Anda di halaman 1dari 13

Sejarah & Perkembangan NU

Nama :
• Ahmad Khotibul Umam (19220070)
Nahdlatul Ulama

• Nahdlatul Ulama : Kebangkitan Ulama


• Berdiri : 31 Januari 1926 M/26 Rajab 1344 H.
• Pendiri : Syeikh KH. M. Hasyim Asyari (Pengasuh
PonPes Tebuireng, Jombang, Jawa Timur
• Penggerak : KH. Abdul Wahab Chasbullah
• Tujuan Umum : Untuk melestarikan,
mengembangkan dan mengamalkan ajaran islam
ahlussunnah wal jama’ah dengan menganut salah
satu dari 4 madzab.
Latar Belakang

• Pada tahun 1924, Syarif Husein, Raja Hijaz (Makkah) yang


berpaham Sunni ditaklukkan oleh Abdul Aziz bin Saud yang
beraliran Wahabi.
• Berita akan menghilangkan bentuk amaliah keagamaan sunni
• Kyai wahab di coret dari calon utusan pada acara muktamar di
kota mekkah dengan alasan tidak mewakili organisasi resmi
Perkembangan
• Pada tahun 1937, empat orang tokoh pergerakan Islam berkumpul di
Surabaya untuk mendirikan federasi organisasi Islam. KH. Abdul Wahab
Chasbullah dan KH. Dahhlan Ahyad (NU), KH. Mas Mansur
(Muhammadiyah) dan Wondoamiseno (Sarekat Islam) menyepakati
berdirinya Majlis Islam A’la Indonesia, disingkat MIAI.
• Pada masa kependudukan jepang, Rais Akbar NU KH. M. Hasyim Asy’ari
dan Ketua Umum PBNU KH. Machfudz Siddiq ditahan oleh Jepang.
1942-1945

• Tahun 1942, K.H. A.Wachid Hasyim dan beberapa kiai masuk sebagai anggota
Chuo Sangi-In(parleman Jepang).
• Pada bulan September 1943, NU dan Muhammadiyah bisa beraktivitas kembali
seperti di masa penjajahan Belanda.
• Pada akhir Oktober 1943, atas prakarsa NU dan Muhammadiyah pula,didirikan
wadah perjuangan baru bagi umat Islam bernama Majelis Syuro Muslimin
Indonesia, disingkat Masyumi, dengan KH. A. Wachid Hasyim Asy’ari sebagai
pimpinan tertinggi.
• Pada 14 Oktober 1944, dibentuknya Hizbullah. Pemuda islam dilatih kemiliteran
oleh para komandan PETA dengan pengawasan prajurit Jepang. Bertindak
sebagai Panglima Tertinggi Hizbullah adalah KH. Zainul Arifin dari NU.
• KH. A. Wahid Hasyim juga duduk sebagai Pimpinan Tertinggi Shumubu
(Departemen Agama)
1945-1952
• KH. A. Wahid Hasyim sebagai anggota BPUPKI pada 29 April 1945
• KH. A. Wahab Chasbullah, KH. Masjkur dan KH. Zainul Arifin. KH. A. Wahid
Hasyim bergabung PPKI serta sebagai penanda tangan Piagam Jakarta,
bersama delapan orang lainnya.
• NU mengeluarkan Fatwa Jihad pada 22 Oktober 1945. Fatwa yang dikenal
dengan Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama’ itu mampu membakar semangat
perjuangan kaum muslimin.
1952-1973
• Dalam pemilu pertama 1955, partai NU menduduki peringkat ketiga
setelah PNI dan Masyumi banyak tokoh NU menduduki posisi penting
dalam pemerintahan
• Di samping banyak tokoh NU menempati posisi strategis dalam Kabinet,
Lembaga Tinggi Negara, banyak juga yang diangkat Duta Besar RI di luar
Negeri.
1973 – 1984

• partai-partai yang berazas nasionalis dileburkan dalam partai Demokrasi


Indonesia (PDI), sedangkan partai-partai yang berazas islami dileburkan ke
dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
• Para tokoh NU juga dikikis habis dari berbagai jabatan di pemerintahan.
Hanya dua orang yang diberi posisi penting, yaitu KH. Masjkur sebagai
Wakil Ketua MPR-DPR RI (1977 - 1983) dan KH. Idham Chalid sebagai
Dewan Pertimbangan Agung (1977 - 1982).
1984 – 1998
• Lewat Muktamar NU ke-27 di Situbondo pada 1984 akhirnya
NU kembali ke jati dirinya seperti saat didirikan pada tahun
1926. Pristiwa itu dikenal dengan istilah kembali ke Khittah
1962.
• Bahkan untuk pertama kalinya Ketua Umun PBNU terpilih
sebagai salah satu presiden Agama-agama di dunia(WRCP).
1998 – 2004
• NU kembali masuk kembali ke dalam kancah politik praktis. PBNU
memfasilitasi berdirinya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada 23 Juli 1998
• Ketua Umum PBNU KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), terpilih sebagai
Presiden Replubik Indonesia keempat, 1999.
• Gus Dur dijatuhkan lewat impeachment DPR pada 2003, dampaknya juga
sangat dirasakan oleh NU dan PKB.
2004 – sekarang
• Lewat muktamarnya yang ke-31 di Donohudon, Solo pada 2004, Nu
meneguhkan kembali jati dirinya untuk keluar dari politik praktis dan
kembali ke jalan Khittah sebagaimana yang pernah diputuskan dalam
muktamar ke-27 di Situbondo pada 1984.
• menbuka Pengurus Cabang Istimewa (PCI) di beberapa negara yaitu dari
PCI Amerika, Australia, Inggris, Jepang, Saudi Arabia, Sudan, Mesir dan lain
sebagainya.
• Pada tahun 2004 NU memprakarsai berdirinya International Conference of
Islamic Scholars (ICIS, Konferensi Internasional Cendekiawan Islam) di
Jakarta.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai