Anda di halaman 1dari 7

Nahdlatul 'Ulama

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Nahdlatul 'Ulama

Lambang Jam'iyyah Nahdlatul 'Ulama

Tanggal pembentukan 16 Rajab 1344 (31 Januari 1926)

Jenis Organisasi

Tujuan Keagamaan dan sosial (Islam)

Kantor pusat DKI Jakarta, Indonesia

Wilayah layanan Indonesia

Jumlah anggota 90 juta (2015)[1][2]

Rais Aam Syuriah Dr.(HC).KH. Ma'ruf Amin

Ketua Umum Tanfidziyah Dr. K.H. Said Aqil Siradj, MA

Situs web Situs web resmi

Nahdlatul 'Ulama (Kebangkitan 'Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan Islam), disingkat NU,


adalah sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia.[3] Organisasi ini berdiri pada 31
Januari 1926 dan bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi.

Anggaran Dasar Utama


Organisasi yang resmi tentu membutuhkan pijakan dan dasar yang kuat untuk melindungi
keberlangsungan pada masa yang akan datang. Menyadari hal-hal tersebut maka disusunlah
Anggaran Dasar Nahdlatul Ulama sebagai berikut.
BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
Jam’iyah ini bernama Nahdlatul Ulama disingkat NU. Didirikan di Surabaya pada tanggal 16
Rajab 1344 H bertepatan dgn tanggal 31 Januari 1926 M untuk waktu yang tidak terbatas.
Pasal 2
Pengurus Besar Jam’iyah Nahdlatul Ulama berkedudukan di ibu kota Negara Republik
Indonesia.
BAB II
AQIDAH/ASAS
Pasal 3
Nahdlatul Ulama sebagai Jam’iyah Diniyah islamiah beraqidah/berasas Islam menurut paham
Ahli Sunnah wal-Jamaah dan menganut salah satu dari empat mashab empat Hanafi Maliki
Syafii dan Hambali. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Nahdlatul Ulama berpedoman
kepada Ketuhanan Yang Maha Esa kemanusiaan yg adil dan berdab persatuan Indonesia
kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
BAB III
LAMBANG
Pasal 4
Lambang Nahdlatul Ulama berupa gambar bola dunia yg dilingkari tali tersimpul dikitari oleh 9
bintang 5 bintang terletak melingkari di atas garis khatulistiwa yg tersebar di antaranya terletak di
tengah atas sedang 4 bintang lainnya terletak melingkar di bawah khatulistiwa dgn tulisan
NAHDLATUL ULAMA dalam huruf Arab yg melintang dari sebelah kanan bola dunia ke sebelah
kiri; semua terlukis dgn warna putih di atas dasar hijau. [4]

Daftar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama


Berikut ini adalah daftar Rais Am Syuriah (Dewan Penasehat) dan Ketua
Umum Tanfidziyah (Dewan Pelaksana) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama:

Rais Aam Syuriyah Ketua Umum Tanfidziyah Awal Akhir


N
o
Foto Nama Foto Nama

KH. Mohammad Hasyim


1 1926 1947
Asy'arie
KH. Hasan Gipo

1947 1952

K.H. Abdul Wahab


2
Chasbullah
KH. Idham Chalid 1952 1971
3 KH. Bisri Syansuri 1972 1980

KH. Muhammad Ali


4 1980 1984
Maksum

KH. Achmad Muhammad


5 1984 1991
Hasan Siddiq

Dr (HC). KH.
6 KH. Ali Yafie (pjs) Abdurrahman Wahid 1991 1992

7 KH. Mohammad Ilyas Ruhiat 1992 1999

8 Dr (HC).KH. Mohammad KH. Hasyim Muzadi 1999 2010


Ahmad Sahal Mahfudz
2010 2014

9 KH. Ahmad Mustofa Bisri Prof. Dr. KH. Said Aqil 2014 2015
Siradj, M.A.

Petahan
10 KH. Ma'ruf Amin 2015
a

Organisasi[
Tujuan
Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah waljama'ah di tengah-tengah kehidupan
masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Usaha

1. Di bidang agama, melaksanakan dakwah Islamiyah dan meningkatkan rasa


persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dalam perbedaan.
2. Di bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai
Islam, untuk membentuk muslim yang bertakwa, berbudi luhur, berpengetahuan luas.Hal
ini terbukti dengan lahirnya Lembaga-lembaga Pendidikan yang bernuansa NU dan
sudah tersebar di berbagai daerah khususnya di Pulau Jawa.
3. Di bidang sosial budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan yang
sesuai dengan nilai keislaman dan kemanusiaan.
4. Di bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk menikmati hasil
pembangunan, dengan mengutamakan berkembangnya ekonomi rakyat.Hal ini ditandai
dengan lahirnya BMT dan Badan Keuangan lain yang yang telah terbukti membantu
masyarakat.
5. Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas. NU berusaha
mengabdi dan menjadi yang terbaik bagi masyrakat.
Struktur Pengurus[

1. Pengurus Besar (tingkat Pusat).


2. Pengurus Wilayah (tingkat Provinsi), terdapat 33 Wilayah.
3. Pengurus Cabang (tingkat Kabupaten/Kota) atau Pengurus Cabang Istimewa untuk
kepengurusan di luar negeri, terdapat 439 Cabang dan 15 Cabang Istimewa.
4. Pengurus Majlis Wakil Cabang / MWC (tingkat Kecamatan), terdapat 5.450 Majelis Wakil
Cabang.
5. Pengurus Ranting (tingkat Desa / Kelurahan), terdapat 47.125 Ranting.
Untuk Pusat, Wilayah, Cabang, dan Majelis Wakil Cabang, setiap kepengurusan terdiri dari:

1. Mustasyar (Penasihat)
2. Syuriyah (Pimpinan tertinggi)
3. Tanfidziyah (Pelaksana Harian)
Untuk Ranting, setiap kepengurusan terdiri dari:

1. Syuriyah (Pimpinan tertinggi)


2. Tanfidziyah (Pelaksana harian)
Keanggotaan berbasis di ranting dan di cabang untuk cabang istimewa.
Lembaga
Lembaga adalah perangkat departementasi organisasi Nahdlatul Ulama yang berfungsi sebagai
pelaksana kebijakan Nahdlatul Ulama, berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu dan/atau
yang memerlukan penanganan khusus. Lembaga ini meliputi:

1. Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LD-NU) [1]


2. Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (LP Ma'arif NU)
3. Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU)* (Indonesia) Lembaga Asosiasi
Pesantren Nahdlatul Ulama
4. Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LP-NU)
5. Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPP-NU)
6. Lembaga Pelayanan Kesehatan Nahdlatul Ulama (LPK-NU)
7. Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKK-NU)
8. Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama
(LAKPESDAM-NU)
9. Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBH-NU)
10. Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (LESBUMI-NU)
11. Lembaga Zakat, Infaq, dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZIS-NU)
12. Lembaga Waqaf dan Pertanahan Nahdlatul Ulama (LWP-NU)
13. Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBM-NU)
14. Lembaga Ta'mir Masjid Nahdlatul Ulama (LTM-NU)
15. Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LK-NU)
16. Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LF-NU)
17. Lembaga Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN-NU)
18. Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI-NU)
Badan Otonom
Badan Otonom adalah perangkat organisasi Nahdlatul Ulama yang berfungsi melaksanakan
kebijakan Nahdlatul Ulama yang berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu dan
beranggotakan perorangan.
Badan Otonom dikelompokkan dalam katagori Badan Otonom berbasis usia dan kelompok
masyarakat tertentu, dan Badan Otonom berbasis profesi dan kekhususan lainnya.
Jenis Badan Otonom berbasis usia dan kelompok masyarakat tertentu adalah:

1. Muslimat Nahdlatul Ulama (Muslimat NU)


2. Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama (GP Ansor NU)
3. Fatayat Nahdlatul Ulama (Fatayat NU)
4. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU)
5. Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU)
6. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
7. Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh an-Nahdliyah (MATAN)
Badan Otonom berbasis profesi dan kekhususan lainnya:

1. Jam'iyyah Ahli Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah (JATMAN)


2. Jami'iyyatul Qurro wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQH NU)
3. Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU)
4. Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (SARBUMUSI)
5. Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa (IPSNU Pagar Nusa)
6. Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU)
7. Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama
8. Ikatan Seni Hadroh Indonesia (ISHARI)

NU dan Politik
Pertama kali NU terjun pada politik praktis pada saat menyatakan memisahkan diri dengan
Masyumi pada tahun 1952 dan kemudian mengikuti pemilu 1955. NU cukup berhasil dengan
meraih 45 kursi DPR dan 91 kursi Konstituante. Pada masa Demokrasi Terpimpin NU dikenal
sebagai partai yang mendukung Soekarno, dan bergabung dalam NASAKOM (Nasionalis,
Agama, Komunis) Nasionalis diwakili Partai Nasional Indonesia (PNI) Agama Partai Nahdhatul
Ulama dan Partai Komunis Indonesia (PKI).
NU kemudian menggabungkan diri dengan Partai Persatuan Pembangunan pada tanggal 5
Januari 1973 atas desakan penguasa orde baru. Mengikuti pemilu 1977 dan 1982 bersama
PPP. Pada muktamar NU di Situbondo, NU menyatakan diri untuk 'Kembali ke Khittah 1926'
yaitu untuk tidak berpolitik praktis lagi.
Namun setelah reformasi 1998, muncul partai-partai yang mengatasnamakan NU. Yang
terpenting adalah Partai Kebangkitan Bangsa yang dideklarasikan oleh Abdurrahman Wahid.
Pada pemilu 1999 PKB memperoleh 51 kursi DPR dan bahkan bisa mengantarkan Abdurrahman
Wahid sebagai Presiden RI. Pada pemilu 2004, PKB memperoleh 52 kursi DPR

PC (Pengurus Cabang) NU Kota Yogyakarta


Pengurus Cabang (tingkat Kabupaten/Kota) adalah pengurus NU yang bergerak di
bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi ditingkat Kabupaten/Kota.
Pengurus Cabang Nu Kota Yogyakarta diketuai oleh Ahmad Yubaidi, SH, SPD.
Alamat:
MT. Haryono No.40-42, Suryodiningratan, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55141
(0274) 411911

Anda mungkin juga menyukai