Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN

DEPARTEMEN MATERNITAS
ANTENATAL CARE (ANC)
Disusun untuk memenuhi tugas Profesi Keperawatan
di Puskesmas Singosari

Oleh :
Fitri Octavia Hadi Putri
115070201111015
Kelompok 2 Reguler

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

1. DEFINISI
Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.

Pelayanan antenatal atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah


pelayanan yang di berikan oleh tenaga profesional yaitu dokter spesialisasi
bidan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan, untuk itu selama
masa kehamilannya ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau
dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan asuhan antenatal.
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008).
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan
atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal
Care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi
ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis
kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin,
2005).
2. TUJUAN ANTENATAL CARE (ANC)
Tujuan umum adalah : untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh
pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan
dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.
Tujuan khusus adalah :
1) Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas,
termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan
pemberian ASI.
2) Menghilangkan missed opportunity pada ibu hamil dalam mendapatkan
pelayanan antenatal terpadu, komprehensif, dan berkualitas.
3) Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hamil.
4) Melakukan intervensi terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil
sedini mungkin.
5) Melakukan rujukan kasus ke fasiltas pelayanan kesehatan sesuai dengan
sistem rujukan yang ada

3. ADAPTASI KEHAMILAN
4. INDIKATOR PELAYANAN
1. Kunjungan pertama (K1)
K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan
komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini
mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum minggu ke 8.
Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada perawatan antenatal adalah
sebagai berikut:
1) Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan.
2) Mengenali dan menangani penyulit - penyulit yang mungkin dijumpai
dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
3) Mengenali dan mengobati penyakit - penyakit yang mungkin diderita
sedini mungkin.
4) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
5) Memberikan nasehat - nasehat tentang cara hidup sehari hari dan
keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Pada kunjungan pertama adalah kesempatan untuk mengenali faktor
risiko ibu dan janin. Ibu diberitahu tentang kehamilannya, perencanaan
tempat persalinan, juga perawatan bayi dan menyusui. Informasi yang
diberikan sebagai berikut :
1) Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.
2) Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena
selama kehamilan terjadi peningkatan secret vagina.
3) Pemilihan makan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi.
4) Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga kesehatan.
Wanita perokok atau peminum harus menghentikan kebiasaannya.
2. Kunjungan ke-2 (K2)
Pada periode ini pemeriksaan dilakukan minimal 1 kali. Hendrawan
(2008) menuturkan mengingat manifestasi klinik kasus kegawatdaruratan
obstetric yang berbeda - beda dalam rentang yang cukup luas, maka perlu
dilakukan kunjungan ANC yang teratur. Pada trimester II, ibu hamil diajurkan
periksa kehamilan 1 bulan sekali sampai umur kehamilan 28 minggu. Adapun
tujuan pemeriksaan kehamilan di trimester II menurut Saifuddin (2002) ialah
sebagai berikut:
1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
2) Penapisan preeklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan.

3) Mengulang perencanaan persalinan.


3. Kunjungan ke-4 (K4)
K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan
terpadu dan komprehensif sesuai standar. Kontak 4 kali dilakukan sebagai
berikut: sekali pada trimester I (kehamilan hingga 12 minggu) dan trimester
ke-2 (>12 - 24 minggu), minimal 2 kali kontak pada trimester ke-3 dilakukan
setelah minggu ke 24 sampai dengan minggu ke 36. Kunjungan antenatal
bisa lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan dan jika ada keluhan, penyakit atau
gangguan kehamilan. Kunjungan ini termasuk dalam K4.
4. Penanganan Komplikasi (PK)
PK adalah penanganan komplikasi kebidanan, penyakit menular maupun
tidak menular serta masalah gizi yang terjadi pada waktu hamil, bersalin dan
nifas. Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
kompetensi.AGB) dan kurang energi kronis (KEK).
4. KONSEP PELAYANAN ANC
a. Timbang berat badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Kenaikan berat
badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua
Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan
atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan
pertumbuhan janin.
b. Ukur lingkar lengan atas (LiLA).
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu
hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energy kronis disini
maksudnya

ibu hamil yang

mengalami kekurangan gizi dan telah

berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm.
Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah
(BBLR).
c. Ukur tekanan darah.
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah 140/90 mmHg) pada
kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau
tungkai bawah; dan atau proteinuria)
d. Ukur tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan


untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur
kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan,
kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran
menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu.
e. Hitung denyut jantung janin (DJJ)
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali
kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih
f.

dari 160/menit menunjukkan adanya gawat janin.


Tentukan presentasi janin
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan
untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III bagian bawah janin
bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada

kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain.


g. Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat
imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi
TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai dengan status
imunisasi ibu saat ini.
h. Beri tablet tambah darah (tablet besi),
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat
i.

besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama.


Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi:
1) Pemeriksaan golongan darah,
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk
mengetahui

jenis

golongan

darah

ibu

melainkan

juga

untuk

mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan


apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
2)

Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)


Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali
pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini
ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau
tidak selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi

proses tumbuh kembang janin dalam kandungan.


3) Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester
kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk

mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan


4)

salah satu indikator terjadinya preeclampsia pada ibu hamil.


Pemeriksaan kadar gula darah.
Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus dilakukan
pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada
trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada trimester

ketiga (terutama pada akhir trimester ketiga).


5) Pemeriksaan darah Malaria
Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria dilakukan pemeriksaan
darah Malaria dalam rangka skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di
daerah non endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria
6)

apabila ada indikasi.


Pemeriksaan tes Sifilis
Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu
hamil yang diduga Sifilis. Pemeriksaaan Sifilis sebaiknya dilakukan sedini

mungkin pada kehamilan.


7) Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV
dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani
konseling kemudian diberi kesempatan untuk menetapkan sendiri
keputusannya untuk menjalani tes HIV.
8) Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita
Tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi Tuberkulosis tidak
mempengaruhi kesehatan janin. Selain pemeriksaaan tersebut diatas,
apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya di
j.

fasilitas rujukan.
Tatalaksana/penanganan Kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani
sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus
yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.

k. KIE Efektif
KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi:
1) Kesehatan ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara
rutin ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat
yang cukup selama kehamilannya (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak
bekerja berat.
2) Perilaku hidup bersih dan sehat

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama


kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari
dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan
sebelum tidur serta melakukan olah raga ringan.
3) Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama
suami dalam kehamilannya. Suami, keluarga atau masyarakat perlu
menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan dan
calon donor darah. Hal ini penting apabila terjadi komplikasi kehamilan,
persalinan, dan nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
4) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan
menghadapi komplikasi
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik
selama kehamilan, persalinan, dan nifas misalnya perdarahan pada hamil
muda maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir saat nifas,
dsb. Mengenal tanda-tanda bahaya ini penting agar ibu hamil segera
mencari pertolongan ke tenaga kesehtan kesehatan.
5) Asupan gizi seimbang
Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang
cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk
proses tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu
hamil disarankan minum tablet tambah darah secara rutin untuk
mencegah anemia pada kehamilannya.
6) Gejala penyakit menular dan tidak menular
Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit menular
(misalnya penyakit IMS,Tuberkulosis) dan penyakit tidak menular
(misalnya hipertensi) karena dapat mempengaruhi pada kesehatan ibu
dan janinnya.
7) Penawaran untuk melakukan konseling dan testing HIV di daerah tertentu
(risiko tinggi)
Konseling HIV menjadi salah satu komponen standar dari pelayanan
kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil diberikan penjelasan tentang risiko
penularan HIV dari ibu ke janinnya, dan kesempatan untuk menetapkan
sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV atau tidak. Apabila ibu
hamil tersebut HIV positif maka dicegah agar tidak terjadi penularan HIV
dari ibu ke janin, namun sebaliknya apabila ibu hamil tersebut HIV negatif
maka diberikan bimbingan untuk tetap HIV negatif selama kehamilannya,
menyusui dan seterusnya.
8) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya


segera setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh
yang penting untuk kesehatan bayi. Pemberian ASI dilanjutkan sampai
bayi berusia 6 bulan.
9) KB paska persalinan
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB setelah
persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya waktu
merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan keluarga.
10) Imunisasi
Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
untuk mencegah bayi mengalami tetanus neonatorum.
11) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain booster)
Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan, ibu
hamil dianjurkan untuk memberikan stimulasi auditori dan pemenuhan
nutrisi pengungkit otak (brain booster) secara bersamaan pada periode
kehamilan.
5. PATHWAY (terlampir)
6. JENIS PELAYANAN
Pelayanan antenatal terpadu diberikan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Pelayanan antenatal terpadu terdiri dari :
a. Anamnesa
1) Identitas Pasien
Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan dan tingkat
pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-30 tahun.
Pada kehamilan usia remaja, apalagi kehamilan di luar nikah,
kemungkinan ada unsur penolakan psikologis yang tinggi. Usia muda
juga faktor kehamilan risiko tinggi untuk kemungkinan adanya komplikasi
obstetri seperti preeklampsia, ketuban pecah dini, persalinan preterm,
abortus.
2) Keluhan utama
Sadar/tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin periksa
hamil, atau ada keluhan/ masalah lain yang dirasakan.
3) Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang
Ada/tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada amenorea, kapan hari
pertama haid terakhir (HPHT), siklus haid biasanya berapa har Hal ini

penting untuk memperkirakan usia kehamilan dan memperkirakan saat


persalinan. Ditanyakan apakah sudah pernah periksa kehamilan ini
sebelumnya atau belum (jika sudah, berarti ini bukan kunjungan antenatal
pertama, namun tetap penting untuk data dasar inisial pemeriksaan kita).
Apakah ada keluhan / masalah dari sistem orga lain, baik yang
berhubungan dengan perubahan
fisiologis kehamilan maupun tidak.
4) Usia kehamilan
1. Tafsiran Persalinan menurut
Rumus Naegele :
Hari Pertama Haid Terakhir(HPHT)
Hari Bulan Tahun
+7
3
+1
2. Rumus McDonals :
Tinggi fundus (cm) x 2/7 = usia kehamilan dalam bulan\Tinggi fundus
(cm) x 8/7 = usia kehamilan dalam minggu
3. Gerakan janin (Quickening) pada minggu ke 17 19
4. Tinggi fundus uteri (McLennan and Sandberg)
Usia Kehamilan
16 minggu
20 minggu
24 minggu
28 minggu
32 minggu
36 minggu
40 minggu

Tinggi Fundus Uteri


3-4 jari atas symphysis pubis
2-3 jari bawah umbilicus
Sejajar umbilicus
3 jari atas umbilicus
3 jari bawah xiphoid
2 jari bawah xiphoid
2 jari bawah xiphoid

5. USG
6. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin mempengaruhi atau


diperberat oleh kehamilan (penyakit jantung, paru, ginjal, hati,
diabetes mellitus), riwayat alergi makanan/ obat tertentu dan
sebagainya. Ada/tidaknya riwayat operasi umum / lainnya maupun
operasi kandungan (miomektomi, sectio cesarea dan sebagainya).

7. Riwayat penyakit keluarga


Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawaan, dan sebagainya.
8. Riwayat khusus obstetri ginekologi
Adakah riwayat kehamilan/persalinan/abortus sebelumnya(dinyatakan
dengan kode GxPxAx, gravida/para/abortus), berapa jumlah anak
hidup. Ada/ tidaknya masalah masalah pada kehamilan/ persalinan
sebelumnya seperti prematuritas, cacat bawaan, kematian janin,
perdarahan dan sebagainya. Penolong persalinan terdahulu, cara
persalinan, penyembuhan luka persalinan, keadaan bayi saat baru
lahir, berat badan lahir jika masih ingat.
9. Riwayat menarche, siklus haid, ada/tidak nyeri haid atau gangguan
haid lainnya, riwayat penyakit kandungan lainnya.
10. Riwayat kontrasepsi, lama pemakaian, ada masalah/tidak.
11. Riwayat sosial / ekonomi
Pekerjaan, kebiasaan, kehidupan sehari-hari
5) Menanyakan

tanda-tanda

penting

yang

terkait

dengan

masalah

kehamilan dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil:


- Muntah berlebihan
Rasa mual dan muntah bisa muncul pada kehamilan muda terutama
pada pagi hari namun kondisi ini biasanya hilang setelah kehamilan
berumur 3 bulan. Keadaan ini tidak perlu dikhawatirkan, kecuali kalau
memang cukup berat, hingga tidak dapat makan dan berat badan
-

menurun terus.
Pusing
Pusing biasa muncul pada kehamilan muda. Apabila pusing sampai

mengganggu aktivitas sehari-hari maka perlu diwaspadai.


