adalah sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia.[3] Organisasi ini berdiri pada 31
Januari 1926 dan bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Kehadiran
NU merupakan salah satu upaya melembagakan wawasan tradisi keagamaan yang dianut jauh
sebelumnya, yakni paham Ahlussunnah wal Jamaah.[4] Selain itu, NU sebagaimana organisasi-
organisasi pribumi lain baik yang bersifat sosial, budaya atau keagamaan yang lahir di masa
penjajah, pada dasarnya merupakan perlawanan terhadap penjajah.[5] Hal ini didasarkan,
berdirinya NU dipengaruhi kondisi politik dalam dan luar negeri, sekaligus merupakan
kebangkitan kesadaran politik yang ditampakkan dalam wujud gerakan organisasi dalam
menjawab kepentingan nasional dan dunia Islam umumnya.[6]
KH. Mohammad
1 1926 1928
Hasyim Asy'arie
KH. Hasan
Gipo
1947 1952
K.H. Abdul Wahab
2
Chasbullah
1952 1971
Dr (HC). KH.
6 KH. Ali Yafie (pjs) Abdurrahman 1991 1992
Wahid
KH. Mohammad
7 1992 1999
Ilyas Ruhiat
2010 2014
KH. Miftachul
11 2018 Petahana
Akhyar (penjabat)
Organisasi
Tujuan
Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah waljama'ah di tengah-tengah kehidupan
masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Usaha
1. Di bidang agama, melaksanakan dakwah Islamiyah dan meningkatkan rasa
persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan dalam perbedaan.
2. Di bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai
Islam, untuk membentuk muslim yang bertakwa, berbudi luhur, berpengetahuan luas.Hal
ini terbukti dengan lahirnya Lembaga-lembaga Pendidikan yang bernuansa NU dan
sudah tersebar di berbagai daerah khususnya di Pulau Jawa.
3. Di bidang sosial budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta kebudayaan yang
sesuai dengan nilai keislaman dan kemanusiaan.
4. Di bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk menikmati hasil
pembangunan, dengan mengutamakan berkembangnya ekonomi rakyat.Hal ini ditandai
dengan lahirnya BMT dan Badan Keuangan lain yang yang telah terbukti membantu
masyarakat.
5. Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas. NU berusaha
mengabdi dan menjadi yang terbaik bagi masyrakat.
Struktur pengurus[sunting | sunting sumber]
1. Mustasyar (Penasihat)
2. Syuriyah (Pimpinan tertinggi)
3. Tanfidziyah (Pelaksana Harian)
Untuk Ranting, setiap kepengurusan terdiri dari:
Lembaga
Lembaga adalah perangkat departementasi organisasi Nahdlatul Ulama yang berfungsi sebagai
pelaksana kebijakan Nahdlatul Ulama, berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu dan/atau
yang memerlukan penanganan khusus. Lembaga ini meliputi:
1. Lajnah Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN-NU) menjadi Lembaga Ta'lif wan Nasyr
Nahdlatul Ulama (LTNNU)
2. Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama (LF-NU) menjadi Lembaga Falakiyah Nahdlatul
Ulama (LFNU)
3. Lajnah Pendidikan tinggi (LPT-NU) menjadi Lembaga Pendidikan Nahdlatul Ulama
(LPTNU)
Badan otonom
Badan otonom[10] adalah perangkat organisasi Nahdlatul Ulama yang berfungsi melaksanakan
kebijakan Nahdlatul Ulama yang berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu dan
beranggotakan perorangan.
Badan Otonom dikelompokkan dalam katagori Badan Otonom berbasis usia dan kelompok
masyarakat tertentu, dan Badan Otonom berbasis profesi dan kekhususan lainnya.
Jenis badan otonom berbasis usia dan kelompok masyarakat tertentu adalah: