Anda di halaman 1dari 6

(6)

Sejarah kelahiran
Nahdlatul Ulama’
(NU)
NU yang dilahirkan oleh ulama
adalah amanat peradaban.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf

Nahdlatul Ulama (NU) lahir dari perjalanan panjang, di antara para pendirinya yaitu KH
Hasyim Asy'ari, KH Abdul Wahab Chasbullah dan Kiai Bisri Syansuri, Sayid Alwi Abdul Aziz
al-Zamadghon, lazim disebut Kiai Mas Alwi adalah pemberi nama Nahdlatul Ulama.
Pembuat Lambang atau Logo adalah Kiai Ridwan Abdullah.
Kiai As'ad Syamsul Arifin Situbondo adalah mediator ketika NU akan berdiri, beliau
adalah pembawa pesan dari Syaikhona Kholil Bangkalan kepada Kiai Hasyim Asy'ari,
beliau berjalan kaki dari Bangkalan ke Jombang. Kiai As'ad dan Kiai Hasyim adalah
murid dari Syaikhona Kholil Bangkalan.
Sebelumnya yang digawangi oleh KH Wahab Chasbullah, Mendirikan :
• Taswirul Afkar (1914) adalah kelompok diskusi atau kawah candradimuka pemikiran
yang juga disebut sebagai Nahdlatul Fikr atau kebangkitan pemikiran. dilatarbelakangi
semangat membangun umat Islam dan kondisi Syarikat Islam (SI) yang mulai dicurigai
Belanda akibat kasus Afdeling B atau dituduh melakukan pemberontakan dan ingin
mendirikan pemerintah Islam yang siap melawan kafir harbi.
• Nahdlatul Wathan (1916) (bersama Mas Mansur) dengan Asas tujuan memperluas
dan memperdalam mutu madrasah yang ada, juga membuka kursus kepemudaan,
organisasi, dakwah dan perjuangan.
• Nahdlatut Tujjar (1918) atau Kebangkitan Saudagar
Surabaya menjadi tempat yang dinamis, bukan hanya bagi kalangan pedagang,
tetapi kaum pergerakan (1920-an). Menjadi tempat perdebatan dan pertikaian antara
mereka yang terpengaruh ide-ide salafiyah radikal yang diperkenalkan Wahabi yang
menyebut dirinya sebagai kaum muda, pembaharu serta menginginkan kembali ke Al-
Quran dan hadits.

Prototype Wahabi tulen mulai bermetamorfosis menjadi Sumatra Thawalib (15 Jan’19), ada
juga menjadi nasionalis, komunis dan lain-lain.

Situasi berbeda di kerajaan, mereka memberantas praktik-praktik yang dianggap bid'ah dan
membunuh kurang dari setengah juta umat Islam yang tidak tunduk.

Pada tahun 1926, Abdul Aziz bin Su’ud menaklukkan Hijaz, kemudian mengundang dunia
Islam untuk bertemu di Arab Saudi. Kemudian, kalangan pesantren mengadakan pertemuan
dan berujung berdirinya Komite Hijaz dalam sebuah rapat 31 Januari 1926/16 Rajab 1344
sekaligus membentuk organisasi NU yang disahkan oleh GR Erdbrink atas nama Gubernur
Jenderal Hindia Belanda serta AD/ART diakui sebagai Perkumpulan NU.

Kedatangannya Mbah Wahab dan Syaikh Ahmad Ghonaim al-Misri ke Arab Saudi,
meminta agar raja menghormati praktik-praktik mazhab yang sesuai dengan Al-
Quran dan sunnah.
Tujuan
“Mengajarkan ajaran Islam yang moderat dan toleran serta melawan
pemahaman radikal yang dapat merusak kerukunan umat beragama di
Indonesia”

Prinsip – prinsip
1. Prinsip Ahlussunnah Wal Jama’ah yang mengacu pada pemahaman
agama Islam yang berlandaskan pada Al-Quran, Hadis, Ijma’, dan
Qiyas.
Prinsip ini menekankan pentingnya menjaga kesatuan dan persatuan umat Islam dalam
menjalankan ajaran agama.

2. Prinsip Wasathiyah
keberadaan NU sebagai jembatan tengah antara aliran Islam yang liberal dan
konservatif. NU mengajarkan Islam yang moderat dan menghindari pemahaman
ekstrem yang dapat menimbulkan konflik di masyarakat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai