < 2
Jadi
n
X
(f )(i )(xi xi1 ) (A1 + A2 )
(P )
i=1
n
n
X
X
(P
)
f
(
)(x
x
)
A
+
(P
)
f
(
)(x
x
)
A
1
i
i
i1
1
2
i
i
i1
2 <
2
i=1
i=1
15
Maka
n
X
(P
)
(f
)(
)(x
x
)
(A
+
A
)
i
i
i1
1
2
i=1
n
n
n
P
P
P
= (P ) (f )(i )(xi xi1 ) (P ) f (i )(xi xi1 ) + (P ) f (i )(xi xi1 ) (A1 + A2 )
i=1
i=1
i=1
n
n
n
P
P
P
(P ) (f )(i )(xi xi1 ) (P ) f (i )(xi xi1 )+(P ) f (i )(xi xi1 ) (A1 + A2 )
i=1
i=1
i=1
< 2 2 =
Dengan demikian terbukti Jika f R[a, b] dan
Zb
(R)
Zc
f (x)dx =(R)
Zb
f (x)dx + (R)
f (x)dx
c
16
References
[1] Yan Ishak, Venn. Wattimanela,H.J dan Talakua,M.W S. 2012. Beberapa
Teorema Kekonvergenan Pada Integral Rieman. Jurnal Barekeng, Vol.
6 No. 1 Hal. 13 18.
[2] Nuha Alhidayah, Dzawin. (2010). Ekuivalensi Integral Riemann Dan
Integral Darbox. Malang : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
17