Anda di halaman 1dari 37

Diagnosis dan

penatalaksanaan Asma
pada Dewasa
Destin Marseli
102014051

Istilah Tidak Diketahui

Rumusan Masalah
Laki-laki usia 48 tahun dengan
keluhan sesak napas sejak 2 jam yl.

PREVENTIF

PROGNOSIS

KOMPLIKASI

PENATALAKSANAAN

ANAMNESIS

SESAK NAPAS
DISERTAI BATUK
BERDAHAK

PATOFISIOLOGI

PEMERIKSAAN
- FISIK
- PENUNJANG

DIAGNOSIS

EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI

Hipotesis
Laki-laki tersebut menderita asma
eksaserbasi akut

Sasaran Pembelajaran
Seorang laki-laki usia 48 tahun
dengan keluhan sesak napas sejak 2
jam yl

ANAMNESIS
Memulai pertanyaan terbuka kepada
pasien mengenai:
Menenyakan keluhan utama
Menanyakan waktu dan berapa lama
timbulnya sesak napas dan batuk
Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat penyakit keluarga

PEMERIKSAAN FISIK
Dapat dijumpai pernapasan yang
cepat dan sukar, disertai batuk batuk
paroksismal, kadang terdengar suara
wheezing. Ekspirasi memanjang,
pada inspirasi terlihat retraksi daerah
suprasternal, supraklavikular,
epigastrium, dan sela iga.
Hipersonor seluruh toraks pada
perkusi.

Serangan ringan: wheezing akhir


ekspirasi paksa
Serangan berat : wheezing dpt tdk
terdengar, sianosis, gelisah,
takikardi, retraksi ics, penggunaan
otot bantu napas


PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Spirometri
- Menegakkan
diagnosis
- Menilai berat
obstruksi
- Menilai efek
pengobatan

2. Uji provokasi bronkus


3. Pemeriksaan sputum
4. Pemeriksaan eosinofil total
5. Uji kulit
6. Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE
spesifik dalam sputum
7. Analisis gas darah

radiologi

DIAGNOSIS
diagnosis asma didasarkan pada :
- Anamnesa
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan penunjang: foto toraks,
faal paru, uji provokasi bronkus,
status alergi (skin test, Ig E, eosinofil)

DIAGNOSIS BANDING
Bronkitis kronik

Emfisema paru

Bronkiektasis

Definisi

Suatu definisi klinis


yaitu batuk-batuk
Berulang selama 23 bulan dalam 1
tahun selama 2
tahun berturut-turut

Pelebaran secara
abnormal asinus
yang sifatnya
permanen

pelebaran
bronkus yang
disebabkan oleh
kelemahan
dinding bronkus
yang sifatnya
permanen.

Penyeba
b

Merokok adalah
penyebab paling
umum

Rokok,
Polusi ,
Infeksi ,Faktor
genetik ,Obstruksi
jalan nafas

Infeksi
pernafasan,
Penyumbatan
bronkus
,kongenital

Gejala Sesak nafas


(Nafas yg Sulit )
Disertai batuk yg
produktif sering
pada pagi hari.

Pemer Corakan
iksaan bronkovaskular
lain
bertambah pada
Ro paru,
Pada stadium
lanjut dapat
ditemukan
sianosis atau
tanda-tanda kor
pulmonal

Napas pendek
persisten
dengan
peningkatan
dispnea.sering
disertai batuk
kering dan
mengi,tidak
pernah ada
masa remisi
sesak.

Batuk
menahun
dengan
banyak dahak
yang berbau
busuk
Dan sering
disertai darah

hyperinflated
lung dengan
berkurangnya
ekspansi dada
saat inspirasi,
perkusi
hipersonor dan
napas pendek.

Pada tingkat
yang lebih
berat dapat
terdengar
rales dan
ronkhi pada
daerah yang
terkena

pembeda

Asma
bronkia
l

Bronkiti
s kronik

(+/-)

(+)

(+)

(-/+)

Hemoptesis

(-)

(-/+)

(+)

(-)

Bronkospasme

(+)

(-/+)

(-)

(-)

HoneyComb
Appearance

(-)

(-)

(+)

(-)

Mengi

(+)

(-)

(-)

(+)

(-/+)

(-)

(-/+)

(+)

(-)

Kronik

kronik

(-)

Batuk Produktif

Batuk kering
Club Finger

Bronkiektasis

Emfisema

Bronkitis kronik
Sekresi mukus yang berlebihan pada saluran
napas secara terus menerus disertai batuk
Bronkitis kronik dibagi 2 :
Bronkitis kronik simplek
Bronkitis kronik obstruktif
Ditemukannya sel mononukleus pada
dinding sel, hiperplasia kelanjar mukosa
bronkial, dan peradangan peribronkial yang
menyebabkan kerusakan lumen bronkus.

ETIOLOGI
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial
dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe, yaitu :
1. Ekstrinsik (alergik)
Keturunan (+), Skin test (+), Ig E & eosinofil
2. Intrinsik (non alergik)
Skin test (-), Ig E & eosinofil normal

Faktor-faktor pencetus pada asma yaitu:

Infeksi virus saluran napas: influenza.


Alergen : tungau, debu rumah, bulu binatang
iritan asap rokok, minyak wangi.
Kegiatan jasmani: lari.
Ekspresi emosional takut, marah, frustasi.
Obat-obat aspirin, penyekat beta, NSAID
Lingkungan kerja: uap zat kimia.
Pengawet makanan: sulfit.
Lain-lain, misalnya haid, kehamilan.

EPIDEMIOLOGI
Dipengaruhi antara lain jenis
kelamin, umur pasien, status atopi,
faktor keturunan, serta faktor
lingkungan.
Masa anak-anak : = 1,5 : 1
Di indonesia prevalensi asma
berkisar 5-7%

PATOGENESIS

Mediator tahap awal : leukotrien C4, D4, E4, protaglandin D2, E2,
dan F2a, histamin, platelet activating factor, dan triptase sel mast

Mediator mast cell untuk rekrutmen sel radang : leukotrien


B4, IL4, IL5, platelet activating factor, dan TNF

Klasifikasi
Derajat
Intermiten

Gejala
Gejala kurang dari
1x/minggu

Mild persistan

Asimtomatik
-Gejala lebih dari 1x/minggu
tapi kurang dari 1x/hari
-Serangan dapat menganggu

Gejala malam

Faal paru

Kurang dari 2 kali

APE > 80%

dalam sebulan

Lebih dari 2 kali

APE >80%

dalam sebulan

Aktivitas dan tidur

Moderate persistan

-Setiap hari,
-serangan 2 kali/seminggu,
bisa berahari-hari.

Lebih 1 kali dalam

APE 60-80%

seminggu

-menggunakan obat setiap


hari
-Aktivitas & tidur terganggu

Severe persistan

- gejala Kontinyu
-Aktivitas terbatas
-sering serangan

Sering

APE <60%

PENATALAKSANAAN
Mencegah ikatan alergen-IgE
Mencegah penglepasan mediator
Melebarkan saluran napas dengan
bronkodilator
a. simpatomimetik
1. agonis 2 ( salbutamol, terbutalin,
fenoterol, prokaterol)
2. Epinefrin

b. aminofilin
c. kortikosteroid
d. antikolinergik
Mengurangi respon dengan jalan
meredam inflamasi saluran napas.

Pengobatan asma menurut GINA


1. Penyuluhan kepada pasien
2. Penilaian derajat beratnya asma
3. Pencegahan dan pengendalian faktor
pencetus serangan
4. Perencanaan obat-obat jangka panjang
a) obat obat anti asma
b) pengobatan farmakologis berdasar
sistem anak tangga
c)pengobatan berdasar sistem wilayah

5. Merencanakan pengobatan asma


akut
6. Berobat secara teratur

Obat-obat anti asma


Controller/Pengontrol:
kortikosteroid hirup, kortikosteroid
sistemik, natrium kromolin, natrium
nedokromil, teofilin lepas lambat
(TLL), agonis beta 2 kerja panjang
hirup (salmaterol dan formoterol) dan
oral, dan obat-obat anti alergi.

Penghilang Gejala (reliever)


agonis beta 2 hirup kerja pendek
(short-acting), kortikosteroid
sistemik, anti kolinergik hirup, teofilin
kerja pendek, agonis beta 2 oral
kerja pendek.

Pengobatan farmakologis sistem


anak tangga

Sistem wilayah

KOMPLIKASI
Pneumotoraks
Pneumodiastinum dan emfisema
subkutis
Atelektasis
Aspergilosis bronkopulmoner alergik
Gagal napas
Bronkitis

PENCEGAHAN
Menghindari faktor-faktor yang dapat
menimbulkan serangan asma
Imunoterapi (desensitisasi)
Pemakaian obat-obatan pencegah
asma, cth : kortikosteroid topikal,
kromolin, ketotifen.

KOMPLIKASI
Sulit untuk meramalkan prognosis dari asma
bronkial yang tidak disertai komplikasi.Hal
ini akan tergantung pula dari umur,
pengobatan, lama observasi dan definisi.
Prognosis selanjutnya ditentukan banyak
faktor. Dari kepustakaan didapatkan
bahwa asma pada anak menetap sampai
dewasa sekitar 26% - 78%.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai