Anda di halaman 1dari 24

Mekanisme Kontraksi dan Relaksasi serta Kelelahan pada Otot

Destin Marseli (10.2014.051)


Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.06 Jakarta Barat 11510
Telp : (021)56942061. Fax (021)5631731
Email : destin.2014fk051@civitas.ukrida.ac.id
Abstrak
Sistem muskular (otot) terdiri dari sejumlah besar otot yang bertanggung jawab atas gerakan
tubuh. Terdapat tiga jenis yaitu: otot polos, otot jantung, dan otot rangka. Dari ketiga otot
tersebut, otot yang memiliki andil besar dalam pergerakan tubuh manusia adalah otot rangka.
Otot rangka yang bekerja dibawah pengaruh saraf. Otot rangka akan melakukan mekanisme
gerak otot yaitu kontraksi dan relaksasi. Secara sederhana kontraksi yang terjadi dikarenakan
adanya proses sliding filamen oleh protein aktin dan miosin. Perlu diingat, otot rangka adalah
jenis otot yang mudah lelah. Kelelahan otot tersebut dapat terjadi dikarenakan penumpukan
asam laktat akibat berbagai faktor, seperti: waktu istirahat yang kurang, kerja otot yang berat,
kerja enzim maupun sumber energi yang berkurang, dimana semuanya akan mengakibatkan
penimbunan asam laktat. Cara untuk mengurangi penimbunan tersebut adalah dengan
menambah pasokan oksigen atau dengan bantuan enzim yang ada di hati.
Kata kunci: sistem muskular, mekanisme gerak otot, kelelahan otot
Abstract
Muscular system (muscle) consists of a large number of muscle that responsible for body
movements. There are three types: smooth muscle, cardiac muscle, and skeletal muscle. From
the three muscles, the muscle that has a big contribution in the movement of human body is
skeletal muscle. Skeletal muscles are working under the influence of nerve. Skeletal muscle
will do the mechanism of muscle motion, they are contraction and relaxation. Put simply,
contractions that occur due to the sliding filament proteins actin and myosin. To remember,
skeletal muscle is a type of muscle that easily tired. The Muscle fatigue may occur because of
the buildup of lactic acid due to various factors, such as lack of rest time, heavy muscular
work, the energy source or the enzyme is reduced, all of which will result in the buildup of
lactic acid. How to reduce the buildup is to increase the supply of oxygen or with the help of
enzyme in the liver.
Keywords: muscular system, mechanism of muscle movement, muscle fatigue

Pendahuluan
Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dalam kehidupan manusia, alat gerak tubuh
yang melibatkan kerja sama dari tulang, sendi, saraf, dan otot merupakan hal yang sangat
dibutuhkan untuk mendukung dan membantu aktivitas. Akan tetapi, dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari, gangguang-gangguan ringan terhadap alat gerak tubuh tersebut juga
sering terjadi.
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan
tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai
kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka
adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang tulang yang memungkinkan tubuh
mempertahankan bentuk, sikap dan posisi. Sistem muskuloskeletal memberi bentuk bagi
tubuh. Sistem muskuloskeletal melindungi organ-organ penting, misalnya otak dilindungi
oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-paru terdapat pada rongga dada (cavum
thorax) yang dibentuk oleh tulang-tulang kostae (iga).
Otot berdasarkan strukturnya, yang dapat membangun tubuh dapat dibedakan menjadi
tiga jenis yaitu otot polos, otot lurik atau otot rangka, dan otot jantung. Otot dapat mengalami
cedera terutama otot lurik/rangka. Pada makalah ini akan membahas tentang mekanisme
kontraksi otot somatik, peran kalsium dalam kontraksi dan relaksasi otot, pusat mototrik,
penyediaan energi pada otot, metabolisme otot, kelelahan otot, dan juga ekstremitas inferior
yang berkaitan dengan cedera yang di alami oleh otot.
Anatomi Dasar
-

Makroskopik

Tulang
Pada struktur tubuh manusia, ekstremitas inferior berfungsi untuk lokomosi,
penopangan beban, dan mempertahankan keseimbangan. Ekstremitas Inferior ini disusun
atas Cingulum Membri Inferior atau sering disebut dengan lingkar panggul

dan Ossa

Membri Inferior Libera yang sering disebut dengan kaki. Ossa Membri Inferior Libera
dilengkapi dengan Musculi Membri Inferioris atau otot dan sendi yang turut membantu
fungsi Ossa Membri Inferior Libera sebagai alat gerak. Struktur Ossa Membri Inferior
Liberal serta otot dan sendinya terdiri dari Makroskopik dan Mikroskopik.1
Ossa Membri Inferior Libera

Dalam struktur makroskopiknya, Ossa Membri Inferior Libera dibagi menjadi tiga regio.
Yaitu Femur, Cruris dan Pedis.1
a. Regio Femur
Os Femur ini merupakan Tulang terpanjang,terkuat dan terberat dari semua tulang pada
rangka tubuh. Os femur ini meneruskan berat tubuh dari os coxae kepada tibia sewaktu kita
berdiri.1
Ujung proximal femur terdiri dari caput femoris,collum femoris, dan dua trochanter.
Sedangkan ujung distal femur memiliki condylus medial dan lateral serta epicondylus medial
dan lateral beserta permukaan patelar.Caput femoris yang dimiliki oleh ujung proximal os
femur ini mengajur ke arah kraniomedial dan agak ke ventral serta membulat untuk
berartikulasi dengan asetabulum. Permukaan lembut dari bagian caput mengalami
depresi,fovea capitis, yang berfungsi sebagai tempat perlekatan ligamen yang menyangga
caput femoris agar tetap di tempatnya dan membawa pembuluh darah ke kepala tersebut.
Dibawah caput femoris yang tirus adalah bagian collum femoris yang tebal. Caput dan
collum femoris ini membentuk sudut (115 o-140o) terhadap poros panjang corpus
femoris;sudut ini bervariasi dengan umur dan jenis kelamin . Ujung atas batang memiliki dua
processus yang menonjol,yaitu trochanter besar atau trochanter major dan trochanter kecil
atau trochanter minor sebagai tempat pelekatan otot untuk menggerakkan persendian
panggul.Terdapat crista intertrochanter di permukaan posterior tulang yang membatasi bagian
collum dan corpus femoris. Corpus femoris ini sendiri berbentuk lengkung,yakni cembung ke
arah anterior. Bagian corpus permukaanya halus dan memiliki linea aspera, yaitu lekuk kasar
untuk perlekatan beberapa otot.1
b. Regio Cruris
Pada regio cruris ini terdapat tulang dewasa tibia dan fibula. Tibia adalah tulang medial
yang besar, tulang ini membagi berat tubuh dari femur ke bagian kaki. Bagian bagian dari
tibia adalah.1
i.

Bagian kepala tulang tibia melebar ke kondilus medial dan lateral, yang berbentuk

ii.

konkaf untuk berartikulasi dengan kondilus femoral.


Kartilago pipih berbentuk baji, kartilago semilunar (meniskus) medial dan lateral

iii.

(meniskus), berada di pinggir kondilus untuk memperdalam permukaan artikular.


Tonjolan interkondilar terletak antara dua kondilus.

iv.

Kondilus lateral menonjol untuk membentuk faset fibular, yang menerima bagian
kepala fibula.

Tuberositas tibial, yang berfungsi untuk tempat perlekatan ligamen patela, menonjol pada
permukaan anterior di antara dua kondilus. 1
i.

Krista tibial (anterior), lebih umum disebut tulang kering, adalah punggung batang

ii.

tulang dengan permukaan anterior yang tajam dan melengkung ke bawah.


Ujung bawah tibia melebar untuk berartikulasi dengan tulang talus pergelangan kaki.
Maleolus meial adalah tonjolan yang membentuk benjolan(mata kaki) pada sisi
medial pergelangan kaki.

Selain tibia, pada regio cruris ini juga terdapat tulang fibula, yang paling ramping dalam
tubuh, panjangnya proporsional, dan tidak turut menopang berat tubuh. Kegunaan tulang ini
adalah untuk menambah area yang tersedia sebgai tempat perlekatan otot pada tungkai.1
1. Bagian kepala fibula berartikulasi dengan faset fibular di bawah konilus lateral tulang
tibia.
2. Ujung bawah batang berartikulasi secara medial dengan takik fibular pada tulang tibia
dan memanjang ke arah lateral menjadi maleolus lateral, yang seperti maleolus tibia
lateral, dapat diraba di pergelangan kaki.

Gambar 1: Os Femoris1

Gambar 2: Os Tibia & Os Fibula1


c. Regio Pedis
Regio pedis merupakan pergelangan kaki yang tersusun dari 26 tulang yang diatur dalam
tiga rangkaian. Tulang tarsal menyerupai tulang karpal pergelangan tangan, tetapi berukuran
lebih besar, tulang metatarsal juga menyerupai metakarpal tangan dan falang pada jari kaki
juga menyerupai falang dari jari tangan. 1
Otot
Berdasarkan bentuk morfologi, sistem kerja dan lokasinya dalam tubuh, otot dibedakan
menjadi tiga ,yaitu otot lurik, otot polos dan otot jantung.2
a. Otot lurik (Otot Rangka)
Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja di bawah
kesadaran. Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut ini: 2
1. Origo merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah kedudukannya
ketika otot berkontraksi.
2.Insersio merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot
berkontraksi.
3. Otot yang dilatih terus menerus akan membesar atau mengalami hipertrofi, Sebaliknya jika
otot tidak digunakan (tidak ada aktivitas) akan menjadi kisut atau mengalami atrofi.
b.Otot Polos
Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam (otot viseral). Kontraksi otot
polos tidak menurut kehendak, tetapi dipersarafi oleh saraf otonom. Otot polos terdapat pada
alat-alat dalam tubuh, misalnya pada: 2

1. Dinding saluran pencernaan


2. Saluran-saluran pernapasan
3. Pembuluh darah
4. Saluran kencing dan kelamin

c. Otot Jantung
Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya saja serabut
serabutnya bercabang - cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh saraf otonom.
Letak inti sel di tengah. Dengan demikian, otot jantung disebut juga otot lurik yang bekerja
tidak menurut kehendak. 2
Tungkai atas (os femur) dan tungkai bawah (os tibia & os fibula) yang merupakan
alat gerak, memiliki otot lurik atau otot rangka yang membantu. 2
Mikroskopik
Tulang
Tulang tersusun atas sel, matriks protein, dan deposit mineral. Sel-selnya terdiri atas
tiga jenis dasar.3
1. Osteoblas
Merupakan sel pembentuk tulang yang memproduksi kolagen tipe I dan berespon
terhadap perubahan PTH. Tulang baru dibentuk oleh osteoblast yang membentuk osteoid dan
mineral pada matriks tulang. Bila proses ini selesai osteoblast menjadi osteosit dan
terperangkap dalam matriks tulang yang mengandung mineral. 3
2. Osteosit
Berfungsi memelihara kontent mineral dan elemen organik tulang. Osteosit ini
merupakan sel-sel tulang dewasa. 3
3.Osteoklas
Osteoklas mengikis dan menyerap tulang yang sudah terbentuk di sekitarnya dengan
mengeluarkan asam yang melarutkan kristal kalsium fosfat dan enzim yang menguraikan
matriks organik. Sel ini berinti banyak, dapat bergerak, serta melekat di tulang melalui
integrin di tonjolan membran yang disebut sealing zone. 3
Otot
Tungkai atas dan bawah yang merupakan alat gerak, telah dilengkapi dengan otot
lurik atau otot rangka. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunvai jalur-jalur melintang gelap

(anisotrop) dan terang (isotrop) yang tersusun berselang-selang. Sel-selnya berbentuk


silindris dan mempunvai banvak inti. Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat dan
mempunyai periode istirahat berkali - kali. Otot rangka ini memiliki kumpulan serabut yang
dibungkus oleh fasia super fasialis.4
Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian: 4
1. ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang menggembung
2. urat otot (tendon), merupakan kedua ujung yang mengecil.
Urat otot (tendon) tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat Pada miofibril yang
terdapat dalam serabut otot rangka, ada pemitaan yang ditentukan berdasarkan susunan
miofilamen. 4
1. Pita A yang lebih gelap (Anisotropik, atau mampu mempolarisasicahaya) terdiri dari
susunan vertikal miofilamen tebal yang berselang seling dengan miofilamen tipis.
2. Pita I yang lebih terang (isotropik, atau nonpolarisasi) terbentuk dari miofilamen aktin
tipis, yang memanjang ke dua arah dari garis Z ke dalam susunan filamen tebal.
3. Garis Z terbentuk dari protein penunjang yang menahan miofilamen tipis tetap
menyatu di sepanjang miofibril.
4. Zona H adalah area yang lebih terang pada pita A miofilamen miosin yang tidak
tertembus filamen tipis.
5. Garis M membagi dua pusat zona H. Pembagian ini merupakan kerja protein
penunjang lain yang menahan miofilamen tebal tetap bersatu dalam susunan.
Sarkomen adalah jarak antara garis Z ke garis Z lainnya.
Setiap molekul miosin terdiri dari enam rantai : dua rantai berat berpilin bersama
untuk membentuk sebuah ekor panjang dengan dua kepala globular, dan empat rantai ringan
bergabung, pada setiap dua rantai membentuk satu kepala, dengan sebuah kepala miosin.
Kepala-kepala tersebut membentuk tonjolan-tonjolan kecil yang terbentang dari filamen
miosin. Tonjolan-tonjolan tersebut disebut jembatan silang (Cross-bridge). 4
Sendi
Sendi adalah daerah tulang yang dikelilingi dan ditutupi oleh jaringan ikat
yangmenahan tulang dan menentukan jenis dan pergerakan derajat diantaranya. 4

Mekanisme Kontraksi Otot Somatik

Berikut adalah urutan tahap-tahap mulai dan berakhirnya kontraksi otot somatik.5
1. Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang saraf motorik sampai ke ujung serat otot.
2. Pada setiap ujung, saraf menyekresi substansi neurotransmitter, yaitu asetilkolin, dalam
jumlah yang sedikit.
3. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serat otot untuk membuka banyak
saluran bergerbang asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membran serat otot.
4. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion Na + untuk mengalir ke
bagian dalam membran serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini akan
menimbulkan suatu potensial aksi dalam serat otot.
5. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serat otot dalam cara yang sama seperti
potensial aksi berjalan di sepanjang membran saraf.
6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot, dan juga berjalan di
dalam serat otot, pada tempat dimana potensial aksi menyebabkan retikulum sarkoplasma
melepaskan sejumlah besar ion Ca2+, yang telah disimpan dalam retikulum, ke dalam
miofibril.
7. Ion-ion Ca2+ menimbulkan kekuatan tarik menarik antara filamen aktin dengan filamen
miosin, yang menyebabkannya bergerak bersama-sama saling tarik menarik, terjadi
pergeseran / sliding, dan menghasilkan proses kontraksi.
8. Setelah kurang lebih satu detik, ion Ca2+ dipompa kembali ke dalam retikulum
sarkoplasma, tempat ion-ion ini disimpan sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi;
pengeluaran ion Ca2+ dari miofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti.
Peran kalsium dalam kontraksi otot
Pada waktu otot berkontraksi kalsium berperan dalam interaksi protein di dalam otot,
yaitu aktin dan miosin. Bila darah kalsium kurang dari normal, otot tidak bisa mengendur
sesudah kontraksi. Tubuh akan kaku dan dapat menimbulkan kejang.6
-

Otot Lurik

Gerakan otot lurik tentu dibawah komando atau suatu kontrol yang disebut impuls saraf
motor. 6
Ca2+ mengatur kontraksi otot dengan proses yang ditengahi oleh Troponin dan Tropomiosin.
Sejak tahun 1940, ion Kalsium diyakini turut berperan serta dalam pengaturan
kontraksi otot. Kemudian, sebelum 1960, Setsuro Ebashi menunjukkan bahwa pengaruh
Ca2+ ditengahi oleh Troponin dan Tropomiosin. Ia menunjukkan aktomiosin yang diekstrak
langsung dari otot (sehingga mengandung ikatan dengan troponin dan tropomiosin)
berkontraksi karena ATP hanya jika Ca2+ ada pula. Kehadiran troponin dan tropomiosin pada

sistem aktomiosin tersebut meningkatkan sensitivitas sistem terhadap Ca2+. Di samping itu,
subunit dari troponin, TnC, merupakan satu-satunya komponen pengikat Ca2+.6
Impuls saraf melepaskan Ca2+ dari Retikulum Sarcoplasma
Sebuah impuls saraf yang tiba pada sebuah persambungan neuromuskular (= sambungan
antara neuron dan otot) akan dihantar langsung kepada tiap-tiap sarkomer oleh sebuah sistem
tubula transversal / T. Tubula merupakan pembungkus-pembungkus semacam saraf pada
membran plasma fiber. Tubula tersebut mengelilingi tiap miofibril pada disk Z masingmasing. Dengan melihat gambar maka semua sarkomer pada sebuah otot akan menerima
sinyal untuk berkontraksi sehingga otot dapat berkontraksi sebagai satu kesatuan utuh. Sinyal
elektrik itu dihantar (dengan proses yang belum begitu dimengerti) menuju retikulum
sarkoplasmik (SR). SR merupakan suatu sistem dari vesicles (saluran yang mengandung air
di dalamnya) yang pipih, bersifat membran, dan berasaldari retikulum endoplasma. Sistem
tersebut membungkus tiap-tiap miofibril hampir seperti rajutan kain. Membran SR yang
secara normal non-permeabel terhadap Ca2+ itu mengandung sebuah transmembran Ca2+ATPase yang memompa Ca2+ ke dalam SR untuk mempertahankan konsentrasi [Ca2+] bagi
otot rileks. Kemampuan SR untuk dapat menyimpan Ca2+ ditingkatkan lagi oleh adanya
protein yang bersifat amat asam yaitu kalsequestrin (memiliki situs lebih dari 40 untuk
berikatan dengan Ca2+). Kedatangan impuls saraf membuat SR menjadi permeabel terhadap
Ca2+.Akibatnya, Ca2+berdifusi melalui saluran-saluran Ca2+ khusus menuju interior
miofibril, dan konsentrasi internal [Ca2+] akan bertambah. Peningkatan konsentrasi Ca2+ ini
cukup untuk memicu perubahan konformasional dalam troponin dan tropomiosin. Akhirnya,
kontraksi otot terjadi denganmekanisme perahu dayung tadi. Saat rangsangan saraf
berakhir, membran SR kembali menjadi impermeabel terhadap Ca2+ sehingga Ca2+ dalam
miofibril akan terpompa keluar menuju SR. Kemudian otot menjadi rileks seperti sediakala. 6
-

Otot Halus (Smooth Muscles)

Makhluk hidup vertebrata memiliki dua jenis otot selain otot lurik yaitu otot cardiac
(=kardiak; berhubungan dengan jantung) dan otot halus. Otot cardiac ternyata juga berluriklurik sehingga mengindikasikan suatu persamaan antara otot cardiac dan otot lurik. Walaupun
begitu, otot skeletal (lurik) dan otot cardiac masih memiliki perbedaan antar sesamanya
terutama pada metabolismenya. Otot cardiac harus beroperasi secara kontinu sepanjang usia
hidup dan lebih banyak tergantung pada metabolisme secara aerobik. Otot cardiac juga secara
spontan dirangsang oleh otot jantung itu sendiri dibanding oleh rangsangan saraf eksternal
(=rangsangan volunter). Di samping itu, otot halus berperan dalam kontraksi yang lambat,
tahan lama, dan tanpa melalui rangsang eksternal seperti pada dinding usus, uterus, pembuluh

darah besar. Otot halus disini memiliki sifat yang sedikit berbeda dibanding otot lurik. Otot
halus atau sering dikatakan otot polos ini berbentuk seperti spindel, tersusun oleh sel-sel
berinti tunggal, dan tidak membentuk miofibril. Miosin dari otot halus (protein khusus secara
genetik) berbeda secara fungsional daripada miosin otot lurik dalam beberapa hal: 6

Aktivitas maksimum ATPase hanya sekitar 10% dari otot lurik

Berinteraksi dengan aktin hanya saat salah satu rantai ringannya terfosforilasi

Membentuk filamen-filamen tebal dengan cross-bridges yang tak begitu teratur serta
tersebar di seluruh panjang filamen tebal

Kontraksi Otot Halus dipicu oleh Ca2+


Filamen-filamen tipis otot halus memang mengandung Aktin dan Tropomiosin namun tak
seberapa mengandung Troponin. Kontraksi otot halus tetap dipicu oleh Ca2+ karena miosin
rantai ringan kinase (=myosin light chain kinase / MLCK) secara enzimatik akan menjadi
aktif hanya jika Ca2+-kalmodulin hadir. MLCK merupakan sebuah enzim yang
memfosforilasi rantai ringan miosin sehingga menstimulasi terjadinya kontraksi otothalus.
Konsentrasi intraselular [Ca2+] bergantung pada permeabilitas membran plasma sel otot
halus terhadap Ca2+. Permeabilitas otot halus tersebut dipengaruhi oleh sistem saraf
involunter atau autonomik. Saat [Ca2+] meningkat, kontraksi otot halus dimulai. Saat [Ca2+]
menurun akibat pengaruh Ca2+-ATPase dari membran plasma, MLCK kemudian
dideaktivasi. Lalu, rantai ringan terdefosforilasi oleh miosin rantai ringan phosphatase dan
otot halus kembali rileks. 6
Mekanisme kerja kalsium pada kontraksi dan relaksasi otot
Sewaktu serat otot rangka berada dalam keadaan istirahat maka kepala miosin
dihambat untuk berikatan dengan filamen aktin.7
Tanpa mengikat aktin, ATP miosin tdk dapat diuraikan dan otot tidak berkontraksi. 7
Kepala miosin dihambat untuk berikatan dengan molekul aktin karena adanya dua protein
lain yang membentuk filamen tipis : tropomiosin dan troponin. 7
Tropomiosin diperkirakan terletak diatas molekul aktin pada keadaan istirahat dan
menghambat pengikatan jembatan silang miosin suatu tempat diaktin. 7
Troponin melekat kemolekul aktin dan tropomiosin serta troponin juga memilki
tempat ikatan untuk kalsium. 7

Bila konsentrasi kalsium intrasel meningkat maka akan berikatan dengan troponin
sehingga terjadi pergesaran posisi troponin pada molekul tropomiosin yang menyebabkan
pergeseran posisi tropomiosin terhadap aktin. Hal ini menyebabkan terbukanya tempat
aktif untuk mengikat miosin sehingga terjadi pengikatan miosin dengan tempat aktif aktin
dan ATPase miosin diaktifkan dan ATP diuraikan untuk menghasilkan energi sehingga
jembatan silang terayun. Spsbils jembatan silang terayun maka filamen-filamen bergeser satu
sama lain yang menyebabkan otot berkontraksi. 7
Semakin banyak jumlah jembatan silang yang berhubungan dan terayun pada suatu
saat maka semakin besar tegangan yang dihasilkan oleh otot. 7
Setelah setiap ayunan jembatan silang maka molukel ADP dibebaskan dari miosin
yang memungkinkan molukel ATP kedua berikatan dengan miosin. 7
Sewaktu ATP baru terikat maka jembatan silang dibebaskan dari aktin. 7
Apabila kalsium intrasel masih tetap tinggi maka ATP baru akan diuraikan dan
jembatan silang kembali terayun. 7
Penggabungan eksitasi-kontraksi terjadi apabila konsentrasi kalsium intrasel
meningkat dari konsentrasi molar istirahat sebesar kurang dari 10-7 menjadi 10-5. 7
Selama potensial aksi yang lazim, konsentrasi kalsium adalah sekitar 2 x 10 -4 molar,
sekitar 10 kali kadar yang diperlukan untuk kontraksi maksimun otot. 7
Relaksasi Otot
Sewaktu kalsium dipompa kembali ke dalam retikulum sarkoplasma serat otot
melemas
Pemompaan kalsium adalah suatu proses aktif yang terjadi di membrane reticulum
sarkoplasma. Proses ini menggunakan energi yang berasal dari penguraian molekul ATP yang
lain. 7
Sewaktu kadar kalsium turun sampai sekitar 10-7, maka troponin dan tropomiosin
kembali menghambat pengikatan aktin serta miosin dan kontraksi otot berhenti. 7

Pusat motorik
Sistem saraf pada manusia, salah satunya adalah otak sebagai bagian dari sistem saraf,
mengatur dan mengkoordinir sebagian besar gerakan, perilaku dan fungsi tubuh. Sistem saraf

terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling berhubung dan fital untuk perkembangan
bahasa, pikiran dan ingatan. Fungsi sistem saraf: sebagai penerima informasi dalam bentuk
stimulasi, memproses informasi yang diterima, memberi respon/reaksi terhadap stimulasi.8
Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem ini yang
mengintegrasikan dan mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat keputusan atau
perintah yang akan dihantarkan melalui saraf motorik ke otot atau kelenjar. Sistem saraf pusat
terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak,
sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Selain itu
kedua organ tersebut dilindungi oleh selaput yang terdiri dari jaringan ikat yang disebut
meninges. membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.8
System saraf motoric mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar
yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motorik berada
pada sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi,
sedangkan aksonnya dapat sangat panjang terdapaty di sistem saraf pusat dan berfungsi
menghubungkan sel saraf motorik dengan sel saraf sensorik atau berhubungan dengan sel
saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls
dari reseptor sensorik atau sel saraf asosiasi lainnya. Kelompok-kelompok serabut saraf,
akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan
badan sel saraf, berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.9
Jalur saraf motorik
Impuls berjalan dari korteks serebri menuju sumsum tulang belakang, melalui jalurjalur menurun yang disebut traktus serebro spinalis atau traktus piramidalis. Neuron pertama,
yaitu neuron motorik atas memiliki badan-badan sel dalam daerah pre-Rolandi pada korteks
serebridan serabut-serabutnya berpadu erat pada saat mereka melintas antara nukleuskaudatus dan lentiformis dalam kapsula interna.10
Neuron motorik bawah, yang bermula dalam badan sel dalam kornu anterior sumsum
tulang belakang, keluar, lantas masuk akar anterior saraf spinalis, lalu didistribusikan ke
periferi dan berakhir dalam organ motorik misalnya otot.10

Gambar 3. Sistem Saraf Motorik8


Energi untuk Kontraksi Otot
ATP (adenosin trifosfat) merupakan sumber energi bagi otot. Akan tetapi, jumlah yang
tersedia hanya dapat digunakan untuk kontraksi dalam waktu beberapa detik saja. Otot
vertebrata mengandung lebih banyak cadangan energi fosfat yang tinggi berupa kreatin fosfat
sehingga akan dibebaskan sejumlah energi yang segera dipakai untuk membentuk ATP dari
ADP.11
Persediaan kreatin fosfat di otot sangat sedikit. Persediaan ini harus segera dipenuhi
lagi dengan cara oksidasi karbohidrat. Cadangan karbohidrat di dalam otot adalah glikogen.
Glikogen dapat diubah dengan segera menjadi glukosa-6-fospat. Perubahan tersebut
merupakan tahapan pertama dari proses respirasi sel yang berlangsung dalam mitokondria
yang menghasilkan ATP. 11
Apabila kontraksi otot tidak terlalu intensif atau tidak terusmenerus, glukosa dapat
dioksidasi sempurna menghasilkan CO2 dan H2O dengan respirasi aerob. Apabila kontraksi
otot cukup intensif dan terus-menerus maka suplai oksigen oleh darah ke dalam otot tersebut
tidak cepat dan banyak untuk mengoksidasikan glukosa. Oleh karena itu, penyediaan energi
bagi kontraksi otot didapatkan dari proses respirasi anaerob, suatu proses yang tidak
memerlukan oksigen. Keuntungan proses ini dapat menyediakan energi bagi kontraksi otot
dengan segera, walaupun jumlah energi yang diberikan relatif sedikit dibandingkan proses
aerob. 11
Pada respirasi anaerob, glukosa diubah menjadi asam laktat dengan sejumlah energi.
Energi ini digunakan untuk membentuk kembali kreatin fosfat, yang nantinya dapat
menghasilkan energi untuk membentuk ATP dari ADP. 11

Asam laktat yang tertimbun di dalam otot akan segera berdifusi pada sistem peredaran
darah. Apabila penggunaan otot terus-menerus, pembentukan asam laktat yang banyak akan
menghambat kerja enzim dan menyebabkan kelelahan (fatigue). 11
Metabolisme otot
Otot merupakan transducer biokimia yang mengubah potensial energi kimia tubuh
menjadi energi kinetik mekanik atau tenaga gerak. Syarat untuk otot agar dapat menjadi
tenaga gerak adalah harus mempunyai energi kimia yaitu ATP dan keratin-P, harus ada
pengaturan aktifitas mekanik dimana kalsium sebagai regulator, perlu ada operon yaitu
system syaraf, dan harus dapat kembali pada keadaan semula, karena penggunaan lebih dari
satu kali.12
Sewaktu kontraksi, filamen tipis di kedua sisi sarkomer bergeser ke arah dalam
terhadap filamen tebal yang diam menuju ke pusat pita A. Sewaktu bergeser ke dalam,
filamen tipis menarik garis-garis Z tempat filamen tersebut melekat saling mendekat sehingga
sarkomer memendek. Karena semua sarkomer di keseluruhan panjang otot memendek
bersamaan maka seluruh serat otot memendek. Ini adalah mekanisme pergeseran filamen
pada kontraksi otot.12
Zona H, di tengah pita A yang tidak dicapai oleh filamen tipis, menjadi lebih kecil
karena filamen-filamen tipis saling mendekati ketika mereka bergeser semakin ke arah dalam.
Pita I, yang terdiri dari bagian filamen tipis yang tidak bertumpang tindih dengan filamen
tebal, menyempit ketika filamen-filamen tipis semakin bertumpang tindih dengan filamen
tebal sewaktu pergeseran tersebut.12
Filamen tipis itu sendiri tidak mengalami perubahan panjang sewaktu serat otot
memendek. Lebar pita A tidak berubah selama kontraksi, karena lebarnya ditempatkan oleh
panjang filamen tebal, dan filamen tebal tinggal mengalami perubahan panjang selama proses
pemendekan otot. Panjang filamen tebal dan filamen tipis tidak berkurang untuk
memperpendek sarkomer. Kontraksi dicapai oleh pergeseran saling mendekat filamenfilamen tipis di sisi sarkomer yang berlawanan di antara filamen-filamen tebal.12

Gambar 4.

Keadaan kontraksi

dan relaksasi.12
Proses-proses

biokimia

utama

selama selama satu siklus

kontraksi

dan

relaksasi

disajikan dalam 5

tahap

otot

sebagai

dapat
berikut,

relaksasi otot, kepala S-1

dalam
pada

fase
miosin

menghidrolisis ATP menjadi ADP dan P, tetapi produk-produk ini tetap terikat. Kompleks
ADP-P-miosin yang terbentuk telah mengalami penguatan dan disebut konformasi berenergi
tinggi.13
Ketika kontraksi otot distimulasi (melalui proses-proses yang melibatkan ion Ca,
troponin, tropomiosin, dan aktin), aktin dapat diakses dan kepala S-1 miosin menemukannya,
mengikatnya, dan membentuk kompleks aktin-miosin-ADP-P. Pembentukan kompleks ini
mendorong pembebasan fosfat, yang memicu power stroke. hal ini diikuti oleh pembebasan
ADP dan disertai oleh perubahan konformasi yang mencolok di kepala miosin dalam
kaitannya dengan ekornya, yang menarik aktin sekitrar 10 nanometer ke arah pusat sarkomer.
Ini adalah power stroke (kayuhan bertenaga). Miosin sekarang dikatakan dalam keadaan
berenergi rendah, yang ditunjukkan sebagai aktin-miosin.13
Pada tahap ini terjadi pergeseran (sliding) dari filamen tebal dan tipis. Hal ini yang di
sebut dengan kontraksi. Kemudian molekul ATP lain mengikat kepala S-1, dan membentuk
kompleks aktin-miosin-ATP. Miosin-ATP memiliki afinitas yang rendah terhadap aktin
sehingga aktin terlepas. Langkah terakhir ini adalah komponen kunci pada relaksasi dan
bergantung pada pengikatan ATP dengan kompleks aktin-miosin.13
Pada otot skelet, kontraksi dan relaksasi terjadi berdasarkan aktin. Dimana bila
kondisi ion kalsium dalam sarkoplasma rendah, umumnya adalah relaksasi. Kadarnya rendah
karena sisanya di simpan di dalam retikulum sarkoplasma. Namun, bila ada rangsangan, ion
kalsium akan dilepas dari retikulum sarkoplasma dan akan ke sarkoplama. Ini mengakibatkan
kondisi ion kalsium dalam sarkoplasma meningkat.13

Kemudian ion kalsium akan terikat oleh troponin C. Hal ini hanya terjadi bila kadar
ion kalsium dalam sarkoplasma meningkat. Bila troponin C telah mengikat ion kalsium, maka
ia akan berinteraksi dengan troponin lainnya dan tropomiosin. Interaksi ini menyebabkan
aktin dan miosin jadi berikatan. Ini disebut dengan peristiwa kontraksi.13
Bila ion kalsium dalam sarkoplasma di pompa kembali ke retikulum sarkoplasma,
maka interaksi tersebut akan putus, sehingga tidak terjadi lagi interaksi antara aktin dan
miosin. Peristiwa ini disebut dengan peristiwa relaksasi.13
Kelelahan otot
Kelelahan otot adalah suatu keadaan yang terjadi setelah kontraksi otot yang kuat dan
lama, di mana otot tidak mampu lagi berkontraksi dalam jangka waktu tertentu. Kelelahan
otot menunjuk pada suatu proses yang mendekati definisi fisiologik yang sebenarnya yaitu
berkurangnya respons terhadap stimulasi yang sama. Kelelahan otot secara umum dapat
dinilai berdasarkan persentase penurunan kekuatan otot, waktu pemulihan kelelahan otot,
serta waktu yang diperlukan sampai terjadi kelelahan. Kelelahan dapat diklasifikasikan
menjadi kelelahan yang berlokasi di sistem saraf pusat yang dikenal dengan kelelahan pusat
dan kelelahan yang berlokasi di luar sistem saraf pusat yang dikenal dengan kelelahan
perifer.14
-

Kontraksi

Kontraksi otot merupakan salah satu penyebab agar tulang-tulang dapat digerakan.
Bagian otot yang berkontraksi adalah sel-sel otot. Otot dapat berkontraksi, karena adanya
pengaruh dari suatu rangsangan terhadap sel otot yang mempengaruhi asetilkolin yang peka
terhadap rangsangan. Asetilkolin sendiri merupakan zat pemindah ransangan yang dihasil
pada bagian ujung saraf. Dengan adanya asetilkolin, ion Ca 2+ yang berada pada sel otot
dibebaskan. Dengan bebasnya ion Ca2+, protein regulator topomiosin dan troponin berubah
bentuk, sehingga terjadinya ikatan terhadap filamen miosin dan aktin. Ikatan yang terjadi
antara filamen miosin dan aktin berlangsung ketika aktin meluncur dan tertarik mendekati
miosin di tengah sarkomer, sehingga otot menjadi memendek atau berkontraksi. Pada saat
filamen meluncur, kepala miosin akan membentuk ikatan dengan sebuah bonggol pada
filamen aktin, sehingga dapat berikatan. Dalam pengikatan tersebut, energi yang diperoleh
lewah pemecahan ATP menjadi ADP dibutuhkan.14

Untuk melakukan kontraksi, otot membutuhkan energi. Energi yang dibutuhkan untuk
melakukan kontraksi tersebut berasal dari energi yang tersimpan di dalam sel-sel otot. 7
Energi yang yang digunakan digunakan dalam bentuk energi kimia, yaitu dengan
menguraikan ATP dari glikogen.14

ATP
ADP

: ADP + P + Energi
: AMP + P + Energi

Namun ATP yang tersimpan dalam otot dapat habis setelah beberapa kali kontraksi
dan berada dalam keadaan ADP. Oleh karena itu, ATP dibentuk melalui sumber lain seperti:14

Kreatin fosfat
Reaksi anaerob

Reaksi aerob

: Senyawa berenergi yang memperbarui ATP dari ADP


: Menggunakan ATP yang dihasilkan melalui glikolisis
anaerob
: Dengan adanya oksigen, glukosa dapat terurai menjadi
ATP

Kontraksi mempunyai dua jenis yaitu bergantung apakah panjang otot berubah
sepanjang kontraksi. Pada kontraksi isotonik, tegangan otot tidak berubah sementara panjang
otot berubah. Pada kontraksi isometrik, otot tidak dapat memendek sehingga terbentuk
tegangan dengan panjang otot tetap. Proses-proses internal yang sama terjadi baik pada
kontraksi isotonik, maupun isometrik.14
Sebagai contoh adalah otot biseps. Anggaplah anda mengangkat suatu benda. Ketika
tegangan yang terbentuk dalam biseps anda telah cukup besar untuk mengatasi berat benda di
tangan anda maka anda dapat mengangkat benda tersebut, dengan keseluruhan otot yang
memendek dalam prosesnya. Karena berat benda tidak berubah ketika diangkat maka
tegangan otot tetap konstan selama periode pemendekan. Ini adalah kontraksi isotonik
(tegangan tetap). Kontraksi isotonik digunakan untuk menggerakkan tubuh dan untuk
memindahkan benda eksternal.14
Namun, bila anda mencoba mengangkat benda yang terlalu berat bagi anda, jika
tegangan yang anda mampu bentuk di otot-otot lengan anda lebih kecil daripada yang
dibutuhkan untuk mengangkut benda tersebut. Dalam hal ini, otot tidak dapat memendek dan
mengangkat benda dan panjangnya konstan meskipun terbentuk tegangan sehingga terjadi
kontraksi isometrik (panjang tetap). Selain terjadi ketika beban terlalu berat, kontraksi
isometrik terjadi ketika tegangan yang terbentuk di otot secara sengaja dibuat lebih kecil
daripada yang dibutuhkan untuk memindahkan benda.14

Dalam hal ini, tujuannya adalah untuk menjaga panjang otot tetap meskipun otot
tersebut dapat menghasilkan tegangan yamg lebih besar. Kontrak isometrik submaksimal ini
penting untuk mempertahankan postur (misalnya menjaga tungkai lurus ketika berdiri) dan
menopang benda dalam posisi tetap. Sebagai contoh, ketika anda mengambil sebuah buku
untuk dibaca, biseps anda mengalami kontraksi isotonik ketika anda mengangkat buku
tersebut, tetapi kontraksi menjadi isometrik ketika anda berhenti untuk memegang buku
didepan anda.14

Gambar 5: Kontraksi Otot. 14


-

Relaksasi

Metode pergeseran filamen dijelaskan melalui mekanisme kontraksi pencampuran aktin


dan miosin membentuk kompleks akto-miosin yang dipengaruhi oleh ATP. Miosin
merupakan produk, dan proses tersebut mempunyai ikatan dengan ATP. ATP yang terikat
dengan miosin terhidrolisis membentuk kompleks miosin ADP-Pi dan akan berikatan dengan
aktin. Tahapselanjutnya, tahap relaksasi konformasional kompleks aktin, miosin, danADP-Pi
secara bertahap melepaskan ikatan dengan Pi dan ADP, proses terkait dan terlepasnya aktin
menghasilkan gaya fektorial.15
Mekanisme kontraksi otot, dimulai dengan pembentukan kolin menjadiasetilkolin yang
terjadi di dalam otot. Proses itu akan diikuti dengan penggabungan antara ion kalsium,
troponium, dan tropomisin. Penggabungan ini memacu penggabungan miosin dan aktin
menjadi

akto-miosin.

Terbentuknyaakto-miosin

menyebabkan

sel

otot

memendek

(berkontraksi) pada plasma sel, ion kalsium akan berpisah dari troponium sehingga aktin dan
miosin juga terpisah dan otot akan kembali relaksasi. Saat kontraksi, filamen aktin akan
meluncur atau mengerut diantara miosin ke dalam zona H (Zona H adalah bagian terang

antara 2 pita), dengan demikian serabut otot memendek atau yang tetap panjang adalah pita A
(pita Gelap), sedangkan pita I (pita terang) dan zona H bertambah pendek pada saat
kontraksi.15
Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisis menjadi ADP. Beberapa energi
dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah ke konfigurasi
energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian mengikatkan diri dengan kedudukan
khusus pada aktin membentuk jembatan silang, kemudian simpanan energi miosin dilepaskan
dan ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah pada saat ini terjadi relaksasi.
Mekanisme otot ketika berelaksasi, relaksasi terjadi jika ion-ion Ca++ dipompa lagi masuk ke
dalam retikulum sarkoplasma secara transport aktif dengan bantuan ATP, sehingga binding
site aktin kembali tertutupi oleh tropomiosin, cross bridge tidak dapat terjadi dan relaksasi
terjadi.15
-

Faktor-faktor penyebab kelelahan otot :16

1. Penumpukan asam laktat


Terjadinya kelelahan otot yang disebabkan oleh penumpukan asam laktat telah lama
dicurigai. Penumpukan asam laktat pada intramuscular dengan menurunnya puncak tegangan
(ukuran darikelelahan pabila rasio asam laktat pada otot merah dan otot putih meningkat,
puncak tegangan otot menurun. Jadi bisa diartikan bahwa besarnya kelelahan pada serabutserabut otot putih berhubungan dengan besarnya kemampuan mereka untuk membentuk asam
laktat. Pendapat bahwa penumpukan asam laktat menyertai didalam proses kelelahan
selanjutnya diperkuat oleh fakta dimana dua mekanismesecara fisiologi yang karenanya asam
laktat menghalang-halangi fungsi otot. Kedua mekanisme tersebut tergantung kepada efek
asam laktat pada pH intra selular atau konsentrasi ion hydrogen (H). Dengan meningkatnya
asam laktat, konsentrasi H meningkat, dan pH menurun. Di pihak lain, peningkatan
konsentrasi ion H menghalangi proses rangkaian eksitasi, oleh menurunnya sejumlah Ca yang
dikeluarkan dari reticulum sarkoplasma dan gangguan kapasitas mengikattroponin.
Peningkatan konsentrasi ion H juga menghambat kegiatan fosfofruktokinase, enzim kunci
yang terlibat di dalamanaerobic glikolisis. Demikian lambatnya hambatan glikolisis,
mengurangi penyediaan ATP untuk energi.16
2. Pengosongan penyimpanan ATP dan PC

Karena ATP merupakan sumber energi secara langsung untuk kontraksi otot, dan PC
dipergunakan

untuk

Resintesa ATP secepatnya, pengosongan

Fosfagen

intraseluler

mengakibatkan kelelahan. Bahwa kelelahan tidak berasal dari rendahnya fosfagen didalam
otot . Penelitian terhadap otot katak yang dipotong pada otrot sartoriusnya. Sebagai contoh,
telah diingatkan bahwa selama kegiatan kontraksi, konsentrasi ATP didaerah miofibril
mungkin lebih berkurang daripadadalam otot keseluruhan. Oleh karena itu, ATP menjadi
terbatas didalam mekanisme kontraktil, walaupun hanya terjadi penurunan yang moderat dari
jumlah total ATP didalam otot. Kemungkinan yang lain adalah bahwa hasil energi didalam
pemecahan ATP lebih sedikit dari jumlah ATP yang tersedia didalam batas-batas untuk
kontreaksi otot. Alasan dari penurunan ini mungkin dihubungkan dengan peningkatan
konsentrasi ion H dalam jumlah kecil sampai besar didalamintraseluler, dan merupakan
penyebab utama dari penumpukan asam laktat. 16
3. Pengosongan Simpanan Glikogen Otot
Seperti halnya dengan asam laktat dan kelelahan , hubungan sebab akibat antara
pengosongan glikogen ototdan kelelahan otot tidak dapat ditentukan dengan tegas . Faktorfaktor lain yang berhubungan dengan kelelahan selama periode latihan yang lama .
Rendahnya tingkatan/level glukosa darah, menyebabkan pengosongan cadangan glikogen
hati. Kelelahan otot lokal disebabkan karena pengosongan cadangan glikogen otot. 16
Mekanisme kelelahan otot
Konsep kelelahan merupakan reaksi fungsional dari pusat kesadaran yaitu cortex
cerebriyang

dipengaruhi

oleh

dua

sistem

penghambat

(inhibisi

dan

sistem

penggerak/aktivasi). Sampai saat ini masih berlaku dua teori tentang kelelahan otot, yaitu
teori kimia dan teori syaraf pusat.17

1) Teori kimia
Secara teori kimia bahwa terjadinya kelelahan adalah akibat berkurangnya cadangan
energi dan meningkatnya sistem metabolisme sebagai penyebab hilangnya efisiensi otot,
sedangkan perubahan arus listrik pada otot dan syaraf adalah penyebab sekunder. 17
2) Teori syaraf pusat

Bahwa

perubahan

kimia

hanya

penunjang

proses,

yang

mengakibatkan

dihantarkannya rangsangan syaraf oleh syaraf sensosrik ke otak yang disadari sebagai
kelelahan otot. Rangsangan aferen ini menghambat pusat-pusat otak dalam mengendalikan
gerakan sehingga frekuensi potensial gerakan pada sel syaraf menjadi berkurang.
Berkurangnya frekuensi ini akan menurunkan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot dan
gerakan atas perintah kemauan menjadi lambat. Kondisi dinamis dari pekerjaan akan
meningkatkan sirkulasi darah yang

juga mengirimkan zat-zat makanan bagi otot dan

mengusir asam laktat. Karena suasana kerja dengan otot statis aliran darah akan menurun,
maka asam laktat akan terakumulasi dan mengakibatkan kelelahan otot lokal. Disamping itu
juga dikarenakan beban otot yang tidak merata pada jaringan tertentu yang pada akhirnya
akan mempengaruhi kinerja (performance) seseorang. Kelelahan diatur oleh sentral dari otak.
Pada susunan syaraf pusat, terdapat sistem aktivasi dan inhibisi. Kedua sistem ini saling
mengimbangi tetapi kadangkadang salah satu daripadanya lebih dominan sesuai dengan
kebutuhan. Sistem aktivasi bersifat simpatis, sedang inhibisi adalah parasimpatis. 17
Ekstremitas inferior
Beberapa otot besar yang mengendalikan terjadinya pergelangan kaki dan otot-otot
yang lebih kecil yang menggerakkan kaki merupakan otot yang berada pada tungkai bawah.
Otot tungkai bawah tersebut terdiri dari beberapa otot.18

