Anda di halaman 1dari 29

DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL

(UNIQUE FACTORIZATION DOMAINS/UFD)

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Struktur Aljabar 2
Yang dibina oleh Bapak Mohammad Agung

oleh

Adelina Savitri (160311604606)


Risna Widdy May Pamilu (150311604063)
Widia Kumala Sari (150311600038)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
APRIL 2019
Pada bab 16 ini akan dibahas tentang daerah faktorisasi tunggal (Unique
Factorization Domains/UFD) yang akan dibagi menjadi 3 subbab. Subbab
pertama membahas tentang daerah faktorisasi tunggal, subbab kedua membahas
tentang faktorisasi polinomial atas UFD, dan subbab ketiga membahas tentang
irreducibility of polynomial.

16.1 Daerah Faktorisasi Tunggal

Di bab ini, akan dijelaskan tentang daerah integral yang merupakan suatu
analogi dari teorema dasar aritmatika. Berikut akan diberikan definisi faktorisasi
pada Definisi 16.1.1.

Definisi 16.1.1 Suatu elemen nonunit bukan nol 𝑎 dari suatu daerah
integral 𝐷 dikatakan memiliki suatu faktorisasi jika 𝑎 dapat dituliskan sebagai

𝑎 = 𝑝1 𝑝2 … 𝑝𝑛 ,

dimana 𝑝1 , 𝑝2 , … , 𝑝𝑛 adalah elemen irreducible dari 𝐷. 𝑝1 𝑝2 … 𝑝𝑛 disebut


faktorisasi dari 𝑎.

Suatu daerah integral 𝐷 disebut daerah faktorisasi (FD) jika setiap


elemen nonunit bukan nol memiliki faktorisasi.

Di bab 15, kita lihat bahwa pada daerah integral 𝐷 setiap elemen bukan
nol 𝑎 ∈ 𝐷 selalu habis dibagi oleh associates dari 𝑎 dan unit-unit di 𝐷. 𝑎 dan unit-
unit tersebut disebut faktor trivial dari 𝑎. Faktor-faktor lainnya (jika ada) dari 𝑎
disebut nontrivial. Contohnya, ±2 dan ±3 adalah faktor nontrivial dari 6 di 𝒁.
Pada lemma berikut ini, kita tunjukkan bahwa suatu elemen nonunit bukan nol
tidak mempunyai faktorisasi karena hasil kali dari elemen-elemen irreducible
dapat dituliskan sebagai perkalian dari sebarang faktor-faktor nontrivial.

Lemma 16.1.2 Misal 𝐷 adalah suatu daerah integral. Misal 𝑎 adalah


elemen nonunit bukan nol dari 𝐷 sedemikian hingga 𝑎 tidak memiliki faktorisasi.
Maka untuk setiap bilangan bulat positif 𝑛, ada faktor-faktor nontrivial
𝑎1 , 𝑎2 , … , 𝑎𝑛 ∈ 𝐷 dari 𝑎 sedemikian hingga 𝑎 = 𝑎1 𝑎2 … 𝑎𝑛 .
Bukti. Dengan hipotesis, 𝑎 tidak irreducible. Oleh karena itu, 𝑎 = 𝑎1 𝑏1,
dimana 𝑎1 , 𝑏1 ∈ 𝐷 merupakan faktor nontrivial dari 𝑎. Paling sedikit satu dari 𝑎1
atau 𝑏1 tidak memilki faktorisasi; sebaliknya faktorisasi dari 𝑎1 dan 𝑏1 diletakkan
bersama menghasilkan faktorisasi dari 𝑎. Misal 𝑎1 tidak memilki faktorisasi.
Maka 𝑎1 adalah elemen nonunit bukan nol dan 𝑎1 tidak irreducible. Ada faktor
nontrivial 𝑎2 , 𝑏2 ∈ 𝐷 dari 𝑎1 sedemikian hingga 𝑎1 = 𝑎2 𝑏2 . Maka 𝑎 = 𝑎2 𝑏2 𝑏1 .
Sekarang paling sedikit satu dari 𝑎2 atau 𝑏2 tidak memiliki faktorisasi. Jika 𝑎2
tidak memilki faktorisasi, kita ulang proses di atas dengan 𝑎2 . Dengan cara ini,
kita dapat menemukan faktor-faktor nontrivial 𝑎1 , 𝑎2 , … , 𝑎𝑛 ∈ 𝐷 sedemikian
hingga 𝑎 = 𝑎1 𝑎2 … 𝑎𝑛 .

Setelah dibahas Lemma 16.1.2 tentang faktor nontrivial dari 𝑎, berikut


akan dibahas tentang daerah integral dan daerah faktorisasi yang melibatkan suatu
fungsi. Hal tersebut akan dibahas pada Teorema 16.1.3 sebagai berikut.

Teorema 16.1.3 Misal 𝐷 adalah suatu daerah integral dengan fungsi


𝑁: 𝐷\{0} → 𝑍 # sedemikian hingga untuk semua 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐷\{0}, 𝑁(𝑎𝑏) ≥ 𝑁(𝑏),
dimana persamaan berlaku jika dan hanya jika 𝑎 adalah unit. Maka 𝐷 adalah FD.

Bukti. Andaikan 𝐷 memuat suatu elemen nonunit bukan nol 𝑎 sedemikian


hingga 𝑎 tidak mempunyai faktorisasi. Sekarang 𝑁(𝑎) ∈ 𝑍 # . Misal 𝑁(𝑎) = 𝑛.
Dengan lemma 16.1.2, 𝑎 dapat ditulis sebagai perkalian 𝑛 + 2 faktor-faktor
nontrivial yaitu 𝑎1 , 𝑎2 , … , 𝑎𝑛+2 ∈ 𝐷. Maka 𝑎 = 𝑎1 𝑎2 … 𝑎𝑛+2 dan

𝑛 = 𝑁(𝑎)

> 𝑁(𝑎2 … 𝑎𝑛+2 ) (ketika 𝑎1 bukan unit)

> 𝑁(𝑎3 … 𝑎𝑛+2 )

> 𝑁(𝑎4 … 𝑎𝑛+2 )

> 𝑁(𝑎𝑛+1 𝑎𝑛+2 )

> 𝑁(𝑎𝑛+2 )
Ini menunjukkan bahwa ada paling sedikit 𝑛 + 1 bilangan bulat non negatif
berbeda yang secara pasti kurang dari 𝑛. Ini kontradiksi. Sehingga, 𝐷 adalah FD.

Setelah diberikan Teorema 16.1.3 beserta pembuktiannya, berikut ini akan


diberikan contoh soal dari penerapan teorema tersebut.

Example 16.1.4 Diberikan daerah integral 𝑍[𝑖]. Didefinisikan

𝑁: 𝑍[𝑖]\{0} → 𝑍 #

dengan 𝑁(𝑎 + 𝑏𝑖) = 𝑎2 + 𝑏 2 untuk semua 𝑎 + 𝑏𝑖 ∈ 𝑍[𝑖]. Ini mudah untuk


menunjukkan bahwa 𝑎 + 𝑏𝑖 adalah unit jika dan hanya jika 𝑁(𝑎 + 𝑏𝑖) = 1. Misal
𝑎 + 𝑏𝑖, 𝑐 + 𝑑𝑖 adalah dua elemen bukan nol dari 𝑍[𝑖]. Maka 𝑁((𝑎 + 𝑏𝑖)(𝑐 +
𝑑𝑖)) = 𝑁((𝑎𝑐 − 𝑏𝑑) + (𝑎𝑑 + 𝑏𝑐)𝑖) = (𝑎𝑐 − 𝑏𝑑)2 + (𝑎𝑑 + 𝑏𝑐)2 =
(𝑎2 + 𝑏 2 )(𝑐 2 + 𝑑 2 ) ≥ (𝑐 2 + 𝑑 2 ) = 𝑁(𝑐 + 𝑑𝑖), dimana persamaan berlaku jika
dan hanya jika 𝑁(𝑎 + 𝑏𝑖) adalah unit. Oleh karena itu, 𝑍[𝑖] adalah FD.

Selanjutnya, pada Definisi 16.1.5 berikut ini akan dibahas istilah baru
yaitu berantai naik ideal utama (ACCP).

Definisi 16.1.5 Suatu daerah integral 𝐷 dikatakan memenuhi kondisi


berantai naik ideal utama (Ascending Chain Condition for Principal
Ideals/ACCP), jika untuk setiap barisan ideal utama, 〈𝑎1 〉, 〈𝑎2 〉, 〈𝑎3 〉, …
sedemikian hingga

〈𝑎1 〉⊆〈𝑎2 〉⊆〈𝑎3 〉 ⊆ ⋯,

ada suatu bilangan bulat positif 𝑛 (berdasarkan barisan) sedemikian hingga 〈𝑎𝑛 〉 =
〈𝑎𝑡 〉 untuk semua 𝑡 ≥ 𝑛.

Setelah diketahui definisi dari ACCP, berikut akan diberikan lemma dan
teorema yang berkaitan dengan ACCP.

Lemma 16.1.6 Setiap daerah ideal utama 𝐷 memenuhi ACCP.

Bukti. Misal 〈𝑎1 〉⊆〈𝑎2 〉⊆〈𝑎3 〉 ⊆ ⋯ adalah rantai dari ideal utama di 𝐷. Ini
dapat dengan mudah dibuktikan bahwa 𝐼 =∪𝑖∈𝑁 〈𝑎𝑖 〉 adalah ideal dari 𝐷. Karena
𝐷 adalah PID, maka ada elemen 𝑎 ∈ 𝐷 sedemikian hingga 𝐼 = 〈𝑎〉. Akibatnya,
𝑎 ∈ 〈𝑎𝑛 〉 untuk beberapa bilangan bulat positif 𝑛. Maka 𝐼 ⊆ 〈𝑎𝑛 〉 ⊆ 𝐼. Oleh
karena itu, 𝐼 = 〈𝑎𝑛 〉. Untuk 𝑡 ≥ 𝑛, 〈𝑎𝑡 〉 ⊆ 𝐼 = 〈𝑎𝑛 〉 ⊆ 〈𝑎𝑡 〉. Jadi, 〈𝑎𝑛 〉 = 〈𝑎𝑡 〉
untuk semua 𝑡 ≥ 𝑛.

Teorema 16.1.7 Suatu daerah integral 𝐷 dengan ACCP adalah FD.

Bukti. Andaikan 𝐷 bukan FD. Maka ada elemen nonunit bukan nol 𝑎
sedemikian hingga 𝑎 tidak memiliki faktorisasi. Sehingga, 𝑎 tidak irreducible dan
juga 𝑎 = 𝑎1 𝑏1, dimana 𝑎1 , 𝑏1 ∈ 𝐷 adalah faktor-faktor nontrivial dari 𝑎. Paling
sedikit satu dari 𝑎1 atau 𝑏1 harus tidak memiliki faktorisasi, sebaliknya faktorisasi
dari 𝑎1 dan 𝑏1 diambil bersama akan menghasilkan faktorisasi dari 𝑎. Andaikan
𝑎1 tidak mempunyai faktorisasi. Sehingga 𝑎 dan 𝑎1 tidak associates. Oleh karena
itu, 〈𝑎〉 ⊂ 〈𝑎1 〉. Karena 𝑎1 tidak memiliki faktorisasi, kita dapat menulis 𝑎1 =
𝑎2 𝑏2 , dimana 𝑎2 , 𝑏2 ∈ 𝐷 merupakan faktor-faktor nontrivial dari 𝑎1 . Paling sedikit
satu dari 𝑎2 atau 𝑏2 tidak memiliki faktorisasi. Andaikan 𝑎2 tidak memiliki
faktorisasi. Maka 〈𝑎〉 ⊂ 〈𝑎1 〉 ⊂ 〈𝑎2 〉. Sekarang kita ulangi proses diatas dengan
𝑎2 . Sehingga, kita temukan bahwa ada berantai naik ideal utama tak hingga di 𝐷,
ini kontradiksi. Akibatnya, 𝐷 adalah FD.

Pada bab sebelumnya, kita telah mempelajari tentang PID/Principal Ideal


Domain. Corollary 16.1.8 berikut ini akan membahas tentang PID yang dikaitkan
dengan FD.

Corollary 16.1.8 Setiap PID adalah FD.

Bukti. Berdasarkan Lemma 16.1.6, berlaku bahwa PID memenuhi ACCP.


Kemudian, dengan menggunakan teorema 16.1.7 bahwa suatu daerah integral
dengan ACCP adalah FD. Sehingga, PID adalah FD.
Setelah dipelajari tentang definisi faktorisasi, maka berikut ini akan
dipelajari daerah faktorisasi tunggal. Sebelumnya akan dibahas Definisi 16.1.9
tentang definisi dari daerah faktorisasi tunggal/UFD.

