Abstrak
Diagram Potensial-pH, atau diagram Pourbaix, sistem Fe-H2O pada umumnya dikonstruksi dari hasil perhitungan
berdasarkan data termodinamika. Pada pekerjaan ini diagram tersebut dikonstruksi berdasarkan hasil pengukuran
potensiodinamik pada sistem baja karbon dalam larutan buffer asam asetat-ion asetat pada rentang suhu 25-85 0C.
Walaupun diagram yang diperoleh tidak selebar cakupan pH berdasarkan data termodinamika, karena terbatasi
oleh trayek pH larutan buffer asetat, namun lebih dapat dipergunakan untuk pembahasan korosi baja karbon dalam
lingkungan asam asetat-ion asetat pada rentang suhu tersebut. Selain itu dapat diperoleh pula persamaan-
persamaan yang mengkaitkan pengaruh pH dan suhu terhadap nilai potensial pasif primer (Epp) dan potensial
Fladge (EF).
Kata kunci: diagram potensial-pH, potensiodinamik, potensial pasif primer, potensial Fladge.
Abstract
The pH-potential, or the so called Pourbaix, diagram for the system Fe - H2O is normally been constructed by using
thermodynamic data. In this work the diagram was constructed experimentally based on potentiodynamic
measurements of carbon steel in acetic acid - acetate ion buffer solutions at a temperature range of 25-85 0C. Due
to the limited pH trajectory of buffer acetate solutions the resulted diagrams were not as wide pH as those of
thermodynamic Pourbaix diagrams, but they are more useful for analysing carbon steel corrosion in acetate
environment systems at that temperature range. In Addition the effects of pH and temperature on the primary
passive potential (Epp) and Fladge potential (EF) relationship could also be obtained.
Keywords: potential-pH diagram, potentiodynamic, primary passive potential, Fladge potential.
1. Pendahuluan sempit pada kondisi sangat basa; zona pasif, yaitu
daerah terbentuknya selaput tak larut di permukaan
Diagram potensial-pH atau diagram
logam yang menghalangi proses korosi lebih lanjut;
Pourbaix1) memetakan fasa-fasa stabil logam dan
dan zona kebal, yaitu daerah yang secara
senyawanya dalam larutan dengan pelarut air, yang
termodinamika keadaan sebagai logam adalah fasa
berada dalam kesetimbangan termodinamika,
paling stabil. Gambar 1 memperlihatkan diagram
sebagai fungsi dari potensial elektroda dan pH
Pourbaix sederhana untuk besi pada keadaan standar
larutan. Dalam diagram potensial pH untuk besi
pada suhu 25 0C.
terdapat zona korosi, yaitu daerah reaksi pelarutan
besi yang terletak dalam daerah asam dan di daerah
1,4
2
1,2
1,0
1 0,8
Potensial (Volt vs SCE)
0,6
Korosi Pasifasi 0,4
0
E (V)
0,2
0,0
-1
Kebal
-0,2
Korosi
-0,4
-0,6
pH 10 102 103 104
Rapat arus (µA/cm2)
Gambar 1. Diagram Pourbaix sederhana untuk besi Gambar 2. Kurva tipikal polarisasi anodik
dengan batas-batas pada keaktifan 10-6 ekivalen L-1 potensio-dinamik dari suatu baja nirkarat.
307
308 JMS Vol. 9 No. 4, Desember 2004
Kegunaan diagram Pourbaix2,3,4) terutama Untuk mengkaji korosi baja karbon dalam
adalah untuk memperkirakan arah reaksi spontan; lingkungan asam asetat-ion asetat, pada pekerjaan ini
komposisi produk korosi; dan perubahan lingkungan diagram potensial-pH baja karbon (besi)-larutan
yang akan mencegah atau menurunkan laju serangan buffer asam asetat-ion asetat disusun berdasarkan
korosi. Dengan menggunakan data termodinamika data potensiodinamik secara eksperimen. Kelebihan
terpilih yang sesuai dan pemodelan yang tepat, dari pemetaan ini adalah dapat diperoleh gambaran
diagram potensial pH untuk sistem Fe-H2O masih eksperimental mengenai karakteristik elektrokimiawi
terus direvisi5) dan sudah dibuat sampai suhu 300 0C. suatu baja karbon dalam lingkungan larutan asam
Walaupun sudah ada usaha membuat diagram asetat-ion asetat. Peta ini memberikan informasi
potensial pH untuk sistem aliasi logam Zn-larutan 3% penting dalam membahas kelakuan korosi dan
NaCl (tidak pada keadaan standar) secara eksperimen terjadinya pasifasi pada sistem terkait, karena proses
polarisasi terapan6), namun belum ada yang korosi seringkali terjadi dalam keadaan tidak
mengkonstruksi diagram potensial pH untuk sistem setimbang dan pada kondisi tidak standar. Namun
Fe-H2O berdasarkan hasil eksperimen pada pemetaan ini, diagram potensial-pH tidak dapat
potensiodinamik. Proses korosi dalam larutan dengan mencakup seluruh daerah pH, karena terbatasi oleh
pelarut air adalah proses elektrokimia, karenanya trayek rentang pH sistem buffer. Walaupun demikian,
dapat diikuti dengan pengukuran polarisasi rentang pH 3,22-9,03 adalah salah satu daerah pH
potensiodinamik, yaitu salah satu teknik penting dalam kajian korosi baja karbon, karena
mengkarakterisasi kelakuan korosi suatu sampel daerah itu meliput sebagian besar daerah peralihan
logam dari kaitan antara arus dengan potensial di korosi aktif ke keadaan pasif.
bawah kondisi terkontrol. Karakteristik polarisasi
2. Cara Kerja
sampel logam diukur dengan mengalurkan respons
arus sebagai fungsi dari potensial terapan. Bahan dan larutan uji
Gambar 2 memperlihatkan kurva tipikal
polarisasi anodik potensiodinamik dari suatu baja Baja karbon SC 38 (komposisi kimia rata-
nirkarat7). Pada gambar tersebut daerah A adalah rata dalam % berat selain Fe adalah C 0,38; Si 0,27; S
0,25; P 0,02 dan Mn 0,76) sebagai elektroda kerja
daerah aktif korosi, yaitu daerah potensial pH yang
menyebabkan logam mengalami korosi, dengan dengan luas permukaan 0,95 cm2. Pada saat akan
meningkatnya potensial terapan ke arah positif. Pada digunakan untuk pengukuran elektrokimia
permukaan, elektroda kerja dipoles basah dengan
titik B laju korosi seolah-olah berhenti, rapat arus
anodik tidak bertambah dengan naiknya potensial ampelas silicon karbida (SiC) 800 grit, dicuci dengan
terapan, yang diartikan mulai terbentuknya pasifasi. aqua DM dan aseton. Larutan uji dibuat dengan
melarutkan-padatan kristal natrium asetat (p.a), dan
Pasifasi dapat didefinisikan sebagai hilangnya
kereaktifan kimiawi logam di bawah suatu kondisi asam asetat dari cairan asam asetat pekat 98 % (p.a) -
lingkungan tertentu, akibat terbentuknya suatu dalam aqua DM yang telah dimurnikan melalui alat
pemurnian air buatan Barnstead (air hasil pemurnian
selaput pelindung. Titik B dicirikan oleh dua nilai
koordinat, potensial pasif primer (Epp ) dan rapat arus berdaya hantar ~ 1,5 µS/cm dan pH = 5,80 + 0,20).
kritis (ic). Pada daerah C, rapat arus berkurang Larutan uji berupa larutan buffer asam asetat-ion
dengan cepat sejalan dengan meningkatnya asetat pada rentang pH 3,22 s/d 8,52-dibuat dengan
perlindungan selaput pasifasi. Di daerah D terdapat memvariasikan perbandingan [HAc]/[NaAc]-dalam
kondisi dengan rapat arus pertukaran minimum [NaAc] tetap 0,2 M, dan larutan 0,2 M natrium asetat
terhadap kenaikan potensial. Dalam daerah E terjadi (pH 9,03) agar berdaya hantar sama, sekitar 12
perusakan selaput pasif akibat penerapan potensial mS/cm.
yang sangat positif, ditunjukkan oleh peningkatan Pengukuran elektrokimia
kembali laju korosi, daerah ini dikenal sebagai daerah
transpasif. Semua pengukuran potensiodinamik ini
Potensial awal terjadinya peralihan dari dilakukan dalam sel elektrokimia tiga elektroda,
keadaan pasif kembali ke aktif korosi dikenal sebagai menggunakan Potensiostat/Galvanostat VoltaLab 40,
potensial Fladge (EF). Baik potensial pasif primer PGZ 402 Radiometer dengan perangkat lunak Volta
maupun potensial Fladge, keduanya dipengaruhi oleh Master 4. Elektroda kerja dibuat dari batang baja
pH larutan, yang diungkapkan oleh persamaan karbon berbentuk silinder yang disekat dengan
berikut8,9) : politetrafluoroetilen dan perekat Araldite sehingga
0 memiliki luas permukaan kontak dengan larutan uji
Epp = E pp - 0,059 pH 1) sebesar 0,95 cm2. Elektroda kalomel jenuh (SCE)
0 digunakan sebagai elektroda referensi dan elektroda
dan EF = E F - 0,059 pH 2) platina digunakan sebagai elektroda bantu (luas
permukaan kontak 0,78 dan 1,43 cm2). Daerah
dengan E 0pp dan E F0 , berturut-turut, menyatakan permukaan sentuh elektroda/larutan dari elektroda
potensial pasif primer dan potensial Fladge pada pH kerja dan elektroda bantu disusun saling berhadapan
= 0. berjarak 3 mm satu sama lain. Sebanyak 100 mL
larutan uji ditempatkan dalam sel elektrokimia yang
JMS Vol. 9 No. 4, Desember 2004 309
300
Gambar 3. Profil voltammogram baja karbon pada
(a) 250 berbagai pH larutan buffer asetat, pada (a) 25oC, (b)
45oC, (c) 65oC, dan (d) 85oC. Skala pada ordinat
200
pH8,52
hanya untuk pembandingan, bukan nilai sebenarnya.
Rapat arus (s.s)
pH7,52
150
pH6,52 140
pH5,52 Epp
100 120
pH4,52
pH3,82 100
Rapat arus (mA/cm 2)
50
80 25 C
0 45 C
60
Etp 65 C
-50 40 85 C
-2 -1 0 1 2
20 Ecorr EF
Potensial (V), SCE
0
-20
350 -1.6 -0.8 0 0.8 1.6
Potensial (V), SCE
(b) 300
250
pH 8,52
Gambar 4. Pembandingan voltammogram baja
karbon dalam buffer asam asetat pH 5,52
Rapat arus (s.s)
200 pH 7,82
150
pH 6,82 pada suhu 25, 45, 65, dan 85oC.
pH 5,52
pH 4,82
100 Gambar 4 merupakan voltammogram baja
pH 3,82
50
karbon dalam larutan buffer asetat pH 5,52 pada suhu
25, 45, 65 dan 85 0C, dan ditunjukkan titik posisi
0 Ecorr, Epp, EF, dan Etp untuk voltammogram pada suhu
-50 850C. Diagram potential-pH pada masing-masing
-2 -1 0 1 2 suhu di atas, dikonstruksi dengan mengalurkan pH
Potensial (V), SCE v/s. potential. Selanjutnya ditarik garis yang
menghubungkan nilai-nilai Ecorr, garis yang
menghubungkan nilai-nilai Epp, garis yang
310 JMS Vol. 9 No. 4, Desember 2004
1 Ecorr
dibandingkan dengan diagram Pourbaix). Skala
Zona Pasif Epp
0.5
EF
potensial disesuaikan menjadi potensial terhadap
Zona Korosi Etp
elektroda standar hidrogen. Diagram potensial-pH
0
2 4 6 8 10
pada Gambar 5 (a) dengan Gambar 1, pada daerah
-0.5 pH dan suhu yang sama, mempunyai kemiripan
Zona Kebal
bentuk kurva. Suhu berpengaruh terhadap profil
-1
kurva diagram potensial-pH, terutama pada 65 0C dan
pH
85 0C pada pH > 6,52. Baik pada garis kurva Epp
maupun pada EF terdapat kecenderungan titik belok
yang melengkung ke potensial yang lebih tinggi,
karenanya pada suhu tersebut, persamaan garis linier
2 (b) hanya dapat ditarik sampai pH 6,52. Pengaruh pH
1.5 larutan terhadap sebaran nilai Epp dan EF pada
rentang suhu 25 s/d 850C, untuk pH < 7, diperoleh
Potensial [V], SHE
1 Ecorr
dengan penarikan garis regresi sebagai dilukiskan
Zona Pasif Epp
0.5
Zona korosi
pada Gambar 6, menghasilkan ungkapan Epp dan EF
EF
0 Etp
terhadap pH, yang dirangkumkan pada Tabel 1.
