Anda di halaman 1dari 9

“Sejarah NU dan Muhammadiyah”

KELOMPOK:
1. AJI PRADANA (13)
2. ADITYA EKSA P (6)
3. ADITYA BIMA (5)
4. ALFIAN DWI FANI (14)
5. ATHALLAH FARREL M(26)
6. BIMA HANDRIANO (30)
*YANG GAK
JAWAB PKI!

ASSALAMUALLAIKUM WR.WB
*SEJARAH NU*
Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia. Sejarah hari lahir NU
terjadi 93 tahun silam, tepatnya tanggal 31 Januari 1926. Pendirian NU digagas para kiai
ternama dari Jawa Timur, Madura, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, yang menggelar pertemuan
di kediaman K.H. Wahab Chasbullah di Surabaya. Selain K.H. Wahab Chasbullah, pertemuan
para kiai itu juga merupakan prakarsa dari K.H. Hasyim Asy’ari. Yang dibahas pada waktu itu
adalah upaya agar Islam tradisional di Indonesia dapat dipertahankan. Maka, dirasa perlu
dibentuk sebuah wadah khusus. Sebenarnya, upaya semacam itu sudah dirintis Kiai Wahab
jauh sebelumnya. Bersama K.H. Mas Mansur, seperti ditulis Ahmad Zahro dalam buku Tradisi
Intelektual NU: Lajnah Bahtsul Masail 1926-1999 (2004), Kiai Wahab mendirikan Nahdlatul
Wathan yang artinya “kebangkitan tanah air” pada 1914. Martin van Brulnessen dalam buku
berjudul NU: Tradisi, Relasi-relasi Kuasa, Pencarian Wacana Baru (1994) menyebut bahwa,
boleh dibilang, Nahdlatul Wathan merupakan sebuah lembaga pendidikan agama bercorak
nasionalis moderat pertama di Nusantara. Sebagai catatan, Nahdlatul Wathan versi Kiai
Wahab dan Kiai Mas Mansur berbeda dengan lembaga bernama serupa yang didirikan Tuan
Guru Kiai Haji (TGKH) Muhammad Zainuddin Abdul Madjid di Lombok, Nusa Tenggara Timur,
pada 1953.
Menjaga Islam Nusantara Nahdlatul Wathan berkembang pesat dan pada 1916 sudah memiliki
madrasah dengan gedung besar serta bertingkat di Surabaya. Cabang-cabangnya pun berdiri di
mana-mana, termasuk di Malang, Semarang, Gresik, Jombang, dan lain-lain. Tak cukup dengan
itu, Kiai Wahab kembali menggagas satu perhimpunan lagi pada 1918. Dikutip dari buku
Pertumbuhan dan Perkembangan NU (1985) karya Choirul Anam, organisasi ini bernama
Nahdlatul Tujjar atau “kebangkitan para pedagang”. Setahun berselang, di Ampel, Surabaya,
berdiri majelis diskusi dan madrasah bernama Taswirul Afkar. Madrasah ini didirikan sebagai
tempat mengaji dan belajar ilmu agama bagi anak-anak yang diharapkan kelak dapat
mempergunakan ilmunya untuk melestarikan Islam tradisional. Kiai Wahab dan Kiai Mas Mansur
punya andil dalam pembentukan madrasah ini. Uniknya, Kiai Haji Mas Mansur kelak dikenal
sebagai ulama dari Muhammadiyah, ia bahkan merupakan murid langsung dari pendiri
organisasi Islam-pembaharu ini, Kiai Haji Ahmad Dahlan. Muhammadiyah nantinya berpolemik
dengan golongan Islam-tradisional yang menjadi pemantik lahirnya NU. Kiai Wahab dan para kiai
Islam-tradisional lainnya merasa sangat perlu membentengi Islam Nusantara karena beberapa
tata cara ibadah keagamaan mereka kerap ditentang golongan Islam-reformis yang digawangi
misalnya oleh Al-Irsyad dan Muhammadiyah, pada dekade ketiga abad ke-20 itu. Pada awal 1926,
rapat antar-organisasi Islam di Cianjur menyatakan akan mengirim dua utusan ke Mekah untuk
menghadap Raja Ibn Sa’ud. Kiai Wahab mengusulkan delegasi tersebut membawa persoalan mengenai
praktik keagamaan Islam tradisional di Indonesia.
Namun, usul ini ditolak dengan tegas oleh kelompok Islam-reformis. Penolakan itulah yang kemudian
membuat golongan Islam-tradisional memutuskan bakal mengambil jalan sendiri untuk menghadap Raja
Ibn Sa’ud guna memperjuangkan kepentingan mereka. Maka, pada 31 Januari 1926, dikutip dari K.H.
Abdul Wahab Hasbullah: Bapak dan Pendiri NU (1972) karya Saifuddin Zuhri, para kiai berkumpul di
kediaman Kiai Wahab dan memutuskan membentuk suatu organisasi kemasyarakatan Islam Ahlussunnah
wal Jama’ah yang dinamakan Nahdlatul Ulama atau “kebangkitan para ulama”. Tanggal 31 Januari 1926
ditetapkan sebagai hari lahir NU. NU bergerak di bidang keagamaan dan kemasyarakatan serta dibentuk
dengan tujuan untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam, baik dalam konteks komunikasi vertikal
dengan Allah SWT maupun komunikasi horizontal dengan sesama manusia. Dalam perjalanan
riwayatnya, NU berkembang pesat dan amat terjaga secara tradisional. Kini, NU menjadi organisasi
kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia, hidup berdampingan dengan wakil kelompok Islam-reformis
yang dulu berpolemik, Muhammadiyah.
*SEJARAH MUHAMMADIYAH
Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18
Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KHA
Dahlan .Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai
pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh
dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali
kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu beliau
memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para
pedagang.

Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat
sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan
beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai
ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan
Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air.

Disamping memberikan pelajaran/pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi pelajaran


kepada kaum Ibu muda dalam forum pengajian yang disebut "Sidratul Muntaha". Pada siang hari
pelajaran untuk anak-anak laki-laki dan perempuan. Pada malam hari untuk anak-anak yang telah
dewasa.
KH A Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922
dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat
tahunan. Pada rapat tahun ke 11, Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh
KH Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun
1934.Rapat Tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi Konggres
Tahunan pada tahun 1926 yang di kemudian hari berubah menjadi
Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini Menjadi Muktamar 5 tahunan.
ADA PERTANYAAN??
DUARR

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai