Anda di halaman 1dari 30

Ordinary & Extra Ordinary

Perkembangan teknolog medis yang memungkinkan para


pelayan kesehatan untuk
memperpanjang hidup dengan teknologi, maka timbul
pertanyaan tambahan:

Sampai dimana kita harus mempertahankan hidup?


Apakah segala macam perawatan dan obat yang
bisa memperpanjang hidup manusia itu harus
selalu diberikan?

Dulu,kalau orang gagal nafas maka biasanya akan mati


Tetapi sekarang dengan adanya alat canggih maka orang
Yang gagal nafas masih bisa dirisusitasi sehingga bernafas
lagi.
Prinsip moral yang membicarakan hal ini dulu dikenal
Dengan nama ordinary dan extra-ordinary
Dewasa ini ada orang yang merasa bahwa terminologi ordinary dan extra-ordinary
ini tidak jelas applikasinya sehingga mereka
Lebih memilih istilah proportionate dan disproportionate
Kedua istilah itu mempunyai muatan yang sama sehingga bisa dipergunakan
keduanya.

Sejarah Singkat
Dalam sejarah,diskusi yang exsplisit mengenai hal ini
Dibuat oleh Franciscodi Vittoria,yang menulis buku
Relectiones Theologicae pada tahun1557.
Dalam salah satu bagian bukunya itu dia berbicara mengenai kewajiban
moral untuk makan bagi orang sakit.
Dia mengatakan,Jika seorang yang sakit bisa makan atau gizi yang

lainnya dengan harapan hidup tertentu maka dia Diwajibkan untuk


makan ataupun orang sakit harus diberi makan. Akan tetapi jika
terjadi depresi begitu hebat atau juga terjadi ketakutan yang
sangat besar mengenai

Kemampuan untuk makan sehingga hanya dengan usaha


yang sangat besar laksana sebuah siksaan kalau dia
makan dan oleh karenanya bisa diperhitungkan sebagai
tidak mungkin, maka dia tidak wajib untuk makan atau
sekurang kurangnya dibebaskan dari dosa yang
mematikan.

Pada periode berikutnya ,masalah yang sama dibicarakan


oleh DomingoBaez ,seorang teolog Spanyol, ketika
mengomentari buku Summa TheologiaeII-II.65.1 mengenai
amputasi (pemotongan anggota badan)pada tahun1595.
Baez bertanya, Jika tangan seseorang itu terkena

penyakit yang akan menjalar dan membahayakan


hidupnya , apakah diawajib untuk mengamputasi
tangan yang sakit itu atau tidak?

Pertanyaan ini menjad ipenting sebab waktu itu belum ada


anastesi untuk mengurangi sakit. Banes menyatakan bahwa
walaupun manusia itu mempunyai kewajiban untuk menjaga dan
memelihara hidupnya tetapi hal itu hanya bisa diwajibkan
dengan mempergunakan sarana yang
ordinary(makan,pakaian,obatanobatan yang biasa,dan kesakitan
yang biasa) sedangkan sarana yang extraordinary tidaklah wajib.
Jadi dalam kasus pemotongan tangan itu,karena amputasi
tangan itu menimbulkan sakit yang luar biasa tak tertahankan,
maka amputasi itu tidaklah wajib.

Mengapa kita hanya wajib mempertahankan hidup dan


kesehatan dengan yang ordinary sedangkan yang
estraordinary tidak wajib?
Pembedaan kewajiban ini berdasarkan pada prinsip umum
bahwa kewajiban hanya boleh dikenakan apabila hal itu
adalah hal-hal yang biasa, yang bisa dilakukan oleh orang
banyak dan pada umumnya bisa dicapai. Sedangkan mereka
yang oleh karena Situasinya tidak memungkinkannya untuk
melakukannya, maka tidak boleh diwajibkan.

British Medical Association memberikan petunjuk, Para


pelayan kesehatan mempunyai suatu kewajiban umum
untuk memberikan perawatan yang akan
menguntungkan pasiennya.
Dalam konteks ini, yang dimaksudkan keuntungan dalam
arti yang ordinary (biasa), yakni keuntungan atau sesuatu
yang didapat oleh pasien dalam arti yang lebih luas dari
sekedar hasil fisiologis.

Paulina Tabo ada mengatakan dengan jelas, Tidak ada


seorangpun yang berkewajiban untuk mempergunakan
segala macam intervensi medis yang tersedia,akan tetapi
kewajiban itu hanya berlaku bagi intervensi medis yang
memberikan keuntungan yang masuk akal.
Pembedaan antara yang wajib dan tidak wajib secara
moral untuk melakukan intervensi medis ini, maka
dibuatlah pembedaan konseptual antara sarana yang
ordinary dan yang extraordinary.

1.Secara medis, sarana itu adalah ordinary bila:


Sudah teruji secara ilmiah
Berhasil secara statistik
Tersedia secara rasional
2.Secara moral,sarana itu adalah ordinary bila:
menguntungkan
bermanfaat
Tidak menjadi beban fisik,psikologis dan keuangan bagi pasien
secara berlebihan.

Jika ada salah satu dari semua unsur diatas yang tidak terpenuhi,
maka sarana itu menjadi sarana yang extraordinary. Secara nyata,
masalah mana yang ordinary dan mana yang extraordinary
banyak tergantung pada berbagai situasi hic et nunc (kini dan
disini) dari person,tempat,waktu dan kebudayaan yang
bersangkutan.
Bisa terjadi apa yang ordinary kemarin sekarang ini sudah
menjadi extraordinary oleh kerena penyakitnya sudah menjadi
gawat. Demikian juga sebaliknya apa yang extraordinari kemarin
bisa hari ini menjadi ordinary.

Secara singkat bisa dikatakan bahwa: Tidak ada


kewajiban untuk mempertahankan hidup manusia dengan
segala macam cara.
Ada suatu titik dimana kita harus mengatakan
cukupdan tidak usah harus dilanjutkan.
Titik ini adalah extraordinary.

Masalah keuangan menjadi masalah yg sering terjadi dan harus


dipertimbangkan.
DavidF.Kelly Seseorang bisa secara benar memasukkan

pertimbangan ongkos finansial sebagai salah satu beban.


Orang yang sakit tidak wajib untuk mengurbankan keuangan
yang seharusnya dipakai demi kelangsungan hidup
keluarganya demi memperpanjang hidupnya,tentu saja bukan
dalam kasus bila perawatan itu akan menguntungkan dan
bahkan bila perawatan itubenar-benar menjadi penyembuhan.

RESUME:
Sarana yang wajib dipakai adalah sarana yang ordinary yang
diberikan/dipakai untuk mepertahankan hidup seseorang(pasien) pada
umumnya.
Sarana yang tidak wajib adalah sarana yang extraordinary yang
diberikan/dipakai.Kalau mau dipakai dengan alasan tertentu ya silahkan
tetapi kalau tidak dipakai juga tidak bersalah secara etis.
Sarana yang dilarang dipakai adalah sarana extraordinary
yang
pemakaiannya bertentangan dengan martabat manusia,menimbulkan
kerugian besar, dan menjadi ketidak adilan bagi diri dan keluarga dan orang
lain. Kerugian bisa berupa yang materi atau yang tidak materi

PENERAPAN
Tidak memberikan sarana yang extraordinary pada
umumnya tidak akan dipandang sebagai suatu kejahatan
ataupun malpraktek. Pada umumnya dokter yang tidak
memberikan sesuatu yang extraordinary walaupun bisa
dikatakan sebagai euthanasia pasif tidak akan terkena
sangsi hukum.

UU no.36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 51.1


dikatakan,Upaya kesehatan diselenggarakan untuk

mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya


bagi individu atau masyarakat.
Sedangkan pada 51.2 dikatakan, Upaya kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat(1) didasarkan pada
standar pelayanan minimal kesehatan.

Jadi,walaupun benar bahwa upaya perwujudan derajad kesehatan


masyarakat itu harus setinggi-tingginya, akan tetapi yang menjadi
kewajiban sebenarnya hanyalah standard pelayanan minimal dan
bukan maksimal(mempergunakan segala macam cara).
Pasien juga punya hak untuk menolak pengobatan yang ditawarkan
oleh dokter. Dalam pasal 56.1 dikatakan, Setiap orang berhak
menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan
pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah menerima dan
memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara lengkap.

Kalau seluruh pengobatan yang extraordinary itu harus dihentikan,


tidak berarti bahwa kita biarkan saja pasien itu. Pasien tetap harus
diberikan yang ordinary.
Batasan antara ordinary dan extraordinary ini perlu
dijelaskan,supaya pasien dan keluarganya tidak merasa bersalah
kalau tidak mengusahakan pengobatan sampai habis habisan.
Ada suatu titik dimana kita harus mengatakan "cukup".
Misalnya:Kalau ada pasien yang sudah parah dan dokter sudah
angkat tangan tidak bisa buat apa-apalagi,maka dengan alasan itu
dia bisa dibawa pulang dan tidak usah merasa berdosa.

Mengapa perlu masalah


ini?
Menghindari terjadi agresive medicine dimana pasien diberi segala macam
pengobatan untuk mempertahankan hidup pada hal mungkin sudah tidak
ada prospeknya.
Menghindari terjadinya futile medicine, dimana terjadi pengobatan yang
sia-sia, tidak ada manfaatnya.
Menghindari rasa bersalah yang tidak perlu, baik bagi pelayan kesehatan
maupun pasien dan keluarganya:
Dokter merasa harus berusaha dengan segala macam cara,dan kalau
pasien meninggal, adalah kegagalannya.
Pasien dan keluarganya kadang merasa belum puas kalau belum habishabisan.

Euthanasia berasal kata eu (baik) dan thnatos (kematian),


kematian yang baik(good death).
Pada jaman dahulu, kata euthanasia ini lebih berpusat pada
cara seseorang mati yakni dengan hati yang tenang dan
damai namun bukan pada percepatan kematian.
Orang yang mati dengan tidak mengalami penderitaan,
dikelilingi oleh sanak saudaranya,dan Mendapatkan perawatan
religius dengan tepat sehingga dia mati dengantersenyum.
Mati euthanasia inilah yang dicita-citakan oleh banyak orang.

Sekarang makna kata Euthanasia berubah total yakni


menjadi percepatan kematian seseorang yang dibuat
dengan sengaja oleh karena adanya campur tangan
manusia.

Hassel Biggs,Istilah euthanasia itu berarti

melaksanakan kematian dengan cara yang tidak


menyakitkan dan lembut, khususnya demi penghormatan mereka yang
mengalami kesakitan yang luar biasa dan penyakit yang tak tersembuhkan.
Definisi euthanasia meliputi pembedaan
antara
aktif dan pasif yang dibedakan menurut cara bagaimana euthanasia dilakukan

dan yang erat berhubungan

dengan status hukum perbuatan itu atau


kelalaiannya.

HaselBiggs,Euthanasia,DeathwithDignityandtheLaw,HartPublishing,
Portland,2001,halaman12

James D.Torr, Euthanasia adalah istilah yang luas dari mercy killing

yakni mengambil hidup dari orang yang sakit tanpa harapan atau
melukai seseorang agar dapat mengakhiri penderitaannya.
JamesD.Torr,Euthanasia:OpposingViewpoints,GreenhavenPress,SanDiego,2000,halaman 12

Richard Huxtable, euthanasia meliputi mengakhiri hidup seseorang

dengan sengaja (apakah sipenerima menghendaki atau


tidak),yang akan saya namakan pasien,yang dimotivasi oleh
karena kepercayaan bahwa hal ini akan menguntungkan mereka.
RichardHuxtable,Euthanasia,Ethics and the Law: From Conflictto Compromise,
Routledge,London,2007,halaman8

Senat Canada,sebagaimana dikutip oleh BrianL.Mishara, Satu

perbuatan yang disengaja yang dilakukan oleh seseorang


dengan intensi untuk mengakhiri hidup orang lain supaya
orang tersebut terbebas dari penderitaan dimana
tindakan itulah yang menjadi penyebab kematiannya.
BrianL.Mishara,Euthanasia,dalam Robert Kastembaum,Macmillan Encyclopaedia of
Death and Dying, Thomson&Gale, NewYork, 2003,halaman267

Euthanasia adalah berbuat atau tidak berbuat yang didalam


perbuatan itu sendiri atau dalam intensi menyebabkan
kematian agar dengan cara ini semua penderitaan dapat
dihilangkan.

Yang harus diperhatikan adalah


1. metode ialah berbuat atau tidak berbuat;
2. intensinya ialah menyebabkan kematian (supayaOrang itu mati);
3. Motifnya untuk menghilangkan penderitaan (merasa kasihan).

Kalau salah satu dari unsure-unsur itu tidak ada, maka


bukan euthanasia.
Kalau bukan euthanasia lalu apa? Bisa masalah
extraordinary, bisa pembunuhan murni, bisa malpraktek,
bisa kecerobohan dsb.

Ada juga orang yang membedakan euthanasia dalam beberapa kategori:


Aktive euthanasia
Yakni melakukan sebuah tindakan supaya pasien mati (disuntik mati)
Pasive euthanasia
Yakni tidak diberi hal yang diperlukan untuk hidup, supaya dia dia mati)
Voluntary euthanasia
Yakni pasien sendiri yang meminta supaya dilakukan tindakan euthanasia
Involuntary euthanasia
Yakni pasien tidak meminta dilakukan euthanasia tetapi orang lain
melakukannya tanpa seiijin dari pasien.

Anda mungkin juga menyukai