Definisi 16.1.9 Suatu daerah integral 𝐷 disebut daerah faktorisasi


tunggal (UFD) jika 2 kondisi berikut terpenuhi di 𝐷:

(i) Setiap elemen nonunit bukan nol dari 𝐷 dapat dituliskan sebagai
𝑎 = 𝑝1 𝑝2 … 𝑝𝑛 ,
dimana 𝑝1 , 𝑝2 , … , 𝑝𝑛 adalah elemen irreducible dari 𝐷, dan
(ii) Jika 𝑎 = 𝑝1 𝑝2 … 𝑝𝑛 = 𝑞1 𝑞2 … 𝑞𝑚 adalah dua faktorisasi dari 𝑎 sebagai
perkalian berhingga dari elemen-elemen irreducible dari 𝐷, maka 𝑛 = 𝑚
dan ada permutasi 𝜎 dari {1,2, … , 𝑛} sedemikian hingga 𝑝𝑖 dan 𝑞𝜎(𝑖)
adalah associates untuk semua 𝑖 = 1,2, … , 𝑛.

Dari definisi di atas, ini berlaku bahwa daerah integral 𝐷 adalah UFD jika dan
hanya jika 𝐷 adalah FD dan setiap elemen nonunit bukan nol dari 𝐷 dituliskan
secara tunggal (bagian dari faktor-faktor unit dan susunan dari faktor-faktor)
sebagai perkalian berhingga dari elemen-elemen irreducible.

Pertama, mari kita buktikan sifat menarik dari UFD berikut ini.

Teorema 16.1.10 Pada suatu daerah faktorisasi tunggal, setiap elemen


irreducible adalah prima.

Bukti. Misal 𝐷 adalah UFD. Misal 𝑝 adalah elemen irreducible dari 𝐷


dan 𝑝|𝑎𝑏 di 𝐷, dimana 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐷. Jika 𝑎 = 0, maka 𝑝 membagi 𝑎, dan jika 𝑏 = 0,
maka 𝑝 membagi 𝑏. Jika 𝑎 adalah unit, maka 𝑝 membagi 𝑏, dan jika 𝑏 adalah unit,
maka 𝑝 membagi 𝑎. Sekarang kita asumsikan bahwa 𝑎 dan 𝑏 adalah bukan nol
dan bukan unit. Sekarang 𝑎𝑏 = 𝑝𝑐 untuk beberapa 𝑐 ∈ 𝐷. Misal 𝑑 = 𝑝𝑐 = 𝑎𝑏.
Karena keduanya 𝑎 dan 𝑏 bukan merupakan unit, ini berlaku bahwa 𝑑 bukan unit.
Jika 𝑐 adalah unit, maka 𝑑 irreducible dan juga keduanya 𝑎 atau 𝑏 harus unit,
kontadiksi. Oleh karena itu, 𝑐 bukan unit. Karena 𝐷 adalah UFD, ada elemen-
elemen irreducible 𝑐1 , 𝑐2 , … , 𝑐𝑛 , 𝑎1 , 𝑎2 , … , 𝑎𝑚 , dan 𝑏1 , 𝑏2 , … , 𝑏𝑟 di 𝐷 sedemikian
hingga 𝑐 = 𝑐1 𝑐2 … 𝑐𝑛 , 𝑎 = 𝑎1 𝑎2 … 𝑎𝑚 , dan 𝑏 = 𝑏1 𝑏2 … 𝑏𝑟 . Akibatnya, 𝑑 =
𝑝𝑐1 𝑐2 … 𝑐𝑛 = 𝑎1 𝑎2 … 𝑎𝑚 𝑏1 𝑏2 … 𝑏𝑟 merupakan dua ekspresi dari 𝑑 sebagai
perkalian berhingga elemen-elemen irreducible. Karena 𝐷 adalah UFD, 𝑝 harus
associates dengan salah satu dari elemen irreducible 𝑎1 , 𝑎2 , … , 𝑎𝑚 , 𝑏1 , 𝑏2 , … , 𝑏𝑟 .
Jika satu dari 𝑎1 , 𝑎2 , … , 𝑎𝑚 adalah associates dari 𝑝, maka 𝑝|𝑎, dan jika salah satu
dari 𝑏1 , 𝑏2 , … , 𝑏𝑟 adalah associates dari 𝑝, maka 𝑝|𝑏. Akibatnya, 𝑝 prima.

Berikut ini akan diberikan contoh dari penerapan Teorema 16.1.10.

Contoh 16.1.11 Diberikan daerah integral 𝑍[𝑖√5] = {𝑎 + 𝑏𝑖√5 |𝑎, 𝑏 ∈ 𝑍}.


Didefinisikan 𝑁: 𝑍[𝑖√5]\{0} → 𝑍 #

dengan 𝑁(𝑎 + 𝑏𝑖√5 ) = 𝑎2 + 5𝑏 2 .

Kita dapat menunjukkan bahwa 𝑎 + 𝑏𝑖√5 adalah unit jika dan hanya jika
𝑁(𝑎 + 𝑏𝑖√5 ) = 1. Misal 𝑎 + 𝑏𝑖√5, 𝑐 + 𝑑𝑖√5 adalah dua elemen bukan nol dari

𝑍[𝑖√5]. Maka 𝑁((𝑎 + 𝑏𝑖√5)(𝑐 + 𝑑𝑖√5)) = 𝑁 ((𝑎𝑐 − 5𝑏𝑑) + 𝑖(𝑎𝑑 +

𝑏𝑐)√5) = (𝑎𝑐 − 5𝑏𝑑)2 + 5(𝑎𝑑 + 𝑏𝑐)2 = (𝑎2 + 5𝑏 2 )(𝑐 2 + 5𝑑 2 ) ≥

(𝑐 2 + 5𝑑2 ) = 𝑁((𝑐 + 𝑑𝑖√5)), dimana persamaan berlaku jika dan hanya jika
𝑁((𝑎 + 𝑏𝑖√5)) = 1, yaitu jika dan hanya jika 𝑎 + 𝑏𝑖√5 adalah unit. Akibatnya,

𝑍[𝑖√5] adalah FD dengan Teorema 16.1.3. Pada contoh 15.3.11, kita telah

menunjukkan bahwa 3 adalah elemen irreducible. Sekarang 3|(2 + 𝑖√5)(2 −

𝑖√5). Andaikan 3|(2 + 𝑖√5). Maka 2 + 𝑖√5 = 3(𝑚 + 𝑛𝑖√5) untuk beberapa
𝑚 + 𝑛𝑖√5 ∈ 𝑍[𝑖√5]. Ini mengimplikasikan 2 = 3𝑚 dan 1 = 3𝑛, yang tidak
mungkin untuk bilangan bulat 𝑚 dan 𝑛. Oleh karena itu, 3 ∤ (2 + 𝑖√5). Dan 3 ∤

(2 − 𝑖√5). Sehingga, 3 bukan prima di 𝑍[𝑖√5]. Akibatnya, 𝑍[𝑖√5] bukan UFD


dengan menggunakan Teorema 16.1.10.

Di daerah integral ini kita dapat juga menunjukkan bahwa 2, 1 + 𝑖√5, 1 −


𝑖√5 adalah elemen irreducible dan 2 bukan associates dari 1 + 𝑖√5 dan 1 − 𝑖√5.
Akibatnya, 6 = 2 ∙ 3 =(1 + 𝑖√5)( 1 − 𝑖√5) adalah dua faktorisasi dari 6, tetapi
tidak ada korespondensi diantara faktor-faktor irreducible sedemikian hingga
elemen-elemen korespondensi adalah associates.

Teorema 16.1.12 Daerah faktorisasi 𝐷 adalah UFD jika dan hanya jika setiap
elemen irreducible dari 𝐷 adalah elemen prima.

Bukti. Andaikan daerah faktorisasi 𝐷 adalah UFD. Maka dengan Teorema


16.1.10, setiap elemen irreducible adalah elemen prima.

Konversnya, asumsikan bahwa setiap elemen irreducible adalah elemen


prima di FD 𝐷. Andaikan 𝑎 = 𝑝1 𝑝2 … 𝑝𝑛 = 𝑞1 𝑞2 … 𝑞𝑚 adalah dua faktorisasi dari
𝑎 sebagai perkalian berhingga dari elemen irreducible. Maka 𝑝1 𝑝2 … 𝑝𝑛 =
𝑞1 (𝑞2 … 𝑞𝑚 ) mengakibatkan 𝑞1 |(𝑝1 𝑝2 … 𝑝𝑛 ). Ketika 𝑞1 juga prima, paling sedikit
satu dari 𝑝1 , 𝑝2 , … , 𝑝𝑛 habis dibagi oleh 𝑞1 . Misal 𝑞1 |𝑝1. Sekarang 𝑝1 dan 𝑞1
keduanya irreducible. Akibatnya, 𝑝1 = 𝑢1 𝑞1 untuk beberapa unit 𝑢1 . Maka
𝑢1 𝑞1 𝑝2 … 𝑝𝑛 = 𝑞1 𝑞2 … 𝑞𝑚 . Mengikuti sifat kanselasi diperoleh 𝑢1 𝑝2 … 𝑝𝑛 =
𝑞2 … 𝑞𝑚 = 𝑞2 (𝑞3 … 𝑞𝑚 ). Sekarang 𝑞2 |(𝑢1 𝑝2 … 𝑝𝑛 ). Ketika 𝑞2 adalah prima, 𝑞2
tidak membagi 𝑢1 . Akibatnya, 𝑞2 membagi salah satu dari 𝑝2 , … , 𝑝𝑛 , katakan
bahwa 𝑞2 |𝑝2 . Maka 𝑝2 = 𝑢2 𝑞2 untuk beberapa unit 𝑢2 dan 𝑢1 𝑢2 𝑞2 𝑝3 … 𝑝𝑛 =
𝑞2 … 𝑞𝑚 . Dengan menganselasi 𝑞2 pada persamaan tersebut, kita peroleh
𝑢1 𝑢2 𝑝3 … 𝑝𝑛 = 𝑞3 … 𝑞𝑚 . Jika 𝑛 > 𝑚, maka dengan melanjutkan cara ini kita
temukan bahwa 𝑢1 𝑢2 … 𝑢𝑚 𝑝𝑚+1 … 𝑝𝑛 = 1, yang mengakibatkan bahwa setiap
𝑝𝑚+1 , … , 𝑝𝑛 adalah unit, ini kontradiksi. Jika 𝑛 < 𝑚, maka kita temukan bahwa
𝑢1 𝑢2 … 𝑢𝑛 = 𝑞𝑛+1 … 𝑞𝑚 . Ini mengakibatkan bahwa setiap 𝑞𝑛+1 , … , 𝑞𝑚 membagi
suatu unit, dan lagi-lagi ini kontradiksi. Sehingga, 𝑛 = 𝑚. Juga, kita telah
menunjukkan bahwa korespondensi faktor-faktor irreducible 𝑝𝑖 , 𝑞𝑖 , 𝑖 = 1, 2, … , 𝑛,
pada faktorisasi 𝑝1 𝑝2 … 𝑝𝑛 dan 𝑞1 𝑞2 … 𝑞𝑛 adalah associates. Akibatnya, 𝐷 adalah
UFD.

Teorema 16.1.13 Setiap PID adalah UFD.

Bukti. Dari Lemma 16.1.6, kita menemukan bahwa setiap PID memenuhi
ACCP. Akibatnya, dengan Teorema 16.1.7, setiap PID adalah FD. Juga, dengan
menggunakan Teorema 15.3.12, setiap elemen irreducible adalah prima di PID.
Sehingga, dengan Teorema 16.1.12, berlaku bahwa setiap PID adalah UFD.
Dengan Teorema 15.1.9, setiap daerah Euclid adalah PID dan akibatnya
dengan teorema 16.1.13, setiap daerah Euclid adalah UFD. Hasil ini adalah salah
satu dari hasil penting pada teori faktorisasi. Mari kita membuktikan hasil ini
sendiri. Pertama, kita buktikan lemma berikut.

Lemma 16.1.14 Misal 𝐸 adalah daerah Euclid dan 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐸. Jika 𝑎|𝑏, 𝑏 ≠


0, dan 𝑎 bukan unit ataupun bukan associates dari 𝑏, maka 𝑣(𝑎) < 𝑣(𝑏).

Bukti. Ketika 𝑎 bukan associates dari 𝑏, ini berarti bahwa 𝑏 ∤ 𝑎.


