PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan
Di dunia penerbangan seluruh siswa SMK Penerbangan Bina Dhirgantara
dituntut untuk selalu mengembangkan ketrampilan yang digunakan untuk
melakukan perbaikan dan perawatan terhadap pesawat terbang sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku di dunia penerbangan, karena semakin
banyaknya tekhnologi yang semakin canggih pada pesawat terbang.
Sedangkan untuk melakukan perbaikan dan perawatan pada pesawat
terbang bukanlah hal yang mudah dan bisa dilakukan oleh setiap orang, dibutuhkan
pengetahuan dan ketrampilan yang mumpuni untuk melakukan pekerjaan tersebut.
Selain itu seluruh siswa SMK Penerbangan Bina Dhirgantara juga dituntut untuk
mempraktikan teori-teori yang sudah diajarkan di sekolah secara langsung pada
tempat praktik kerja industri.
Praktik di sekolah saja dirasa tidak cukup karena nantinya pengetahuan
yang siswa dapat tidak akan maksimal dan secara tidak langsung ketrampilan para
siswa pun tidak akan mumpuni. Untuk memecahkan permasalahan-permasalahan
tersebut SMK Penerbangan Bina Dhirgantara mengadakan program praktik kerja
industri agar siswa dapat mengaplikasikan secara langsung ketrampilannya di
lapangan.
Laporan ini disusun setelah mengadakan Praktik Kerja Lapangan, dan bagi
siswa/siswi SMK Penerbangan Bina Dhrigantara pelaksanaan praktik kerja
lapangan merupakan salah satu syarat kelulusan dan syarat untuk mengikutu UAS
dan UNAS.
1.2 Tujuan PKL
Melatih diri untuk lebih mandiri dibidang masyarakat dan didunia kerja
dengan penerapan dunia kerja yang nyata.
Menciptakan dan melatih rasa percaya diri.Kepemimpinan dalam
bekerjasama sehingga meningkatkankualitas diri yang dapatdisesuaikan dalam
kebutuhan dunia kerja.
Praktik Kerja Industri akan menjadi modal pendidikan yang paling efektif
untuk mengembangkan potensi yang dimiliki selama mengikuti pembelajaran di
sekolah. Prakerin bagi siswa SMK adalah untuk mengetahui lebih dini dan
lingkungan kerja sesuai dengan bidangnya, tidak hanya kompetensi yang
dibutuhkan, tetapi juga sosial skill bagaimana berinteraksi dengan sesama teman,
1|
anak buah, atasan, menyampaikan pesan dan perintah dll. yang tidak diajarkan di
sekolah. Peserta Prakerin akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan kerja.
1.3 Metode Penulisan
Dalam penulisan laporan ini,penyusun mempunyai beberapa metode atau
cara untuk mengumpulkan data sesuai dengan permasalahan yang penyusun
tuliskan yaitu,
1.
2.
Mecanical system
Repair
Inspection
1.4 Sejarah Perusahaan
Alfa Flying School adalah salah satu sekolah pilot yang dikenal di
Indonesia, dimana siswa dapat berkesempatan belajar dengan sangat
nyaman, aman dengan fasilitas yang sangat menunjang. Alfa Flying School
terletak di Bandar Udara Halim Perdana Kusuma Jakarta. Dengan akte
notaris No : 2 Tanggal 3 Januari 2005. Visi dari Alfa Flying School sendiri
adalah menjadi sekolah penerbangan yang mampu memberikan kontribusi
terhadap dunia penerbangan di Indonesia dengan menyediakan lulusan
yang berkualitas dan profesional. Sementara itu, Misi sekolah penerbangan
ini adalah menghasilkan pilot profesional dengan standar internasional
yang memiliki kemampuan kepemimpinan yang tinggi dan sikap yang baik.
1.5 Sistematika Penulisan
1
Judul
Lembar pengesahan
Motto
Persembahan
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang PKL
2|
3|
BAB II
MATERI PKL
2.1Piston Engine
a. Pengertian
Motor piston adalah alat penggerak dengan sistim pengubah gaya kimia (hasil
pembakaran dari bahan bakar dan oksigen) menjadi daya panas yang kemudian di
ubah menjadi daya mekqanis dengan pertolongan suatau alat yaitu piston/torak
dengan perlengkapannya. Karena pembakaran bahan bakar dengan udara
menghasilkan tekanan yang tinggi, maka gaya tekan ini akan menekan permukaan
torak sehingga torak terdorong. Pergerakan dorongan torak ini kemudian
dimanfaatkan untuk memutar poros engkol sehingga menghasilkan putaran. Daya
putar poros engkol ini, kemudian dipergunakan untuk memutar baling-baling yang
akan menghasilkan gaya dorong yang digunakan untuk mendorong atau menarik
pesawat.
Macam-macam motor piston:
1
Langkah ke 1
Piston bergerak dari TMA ke TMB, posisi katup masuk terbuka dan katup keluar
tertutup, mengakibatkan udara (mesin diesel) atau gas (sebagian besar mesin
bensin) terhisap masuk ke dalam ruang bakar. Proses udara atau gas sebelum
masuk ke ruang bakar dapat dilihat pada sistem pemasukan.
Langkah ke 2
Piston bergerak dari TMB ke TMA, posisi katup masuk dan keluar tertutup,
mengakibatkan udara atau gas dalam ruang bakar terkompresi. Beberapa saat
sebelum piston sampai pada posisi TMA, waktu penyalaan (timing ignition) terjadi
(pada mesin bensin berupa nyala busi sedangkan pada mesin diesel berupa
semprotan (suntikan) bahan bakar).
Langkah ke 3
Gas yang terbakar dalam ruang bakar akan meningkatkan tekanan dalam ruang
bakar, mengakibatkan piston terdorong dari TMA ke TMB. Langkah ini adalah
proses yang akan menghasilkan tenaga.
Langkah ke 4
Piston bergerak dari TMB ke TMA, posisi katup masuk tertutup dan katup keluar
terbuka, mendorong sisa gas pembakaran menuju ke katup keluar yang sedang
terbuka untuk diteruskan ke lubang pembuangan.
2. Langkah usaha dan buang
Dan pada langkah ini terjadi langkah usaha dan buang yang terjadi pada saat yang
tidak bersamaan, jadi langkah usaha dahulu barulah setelah saluran pembiasan dan
saluran buang terbuka terjadi langkah buang.
Yang terjadi dalam langkah ini adalah :
1
Sebelum piston mencapai TMA (titik mati atas), busi akan memercikkan
bunga api listrik sehingga campuran udara dan bahan bakar akar terbakar
dan menyebabkan ledakan maka timbullah daya dorong terhadap piston,
sehingga piston akan bergerak dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik
mati bawah).
Sesaat setelah saluran hisap tertutup dan saluran bias serta saluran buang
membuka maka campuran udara dan bahan bakar yang berada di ruang
engkol akan mendorong gas sisa hasil pembakaran melalui saluran bias ke
saluran. Mesin 2 tak harus memakai oli pelumas samping selain pelumas
mesin hal ini di sebabkan karena putaran yang dihasilkan lebih cepat.
Karena hanya membutuhkan 2 langkah kerja mesin 2 lebih cepat/kencang
5|
dari 4 tak hal ini menyebabkan mesin 2 tak lebih berisik, dan boros bahan
bakar, jadi tidak ada mesin yang sempurna pasti ada kekurangannya.
2.2 Bagian Pesawat menurut Sectionnya
Bagian pesawat dibagi menjadi 3 bagian yaitu Nose section, Main Section, dan Tail
Section. Berikut ini penjelasan dari masing masing section :
Nose Section
Nose section pada pesawat terbang adalah bagian paling depan pesawat terbang,
bagian nose section terdiri dari:
1. Spinner
Adalah bagian runcing didepan propeller sebagai penutup propeller hub.
2. Engine accecories
Engine accecories terdiri dari engine cooling dan engine
Main Section
Main section pada pesawat adalah bagian tengah atau utama pada pesawat
terbang, Nose Section terdiri dari :
1. Wing kanan dan kiri
2. Cabin, didalam cabin terdapat Seat, Instrumen, Coockpit
3. Wing terdiri dari Aileron, Flaps, Wingtip, Wingrod, Wingspan, Wingstrud
4. Main Landing Gear
Tail Section
Tail Section pada pesawat adalah bagian paling belakang pada pesawat, Tail
Section terdiri dari :
1. Horizontal Stabilizer
Adalah Tempat untuk penempatan Elevator.
2. Vertical Stabilizer
Adalah tempat untuk penempatan Rudder.
3. Elevator
Adalah bidang kemudi pesawat yang digunakan untuk pitch up dan pitch
down.
4. Rudder
Adalah bidang kemudi pesawat yang digunakan untuk yawing.
5. Trimtab
Terletak pada Elevator dan berfungsi menyeimbangkan pesawat tanpa pilot
memegang bidang kemudi.
Master Brake
Pipa
Leaning Piston
Discbrake
Leaning Anvil
Cara kerja Brake System adalah sebagai berikut :
1. Pedal diinjak dan akan menekan Master Brake
2. Master Brake akan menekan oil pada reservoir
3. Oil bertekanan tsb akan menekan leaning piston yang berada di Brake Assy
4. Kemudian Leaning Piston akan menekan discbrake
5. Discbrake akan ditahan oleh Leaning Piston sehingga Main Landing Gear
Berhenti
Yang termasuk Primary Flight Control pada pesawat Cessna 172P diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Aileron
Aileron adalah bidang kemudi pesawat yangterletak pada kedua wing pesawat,
pergerakan aileron kiri dan kanan berlawanan atau terbalik. Jika aileron kanan
naik, maka aileron kiri turun dan sebaliknya.
Sifat sifat aileron diantara lain :
Terletak pada kedua wing
Gerakan aileron berlawanan antara aileron kiri dan kanan
Gerakan aileron bersumbu pada sumbu Longitudinal
Gerakan yang dihasilkan aileron adalah gerakan Rolling
Aileron dikontrol menggunakan stick control yang dicontrol dari
cockpit
Jika Stik control digerakan ke kanan, maka aileron kanan akan naik dan
aileron kiri akan turun, maka pesawat akan rolling ke kanan
Kestabilan yang dihasilkan aileron adalah menyetabilkan pesawat
dalam arah lateral
Cara kerja aileron adalah jika stick control digerakkan ke kanan, maka aileron
kanan akan naik dan aileron kiri akan turun, pada wing kanan, dimana aileron naik
akan terjadi pengurangan lift karena kecepatan aliran udara pada upper surface
wing berkurang sehingga wing kanan turun.
Sedangkan pada wing kiri, aileron yang turun menyebabkan tekanan udara
terakumulasi dan menyebabkan wing kiri turun sehingga pesawat rolling ke kanan
7|
2. Elevator
Elevator adalah Flight Control yang terletak pada horizontal stabilizer, gerakan
elevator naik dan turun.
Berikut ini adalah ciri ciri elevator :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Flaps adalah sebuah permukaan bergerak yang berengel pada tepi belakang sayap
pesawat terbang. Fungsi flaps adalah untuk menambah lift pesawat saat takeoff dan
landing. Pada saat landing kecepatan pesawat akan berkurang tetapi harus
membutuhkan lift yang besar. Maka digunakan flaps untuk menambah lift sehingga
pesawat tidak akan stall, prinsip kerja flaps adalah menambah luas penampang
sayap sehingga dapat menghasilkan lift pada saat kecepatan rendah.
Auxiliarry flight control pada pesawat cessna 172P hanya ada satu, yaitu Tabs.
1. Tabs
Bagian flight contol surface yang paling kecil di pesawat terbang yaitu Tab. Trim
tab pada Cessna 172 hanya terdapat pada Horizontal Stabilizer yaitu pada elevator.
berfungsi mengontrol keseimbangan sebuah pesawat udara sehingga dapat
menjaga dan mempertahankan posisi terbang dalam kondisi lurus dan mendatar
(straight and level ) , tanpa tekanan pada control column, control wheel atau rudder
pedal.Sebagian besar trim tab dipasang pada pesawat udara dioperasikan secara
mekanikal dari cockpit melalui sistem kabel. Akan tetapi ada juga yang
dioperasikan menggunakan electrical actuator.
2.5 Insrument dalam Pesawat Terbang
Dalam pesawat instrument sangatlah penting, karena instrument digunakan
untuk membantu pilot mengamati kondisi disekitar pesawat baik itu kecepatan
aliran udara, ketinggian dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa dari
instrument pesawat terbang :
1.
2.
3.
4.
Airspeed Indicator
Altitude Indicator
Altimeter
Vertical Speed Indicator
9|
2. Altitude Indicator
Altitude Indicator (dikenal juga dengan Artificial
Horizon) berfungsi untuk menunjukkan altitude pesawat
terhadap horizon. Altitude Indicator menggunakan
gyroscope yg menggunakan 2 gimbal. Sehingga
mempunyai 2 sumbu putar yang dapat mendeteksi gerak
pesawat pitch dan roll.
3. Altimeter
Altimeter adalah instrument yang berfungsi untuk
menunjukkan ketinggian pesawat terhadap permukaan
laut. Penunjukkan Altimeter diperoleh dengan mengukur
perbedaan tekanan antara kapsul aneroid didalam
altimeter dengan tekanan luar yang didapat dari port
static. Ketinggian pesawat dari permukaan laut
ditunjukkan dalam satuan feet.
4. Vertical Speed Indicator
Apabila Airspeed Indicator menunjukkan kecepatan
pesawat
terhadap
udara
sekitarnya, maka vertical
speed
indicator
akan
menunjukkan
kecepatan
pesawat
saat
melakukan
Climbing
ataupun
Descent.instrument ini dapat
mendeteksi perubahan tekanan udara di port static yang
disebabkan oleh perubahan ketinggian pesawat
(Altitude).
Saat pesawat melakukan Climb, maka jarum akan
bergerak keatas, jika pesawat melakukan Descent maka
jarum akan bergerak kebawah. Saat pesawat tidak
mengalami perubahan ketinggian maka jarum akan
menunjukkan ke angka 0.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
10 |
Prakerin yang merupakan pengganti dari Praktik Kerja Lapangan adalah suatu
hal dari study banding dua system yang dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan beserta rombongannya ke Jerman pada tanggal 21 Juli 1993.
Prakerin diikuti oleh setiap siswa Sekolah Menengah Kejuruan tak terkecuali
siswa SMK PENERBANGAN BINA DHIRGANTARA SOLO. Program Prakerin
telah banyak menambah wawasan, keterampilan, pengetahuan dan pengalaman
siswa pesertanya. Dengan melatih diri serta mengaplikasikan ilmu pengetahuan
dan keterampilan yang didapat dari sekolah pada dunia kerja sesungguhnya pada
akhirnya siswa tersebut dapat memilki keahlian professional.
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan oleh penyusun selaku melaksanakan
Prakeri di ALFA FLYING SCHOOL selama kurang lebih 2 bulan adalah :
a. Selama melaksanakan Prakerin, penyusun mendapatkan pengalaman dan
pengetahuan yang sangat berharga sehingga menambah wawasan serta
pengetahuan bagi penyusun.
b. Penulis dapat merasakan susahnya bekerja dan resiko bekerja di dunia
penerbangan,dan penulis merasa seperti pegawai di lokasi PKL.
c. Penyusun lebih mengerti dan memahami bagaimana cara merawat
(Maintenance) berbagai macam komponen yang ada pada pesawat, Serta
mendapatkan pengetahuan yang mendalam tentang berbagai macam
bagian pada pesawat terbang dan cara kerja berbagai macam sistem yang
ada pada pesawat terbang serta pengalaman bekerja langsung pada
pesawat terbang yang menambah wawasan dan pengetahuan penulis.
3.2 Saran
Disekolah, siswa melaksanakan Prakerin. Diharapkan pihak sekolah dapat
meningkatkan pembekalan teori, fisik, dan mental agar siswa dapat berkonsentrasi
dan bersungguh-sungguh selama praktik di industri.
IDENTITAS SISWA
11 |
Nama
Alamat
Sekolah
Jurusan
Nomer Induksiswa
: 5372
Agama
: Islam
Ibu
Ayah
: Sinung Santosa
: Yunita Kuswarjanti Murtiningsih
No.telp/Hp
: 085702559336
Golongan darah
:A
IDENTITAS SEKOLAH
1.NamaSekolah
2.NSS
: 32.2.03.13.12.006
12 |
3.Alamat
4.SK Pendirian
Nomor
: 86 / IV / STM / 73
Tanggal
: 27 Juli 1973
5.Bidang/ Program
Program Jurusan
6.KepalaSekolah
Nama
NIP
: -
SK yang Mengangkat
Nomor
:Skep
Tanggal
: -
TMT
: 14 Juli 2008
7.NamaYayasan
: Bina Dhirgantara
8.NamaKetuaYayasan
9.AlamatYayasan
13 |