Anda di halaman 1dari 4

NAMA : PERI HIDAYAT

KELAS : TI-F

Karya-karya Al Magfirullah
Al-Mukarram Maulana al-Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid selaku ulama' pewaris
para Nabi, di samping menyampaikn dakwah bi al-hal wa bi al-lisan, juga tergolong penulis dan
pengarang yang produktif. Bakat dan kemampuan beliau sebagai pengarang ini tumbuh dan
berkembang sejak beliau masih belajar di Madrasah Shaulatiyah Mekah. Namun karena
banyaknya dan padatnya kegiatan keagamaan dan keasyarakatan yang harus diisi maka peluang
dan kesempatan untuk memperbanyak tulisan tampaknya sangat terbatas. Kendatipun demikian di
tengah-tengah keterbatasan waktu itu, beliau masih sempat mengarang beberapa kitab, kumpulan doa,
dan lagu-lagu perjuangan dalam bahasa Arab, Indonesia dan Sasak.
Dalam bahasa Arab
 Risalah al-Tauhid
 Sullam al-Hija Syarah Safinah al-Naja
 Nahdlah al-Zainiah
 At Tuhfah al-Amfenaniyah
 Al Fawakih al-Nahdliyah
 Mi'raj al-Shibyan ila Sama'i Ilm al-Bayan
 Al-Nafahat ‘ala al-Taqrirah al-Saniyah
 Nail al-Anfal
 Hizib Nahdlatul Wathan
 Hizib Nahdlatul Banat
 Tariqat Hizib Nahdlatul Wathan
 Shalawat Nahdlatain
 Shalawat Nahdlatul Wathan
 Shalawat Miftah Bab Rahmah Allah
 Shalawat al-Mab'uts Rahmah li al-‘Alamin
Dalam bahasa Indonesia dan Sasak
 Batu Ngompal
 Anak Nunggal
 Taqrirat Batu Ngompal
 Wasiat Renungan Masa I dan II
Nasyid/Lagu Perjuangan
 Ta'sis NWDI
 Imamuna al-Syafi'i
 Ya Fata Sasak
 Ahlan bi Wafid al-Zairin
 Tanawwar
 Mars Nahdlatul Wathan
 Bersatulah Haluan
 Nahdlatain
 Pacu Gama'
 Surat Waqiah