2 4 6 8 10
-0.5
Zona Kebal 1.6
-1 Epp
1.4
pH (a) 1.2
EF
1
0.8
Potensial (V)
0.6
2.5 0.4
(c)
2 0.2
0
Potensial (V), SHE
1.5
Ecorr -0.2 3 4 5 6 7 8
1 Epp -0.4
Zona Korosi
Zona Pasif EF -0.6
0.5
pH
Etp
0
2 4 6 8 10
-0.5
Zona Kebal
-1
pH
JMS Vol. 9 No. 4, Desember 2004 311
0
3
E pp = 1,143 + 0,0471 τ 3)
0
(c)
2.5 Epp
dan E F = 1,452 + 0,064 τ 4)
2 EF
Perbedaan yang tampak antara persamaan
Potensial (V)
1.5
(1) dan (2) dengan ungkapan yang diperoleh pada
1
Tabel 1, kemungkinan besar bersumber dari
0.5 perbedaan jenis selaput pasif yang terbentuk, dan
0 keaktifan ion-ion yang terlibat dalam sistem ini
-0.5
2 3 4 5 6 7 8 dengan yang diandaikan pada penurunan persamaan
secara teoritik tersebut.
-1
pH 8
2
Potensial (V)
5
Epp
4
1.5
(d) EF
3
1
2
Potensial (V)
Epp
0.5 1
EF
0
0 0 20 40 60 80 100
3 4 5 6 7 8 Suhu (0C)
-0.5
-1
Gambar 7. Pengaruh suhu terhadap Epp dan EF baja
pH karbon dalam buffer asam asetat-ion asetat pada pH =
0 (hipotetik)
Gambar 6. Pengaruh pH larutan buffer asam asetat – 4. Kesimpulan
natrium asetat terhadap Epp dan EF pada suhu (a)
250C, (b) 450C, (c) 650C dan (d) 85oC. Hasil pengukuran potensiodinamik dapat
digunakan untuk mengkonstruksi diagram potensial-
Tabel 1. Ungkapan pengaruh pH terhadap Epp dan EF pH. Pemetaan dengan cara ini terutama akan sangat
pada 25, 45, 65 and 85oC membantu dalam pembahasan korosi logam atau
paduan logam yang memperlihatkan kelakuan
Suhu Kaitan Epp dengan pH Kaitan EF dengan pH aktif/pasif korosi. Hal yang dapat menjadi pembatas
(oC) (V, SCE) (V, SCE) penggunaan cara ini adalah ketersediaan elektroda
25 Epp = 2,242-0,397 pH EF = 2,993-0,506 pH referensi yang stabil pada suhu tinggi, dan rentang
cakupan pH yang terbatasi oleh trayek pH sistem
45 Epp = 3,181-0,517 pH EF = 4,466-0,724 pH
larutan buffer tertentu. Karenanya cara ini hanya
65 Epp = 4,61-0,783 pH EF = 5,527-0,895 pH dapat dipergunakan untuk kondisi spesifik,
85 Epp = 4,904-0,821 pH EF = 6,908-1,105 pH tergantung keperluan, terutama pada suhu di bawah
100 0C.
312 JMS Vol. 9 No. 4, Desember 2004