Nama organisasi
ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal
sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW.
Sebagai dampak positif dari organisasi ini, kini telah banyak berdiri rumah sakit, panti
asuhan, dan tempat pendidikan di seluruh Indonesia.
Daftar isi
1 Sejarah
2 Organisasi
o 2.1 Jaringan Kelembagaan
o 2.2 Pembantu Pimpinan Persyarikatan
o 2.3 Organisasi Otonom
o 2.4 Daftar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah
3 Amal Usaha
4 Pendidikan
o 4.1 Universitas
o 4.2 Sekolah Tinggi
4.2.1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
4.2.2 Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Pendidikan
4.2.3 Sekolah Tinggi Ekonomi (STIE)
4.2.4 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH)
4.2.5 Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP)
4.2.6 Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA)
4.2.7 Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM)
4.2.8 Sekolah TInggi Manajemen Informatika dan Ilmu Komputer
(STMIK)
4.2.9 Sekolah Tinggi Teknologi (STT)
4.2.10 Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (STIK)
4.2.11 Sekolah Tinggi Farmasi (STF)
4.2.12 Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER)
4.2.13 Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
4.2.14 Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS)
4.2.15 Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT)
o 4.3 Institut
o 4.4 Politeknik
o 4.5 Akademi
4.5.1 Akademi Keperawatan (Akper)
4.5.2 Akademi Kebidanan (Akbid)
4.5.3 Akademi Teknik Elektromedik
4.5.4 Akademi Teknologi Radiodiagnostik & Radioterapi
4.5.5 Akademi Analis Kesehatan
4.5.6 Akademi Kesehatan Lingkungan
4.5.7 Akademi Fisioterapi
4.5.8 Akademi Statistika
4.5.9 Akademi Akuntansi
4.5.10 Akademi Farmasi (Akfar)
4.5.11 Akademi Pariwisata (Akpar)
5 Rujukan
6 Bacaan lanjut
7 Lihat pula
8 Pranala luar
Sejarah
Dalam catatan Adaby Darban, ahli sejarah dari UGM kelahiran Kauman, nama
”Muhammadiyah” pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus sahabat Kyai Ahmad
Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu, seorang Ketib Anom Kraton Yogyakarta dan
tokoh pembaruan yang kemudian menjadi penghulu Kraton Yogyakarta, yang kemudian
diputuskan Kyai Dahlan setelah melalui salat istikharah (Darban, 2000: 34).[2] Pada masa
kepemimpinan Kyai Dahlan (1912-1923), pengaruh Muhammadiyah terbatas di karesidenan-
karesidenan seperti: Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, dan Pekajangan, sekitar daerah
Pekalongan sekarang. Selain Yogya, cabang-cabang Muhammadiyah berdiri di kota-kota
tersebut pada tahun 1922. Pada tahun 1925, Abdul Karim Amrullah membawa
Muhammadiyah ke Sumatera Barat dengan membuka cabang di Sungai Batang, Agam.
Dalam tempo yang relatif singkat, arus gelombang Muhammadiyah telah menyebar ke
seluruh Sumatera Barat, dan dari daerah inilah kemudian Muhammadiyah bergerak ke
seluruh Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Pada tahun 1938, Muhammadiyah telah
tersebar keseluruh Indonesia.
Organisasi
Jaringan Kelembagaan
1. Majelis
o Majelis Tarjih dan Tajdid
o Majelis Tabligh
oMajelis Pendidikan Tinggi
oMajelis Pendidikan Dasar dan Menengah
oMajelis Pendidikan Kader
oMajelis Pelayanan Sosial
oMajelis Ekonomi dan Kewirausahaan
oMajelis Pemberdayaan Masyarakat
oMajelis Pembina Kesehatan Umum
oMajelis Pustaka dan Informasi
oMajelis Lingkungan Hidup
oMajelis Hukum Dan Hak Asasi Manusia
oMajelis Wakaf dan Kehartabendaan
2. Lembaga
o Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting
o Lembaga Pembina dan Pengawasan Keuangan
o Lembaga Penelitian dan Pengembangan
o Lembaga Penanggulangan Bencana
o Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah
o Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
o Lembaga Seni Budaya dan Olahraga
o Lembaga Hubungan dan Kerja sama International
Organisasi Otonom
Tempat
No. Foto Nama Awal Akhir Keterangan
Musyawarah
Ki Bagoes Muktamar
5. 1944 1953 Yogyakarta
Hadikoesoemo Darurat
Muktamar Ke–32
Buya A.R. Sutan
6. 1953 1959 Purwokerto
Mansur
7. K.H. M. Yunus Anis 1959 1962 Palembang Muktamar Ke–34
K.H. A.R.
10.
Fachruddin 1971 1990 Makasar Muktamar Ke–38
Amal Usaha
Amal usaha Muhammadiyah terutama bergerak di bidang Pendidikan serta layanan
Kesehatan dan Sosial dalam wadah Pembina Kesejahteraan Umat (PKU), yaitu:
Pendidikan [3]
1. TK/TPQ, jumlah TK/TPQ Muhammadiyah adalah sebanyak 4623.
2. SD/MI, jumlah data SD/MI Muhammadiyah adalah sebanyak 2604.
3. SMP/MTs, jumlah SMP/MTs Muhammadiyah adalah sebanyak 1772.
4. SMA/SMK/MA, jumlah SMA/MA/SMK Muhammadiyah adalah sebanyak
1143.
5. Perguruan Tinggi Muhammadiyah, jumlah Perguruan Tinggi Muhammadiyah
adalah sebanyak 172.
Kesehatan:
1. Rumah Sakit, jumlah Rumah Sakit Umum dan Bersalin Muhammadiyah/
Aisyiyah yang terdata sejumlah 72 [4].
2. Balai Kesehatan Ibu dan Anak
3. Balai Kesehatan Masyarakat
4. Balai Pengobatan
5. Apotek
Sosial
1. Panti Asuhan Yatim
2. Panti Jompo
3. Balai Kesehatan Sosial
4. Panti Wreda/ Manula
5. Panti Cacat Netra
6. Santunan (Keluarga, Wreda/ Manula, Kematian)
7. BPKM (Balai Pendidikan dan Keterampilan Muhammadiyah)
8. Rehabilitasi Cacat
9. Sekolah Luar Biasa
10. Pondok Pesantren
Pendidikan
Perguruan Tinggi Muhammadiyah meliputi Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, Politeknik,
dan Akademi.
Universitas
Sekolah Tinggi
Institut
1. Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi, Jawa Barat
2. Institut Keguruan dan Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah Maumere, Nusa Tenggara
Timur
Politeknik
Akademi
Akademi Fisioterapi
Akademi Statistika
Akademi Akuntansi