Anda di halaman 1dari 40

PNEUMONIA

(Infeksi Paru Nonspesifik)


Didi Kurniadhi
Bag IPD FK UKRIDA

Definisi :
ISNBA
Pneumonia : peradangan yang mengenai
parenkim paru (distal dari bronkiolus
terminalis) diantaranya, bronkiolus
respiratorius dan alveoli dan menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan
pertukaran gas setempat.
Istilah pneumonia dipakai jika proses
peradangan diakibatkan oleh infeksi dan
pneumonitis jika prosesnya noninfeksi.

Klasifikasi Pneumonia
Berdasar bakteri penyebab
Pneumonia bakterial / tipikal Dapat terjadi
pada semua usia. Beberapa bakteri mempunyai
tendensi menyerang seseorang yang peka,
misalnya Klebsiella pada penderita alkoholik,
Staphyllococcus pada penderita pasca infeksi
influenza
Pneumonia atipikal disebabkan Mycoplasma,
Legionella dan Chlamydia
Pneumonia virus influenza virus, adenovirus
Pneumonia jamur, sering merupakan infeksi
sekunder Predileksi terutama pada penderita
dengan daya tahan lemah
(immunocompromised)

Berdasar anatomi/radiologi distribusi infeksi


Pneumonia lobaris. Sering pada pneumonia
bakterial, jarang pada bayi dan orang tua.
Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau
segmen kemungkinan sekunder disebabkan
oleh obstruksi bronkus misal: pada aspirasi
benda asing, atau proses keganasan
Bronkopneumonia Ditandai dengan bercakbercak infiltrat pada lapangan paru
melibatkan parenkim & jalan nafas. Dapat
disebabkan oleh bakteria maupun virus. Sering
pada bayi dan orang tua
Pneumonia intertisial Parenkim paru (focal
diffuse)

Proses patologi pneumonia:


Pneumonia lobaris
Bronkopneumonia
Interstitial penumonia

Pneumonia lobaris:
Pada penumonia ini terjadi perselubungan 1
lobus paru secara homogen, walaupun pada
beberapa pasien sebagian kecil lobus tak
mengalami perselubungan.
Staging penumonia lobaris:
Stage 1 kongesti 24 jam (edema, exudative sel)
Hepatisasi merah Neutrofil, fibrin & extravasasi
sel darah merah mengisi alveoli
Hapatisasi kelabu akumulasi fibrin & sel
eksudat, serta konsolidasi

Bronkopneumonia:
Definisi : Konsolidasi berupa bercak yang
terjadi pada 1 atau beberapa lobus dan
melibatkan jalan nafas, biasanya mengenai
lobus bawah dan bagian posterior dari paru
(Karena pengaruh gravitasi).
Daerah yang berkonsolidasi ini sulit
dibedakan walaupun pada beberapa kasus
ada pembatasan pada septum interlobularis.
Exudat neurofil ini biasa berkumpul pada
bronkus dan bronkiolus, dengan
penyebaran secara sentrifugal menuju
alveolus yang berdekatan, biasanya disertai
adanya edema pada perifer dari lesi.

Pneumonia Interstitial
Definisi: adanya proses inflamasi yang
predominannya pada interstitial,
meliputi (dinding alveolus dan
jaringan penyambung di sekeliling
traktus trakeobronkial) .
Inflamasi ini dapat terjadi bercak dan
difus.
Septum alveolaris ini mengadung
exudat

Klasifikasi Terbaru (Klinis):


Pneumonia komunitas (PK/CAP)
Pneumonia yang berhubungan dengan
ventilator (VAP)
Pneumonia yang terjadi di perawatan
(PN/HAP)

Pneumonia Komunitas pneumonia yang


terjadi diluar RS
Pneumonia Nosokomial adallah pneumonia
yang terjadi > 48 jam atau lebih setelah
dirawat di RS baik diruang umum atau ICU
tapi tanpa menggunakan ventilator
Pneumonia yang Berhubungan dengan
pemakaian Ventilator (PBV) adalah
pneumonia yang diakibatkan oleh intubasi
trakeal setelah 48-72 jam atau lebih

Community acquired.
Yang dapat diobati dengan rawat jalan.
Yang harus mendapatkan perawatan.

Hospital acquired (nosokomial).


Yang berhubungan dengan penggunaan
ventilator.
Yang tak berhubungan dengan
penggunaan ventilator.

Epidemiologi
80% kasus baru berhubungan dengan
infeksi saluran napas yang terjadi di
masyarakat / pusat perawatanI
Pneumonia merupakan bentuk berat
ISNBA 15-20%.
Pejadian PN di ICU lebih sering 90%
dibandingkan dengan di ruangan umum
25%
PBV didapat pada 9-27% pasien yang
diintubasi

ETIOLOGI

Faktor predisposisi :

Kebiasaan merokok
Diabetes melitus
Kelainan imunodefisiensi
Kelainan atau kelemahan struktur dada
Penurunan kesadaran
Tindakan invasif (infus, trakeostomi,
intubasi atau pemasangan ventilator).
Faktor lingkungan (tinggal di rumah
jompo, penggunaan antibiotik dan obat
suntik iv dan keadaan alkoholism)

Patogenesis :
Patogenesisnya terkait 3 faktor:
1. keadaan(imunitas) Host
2. Mikroorganisme
3. Lingkungan
Interaksi ini akan menentukan klasifikasi
dan bentuk manifestasi pneumonia,
berat-ringan, diagnosis empirik, rencana
terapi empirik dan prognosis pasien.

