Anda di halaman 1dari 13

Definisi Negara

24 Agustus 2010
oleh Sidi Umar Ibrahim Vadillo
Pengantar
Perampok jalanan melompat dari belakang pohon, dengan pedang di tangan, dan berhadapan
dengan seorang pria berpakaian rapi. Serahkan uang Anda, teriak si perampok. Korban yang
dirampoknya berkata, Dasar goblok! Gue pemimpinnya! Si perampok menurunkan
pedangnya dan mengulurkan tangan. serahkan uang SAYA.
Puisi yang bagus seperti humor memberi makna baru kepada perkataan. Puisi seharusnya
menimbulkan paksaan introspeksi untuk melihat isu dan masalah dari perspektif baru. Ini
penting, karena kebanyakan dari kita tidak kritis dan tanpa sadar menyerap pendirian politik dan
moral dari orang tua dan teman-teman, dari sekolah dan media. Dengan demikian, puisi dapat
sangat membingungkan dan sama-sama mengancam konsep diri yang rapuh. Melihat dunia
melalui lensa baru memerlukan satu periode penyesuaian yang menggoncang. Maka, untuk
menjadi efektif, seorang penyair harus menjaga pendengarnya yang menjadi bingung,
membiarkan mereka terhuyung-huyung. Menyebabkan kenyamanan adalah hal yang paling tegas
bukan tujuan dari seorang penyair yang baik.
Kami hanya menunjukkan bahwa kami tidak bisa memberikan validitas untuk sebuah kata hanya
karena kita merasa nyaman dengan itu. Nilai dari sebuah kata, adalah bahwa kata itu membantu
Anda untuk memahami, membedakan, dan mengidentifikasi. Dalam perkara kita, sebuah definisi
yang bagus mengenai Negara hendaknya memberi kita pemahaman mengenai institusi ini dan
dengan perpanjangan dari masyarakat kita. Definisi itu seharusnya membantu kita untuk
bertindak. Dan karena kita adalah Muslim implikasinya adalah memahami dari perspektif Islam,
dan bertindak bermakna bertindak fisabilillah. Dalam cahaya inilah sehingga saya menilai
pentingnya menciptakan definisi baru mengenai Negara. Apakah kita suka atau tidak, nilai
budaya dan sejarah kita dibenamkan dalam bahasa. Ketika kita menantang bahasa inilah yang
dilakukan oleh seorang penyair- kami menantang nilai sejarah dan budaya dari masyarakat kita.
Bagi kami ini harus dilakukan untuk mendirikan pemahaman hidup Islam kita. Ini penting.
Bahasa kita harus merefleksikan siapa kita.

Kata-kata adalah jendela yang membuka dunia di hadapan kita. Kata apa yang kita gunakan
dan bagaimana kita menggunakan kata-kata itu menentukan cara kita melihat dunia. Saya
menempa definisi Negara ini, di luar kepentingan. Saya tidak bahagia dengan definisi yang ada
saat ini. Definisi yang ada terlalu samar-samar untuk menciptakan identitas atau terlalu partisan
untuk mengenali masalah. Definisi ini tampaknya menyepelekan apa yang saya sebut
peristiwa. Peristiwa ini ialah pernikahan antara perbankan dan pemerintah yang terjadi di suatu
tempat di masa lalu. Peristiwa ini bukanlah apapun. Peristiwa ini adalah langkah evolusioner
besar dalam sejarah kita dan konsekuensinya bahkan lebih besar karena dapat dirasakan sampai
sekarang. Sebagai hasil dari peristiwa ini cara orang berinteraksi dengan pemerintah berubah,
termasuk bagaimana pendapatan dikumpulkan, penciptaan hutang, cara mengakumulasikan
modal, makna dari uang dan investasi, dan banyak isu kolateral lain yang melibatkan basis
perdagangan dan keuangan antara negara-negara. Pendeknya, hampir setiap cara kita
berhubungan satu sama lain berubah selamanya. Dunia berubah selamanya setelah peristiwa ini.