Sakit kepala
Sakit kepala yang hebat yang timbul pada ibu hamil mungkin dapat

membahayakan kesehatan ibu dan janin.


Perdarahan
Perdarahan waktu hamil, walaupun hanya sedikit sudah merupakan

tanda bahaya sehingga ibu hamil harus waspada.


Sakit perut hebat
Nyeri perut yang hebat dapat membahayakan kesehatan ibu dan

janinnya.
Demam
Demam tinggi lebih dari 2 hari atau keluarnya cairan berlebihan dari
liang rahim dan kadang-kadang berbau merupakan salah satu tanda

bahaya pada kehamilan.


Batuk lama
Batuk lama Lebih dari 2 minggu, perlu ada pemeriksaan lanjut. Dapat
dicurigai ibu menderita TBC.

Berdebar-debar
Jantung berdebar-debar pada ibu hamil merupakan salah satu
masalah pada kehamilan yang harus diwaspadai.
Cepat lelah
Dalam dua atau tiga bulan pertama kehamilan, biasanya timbul rasa
lelah, mengantuk yang berlebihan dan pusing, yang biasanya terjadi

pada sore hari. Kemungkinan ibu menderta kurang darah.


Sesak nafas atau sukar bernafas
Pada akhir bulan ke delapan ibu hamil sering merasa sedikit sesak
bila bernafas karena bayi menekan paru-paru ibu. Namun apabila hal

ini terjadi berlebihan maka perlu diwaspadai.


Keputihan yang berbau
Keputihan yang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada

ibu hamil.
Gerakan janin
Gerakan bayi mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir bulan ke
empat. Apabila gerakan janin belum muncul pada usia kehamilan ini,
gerakan yang semakin berkurang atau tidak ada gerakan maka ibu

hamil harus waspada.


Perilaku berubah selama hamil, seperti gaduh gelisah, menarik diri,
bicara sendiri, tidak mandi, dsb. Selama kehamilan, ibu bisa
mengalami

perubahan

perilaku.

Hal

ini

disebabkan

karena

perubahan hormonal. Pada kondisi yang mengganggu kesehatan ibu


-

dan janinnya maka akan dikonsulkan ke psikiater.


Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP) selama kehamilan
Informasi mengenai kekerasan terhadap perempuan terutama ibu
hamil seringkali sulit untuk digali. Korban kekerasan tidak selalu mau
berterus terang pada kunjungan pertama, yang mungkin disebabkan
oleh rasa takut atau belum mampu mengemukakan masalahnya
kepada orang lain, termasuk petugas kesehatan. Dalam keadaan ini,
petugas kesehatan diharapkan dapat mengenali korban dan

memberikan dukungan agar mau membuka diri.


6) Menanyakan status kunjungan (baru atau lama), riwayat kehamilan yang
sekarang, riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya dan riwayat
penyakit yang diderita ibu.
7) Menanyakan status imunisasi Tetanus Toksoid.
8) Menanyakan jumlah tablet Fe yang dikonsumsi.
9) Menanyakan obat-obat yang dikonsumsi seperti: antihipertensi, diuretika,
anti vomitus, antipiretika, antibiotika, obat TB, dan sebagainya.

10) Di daerah risiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan riwayat penyakit
pada

pasangannya.

Informasi

ini

penting

untuk

langkahlangkah

penanggulangan penyakit menular seksual.


11) Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang meliputi jumlah,
frekuensi dan kualitas asupan makanan terkait dengan kandungan
gizinya.
12) Menanyakan

kesiapan

menghadapi

persalinan

dan

menyikapi

kemungkinan terjadinya komplikasi dalam kehamilan, antara lain:


- Siapa yang akan menolong persalinan?
Setiap ibu hamil harus bersalin ditolong tenaga kesehatan.
- Dimana akan bersalin?
Ibu hamil dapat bersalin di Poskesdes, Puskesmas atau di rumah
-

sakit?
Siapa yang mendampingi ibu saat bersalin?
Pada saat bersalin, ibu sebaiknya didampingi suami atau keluarga
terdekat. Masyarakat/organisasi masyarakat, kader, dukun dan bidan
dilibatkan untuk kesiapan dan kewaspadaan dalam menghadapi

persalinan dan kegawatdaruratan obstetric dan neonatal


Siapa yang akan menjadi pendonor darah apabila

terjadi

pendarahan?
Suami, keluarga dan masyarakat menyiapkan calon donor darah
yang
-

sewaktu-waktu

dapat

menyumbangkan

darahnya

untuk

keselamatan ibu melahirkan.


Transportasi apa yang akan digunakan jika suatu saat harus dirujuk?
Alat transportasi bisa berasal dari masyarakat sesuai dengan
kesepakatan bersama yang dapat dipergunakan untuk mengantar
calon ibu bersalin ke tempat persalinan termasuk tempat rujukan.
Alat transportasi tersebut dapat berupa mobil, ojek, becak, sepeda,

tandu, perahu, dsb.


Apakah sudah disiapkan biaya untuk persalinan?
Suami diharapkan dapat menyiapkan dana untuk persalinan ibu
kelak. Biaya persalinan ini dapat pula berupa tabulin (tabungan ibu
bersalin) atau dasolin (dana sosial ibu bersalin) yang dapat
dipergunakan
persalinan

untuk

dan

membantu

pembiayaan

kegawatdaruratan.

Informasi

mulai

antenatal,

anamnesa

bisa

diperoleh dari ibu sendiri, suami, keluarga, kader ataupun sumber


informasi lainnya yang dapat dipercaya. Setiap ibu hamil, pada
kunjungan pertama perlu diinformasikan bahwa pelayanan antenatal
selama kehamilan minimal 4 kali dan minimal 1 kali kunjungan
diantar suami.

b. Pemeriksaan
Pemeriksaan dalam pelayanan antenatal terpadu, meliputi berbagai jenis
pemeriksaan termasuk menilai keadaan umum (fisik) dan psikologis
(kejiwaan) ibu hamil.

1) Status obstetricus / pemeriksaan khusus obstetrik


Abdomen
-

Inspeksi : membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran


abdomen mungkin belum nyata).

Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan


dengan palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus pada kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat diukur dengan pita
ukuran sentimeter, jarak antara fundus uteri dengantepi atas simfisis
os pubis).

Palpasi Leopold I IV

Pada kehamilan aterm, perkiraan berat janin dapat menggunakan


rumus cara Johnson-Tossec yaitu :
tinggi fundus (cm) - (10/11/12/13)* x 155 gram.
*(10/11 jika sebagian besar msk PAP, 12 jika sebagian kecil msk PAP,
13 jika belum msk PAP)

Auskultasi : dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler atau


funandoscope yang ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung

frekuensi selama satu menit. Frekuensi denyut jantung janin normal


adalah 120-160 x /menit.
Pelvimetri
-

Distansia Spinarum ( 24 26 cm)


Jarak antara kedua spina iliaca anterior superior sinistra dan dextra

Distansia Cristarum ( 28 30 cm)


Jarak terpanjang antara dua tempat yang simetris pada crista iliaca
sinistra dan dextra

Conjugata Eksterna (Boudeloque) 18 cm


Jarak antara bagian atas symphisis ke prosessus spinosus lumbal 5

7. PENANGANAN DAN TINDAK LANJUT KASUS


Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium/ penunjang lainnya, dokter menegakkan diagnosa kerja atau
diagnosa banding, sedangkan bidan/perawat dapat mengenali keadaan normal
dan keadaan bermasalah/tidak normal pada ibu hamil. Berikut ini adalah
penanganan dan tindak lanjut kasus pada pelayanan antenatal terpadu.

Pada setiap kunjungan antenatal, semua pelayanan yang meliputi


anamnesa, pemeriksaan dan penanganan yang diberikan serta rencana tindak lanjutnya harus diinformasikan kepada ibu hamil dan suaminya. Jelaskan tanda tanda bahaya dimana ibu hamil harus segera datang untuk mendapat
pertolongan dari tenaga kesehatan. Apabila ditemukan kelainan atau keadaan
tidak normal pada kunjungan antenatal, informasikan rencana tindak lanjut
termasuk

perlunya

rujukan

untuk

penanganan

kasus,

pemeriksaan

laboratorium/penunjang, USG, konsultasi atau perawatan, dan juga jadwal


kontrol berikutnya, apabila diharuskan datang lebih cepat.
8. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1) Aktifitas dan istirahat

Tekanan darah lebih rendah dari pada normal pada 8-12 minggu
pertama. Kembali pada tingkat normal pada separuh waktu kehamilan
akhir

Denyut nadi meningkat 10-15x/menit

Mur-mur sistolik pendek dapat terjadi sehubungan dengan


peningkatan volume darah

Varises pada ekstremitas bawah dan edema terutama pada trimester


III

Episode sinkope

2) Integritas Ego

Menunjukkan perubahan persepsi diri

Body image rendah

3) Eliminasi

Perubahan pada konsistensi dan frekuensi defekasi

Peningkatan frekuensi berkemih

Peningkatan berat jenis urin

Timbulnya hemoroid

4) Makanan dan Cairan

Mual, muntah terutama pada trimester I, nyeri uluh hati sering terjadi

Peningkatan berat badan 2-4 Kg pada trimester I, 11-12 Kg pada


trimester II &III

Membran mukosa kering, hipertropi jaringan, gusi mudah terjadi


perdarahan

Hb dan Ht rendah, mungkin di temui anemia fisiologis

Glukus dan edema

5) Nyeri dan Ketidaknyamanan

Kram kaki

Nyeri tekan dan bengkak pada payudara

Kontraksi brakson hicks setelah 28 minggu

Nyeri punggung

6) Pernafasan

Mukosa nampak lebih merah dari biasanya

Frekwensi pernafasan dapat meningkat relatif terhadap ukuran / tinggi


uterus

Pernafasan thorakal

7) Keamanan
Suhu tubuh 36 37C

DJJ terdengar pada usia kehamilan 17 20 minggu

Gerakan janin terasa pada usia kehamilan 20 minggu

Quickening pada usia kehamilan 16 20 minggu

Ballotement ada pada bulan ke 4 dan ke 5

8) Sexualitas

Berhentinya menstruasi

Perubahan respon / aktifitas seksual

Leukhorea

Peningkatan secara progresif ukuran uterus

Payudara membesar, hiperpigmentasi pada areola

Perubahan pigmentasi kloasma, lineanigra, palmaleritema,


spindernevi, strie gravidarum

Tanda-tanda hegar, chadwick positif

9) Interaksi sosial

Bingung atau meragukan perubahan peran yang diantisipasi

Tahap maturasi / perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan


stressor kehamilan

Respon anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan


mendukung sampai disfungsional

10) Penyuluhan/ Pembelajaran


Harapan individu terhadap kehamilan persalinan, melahirkan tergantung
pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman, paritas, keinginan terhadap
anak, dan keadaan ekonomi
11) Pemeriksaan Diagnostik

Darah : Hb, golongan darah, skrening HIV, hepatitis

Skrening untuk TBC paru, tuberubela

Tes serum HSG

B. ANALISA DATA
DATA

ETIOLOGI
Perubahan fisiologis

DS :
Mengatakan

mual,

muntah, mengatakan

Peningkatan HCG

MASALAH
Mual

tidak nafsu makan,


lemas dan pusing

Mual muntah

DO :

Muntah,

tampak

lemas, kulit pucat

Sulit makan / tidak nafsu makan

Mual
Kehamilan pertama

DS :
Mengatakan

tidak

tahu persiapan dan


hal

yang

harus

diperhatikan

ibu

psikologis kehamilan

mengatakan

Kurang pajanan informasi

tidak

mengetahui

tekanan

darah,

nutrisi dan aktivitas


untuk ibu hamil

Pengetahuan

Perubahan fisiologis dan

hamil,

pentingnya menjaga

Defisiensi

Tidak mengetahui hal-hal yang


harus diperhatikan pada ibu
hamil

DO :

Defisiensi Pengetahuan

Jarang

periksa

kehamilan,

tidak

mengetahui

berat

badan

tinggi

dan

badan, tidak mampu


menyebutkan

tanda

bahaya

umum

kehamilan
DS :

Kehamilan trimester ketiga

Mengatakan

takut

akan

proses

persalinan,
tidak

tidur,

sering

banyak pikiran
DO :

Cemas menghadapi proses


persalinan

Ansietas

Raut wajah tampak


khawatir,

Mendekati persalinan

mengatakan
bisa

tampak

Ansietas

bingung,

sulit

berkonsentrasi
C. PRIORITAS DIAGNOSA
1. Mual berhubungan dengan kehamilan ditandai dengan kurang nafsu
makan, melaporkan mual
2. Defisiensi

pengetahuan

berhubungan

dengan

kurang

pajanan

informasi ditandai dengan melaporkan adanya masalah tentang


pengetahuan tentang kehamilan
3. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan (kehamilan), stress
ditandai

dengan

melaporkan

kecemasan

terhadap

persalinan,

bingung
D. RENCANA KEPERAWATAN
No
1

Diagnosa
Mual

Tujuan dan Kriteria Hasil


Intervensi
Setelah
dilakukan
tindakan NIC : Fluid Management
keperawatan

selama

1x15

menit, -

klien dapat mengatasi mual dengan

(Kelembaban membran mukosa,

kriteria hasi :

vital sign adekuat)

NOC : Comfort Level, Nutritional -

Anjurkan untuk makan pelan-

Status

pelan

Klien dapat mengidentifikasi hal- -

Jelaskan untuk menggunakan

hal yang mengurangi mual

napas dalam untuk menekan

Nutrisi klien dapat terjaga adekuat

reflek mual

Klien dapat melaporkan bebas dari -

Batasi minum 1 jam sebelum, 1

mual

jam sesudah dan selama makan


-

Monitor status hidrasi

bau makanan yang menyengat


tindakan NIC :

Defisiensi

Setelah

Pengetahuan

keperawatan selama 1 x 30 menit,


klien

dilakukan
dapat

Instruksikan untuk menghindari

bertambah

Kaji tingkat pengetahuan klien


dan keluarga

pengetahuannya dengan kriteria hasil -

Jelaskan

kehamilan dan tanda bahaya

NOC : Knowledge : Health Behaviour

umum

- Klien

Gambarkan tanda dan gejala

mampu

mengenali -

perubahan pada saat kehamilan

perubahan

pada

yang muncul terkait kehamilan

- Klien

mampu

melaksanakan -

prosedur yang dijelaskan secara


benar

kemungkinan

penyebab
-

- Klien mampu menjelaskan kembali

Sediakan informasi pada klien


tentang kondisi dengan cara

apa yang dijelaskan perawat/tim


kesehatan lain

Identifikasi

yang tepat
-

Sediakan

informasi

bagi

keluarga tentang kemajuan klient


3

Ansietas

Setelah

dilakukan

Diskusikan pilihan terapi yang

tepat untuk klien


tindakan NIC : Anxiety Reduction

keperawatan selama 1x 30 menit, -

Nyatakan dengan jelas harapan

klien

terhadap perilaku klien

dapat

mengetahui

cara

mengatasi kecemasan dengan kriteria -

Jelaskan semua prosedur

hasil :

menghadapi persalinan dan

NOC : Anxiety Control, Coping

persiapan yang diperlukan

- Klien mampu mengidentifikasi dan -

Berikan informasi factual

mengungkapkan gejala cemas

mengenai tindakan

- Klien mampu mengungkapkan dan menunjukkan

tehnik

untuk

mengontrol cemas

mendampingi klien
-

- Postur tubuh, ekspresi wajah,

bahasa tubuh dan tingkat

Libatkan keluarga untuk


Bantu klien mengenal situasi
yang menimbulkan kecemasan

Dorong klien untuk

aktivitas menunjukkan

mengungkapkan perasaan,

berkurangnya kecemasan

ketakutan, persepsi
-

Instruksikan untuk menggunakan


tehnik relaksasi

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


NO
1

Diagnosa
Keperawatan
Mual

Implementasi
-

Mengkaji status hidrasi dan

S:

melakukan pengukuran TTV

- Klien mengatakan

(Kelembaban membran mukosa,


vital sign adekuat)
-

Evaluasi

memahami anjuran perawat


- Klien mengatakan mampu

Menganjurkan untuk makan

untuk melakukan anjuran

pelan-pelan

perawat

Menjelaskan cara untuk

O:

menggunakan napas dalam untuk

- Klien mampu menjelaskan

menekan reflek mual

kembali apa yang

Menganjurkan klien untuk minum

dijelaskan perawat

1 jam sebelum, 1 jam sesudah


-

- TTV dalam batas normal,

dan selama makan

kelembaban membrane

Menginstruksikan untuk

mukosa baik

menghindari bau makanan yang


menyengat

- Klien mampu melakukan


anjuran perawat
A:
Masalah teratasi
P:

Defisiensi

Pengetahuan

Hentikan intervensi
Mengkaji pengetahuan klien dan S :
keluarga tentang kehamilan

Menjelaskan

perubahan

- Klien dan keluarga mampu


yang

terjadi pada kehamilan dan tanda

informasi yang diberikan

bahaya

perawat

umum

yang

patut

diwaspadai
-

- Klien mengatakan

Mengidentifikasi
penyebab

kemungkinan

munculnya

gejala-

gejala saat kehamilan


-

Memberikan

informasi

memahami perubahan yang


terjadi selama kehamilan
dan tanda bahaya umum

bagi

keluarga tentang kemajuan klien


-

menjelaskan kembali

yang harus diwaspadai


- Klien mengatakan mampu

Mendiskusikan pilihan terapi yang

melaksanakan anjuran

tepat

perawat

untuk

menganjurkan
melakukan

klien
untuk

pemeriksaan

pelayanan kesehatan

dan

rutin O :
pada

- Klien mampu menjelaskan


kembali apa yang
dijelaskan perawat tentang
kehamilan dan tanda
bahaya umum
- Klien mampu ikut berdiskusi
tentang pilihan terapi yang
akan digunakan
- Klien mampu melakukan

anjuran perawat
A:
Masalah teratasi
P:
3

Ansietas

Menyatakan

Hentikan intervensi
jelas S :

dengan

harapan bahwa klien harus bisa


mengatasi

kecemasan

demi

kesehatan
-

Menjelaskan

semua

prosedur

menghadapi

persalinan

dan

Melibatkan

keluarga

untuk

persalinan dan persiapan

Membantu klien mengenal situasi

- Klien mengatakan mampu

yang menimbulkan kecemasan

memahami dan mengenal

seperti

situasi yang menimbulkan

gejala-gejala

Mendorong

klien

mengungkapkan

pusing,

kecemasan
untuk O :
perasaan,

ketakutan, persepsi
-

- Klien mengatakan

yang harus dilakukan

kontraksi perut, nyeri dll


-

klien
memahami prosedur

mendampingi klien
-

harapan perawat terhadap


penanganan kecemasan

persiapan yang diperlukan


-

- Klien mampu memahami

Menginstruksikan

- Klien mampu menjelaskan


kembali apa yang

untuk

menggunakan tehnik relaksasi

dijelaskan perawat tentang


persalinan
- Klien mampu melakukan
tehnik relaksasi
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi

PATHWAY
Kehamila

Trimester

Peningkata
n Estrogen

Tonus
otot
menurun

Uterus membesar
Payudara
membesar
Ketidak
nyamanan

HCL lambung
Peristaltik
Tekanan gaster

Rahim
membesar

Mual/munta

kapasitas VU

Trimester III
Perubahan fisik

Perubahan psikologis

Perubahan
pola
seksual
Mencari informasi
persalinan &
perawatan janin/anak

Focus perhatian
pada keselamatan
janin
kecemasa
n

Trimester III
Mual

Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan

Perubahan
pola
eliminasi

Diafragma
terdorong ke atas

Uterus semakin
membesar

Penekanan pada
saluran kemih
(ureter)

Distensi paru-paru
Urin terhambat
Inefektif pola
nafas

Resiko infeksi

Perubahan tubuh
semakin tampak
membesar

Body image

Antenatal Care

Prinsip dasar ANC


Menyediakan informasi dan
pemeriksaan kehamilan
Pemeriksaan rencana
persalinan
Ibu hamil dengan resiko
rendah komplikasi
persalinan
Antenatal Care

Rencana tempat
persalinan

Anjurkan untuk
menjaga asupan
nutrisi dan suplemen

Berikan informasi
tentang gaya hidup
yang baik

Mengelola tanda dan


gejala umum kehamilan

REFERENSI
-

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter%20II.pdf

Kemenkes.

2010.

Pedoman

Pelayanan

Antenatal

http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2013/12/Pedoman-ANC-Terpadu.pdf

Terpadu.

Anda mungkin juga menyukai