Anda di halaman 1dari 21

FAKTOR PENCETUS

TERJADINYA TEKANAN DARAH


TINGGI
Ayesha Shaironita
102013556
E1

Skenario 7
Seorang laki-laki 55 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan sering sakit kepala dan tengkuk serasa kencang sejak
2 bulan terakhir.

Identifikasi Istilah
-

Rumusan masalah
Laki-laki 55 tahun datang dengan keeluhan sakit kepala dan
tengkuk terasa kencang

MIND MAP
PENCEGAHAN

ANAMNESIS

PROGNOSI
S

KOMPLIKASI

GEJALA KLINIK

RM

DIAGNOSIS
(WD/DD)

PENATALAKSAN
AAN

PATOFISIOLOGI

PEMERIKSA
AN (PF/PP)

EPIDEMIOL
OGI

ETIOLOGI

Anamnesis
Identitas

: Laki-laki 55 tahun

KU : sering sakit kepala dan tengkuk serasa kencang


RPS : kepala sakit tersa penuh, hilang timbul, 10-20 menit,

muncul terutama saat kerja lembur dan kurang tidur


Keluhan penyerta
RPD :

Riwayat

:-

DM?

obesitas?

Hiperkolesterolemia?

Riwayat

serangan jantung? dll? Merokok sejak 15 tahun lalu


RP keluarga : trauma kepala, apakah keluarga penderita hiper
R pribadi : merokok?, gaya hidup? Penggunaan obat-obatan

Pemeriksaan fisik
KU
kesadaran
TTV

: sakit sedang
: compos mentis
: TD (150/90), frek. Nadi (88x/mnt),

suhu afebris, frek nafas (18x/mnt)


Pemeriksaan head to toe : dalam batas normal

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah rutin

:Hb

14 g/dL, Ht 40 %, Leukosit 5.500/


uL, trombosit 165.000/uL
Foto thorax PA

:-

Diagnosis kerja
Hipertensi primer
grade 1

Hipertensi merupakan peningkatan


tekanan darah > 140/90 mmHg.
Dikatakan hipertensi primer bila tidak
ditemukan penyebab dari
peningkatan tekanan darah tersebut
Biasanya disertai dengan gejala klinis
seperti sakit kepala ,epistaksis,
kepala berputar, telinga berdengung,
mudah marah rasa berat di

Diagnosis Banding
Kriteria
Usia
penyebab

Gender

Hipertensi primer

Hipertensi sekunder

Usia lanjut

Dewasa muda

Tanpa
etiologi/essensial

Diketahui
penyebabnya
berhubungan dengan
hipertensi ginjal
Glomerulonefritis,
Hipertiroid, Cushing
syndrom, Conn
disease, Stenosis
Arteri Renalis

Laki-laki>perempuan

Laki-laki>perempuan

Epidemiologi
kurang dari 6% dari seluruh penduduk dunia
separuh populasi berusia 65 th menderita hipertensi, baik
hipertensi sistolik maupun diastolik
Amerika 29,6% atau 58-65 juta penduduk menderita
hipertensi
Di Indonesia berdasarkan survei RISKESDAS 2007,
prevalensi penderita hipertensi adalah 31,7% ,
terbanyak di Jawa Timur 37,4% dan terendah di Papua
Barat 20,1%. Pada penduduk diatas usia 50 th , penderita
ditemukan lebih banyak pada wanita 37% dibandingkan
pria 27%. Hipertensi primer merupakan 95% dari seluruh
kasus hipertensi

Etiologi/Faktor resiko
Yang tidak dapat dimodifikasi

1. Keturunan
2. Jenis
kelamin
3. Umur

Yang dapat dimodifikasi

Patofisiologi

Gejala klinis
Sakit kepala
Rasa bedebar-debar
Pusing/ migran
Sukar tidur
Mata berkunang-kunang/ seperti berputar-putar
Merasa seperti melayang-layang
Tengkuk terasa kencang/berat
Pengelihatan kabur
Emosi /mudah marah

Penatalaksanaan Non farmakologis


Selain pemberian obat-obatan
antihipertensi perlu juga
terapi dietetik dan merubah
gaya hidup:
Olahraga : olahraga dapat
menurunkan tekanan darah
dengan menurunkan kecepatan
denyut jantung juga dapat
mengurangi timbulnya
hipertensi karna dapat
meningkatkan kadar HDL terkait
dengan arterosklerosis
Teknik relaksasi : mengurangi
denyut jantung dengan
menghambat respon stress
sistem saraf simpatis
Berhenti merokok

Penatalaksanaan diet
Tujuan :
Membantu menurunkan tekanan darah
secara bertahap dan mempertahankan
pada tekanan normal
Mampu menurunkan tekanan darah secara
multifaktor
Menurunkan faktor resiko seperti BB
berlebih, tingginya kadar lemak dan
kolestrol dalam darah
Mendukung pengobatan penyakit penyerta
seperti penyakit Diabetes Melitus dan
gangguan fungsi ginjal
Prinsip :
Makanan dan gizi seimbang
Jenis dan komposisi makanan disesuaikan
dengan penderita
Batasi jumlah garam tidak lebih -
sendok teh perhari
Tingkatkan konsumsi buah dan sayur serta
protein misalnya dari ikan

Penatalaksanaan Farmakologis
Nama obat

Mekanisme
kerja

Dosis

Indikasi
khusus

Efek
samping

Diuretika (gol
tiazid)
Hidroklorotiazid

menghambat
pompa Na/K di
tubulus distal

12,525mg/hari

payah
jantung , resiko
PJK tinggi,
diabetes,
stroke, dan
hipertensi
sistolik
terisolasi

meningkatkan
eksresi urin
oleh diuretic
tiazid dapat
mengakibatka
n hypokalemia,
hiponatriemi,
dan
hipomagnesie
mi.

Penghambat
sistem renin
angiotensin
(RAS blocker )
Enalapril

ACE-I dan ARB


menghambat
vasokontriksi
dengan cara
menghambat
sintesis dan
menghambat
kerja
angiotensin II,
sehingga
menyebabkan
vasodilatasi

2,540mg/hari

payah
jantung ,
pasca infark
miokard,
risiko PJK
tinggi,
diabetes,
Stroke

mual, lemas,
sakit kepala,
pusing,
gangguan
fungsi ginjal,
hipokalemia

Penyekat
Beta ( B
blocker )
Atenolol

BB bekerja
dengan
menghamb
at secara
kompetitif
pengikatan
ketokalami
n ke
reseptor
adregenik

25100mg/hari

payah
jantung ,
pasca
infark
miokard,
risiko PJK
tinggi,
diabetes

bronkospas
me, gagal
jantung ,
hipotensi,
gangguan
metabolism
lemak dan
sistem
saraf pusat

Antagonis
kalsium
(CCB) tablet
Amlodipine

mekanisme
kerjanya
mengurangi
influx
kalsium
kedalam selsel otot
polos di
pembuluh
darah

2,510mg/hari

Pjk

dapat
menyebabka
n penuruan
tekanan
darah yang
drastic,
angina
pectoris
pada pjk,
efek
vasodilatasi

Gejala klinis

Prognosis
Prognosis hipertensi esensial adalah baik jika ditangani sedini
mungkin dengan modifikasi gaya hidup dan obat-obatan anti
hipertensi.

Pencegahan
Resiko seseorang untuk tidak menderita hipertensi dapat
dicegah antara lain :
Pola makan yang sehat
Diet : kurangi konsumsi natrium - perhari serta konsumsi
makanan rendah karbo&lemak, perbanyak sayuran dan buahbuahan
Aktifitas fisik (olahraga) : untuk menjaga BB menghindari faktor
pencetus (obesitas /berat badan berlebih) minimal 30
menit/hari 4-5x seminggu
Hindari rokok : nikotin pada rokok dapat menyebabkan
peningkatan detak jantung dan menyempitkan pembuluh darah
mengakibatkan jantung berusaha memompa darah lebih kuat
Hindari alkohol : max 2x/hari pria, 1x/hari wanita
Kurangi kaffein

Kesimpulan
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah > 140/90
mmHg. Hipertensi diklasifikasikan atas hipertensi primer dan
hipertensi sekunder. Dikatakan hipertensi primer bila tidak
ditemukan penyebab dari peningkatan tekanan darah
tersebut, sedangkan hipertensi sekunder disebabkan oleh
penyakit tertentu. Resiko seseorang untuk tidak menderita
hipertensi dapat dicegah antara lain menjaga pola makan
yang sehat, olahraga, hindari rokok, hindari alkohol, Kurangi
kaffein untuk mengobati hipertensi juga perlu diperhatikan
Obat anti hipertensi mempunyai indikasi dan efek samping
yang harus dipertimbangkan penggunaannya.

Anda mungkin juga menyukai