Anda di halaman 1dari 7

NAMA : KHAYATULLAH AL-AMIN

NIM : 210602132
KELAS : TI E

SEJARAH BERDIRINYA NW

Organisasi Nahdlatul Wathan disingkat NW adalah organisasi keagamaan islam


yang memiliki kegiatan utama (core activities) dalam bidang pendidikan, social dan
dakwah islamiyah. Organisasi ini didirikan oleh TGKH.Muhammad Zainuddin Abdul
Madjid pada tanggal 1 Maret 1953 bertepatan dengan 15 Jumadil Akhir 1372 Hijriyah.
Keberadaan lembaga-lembaga pendidikan Nahdlatul Wathan merupakan suatu bukti
yang tidak terbantahkan akan peran serta organisasi ini dalam ikut serta mewujudkan
tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara sebagaimana termaktub dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara matematis
berapa banyak anak bangsa yang dapat dicerdaskan oleh oragnisasi Nahdlatul Wathan
setiap tahun. Bila dirata-ratakan setiap jenjang/jenis lembaga pendidikan Nahdlatul
Wathan dapat menamatkan 40 orang anak didik setiap tahun maka akan ditemukan
angka anak bangsa yang dapat ditamatkan dalam satu tahun sekitar 36.080 (tiga puluh
enam ribu delapan puluh) orang siswa. Sungguh jumlah yang sangat pantastis. Banyak
juga lembaga pendidikan NW yang dapat menamatkan siswa lebih dari seratus orang
pada tiap tahun pelajaran. Dengan demikian jumlah tersebut sangat terbuka untuk
meningkat. Untuk itu, sangat layaknya negeri ini berterima kasih kepada organisasi
Nahdlatul Wathan. Artinya setiap aktivitas Nahdlatul Wathan untuk suatu kemajuan
yang tidak bertentangan dengan aturan negara harus didukung secara maksimal. Jangan
sampai dihalangai apalagi dicibir. Partisipasi organisasi ini telah mengurangi kewajiban
negara atas rakyatnya. Kewajiban negara untuk mencerdaskan/mendidik anak negeri
yang tiga puluh lima ribu dalam satu tahun telah diambil alih oleh organisasi Nahdlatul
Wathan. Berapa uang negara untuk pengadaan sarana prasara pembelajaran, gaji guru,
dan lain-lain yang dapat dihemat?
Nahdlatul Wathan terus tumbuh dan berkembang sakilpun sering diterpa dengan
berbagai rintangan baik dari internal maupun eksternal. Pesatnya perkembangan ini
tidak terlapas dari prinsip-prinsip dasar perjuangan Nahdlatul Wathan yang telah
ditanamkan oleh pendiri Nahdlatul Wathan, yakin, ikhlas, dan istiqomah. Prinsip-
prinsip perjuangan ini telah melahirkan konsep sami’na waata’na dalam doktrin
perjuangan Nahdlatul Wathan. Orang yang yakin akan suatu kebenaran akan ikhlas dan
istiqomah dalam meperjuangkan kebenaran yang diyakini. Segala keputusan yang telah
diambil oleh pimpinan akan diwujudkan dengan konsep sami’na waata’na.
Pendirian organisasi NW dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan adanya suatu badan
yang dapat berfungsi sebagai koordinator, pembimbing dan pengayom dari kegiatan
Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) dan Madrasah Nahdlatul
Banat Diniyah Islamiyah (NBDI) yang telah berkembang pesat dengan banyaknya
cabang-cabang kedua madrasah itu tersebar diberbagai wilayah dan desa di Pulau
Lombok. Kedua madrasah itu, NWDI dan NBDI kini telah diintegrasikan menjadi
Pondok Pesantren Darun Nahdlatain NW (PPDNW) Pancor yang menjadi induk
madrasah NW yang tersebar diwilayah nusantara.
NWDI adalah lembaga pendidikan agama bagi kaum pria yang didirikan pada
tanggal 17 Agustus 1936 di Pancor – Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Madrasah NWDI secara resmi dibuka pada tanggal 22 Agustus 1937 bertepatan dengan
tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 Hijriah. Sedangkan NBDI adalah lembaga pendidikan
agama bagi kaum perempuan yang didirikan pada tanggal 21 April 1943 bertepatan
dengan 15 Rabiul Akhir 1362 Hijriah.
Perjuangan NW yang dimulai sejak kelahiran Madrasah NWDI sudah mencapai 69
tahun lamanya, dari tahun ke tahun terus mengalami dinamika dan perubahan. Adapun
perubahan penting yang dialami organisasi NW adalah berkembangnya peran dan
fungsi NW sebagai organisasi kemasyarakatan yang menjalankan aktivitas dalam
bidang penguatan masyarakat sipil (civil society). Oleh karena itu NW sekarang dikenal
sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Madrasah As-Saulatiyyah Makkah dan
kembali ke tanah air (Indonesia), pada tahun 1934 M., TGKH. Muhammad Zainuddin
Abdul Madjid mendirikan Pondok Pesantren Al-Mujahidin. Berselang tiga tahun setelah
itu yakni pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 H. / 22 Agustus 1937 M., beliau
mendirikan Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) yang secara
khusus menerima murid dari kalangan laki-laki. Lalu pada tanggal 15 Rabi'ul Akhir
1362 H. / 21 April 1943 M., beliau mendirikan Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah
Islamiyah (NBDI) yang khusus menerima murid dari kalangan perempuan. Kedua
madrasah ini merupakan madrasah pertama yang berdiri di Pulau Lombok, dan
merupakan cikal bakal berdirinya semua madrasah yang bernaung dibawah organisasi
Nahdlatul Wathan.
  Pada zaman penjajahan, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid juga
menjadikan madrasah NWDI dan NBDI sebagai pusat pergerakan kemerdekaan.
Bersama guru-guru madrasah NWDI dan NBDI, TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul
Madjid membentuk gerakan yang diberi nama "Gerakan Al-Mujahidin", yang tujuan
utamanya adalah untuk membela tanah air dan merebut kemerdekaan dari rongrongan
penjajah dimasa itu.
  Perkembangan madrasah-madrasah yang merupakan cabang dari NWDI dan NBDI
cukup pesat. Pada tahun 1952 M. tercatat sebanyak 66 madrasah telah didirikan oleh
para alumni NWDI dan NBDI yang tersebar diberbagai daerah. Untuk lebih
memudahkan dalam koordinasi, pembinaan dan pengembangan madrasah-madrasah
cabang tersebut, maka pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1372 H. / 1 Maret 1953 M.,
TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid mendirikan organisasi Nahdlatul Wathan
yang bergerak dibidang Pendidikan, Sosial dan Dakwah Islamiyah. Hingga tahun 1997
H. tercatat sebanyak 647 lembaga pendidikan telah didirikan, mulai dari tingkat taman
kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Begitu pula dengan lembaga sosial dan dakwah
Islamiyah yang berada dibawah naungan organisasi Nahdlatul Wathan, telah tersebar
diseluruh provinsi di Indonesia.
  Sebagai organisasi yang berada didalam negara hukum, organisasi Nahdlatul
Wathan secara resmi telah tercatat dalam Akta Notaris Hendrik Alexander Malada
dengan Nomor 48 tanggal 29 Oktober 1956. Dan telah berbadan hukum berdasarkan
ketetapan Menteri Kehakiman Nomor: J.A.5/10515 tanggal 17 Oktober 1960, serta telah
diumumkan melalui Berita Negara Republik Indonesia Nomor 90 tanggal 8 November
1960.
  Pasca meninggalnya pendiri NWDI, NBDI dan NW, hingga saat ini dibawah
kepemimpinan putri kesayangan beliau, Al Mujahidah Hj. Sitti Raihanun ZAM,
organisasi Nahdlatul Wathan semakin berkembang pesat. Tanpa kenal lelah, sebagai
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan dan demi melanjutkan amanah dan
cita-cita perjuangan ayahandanya, setiap hari selepas sholat subuh hingga malam hari
beliau selalu berkeliling untuk melakukan dakwah dan mendirikan madrasah-madrasah
baru. Hingga tahun 2016, tercatat lebih dari 1000 madrasah yang berada dibawah
naungan organisasi Nahdlatul Wathan telah didirikan.
Nahdlah” dan “al wathan”,Nahdlah berarti kebangkitan pergerakan, pembangunan.Al
Wathan berarti tanah Air atau Negara.Jadi Nahdlatul Wathan adalah kebangkitan tanah
air, pembangunan Negara atau membangun Negara.Secara terminologis Nahdlatul
Wathan adalah organisasi islam Ahlussunnah Waljama’ah.
Pendirian organisasi NW dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan adanya suatu badan
yang dapat berfungsi sebagai koordinator, pembimbing dan pengayom dari kegiatan
Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) dan Madrasah Nahdlatul
Banat Diniyah Islamiyah (NBDI) yang telah berkembang pesat dengan banyaknya
cabang-cabang kedua madrasah itu tersebar diberbagai wilayah dan desa di Pulau
Lombok. Kedua madrasah itu, NWDI dan NBDI kini telah diintegrasikan menjadi
Pondok Pesantren Darun Nahdlatain NW (PPDNW) Pancor yang menjadi induk
madrasah NW yang tersebar diwilayah nusantara.
NWDI adalah lembaga pendidikan agama bagi kaum pria yang didirikan pada
tanggal 17 Agustus 1936 di Pancor Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Madrasah
NWDI secara resmi dibuka pada tanggal 22 Agustus 1937 bertepatan dengan tanggal 15
Jumadil Akhir 1356 Hijriah. Sedangkan NBDI adalah lembaga pendidikan agama bagi
kaum perempuan yang didirikan pada tanggal 21 April 1943 bertepatan dengan 15
Rabiul Akhir 1362 Hijriah.
Perjuangan NW yang dimulai sejak kelahiran Madrasah NWDI sudah mencapai 69
tahun lamanya, dari tahun ke tahun terus mengalami dinamika dan perubahan. Adapun
perubahan penting yang dialami organisasi NW adalah berkembangnya peran dan
fungsi NW sebagai organisasi kemasyarakatan yang menjalankan aktivitas dalam
bidang penguatan masyarakat sipil (civil society). Oleh karena itu NW sekarang dikenal
sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan.