Akibatnya, 𝑎 = 𝑏𝑞 + 𝑟, dimana 𝑟 = 0 atau 𝑣(𝑟) < 𝑣(𝑏). Sekarang 𝑏 = 𝑎𝑐 untuk
beberapa 𝑐 ∈ 𝐸. Ini mengakibatkan 𝑟 = 𝑎 − 𝑏𝑞 = 𝑎 − 𝑎𝑐𝑞 = 𝑎(1 − 𝑐𝑞). Jika
1 − 𝑐𝑞 = 0, maka 𝑐 adalah unit dan 𝑏 adalah associates dari 𝑎, ini kontradiksi.
Oleh karena itu, 1 − 𝑐𝑞 ≠ 0. Sehingga, 𝑣(𝑟) = 𝑣(𝑎(1 − 𝑐𝑞)) ≥ 𝑣(𝑎) dan juga
𝑣(𝑏) > 𝑣(𝑎).

Kemudian, kita membuktikan Teorema 16.1.15 berikut ini.

Teorema 16.1.15 Suatu daerah Euclid 𝐸 adalah daerah faktorisasi tunggal.

Bukti. Misal 𝑣 dinotasikan taksiran Euclid dari daerah Euclid 𝐸. Dengan


induksi pada 𝑣(𝑎), pertama kita menunjukkan bahwa setiap elemen bukan nol 𝑎
dari 𝐸 merupakan unit atau dapat ditulis sebagai perkalian berhingga dari elemen-
elemen irreducible. Jika 𝑣(𝑎) = 𝑣(1), maka 𝑎 adalah unit. Asumsikan bahwa
setiap elemen bukan nol 𝑏 ∈ 𝐸 adalah unit atau dituliskan sebagai perkalian
berhingga dari elemen irreducible jika 𝑣(𝑏) < 𝑣(𝑎), dimana 𝑣(𝑎) > 𝑣(1)
(hipotesis induksi). Jika 𝑎 irreducible, tidak ada pembuktian. Andaikan 𝑎 tidak
irreducible. Maka 𝑎 = 𝑏𝑐, dimana keduanya 𝑏 atau 𝑐 bukan unit. Andaikan 𝑏
adalah associates dari 𝑎. Maka 𝑏 = 𝑎𝑢 untuk beberapa unit 𝑢 ∈ 𝐸. Sehingga, 𝑎 =
𝑏𝑐 = 𝑎𝑢𝑐 dan juga 1 = 𝑢𝑐, yaitu 𝑐 adalah unit, ini kontradiksi. Oleh karena itu, 𝑏
bukan associates dari 𝑎. 𝑐 juga bukan associates dari 𝑎. Dengan Lemma 16.1.14,
berlaku 𝑣(𝑏) < 𝑣(𝑎) dan 𝑣(𝑐) < 𝑣(𝑎). Sehingga, dengan hipotesis induksi kita, 𝑏
dan 𝑐 dituliskan sebagai perkalian berhingga dari elemen irreducible dari 𝐸.
Berakibat juga pada 𝑎.

Ketunggalan faktorisasi berdasarkan Teorema 16.1.12.


Dari Teorema 15.1.9, kita tahu bahwa setiap daerah Euclid adalah daerah
ideal utama. Kita telah membuat catatan di halaman 348 bahwa konvers dari hasil
ini tidak benar. Pada Teorema 16.1.13, kita telah menunjukkan bahwa setiap
daerah ideal utama adalah daerah faktorisasi tunggal. Konvers dari hasil ini juga
tidak benar. Ada suatu kelas ring yang konversnya benar. Sebut bilangan
kompleks bilangan bulat aljabar jika itu adalah akar dari polinomial monik 𝑝(𝑥)
di 𝑍[𝑥]. Himpunan dari semua bilangan bulat aljabar dari perluasan lapangan
berhingga (Bab 24) dari 𝑄 adalah ring. Bagaimanapun, banyak dari ring-ring
tersebut bukan merupakan daerah faktorisasi tunggal. Sebagai contoh, ring 𝑍[𝑖√5]
di Contoh 16.1.11 adalah ring yang tidak memilki faktorisasi tunggal. Disini 6 =
(1 − 𝑖√5)(1 + 𝑖√5) = 2 ∙ 3 adalah dua faktorisasi dari 6 dengan perkalian dua
elemen irreducible. Bagaimanapun, ideal 〈6〉 memilki faktorisasi tunggal (urutan
naik) dengan perkalian ideal-ideal prima (didefinisikan di Bab 17), 〈6〉 =
〈3,1 + 𝑖√5〉〈3, 1 − 𝑖√5〉〈2, 1 + 𝑖√5〉2 . Faktanya, seluruh kelas ring di pertanyaan
memiliki sifat bahwa setiap ideal memiliki faktorisasi tunggal dengan perkalian
dari ideal-ideal prima.

Setelah dipelajari subbab pertama tentang daerah faktorisasi tunggal,


berikut ini akan diberikan latihan-latihan soal yang berkaitan dengan apa yang
telah dibahas di atas.

16.1.1 Worked-Out Exercise

Exercise 1 Tunjukkan bahwa daerah integral 𝑍[√10] = {𝑎 + 𝑏√10|𝑎, 𝑏 ∈ 𝑍}


adalah FD.

Solusi: didefinisikan 𝑁: 𝑍[√10]\{0} → 𝑍 # untuk semua 𝑎 + 𝑏√10 ∈ 𝑍[√10],

𝑁(𝑎 + 𝑏√10) = |𝑎2 − 10𝑏 2 |.

Sekarang 𝑁(𝑎 + 𝑏√10) = 1 jika dan hanya jika |𝑎2 − 10𝑏 2 | = 1 jika dan hanya
jika (𝑎 + 𝑏√10)( 𝑎 − 𝑏√10) = ±1 jika dan hanya jika 𝑎 + 𝑏√10 adalah unit.
Misalkan 𝑎 + 𝑏√10, 𝑐 + 𝑑√10 adalah dua elemen bukan nol dari 𝑍[√10]. Maka
𝑁((𝑎 + 𝑏√10)(𝑐 + 𝑑√10)) = |𝑎2 − 10𝑏 2 ||𝑐 2 − 10𝑑 2 | ≥ |𝑐 2 − 10𝑑 2 | =
𝑁((𝑐 + 𝑑√10)), dimana persamaan berlaku jika dan hanya jika 𝑁((𝑎 +

𝑏√10)) = 1, yaitu jika dan hanya jika 𝑎 + 𝑏√10 adalah unit. Akibatnya, 𝑍[√5]
adalah FD berdasarkan Teorema 16.1.3.

Exercise 2 Tunjukkan bahwa di UFD, setiap nonunit bukan nol hanya


mempunyai faktor-faktor nontrivial nonassociated berhingga.

Solusi: Misalkan 𝐷 adalah UFD. Andaikan 𝑎 adalah elemen nonunit bukan nol
dari 𝐷. Maka 𝑎 dapat dituliskan secara tunggal sebagai

𝑟 𝑟 𝑟
𝑎 = 𝑝11 𝑝22 … 𝑝𝑘𝑘 ,

dimana 𝑝1 , 𝑝2 , … , 𝑝𝑘 adalah bilangan prima yang berbeda dan 𝑟1 , 𝑟2 , … , 𝑟𝑘 bilangan


𝑡 𝑡 𝑡
bulat positif. Misal 𝑑 = 𝑝11 𝑝22 … 𝑝𝑘𝑘 , dimana 0 ≤ 𝑡𝑖 ≤ 𝑟𝑖 , 𝑖 = 1,2, … , 𝑘. Maka 𝑑
adalah pembagi dari 𝑎. Sekarang andaikan 𝑑 adalah sebarang pembagi dari 𝑎 dan
𝑡 𝑡 𝑡
𝑑 bukan unit. Maka 𝑑 dapat dituliskan secara tunggal sebagai 𝑑 = 𝑞11 𝑞22 … 𝑞𝑚𝑚 ,
dimana 𝑞1 , 𝑞2 , … , 𝑞𝑚 adalah bilangan prima berbeda dan 𝑡1 , 𝑡2 , … , 𝑡𝑚 merupakan
𝑡 𝑟
bilangan bulat positif. Ketika 𝑑|𝑎, untuk setiap 𝑖 = 1, 2, … , 𝑚, 𝑞𝑖 𝑖 |𝑝𝑗 𝑗 untuk
𝑟
beberapa 𝑗, 1 ≤ 𝑗 ≤ 𝑘. Maka 𝑞𝑖 |𝑝𝑗 𝑗 dan juga 𝑞𝑖 |𝑝𝑗 . Oleh karena itu, 𝑞𝑖 adalah

associate dari 𝑝𝑗 . Juga, kita menemukan bahwa 𝑡𝑖 ≤ 𝑟𝑗 . Sehingga, 𝑑 adalah


𝑙 𝑙 𝑙
associate dari 𝑝11 𝑝22 … 𝑝𝑘𝑘 , 0 ≤ 𝑙𝑖 ≤ 𝑟𝑖 , 𝑖 = 1, 2, … , 𝑘. Konsekuensinya, 𝑎 hanya
memiliki bilangan berhingga dari pembegi-pembagi nontrivial nonassociated.

Exercise 3 Misalkan 𝑅 = {𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 ∈ 𝑄[𝑥]|𝑎0 ∈ 𝑍, 𝑛 ∈ 𝑍 # }.


Tunjukkan bahwa 𝑅 bukan UFD.

Solusi: Jelas bahwa 𝑅 adalah subring dari 𝑄[𝑥] dan 𝑅 memuat 1. Akibatnya, 𝑅
adalah daerah integral. Sekarang sebarang unit dari 𝑅 juga merupakan unit dari
𝑄[𝑥]. Di 𝑄[𝑥], unit-unit adalah elemen bukan nol dari 𝑄. Ketika 𝑅 ∩ 𝑄 = 𝑍, ini
berlaku bahwa 1 dan −1 adalah unit dari 𝑅. Untuk sebarang bilangan bulat
1 1 1
nonnegatif 𝑛, 2𝑛 𝑥 ∈ 𝑅 dan 2𝑛 𝑥 bukan associate dari 2𝑚 𝑥 saat 𝑛 ≠ 𝑚. Sekarang
1 1
𝑥 = 2𝑛 (2𝑛 𝑥) menunjukkan bahwa 2𝑛 𝑥 adalah pembagi 𝑥. Akibatnya, 𝑥 memiliki

bilangan takhingga dari pembagi-pembagi nontrivial di 𝑅. Jika 𝑅 adalah UFD,


maka 𝑥 tidak dapat memiliki bilangan takhingga dari pembagi-pembagi nontrivial.
Sehingga, 𝑅 bukan UFD.

Exercise 4 Pada suatu UFD, tunjukkan bahwa gcd/FPB dari sebarang dua
elemen bukan nol ada.

Solusi: Misal 𝑅 adalah UFD dan 𝑎, 𝑏 merupakan elemen bukan nol dari 𝑅. Jika
salah satu dari 𝑎 atau 𝑏 adalah unit, maka 𝑔𝑐𝑑(𝑎, 𝑏) = 1. Andaikan 𝑎 dan 𝑏
bukan unit. Maka 𝑎 dapat dituliskan secara tunggal sebagai

𝑡 𝑡 𝑡
𝑎 = 𝑝11 𝑝22 … 𝑝𝑘𝑘 ,

dimana 𝑝1 , 𝑝2 , … , 𝑝𝑘 adalah elemen irreducible sedemikian hingga 𝑝𝑖 bukan


associate dari 𝑝𝑗 saat 𝑖 ≠ 𝑗 dan 𝑡1 , 𝑡2 , … , 𝑡𝑘 merupakan bilangan bulat positif.
Dengan cara yang sama, 𝑏 juga dapat dituliskan secara tunggal (associate naik)
sebagai
𝑟 𝑟 𝑟
𝑏 = 𝑞11 𝑞22 … 𝑞𝑛𝑛 ,

dimana 𝑞1 , 𝑞2 , … , 𝑞𝑛 adalah irreducible dan 𝑟1 , 𝑟2 , … , 𝑟𝑛 adalah bilangan bulat


positif. Sekarang jika 𝑞1 bukan associate dari sebarang 𝑝1 , … , 𝑝𝑘 , maka kita
𝑡 𝑡
tuliskan 𝑎 = 𝑝11 … 𝑝𝑘𝑘 ∙ 𝑞10 . Selanjutnya, jika 𝑞2 bukan associate dari sebarang
𝑡 𝑡 𝑡
𝑝1 , 𝑝2 , … , 𝑝𝑘 , maka kita tuliskan 𝑎 = 𝑝11 𝑝22 … 𝑝𝑘𝑘 𝑞10 𝑞20 . Tetapi, jika 𝑞2 adalah
associate dari salah satu 𝑝1 , 𝑝2 , … , 𝑝𝑘 , maka loncati 𝑞2 dan pikirkan 𝑞3 . Lanjutkan
proses untuk 𝑞3 , … , 𝑞𝑛 . Kita lakukan hal yang sama untuk 𝑏. Jadi, kita dapat
menulis
𝑛 𝑛 𝑛
𝑎 = 𝑢1 1 𝑢2 2 … 𝑢𝑚𝑚

𝑙 𝑙 𝑙
𝑏 = 𝑢11 𝑢22 … 𝑢𝑚𝑚 ,

dimana 𝑢1 , 𝑢2 , … , 𝑢𝑚 adalah elemen irreducible sedemikian hingga 𝑢𝑖 bukan


associate dari 𝑢𝑗 saat 𝑖 ≠ 𝑗 dan 𝑛1 , 𝑛2 , … , 𝑛𝑚 , 𝑙1 , 𝑙2 , … , 𝑙𝑚 adalah bilangan bulat
𝑘 𝑘 𝑘
non negatif. Misalkan 𝑑 = 𝑢1 1 𝑢2 2 … 𝑢𝑚𝑚 , dimana 𝑘𝑖 = min{𝑛𝑖 , 𝑙𝑖 } , 𝑖 =
1, 2, … , 𝑚. Maka 𝑑|𝑎 dan 𝑑|𝑏. Misalkan 𝑐|𝑎 dan 𝑐|𝑏, 𝑐 ∈ 𝑅. Ketika sebarang
pembagi irreducible dari 𝑐 associate dari salah satu 𝑢1 , 𝑢2 , … , 𝑢𝑚 , ini berarti 𝑐
harus berbentuk

ℎ ℎ ℎ
𝑐 = 𝑢1 1 𝑢2 2 … 𝑢𝑚𝑚 ,

dimana ℎ𝑖 ≥ 0, dan ℎ𝑖 ≤ 𝑛𝑖 , ℎ𝑖 ≤ 𝑙𝑖 , 𝑖 = 1, 2, … , 𝑚. Sehingga, ℎ𝑖 ≤ 𝑘𝑖 , 𝑖 =


1, 2, … , 𝑚. Akibatnya, 𝑐|𝑑. Sehingga, 𝑑 = gcd(𝑎, 𝑏).

16.2 Faktorisasi Polinomial atas UFD

Pada bagian ini, kita tunjukkan bahwa setiap polinomial 𝑑𝑒𝑔 ≥ 1 atas
UFD 𝑅 dapat dituliskan secara tunggal sebagai perkalian polynomial-polinomial
irreducible atas 𝑅.

Definisi 16.2.1 Misalkan 𝑓(𝑥) = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥+. . . +𝑎𝑛 𝑥 𝑛 adalah polinomial


tak nol pada 𝑅[𝑥]. Maka fpb{𝑎0 , 𝑎1 , . . . , 𝑎𝑛 } disebut konten dari 𝑓(𝑥).

Kita tahu bahwa fpb dari {𝑎0 , 𝑎1 , . . . , 𝑎𝑛 } tidaklah tunggal. Jika 𝑢 dan 𝑣
adalah dua fpb dari {𝑎0 , 𝑎1 , . . . , 𝑎𝑛 }, maka 𝑢 dan 𝑣 asociate. Karena itu, jika
𝑐1 dan 𝑐2 adalah dua konten dari 𝑓(𝑥), maka 𝑐1 dan 𝑐2 associate dan sebarang
asociate dari 𝑐1 juga konten dari 𝑓(𝑥). Jika 𝑎 dan 𝑏 adalah dua elemen dari
𝑅 sedemikian hingga 𝑎 adalah asociate dari 𝑏 , maka kita tulis 𝑎~𝑏.

Konten dari 𝑓(𝑥) dinotasikan dengan cont𝑓(𝑥).

Definisi 16.2.2 Suatu polynomial taknol 𝑓(𝑥) ∈ 𝑅[𝑥] disebut polinomial


primitive jika cont𝑓(𝑥) adalah unit.

Setelah diketahui definisi dari polinomial primitive, beriku akan diberikan


lemma dan teorema yang berkaitan dengan polinomial tersebut beserta contoh
penerapannya.
Lemma 16.2.3 Misalkan 𝑅 adalah 𝑈𝐹𝐷. Misalkan 𝑓(𝑥) dan 𝑔(𝑥) adalah
dua polinomial primitive pada 𝑅[𝑥]. Maka 𝑓(𝑥)𝑔(𝑥) juga merupakan polinomial
primitive pada 𝑅[𝑥].

Bukti. Misalkan 𝑓(𝑥) = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥+. . . +𝑎𝑛 𝑥 𝑛 dan 𝑔(𝑥) = 𝑏0 +


𝑏1 𝑥+. . . +𝑏𝑚 𝑥 𝑚 . Misalkan 𝑐𝑓 ~cont𝑓(𝑥) dan 𝑐𝑔 ~cont𝑔(𝑥). Karena
𝑓(𝑥) dan 𝑔(𝑥) primitive, 𝑐𝑓 dan 𝑐𝑔 adalah elemen unit pada 𝑅. Andaikan
𝑓(𝑥)𝑔(𝑥) bukan polinomial primitive. Misalkan 𝑓(𝑥)𝑔(𝑥) = 𝑐0 +
𝑐1 𝑥+. . . +𝑐𝑛+𝑚 𝑥 𝑛+𝑚 , dimana 𝑐0 = 𝑎0 𝑏0 , 𝑐1 = 𝑎0 𝑏1 + 𝑎1 𝑏0 , 𝑐𝑖 = ∑𝑖𝑗=0 𝑎𝑗 𝑏𝑖−𝑗 ,
dimana 𝑎𝑗 = 0 jika 𝑗 > 𝑛, dan 𝑏𝑖−𝑗 = 0 jika 𝑖 − 𝑗 > 𝑚. Sekarang
cont𝑓(𝑥)𝑔(𝑥) bukan unit. Misalkan 𝑝 adalah elemen prima pada R sedemikian
hingga 𝑝 membagi cont𝑓(𝑥)𝑔(𝑥). Maka 𝑝 membagi 𝑐1untuk semua 𝑖 =
0,1, . . . , 𝑛 + 𝑚. Karena 𝑐𝑓 dan 𝑐𝑔 adalah elemen unit, 𝑝 tidak membagi setiap
𝑎0 , 𝑎1 , . . . , 𝑎𝑛 dan juga 𝑝 tidak membagi setiap 𝑏0 , 𝑏1 , . . . , 𝑏𝑚 . Misalkan 𝑡 adalah
bilangan bulat non negatif terkecil sedemikian hingga 𝑝 tidak membagi 𝑎𝑡 . Maka
𝑝 membagi 𝑎𝑖 , untuk 𝑖 = 0,1, . . . , 𝑡 − 1, dan 𝑝 tidak membagi 𝑎𝑡 . Sama halnya,
misalkan 𝑟 adalah bilangan bulat non negatif terkecil sedemikian hingga 𝑝 tidak
membagi 𝑏𝑟 . Maka 𝑝 membagi 𝑏𝑗 , untuk 𝑗 = 0,1, . . . , 𝑟 − 1, dan 𝑝 tidak membagi
𝑏𝑟 . Sehingga , 𝑝 tidak membagi 𝑎𝑡 𝑏𝑟 . Sekarang 𝑐𝑡+𝑟 = 𝑎0 𝑏𝑡+𝑟 +
𝑎1 𝑏𝑡+𝑟−1 +. . . + 𝑎𝑡−1 𝑏𝑟+1 + 𝑎𝑡 𝑏𝑟 +. . . +𝑎𝑡+𝑟 𝑏0 , dimana 𝑏𝑖 = 0 jika 𝑖 > 𝑚 dan
𝑎𝑖 = 0 jika 𝑖 > 𝑛. Sekarang 𝑝 membagi 𝑎𝑖 , untuk 𝑖 = 0,1, . . . , 𝑡 − 1, 𝑝 membagi
𝑏𝑗 , untuk 𝑗 = 0,1, . . . , 𝑟 − 1 dan 𝑝 membagi 𝑐𝑡+𝑟 . Karena itu, 𝑝 membagi 𝑎𝑡 𝑏𝑟 ,
dimana hal ini kontradiksi. Jadi, cont𝑓(𝑥)𝑔(𝑥) adalah unit dan juga 𝑓(𝑥)𝑔(𝑥)
adalah polinomial primitive.

Contoh 16.2.4 Pada 𝑍[𝑥], 6𝑥 2 + 3𝑥 − 9 = 3(2𝑥 2 + 𝑥 − 3). Karena itu ,


6𝑥 2 + 3𝑥 − 9 bukan polinomial primitive. Tetapi 2𝑥 2 + 𝑥 − 3 adalah polinomial
primitive.

Teorema 16.2.5 Misalkan 𝑅 adalah 𝑈𝐹𝐷. Misalkan 𝑓(𝑥) dan 𝑔(𝑥) adalah
dua polinomial taknol pada 𝑅[𝑥]. Maka ada unit 𝑢 ∈ 𝑅 sedemikian hingga

cont(𝑓(𝑥)𝑔(𝑥)) = 𝑢 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑓(𝑥)𝑐𝑜𝑛𝑡𝑔(𝑥).
Bukti. Misalkan 𝑐𝑓 menotasikan 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑓(𝑥) dan 𝑐𝑔 menotasikan 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑔(𝑥).
Maka 𝑓(𝑥) = 𝑐𝑓 𝑓1 (𝑥) dan 𝑔(𝑥) = 𝑐𝑔 𝑔1 (𝑥), dimana 𝑓1 (𝑥) dan 𝑔1 (𝑥) adalah
polinomial primitive di 𝑅[𝑥]. Sekarang cont(𝑓(𝑥)𝑔(𝑥)) dan

cont (𝑐𝑓 𝑐𝑔 𝑓(𝑥)𝑔(𝑥)) associate. Karena 𝑐𝑓 𝑐𝑔 adalah elemen tak nol di 𝑅 , berlaku

cont (𝑐𝑓 𝑐𝑔 𝑓(𝑥)𝑔(𝑥))

dan

𝑐𝑓 𝑐𝑔 cont(𝑓(𝑥)𝑔(𝑥))

asociate. Berdasarkan Lemma 16.2.3, cont(𝑓(𝑥)𝑔(𝑥)) adalah unit. Karena itu,

cont(𝑓(𝑥)𝑔(𝑥)) = 𝑢𝑐𝑓 𝑐𝑔

untuk sebarang unit 𝑢.

Kita tahu bahwa ring polynomial 𝐹[𝑥] dari lapangan 𝐹 adalah daerah
Euclid, dan juga daerah faktorisasi tunggal. Untuk mengambil keuntungan dari
hasil ini, kita perluas daerah integral 𝑅 menjadi lapangan hasil bagi 𝑄(𝑅) dan
menentukan hubungan antara anggota dari 𝑄(𝑅)[𝑥] dan 𝑅[𝑥].

Sebagai pengingat pada bagian ini, misalkan 𝑄(𝑅) menotasikan lapangan


hasil bagi dari 𝑅.

Lemma 16.2.6 Misalkan 𝑅 adalah 𝑈𝐹𝐷. Jika 𝑓(𝑥) adalah polynomial


taknol pada 𝑄(𝑅)[𝑥], maka ada elemen tak nol 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑅 dan suatu
polinomial 𝑓1 (𝑥) pada 𝑅[𝑥] sedemikian hingga 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑏 −1 𝑓1 (𝑥), dimana 𝑏 −1
adalah invers dari 𝑏 pada 𝑄(𝑅)[𝑥].

Bukti. Misalkan 𝑓(𝑥) = 𝑐0 + 𝑐1 𝑥+. . . +𝑐𝑛 𝑥 𝑛 ∈ 𝑄(𝑅)[𝑥] adalah


polynomial taknol. Maka 𝑐𝑖 ∈ 𝑄(𝑅), 𝑖 = 0,1, . . . , 𝑛. Sehingga, ada 𝑎𝑖 , 𝑏𝑖 ∈ 𝑅
sedemikian hingga 𝑐𝑖 = 𝑎𝑖 𝑏𝑖−1 , 𝑏𝑖 ≠ 0, 𝑖 = 0,1, . . . , 𝑛. Sekarang 𝑓(𝑥) = 𝑎0 𝑏0−1 +
𝑎1 𝑏1−1 𝑥+. . . +𝑎𝑛 𝑏𝑛−1 𝑥 𝑛 . Misalkan 𝑏 = 𝑏0 𝑏1 . . . 𝑏𝑛 . maka

𝑏𝑓(𝑥) = 𝑎0 𝑏1 . . . 𝑏𝑛 + 𝑎1 𝑏0 𝑏2 . . . 𝑏𝑛 𝑥+. . . +𝑎𝑛 𝑏0 𝑏1 . . . 𝑏𝑛−1 𝑥 𝑛 ∈ (𝑅)[𝑥]


Jelas bahwa 𝑏𝑓(𝑥) taknol. Misalkan 𝑎 = cont(𝑏𝑓(𝑥)). Maka 𝑏𝑓(𝑥) = 𝑎1 𝑓1 (𝑥),
dimana cont𝑓1 (𝑥) adalah unit dan 𝑓1 (𝑥) ∈ (𝑅)[𝑥]. Karena itu, 𝑓(𝑥) =
𝑏 −1 𝑎𝑓1 (𝑥), dimana 𝑏, 𝑎 ∈ 𝑅 dan 𝑓1 (𝑥) adalah polinomial primitive pada 𝑅[𝑥].

Lemma 16.2.7 Misalkan 𝑅 adalah 𝑈𝐹𝐷. Misalkan 𝑓(𝑥) adalah polinomial


taknol pada 𝑅[𝑥]. Jika 𝑓(𝑥) = 𝑑1 𝑓1 (𝑥) = 𝑑2 𝑓2 (𝑥), dimana 𝑓1 (𝑥) dan 𝑓2 (𝑥)
adalah polinomial primitive pada 𝑅[𝑥] dan 𝑑1 , 𝑑2 ∈ 𝑄(𝑅), maka 𝑑1 = 𝑢𝑑2 untuk
sebarang unit 𝑢 ∈ 𝑅.

Bukti. Karena 𝑑1 , 𝑑2 ∈ 𝑄(𝑅), dapat ditulis 𝑑1 = 𝑎𝑏 −1 dan 𝑑2 = 𝑐𝑑 −1


untuk 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 ∈ 𝑅. Sehingga 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑏 −1 𝑓1 (𝑥) = 𝑐𝑑 −1 𝑓2 (𝑥). Ini
mengimplikasikan bahwa 𝑎𝑑𝑓1 (𝑥) = 𝑐𝑏𝑓2 (𝑥). Karena 𝑓1 (𝑥) dan 𝑓2 (𝑥) primitive,
𝑎𝑑 = 𝑢𝑐𝑏 untuk sebarang unit 𝑢 ∈ 𝑅 berdasarkan Teorema 16.2.5. Jadi, 𝑑1 =
𝑎𝑏 −1 = 𝑢𝑐𝑑−1 = 𝑢𝑑2 .

Lemma 16.2.8 Misalkan 𝑅 adalah 𝑈𝐹𝐷. Misalkan 𝑓(𝑥) adalah polinomial


primitif tak konstan pada 𝑅[𝑥]. Maka 𝑓(𝑥) irreducible pada 𝑅[𝑥] jika dan hanya
jika 𝑓(𝑥) irreducible pada 𝑄(𝑅)[𝑥].

Bukti. Andaikan 𝑓(𝑥) irreducible pada 𝑅[𝑥] dan 𝑓(𝑥) tidak irreducible
pada 𝑄(𝑅)[𝑥]. Maka ada ℎ(𝑥), 𝑔(𝑥) ∈ 𝑄(𝑅)[𝑥] sedemikian hingga 𝑓(𝑥) =
ℎ(𝑥)𝑔(𝑥), deg ℎ(𝑥) ≥ 1, dan deg 𝑔(𝑥) ≥ 1. Berdasarkan Lemma 16.2.6, ada
𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 ∈ 𝑅 dengan 𝑏 ≠ 0, 𝑑 ≠ 0, dan polinomial primitive ℎ1 (𝑥), 𝑔1 (𝑥) ∈ 𝑅[𝑥]
sedemikian hingga ℎ(𝑥) = 𝑎𝑏 −1 ℎ1 (𝑥) dan 𝑔(𝑥) = 𝑎𝑏 −1 𝑔1 (𝑥). Karena itu,
𝑓(𝑥) = 𝑎𝑏 −1 𝑐𝑑 −1 ℎ1 (𝑥)𝑔1 (𝑥). Ini mengimplikasikan bahwa 𝑏𝑑𝑓(𝑥) =
𝑎𝑐ℎ1 (𝑥)𝑔1 (𝑥). Sekarang 𝑓(𝑥) primitive dan cont𝑓(𝑥) adalah unit. Jadi,
cont(𝑏𝑑𝑓(𝑥)) = 𝑏𝑑𝑢 untuk sebarang unit 𝑢 . Sekarang

cont(𝑎𝑐ℎ1 (𝑥)𝑔1 (𝑥)) = 𝑣𝑎𝑐 cont(ℎ1 (𝑥)𝑔1 (𝑥)) untuk sebarang unit 𝑣 ∈ 𝑅

= 𝑣1 𝑎𝑐 cont(ℎ1 (𝑥))cont(𝑔1 (𝑥)) untuk sebarang unit 𝑣1 ∈ 𝑅

= 𝑣1 𝑎𝑐𝑣2 𝑣3 untuk sebarang unit 𝑣2 , 𝑣3 ∈ 𝑅

Karena itu, 𝑏𝑑 = 𝑎𝑐𝑤 untuk sebarang unit 𝑤 ∈ 𝑅. Jadi, 𝑓(𝑥) = 𝑤ℎ1 (𝑥)𝑔1 (𝑥)
untuk sebarang unit 𝑤 ∈ 𝑅. Hal ini menunjukkan bahwa 𝑓(𝑥) tidak irreducible
pada 𝑅[𝑥], hal ini kontradiksi. Karena itu, 𝑓(𝑥) irreducible pada 𝑄(𝑅)[𝑥].
Sebaliknya, misalkan 𝑓(𝑥) irreducible pada 𝑄(𝑅)[𝑥]. Andaikan 𝑓(𝑥) irreducible
pada R[𝑥]. Sekarang 𝑓(𝑥) = 𝑟𝑔(𝑥), dimana 𝑟 ∈ 𝑅 dan 𝑟 bukan unit adalah
mungkin karena 𝑓(𝑥) primitive. Jadi, ada polinomial 𝑓1 (𝑥), 𝑓2 (𝑥) pada 𝑅[𝑥]
sedemikian hingga deg 𝑓1 (𝑥) ≥ 1, deg 𝑓2 (𝑥) ≥ 1, dan 𝑓(𝑥) = 𝑓1 (𝑥)𝑓2 (𝑥).
Sekarang 𝑓1 (𝑥) dan 𝑓2 (𝑥) juga merupakan polynomial nonkonstan pada 𝑄(𝑅)[𝑥].
Karenanya, 𝑓(𝑥) tidak irreducible pada 𝑄(𝑅)[𝑥], kontradiksi. Akibatnya, 𝑓(𝑥)
irreducible pada R[𝑥].

Contoh 16.2.9 Berdasarkan polynomial 4𝑥 + 4 pada 𝑄[𝑥]. Sekarang 4𝑥 +


4 = 4(𝑥 + 1). 4 adalah unit pada 𝑄[𝑥] dan 𝑥 + 1 irreducible pada 𝑄[𝑥].
Karenanya, 4𝑥 + 4 irreducible pada 𝑄[𝑥]. Tapi 4 bukan unit pada 𝑍[𝑥].
Karenanya, 4𝑥 + 4 tidak irreducible pada 𝑍[𝑥]. Juga, 3 irreducible pada 𝑍[𝑥],
tetapi tidak irreducible pada 𝑄[𝑥].

Sekarang kita akan membuktikan hasil utama pada bagian ini. Sebelum
membuktikan teorema ini, mari kita mengingat pernyataan tentang ring polynomial
𝑅[𝑥] jadi kita dapat menikmati indahnya dan kedalaman teorema ini.

i. Jika 𝑅 adalah ring komutatif dengan 1, maka 𝑅[𝑥]adalah ring komutatif


dengan 1.
ii. Jika 𝑅 adalah daerah integral, maka 𝑅[𝑥]adalah daerah integral.
iii. Jika 𝑅 adalah lapangan, maka 𝑅[𝑥]belum tentu lapangan, tapi 𝑅[𝑥] adalah
daerah Euclid.
iv. Jika 𝑅 adalah PID, maka 𝑅[𝑥]belum tentu PID.

Teorema 16.2.10 Misalkan 𝑅 adalah 𝑈𝐹𝐷. Maka 𝑅[𝑥] adalah 𝑈𝐹𝐷.

Bukti. Misalkan 𝑓(𝑥) adalah polinomial berderajat 𝑛 ≥ 1.


Misalkan𝑓(𝑥) = 𝑐𝑓 𝑓1 (𝑥), dimana 𝑐𝑓 adalah konten dari 𝑓(𝑥) dan 𝑓1 (𝑥) adalah
polinomial primitive pada 𝑅[𝑥]. Sekarang 𝑄(𝑅)[𝑥] adalah 𝑈𝐹𝐷 dan 𝑓1 (𝑥) ∈
𝑅[𝑥] ⊆ 𝑄(𝑅)[𝑥]. Karena itu, ada polinomial irreducible
𝑔1 (𝑥), 𝑔2 (𝑥), . . . , 𝑔𝑟 (𝑥) ∈ 𝑅 pada 𝑄(𝑅)[𝑥] sedemikian hingga 𝑓1 (𝑥) =
𝑔1 (𝑥) 𝑔2 (𝑥). . . 𝑔𝑟 (𝑥). Berdasarkan Lemma 16.2.7, 𝑔𝑖 (𝑥) = 𝑎𝑖 𝑏𝑖−1 ℎ𝑖 (𝑥), 𝑎𝑖 , 𝑏𝑖 ∈
𝑅, 𝑏𝑖 ≠ 0, ℎ𝑖 (𝑥) adalah polinomial primitive pada 𝑅[𝑥], 𝑖 = 1,2, … , 𝑟. Juga,
berdasarkan Lemma 16.2.8, ℎ𝑖 (𝑥) irreducible pada 𝑅[𝑥], 𝑖 = 1,2, … , 𝑟.
Karenanya,

𝑓1 (𝑥) = 𝑎1 𝑎2 . . . 𝑎𝑟 𝑏1−1 𝑏2−1 … 𝑏𝑟−1 ℎ1 (𝑥). . . ℎ𝑟 (𝑥).

Misalkan 𝑎 = 𝑎1 𝑎2 . . . 𝑎𝑟 dan 𝑏 = 𝑏1 𝑏2 . . . 𝑏𝑟 . Maka

𝑏𝑓1 (𝑥) = 𝑎ℎ1 (𝑥). . . ℎ𝑟 (𝑥)


(16.1)

Berdasarkan Lemma 16.2.3, ℎ1 (𝑥). . . ℎ𝑟 (𝑥) primitive. Hal ini mengimplikasikan


bahwa 𝑎 = 𝑢𝑏 untuk sebarang unit 𝑢 ∈ 𝑅 dan juga

𝑓1 (𝑥) = 𝑢ℎ1 (𝑥). . . ℎ𝑟 (𝑥)

Hal ini menunjukkan bahwa

𝑓(𝑥) = 𝑢𝑐𝑓 ℎ1 (𝑥). . . ℎ𝑟 (𝑥)


(16.2)

Karena associate dari polinomial irreducible juga merupakan polinomial


irreducible, ini mengakibatkan 𝑢ℎ1 (𝑥) irreducible. Jadi, untuk sebarang
polinomial 𝑓(𝑥) berderajat ≥ 1, ada polinomial irreducible 𝑔1 (𝑥), … , 𝑔𝑘 (𝑥) pada
𝑅[𝑥]sedemikian hingga

𝑓(𝑥) = 𝑐𝑓 𝑔1 (𝑥) … 𝑔𝑘 (𝑥)

dimana 𝑐𝑓 = cont 𝑓(𝑥). Jika 𝑐𝑓 bukan unit, maka ada anggota irreducible
𝑎1 , 𝑎2 , … , 𝑎𝑡 ∈ 𝑅 sedemikian hingga

𝑓(𝑥) = 𝑎1 𝑎2 … 𝑎𝑡 𝑔1 (𝑥) … 𝑔𝑘 (𝑥)


(16.3)

Andaikan bahwa

𝑓(𝑥) = 𝑎1 𝑎2 … 𝑎𝑡 𝑔1 (𝑥) … 𝑔𝑘 (𝑥) = 𝑏1 𝑏2 … 𝑏𝑡 ℎ1 (𝑥). . . ℎ𝑞 (𝑥),


(16.4)

dimana 𝑎𝑖 , 𝑏𝑗 elemen irreducible pada 𝑅, 𝑖 = 1, … , 𝑡, 𝑗 = 1, … , 𝑙 dan

𝑔1 (𝑥), … , 𝑔𝑘 (𝑥), ℎ1 (𝑥), … , ℎ𝑞 (𝑥)


Elemen irreducible pada 𝑅[𝑥]. Sekarang 𝑎1 𝑎2 … 𝑎𝑡 dan 𝑏1 𝑏2 … 𝑏𝑡 adalah dua
faktorisasi sebagai hasil kali elemen irreducible pada 𝑅 dari 𝑐𝑓 . Karena itu, dari
(16.4)

𝑔1 (𝑥), … , 𝑔𝑘 (𝑥), = 𝑑ℎ1 (𝑥), … , ℎ𝑞 (𝑥)


(16.5)

dimana 𝑑 adalah unit pada 𝑅. Sekarang 𝑔1 (𝑥), … , 𝑔𝑘 (𝑥), ℎ1 (𝑥), … , ℎ𝑞 (𝑥) adalah
primitive dan irreducible pada 𝑅[𝑥]. Karenanya, polinomial ini juga irreducible
pada 𝑄(𝑅)[𝑥]. Karena 𝑄(𝑅)[𝑥]adalah UFD. Berdasarkan (16.5) mengakibatkan
bahwa 𝑘 = 𝑞 dan ada korespondensi satu-satu antara {𝑔1 (𝑥), … , 𝑔𝑘 (𝑥)} dan
{ℎ1 (𝑥), … , ℎ𝑞 (𝑥)} sedemikian hingga faktor yang berkorespondensi associate
pada 𝑄(𝑅)[𝑥] dan karenanya berdasarkan Lemma 16.2.7, mereka juga associate
pada 𝑅[𝑥]. Jadi, faktorisasi (16.4) dari 𝑓(𝑥) pada 𝑅[𝑥] adalah tunggal. Akibatnya,
𝑅[𝑥] adalah 𝑈𝐹𝐷.

Corrollary 16.2.11 Misalkan 𝑅 adalah 𝑈𝐹𝐷. Ring polinomial 𝑅[𝑥1 , … , 𝑥𝑛 ]


adalah 𝑈𝐹𝐷.

Kita tahu bahwa ring polynomial 𝐹[𝑥, 𝑦] adalah daerah faktorisasi tunggal.
Namun, 𝐹[𝑥, 𝑦] bukan daerah Euclid. Ini dapat diuji dengan menunjukkan bahwa
𝐹[𝑥, 𝑦] bukan ideal utama ring. Kita minta pembaca untuk menunjukkan pada
latihan bahwa ideal〈𝑥, 𝑦〉 pada 𝐹[𝑥, 𝑦] bukan ideal utama.

Seperti yang ditunjukkan pada Contoh 16.1.11, 𝑍[𝑖√5] bukan 𝑈𝐹𝐷. Jadi,
meskipun ring polinomial 𝐹[𝑥] adalah daerah faktorisasi tunggal, suatu ring dengan
bentuk 𝐹[𝑐] belum tentu satu. Jadi, image homomorfis dari daerah faktorisasi
tunggal tidak harus menjadi daerah faktorisasi tunggal.

16.2.1 Worked-Out Exercises

Exercise 1 Misalkan 𝑓(𝑥) adalah polinomial taknol pada 𝑍[𝑥]. Tunjukkan


bahwa 𝑓(𝑥) dapat dinyatakan sebagai hasil kali dua polinomial 𝑔(𝑥)dan ℎ(𝑥)
pada 𝑄[𝑥] dengan deg 𝑔(𝑥) < deg 𝑓(𝑥) dan deg ℎ(𝑥) < deg 𝑓(𝑥) jika dan hanya
jika ada 𝑔1 (𝑥), ℎ1 (𝑥) ∈ 𝑍[𝑥] sedemikian hingga deg 𝑔(𝑥) = deg 𝑔1 (𝑥),

deg ℎ(𝑥) = deg ℎ1 (𝑥) , dan 𝑓(𝑥) = 𝑔1 (𝑥)ℎ1 (𝑥).

Solusi: Andaikan ada 𝑔(𝑥)dan ℎ(𝑥) pada 𝑄[𝑥] dengan deg 𝑔(𝑥) <
deg 𝑓(𝑥) , deg ℎ(𝑥) < deg 𝑓(𝑥), dan 𝑓(𝑥) = 𝑔(𝑥)ℎ(𝑥). Ada elemen taknol
𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 ∈ 𝑍 dan polinomial primitive 𝑔2 (𝑥), ℎ2 (𝑥) ∈ 𝑍[𝑥] sedemikian hingga
𝑔(𝑥) = 𝑎𝑏 −1 𝑔2 (𝑥) dan ℎ(𝑥) = 𝑐𝑑−1 ℎ2 (𝑥) berdasarkan Lemma 16.2.6.
Karenanya, 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑏 −1 𝑐𝑑−1 𝑔2 (𝑥) ℎ2 (𝑥). Hal ini mengimplikasikan bahwa
𝑏𝑑𝑓(𝑥) = 𝑎𝑐𝑔2 (𝑥) ℎ2 (𝑥). Misalkan 𝑑1 adalah konten dari 𝑓(𝑥). Maka dapat kita
tuliskan 𝑓(𝑥) = 𝑑1 𝑓1 (𝑥), dimana 𝑓1 (𝑥) adalah polinomial primitive pada 𝑍[𝑥].
Karena itu, 𝑏𝑑𝑑1 𝑓1 (𝑥) = 𝑎𝑐𝑔2 (𝑥)ℎ2 (𝑥). Sekarang 𝑔2 (𝑥)ℎ2 (𝑥) juga merupakan
polinomial primitive. Maka 𝑏𝑑𝑑1 = 𝑢𝑎𝑐 untuk sebarang unit 𝑢 ∈ 𝑍. Hal ini
mengimplikasikan 𝑏𝑑𝑑1 = 𝑎𝑐 atau 𝑏𝑑𝑑1 = −𝑎𝑐. Akibatnya, 𝑓1 (𝑥) = 𝑔2 (𝑥)ℎ2 (𝑥)
atau 𝑓1 (𝑥) = −𝑔2 (𝑥)ℎ2 (𝑥). Misalkan 𝑔1 (𝑥) = 𝑑1 𝑔2 (𝑥). Sekarang 𝑓(𝑥) =
𝑑1 𝑓1 (𝑥) = 𝑑1 𝑔2 (𝑥)ℎ2 (𝑥) = 𝑔1 (𝑥)ℎ1 (𝑥), dimana ℎ1 (𝑥) = ℎ2 (𝑥) atau 𝑓(𝑥) =
𝑑1 𝑓1 (𝑥) = −𝑑1 𝑔2 (𝑥)ℎ2 (𝑥) = 𝑔1 (𝑥)ℎ1 (𝑥), dimana ℎ1 (𝑥) = −ℎ2 (𝑥). Juga, dari
bentuk tersebut, didapatkan deg 𝑔2 (𝑥) = deg 𝑔1 (𝑥) = deg 𝑔(𝑥) < deg 𝑓(𝑥) dan
deg ℎ2 (𝑥) = deg ℎ1 (𝑥) = deg ℎ(𝑥) < deg 𝑓(𝑥). Konversnya juga trivial.

Exercise 2 Tunjukkan bahwa 𝑍[𝑥] adalah 𝑈𝐹𝐷, tapi bukan 𝑃𝐼𝐷.

Solusi: Karena 𝑍 adalah 𝑈𝐹𝐷, 𝑍[𝑥] adalah 𝑈𝐹𝐷 berdasarkan Teorema 16.2.10.
(Berdasarkan Corollary 15.1.11, 𝑍[𝑥] bukan 𝑃𝐼𝐷. Namun, kita kan menunjukkan
bahwa 𝑍[𝑥] bukan 𝑃𝐼𝐷 dengan menunjukkan bahwa ideal pada 𝑍[𝑥], bukanlah
utama.)

Berdasarkan

𝐼 = 〈𝑥〉 + 〈𝑛〉,

dimana 𝑛 ∈ 𝑍, 𝑛 ∉ {0,1, −1}. Kita anggap bahwa 𝑖 bukan ideal utama. Andaikan
𝐼 = 〈𝑓〈𝑥〉〉, dimana 𝑓〈𝑥〉 ∈ 𝑍[𝑥]. Maka 〈𝑛〉 ⊆ 〈𝑓〈𝑥〉〉. Karena itu, 𝑛 = 𝑓(𝑥)𝑔(𝑥)
untuk sebarang 𝑔(𝑥) ∈ 𝑍. Karena deg 𝑛 = 0, deg 𝑓(𝑥) = 0 dan karenanya 𝑓(𝑥) ∈
𝑍. Misalkan 𝑓(𝑥) = 𝑎 ∈ 𝑍. Sekarang 〈𝑛〉 ⊆ 〈𝑎〉. Maka 𝑥 = 𝑎ℎ(𝑥) untuk sebarang
ℎ(𝑥) ∈ 𝑍[𝑥]. Berdasarkan argument degree, deg ℎ(𝑥) = 1. Misalkan ℎ(𝑥) = 𝑎0 +
𝑎1 𝑥, dimana 𝑎0 , 𝑎1 ∈ 𝑍, 𝑎1 ≠ 0. Maka 𝑥 = 𝑎(𝑎0 + 𝑎1 𝑥). Akibatnya, 1 = 𝑎𝑎1 ∈
〈𝑎〉 = 𝐼 = 〈𝑥〉 + 〈𝑛〉. Jadi, 1 = 𝑥𝑠(𝑥) + 𝑛𝑡(𝑥) untuk sebarang 𝑠(𝑥), 𝑡(𝑥) ∈ 𝑍[𝑥].
Misalkan 𝑡(𝑥) = 𝑡0 + 𝑡1 𝑥+. . . +𝑡𝑟 𝑥 𝑟 . Maka dengan membandingkan koefisien
pada 1 = 𝑥𝑠(𝑥) + 𝑛𝑡(𝑥), kita dapatkan 1 = 𝑛𝑡0 . Karena itu, 𝑛 membagi 1, hal ini
kontradiksi. Karena itu, 𝐼 bukan ideal utama.

16.3 Irreducibility of Polynomial

Pada bagian sebelumnya, kita telah membuktikan bahwa sebarang


polinomial dengan derajat ≥ 1 yang merupakan 𝑈𝐹𝐷 dapat dinyatakan sebagai
hasil kali polinomial irreducible. Sehingga, polinomial irreducible memegang
peran penting dalam ring polynomial. Tapi tidak mudah untuk menentukan jika
polinomial itu irreducible merupakan 𝑈𝐹𝐷. Pada bagian ini, kita akan menentukan
beberapa kriteria untuk polinomial yang irreducible. Pertama kita catat bahwa
sebarang polinomial berderajat 1 yang merupakan lapangan 𝐹 selalu irreducible.
Jika 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 + 𝑏 ∈ 𝐹[𝑥] dengan 𝑎 ≠ 0, maka 𝑥 = −𝑎−1 𝑏 adalah akar dari 𝑓(𝑥)
pada 𝐹. Pada hubungan ini, ayo kita tunjukkan bahwa polinomial linear yang
merupakan 𝑈𝐹𝐷 𝐷 belum tentu irreducible pada 𝐷[𝑥]. Contohnya 2𝑥 + 4 = 2(𝑥 +
2) tidak irreducible pada 𝑍[𝑥]. Sekarang dengan meninjau polinomial berderajat 2
dan 3. Untuk polinomial ini, kita dapat menggunakan tes di bawah ini untuk
menguji irreducibility. Misalkan 𝐹 menotasikan lapangan.

Teorema 16.3.1 Misalkan 𝑓(𝑥) ∈ 𝐹[𝑥] adalah polinomial berderajat 2 atau


3. Maka 𝑓(𝑥) irreducible pada 𝐹 jika dan hanya jika 𝑓(𝑥) tidak memiliki akar
pada 𝐹.

Bukti. Andaikan deg 𝑓(𝑥) = 3 dan 𝑓(𝑥) irreducible. Jika 𝑓(𝑥) memiliki
akar pada 𝐹, sebut 𝑎, maka 𝑥 − 𝑎 membagi 𝑓(𝑥) pada 𝐹[𝑥] dan juga 𝑓(𝑥)
reducible pada 𝐹. Konversnya, andaikan 𝑓(𝑥) tidak memiliki akar pada 𝐹.
Andaikan 𝑓(𝑥) reducible. Maka 𝑓(𝑥) = 𝑔(𝑥)ℎ(𝑥) untuk sebarang 𝑔(𝑥), ℎ(𝑥) ∈
𝐹[𝑥], deg 𝑔(𝑥) ≥ 1 dan deg ℎ(𝑥) ≥ 1. Sekarang deg(𝑔(𝑥)ℎ(𝑥)) = 3. Karena
itu, deg 𝑔(𝑥) = 1 dan deg ℎ(𝑥) = 2 atau deg 𝑔(𝑥) = 2 dan deg ℎ(𝑥) = 1. Lebih
spesifiknya, misalkan deg 𝑔(𝑥) = 1 dan deg ℎ(𝑥) = 2. Maka 𝑔(𝑥) = 𝑎𝑥 + 𝑏
untuk sebarang 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐹, 𝑎 ≠ 0. Sekarang−𝑎−1 𝑏 ∈ 𝐹 dan 𝑔(−𝑎−1 𝑏) = 0. Jadi,
−𝑎−1 𝑏 adalah akar dari 𝑔(𝑥) dan akibatnya −𝑎−1 𝑏 adalah akar dari 𝑓(𝑥) pada 𝐹.
Karena itu, 𝑓(𝑥) irreducible pada 𝐹. Argumen yang sama dapat digunakan untuk
kasus deg 𝑓(𝑥) = 2.

Contoh 16.3.2

(i) Misalkan 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + 𝑥 + [1] ∈ 𝑍2 [𝑥]. Dimana

𝑓([0]) = [0]2 + [0] + [1] ≠ [0],

𝑓([1]) = [1]2 + [1] + [1] = [1] ≠ [0]

Karena itu, 𝑓(𝑥) tidak memiliki akar pada 𝑍2 . Jadi, berdasarkan Teorema
16.3.1, 𝑓(𝑥) irreducible pada 𝑍2 .

(ii) Misalkan 𝑔(𝑥) = 𝑥 3 + [2]𝑥 + [1] ∈ 𝑍2 [𝑥]. Dimana

𝑔([0]) = [0]3 + [2][0] + [1] ≠ [0],

𝑔([1]) = [1]3 + [2][1] + [1] = [4] = [1] ≠ [0],

Dan

𝑔([2]) = [2]3 + [2][2] + [1] = [13] = [1] ≠ [0],

Karena itu, 𝑔(𝑥) tidak memiliki akar pada 𝑍3 . Jadi, berdasarkan Teorema 16.3.1,
𝑔(𝑥) irreducible pada 𝑍3 .

Daripada mempertimbangkan polinomial pada sebarang lapangan, mari kita


perhatikan polinomial pada lapangan 𝑄 dari semua bilangan rasional. Berdasarkan
Lemma 16.2.8, polinomial non konstan primitive 𝑓(𝑥) ∈ 𝑍[𝑥] irreducible pada
𝑄[𝑥] jika dan hanya jika 𝑓(𝑥) irreducible pada 𝑍[𝑥]. Ini tidak sulit untuk
menentukan apakah polynomial itu primitive atau tidak. Untuk menentukan 𝑓(𝑥)
irreducible atau tidak, kadang kita lihat dari polinomial yang berkorespondensi
pada 𝑍𝑝 [𝑥] untuk sebarang 𝑝 prima.

Teorema 16.3.3 Misalkan 𝑓(𝑥) = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥+. . . +𝑎𝑛 𝑥 𝑛 ∈ 𝑍[𝑥] berderajat


𝑛 > 1. Jika ada suatu 𝑝 prima sedemikian hingga 𝑓 (̅ 𝑥) = [𝑎0 ] +
[𝑎1 ]𝑥+. . . +[𝑎𝑛 ]𝑥 𝑛 irreducible pada 𝑍𝑝 [𝑥] dan deg 𝑓(𝑥) = deg 𝑓 (̅ 𝑥), maka 𝑓(𝑥)
irreducible pada 𝑄[𝑥].

Bukti. Andaikan 𝑓(𝑥) memenuhi kondisi yang diberikan pada teorema


untuk suatu 𝑝 prima. Andaikan 𝑓(𝑥) reducible pada 𝑄[𝑥]. Maka ada polinomial
𝑔(𝑥) = 𝑏0 + 𝑏1 𝑥+. . . +𝑏𝑚 𝑥 𝑚 dan ℎ(𝑥) = 𝑐0 + 𝑐1 𝑥+. . . +𝑐𝑘 𝑥 𝑘 pada 𝑍[𝑥], 0 <
𝑚 < 𝑛, 0 < 𝑘 < 𝑛 sedemikian hingga 𝑓(𝑥) = 𝑔(𝑥)ℎ(𝑥) berdasarkan Worked-out
Exercise 1. Jadi [𝑎0 ] + [𝑎1 ]𝑥+. . . +[𝑎𝑛 ]𝑥 𝑛 = ([𝑏0 ] + [𝑏1 ]𝑥+. . . +[𝑏𝑚 ]𝑥 𝑚 )
([𝑐0 ] + [𝑐1 ]𝑥+. . . +[𝑐𝑘 ]𝑥 𝑘 ). Karena itu deg 𝑓(̅ 𝑥) = deg 𝑓(𝑥) = 𝑛 = 𝑘 + 𝑚, hal
ini mengakibatkan [𝑏𝑚 ][𝑐𝑘 ] ≠ 0 pada 𝑍𝑝 . Karena itu, [𝑏𝑚 ] ≠ 0 dan[𝑐𝑘 ] ≠ 0 .
Akibatnya, 𝑔̅ (𝑥)dan ℎ̅(𝑥) bukan polinomial konstan pada 𝑍𝑝 [𝑥]. Karena unit dari
𝑍𝑝 [𝑥] adalah elemen tak nol pada 𝑍𝑝 , berarti 𝑔̅ (𝑥)dan ℎ̅(𝑥) bukan unit. Karena
itu, 𝑓 (̅ 𝑥) tidak irreducible pada 𝑍𝑝 [𝑥], kontradiksi. Akibatnya, 𝑓(𝑥) irreducible
pada 𝑄[𝑥].

5 1
Contoh 16.3.4 Berdasarkan polinomial 𝑓(𝑥) = 7 𝑥 3 − 2 𝑥 + 1 pada 𝑄[𝑥].

Maka 14𝑓(𝑥) = 10𝑥 3 − 7𝑥 + 14. Misalkan 𝑓1 (𝑥) = 10𝑥 3 − 7𝑥 + 14. Maka


pada 𝑍3 [𝑥], 𝑓̅1 (𝑥) = [10]𝑥 3 − [7]𝑥 + [14] = 𝑥 3 − 𝑥 + [2]. Karena 𝑓̅1 ([0]) =
[2], 𝑓̅1 ([1]) = [2], 𝑓̅1 ([2]) = [2]3 − [2] + [2] = [2], mengakibatkan 𝑓̅1 (𝑥)tidak
memiliki akar pada 𝑍3 [𝑥]. Hasilnya 14𝑓(𝑥) irreducible pada 𝑄[𝑥].

Misalkan 𝑓(𝑥) ∈ 𝑄[𝑥] dan deg 𝑓(𝑥) ≥ 2. Jika 𝑓(𝑥) memiliki akar pada 𝑄, maka
𝑓(𝑥) reducible. Teorema berikut ini akan membantu kita untuk melihat apakah
polinomial 𝑓(𝑥) ∈ 𝑄[𝑥] memiliki akar pada 𝑄.

Teorema 16.3.5 Misalkan 𝑓(𝑥) = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥+. . . +𝑎𝑛 𝑥 𝑛 ∈ 𝑍[𝑥] berderajat 𝑛


𝑢
dan 𝑎0 ≠ 0. Misalkan 𝑣 ∈ 𝑄 adalah akar dari 𝑓(𝑥), dimana 𝑢 dan 𝑣 relative prima.

Maka 𝑢|𝑎0 dan 𝑣|𝑎𝑛 .


𝑢
Bukti. Karena 𝑣 adalah akar dari 𝑓(𝑥),

𝑢 𝑢 𝑢 𝑛
0 = 𝑓 ( ) = 𝑎0 + 𝑎1 +. . . +𝑎𝑛 ( )
𝑣 𝑣 𝑣

Jadi,
0 = 𝑎0 𝑣 𝑛 + 𝑎1 𝑢𝑣 𝑛−1 +. . . +𝑎𝑛−1 𝑢𝑛−1 𝑣 + 𝑎𝑛 𝑢𝑛 .

Karena itu,

𝑣(𝑎0 𝑣 𝑛−1 + 𝑎1 𝑢𝑣 𝑛−2 +. . . +𝑎𝑛−1 𝑢𝑛−1 ) = −𝑎𝑛 𝑢𝑛 .

Ini mengakibatkan 𝑣|𝑎𝑛 𝑢𝑛 . Karena 𝑢 dan 𝑣 relative prima, 𝑣|𝑎𝑛 . Dengan cara
yang sama didapatkan 𝑢|𝑎𝑛 .
𝑢
Contoh 16.3.6 Misalkan 𝑓(𝑥) = 2𝑥 3 − 7𝑥 + 1 dan 𝑣 ∈ 𝑄 adalah akar dari

𝑓(𝑥) dengan fpb(𝑢, 𝑣) = 1. Maka 𝑢|1 dan 𝑣|2. Karena itu , 𝑢 = ±1 dan 𝑣 =
𝑢 1
±1, ±2. Ini mengakibatkan 𝑣 = ±1, ± 2. Sekarang 𝑓(1) ≠ 0, 𝑓(−1) ≠ 0,
1 1 7 1 1 7
𝑓 (2) = 4 − 2 + 1 ≠ 0, dan 𝑓 (− 2) = − 4 + 2 + 1 ≠ 0. Jadi kita temukan bahwa

𝑓(𝑥) tidak memiliki akar pada 𝑄. Jadi, berdasarkan Teorema 16.3.1, 𝑓(𝑥)
irreducible pada 𝑄[𝑥]. Karena 𝑓(𝑥) primitive, 𝑓(𝑥) juga irreducible pada 𝑍[𝑥].

Sekarang mari kita memberikan kriteria untuk irreducibility. Kriteria yang


terkenal atau sering digunakan adalah kriteria irreducibility Eisenstein
(Eisenstein’s irreducibility criterion).

Teorema 16.3.7 Misal 𝐷 merupakan UFD dan 𝑄(𝐷) merupakan lapangan


hasil bagi. Misal:

𝑓(𝑥) = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛

adalah polinomial tidak konstan dalam 𝐷[𝑥]. Misalkan bahwa 𝐷 mengandung


sebuah 𝑝 prima sehingga

(i) 𝑝|𝑎𝑖 , 𝑖 = 0,1, … , 𝑛 − 1


(ii) 𝑝||𝑎𝑛 , dan
(iii) 𝑝2 ||𝑎0.

Maka 𝑓(𝑥) adalah irreducible di 𝑄(𝐷)[𝑥].


Bukti.

Kasus 1

𝑓(𝑥) adalah polinomial primitif dalam 𝐷[𝑥]. Dibawah ini diasumsikan, jika kita
bisa memperlihatkan bahwa 𝑓(𝑥)adalah irreducible dalam 𝐷[𝑥], maka dari
Lemma 16.2.8, hal itu akan memperlihatkan bahwa 𝑓(𝑥) adalah irreducible dalam
𝑄(𝐷)[𝑥]. Misalkan bahwa 𝑓(𝑥) tidak irreducible dalam 𝐷[𝑥]. Maka ada
polinomial-polinomial

𝑔(𝑥) = 𝑏0 + 𝑏1 𝑥 + ⋯ + 𝑏𝑡 𝑥 𝑡

ℎ(𝑥) = 𝑐0 + 𝑐1 𝑥 + ⋯ + 𝑏𝑡 𝑥 𝑡

dalam 𝐷[𝑥] sehingga 𝑓(𝑥) = 𝑔(𝑥)ℎ(𝑥) dan 𝑔(𝑥) dan ℎ(𝑥) bukan unit dalam
𝐷[𝑥]. Sekarang 𝑛 = 𝑡 + 𝑘. jika 𝑡 = 0, maka 𝑔(𝑥) = 𝑏0 , bukan elemen unit pada
𝐷. Kemudian, 𝑔(𝑥) = 𝑏0 ℎ(𝑥), mengimplikasikan bahwa 𝑓(𝑥) adalah tidak
primitif. Oleh karena itu, 𝑡 ≠ 0. Sama halnya, k≠ 0. Tetapi 0 < 𝑡 < 𝑛 dan 0 <
𝑘 < 𝑛. Sekarang dari 𝑓(𝑥) = 𝑔(𝑥)ℎ(𝑥), kita akan menemukan bahwa 𝑎0 = 𝑏0 𝑐0 .
Karena p adalah prima sehingga 𝑝|𝑎0 dan 𝑝2 ||𝑎0, hal itu mengikuti bahwa p
membagi salah satu dari 𝑏0 , 𝑐0 tetapi tidak keduanya. Misal 𝑝|𝑎0 dan 𝑝||𝑐0 .
Karena 𝑝||𝑎𝑛 dan 𝑎𝑛 = 𝑏𝑡 𝑐𝑡 , 𝑝||𝑏𝑡 dan 𝑝||𝑐𝑘 , kemudian 𝑝|𝑏0 dan 𝑝||𝑏𝑡 . Misal m
adalah bilangan bulat positif tekecil sehingga 𝑝||𝑏𝑚 . Kemudian 𝑝|𝑏𝑖 for 0 ≤ 𝑖 <
𝑚 ≤ 𝑡. Mengingat koefisien pada 𝑥 𝑛 dalam 𝑓(𝑥)𝑑𝑎𝑛 𝑔(𝑥)ℎ(𝑥), itu mengikuti,
berarti

𝑎𝑚 = 𝑏0 𝑐𝑚 + 𝑏0 𝑐𝑚−1 + ⋯ + 𝑏𝑚−1 𝑐1 + 𝑏𝑚 𝑐0

Karena 𝑝|𝑏𝑖 , 0 ≤ 𝑖 < 𝑚, kita temukan bahwa 𝑝|(𝑎𝑚 − 𝑏𝑚 𝑐0 ). Karena 𝑚 ≤ 𝑡 <


𝑛, 𝑝|𝑎𝑚 . Tetapi 𝑝|𝑏𝑚 𝑐0 jadi 𝑝|𝑏𝑚 atau 𝑝|𝑐0karena p adalah prima. Hal ini
kontradiksi, oleh karena itu 𝑓(𝑥)adalah irreducible dalam 𝐷[𝑥] dan karena dalam
𝑄(𝐷)[𝑥].

