Pendahuluan
Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan bagian bawah. Tuberkulosis
paru (TBC) adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa. Kuman
ini sendiri berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, oleh
karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari
langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan
tubuh kuman ini dapat dorman selama beberapa tahun. Penularan kuman dipindahkan melalui udara
ketika seseorang sedang batuk, bersin, yang kemudian terjadi pemindahan droplet. Seseorang penderita
TBC akan mengalami tanda dan gejala, seperti lemah, lesu, mual, anoreksia, penurunan berat badan,
demam subfebris dari beberapa minggu sampai beberapa bulan, batuk malam hari, keringat banyak pada
malam hari, kedinginan, nafas bunyi wheezing (mengi).1
Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan
pelayanan kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggungjawab dokter terhadap pelayanan
kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien juga tidak boleh dibatasi
berdasarkan organ tubuh atau jenis penyakit tertentu. Dalam makalah ini akan dibahas secara lebih
terperinci mengenai penyakit TBC serta penanggulangannya berdasarkan prinsip kedokteran keluarga.1
Pembahasan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik terdiri dari beberapa hal yaitu secara umum terlebih dahulu yang terdiri dari
keadaam umum pasien, kesadaran, status gizi, dan tanda-tanda vital. Tanda-tanda vital terdiri dari tekanan
darah, frekuensi nadi, frekuensi pernafasan serta suhu. Lalu pemeriksaan spesifik terdiri dari inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi. Pada inspeksi bisa kita periksa kulit (warna kulit, keadaan kulit, lesi-lesi
kulit, dll), thorax (bentuk thorax, pernafasan, simetris/tidak, keadaan thorax, ada benjolan/tidak, dll),
abdomen (bentuk abdomen, adakah lesi, ada benjolan/tidak, dll), mulut (warna bibir, luka/tidak, bercakbercak, apakah ada pembesaran KGB,dll). Lalu palpasi dapat dilakukan untuk melihat apakah ada massa
atau rasa nyeri, lihat gerakan pernafasannya bagimana, simetris atau tidak pada sisi kanan dan kirinya.
Selanjutnya, perkusi dan auskultasi untuk mendengar suara nafas pokok (vesicular,
umum TB. Uji tuberculin dilakukan dengan cara menyuntikkan secara intrakutan dengan tuberculin.
Pembacaan dilakukan dalam 48-72 jam setelah penyuntikkan, dan diukur diameter dari peradangan atau
indurasi yang dinyatakan dalam millimeter. Dinyatakan positif bila indurasi sebesar r > 10mm pada anak
dengan gizi baik dan pada anak-anak dengan gizi buruk.3,4
Etiologi
Penyakit tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis, yang masih keluarga besar genus Mycobacterium. Dari anggota keluarga Mycobacterium
yang diperkirakan lebih dari 30, hanya 3 yang dikenal bermasalah dengan kesehatan masyarakat, yaitu
Mycobacterium tuberculosis, M. bovis yang terdapat pada susu sapi yang tidak dimasak, dan M. leprae
yang menyebabkan penyakit kusta.2,3
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang, berukuran panjang 1-4 mikron dan tebal
0,3-0,6 mikron, tahan terhadap pewarnaan yang asam sehingga disebut sebagai Bakteri Tahan
Asam (BTA). Sebagian kuman ini terdiri dari asam lemak dan lipid yang membuat lebih tahan
asam. Bisa hidup bertahun-tahun. Sifat lain adalah bersifat aerob, lebih menyukai jaringan kaya
oksigen terutama pada bagian apical posterior paru-paru.2,3
Epidemiologi
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat, penyebab, pengendalian, danfaktorfaktor yang mempengaruhi frekuensi dan distribusi penyakit kecacatan dan kematian dalam populasi
manusia. Epidemiologi berguna untuk mengkaji dan menjelaskan dampak dari tindakan pengendalian
kesehatan masyarakat, program pencegahan, intervensi klinis, dan pelayanan kesehatan terhadap penyakit
atau mengkaji dan menjelaskan faktor lain yang berdampak pada status kesehatan penduduk.3
Walaupun pengobatan TB yang efektif sudah tersedia, tapi sampai saat ini TB masih tetap
menjadi problem kesehatan dunia yang utama. Pada bulan Maret 1993 WHO mendeklarasikan TB
sebagai global health emergency. TB dianggap sebagai masalah kesehatan dunia yang penting lebih
kurang 1/3 penduduk dunia terinfeksi oleh M. tuberkulosis. Pada tahun 1998 ada 3.617.047 kasus yang
tercatat di dunia. Sebagian besar kasus ini (95%) dan kematiannya (98%) terjadi di negara-negara yang
sedang berkembang. Diantara 75% berada pada usia yang produktif yaitu 25-40 tahun. Karena penduduk
yang padat dan tingginya prevalensi maka lebih dari 65% kasus-kasus TB yang baru dan kematian yang
muncul terjadi di Asia.3
Alasan munculnya atau meningkatnya kasus beban TB global antara lain disebabkan sebagai
berikut:3
1. Kemiskinan
2. Adanya perubahan demografik
3. Perlindungan kesehatan yang tidak mencukupi
4. Kurang adanya pendidikan mengenai TB
5. Biaya pengobatan
Konsep Sehat-Sakit
Menurut UU Kes. No. 23 Th. 1992, sehat merupakan suatu keadaan sejahtera daribadan, jiwa,
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial danekonomis. Sedangkan sakit
merupakan penyimpangan dari suatu keadaan optimal. Gordon &Le Richt menyalakan adanya hubungan
antara pejamu (host), bibit penyakit (agent). Dan lingkungan dalam konsep sehat-sakit. Ketiga faklor
tersebut mempengaruhi timbulnya suatupenyakit.5
2.
sebagai penumpu.
Roda (Wheel)
Memerlukan identifikasi dari berbagai faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit dengan tidak
mementingkan pentingnya agent. Besarnya peran dari masing-masing faktor bergantung pada penyakit
yang bersangkutan.
Jaring-jaring sebab akibat (The Web of causation)
Suatu penyakit tidak tergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari
3.
serangkaian proses sebab-akibat . Penyakit dapat dicegah dengan memotong rantai pada berbagai titik.
Cara Penularan Penyakit
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara (airborne) yang tercemar dengan bakteri
Mycobacterium tuberculosis yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk; dan pada anak-anak sumber
infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di
dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh
yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah
infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran
pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling
sering terkena yaitu paru-paru.5,6
Pada zaman sekarang ini, wawasan mengenai diagnosis, gejala dan pengobatan TBC sebagai
sesuatu penyakit infeksi menular teruslah berkembang. Sejalan dengan itu, maka perlu dipelajari faktorfaktor penentu tang saling berinteraksi sesuai dengan tahapan perjalanan alamiah.
Periode Prepatogenesis
a.Faktor Agent (Mycobacterium tuberculosis)
Karakteristik alami dari agen TBC hampir bersifat resisten terhadap desinfektan kimia atau
antibiotika dan mampu bertahan hidup pada dahak yang kering untuk jangka waktu yang lama.
Pada Host, daya infeksi dan kemampuan tinggal sementara Mycobacterium tuberculosis sangat
tinggi. Patogenesis hampir rendah dan daya virulensinya tergantung dosis infeksi dan kondisi Host.
Sifat resistensinya merupakan problem serius yang sering muncul setelah penggunaan kemoterapi
modern, sehingga menyebabkan keharusan mengambangkan obat baru. Umumnya sumber
infeksinya berasal dari manusia dan ternak (susu) yang terinfeksi. Untuk transmisinya bisa melalui
kontak langsung dan tidak langsung, serta transmisi kongenital yang jarang terjadi.5,6,7
b. Faktor Lingkungan
Distribusi geografis TBC mencakup seluruh dunia dengan variasi kejadian yang besar dan
prevalensi menurut tingkat perkembangannya. Penularannya pun berpola sekuler tanpa
dipengaruhi musim dan letak geografis. Keadaan social ekonomi merupakan hal penting pada
kasus TBC. Pembelajaran sosiobiologismenyebutkan adanya korelasi positif antara TBC dengan
kelas sosial yang mencakup pendapatan, perumahan, pelayanan kesehatan, lapangan pekerjaan dan
tekanan ekonomi. Pada lingkungan biologis dapat berwujud kontak langsung dan berulang-ulang
dengan hewan ternak yang terinfeksi adalah berbahaya. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik
dan nonfisik, yaitu:6,7
Lingkungan fisik antara lain seperti keadaan geografis dan lingkungan tempat tinggal.