Namun, saya menyadari, tidak seorangpun menamai institusi baru ini. Institusi ini lebih dari
sekedar pemerintah, lebih dari sekedar perbankan. Tetapi tidak memiliki nama yang cukup
memadai. Ini berbahaya, karena jika Anda tidak dapat menamainya, Anda tidak dapat
memikirkannya.
Peristiwa itu
Peristiwa yang saya rujuk terjadi di Inggris di tahun 1694 dengan lahirnya Bank of England
sebagai Bank nasional. Bank of England ini bukanlah bank nasional pertama. Dua bank nasional
lain diciptakan sebelum Bank of England. Bank nasional pertama adalah Banco de Spiritus
Sanctus atau Bank Roh Kudus (nama yang menakjubkan!) yang menjadi Bank nasional pertama
di tahun 1605 dari, Negara apa? Tidak satupun selain Vatikan. Bank tersebut, didanai oleh Paus
Paul V, sudah berhenti melakukan keajaiban finansial untuk sang Paus sekarangberada di
tangan Negara Italia- tetapi Vatican memiliki bank resminya sendiri, yang dengan penuh iman
disebut Institute for Religious Works. Bank nasional kedua adalah Bank of Sweden (Sveriges
Riksbank) didirikan di tahun 1668. Alasan kenapa kami memilih Bank of England sebagai hari
lahir Negara adalah karena hanya Inggris lah dengan memancung Raja mereka dan penciptaan
Parlemen memiliki ilmu kimia sosial yang benar untuk memicu bentangan lembaga yang belum
pernah terjadi sebelumnya, Negara. Hanya di Inggris, dan untuk pertama kali, hutang dari Raja
yang berkuasa memiliki syarat untuk menjadi apa yang menjadi lazim diketahui sebagai Hutang
Nasional. Sebuah konsep yang dengan jalan mana hutang dibuat oleh Raja yang berkuasa, tidak

lagi menjadi miliknya, tetapi seluruh bangsa.


Ini bukan berarti bahwa di tahun 1694, Negara, dengan semua aspek yang kita ketahui sekarang,
tiba-tiba muncul begitu saja. Tidak, Negara secara berangsur berkembang di tahun-tahun
berikutnya. Apa yang terjadi tahun tersebut, adalah berkumpulnya dua lembaga perbankan dan
pemerintah dalam mode baru yang menciptakan campuran yang diperlukan untuk terbukanya
Negara. Kita dapat berkata bahwa benih Negara diciptakan. benih ini mengandung potensi untuk
semua fasilitas yang ada untuk bertumbuh di tahun-tahun mendatang. Benih ini mengandung
unsur-unsur pelopor dari Bank Sentral, uang fiat dan utang nasional. Bagaimana hal ini terjadi?
Dan apa yang terjadi?
Revolusi selesai, dan Dutch William of Orange bertahta di Inggris (1689-1702) sebuah iklim
penemuan dan eksperimen dengan persoalan uang berjalan baik di Inggris. Inilah jamannya
perusahaan yang berburu harta karun, skema pembuatan uang dengan cepat dan rancangan
perbankan baru. Semuanya didorong lebih jauh lagi dengan bom kecil di tahun 1692-5. Dalam
keadaan seperti inilah Bank of England lahir.
Pada saat itu, Inggris betul-betul mengalami kesulitan keuangan setelah perang setengah abad.
Tidak mampu meningkatkan pajak dan tidak mampu meminjam, Parlemen putus asa terhadap
adanya jalan lain untuk memperoleh uang. Ada dua kelompok orang yang melihat kesempatan
untuk mengail di air keruh. Kelompok pertama terdiri dari ilmuan politik di dalam pemerintah.
Kelompok kedua terdiri dari ilmuan moneter dari bisnis perbankan yang sedang bangkit.