Kasus 2

𝑓(𝑥) adalah bukan polinomial primitif dalam 𝐷[𝑥]. Misal 𝑑 = gcd{𝑎0 , 𝑎1 , … , 𝑎𝑛 }


dalam 𝐷. Kemudian 𝑓(𝑥) = 𝑑𝑓1 (𝑥), dimana𝑓1 (𝑥) adalah sebuah polinomial
promitif dalam 𝐷[𝑥]. Misalkan 𝑓1 (𝑥) = 𝑑0 + 𝑑1 𝑥 + ⋯ + 𝑑𝑛 𝑥 𝑛 . Maka 𝑎𝑖 = 𝑑𝑑𝑖 ,
untuk setiap 𝑖 = 1,2, … , 𝑛. Karena p tidak membagi 𝑎𝑛 , 𝑝 tidak membagi 𝑑. Oleh
karena itu, hal itu mengikuti bahwa 𝑝|𝑑𝑖 , 𝑖 = 0,1, … , 𝑛 − 1, 𝑝 ||𝑑𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑝2 ||𝑑0 .
Kemudian, dari kasus 1, 𝑓1 (𝑥) adalah irreducible dalam 𝑄(𝐷)[𝑥].

Corollary 16.3.8 Misal 𝐷 merupakan UFD dan 𝑓1 (𝑥) = 𝑎0 + 𝑎𝑥 + ⋯ +


𝑎𝑛 𝑥 𝑛 merupakan polinomial primitif tidak konstan dalam 𝐷[𝑥]. Buktikan bahwa
𝐷 mengandung prima 𝑝 sehingga

(i) 𝑝|𝑎𝑖 , 𝑖 = 0,1, … , 𝑛 − 1


(ii) 𝑝||𝑎𝑛 , dan
(iii) 𝑝2 ||𝑎0.
Maka 𝑓(𝑥) irreducible di 𝐷[𝑥]

Corollary 16.3.9 Misalkan 𝑓1 (𝑥) = 𝑎0 + 𝑎𝑥 + ⋯ + 𝑎𝑛 𝑥 𝑛 merupakan


polinomial primitif tidak konstan dalam 𝑍[𝑥]. Jika ada 𝑝 prima sehingga

(i) 𝑝|𝑎𝑖 , 𝑖 = 0,1, … , 𝑛 − 1


(ii) 𝑝||𝑎𝑛 , dan
(iii) 𝑝2 ||𝑎0.

Maka 𝑓(𝑥) adalah irreducible pada 𝑄[𝑥].

Corollary 16.3.10 Polinomial Cyclotimic

𝑥𝑝 − 1
𝜙𝑝 (𝑥) = 1 + 𝑥 + ⋯ + 𝑥 𝑝−1 =
𝑥−1

adalah irreducible dalam 𝑧[𝑥], dimana 𝑝 adalah prima.

Bukti. Karena isi pada 𝜙𝑝 (𝑥) adalah 1, kita temukan bahwa 𝜙𝑝 (𝑥) adalah
polinomial primitif. Buktikan 𝜙𝑝 (𝑥) adalah tidak irreducible dalam 𝑍[𝑥].
Kemudian ada faktornontrivial ℎ(𝑥) dan 𝑔(𝑥) pada 𝜙𝑝 (𝑥) sehingga 𝜙𝑝 (𝑥) =
ℎ(𝑥) 𝑔(𝑥). Hal itu mengimplikasikan bahwa 𝜙𝑝 (𝑥 + 1) = ℎ(𝑥 + 1) 𝑔(𝑥 + 1)
adalah faktorisasi nontrivial pada 𝜙𝑝 (𝑥 + 1). Namun,
(𝑥+1)𝑝 −1
𝜙𝑝 (𝑥 + 1) = (𝑥+1)−1

𝑝
𝑥 𝑝 +𝑝𝑥 𝑝−1 +⋯+( )𝑥 𝑖 +⋯+𝑝𝑥 𝑝
𝑖
= = 𝑝 + ⋯ + ( ) 𝑥 𝑖 + ⋯ + 𝑝𝑥 𝑝−2 + 𝑥 𝑝−1
𝑥 𝑖

jelas bahwa terirreducible dari Eisenstein’s criterion. Karena 𝜙𝑝 (𝑥) adalah


irreducible dalam 𝑍[𝑥].

16.3.1 Worked-Out Exercise

Exercise 1 Buktikan bahwa 𝑓(𝑥) = 𝑥 3 + [2]𝑥 + [4] adalah irreducible dalam


𝑍5 [𝑥].

Solusi: 𝑓([0]) = [4], 𝑓([1]) = [7] = [2], 𝑓([2]) = [3] + [4] + [4] =
[1], 𝑓([3]) = [2] + [1] + [4] = [2], 𝑓([4]) = [4] + [3] + [4] = [1]. Karena
𝑓(𝑥) tidak memiliki akar dalam 𝑍5 . Kemudian, dari Teorema 16.3.1, 𝑓(𝑥) adalah
irreducible dalam 𝑍5 [𝑥].

Exercise 2 Misal 𝑓(𝑥) = 𝑥 6 + 𝑥 3 + 1 ∈ 𝑍[𝑥]. Buktikan bahwa 𝑓(𝑥) adalah


irreducible pada 𝑄.

Solusi: 𝑓(𝑥 + 1) = 𝑥 6 + 6𝑥 5 + 15𝑥 4 + 21𝑥 3 + 18𝑥 2 + 9𝑥 + 3. Misal 𝑝 = 3.


Maka dari Eistenstein’s criterion, 𝑓(𝑥 + 1) adalah irreducible pada Q. Karena,
𝑓(𝑥) adalah irreducible pada 𝑄.

Exercise 3

Buktikan bahwa 𝑓(𝑥) = 𝑥 4 − 5𝑥 2 + 𝑥 + 1 irreducible di 𝑍[𝑥].

Solusi: Pertama kita buktikan bahwa 𝑓(𝑥) irreducible dalam 𝑄[𝑥]. Jika
𝑎
𝑓(𝑥)memiliki faktor linier, maka 𝑓(𝑥)memiliki akar 𝑄. Misalkan 𝑏(a,b adalah

relatif prima) akar dari 𝑓(𝑥)dalam 𝑄[𝑥]. Maka 𝑏|1 dan 𝑎|1 dari Teorema 16.3.5.
𝑎
karena 𝑏 = 1 atau -1. Tapi 𝑓(1) = 1 − 5 + 1 + 1 = −2 ≠ 0 dan 𝑓(−1) = 1 −

5 − 1 + 1 = −4 ≠ 0. Oleh karena itu 𝑓(𝑥) tidak memiliki faktor linier dalam


𝑄[𝑥]. Misalkan 𝑓(𝑥) = (𝑥 2 + 𝑎𝑥 + 𝑏)(𝑥 2 + 𝑐𝑥 + 𝑑)dalam 𝑍[𝑥]. Menyamakan
koefisien dari pangkat 𝑥, temukan bahwa

𝑐 + 𝑎 = 0, 𝑑 + 𝑏 + 𝑎𝑐 = −5, 𝑎𝑑 + 𝑏𝑐 = 1, 𝑏𝑑 = 1
Sekarang 𝑏𝑑 = 1 mengimplikasikan bahwa antara 𝑏 = 𝑑 = 1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑏 = 𝑑 = −1.
Buktikan bahwa𝑏 = 𝑑 = 1 maka 𝑎 + 𝑐 = −1 𝑑𝑎𝑛 𝑎 + 𝑐 = 0, 𝑎 kontradiksi.
Karena kita menemukan bahwa tidak ada bilangan bulat 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑 sehingga
𝑓(𝑥) = (𝑥 2 + 𝑎𝑥 + 𝑏)(𝑥 2 + 𝑐𝑥 + 𝑑). Hal ini juga mengimplikasikan bahwa 𝑓(𝑥)
tidak dapat difaktorkan sebagai perkalian dari polinomial dua kuadrat dalam 𝑄[𝑥].
(lihat pada latihan 1). Kemudian 𝑓(𝑥) adalah irreducible di 𝑄[𝑥]. Karena dari
Lemma 16.2.8, 𝑓(𝑥) adalah irreducible di 𝑍[𝑥].

Exercise 4 Buktikan bahwa 𝑓(𝑥) = 𝑥 5 + 15𝑥 3 + 10𝑥 + 5 adalah irreducible


di 𝑍[𝑥].

Solusi: Konten dari 𝑓(𝑥) adalah 1. Oleh karena itu, 𝑓(𝑥) adalah polinom primitif.
Sekarang 5 adalah bilangan prima dan 5|5, 5|10, 5|0, 5|15, 5||1, 52 ||5. Karena dari
Corollary 16.3.8, 𝑓(𝑥) irreducible di 𝑍[𝑥].

Exercise 5 Berikan contoh pada polinom primitif yang tidak memiliki akar di
𝑄, tapi reducible pada 𝑍.

Solusi: Misal 𝑓(𝑥) = 𝑥 4 + 2𝑥 2 + 1. Ini adalah polinom primitif di 𝑍[𝑥]. Jika


𝑎
mungkin, misalkan 𝑏 memiliki akar pada 𝑓(𝑥), dimana 𝑎 ≠ 0, 𝑏 ≠ 0 dan
𝑎
gcd(𝑎, 𝑏)=1. Maka a|1 dan b|1 dari Teorema 16.3.5. Karena 𝑏 = ±1. 𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑓(1) ≠

0𝑑𝑎𝑛 𝑓(−1) ≠ 0. Oleh karena itu, 𝑓(𝑥) tidak memiliki akar di 𝑄. Karena 𝑓(𝑥) =
(𝑥 2 + 1)(𝑥 2 + 1), 𝑓(𝑥) irreducible di 𝑍[𝑥].

Exercise 6 Buktikan bahwa 𝑥 2 + 𝑥 + [1] adalah polinom irreducible


berderajat 2 pada 𝑍2 .

Solusi: Polinomial berderajat 2 pada 𝑍2 adalah rumus dari 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 +


𝑐, dimana 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑍2 = {[0], [1]}. Sekarang 𝑎 ≠ [0]. Oleh karena itu, 𝑎 = [1].
Kemudian 𝑥 2 , 𝑥 2 + 𝑥, 𝑥 2 + [1], dan 𝑥 2 + 𝑥 + [1] adalah polinomial berderajat 2
pada 𝑍2 . 𝑥 2 = 𝑥𝑥, 𝑥 2 + 𝑥 = 𝑥(𝑥 + [1]), dan 𝑥 2 + [1] = (𝑥 + [1])(𝑥 + [1])
buktikan bahwa 𝑥 2 , 𝑥 2 + 𝑥, dan 𝑥 2 + [1] adalah reducible. Misal 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 +
𝑥 + [1]. Maka 𝑓([0]) = [1] ≠ 0 dan 𝑓([1]) = [3] = [1] ≠ 0. Oleh karena itu,
𝑓(𝑥) tidak memiliki akar di 𝑍2 . Kemudian, 𝑥 2 + 𝑥 + [1] adalah irreducible pada
𝑍2 .
Daftar Pustaka

Malik, D. S., Mordeson, John N., Sen, M. K. 1997. Fundamentals of Abstract


Algebra. Now York: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Gallian, Joseph A. 2017.Contemporary Abstract Algebra Ninth Edition. Boston:


Cengage Learnig.

Anda mungkin juga menyukai