SKRIPSI
Disusun oleh:
Ahmad Mujahid Arrozy
08/268164/SA/14501
JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
UNDERGRADUATE THESIS
Written by:
Ahmad Mujahid Arrozy
08/268164/SA/14501
DEPARTMENT OF HISTORY
FACULTY OF CULTURAL SCIENCE
GADJAH MADA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2013
IV
HALAMAN PERSEMBAHAN
HALAMAN MOTTO
VI
PRAKATA
Bismillahirahmanirrahim.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kekuatan
rohani maupun ragawi dalam menyelesaikan tugas studi sejarah ini.
Skripsi dengan judul Antara Jakarta dan Yogyakarta : Pola
Gerakan
Mahasiswa
Islam
Pada
Masa
Orde
Baru.
Penulis
VII
HMI
Trisakti
),
Farida
Utami,
dan
Khairunnisa.
VIII
kasih
atas
bantuan
rekan-rekan
pergerakan
IX
Penulis
XI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......
I
HALAMAN PENGESAHAN..........
III
HALAMAN PERSEMBAHAN........
IV
HALAMAN MOTTO........
V
PRAKATA.
VI
DAFTAR ISI
XI
DAFTAR LAMPIRAN
XIII
DAFTAR ISTILAH.
XVI
DAFTAR SINGKATAN. XVIII
ABSTRACT.
XXI
ABSTRAK XXII
BAB. I
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
PENDAHULUAN......
Latar Belakang..
Permasalahan & Ruang Lingkup
Pokok Kajian & Batasan Penelitian
Tujuan Penelitian.
Tinjauan Pustaka.
Metode & Sumber
Sistematika Pembahasan..
1
1
5
7
8
8
13
16
BAB. II
34
A.
B.
C.
D.
E.
F.
34
40
46
47
65
77
XII
BAB. III
BAB. IV
A.
B.
C.
D.
E.
F.
BAB. V
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
90
104
107
135
190
BAB. VI KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA..
DAFTAR INFORMAN
LAMPIRAN..
135
142
154
166
172
185
190
201
210
222
230
234
236
238
242
245
256
259
XIII
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran:
Halaman
267
268
269
Pemikiran Islam.
4
270
271
272
273
Soekarno..
8
274
275
10
276
277
278
13
279
280
XIV
15
281
282
Rekannya.
17
283
284
19
285
286
287
288
289
290
HMI.
25
291
292
XV
27
293
28
Foto
294
Agenda
Pelantikan
Pengurus
DPD
IMM
Yogyakarta 1971-1974.
29
Foto
Aktivis
HMI
UII
Yogyakarta
Membuka
295
XVI
DAFTAR ISTILAH
AD/ART
Ahlu
Sunnah
Wal Jamaah
:
:
Asas Tunggal
Assabiqunal
Awwalun
Batra
DPP ( S )
Caretaker
Fact
Finding
Commision
HAM
Harlah
HMI ( Dipo )
:
:
:
:
:
:
Immawan
Immawati
Kochi
:
:
:
Konfercab
Konfernas
Krismon
KKN
Mapaba
:
:
:
:
:
Maperca
Makasa
:
:
Maprata
Milad
Nasakom
Onderbouw
:
:
:
XVII
Orba
Opvang
Ortom
PM
Retooling
Rederessing
:
:
:
:
:
:
SKS
Studie-Commisie
Tadabur Alam
Turba
:
:
Tritura
Tritura 1974
:
:
XVIII
DAFTAR SINGKATAN
ADIA
AMPERA
ANRI
ARH
ASPRI
BADKO HMI
BAKIN
BAPERKI
:
:
:
:
:
:
:
:
BKK
BPK
BPS
CGMI
DEPARLU
DMUI
DPR-RI
FDR
FIPA
FIPIA
FKIE
FKIS
FORDEM
FPII
GBRO
GEMUIS
GEMSOS
GMKI
GMNI
GMNI-ASU
GP-Anshor
GPII
HIMA
HMI
HMI MPO
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
IAIN
IAMY
ICMI
IKIP
:
:
:
:
XIX
IMADA
IMANU
IMM
IPMI
IPPNU
ITB
KAHMI
KAMI
KAMMI
KAPPI
KAWI
KMB
KMI
KMNU
KOGALAM
KNPI
KORAMIL
KOPKAMBTIB
KOPRI
KOTRAR
LAPMI
LAPUNU
LDMI
LMND
LMMY
LSBMI
LP-Maarif NU
MALARI
MASYUMI
MAPABA
MMI
NASAKOM
NDP HMI
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
NEKOLIM
NA
NKK
NUS
NU
PARKINDO
PB
PDII-LIPI
:
:
:
:
:
:
:
:
XX
PEPELRADA
PELMASI
PERSIS
PESINDO
PII
PKPMI
PMKRI
:
:
:
:
:
:
:
PMII
PMNU
PMY
PMM
PM
PNI
PNU
PSI
PSII
PPMI
PPMI
PPP
PORPISI
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
PRD
RRC
RPKAD
PRRI
RI
RRI
SEMI
SOMAL
:
:
:
:
:
:
:
:
STI
UBK
UII
UKM
USAKTI
WMSA
Yakmindo
:
:
:
:
:
:
:
XXI
ABSTRACT
An Islamic student movement each has different characteristics
from ideological identity perspective and environmental conditions so
makes to political, social, and cultural orientations. This study
discuss comparational character of Islamic student movement
between Jakarta and Yogyakarta with temporality on New Order (
1966-1998 ).
The result of this study indicates that the Islamic student
movement have a conflictual character models. Conflictual character
was a dominant pattern that occurred among the Islamic student
movement between the two cities. Islamic student movement cannot
be separated from social life-student aspect which was a substructure of the middle class socio-urban structuration such as those
alumni who work in government and corporate nor impact figures of
Islamic society organizations. An Islamic student movement was able
to have a method of organizing from the bottom up to the top. At the
grassroots level has a social orientation such as social service and
educational training cadres. While the upper level has a political
orientation such hearings and lobby with authority. Some orientation
options became an integral part in the dynamics of movement, thus
causing differences in orientation between activist who hold
headquarter with activist who were in the district through internal
conflicts nor fellow movement.
Research this history using method of selection source
based on discovery of archival documents, recorded an interview
former of Islamic student activist Islam, photograph collection exactivists Islamic student movement, video documentary recorded, and
old stories sources reported on magazine and newspaper.
Keywords: Movement, Activist, Student, Islam, Comparison,
Character, Pattern, New Order, Jakarta, Yogyakarta
XXII
ABSTRAK
Setiap gerakan mahasiswa Islam masing-masing memiliki
karakteristik yang berbeda-beda jika ditinjau dari identitas ideologi
dan lokasi atau lingkungan sehingga menimbulkan orientasi politik,
sosial, dan kultural. Studi ini membincang perbandingan karakter
pergerakan mahasiswa Islam antara Jakarta dan Yogyakarta dengan
temporalitas Orde Baru ( 1966-1998 ).
Hasil studi ini menunjukkan bahwa pergerakan mahasiswa
Islam memiliki karakter dan model konfliktual. Karakter konfliktual
ini menjadi pola dominan yang terjadi antar pergerakan mahasiswa
Islam pada lingkup antara dua kota. Gerakan mahasiswa Islam juga
tidak dapat lepas dari corak kehidupan sosial-kemahasiswaan yang
merupakan sub-struktur kelas menengah dari strukturasi sosialperkotaan, seperti alumni-alumni mereka yang bekerja di
pemerintahan dan perusahaan maupun pengaruh tokoh-tokoh
pimpinan Ormas Islam. Gerakan mahasiswa Islam mampu memiliki
metode pengorganisasian dari bawah hingga atas. Pada tingkat
bawah masyarakat memiliki orientasi sosial seperti bakti sosial dan
latihan pendidikan kader, sedangkan pada tingkat atas memiliki
orientasi politik seperti audiensi dan lobi dengan pemegang
kekuasaan. Beberapa pilihan orientasi menjadi bagian integral dalam
dinamika pergerakan hingga menyebabkan perbedaan orientatif
antara aktivis yang memegang jabatan pusat dengan aktivis yang
berada di daerah sehingga menimbulkan konflik internal maupun
konflik sesama gerakan.
Penelitian sejarah ini menggunakan metode seleksi sumber
informasi yang berdasar penemuan dokumen arsip, rekaman
wawancara mantan aktivis mahasiswa Islam, koleksi foto mantan
aktivis mahasiswa Islam, rekaman video dokumenter dan sumber
berita masa lampau yang berupa majalah maupun surat kabar.
Kata Kunci: Gerakan, Aktivis, Mahasiswa, Islam, Perbandingan,
Karakter, Pola, Orde Baru, Jakarta, Yogyakarta
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gerakan mahasiswa Islam ( Islamic student movement ) adalah
organisasi kalangan mahasiswa muslim yang berlandaskan ajaran
dan ideologi Islam. Dalam sejarah pergerakan politik di Indonesia
organisasi mahasiswa Islam terdiri dari onderbouw para organisasi
politik dan organisasi masyarakat.1 Organisasi mahasiswa Islam yang
dimaksud adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang lahir pada
tahun 1947, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang lahir
pada tahun 1960, dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang
lahir pada tahun 1964. Tiga organisasi diatas masing-masing
memiliki dinamika sejarah pergerakan dan pendidikan politik.
Dengan dua contoh hasil penulisan sejarah HMI yang telah ditulis
Agus Salim Sitompul dan sejarah IMM yang telah ditulis Farid
Fathoni.2 Pada akhirnya lingkup kajian sejarah politik mereka
Lihat dalam Purnomo Sidi, Gerakan Mahasiswa 66 dan
Perubahan Politik Indonesia . Skripsi. Fakultas Sastra Universitas
Gadjah Mada. 1996.
1
dimana
kota
lebih
berpeluang
mendapatkan
akses
dan
menjadi
agen
modernisasi
dengan
infrastruktur
yang
karena
letak
perguruan
tinggi
sebagai
institusi
dan
terampil
yang
pasti
dibutuhkan
pada
masa
dilematis
dalam
era
Demokrasi
Terpimpin
yakni
pertimbangan antara ideologi-normatif dengan realita krisis sosialekonomi.4 Oleh karena itu, terbesit dalam visi mereka untuk
mendirikan
negara
Islam.5
Dengan
demikian,
proseduralisasi
Sartono
Kartodirdjo,
modernisasi
di
perkotaan
kehidupan
Islam
yang
modern
dan
kosmopolit
adalah
pusat
kekuasaan
baik
politis
maupun
bisnis
pusat-pusat
hiburan,
pertokoan,
kantor-kantor
kondisi
sosial-politik
yang
terjadi
pada
wilayah
mahasiswa
Islam
di
Yogyakarta
Apakah
terdapat
dalam
dinamika
pergerakan
mahasiswa
Islam
yang
Peter Burke, Sejarah Dan Teori Sosial, Terj. Mestika Zed &
Zulfami (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,2001), hlm. 134.
7
D. TUJUAN PENELITIAN
Kajian sejarah ini berusaha mengisi historiografi sejarah politik
gerakan
mahasiswa
dengan
menyelidiki
komparasi
pergerakan
dan
mobilisasi,
solidaritas
dan
loyalitas,
dan
antara
struktur
lokal
maupun
nasional
secara
narasi-historis
E. TINJAUAN PUSTAKA
Pada tahap petunjuk awal kajian ini perlu digunakan buku
patokan secara faktual yang mengupas Gerakan Mahasiswa Islam
yakni disertasi Yudi Latif yang berjudul Inteligensia Muslim dan
Kuasa: Genealogi Inteligensia Muslim Abad Ke-20. Konsep genealogi
Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi
Sejarah, (Jakarta: Gramedia, 1992), hlm. 47.
8
sebab-sebab
kemunculan
dan
dinamika
organisasi
yakni
terlalu
kaku
dengan
teori
Foucault
yang
10
11
adalah
catatan
Soe
Hok
Gie
yang menceritakan
12
usia muda. Oleh karena itu, catatan harian Gie ini sebagai
pembanding
fakta
dan
perspektif
catatan
harian
Wahib.
Gie
ini
sebenarnya
aktif
pada
tahap
transisi
pergeseran
itu,
13
sejarawan
Kuntowijoyo,
proses
penelitian
sejarah
10
14
pada
perbandingan
unit
(
sejarah
comparative
perbandingan.
history
),
Mengenai
Sartono
sejarah
Kartodirdjo
komunitas
dari
tradisionalitas
menuju
rasionalitas.12
11
12
Ibid., hlm.164.
13
Ibid., hlm.31.
15
Ampera
Raya,
Perpustakaan
Nasional
Salemba,
Pusat
15
Ibid., hlm.95.
16
penunjang
baik
dalam
hal
fakta
maupun
analisis.
sekunder
dapat
ditemukan
di
Perpustakaan
penulisan
ini
disusun
sebagai
berikut.
Bab.
tujuan
penelitian,
manfaat
penelitian,
tinjauan
17
34
BAB II
Kondisi Lingkungan Metropolitan Jakarta Dan Kosmopolitan
Yogyakarta Sepanjang Orde Baru
35
), Jakarta Utara (
36
Ibid.
37
Rawamangun,
Pegangsaan,
hingga
Depok.
Kemudian
32.
38
pendidikan
tinggi
merupakan
konsep
Barat
yang
jalan-jalan
raya,
tol,
jembatan
sungai
maupun
Pasar
Senen,
terminal
bus
Lebak
Bulus
dan
Kampung
Rambutan.
Elemen lingkaran keenam adalah sarana hiburan dan rekreasi
umum ( entertainment ) seperti Gedung Bioskop Kramat, Kebun
Binatang Ragunan, Mall Sarinah, kawasan pertokoan, kafe, bioskop,
www.uinjkt.ac.id/index.php/tentang-uin.html, 8 Februari
2013, 20:42.
7
39
10
Ibid.
40
Kasunanan
Surakarta.11
Nama
asli
kota
ini
adalah
Gubernur
Belanda
bernama
Vorstenlanden
termasuk
Kasunanan
prakarsa
Sultan
Hamengkubuwono
IX
atas
41
peranan
Sultan
Hamengkubuwono
IX
dalam
Pengukuhan
dan
peresmiannya
dinyatakan
pada
13
14
42
Kaliurang
sebagai
tempat
rekreasi
yang
sering
43
dengan Wonogiri dan Klaten. Lalu bagian Barat Laut dan Barat
berbatasan dengan Magelang dan Purworejo. Dan bagian Selatan
berbatasan
dengan
Laut
Selatan
atau
Samudera
Indonesia.
53- 8
Lintang
Km
Km
Km
Km
dengan 13 Kecamatan.17
Yogyakarta secara perekonomian sosial mempunyai potensi
P.G.
17
Ibid.
44
perguruan
pembangunan
tinggi
bangsa.19
sebagai
Maksud
dari
tahap
pengembangan
kosmopolit
tersebut
19
Ibid., hlm 2.
45
20
21
20:23.
22
23
46
30
sampai
39
tahun
berjumlah
126851
orang
dari
dinamika
yang
strukturasi
pergerakan
masih
kekuasaan.
muda
tersendiri.
telah
Pergerakan
terjadi
Dalam
mengawal
pertentangan
mahasiswa
antar
masing-masing
25
Ibid.
26
Ibid.
47
48
perkumpulan
ulama
Minangkabau
dan
organisasi
49
Ahmad
Muhsin
Kamaludiningrat,
Susilaningsih
dengan
Yogyakarta
sebagai
basis
pergerakan
Islam
modernis. Yakni antara lain seperti Muhammadiyah dan HMI. Hal ini
juga diperkuat dengan pernyataan Said Tuhuleley bahwasanya
secara pemikiran Islam, HMI sama dengan Muhammadiyah.30
Dalam bidang politik Islam, HMI juga juga mempunyai
hubungan kultural dengan Masjumi seperti Mohammad Natsir,
Wachid Hasjim, Anwar Tjokroaminoto, Wondoamiseno, dan Mas
Mansur. Akan tetapi dalam pernyataan organisasi HMI sama sekali
tidak ada perjanjian formal dengan Masyumi. Meskipun alumnialumninya telah banyak yang meneruskan di Masyumi seperti
Mintaredja yang merupakan mantan aktivis HMI Fakultas Hukum
UGM.
50
32
51
Indonesia
Gadjah
Mada,
dan
Sekolah
Tinggi
Teknik.
52
kecuali
melawan
dan
mempertahankan
dalam
kerangka
Tirtosudiro
Sebagai
Wakil
Ketua
langsung
53
pernah
menyelenggarakan
ceramah-ceramah
keagamaan.
37
54
merupakan
strategi
kepentingan
mahasiswa
muslim.38
Kedua,
politik
menurut
PSI
untuk
menguasai
pernyataan
Agussalim
di
tengah-tengah
perguruan
tinggi
Indonesia.
Lalu
38
39
55
tersohor
dan
berpengaruh
seperti
Lembaga
Dakwah
56
pendiriannya,
aktivis
HMI
selalu
melakukan
usaha-usaha
pembicara-pembicara
yang
tersohor
sehingga
menjadi
malam
kesenian
yang
membuat
khalayak
ramai
kalangan mahasiswa.
Dari proses agenda-agenda tersebut telah terbentuk Pengurus
Besar pertama HMI yang berkedudukan di Yogyakarta. Dibentuk
berdasarkan Kongres Pertama pada bulan Desember tahun 1947.41
Dari peletakan dasar tersebut, pada tahap itu HMI langsung mampu
membuat Cabang di Klaten dan Solo. Maka semakin semaraklah
nama HMI di kalangan mahasiswa Yogyakarta, Klaten dan Solo. Dan
tentu saja mempunyai kantor sekretariat yang mentereng dan
mempunyai bibliotik yang menerbitkan majalah dengan nama
Kriterium.
Didalam Majalah Media HMI tahun 1955 terdapat catatan
sejarah ringkas HMI yang menyatakan bahwa pandangan aktivis HMI
sangat tidak setuju dengan ajaran Komunis. Karena menurut
anggapan
mereka
adalah
menafikan
Tuhan
maka
dari
itu
57
kekuatan
Front
Demokrasi
Rakjat
FDR
dan
43
58
dan
membentuk
sub-organisasi
paramiliter.
Yakni
HMI
memperkuat
ditugaskan
aparat
menjaga
militer
di
Republik
gunung-gunung
Indonesia
dalam
untuk
tugas
studi
ke
bangku-bangku
kuliah
masing-masing
44
Ibid.
59
1949
pukul
15.00.47
Pada
sidang
tersebut
telah
45
46
48
60
2. Tujuan
dan
organisasi
GPII
disempurnakan
setelah
61
oleh
Lukman
kemudian
diteruskan
oleh
Dahlan
Bandung,
dan
Yogyakarta.
Kongres
tersebut
telah
62
52
Ibid.
63
64
menyampaikan
dalam
ceramahnya
tentang
perjuangan
kemerdekaan Al-Jazair.
Pada akhir era 1956 hingga 1959 HMI mengadakan berbagai
kegiatan kemahasiswaan yang cukup populer dibawah pimpinan
Ismail Hasan Metareum. Kegiatan tersebut meliputi : mengadakan
work camp, mengadakan latihan musik dan tari-tarian, mengadakan
pertandingan olahraga, membentuk yayasan penelitian ( research )
Islam, dan membentuk yayasan kesejahteraan untuk mahasiswa
Islam.54
65
II.
kehadirannya
belum
mendapat
perhatian
serius
dari
beberapa
kelompok
mahasiswa
Nahdhiyin
yang
sekelompok
mahasiswa
Nahdhiyin
Bandung
juga
66
dengan
hasil bahwasanya
67
internal
NU
mengaku
bahwa
merasa
kekurangan
57
Ibid. hlm. 4.
58
Ibid. hlm. 5.
68
menjalankan
komitmen
tersebut,
dibentuklah
tim
panitia sponsor yang terdiri dari 13 orang. Salah satu tokoh 13 orang
tersebut yakni Said Budairy dan Maksum Syukri pada tanggal 19
Maret 1960 berangkat ke Jakarta untuk menghadap ketua umum
Partai NU yaitu K.H. Idham Chalid. Pengajuan ke Idham Chalid
tersebut
mempunyai
agenda
musyawarah
keinginan
mahasiswa
untuk
menyampaikan
Nahdhiyin
rencana
se-Indonesia
yang
nasehat
dan
pegangan
pokok lalu
dia
berpesan
Ibid. hlm. 6.
69
5. Hilman ( Bandung )
6. H. Ismail Makky ( Yogyakarta )
7. Munsif Nahrawi ( Yogyakarta )
8. Nuril Huda Suaidy HA ( Surakarta )
9. Laily Mansur ( Surakarta )
10.
11.
12.
13.
Pada
basis
mahasiswa
Nahdhiyin
juga
membutuhkan
70
71
1. Bahwa
kalangan
mahasiswa
pada
umumnya
telah
Karena
manifestasi
nasionalitas
lebih
perlu
organisasi
mahasiswa
Nahdhiyin
telah
Mukaddimah
Dasar
PMII
telah
dinyatakan
72
: Mahbub Junaidi
Ketua Satu
: Chalid Mawardi
Sekretaris Umum
: Said Budairy
Keuangan Satu
: M. Sobich Ubaid
: Hartono
: Aziz Marzuki
Kesejahteraan Mahasiswa
: Fahrurrozi
: Said Budairy
Keputrian
: Mahmudah Nahrowi
Luar Negeri
: Nukman
Pembantu Umum
: H. Ismail Makky
73
di
Surabaya
hanya
menghasilkan
peraturan
dasar
Mawardi
dan
Fahrurrazi
AH.
Ketiga
orang
ini
telah
61
74
PMII
dalam
lingkup
pesantren-pesantren
yang
Ibid.
63
Ibid.
75
presidium
dalam
Perhimpunan
Pergerakan
Mahasiswa
Al-Rasyid.
kesejahteraan
PP
PMII
mahasiswa
juga
Indonesia
telah
mendirikan
yang
yayasan
bergerak
pada
76
mendirikan
olahraga,
asrama-asrama
menerbitkan
mahasiswa,
membentuk
buku/majalah/brosur,
dan
klub-klub
memberikan
64
Ibid. hlm.15.
77
yakni
Jakarta,
Bandung,
Semarang,
Surakarta,
Yogyakarta,
Pimpinan
Pusat
Pemuda
Muhammadiyah
untuk
78
Maka
menjelang
Muktamar
setengah
abad
79
Djasman
wacana
Al-Kindi
ini
dengan
tampaknya
serius.
Yakni
melakukan
langsung
agenda
peresmian
dan
resepsinya
telah
80
kehidupan
kampus
yang
hanya
81
resminya
IMM
lokal
Yogyakarta
maka
segera
Surakarta,
penyelenggaraan
Jakarta,
Musyawarah
Medan,
IMM
dan
se-daerah
Padang.
Dengan
Yogyakarta
pada
anggaran
dasar
organisasi.
DPPS
IMM
segera
82
Karena
sudah
sejak
lamanya
para
tokoh
usaha
Muhammadiyah
sebagaimana
maksud
berdirinya IMM
2. Muhammadiyah
merupakan
mulai
wadah
sadar
alternatif
bahwa
HMI
kaderisasi
sebelumnya
secara
tidak
Slamet
Sukirnanto,
kelahiran
IMM
justru
70
83
seperti
Kotagedhe,
Karangkajen,
Kauman
dan
71
Ibid., hlm.111.
84
di
Gedung
Mawar
Surakarta
yang
menghasilkan
aktivis
perempuan
IMM
Immawati
adalah
akronim
85
Ketua I
: M. Bahrowi
Ketua II
: Hasan Zairi
Ketua III
: Djaelani Ichsan
Sekjen
: Rosyad Sholeh
Wasekjen
: Soedibyo Markoes
Bendahara
: Zuhdi Djunaidi
86
Pada
awal-awal
berdirinya
kepengurusan
IMM
telah
tersebut
dikarenakan
pembentukan
Komando
Kebayoran.
Pendirian
KOKAM
yang
dipimpin
oleh
75
76
87
88
KAMI
).
Telah
hadir
seluruh
perwakilan
elemen
79
80
89
dari komunitas ini adalah Agus Puji Prawoto dan Abdul Hadi dengan
arahan Mohammad Diponegoro.
Pada pertengahan tahun 1966 terdapat perubahan formatur
pimpinan IMM untuk penyegaran kepengurusan. Yakni Djasman AlKindi tetap menjadi ketua umum. Dengan struktur kepengurusan
yang baru :81
Ketua I
: Rosyad Sholeh
Ketua II
Ketua III
: Amien Rais
Ketua IV
: Djaelani Ichsan
Sekjen
: Sudibyo Markoes
Wasekjen
: Aspon Rambo
Anggota
81
Ibid.
90
BAB III
A. Gerakan Mahasiswa Islam Menjelang Orde Baru
Pada
tahun
1960,
Soekarno
menyatakan
harmonisasi
91
Pada
tanggal
10
Oktober
tahun
1963,
terjadi
polemik
92
atas
nama
Komite
Mayoritas
Mahasiswa
IAIN.
Mereka
saat
itu
sekelompok
mahasiswa
IAIN
melancarkan
Ibid.
93
agar
yang
berwajib
mengambil
atas
tindakan
tersebut
4. Menuntut agar diambil tindakan tegas terhadap golongan atau
oknum yang mendalangi peristiwa tersebut
5. Menuntut dibubarkannya Dewan Mahasiswa IAIN periode
1963-1965
6. Mendukung sepenuhnya Rektor IAIN dan Jabatan Menteri
Agama
Lalu tanggal 28 Oktober 1963 Pengurus Besar HMI dengan
pengesahan Sulastomo dan Marie Mohammad sebagai ketua umum
94
95
mengenai
pelaksanaan
peristiwa
tersebut.
Baik
peristiwa-peristiwa
tersebut.
Hal
ini
96
manipulasi
beras
terhadap
pencatutan
nama
97
mengajar
tidak
teratur,
tidak
punya
pengalaman
sekolah
di
Baru
didambakan
adalah
oleh
masa
angkatan
peralihan
66
kekuasaan
dengan
harapan
yang
selalu
terciptanya
12
Ibid. hlm. 9.
98
Indonesia
dan
mempunyai
pikiran
sendiri
dalam
adanya
peluang
dalam
status
kemahasiswaan
hingga
13
Ibid.
14
Ibid.
99
Materialisme,
Eksistensialisme
dan
tentu
saja
Pragmatisme.
Berbagai
macam
ideologi
tersebut
juga
menjadi
prinsip
15
Ibid.
100
mahasiswa
keluarganya
untuk
baru
era
60-an,
aktif
dalam
ia
berbagai
mengikuti
pilihan
perintah
organisasi
101
20
102
inflasi
nasional.
Lalu
imbasnya
terhadap
kehidupan
devaluasi
rupiah.
Yakni
dengan
menarik
peredaran
Mochtar Lubis,
Harapan,1980), hlm. 399.
21
Catatan
Subversif
(Jakarta:
Sinar
23
24Ibid.
hlm. 168.
103
26
104
representasi
aspirasi
golongan
Islam
modernis
selalu
105
Kemudian
di
Jakarta
menyusul
peresmian
asisten
Presiden
Soekarno
menganggap
HMI
selalu
106
dan
gertakan
terhadap
Soekarno
supaya
HMI
tidak
31
31
Sulastomo, loc.cit.
107
34
108
kalangan
aktivis
mahasiswa
non-komunis.
Mahasiswa
109
38
110
dan
GMKI.
Lalu
disusul
dengan
gerakan
mahasiswa
40
41
111
menyusul
pembentukan
sayap
wanita
KAMI
yaitu
45
Ibid.
46
Ibid.
112
menyampaikan
gagasan-gagasan
autentik.
Pada
titik
48
49
113
permintaan
mahasiswa
dengan
menyatakan
Tritura.
50
Ibid.
51
Ibid.
52
Ibid.
114
Perselisihan
ini
lantaran
konsolidasi
KAMI
yang
Ibid.
54
55
115
yang
menyatakan
demonstrasi
mahasiswa
adalah
demontrasi liar. Massa pun berkumpul dan Suwarto wakil dari KAMI
Jaya melakukan orasi. Orasi Suwarto berisi anti PKI, anti kenaikan
harga kebutuhan pokok, tuntutan pengaturan kembali dari para
menteri yang dianggap goblok, Gestapu, dan perilaku yang tidak
punya prinsip dalam ejekan bahasa Jawa disebut plintat-plintut .58
56
57
58
116
sebagai
ketua
Presidium
KAMI
mengarahkan
massa
menjadi
pusat
penyimpanan
59
60
bensin.
Akhirnya,
massa
117
delegasi
menjelaskan
dari
kepada
semua
delegasi
pergerakan
tersebut
mahasiswa.63
tentang
krisis
Presiden
ekonomi
61
62
63
118
dengan terbuka tentang Tritura tetapi ia tidak setuju dengan caracara mahasiswa.
Sepulang dari Kota Bogor, rombongan KAMI yang terdiri Soe
Hok Gie, Boeli, Gani, dan Edi Wurjantoro melewati kawasan
perkampungan Tionghoa ( Chinatown ) yang terdapat pemaksaan
untuk membuka toko milik Tionghoa. Gie pun menyampaikan
aspirasi kepada khalayak ramai di kawasan tersebut. Bahwa KAMI
menuntut pemerintah untuk tiga hal. Pertama, pembubaran PKI.
Kedua, agar peraturan gila yang menaikkan harga kebutuhan pokok
dicabut. Ketiga, agar para menteri korup, Gestapu, dan plintatplintut diritul dari Kabinet.64 Gie juga mengklaim bahwa ABRI anak
revolusi yang masih bersaudara dengan mahasiswa-mahasiswa. Pada
saat itu kawanan mahasiswa ada yang membawa transistor radio dan
mendengar
pidato
Soekarno
yang
telah
mengecam
perbuatan
64
119
KAMI
mengabarkan
telah
PB
HMI
terkejut,
karena
menghadap
membaca
Presiden
koran
Soekarno
yang
hingga
66
67
68
Ibid.
120
69
71
121
72
Ibid.
74
122
lokasi
Istana
Negara,
Soekarno
memarahi
delegasi
75
76
77
78
Ibid.
123
aparat
Penguasa
Pelaksana
Dwikora
Daerah
Dalam
penahanan
tersebut
mereka
kadang-kadang
124
81
Ibid.
82
125
84
126
tanggal
15
Februari,
mahasiswa
pro
Soekarno
Presiden
Soekarno
mengumumkan
memecat
Jenderal
86
87
88
Ibid.
89
Ibid.
127
salah
satu
barisan
mahasiswa.91
Mahasiswa
yang
melarang
kegiatan
apapun
terhadap
KAMI.92
Dilarang
91
Ibid.
92
Ibid.
128
93
Ibid.
94
Ibid.
95
Ibid.
129
mendesak
kepada
pimpinan
parpol
supaya
hari.
Tanggal
11
Maret
merupakan
puncak
dari
96
Ibid.
97
98
99
Ibid.
130
perwakilan
perwira
ini
ditugaskan
untuk
memantapkan
instruksi
resmi
dari
presiden
demi
mengembalikan
100
Ibid.
101
Ibid.
102
Ibid.
131
Surat
tersebut
terkenal
dengan
akronim
Supersemar.
105
106
Ibid.
132
Djohan
Effendi
dan
ketua
HMI
Cabang
Yogyakarta
adalah
yang
istirahat
di
Yogyakarta.
Lalu
Djohan
108
Ibid.
133
134
110
135
BAB IV
Gerakan Mahasiswa Islam Di Jakarta Masa Orde Baru
umumnya
mengenakan
aktivis
kerudung
mahasiswi
maupun
Islam
jilbab.1
tidak
Dan
ada
untuk
yang
aktivis
Kenangan
Semasa
136
liberal.
Berbeda
terbalik
dengan
kenyataan
umum
para
mahasiswa muslim yang anti dansa pada saat itu bahkan Firman
menyebut mereka sebagai mahasiswa muslim yang konservatif.
Tempo. Ahoi Itu Kini Sepi 4 Juni 1985. Hlm 16. Ahoi
merupakan salam khas sesama anggota IMADA. Tercatat hingga
tahun 1971 dalam hari ulang tahun ( HUT ) IMADA ke-444 pernah
mengadakan Dancing On The Street dengan band-band musik ibukota
seperti The Rollies, Peels, Fuad, dan aliran musik bawah tanah (
underground music ) di Bundaran Hotel Indonesia ( HI ).
3
137
Ketika
KAMI
dibubarkan
wacana
Tritura
tetap
karena
sesama
mahasiswa
Fakultas
Sastra
UI.
Mereka
Ibid.
138
perkumpulan
tersebut
Slamet
bertemu
dengan
Sutrisno
UI
saling
kontra argumen
dengan
aktivis IMADA
USAKTI
untuk
praktikum
bersama
mahasiswa
139
di
propaganda
Fakultas
hingga
Psikologi
memecah
UI,
belah
aktivis
HMI
terhadap
melakukan
elemen-elemen
12
13
14
Ibid.
Ibid. hlm. 214.
Ibid.
140
Gie.
Pada tanggal 20 Agustus 1969 para aktivis PMII UI dan IMADA
tidak puas dengan keputusan rapat DMUI perihal komposisi
kepengurusan DMUI.17 Hal tersebut disebabkan pengurus PMII UI
dan IMADA tidak mendapat bagian dalam Badan Pengurus Harian
DMUI.
Karena
Gie
memimpin
rapat
tersebut,
ia
segera
16
17
141
20
142
Gie diejek oleh Freedy sebagai antek PKI atau BAPERKI. Isu Gie
sebagai antek PKI diterima oleh temannya Gie yaitu Harjadi dan
seorang aktivis HMI UI. Gie menerima kabar itu dari temannya yaitu
Yanti. Tidak hanya selesai sampai disitu. Ternyata Harjadi ingin
membawa isu hubungan perselingkuhan istri seorang tokoh HMI
yang menjabat sebagai pegawai Tata Usaha UI.21
B. Relasi Jakarta Dengan Yogyakarta : Dari Konsensus Hingga
Konflik
I ) Relasi IMM Cabang Jakarta Dengan DPP IMM Yogyakarta
Pada era akhir tahun 1966 antara Pengurus Besar HMI ( PB )
dengan Dewan Pimpinan Pusat IMM ( DPP ) terjadi konsensus
sasaran lokasi basis massa. PB HMI dengan ketua Sulastomo
menawarkan Djasman Al-Kindi sebagai ketua DPP IMM supaya basis
massa IMM di wilayah masyarakat sedangkan HMI berada di wilayah
kampus.22 Kedua ketua tersebut bersepakat bahwa basis massa HMI
berada di wilayah kampus sedangkan basis massa IMM berada di
wilayah perkampungan dengan tingkat kecamatan atau asrama
21
143
dalam
kampus
hingga
akhirnya
hanya
mengadakan
kelompok-kelompok diskusi.24
Dengan adanya konsensus tersebut Slamet Sukirnanto yang
berniat ingin mendirikan komisariat IMM di UI Rawamangun dan UI
Salemba dilarang oleh
IMM
Jakarta
mempunyai
maksud
supaya
dinamis
23
Ibid.
24
Ibid.
25
144
arah
orientasi
seperti
ini,
aktivis
IMM
sering
29
145
momentumnya.
Alasan
Slamet
ini
disebabkan
31
32
33
146
34
Ibid.
147
yang
modernisasi,
mengkaji
wacana
sekularisasi,
dan
Keislaman,
westernisasi
kelembagaan
melalui
umat,
hasil-hasil
36
148
selalu
memantau
perkembangan
diskusi
di
149
39
41
Ibid.
150
42
151
152
47
Ibid.
48
49
153
tahun
1972
pengurus
pusat
50
Ibid.
51
52
53
PMII
Jakarta
telah
154
55
155
dan
kawan-kawan
dari
pergerakan
lain
seperti
David
57
156
bulan
November
tahun
1973
lima
sekawan
dari
157
tahun
1973,
gerakan
mahasiswa
ekstra-universiter
keseimbangan
kepemimpinan
nasional
63
1973.
158
kekuasaan
sekaligus
kepekaan
terhadap
rakyat.
Pada hari yang sama, Zamroni diwawancarai oleh wartawan
Kompas di Jakarta mengenai persiapan Kongres V PMII di daerah
Ciloto. Ia menyatakan bahwa PMII perlu memperhatikan solusi
internal
keorganisasian.
penataan
tingkat
Zamroni
pengurus
mengatakan
cabang
yang
bahwa
terdapat
berorientasi
pada
PB
HMI
hanya
mengharap
kepada
pemerintah
untuk
159
situasi
nasional
tahun
1973
bahwa
telah
terjadi
160
Jepang
mendominasi
perekonomian
Indonesia
69
161
kepada
Presiden
Soeharto
mengenai
langkah-langkah
utama
penggalangan
gerakan
mahasiswa
ini
71
72
162
Astra.
Sedangkan
Perusahaan
Sjarnoebi
Pertamina
yang
adalah
Kepala
memiliki
Divisi
Perusahaan
163
melibatkan
Fahmi
Idris
dengan
meminta
bantuan
pembiayaan
Kongres
HMI
yang
diselenggarakan
bulan
164
penyelenggaraan
referendum
untuk
mencari
sumber
76
165
77
166
persoalan
serius
dengan
adanya
NKK/BKK
ini
yaitu
167
79
168
169
dan
Al-Waeni
memakai
baju
bermotif
garis
lurus.
Kemudian
kepengurusan
besar
PMII
Abduh
Paddare
telah
Sholeh
dan
Sudibyo
Markoes
lebih
berkutat
pada
PMII
81
mengadakan
penyusunan
buku
pedoman
kader.84
Romas.
82
84
170
Romas
periodenya
yang
telah
berasal
banyak
dari
HMI
mengadakan
IAIN
Yogyakarta.
pendidikan
kader
Pada
dan
86
171
yang
berasal
dari
Malaysia
bernama
Persatuan
Romas.
172
menghilangkan
didalam
peran
lingkup
gerakan
kampus.
mahasiswa
Kedua,
KNPI
ekstraterlalu
90
173
menyelesaikan
program-program
hasil
Muktamar
di
kepengurusan
organisasi.
Perihal
ini
disebabkan
174
aktivis
IMM
Yogyakarta
dikarenakan
masing-masing
93
175
Raya.98
Silatnas
ini
merumuskan
rekonsiliasi
94
95
96
97
98
176
mengirim
Yogyakarta
dengan
utusan
tujuan
sebanyak
konsultasi
delapan
anggota
penyelenggaraan
menuju
Tanwir
99
Ibid.
177
berjanji
bahwa
penerapan
asas
tunggal
tidak
akan
sampai
asas
upaya
tunggal
membuat
pembubaran
redaksi
gerakan
majalah
mahasiswa
Tempo
universiter
sehingga dijadikan isu nasional oleh media ini. Dari isu ini Hisam
Zaini yang menjabat wakil rektor III IAIN Syarif Hidayatullah telah
menyatakan bahwa gerakan mahasiswa Islam universiter seperti
HMI, PMII, dan IMM memiliki fungsi besar. Perihal ini disebabkan
mereka mampu mendidik bidang kepemimpinan didalam kampus,
karena bidang ini tidak dapat dijangkau pihak IAIN sehingga mereka
mempunyai pengaruh efektif bagi pengembangan kemahasiswaan.101
Maka gerakan mahasiswa Islam universiter dapat dijuluki sebagai
kampus kedua ( second university ) pada masa ini.
Hisam menunjukkan contoh suasana pergerakan mahasiswa
didalam kampus seperti spanduk HMI, IMM, dan PMII telah
terpampang
di
area
sudut
kampus.
Pada
ruang
pendaftaran
101
178
atau
markas
pergerakan.102
Menurut
Hisam,
ketiga
cabang
Jakarta,
Yogyakarta,
dan
Bandung
dengan
102
Ibid.
179
MPO
dengan
ketetapan
Islam
sebagai
asas
105
Ibid.
180
pada
awalnya
tidak
berniat
untuk
menjadi
organisasi
106
107
181
IMM
Jakarta
sedangkan
perwakilan
IMM
Yogyakarta
108
109
110
182
maupun
jilbab.
Mereka
sedang
bercanda
sambil
mengangkat
sarasehan
menyampaikan
generasi
perihal
muda
tersebut
NU.
Argumen
dikarenakan
PMII
Gus
Dur
dan
HMI
112
183
114
Ibid.
184
185
kuasa
alumni
sebagai
senior
terhadap
juniornya.
Perihal
ini
komando
terhadap
penggunaan
senjata
dengan
metode
militeristik.
Prasetyantoko, Gerakan Mahasiswa Dan Demokrasi
Indonesia ( Jakarta: Yayasan HAM & Supremasi Hukum,2001), hlm.
130-131.
118
186
ekonomi
nasional
sehingga
pihak
pemerintah
patut
pembersihan
pejabat
Orba
dari
segala
hirarki
121
187
188
Kemudian
Megawati
sedangkan
Sri
sebagai
Sultan
representasi
Hamengkubuwono
pengikut
sebagai
Soekarno
figur
rakyat
Jawa.124
Dari keseluruhan massa itu, secara kolektif menuju gedung
parlemen DPR RI untuk menyuarakan semua tuntutan sisanya
menyebar pada sudut-sudut kota Jakarta. Massa PMII mengusung
aspirasi dan tuntutannya menuju gedung MPR.125 Sedangkan massa
sayap kiri bersama HMI berpindah-pindah dari titik pertemuan jalanjalan protokol di Jakarta seperti Bunderan HI, Pancoran, Kawasan
Sudirman, dan Monas.126
Pada koleksi video rekaman dokumenter yang diurutkan oleh Tino
Saroengallo bahwa terdapat cuplikan video yang berisi sekilas orasi
125
189
HMI
kemudian
mengibarkan
bendera
HMI
sambil
190
BAB V
Gerakan Mahasiswa Islam Di Yogyakarta Masa Orde Baru
191
disebut
kelompok.
Di
Yogyakarta
misalnya
yang
mengadakan
apel
massa
di
Alun-Alun
Utara
dalam
192
era
1966
ini
moda
transportasi
dalam
mobilitas
193
Ahmad
Wahib
terdapat
penggiat-penggiat
HMI
bertiga
sering
berdiskusi
dengan
mengundang
para
Ibid.
194
masyarakat
yang
berpengaruh
di
Indonesia.
Diskusi ini adalah forum bebas, kritis, dan reflektif sehingga tidak
heran jika Wahib menulis refleksi atau renungan permasalahan
masyarakat dalam catatan hariannya terutama di tahun 1966 hingga
1973.9
Pada era 1967-1968 forum ini mendalami wacana-wacana
sekularisasi, modernisasi, dan westernisasi. Wahib menyebutkan
pasca Gestapu yakni pikiran aktivis HMI Yogyakarta memasuki sikap
kritis yang punya ide bahwa wacana modernisasi dianggap perlu
dalam Islam. Dengan begitu para pimpinan HMI Jawa Tengah dan
Yogyakarta terpecah menjadi dua antara yang kontra modernisasi
maupun yang pro modernisasi. Pada saat itu Dawam tidak setuju
dengan wacana tersebut sedangkan Djohan dan Manshur Hamid
8
Ibid, hlm. 2.
195
11
Ibid.
12
Ibid.
13
14
Ibid.
196
sedangkan
wacana
sekularisasi-westernisasi
adalah
surat-menyurat
15
Ibid.
16
17
Ibid.
dengan
alasan
terdapat
acara
HMI
di
197
disebabkan
ketakutan
terhadap
nilai-nilai
sekular
dan
198
sedikit.
Maka
dari
itu,
Djohan
dan
Manshur
selalu
199
menjadi
pemantik
dalam
sebuah
front
pertentangan
20
21
22
23
hlm. 34.
200
Pada
telaah
catatan
Wahib
berikutnya
adalah
menarik
pemikiran Islam dengan judul-judul catatan sebagai berikut : Diamdiam Kita Menganut Sekularisme, Nilai-nilai Lama dan Baru,
Haruskah Aku Memusuhi Mereka Yang Bukan Islam Dan Sampai
Hatikah Tuhan Memasukkan Mereka ke Dalam Neraka ?.24
Pada catatan Wahib tertanggal 30 September 1969. Ia dan
Djohan menyatakan keluar dari keanggotaan HMI. Wahib pun
memberikan
sebuah
memo
yang
berjudul
Memorandum
25
26
201
202
203
terletak
dekat
dengan
daerah
Sosrowijayan
ini
milik
dokter
kegiatan
bernama
kesenian
seperti
Paduan
Suara
dengan
Pecinta
Musik
Muslim
Yogyakarta
di
teatrikal
atau
drama
untuk
penutupan
Masa
204
sama menjalani kegiatan secara bersama hingga interaksi yang terusmenerus menimbulkan perasaan cinta atau dalam peribahasa Jawa
disebut witing tresno jalaran kulino. Maka dari itu, terdapat pasangan
aktivis yang langgeng menjalani pernikahan seperti Hadiroh sendiri
dengan Ahmad Muhsin Kamaludiningrat, Makmuri dengan Izanah,
Djohan
dengan
Sholichah
dan
Sugiat
dengan
Ummu
Hanim
pihak
pergerakan
menyelenggarakan
Konferensi
IMM
Yogyakarta
Nasional
era
1969
Konfernas
telah
perihal
36
205
IMM
pementasan
ini
telah
Ketoprak
wafat
K.H
Kalimasyada
Badawi
IMM
sehingga
terpaksa
acara
dibatalkan
putri
dengan
busana
kebaya
Jawa
dipadu
dengan
37
38
Ibid.
39
206
pengembangan
organisasi
dengan
reformasi
sistem
menjadi
Musyawarah
Cabang
Muscab
disertakan
penetapan Mars Lagu IMM dan Hmyne IMM. Farid Fathoni juga telah
menyimpan koleksi foto-foto dari Munas III IMM. Pada foto pertama
nampak spanduk Munas III IMM telah terpasang di kompleks Masjid
Agung Yogyakarta. Pada bagian foto kegiatan Munas tahun 1971
nampak Djasman mengenakan jas dan dasi ala busana Barat dengan
menemani Sudibyo Markoes. Lalu Rosyad Sholeh terlihat menulis
surat-menyurat organisasi dengan menggunakan mesin ketik dan
foto Amien Rais berbincang dengan pimpinan Muhammadiyah yaitu
41
207
42
208
terhadap
Muhammadiyah
dan
NU.
Pimpinan
209
periode
kepengurusan
Zulkabir
era
1977,
IMM
telah
210
48
211
Pada foto kedua era 1975 beberapa aktivis HMI IKIP ikut
berpartisipasi dalam agenda pelantikan Senat Mahasiswa FKIS. Said
dengan
temannya
sebagai
tamu
undangan.
Nampak
Said
temannya
juga
mengenakan
busana
mirip
Said
hanya
foto
ketiga
terlihat
dengan
beberapa
temannya
212
213
telah
begitu
jelas
karena
penulis
menemukan
sumber
214
215
berisi
info
bahan
masakan,
cara-cara
memasak
dan
Bulletin Sosio
1/Th.IV/1976. hlm. 26.
58
HMI.
Pengajian
Pengurus.
No.
216
edisi
ini
juga
memberitakan
serangkaian
kegiatan
hlm. 39.
Bait-bait puisi terdapat pada lampiran. Bulletin Sosio HMI.
Puisi-Puisi Sosio. No. 3-4/Th.V/1977. hlm. 26.
61
217
tetapi
sebagai
pemersatu
umat
Islam
dengan
218
tidak
menghayati
aspek
perbedaan
mahasiswa
di
pengumuman
Intermediate
Training
HMI
di
Godean,
219
legal sehingga
elemen
Bulletin Sosio
8/Th.VI/1978. hlm. 2.
65
66
Ibid.
HMI.
Ironi
Buat
PB
HMI
No.
220
Batra
di
Prambanan
yang
diketuai
Muslich
dengan
nama-nama
seperti
Ngadirin
Setiawan
dari
67
hlm. 20.
68
Ibid.
69
Ibid.
70
Ibid.
71
hlm. 21.
72
Ibid.
221
73
Ibid.
222
membuat
kehilangan
basis
gerakan
mahasiswa
utamanya.
Berbagai
ekstra-universiter
spanduk
atau
telah
brosur
organisasi ekstra sudah tidak tampak lagi pada masa ini. Hal ini
menimbulkan perubahan aktivitas mahasiswa menjadi unit-unit
kegiatan berorientasi minat dan hobi seperti olahraga, kesenian,
kerohanian, dan keilmuan.75 Terutama berbagai jenis kesenian dan
keolahragaan telah banyak diminati oleh kalangan mahasiswa.
Hingga
pada
tahun
ini
tiba-tiba
gerakan
mahasiswa
ekstra-
universiter seperti HMI, GMNI, PMII, dan IMM telah bergabung pada
unit kerohanian Islam atau Lembaga Dakwah Kampus ( LDK ) yang
sama yaitu Jamaah Shalahuddin.76
Pada pihak kalangan IMM Yogyakarta telah terjadi polemik
dengan kalangan IMM Jakarta sehingga menyebabkan Muktamar V
Bambang Purwanto, Djoko Suryo, Soegijanto Padmo (eds.),
Dari Revolusi ke Reformasi : 50 Tahun Universitas Gadjah Mada (
Yogyakarta: Pusat Studi Pariwisata UGM, 1999), hlm. 118.
75
76
223
77
224
225
seperti bus dalam kota. Fajrul sendiri sering naik semi bus yang
datang dari arah Prambanan menuju Yogyakarta.81 Pada aspek
penggambaran
busana
aktivis
Islam
era
1980-an
menurut
226
yang
dibicarakan
adalah
bagaimana
bermasyarakat,
dia
bersama
teman-temannya
melakukan
aksi
227
melakukan
perebutan
kepengurusan
senat
mahasiswa
kepemimpinan
Immawan
Wahyudi,
IMM
telah
kegiatan
komisariat
setiap
seminggu
sekali
dengan
228
untuk
menemui
bertemu
pimpinan
pusat
Pimpinan
Pusat
Muhammadiyah
Yogyakarta.
dengan
Mereka
mengadakan
dan Kyai
Djarnawi
88
229
Din
Syamsuddin.
DPPS
masa
ini
mempunyai
tugas
untuk
Cabang
Yogyakarta
pada
periode
ini
selalu
90
230
argumen
diatas
menjadi
penyebab
awal
231
Pernyataan
ini
adalah
aspirasi
penolakan
terhadap
runtutan
diatas
maka
telah
berdiri
HMI
Majelis
Menurut
Rusli
Karim
telah
terdapat
tiga
versi
Ibid.
94
Ibid.
232
bagi
status
mahasiswa
memiliki
kekurangan
dalam
233
saat
itu
ialah
Immawan
Wahyudi
merupakan
aspirasi
seperti
Daulah
Khoiriyati
dari
Yogya
sedangkan
sedangkan
Ismail
Siregar
dari
Yogya.96
Pada
tahap
95
96
234
pusat.
Aktivis
IMM
Jakarta
terlalu
memaksakan
serba-serbi
PMII
era
1986
telah
melakukan
aksi
bernama
Kejurnalistikan
PMII
Kholidi
mempunyai
Ibhar
dan
hubungan
Hamdan
erat
Daulay.
dengan
Pers
235
236
103
237
mampu
menyewa
rumah
seluas
10x20
meter
dengan
harga
sendiri
memiliki
strategi
dalam
mempertahankan
basis
104
105
106
107
238
oleh
pihak
pemerintah
ibarat
manusia
mengidap
akademisi
politik
UGM
yang
mengusulkan
prosedur
memimpin
pergerakan
Ormas
mahasiswa
Muhammadiyah
Islam
modernis
sehingga
karena
didukung
dinilai
kritis,
239
diwarnai
adu
fisik
sesama
anggota
HMI
karena
240
241
242
BAB VI
Kesimpulan
Dari narasi faktual-historis yang ditemukan dari berbagai
sumber data telah nampak pola pergerakan mahasiswa Islam
sepanjang Orba. Faktor pertama, bahwa karakter dan model
konfliktual menjadi pola dominan pergerakan mahasiswa Islam yang
terjadi
antara
dua
kota
ini.
Hal
ini
dikarenakan
perbedaan
243
model
pergerakan
mahasiswa
Islam
memiliki
pemberdayaan
masyarakat
menjadi
karakteristik
pola
seperti
koalisi
pergerakan,
audiensi,
lobi,
negosiasi,
di
Yogyakarta
memiliki
preferensi
ideologis
sehingga
244
eksistensi
suatu
lembaga.
Keempat,
koalisi
antar
245
DAFTAR PUSTAKA
A. Arsip / Dokumen
Arsip Nasional Republik Indonesia. Kehadapan PJM Presiden Bapak
Ir. H. Soekarno di Istana Negara, PB HMI Djl. Diponegoro 16
Djakarta 1963, Koleksi Roeslan Abdulgani.
Arsip Nasional Republik Indonesia. Permohonan Normalisasi IAIN
Jogja, Korps Dosen IAIN Sunan Kalidjaga 28 Oktober 1963,
Koleksi Roeslan Abdulgani Lampiran Surat Pernyataan PB HMI.
Arsip Nasional Republik Indonesia. Pimpinan Tjabang Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia Djl. Djogonegoro 11-Jogjakarta,
Koleksi Arsip Roeslan Abdulgani No. 1091.
Arsip Nasional Republik Indonesia. Pendjelasan Sikap PB HMI
Tentang Masalah I.A.I.N Al-Djamiah Jogjakarta dan Tjiputat
Djakarta, Koleksi Arsip Roeslan Abdulgani No. 1195.
Arsip Nasional Republik Indonesia. Hubungan Fahmi Idris Dengan
Sjarnoebi Said , Departemen Penerangan RI, Koleksi Arsip
Marzuki Arifin No. 563.
Panitia Pusat Kongres Muslimin Indonesia. Kongres Muslimin
Indonesia 20-25 Desember 1949, Badan Usaha & Penerbitan
Muslimin Indonesia.
Badan Pusat Statistik, Sensus Penduduk D.K.I Jakarta Raya Tahun
1971, Seri No. 09.
Badan Pusat Statistik, Sensus Penduduk D.I.Jogyakarta Tahun
1971, Seri E No. 12.
Kantor Pusat Data Propinsi DIY, Monografi DIY Tahun 1979 , 1981.
246
B. Pustaka Buku
Ahmad Gaus, Sang Pelintas Batas : Biografi Djohan Effendi , Jakarta:
Kompas-ICRP, 2009.
Agussalim Sitompul, Sejarah Perjuangan HMI 1947-1945, Surabaya:
Bina Ilmu, 1976.
Agussalim Sitompul, Pemikiran HMI Dan Relevansinya Dengan
Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia, Jakarta: Intergrita Press,
1986.
Aminuddin Kasdi, Kaum Merah Menjarah : Aksi Sepihak PKI/BTI di
Jawa Timur ( 1960-1965 ), Yogyakarta : Jendela, 2001.
Anderson, Bennedict & McVey, Ruth, A Preliminary Analysis of The
October 1, 1965 Coup In Indonesia, Singapore: Equinox
Publishing, 1971.
Arief Budiman, The 1998 Crisis : Change And Continuity in
Indonesia Barbara Hatley & Damien Kingsbury (eds.) dalam
Reformasi : Crisis And Change In Indonesia, Clayton: Monash
Institute, 1999.
Aspinall, Edward, Opposing Soeharto : Compromise, Resistance, And
Regime Change, California: Stanford University Press, 2005.
Aspinall, Edward, The Indonesia Student Uprising 1998 Arief
Budiman, Barbara Hatley, Damien Kingsbury (eds.) dalam
Reformasi : Crisis And Change In Indonesia, Clayton: Monash
Institute, 1999.
Bambang Purwanto, Djoko Suryo, Soegijanto Padmo (eds.), Dari
Revolusi Ke Reformasi : 50 Tahun Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta: Pusat Studi Pariwisata UGM, 1999.
Boland, B.J, The Struggle Of Islam In Modern Indonesia, The Hague:
Martinus Nijhoff- KITLV, 1971.
Booth, Anne & Peter McCawley (eds.), Ekonomi Orde Baru, Jakarta:
LP3ES, 1987.
247
248
249
Jakarta:
Indonesia,
250
251
252
E. Surat Kabar
Harian Kompas. Jumat, 1 Nopember 1973.
Sinar Harapan. Sabtu, 2 Nopember 1973.
Harian Kompas. Jumat, 7 Desember 1973.
Harian Kompas. Sabtu, 29 Desember 1973.
Kedaulatan Rakyat. Jumat, 29 Agustus 1997.
Koran KNPI. Rabu, 15 November 1978.
253
F. Majalah
Bulletin Media HMI, Edisi Djakarta Pebruari 1955.
Bulletin Sosio HMI, No. 1/Th.IV/1976.
Bulletin Sosio HMI, No. 3-4/Th.V/1977.
Bulletin Sosio HMI, No. 8/Th.VI/1978.
Gema Muktamar, No. 8/Th.VI/1978.
Suara Muhammadiyah, Edisi 8/1971.
Tempo, No. 14 /Th. XIII/4 Juni 1983.
Tempo Interaktif, Edisi 04/02-29/Mar/1997.
254
G. Internet
www.ui.ac.id/id/profile/page/sejarah
,8
, 20 :
Februari 32.
2013
www.uinjkt.ac.id/index.php/tentang-uin.html
,8
,
Februari 20:42.
2013,
www.uii.ac.id/universitas/rectors.html
,
,8
Februari 20:23.
2013
www.uin-suka.ac.id/page/1
,8
,
Februari 20:24.
2013
www.uny.ac.id/profil/sejarah-uny
,8
,
Februari 20:17.
2013
www.upi.edu
,12
,
Februari 12:36.
2013.
http://hmiciputat.tripod.com/id1.html
, 23Feb2013
http//www.hn.psu.edu/faculty/jmanis/jimspdf.htf ,14
October
2012.
,23:09
PM
19:15
PM
255
256
DAFTAR INFORMAN
No Nama
Usia
Pekerjaan
68
Dosen
Agussalim Sitompul
Keterangan
Ushuluddin Aktivis
UIN Yogyakarta
HMI
periode
1963-1969
AhmadMuhsin
Kamaludiningrat
& 69
Siti Hadiroh
Yogyakarta
& HMI
Pengurus Aisyiyah
periode
1964-1965
Amien Rais
68
Dewan
Pembina Aktivis
dan
IMM
periode
1962-1968
Chumaidi
Syarif 66
Romas
Dosen
Ushuluddin Aktivis
UIN Yogyakarta
HMI
periode
1970-1980
Fajrul Falaakh
56
Dosen
F.
Hukum Aktivis
256
257
UGM
6
Pengasuh
Ahmad )
Al-Qodir
Hamdan Daulay
54
PMII
Ponpes Aktivis
PMII 1983
PMII 19871991
Immawan Wahyudi
52
Wakil
Bupati Aktivis
Pemerintahan
IMM
Mustafid
42
Pengasuh
Mlangi
10 Rosyad Sholeh
72
1983-1986
Ponpes Aktivis
PMII 1998
Pengurus
Badan Pendiri
Pembina
Harian IMM
UMY
11 Said Tuhuleley
59
Pengasuh
Budi Mulia
Ponpes Aktivis
HMI
periode
1974-1979
12 Sudibyo Markoes
70
Dokter
Pendiri
257
258
IMM
13 Susilaningsih
59
Kuntowijoyo
Dosen
Humaniora Aktivis
UIN Yogyakarta
HMI tahun
1966
14 Syamsu
Nurdin
Udaya 72
Kontraktor
Pendiri
IMM
258
259
Lampiran 1
Yel-Yel Aktivis Mahasiswa Islam
I ) Yel-Yel KAMI dari Utusan HMI :
Ter, pinter, pinter, pinter,
Menteri-menteri sudah pinter
Tapi harga bensin tetap muter
Lalu Gani memberi humor seperti ini :
Yang Mulia Mahasiswa, kau tahu sekarang bahwa menterimenteri sekarang sudah pinter, tetapi pinteran kita. Nanti kita juga
diangkat jadi Menteri Demonstran, Mau nggak lu?
Paling enak jadi mahasiswa
Bayar bus Cuma dua ratus
Menteri-menteri pada kecewa
Mahasiswa berjuang terus
260
261
Lampiran 2
Syair Dan Puisi Aktivis Mahasiswa Islam
I ) Bait-Bait Puisi Slamet Sukirnanto :
Sehabis rencana
Selebihnya tiada
Kan lalu
Kan lalu
Kuasakah tanganmu
Meraih dalam waktu
Di hari kerjamu
Menunggu remangnya hari
Menunggu. Dan
Menunggu
Detik telah lewat
Dan tinggal menyentuh ragu
Kemarin yang tulis
Dalam mangu
Sebuah nyanyi
Sebuah nyanyi
Dengan mula syairnya
Semua yang kulihat
Semua kelabu.
Sumber : Slamet Sukirnanto, Catatan Suasana Kumpulan Puisi
(Jakarta: Balai Pustaka, 2000)
262
263
264
Lampiran 3
Catatan Ahmad Wahib Seputar Reaktulisasi Pemikiran Islam
1. Diam-diam Kita Menganut Sekularisme : berisi tentang
sekularisasi
ajaran
Tuhan
mutlak
diperlukan
bagi
265
Lampiran 4
Foto Agenda HMI di Masjid Syuhada Yogyakarta
266
Lampiran 5
Foto Pertunjukkan Seni HMI
267
Lampiran 6
Arsip Surat PB HMI
268
Lampiran 7
Foto Audiensi DPP IMM Kepada Presiden Soekarno
269
Lampiran 8
270
Lampiran 9
271
Lampiran 10
272
Lampiran 11
273
Lampiran 12
274
Lampiran 13
275
Lampiran 14
276
Lampiran 15
277
Lampiran 16
Foto Said Tuhuleley Sedang Berdiskusi Dengan Rekannya
278
Lampiran 18
279
Lampiran 19
280
Lampiran 20
Foto Emha Ainun Nadjib Mengisi Agenda Isra Miraj Yang Diadakan
HMI IKIP Yogyakarta
281
Lampiran 21
Foto Malam Peringatan Isra Miraj Yang Diadakan HMI FKIS IKIP
Yogyakarta
282
Lampiran 22
Foto Aktivis Putri HMI IKIP, Anisah dan Lutfiah Lomba Kejuaraan
Tenis Meja
283
Lampiran 24
284
Lampiran 25
285
Lampiran 26
286
Lampiran 27
287
Lampiran 29
288
Lampiran 30
289
Lampiran 31
290
Lampiran 32