Kesempatan datang di tahun 1694, ketika Raja perlu uang untuk mempersiapkan bala tentara
guna berperang dengan Perancis. Raja mendatangi pedagang kaya dan bankir goldsmith di
London untuk memperoleh uang ini. Beberapa skema bank umum diajukan. Akhirnya, William
Patterson, seorang berkebangsaan Skotlandia, menghadapi beberapa sindikat dan membuat
sebuah proposal meniru usaha sukses yang sama di Itali dan Belanda (terutama Bank of
Amsterdam yang didirikan di tahun 1609 dilihat oleh banyak orang sebagai bapak perbankan
moderen). Setelah beberapa usaha yang gagal, dia dan para pedagang di belakangnya akhirnya
terbukti berhasil.
Patterson menulis presentasi singkat untuk penawaran saham awal dengan judul Catatan
Singkat dari Tujuan Bank of England [dikutip oleh Prof. Carroll Quigley dari Universitas

Georgetown, dalam Tragedy and Hope: A History of the World in Our Time, 1966], di mana
dia menulis: bank memperoleh keuntungan dari bunga atas semua uang yang diciptakan dari
ketiadaan. Kalimat sederhana ini, oleh Bankir Sentral pertama dunia, akan menjadi isu kunci
untuk tujuan moneter yang mencengkeram dunia selama tiga ratus tahun berikutnya.
Makna dari kalimat itu adalah bahwa di bawah otoritas pemerintah Bank of England
menerbitkan uang kertas yang diciptakan dari ketiadaan, yang pada gilirannya dipinjamkan
dengan bunga kepada peminjam uang dari berbagai golongan. Bank komersial telah melakukani
ini sebelumnya, tetapi sekarang didorong oleh otoritas rakyat, Parlemen. Arti dari ketiadaan
adalah bahwa uang kertas Bank of England hanya sebagian disandarkan pada emas atau perak,
bukanlah poin dari konvertibilitas yang lengkap. Dari awal mula Bank tidak pernah mengakui
untuk mengeluarkan uang sesuai dengan jumlah koin dan emas batang, walaupun, tentu saja, ia
membuat liabilitasnya sejajar dengan asetnya. Isu ini tetap menjadi misteri bagi banyak orang
sampai hari ini. Bagaimana liabilitas bisa sama dengan aset, sedangkan uang kertas kuitansi lebih
banyak dari logam mulia yang diwakilinya? Isunya ada di jantung perbankan itu sendiri, tetapi
kita meninggalkan isu akuntansi sihir untuk kesempatan lain, kita hanya sebatas merujuk
kepada fractional reserve banking, artinya, kemampuan bank untuk meminjamkan lebih dari
yang dia punya dalam bentuk tunai atau menciptakan uang dari ketiadaan.
Awal Mei 1694 parlemen mengesahkan sebuah undang-undang yang menetapkan pajak atas
tonase kapal yang diharapkan memberi pemasukan 140.000 per tahun. 100.000 nya
dialokasikan untuk membayar bunga (sebesar 8% per tahun) pada pinjaman 1,2 juta baru yang
dipinjam oleh pemerintah dari Bank. Pinjaman tersebut hanya menutupi sekitar dari belanja
tahunan atas Perang Sembilan Tahun (1689-97) dengan Perancis.
Pinjaman 1,2 juta dibayarkan kepada Bendahara dalam angsuran antara bulan Agustus dan
bulan Desember. Pemegang saham menerima bunga 8% dari jumlah penuh pinjaman, walaupun
sebetulnya mereka hanya meminjamkan 720.000 dalam bentuk tunai, sisanya diciptakan dari
ketiadaan. Pinjaman itu dibayarkan kepada pemerintah dengan dana tunai dari pemegang
saham, yang pada bulan November telah memasok 60% dari jumlah yang mereka telah janjikan
untuk dibayar. Sisanya dibayar oleh ilusi yang bernama nota berstempel: yakni 1000 dalam
bentuk nota kertas yang distempel dengan stempel perusahaan Bank. Pemerintah menggunakan
nota-nota kertas ini untuk membayar para pemasoknya. Karena nota-nota ini berbunga sekitar
3% per tahun, banyak digunakan sebagai investasi; adapun sedikit bagian yang dikembalikan ke

Bank untuk ditukar dengan uang tunai diterbitkan kembali dan digunakan dalam pinjaman
berikutnya.
Bank memiliki fungsi ganda: mengatur akun pemerintah dan memberi pinjaman untuk
membiayai pemerintah sekaligus beroperasi sebagai bank komersial: mengambil deposit dan
menerbitkan nota untuk pelanggan perorangan. Banyak bagian dana tunai dari pemegang saham
digunakan bukan untuk pinjaman perang tetapi untuk mengedarkan nota berstempel yang
diterbitkan kepada peminjam perorangan, yang memberi keuntungan lebih banyak lagi.
Undang-undang yang sah telah menetukan dua batasan penting: Bank dapat meminjamkan tidak
lebih dari 1,2 juta kepada pemerintah tanpa dispensasi parlemen dan dapat menerbitkan tidak
lebih dari 1,2 juta dalam bentuk nota berstempel. Batasan pertama sesungguhnya membuktikan
sebuah aset, karena pada tahun berikutnya atau dua direktur Bank sering membuatnya sebagai
alasan untuk menolak pinjaman lebih banyak kepada Raja (pinjaman yang mereka berikan
dengan segan). Tetapi plafon atas nota berstempel adalah paksaan yang sesungguhnya. Direktur
Bank menghindarinya dengan mengeluarkan apa yang mereka sebut nota tunai yang berjalan.
Ketimbang distempel dengan stempel bank, nota dengan satuan kecil ini hanya ditandatangani
oleh kasirnya dan tidak menanggung bunga (tidak seperti nota berstempel). Banyak kritik
berdatangan tetapi nota-nota ini tetap berlanjut peredarannya. Nota tunai yang berjalan ini
kenyataannya menjadi pelopor dari uang kertas yang berlaku saat ini.
Pada February 1695, bank telah meminjamkan kepada Pemerintah bukan hanya keseluruhan dari
jumlah semula yang 1.200.000, tetapi pinjaman lebih banyak sebesar 300.000. Tetapi bahkan
ada pengiriman uang lebih besar lagi yang dilakukan dalam delapan belas bulan berikutnya.
Pemerintah tidak dapat berhenti meminjam, sebab itu berarti menghentikan batasan yang telah
dijatuhkannya pada diri sendiri. Pemerintah baru menemukan kemungkinan dari sebuah sarana
pembiayaan yang hampir tidak pernah berakhir. Tetapi tentu saja masalah mulai terjadi.
Uang yang diciptakan oleh Bank of England mengguyur ekonomi seperti hujan di bulan Januari.
Sebagai akibatnya, ketika nota bank yang banyak ini tiba di tangan bank lain, mereka cepat-cepat
menaruhnya di dalam ruangan besi lalu mengeluarkan sertifikat mereka sendiri dalam jumlah
yang bahkan lebih besar. Sebagai hasilnya, harga-harga naik dua kali lipat dalam waktu dua
tahun. Lalu, hal yang tidak dapat dihindari terjadi: Penarikan besar-besaran di bank, dan Bank of
England tidak dapat memproduksi koin. Pada bulan Mei 1696, hanya dua tahun setelah bank

dibuat, sebuah hukum disahkan supaya bank dapat menunda pembayaran dalam specie
[menunda pembayaran dalam emas sesuai dengan nilai yang tertera di atas nota]. Dengan
paksaan hukum, Bank sekarang dibebaskan dari keharusan untuk menghormati kontrak
mengembalikan emas. Uang fiat telah lahir. Dengannya, satu dari fitur kunci Negara moderen
telah lahir.
Dengan dua peristiwa ini institusi lain telah lahir: Bank Sentral dan Hutang Nasional. Akibatnya
Bank Sentral ada bersama kita sekarang ini dan telah menjadi institusi dominan dalam ekonomi
saat ini dan hutang nasional yang kita, sebagai warga negara, masih teruskan dan secara
keseluruhan, kenyataannya tidak dapat dibayar. Warga negara Inggris masih belum dapat
membayar hutang tiga ratus tahun kemudian. Sekarang hutang nasional Inggris adalah 1 triliun
pounds.
Pada tahun 1694, Bank of England masih belum menjadi bank sentral dalam pengertian moderen
tapi masih berupa benih. Kapasitas untuk bertindak sebagai biang rentenir dan pengatur dari
aktivitas keuangan di dalam ekonomi dalam skala besar dikembangkan secara bertahap selama
abad berikutnya seiring dengan kerumitan dari perkembangan sistim keuangan.
Karena pemerintah terus-menerus meminjam uang, pinjaman yang terus menerus ini disebut
Hutang Nasional. Hutang ini berbeda dari sebelumnya. Hutang yang tidak terbatas ini terusmenerus ada. Namun, bagaimana raja dapat memenuhi janjinya untuk membayar, adalah masalah
kritis. Gagal bayar telah menjadi fenomena biasa di Inggris sejak jaman pertengahan. Di jaman
pertengahan, pengumpulan pajak adalah pekerjaan yang sangat sulit; raja sering mengirim agen
lokal dan pejabat negeri untuk mengumulkan pajak untuk melanggengkan kekuasaan, sebuah
praktek yang dengan anehnya disebut tax farming. Secara umum, agen-agen atau pejabat-pejabat
negeri ini memiliki hak istimewa pembebasan pajak, mempersempit dasar pengenaan pajak dan
mengurangi hasil pajak. Pajak tidak pernah cukup. Meminjam untuk menutupi kekurangan
pendapatan dari pajak adalah satu-satunya pilihan. Karena pilihan terbaik raja adalah gagal bayar
kepada kreditur. Walaupun kerjasama dengan kreditur tampak sebagai pilihan terbaik, hal ini
tidak selalu dimungkinkan. Kreditur (yang kemudian menjadi bankir) dan Raja memiliki
hubungan yang sulit. Kerjasama tidak dapat menjadi kenyataan. Hal ini senantiasa berubah
dengan Bank of England.
Berdirinya Bank of England mengubah insentif (Negara) berdaulat itu untuk menerima hutang.

Hutang itu dapat dengan mudah disebarkan kepada seluruh rakyat dengan mekanisme baru:
diterbitkannya uang kertas yang tidak dapat ditebus atau dapat ditebus sebagian. Berkat Bank,
Negara mampu membuat hutangnya dapat dipercaya. Itu bukanlah hutang nya itu adalah
hutang nasional. Negara menyediakan Hukum untuk membuat uang baru itu menjadi sah, bank
dapat menyediakan sebanyak-banyak uang. Kedua lembaga itu baik Bank maupun Negara
tampaknya mendapatkan keuntungan dan keduanya dapat bekerja sama untuk pertama kalinya
dalam sejarah. Hal ini bahkan mengubah insentif (Negara) berdaulat untuk menerima lebih
banyak hutang. Mulai saat ini dan seterusnya, hutang yang terus-menerus dibuat mencapai
tingkat yang tidak dapat diramalkan dalam sejarah. Hutang ini menggerakkan kebangkitan luar
biasa lembaga perbankan dan mengangkat derajatnya dari orang pinggiran kepada kekuasaan
yang tinggi dengan menjadi majikan baru ekonomi.