Patogenesis P.Komunitas
Faktor-fektor perubah yang meningkatkan resiko infeksi
patogen pada pneumonia komunitas:
Pneumokokus resisten penisilin & obat lain:
1. usia>65 th
4. penyakit imunosupresif &
penggunaakotikosteroid
2. Alkoholisme
5.penyakit penyerta multipel
3. Kontak pada klinik lansia
6.Pengobatan b-lactam 3 bulan terakhir
Patogen gram negatif
1. Tinggal dirumah jompo
3. penyakit penyerta yang jamak
2. Penyakit kardiopulmonal penyerta 4. baru selesai mendapat
antibiotika
Pseudomonas aeruginosa
1. Penyakit paru struktural (bronkiektasis)
2. Terapi antibiotika spektrum luas >7 hari pada bulan sebelumnya
3. Malnutrisi
4. Penggunaan kortikosteroid (prednisone>10mg/hari)

Patogenesis
P.Nosokomial/HAP
Faktor resiko terjadinya dikelompokan menjadi:
1. Tidak dapat diubah
berhubungan dg inang (seks pria, penyakit paru kronik,MOF)
berhubungan dengan tindakan (intubasi, selang nasogastric)
2. Dapat diubah
desinfeksi dengan alkohol
penghentian dini pengunaan alat invasif
pengawasan patogen MDR
pengaturan pemakaian AB

Faktor resiko kritis


1. Ventilasi >48 jam 3. lamanya perawatan di ICU
2. Skor APACHE
4. adanya ARDS

DIAGNOSIS
- Mencakup bentuk dan luas penyakit
- Tingkat berat penyakit
- Perkiraaan kuman penyebab infeksi
Diagnosis berdasarkan:
1. anamnesis
2. PF
3. Pemeriksaan Penunjang
4. Pemeriksaan lab
5. Pemeriksaan bakteriologis
6. Pemeriksaan khusus

Anamnesis
Evaluasi faktor resiko/predisposisi host
- PPOK
- penurunan imunitas
- penyakit kronik - kecanduan obat bius
- kejang/tidak sadar
- usia (muda,bayi, dewasa)
Penilaian awitan
-cepat, akut dengan rusty color sputum
-lambat dengan batuk dan dahak sedikit

PF
- Demam
- Tanda konsolidasi paru
(perkusi paru pekak, ronki basah nyaring,
SN bronkial)

- Tanda sesak nafas


- Warna dan jumlah sputum

Pemeriksaan Penunjang
- Thorax Foto PA & Lateral (berdiri)
- Ultrasound baik membedakan
Konsolidasi dan efusi pleura
- CT scan

Pemeriksaan Laboratorium
Leukositosis : umumnya infeksi bakteri
Leukosit normal : infeksi virus/mikoplasma
Leukopenia : depresi imunitas, infeksi gram
negatif, S. aureus, pasien keganasan, &
gangguan kekebalan)
AGD : menilai oksigen darah (ventilasi
perfusi)

Pemeriksaan bakteriologis
Asal bahan:
1. Sputum
2. Darah
3. Aspirasi Nasotrakeal/ transtrakeal
4. Aspirasi jarum trans torakal
5. Bronkoskopi
6. Biopsi
7. Torakosentesis
Pemeriksaan kultur kuman merupakan
pemeriksaan utama pra terapi bermanfaat
evaluasi terapi selanjutnya

Pemeriksaan khusus
- Titer antibodi/serologi terhadap virus,
mycoplasma pneumonia, legionella
pneumonia
- PCR

Diagnosis PK
Diagnosis pneumonia komuniti didapatkan dari
anamnesis, gejala klinis, pemeriksaan fisis, foto toraks
dan laboratorium.
Diagnosis pasti pneumonia komuniti ditegakkan jika pada
foto toraks terdapat infiltrat baru atau infiltrat progresif
ditambah dengan 2 atau lebih gejala di bawah ini :
Batuk-batuk bertambah
Perubahan karakteristik dahak/purulen
Suhu tubuh > 380C (aksila) / riwayat demam
Pemeriksaan fisis : ditemukan tanda-tanda konsolidasi,
suara napas bronkial dan ronki
Leukosit > 10.000 atau < 4500

CAP Severity Index

Pemilihan AB
Faktor pasien
Faktor AB
Faktor farmakologis
Dapat berupa AB tunggal atau AB
kombinasi

CAP management

Terapi Empirik PN & VAP

Anda mungkin juga menyukai