Sanitasi lingkungan perumahan sangat berkaitan dengan penularan penyakit. Rumah
denga pencahayaan yang kurang memudahkan perkembangan sumber penyakit. Aliran
udara berkaitan dengan penularan penyakit. Pertukaran udara dapat memecah dan
mengurai konsentrasi kuman di udara.
Lingkungan nonfisik meliputi sosial, budaya, ekonomi dan politik. Lingkungan social
masyarakat berpengaruh pada tingkat pengetahuan sikap dan praktek masyarakat dalam
bidang kesehatan. Kemampuan ekonomi masyarakat biasanya tercermin dari kondisi
lingkungan perumahan seperti saran air minum, dan kondisi rumah.
c. Faktor host
Umur merupakan faktor terpenting dari host pada TBC. Tedapat 3 puncak kejadian dan
kematian:6
Paling rendah pada awal anak (bayi) dengan orang tua penderita
Paling luas pada masa remaja dan dewasa muda sesuai dengan
pertumbuhan, perkembangan fisik-mental dan momen kehamilan pada wanita
Puncak sedang pada usia lanjut
Host juga dipengaruhi kekebalan, nutrisi, jenis kelamin, dan kebiasaan hidup.
2.
lingkungan. Penderita TB dengan BTA positif merupakan sumber terjadinya penularan. Ketika batuk
atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet. Droplet yang mengandung
kuman boleh bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Jika droplet tersebut terhirup
ke dalam saluran pernafasan, maka orang tersebut akan terinfeksi. Selama kuman tersebut masuk
dalam tubuh melalui saluran pernafasan, ia dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Daya penularan
seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Semakin tinggi
derajat positif hasil pemeriksaan dahak, semakin tinggi penularan penderita tersebut. Jika hasil
pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita dianggap tidak menular.
Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya
menghirup udara tersebut.6,7
orientasinya
adalah
untuk
memberikan
pelayanan
kesehatan
tingkat
pertama
yang
berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu, keluarga dan masyarakat dengan
memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi dan sosial budaya. Pelayanan kesehatan tingkat
pertama dikenal sebagai primary health care, yang mencangkup tujuh pelayanan, yaitu promosi
kesehatan, KIA, KB, Gizi, kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit menular, pengobatan dasar.8
Tujuan pelayanan dokter keluarga dapat dibagi menjadi dua diantaranya tujuan umum yang pada
dasarnya sama dengan pelayanan kesehatan secara menyeluruh yaitu terwujudnya keadaan sehat bagi
setiap anggota keluarga dan tujuan khusus yaitu terpenuhinya kebutuhan keluarga akan pelayanan
kedokteran yang lebih efektif dan efisien.8
Care Provider
Dalam memberikan pelayanan medis, seorang dokter hendaknya memperlakukan pasien secara
holistik, memandang individu sebagai bagian integral dari keluarga dan komunitas, memberikan
pelayanan yang bermutu, menyeluruh, berkelanjutan dan manusiawi, serta dilandasi hubungan jangka
bersama individu serta masyarakat, dan mampu melaksanakan program sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.8
5.
Manager
Dalam hal majerial, seorang dokter hendaknya mampu bekerja sama secara harmonis dengan individu
dan organisasi di luar dan di dalam lingkup pelayanan kesehatan, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan pasien dan komunitas serta mampu memanfatkan data-data kesehatan secara tepat dan
berhasil.8
Prinsip dokter keluarga
1.
Materi penyuluhan:
- Pengertian dan faktor resiko TB
TB adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium
tuberkulosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru-paru, tetapi dapat juga mengenai
organ tubuh lainnya.
Cara penularan:8
-Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.
-Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
percikan ludah (droplet).
-Umumnya penularan dapat terjadi di dalam ruangan dimana droplet berada dalam waktu
yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung
dapat membunuh kuman.
-Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.
-Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari
parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien
tersebut
-Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB, di tentukan oleh konsentrasi
percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
Resiko penularan:8
-Resiko penularan tergantung tingkat pajanan dengan percikan dahak. Pasien TB paru
dengan BTA positif memberikan kemungkinan resiko penularan lebih besar dari pasien
TB paru dengan BTA negative
-Resiko penularan setiap tahunnya di tunjukkan dengan Annual Risk of Tuberkulosis
Infection (ARTI) yaitu proporsi penduduk yang beresiko terinfeksi TB selama satu tahun.
ARTI sebesar 1%, berarti 10 orang diantara 1000 penduduk terinfeksi setiap tahun.
-ARTI di Indonesia bervariasi antara 1-3%.
-Infeksi TB dibuktikan dengan perubahan reaksi tuberculin negatif menjadi positif. Resiko
menjadi sakit TB.
-Hanya sekitar 10% yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB
-Faktor yang memperngaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien TB adalah daya
tahan tubuh yang rendah, diantaranya infeksi HIV/AIDS dan malnutrisi (gizi buruk).
Preventif
Adalah upaya pencegahan. Berkaitan dengan perjalanan alamiah dan peranan agent, host dan lingkungan
dari TBC, maka tahapan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:7,8
1.
Pencegahan Primer
Dengan promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TB paling efektif, walaupun hanya
mengandung tujuan pengukuran umum dan mempertahankan standar kesehatan sebelumnya yang
sudah tinggi. Proteksi spesifik dengan tujuan pencegahan TB yang meliputi, yaitu:8
Imunisasi aktif, melalui vaksinasi BCG secara nasional dan internasional pada daerah
dengan angka kejadian tinggi dan orang tua penderita beresiko tinggi dengan nilai
-
proteksi yang tidak absolute dan tergantung host tambahan dan lingkungan
Pengotrolan faktor predisposisi, yang mengacu pada pencegahan dan pengobatan
diabetes, malnutrisi, sakit kronis, dan mental.
Contohnya :
Pencegahan pada faktor penyebab TB (Agent) bertujuan untuk mengurangi penyebab
atau menurunkan pengaruh agent TB yaitu Mycobacterium tuberculosis serendah
mungkin dengan melakukan isolasi pada penderita tuberkulosis selama menjalani proses
-
pengobatan.
Mengatasi faktor lingkungan yang berpengaruh pada penularan tuberculosis seperti
meningkatkan kualitas pemukiman dengan menyediakan ventilasi pada rumah dan
2. Pencegahan Sekunder
Dengan diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar pengontrolan kasus TB yang timbul
dengan 3 komponen utama yaitu agent, host, dan lingkungan. Kontrol pasien dengan deteksi dini penting
untuk kesuksesan aplikasi modern kemoterapi spesifik, walau terasa berat baik dari segi financial, materi
maupun tenaga. Langkah kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai infeksi TB, dengan
imunisasi TB negatif dan Chemoprophylaxis pada TB positif. Kontrol lingkungan dengan membatasi
penyebaran penyakit, desinfeksi dan cermat mengungkapkan investigasi epidemiologi, sehingga
ditemukan bahwa kontaminasi lingkunagn memegang peranan penting terhadap epidemiologi TB.
Pencegahan sekunder atau pencegahan tingkat kedua yang meliputi diagnosis dini dan pencegahan yang
cepat untuk mencegah meluasnya penyakit, untuk mencegah proses penyakit lebih labjut serta mencegah
terjadinya komplikasi. Sasaran pencegahan ini ditujukan kepada mereka yang menderita atau dianggap
menderita (suspect) atau yang terancam akan menderita TB (masa tunas).7,8
Contohnya:
-
Pemberian Obat Anti Tuberkulosis (OAT) pada penderita TB paru sesuai dengan
kategori pengobatan seperti isoniazid dan rifampisin.
3.
Pencegahan Tersier
Rehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TB. Dimulai dengan diagnosis kasus
berupa trauma yang menyebabkan usaha penyesuaian diri secara psikis, rehabilitasi penghibur selama
fase akut dan hospitalisasi awal pasien, kemudian rehabilitas pekerjaan yang tergantung situasi individu.
Selain itu, tindakan pencegahan sebaiknya dilakukan untuk mengurangi perbedaan pengetahuan tentang
TB, yaitu dengan jalan sebagai berikut:7,8
-
Perkembangan media
Metode solusi problem keresistensian obat
Perkembangan obat bakterisidal baru
Perencanaan yang baik dan investigasi epidemiologi TB yang terkontrol
Pencegahan tersier atau pencegahan tingkat ketiga dengan tujuan mencegah jangan sampai mengalami
kelainan permanen, mencegah bertambah parahnya suatu penyakit atau mencegah kematian. Dapat juga
dilakukan rehabilitasi untuk mencegah efek fisik, psikologis dan sosial.
Penemuan kasus ini dapat dilakukan secara pasif (Passive case finding). Penemuan secara pasif
ini didukung dengan penyuluhan secara aktif oleh petugas kesehatan maupun masyarakat. Cara ini
dikenal sebagai Passive Promotive Case Finding. Melalui penyuluhan yang diberi kepada masyarakat
mengenai TBC, penderita yang merasa seperti mempunyai gejala klinis TBC akan timbul kesadaran
untuk mendapatkan perawatan medis. Seterusnya penderita akan pergi ke pusat kesehatan samaada
puskesmas ataupun rumah sakit bagi mendapatkan kepastian. Hal inilah yang dikatakan sebagai Passive
Promotive Case Finding.7
Sebagai seorang petugas kesehatan, haruslah dimengerti apabila seseorang itu terdiagnosis
menderita TBC, haruslah diperhatikan juga orang-orang yang tinggal di sekeliling pasien atau lingkungan
pasien. Ini mengingat bahwa seorang penderita TBC paru BTA positif dapat menularkan TBC kepada 1530 orang setahunnya. Untuk itu, harus mendatangkan petugas kesehatan yang berwenang ke lingkungan
tempat tinggal pasien untuk memeriksa anggota keluarga yang lain ataupun mengarahkan ahli keluarga
datang ke puskesmas untuk menjalankan pemeriksaan apakah tertular atau tidak. Hal ini dikenal sebagai
tehnik Active Case Finding.7
7. Pembuangan limbah9
8. Kepadatan hunian kamar tidur
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai
banguann rumah tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya agar tidak menyebabkan
overload. Hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen juga bila
salah satu anggota keluarga ada yang terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota
keluarga yang lain.9
Penutup
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa TBC adalah suatu infeksi bakteri
menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang utama menyerang organ paru manusia.
Agent, host dan lingkungan merupakan faktor penentu yang saling berinteraksi, terutama dalam
perjalanan alamiah epidemiologi TBC baik periode Prepatogenesis maupun Patogenesis.
Pencegahan terhadap infeksi tuberkulosis sebaiknya dilakukan sedini mungkin, yang terdiri dari
pencegahan primer, sekunder dan tersier. Dengan demikian, pencegahan dan pengobatan tuberculosis
wajib dilaksanakan sebaik mungkin untuk mengurangi angka kejadian bersamaan dengan partisipasi
penduduk baik yang sehat maupun yang sudah terinfeksi.
Dengan adanya kedokteran keluarga akan membantu dalam menanggulangi masalah penyebaran
dan penanganan penyakit menular seperti tuberkulosis dengan cara melaksanakan program
pemberantasan penyakit menular yang dilakukan pada layanan strata pertama seperti puskesmas.
Daftar Pustaka
1.
Achmadi F. Manajemen penyakit menular berbasis wilayah. Jakarta: Penerbit EGC; 2005.h.6771.
2.
Amin Z, Bahar A. Tuberkulosis paru. Jakarta: Pusat Penerbit IPD FKUI; 2006.h.63-5
3.
4.
7.
8.
9.
5.
6.