Askep Keluarga DG Stroke
Askep Keluarga DG Stroke
Tinjauan pustaka merupakan acuan dasar terhadap proses asuhan keperawatan secara
keseluruhan. Dalam bab ini penulis menguraikan tentang konsep dasar keluarga, konsep
asuhan keperawatan dan konsep tentang penyakit stroke.
A.
1.
Pengertian Keluarga
Friedman (1998) mendefinisikan keluarga sebagai kumpulan dua orang atau lebih
yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. Pengertian keluarga yang lain
sebagaimana dinyatakan oleh Suprajitno (2004) yaitu suatu ikatan/ persekutuan hidup atas
dasar perkawinan antar orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang
laki-laki atau perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri
atau adopsi yang tinggal dalam sebuah rumah tangga. Sementara itu Effendi (1998:30)
mendefinisikan keluarga sebagai perkumpulan dua atau lebih dari dua individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam peranannya
masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Berdasarkan ketiga pengertian tersebut diambil kesimpulan (Suprajitno, 2004:14)
bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas dua orang atau lebih
yang tinggal disuatu tempat atau rumah dan berinteraksi satu sama lain, mempunyai perannya
masing-masing-masing-masing dan mempertahankan suatu kebudayaan.
Maka untuk itu indonesia merupakan salah satu negara yang menjunjung tinggi adat
ketimuran yang menekankan bahwa keluarga harus dibentuk atas dasar perkawinan, seperti
yang tertulis dalam peraturan pemerintah (PP) No. 21 tahun 1994 bahwa keluarga dibentuk
berdasarkan atas perkawinan yang sah.
2.
a.
Adalah suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
b.
c.
d.
Orang tua tunggal (single parent family) yaitu keluarga yang terdiri dari salah satu orang
tua dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal pasangannya,
e.
Ibu dengan anak tanpa perkawinan yang sah (the unmarried teenage mother)
f.
Orang dewasa laki-laki atau perempuan yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the
single adult living alone)
g.
Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital heterosecual
cohabiting family)
h.
Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian
family).
3.
a.
Tugas ini dimulai dengan membina hubungan intim yang memuaskan pasangannya
b.
Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi keluarga, hubungan seksual
dan kegiatan
c.
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, misal kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa
aman
Beradaptasi dengan anak yang beru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain yang lebih
tua juga harus terpenuhi,
d.
Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih
luas
Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota
keluarga.
e.
Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat anak remaja
adalah sorang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi
Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan (anggota) keluarga untuk memenuhi
kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f.
g.
Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya
h.
Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi, kehilangan pasangan, kekuatan fisik dan
penghasilan keluarga
4.
a.
b.
c.
d.
5.
a.
Fungsi afektif
Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain
b.
c.
Fungsi reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d.
Fungsi ekonomi
Adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
e.
6.
a.
b.
c.
d.
e.
B.
1. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang
perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya.
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat
diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-hari), lugas dan
sederhana (Suprajitno: 2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi dengan
cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga, diklasifikasikan dan
dianalisa (Friendman, 1998: 56)
Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe keluarga.
2)
a.
Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh Keluarga. Untuk penderita
stroke biasanya mengkonsumsi makanan yang bayak menandung garam, zat pengawet, serta
emosi yang tinggi.
b.
c.
Pengobatan tradisional
Karena penderita stroke memiliki kecenderungan tensi tinggi, keluarga bisa memanfaatkan
pengobatan tradisional dengan minum air ketimun yang dijus sehari dua kali pagi dan sore.
3)
a.
Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam mengenal hipertensi beserta
pengelolaannya. berpengaruh pula terhadap pola pikir dan kemampuan untuk mengambil
keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat dan benar.
b.
4)
dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi berpengaruh
terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan kecemasan.
5)
Aktiftas
Aktifitas fisik yang keras dapat menambah terjadinya peningkatan tekanan darah. Serangan
hipertensi dapat timbul sesudah atau waktu melakukan kegiatan fisik, seperti olah raga
(Friedman, 1998:9).
6)
Data Lingkungan
a.
Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah, penerangan dan
fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab terjadinya cedera pada penderita
stroke fase rehabilitasi.
b.
Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan. Ketenangan
lingkungan sangat mempengaruhi derajat kesehatan tidak terkecuali pada hipertensi
7)
Struktur Keluarga
a.
Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah
berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha
mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut
mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang
tinggi.
b.
Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan, kekuasaan yang
otoriter dapat menyebabkan stress psikologik yang mempengaruhi dalam tekanan darah
pasien stroke.
c.
Struktur peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan konsisten terhadap peran
yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam
peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka
akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga.
8)
a.
Fungsi Keluarga
Fungsi afektif
Keluarga yang tidak menghargai anggota keluarganya yang menderita hipertensi, maka
akan menimbulkan stressor tersendiri bagi penderita. Hal ini akan menimbulkan suatu
keadaan yang dapat menambah seringnya terjadi serangan hipertensi karena kurangnya
partisipasi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit (Friedman, 1998).
b.
Fungsi sosialisasi
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga yang menderita stroke dalam
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memberikan kebebasan pada
anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini
mengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress.
c.
Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak untuk berkehidupan
sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
9)
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia atas
perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara legal dapat
b.
c.
d.
e.
f.
g.
3.
Intervensi Keperawatan
a.
Menyusun prioritas
Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi bersama yang
dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan prioritas perasaan peka terhadap klien
dan efek terpeutik terhadap tindakan dimasa mendatang.
b.
Menyusun tujuan
Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan tujuan yang berorientasi
kepada klien kemungkinan sumber-sumber penggambaran pendekatan alternatif untuk
memenuhi tujuan dan operasional perencanaan.
Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu:
1.
Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan spesifik
2.
3.
tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai tujuan
c.
4.
Implementasi keperawatan
Dalam memilih tindakan keperawatan tergantung pada sifat masalah dan sumber-sumber
yang tersedia.
a.
1)
Berikan informasi kepada keluarga mengenai: pengertian, tanda dan gejala, penyebab,
komplikasi, cara perawatan, penanganan dan pencegahan stroke
2)
b.
1)
Memberikan informasi tentang alternatif pencegahan dpat diambil untuk mengatasi pasien
stroke, seperti menjaga kesehatan lingkungan, menghindari faktor pencetus, serta minum obat
secara teratur
2)
Mendiskusikan akibat bila tidak melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi stroke
3)
c.
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit atau perawatan post
stroke
Intervensi :
1)
Sarankan atau anjurkan kepada keluarga untuk melakukan perawatan secara teratur, jaga
diet penderita stroke.
2)
d.
1)
Memberikan semangat pada penderita terutama yang berasal dasri keluarga itu sendiri atau
melalui orang atau sumber-sumber yang dipercaya mempunyai pengaruh terhadap proses
penyembuhan
2)
e.
1)
2)
5.
Evaluasi
Friedman (1998:71) menjelaskan bahwa evaluasi didasarkan pada seberapa efektifnya
intervensi yang dilakukan keluarga, perawat dan yang lainny. Keefektifan dilihat dari respon
keluarga bukan intervensi yang diimplementasikan. Modifikasi dlam asuhan keperawatan
mengikuti perencanaan evaluasi dan mulai dengan proses siklus kembali ke pengkajian
dengan memberikan informasi yang diperoleh dari pertemuan sebelumnya dan diteruskan
dengan revisi setiap fase dalam siklus bila dibutuhkan.
Evaluasi dalam asuhan keperawatan keluarga dengan stroke post rehabilitasi
berdasarkan respon keluarga terhadap implementasi yang kita lakukan sesuai dengan kriteria
evaluasi yaitu mengetahui pengertian stroke, mengetahui gangguan pada penderita stroke dan
mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan bagi penderita stroke post rehabilitasi.
C.
1.
Pengertian Stroke
Stroke atau cidera cerebrovaskuler (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke otak (Suzanne).
Stroke adalah kerusakan sirkulasi dalam satu atau lebih pembuluh darah yang
menyediakan darah pada otak. Penyediaan oksigen dan darah ke otak menjadi kurang atau
berhenti, yang kemudian merusak atau memusnahkan area area tertentu dalam jaringan otak
(discases penyakit )
Storke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang
utama di indonesia, serangan otak ini merupakan kegawat daruratan media yang harus
ditangani secara cepat, tepat dan cermat.
Stroke adalah sindrome klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat, berupa
defisit neurologis fokal dan global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung
menimbulkan kematian dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak
non traumatik (Doengoes, 2000:290).
Cidera serebrovaskuler atau stroke adalah penyekit cerebrovaskuler menunjukkan
adanya beberapa kelainan otak baik secara fungsioanal maupun struktural yang disebabkan
oleh keadaan patologis dari pembuluh darah serebral atau dari seluruh sistem pembuluh darah
otak (doengoes:290)
Stroke adalah gangguan aliran darah otak yang bersifat mendadak dan disertai dengan
defisit neuologik (Dr. H. Soedomo Hadinoto)
Menurut kriteria WHO stroke secara klinis didefinisikan sebagai gangguan fungsional
otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global
yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menimbulkan kematian yang disebabkan oleh
karena gangguan peredaran dareh otak.
2.
klasifikasi stroke
a.
b.
c.
d.
3.
a.
Stroke hemorhagic
Merupakan perdarahan cerebral dan mungkin perdarahan sub arachnoid. Disebabkan oleh
pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu biasanya kejadiannya saat melakukan aktifitas
atau saat aktif namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran pasien umumnya menurun.
b.
4.
Etiologi
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain:
a.
Trombosis cerebral
b.
Emboli
c.
Tumor otak
d.
Hemorhagic
e.
f.
g.
Cidera kepala
5.
Faktor resiko
Sedangkan faktor resiko dari stroke adalah kondisi atau penyakit atau kelainan yang memiliki
potensi untuk memudahkan seseorang mengalami serangan stroke pada suatu saat.
a.
1)
Usia
2)
Jenis kelamin
3)
Ras
4)
Genetik
b.
1)
Hipertensi
2)
Diabetes mellitus
3)
Penyakit jantung
4)
5)
Merokok
6)
Kolesterol tinggi
7)
Obesitas
8)
6.
Patofisiologi
Pada keadaan fisiologis normal, aliran darah pada otak selalu tetap yaitu 50 ml/
menit / 100 gr otak. Hal ini terjadi karena auto regulasi yang mengembangkan arteri pada
waktu hipotensi yang menguncup waktu hipertensi. Apabila tekanan darah tinggi terus
menerus terjadi maka dapat menimbulkan perubahan atroklerotik karena perfusi dapat
menyebabkan perdarahan intra kranial. Ruptur arteri juga dapat menyebabkan perdarahan
yang akan menimbulkan ekstavasasi darah ke jaringan otak sekitarnya. Darah yang merembes
ini dapat menekan, mengiritasi, dan menimbulkan fase spasme arteri hemisfer otak.
Ruptur arteri juga dapat mengakibatkan terhentinya aliran darah sehingga timbul
iskemik focal dan infark jaringan otak. Daerah ini akan mengalami defisit neurologis yang
berupa hemiparalisis. Keluarnya darah yang mendadak dari pembuluh darah otak dapat
meningkatkan tekanan darah cerebrospinalis, hilang kesadaran maupun gegar otak. Koma
terjadi karena apabila daerah ekstravasal terjadi hematoma yang menimbulkan penekanan
pada seluruh isi kranial (Dr. H. Soedomo)
7.
Manifestasi klinis
Long (1996) menjelaskan gejala fokal yang paling sering terlihat akibat terputusnya sirkulasi
arteri cerebral adalah :
a.
Kontralateral paralisis
b.
c.
d.
8.
Pemeriksaan diagnostis
a.
Computerized tomografi Scan (CT Scan) dapat memperlihatkan adanya hematoma, infark
dan perdarahan. Scan ini baik untuk meneliti lesi yang letaknya dipermukaan
b.
Fungsi lumbal untuk menunjukkan kelainan cerebro spinalis fluid (CSF). Tekanan yang
meningkat dan adanya cairan darah menunjukkan adanya hemorhagic.
c.
d.
e.
9.
Penatalaksanaan
a.
Penatalaksanaan keperawatan
Untuk mengobati keadaan acut perlu diperhatikan faktor faktor kritis sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin pasien
harus dirubah posisi setiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif
b.
Tindakan konservatif
1)
Fasodilator yang meningkatkan aliran darah cerebral (ADS) secara percobaan, tetapi
maknanya: pada tubuh manusia belum dapat dibutuhkan
2)
3)
Anti agregasi trombosis seperti aspirin, digunakan untuk menghambat reaksi pelepasan
agregasi. Trombosis yang terjadi ulcerasi alteroma
c.
Tindakan pembedahan untuk memperbaiki aliran darah cerebral, misalnya pada tindakan
endarterectomy carotis.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne; Suzanne; and Benda G Bare. (2001), Buku Saku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah, Edisi 8. Jakarta: EGC
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.
Carpenito, L. J. Handbook of Nursing Diagnosa. Edisi 8, Alih Bahasa Monica Ester. (2001). Jakarta:
EGC
Carpenito, L. J. (1999) Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 7, Alih Bahasa Monica Ester.
Jakarta: EGC
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. Jakarta: EGC
Effendy. N (1998). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2. Jakarta; EGC
Doengoes. M. E, Et. All. Nursing Care Plans Guidelines for Planning and Documenting Patient Care,
Edisi 3. Alih Bahasa: I Made Kariasa, Et. All. 2000. Jakarta: EGC
Long. Barbara. C. Essential of Medical Surgical Nursing, Penerjemah R. Karnaen, Et. All, Edisi ke 3.
1996. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran.
Zendy. George. L. Pengelolaan Mutahir Stroke. 1992
Shepherd., Robert. B. M. Motor Relearning Programme for Stroke
Suyono,
Haryono,
2006.
Meningkatnya
Penduduk
Rawan
Stroke,
(Online),