Musculus Tibialis Anterior


Origo
: condylus lateralis tibiae, facies lateralis tibiae, membrana
interossea cruris, fascia cruris
Insersio
: permukaan plantar os cuneiforme
Persarafan
: saraf peroneal dalam
Musculus Extensor Digitorum Longus
Origo
: condylus lateralis tibiae, capitulum dan facies medialis

fibulae,

fascia cruris
Insersio
: aponeurosis dorsalis jari kaki II-V
Persarafan
: saraf peroneal dalam
Musculus Peronaeus Tertius
Origo
: bagisnim extensor digitorum longus
Insersio
: tuberositas ossis metatarsalis V
Persarafan
: saraf peroneal superfisial
Musculus Extensor Hallucis
Origo
: facies medialis fibulae, membrana interessea cruris
Insersio
: basis phalanx terakhir ibu jari kaki
Persarafan
: saraf peroneal dalam

Musculus Gastrocnimius
Origo
: caput mediale: epicondylus medialis femoris, caput laterale:

epicondylus lateralis femoris


Insersio
: tuber calcanei dengan perantaraan tendo calcanei (achillei)
Persarafan
: saraf tibial
Musculus Soleus
Origo
: capitulum dan facies posterior fibulae, linea poplitea tibiae,
arcus

tendineus m. solei
Insersio
: tuber calcanei dengan perantaraan tendo calcanei
Persarafan
: saraf tibial
Musculus Plantaris
Origo
: condylus lateralis femoris
Insersio
: tuber calcanei
Persarafan
: saraf tibial
Musculus Popliterus
Origo
: Condylus lateralis femoris, lig. Popliteum arcuatum
Insersio
: planum popliteum tibiae
Persarafan
: saraf tibial
Musculus Flexor Digitorum Longus
Origo
: facies posterior tibiae, facies cruris lembar dalam
Insersio
: phalanx terakhir ibu jari kaki
Persarafan
: saraf tibial
Musculus Flexor Hallucis longus
Origo
: facies posterior fibulae, fascia cruris lembar dalam, membrane
interossea cruris
Insersio
: phalanx terakhir ibu jari kaki
Persarafan
: saraf tibial
Musculus Tibialis Posterior
Origo
: facies posterior fibulae, facies posterior tibiae
Insersio
: tuberositas ossis navicularis, ossa cuneiformia I-III
Persarafan
: saraf tibial
Musculus Peronaeus Longus
Origo
: capitulum fibulae, facies lateralis fibulae
Insersio
: os cuneiforme I, basis ossis metatarsalis I
Persarafan
: saraf peroneal superfisial
Musculus Peronaeus Brevis
Origo
: facies lateralis fibulae
Insersio
: basis ossis metatarsalis
Persarafan
: saraf superfisial peroneal

Kesimpulan
Keluhan nyeri pada pergelangan kaki, dikarenakan terjadinya kelelahan otot. Kelelahan
otot yang dialami oleh laki-laki ini dikarenakan jumlah asam laktat yang meningkat.
Peningkatan asam laktat dapat terjadi karena tidak ada cukup waktu istirahat dan kerja otot

yang terlampau berat. Dengan demikian maka hipotesis yang menyatakan bahwa keluhan
nyeri pada pergelangan kaki yang dialami oleh laki-laki dalam kasus, diakibatkan karena
kelelahan otot dapat dibenarkan.

Daftar Pustaka
1. Moore KL, Agur AM. Laksman H,alih bahasa. Anatomi klinis dasar. Jakarta: Penerbit
Hipokrates;2006.p.217-80.
2. Sloane E. Veldman J,alih bahasa. Anatoni dan fisiologi untuk pemula. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC;2002.p.109-30.
3. Evelyn. C P. Anatomi & fisiologi. Jakarta : PT. Gramedia ; 2005. h. 93 8.
4. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT. Gramedia PustakaUta
ma; 2009.
5. Vero: mekanisme kontraksi otot somatik [internet]. Dipost 2 November 2012.
Diakses pada 28 Maret 2015.
Diakses : https://www.academia.edu/9002021/Makalah_BLOK_5
6. Sridanti: peran kalsium dalam kontraksi otot [internet]. Dipost 13 Februari
2010. Diakses pada 28 Maret 2015.
Diakses: http://www.sridianti.com/peran-kalsium-dalam-kontraksi-otot.html
7. Bimbi: mekanisme kerja kalsium pada kontraksi dan relaksasi otot [internet].
Dipost 3 September 2009. Diakses pada 28 Maret 2015.
Diakses: http://www.bimbie.com/relaksasi-otot.htm
8. Fandriang: sistem saraf motorik [internet]. Dipost 20 Maret 2013. Diakses pada 28
Maret 2015.
Diakses: http://fandriang.blogspot.com/2014/02/sistem-saraf-motorik.html
9. Pratama O: sistem saraf pada manusia [internet]. Dipost 17 Desember 2008. Diakses
pada 28 maret 2015.
Diakses: https://oktavianipratama.wordpress.com/science/biology/sistem-syaraf-padamanusia/
10. Fianni L: mekanisme kerja sistem saraf [internet]. Dipost 5 Januari 2012. Diakses
pada 28 Maret 2015.
Diakses: http://ladyfianni.blogspot.com/2011/11/mekanisme-kerja-sistem-saraf.html
11. Astaqauliyah: sumber energi dan mekanisme kontraksi otot [internet]. Dipost
15 Oktober 2009. Diakses pada 28 Maret 2015.
Diakses:
http://www.astaqauliyah.com/blog/read/2308/sumber-energi-danmekanisme-kontraksi-otot.html

12. Wati WW, Salim D, Sumadikarya IK, Satriabudi MI, Lumbanraja SM, Sutardhio H,
dkk. Muskuloskeletal 1. Jakarta: Fakultas Kedokteran UKRIDA. 2015.
13. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper. Edisi 27. Jakarta: EGC.
2009. h.586-7.
14. Sherwood L. Fisiologi manusia. Jakarta: EGC. 2007.h.294-5.
15. Siadella F: relaksasi otot [internet]. Dipost 21 Agustus 2013. Diakses 29 Maret 2015.
Diakses: http://fitrisiadella.blogspot.com/2014/01/relaksasi-otot.html
16. Mei Y: kelelahan otot fatigue [internet]. Dipost 19 Desember 2007. Diakses 29 Maret
2015. http://yermei.blogspot.com/2012/09/kelelahan-otot-fatigue.html
17. Devanty A: proses terjadinya kelelahan [internet]. Dipost 3 Juni 2014. Diakses 29
Maret 2015. http://airindevanty201121012.weblog.esaunggul.ac.id/89/
18. Sloane E. Sistem muskular. Widyastuti P. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC; 2004.h.121-4, 149-50.

Anda mungkin juga menyukai