Dinamika perjalanan NWDI dan NBDI


Setelah posisi kedua madrasah induk itu semakin mantap, ditambah
berkembangnya cabang-cabang berbagai daerah, maka madrasah NWDI dan NBDI
melakukan upaya-upaya pengembangan konstruktif dalam bidang kurikulum, jenjang
dan jenis madrasah sesuai dengan perkembangan zaman.
Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah yang disingkat NWDI adalah lembaga
pendidikan agama pertama yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan
pendekatan klasikal di Pulau Lombok. Madrasah ini didirikan oleh Al-Magfurlah
Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid pada tanggal 15 Jumadil
Akhir 1356 H./17 Agustus 1937 M. Madrasah ini merupakan kelanjutan dari Pondok
Pesantren Al-Mujahidin yang didirikan oleh Al-Magfurlah pada tahun 1934, sekembali
beliau menuntut ilmu di Madrasah Sholatiyah Makkah A-Mukarromah.
Pendirian madrasah NWDI ini diinspirasi dengan kondisi masyarakat Lombok pada
saat itu yang masih sangat minim pengetahuan dan pemahaman tentang ajaran-ajaran
agama. Di samping itu, juga dimotivasi dengan sistem pembelajaran yang beliau ikuti
selama menimba ilmu di Madrasah Sholatiyah yang menggunakan sistem klasikal
dalam pembelajaran. Menurut beliau, untuk mempercepat dan mengintensipkan
pembelajaran agama secara terfokus dan terprogram maka pendekatan pembelajaran
dengan sistem klasikal menjadi sangat penting.
Sistem pembelajaran dengan pendekatan klasikal ini merupakan hal baru bagi
masyarakat Islam Lombok kala itu. Oleh karena itu, dalam pendidrian madarsah
tersebut Maulana Syaikh banyak mendapat rintangan dan intimidasi dari berbagai pihak.
Sampai-sampai beliau harus jum’atan ke Labuan Haji selama kurang lebih tinga tahun.
Namun berkat kesabaran dan keyakinan beliau, seluruh rintangan itu, dapat teratasi
dengan baik dan Madrasah NWDI dapat tumbuh dan berkembang. Pada tahun 1953
madrasah cabang NWDI telah berjumlah 66 buah yang didirikan oleh para abituren
NWDI. Pesatnya perkembangan Madrasah NWDI inilah yang melatarbelakangi
lahirnya organisasi Nahdlatul Wathan pada tanggal 1 Maret 1953. Organisasi Nahdlatul
Wathan didirikan dengan tujuan untuk menngkoordinir, membina, dan
mempertanggungjawabkan seluruh amal usaha yang didirikan dan dikelola oleh para
abituren yang salah satunya dalam bentuk madrasah. Sejak diresmikan pendirian
organisasi Nahdlatul Wathan, seluruh amal usaha yang dididrikan dan dikelola oleh
abituren diberikan label Nahdlatul Wathan (NW), baik pada lembaga pendidikan, sosial,
maupun lembaga dakwah Islamiyah. Samapi tahun 2008 ini lembaga pendidikan yang
dikelola Nahdlatul Wathan berjumlah 902 buah dari tingkat taman kanak-kanak sampai
dengan perguruan tinggi.
Sebagai ungkapan rasa syukur atas keberadaan Madarsah NWDI, Maulana Syaikh
selaku pendiri NWDI mentradisikan untuk merayakan peringatan HULTAH NWDI.
Peringatan HULTAH NWDI, di samping dimaksudkan sebagai eksperesi kesyukuran,
juga sebagai media silaturrahmi nasional warga Nahdlatul Wathan karena pada setip
kali HULTAH NWDI dirayakan maka jamaah Nahdlatul Wathan dari berbagai daerah
di Nusantara akan berdatangan untuk menghadiri puncak perayaan HULTAH. Di
samping sebagai media evaluasi dan refitalisasi program dan kegiatan organisasi
Nahdlatul Wathan selama satu tahun berjalan.
Dalam Wasiat Renungan Masa pendiri NWDI menegaskan /Nahdlatul wathan
ciptaan ayahda/Kuamanatkan kepada anakda/Dipelihara dan terus dibina/dan
dikembangkan di Nusantra/. Untuk mewujudkan visi pengembangan Nahdlatul Wathan,
perlu elemen-elemn yang dimiliki serta peluang yang tersedia dimanfaatkan secara
cerdas. Sudah menjadi fakta bahwa sejak tahun 2003, Nahdlatul Wathan telah
melibatkan diri dalam dunia politik paraktis. Memang secara organisatoris tidak. Tetapi
sulit untuk memisahkan antara Nahdlatul Wathan dengan Partai Bintang Reformasi,
khususnya di Nusa Tenggara Barat. Ya NW, ya PBR. Hal ini dapat dibuktikan dengan
fakta yang ada di legislatif bahwa dari 30 orang anggota DPRD kabupaten/Kota dan
Propinsi di Nusa Tenggara Barat dari Fraksi Partai Bintang Reformasi, 90 % merupakan
kader Nahdlatul Wathan dan sisanya adalah simpatisan Nahdlatul Wathan. Jumlah yang
tidak sedikit untuk mewarnai dinamika perpolitikan Nusa Tenggara Barat. Kehadiran
kader-kader Nahdlatul Wathan dalam politik praktis harus dimaknai dalam persfektif
melancarkan misi perjuangan Nahdlatul Wathan. Memang berpartai adalah identik
dengan kekuasaan. Kekuasaan bukan hal yang tabu bahkan sangat penting untuk
melanggengkan misi dakwah Nahdlatul Wathan

Madrasah NWDI Dan Madrasah NBDI


• Madrasah NWDI
Kondisi ini selanjutnya mendorong semangat Tuan Guru Kyai Haji Muhammad
Zainuddin Abdul Madjid untuk membangun madrasah sebagai lembaga pendidikan
islam di pulau Lombok. Rencana ini ternyata tidak berjalan sesuai harapan, sebab ada
sebagian masyarakat yang kontra dan tidak setuju dengan rencana tersebut. Mereka
yang kontra berasumsi bahwa madrasah merupakan kepanjangan tangan dari sistem
pembelajaran ala barat dan akan menyebarkan ajaran wahabi dan Mu’tazilah.
• MadrasahNBDI
Berangkat dari kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh madrasah NBDI,
kemudian melahirkan gagasan untuk mendirikan lembaga pendidikan agama yang
dikhususkan untuk kaum perempuan.Gagasan mendirikan madrasah dimaksud dilatar
belakangi oleh kondisi social perempuan pada saat itu yang tersubordinasi oleh
negemoni kaum laki-laki. Padahal perbedaanya memiliki peranan penting dalam
kehidupan masyarakat.
Perkembangan Nahdlatul Wathan
Nahdlatul Wathan sebagai organisasi pendidikan sosial dan dakwah islam
Ahlussunnah wal Jama’ah ’ala Mazhabil Imamisy Syafi’i r.a. yang didirikan pada
tanggal 15 jumadil akhir 1372 H bertepatan dengan tanggal 1maret 1953 M, terus maju
dan berkembang sampai sekarang. Hal ini menunjukkan bahwa Nahdlatul Wathan
sebagai organisasi islam yang selalu memperjuangkan masyarakat islam , utamanya di
indonesia yang mayoritas bermazhab Syafi’i.
Keuletan dan ketenkunan pendiri Nahdlatul Wathan, Tuan Guru Kiai Haji
Muhammad Zainuddin Abdul Majid, menjadikan organisasi Nahdlatul Watahan
berkembang pesat dan tersebar, dalam menyampaikan dakwah dan misi Nahdlatul
Watahan menjadikan organisasi ini dekenal dan menjadi panutan masyarakat
Nahdlatul Watahan sebagai organisasi isalam yang memusatkan perjuangannya dalam
bidang pendidikan, sosial dan dakwah islamiah mangalami perkembangan yang cukup
besar, baik dalam bidang organisasi maupun dalam bidang pendidikan, sosial dan
dakwah. Nahdlatul Watahan sebagai organisasi telah diakui keabsahannya oleh
pemerintah Republik Indonesia berdasarkan akte nomor 48 tahun 1957 yang dibuat dan
disahkan oleh notaris pembantu Hendrik Alexander Malada di Mataram. Dengan akte
yang pertama ini, Nahdlatul Watahan belum mempunyai kekuatan hukum untuk
bergerak keluar Daerah Lombok. Karena itulah, setelah Nahdlatul Watahan mulai
mengembagkan diri ke daerah-daerah lain ini di Indonesia, akte tersebut disempurnakan
dan dibuat akte untuk yang ke dua kalinya, yaitu akte nomor.

Anda mungkin juga menyukai