Sejarah Berdirinya NW
Organisasi Nahdlatul Wathan, yang selanjutnya disingkat NW, adalah sebuah organisasi sosial
kemasyarakatan yang bergerak dalam bidang pendidikan, sosial, dan dakwah Islamiyah. Onganisasi ini
didirikan oleh Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pada hari Ahad tanggal, 15
Jumadil Akhir 1372 H bertepatan dengan tanggal 1 Maret 1953 M di Pancor, Lombok Timur, Nusa
Tenggara Barat.
Adapun yang melatar belakangi berdirinya organisasi ini adalah karena melihat pertumbuhan dan
perkembangan cabang-cabang Madrasah NWDI dan NBDI yang begitu pesat, di samping perkembangan
aktivitas sosial lainnya, seperti majlis dakwah dan majlis ta’lim dan lainnya. Untuk itu diperlukan suatu
wadah atau organisasi yang mewadahi dan mengorganisir segala macam bentuk kebutuhan dan keperluan
pengelolaan lembaga-lembaga tersebut secara profesional.Setelah menyelesaikan pendidikan di Madrasah
As-Saulatiyyah Makkah dan kembali ke tanah air (Indonesia), pada tahun 1934 M., TGKH. Muhammad
Zainuddin Abdul Madjid mendirikan Pondok Pesantren Al-Mujahidin. Berselang tiga tahun setelah itu
yakni pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 H. / 22 Agustus 1937 M., beliau mendirikan Madrasah
Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) yang secara khusus menerima murid dari kalangan laki-
laki. Lalu pada tanggal 15 Rabi'ul Akhir 1362 H. / 21 April 1943 M., beliau mendirikan Madrasah
Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI) yang khusus menerima murid dari kalangan perempuan.
Kedua madrasah ini merupakan madrasah pertama yang berdiri di Pulau Lombok, dan merupakan cikal
bakal berdirinya semua madrasah yang bernaung dibawah organisasi Nahdlatul Wathan.
Pada zaman penjajahan, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid juga menjadikan madrasah NWDI
dan NBDI sebagai pusat pergerakan kemerdekaan. Bersama guru-guru madrasah NWDI dan NBDI,
TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid membentuk gerakan yang diberi nama "Gerakan Al-
Mujahidin", yang tujuan utamanya adalah untuk membela tanah air dan merebut kemerdekaan dari
rongrongan penjajah dimasa itu.
Perkembangan madrasah-madrasah yang merupakan cabang dari NWDI dan NBDI cukup pesat. Pada
tahun 1952 M. tercatat sebanyak 66 madrasah telah didirikan oleh para alumni NWDI dan NBDI yang
tersebar diberbagai daerah. Untuk lebih memudahkan dalam koordinasi, pembinaan dan pengembangan
madrasah-madrasah cabang tersebut, maka pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1372 H. / 1 Maret 1953 M.,
TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid mendirikan organisasi Nahdlatul Wathan yang bergerak
dibidang Pendidikan, Sosial dan Dakwah Islamiyah. Hingga tahun 1997 H. tercatat sebanyak 647
lembaga pendidikan telah didirikan, mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.
Begitu pula dengan lembaga sosial dan dakwah Islamiyah yang berada dibawah naungan organisasi
Nahdlatul Wathan, telah tersebar diseluruh provinsi di Indonesia.
Sebagai organisasi yang berada didalam negara hukum, organisasi Nahdlatul Wathan secara resmi telah
tercatat dalam Akta Notaris Hendrik Alexander Malada dengan Nomor 48 tanggal 29 Oktober 1956. Dan
telah berbadan hukum berdasarkan ketetapan Menteri Kehakiman Nomor: J.A.5/10515 tanggal 17
Oktober 1960, serta telah diumumkan melalui Berita Negara Republik Indonesia Nomor 90 tanggal 8
November 1960.
Muktamar NW
Kemudian dalam rangka konsolidasi organisasi, Nahdlatul Wathan telah melaksanakan rapat
anggota untuk tingkat ranting, konfrensi untuk tingkat Anak Cabang, Cabang, Daerah, Wilayah dan
Perwakilan. Sedangkan untuk tingkat Pengurus Besar diselenggaran muktamar.
Selanjutnya, setelah mengadakan muktamar I, hingga meninggalnya Tuan Guru Kyai Haji Muhammad
Zainuddin Abdul Madjid, organisasi Nahdlatul Wathan tercatat telah mengadakan muktamar sebanyak 14
kali. Eksistensi Nahdlatul Wathan sebagai organisasi telah diakui berdasarkan Akte Nomor 48 tanggal 29
Oktober 1965 yang dibuat dan sisahkan oleh Notaris Pembantu Hendrik Alexander Malada di mataram.
Adapun tempat, tanggal dan tahun terselenggaranya Muktamar tersebut, adalah sebagai berikut:
1. Muktamar I tanggal 22-24 Agustus 1954 di Pancor
(Terpilihnya Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai PBNW)
2. Muktamar II tanggal 23-26 Maret 1957 di Pancor
(Terpilihnya Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai PBNW)
3. Muktamar III tanggal 25-27 Januari 1960 di Pancor
(Terpilihnya Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai PBNW)
4. Muktamar IV tanggal 10-14 Agustus 1963 di Pancor
(Terpilihnya Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sebagai PBNW)
5. Muktamar V tanggal 29 Juli .- 1 Agustus 1966 di Pancor
(Terpilihnya H. Yusi Muhsin Aminullah sebagai PBNW)
6. Muktamar VI tanggal 24-27 September 1969 di Mataram
(Terpilihnya H. Jalaluddin sebagai PBNW)
7. Muktamar VII tanggal 30 Nopember – 3 Desember 1973 di Mataram
(Terpilihnya H. Jalaluddin sebagai PBNW)
8. Muktamar Kilat Istimewa 28-30 Januari 1977 di Pancor
(Pemecatan H. Jalaluddin sebagai PBNW)
9. Muktamar VIII tanggal 24-25 Februari 1986 di Pancor
(Terpilihnya Drs. H. Wiresentane sebagai PBNW)
10. Muktamar IX tanggal 3-6 Juli 1991 di Pancor
(Terpilihnya Drs. H. Wiresentane sebagai PBNW)
11. Muktamar X tanggal 24-26 Juli 1998 di Praya
(Terpilihnya Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid sebagai PBNW)
12. Muktamar XI tanggal 14-16 Agustus 2004 di Anjani
(Terpilihnya Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid sebagai PBNW)
13. Muktamar XII tanggal 29-31 Juli 2009 di Anjani
(Terpilihnya Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid sebagai PBNW)
14. Muktamar XIII tanggal 3-5 Mei 2014 di Mataram
(Terpilihnya Ummuna Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid sebagai PBNW)
15. Muktamar XIV tanggal 25-27 Juni 2019 di Mataram
(Terpilihnya Raden Tuan Guru Bajang K.H. L. Gede Muhammad Zainuddin Atsani sebagai PBNW)
Kini, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan yang sah menurut aturan Negara dan AD ART
Organisasi Nahdlatul Wathan adalah Syaikhuna Tuan Guru Bajang K.H. Lalu Gede Muhammad
Zainuddin Atsani, Lc., M.Pd.I. (Baca profil singkat Tuan Guru Bajang Zainuddin Atsani.

Anda mungkin juga menyukai