Perlunya sebuah nama
Dari jamannya Caesar sampai hari ini, kita telah melihat banyak bentuk pemerinthan. Kata
bentuk dari pemerintah yang sering kita dengar adalah: anarki, monarki, oligarki dan
demokrasi. Dalam klasifikasi ini kata Negara tidak disebut. Negara bukanlah bentuk
pemerintahan, namun diidentifikasikan sebagai lembaga yang lebih tinggi dari pemerintahan.
Sekarang, kita secara samar-samar berbicara mengenai Negara sebagai terdiri dari, warga negara,
hukum, budayanya, ekonominya dan pemerintahnya. Bagi beberapa orang kata tersebut sama
halnya mencakup Negara Mesir Firaun, Negara Caesar, atau di jaman sekarang Negara Inggris;
dan mencakup rezim berbeda seperti Uni Soviet, Nazi Jerman. Semua ini yang mencakup
makna Negara tidak memberitahu kita apapun mengenai peristiwa krusial yang ingin kita
gambarkan.
Mari kita kembali kepada budaya Barat guna mencari sedikit pertolongan. Dari semua gerakan
revolusi di Eropa Barat, salah satu yang menolak munculnya dengan dengan lebih keras adalah
gerakan anarkis. Para anarkis sejak Proudhon berkata melawan Negara. Sering, hal ini secara
salah dipandang sebagai gerakan tanpa pemerintah. Tetapi ini bukanlah tujuan mereka. Karena
tulisan ini bukan untuk mempelajari gerakan anarkis, tetapi untuk mencari makna baru, atau
mungkin, kita hendaknya berucap dalam makna asli. Saya jelajahi kata ini dari ucapan para
seniman dan penyair yang bersimpati dengan mereka. Seniman ini adalah Richard Wagner, yang
mengikuti Bakunin (dia melihatnya sebagai Siegfried - pahlawan yang dilahirkan tanpa rasa
takut). Dia menulis dalam barikade di Dresden bahwa masyarakat baru didasarkan pada

pemerintahan tanpa Negara. Apa yang dia maksud adalah bahwa pemerintah dapat diterima,
yang menjadi masalah adalah Negara. Dia merujuk Negara sebagai tambahan terhadap
pemerintahan yang perlu dibuang. Dengan kalimat ini, walaupun masih kurang substansi untuk
sebuah definisi yang lengkap, telah membawa kita kepada jalan yang berbeda untuk menemukan
makna Negara.
Kalimat pemerintahan tanpa Negara menunjuk kepada dua kemungkinan: satu adalah sebuah
pemerintahan dengan/di dalam Negara - hal ini dipandang sebagai sebuah masalah -, dan lalu
pemerintahan tanpa Negara, dipandang sebagai solusi. Dua kemungkinan ini telah mengarah
kepada sebuah peristiwa yang dari situ kita bergerak kepada lainnya. Ini sudah menunjukkan
jalur revolusi atau evolusi tergantung dari arah. Yang penting adalah bahwa ia mengenali adanya
peristiwa penting, titik balik. Peristiwa ini, bahkan tanpa memahami apa itu, mengarah kepada
keaslian makna. Dari sinilah kita dapat menanyakan pertanyaan berikut: peristiwa apa itu?
Peristiwa apa yang menjadikan pemerintah dan Negara bersatu? Apa itu Negara yang
ditambahkan kepada pemerintah? Kapan itu terjadi?
Di sini (ketika Negara dipandang sebagai masalah), definisi yang kami usulkan berkembang
dengan jawabannya. Persamaan kami Negara = pemerintahan + perbankan, dan solusi kami,
menghapus perbankan, mengakuisisi kekuatan dinamis. Ia menjelaskan peristiwa ini yang
Wagner tunjukkan. Definisi kami memberikan makna penuh kepada kalimat pemerintahan
tanpa Negara. Sekarang dibaca, masalahnya bukanlah pemerintah, masalahnya adalah
perbankan (yang merupakan penyebab masalah) dicampur dengan pemerintahan. Percampuran
atau perkawinan ini menciptakan Negara. Dalam bacaan saya mengenai Proudhon dan Bakunin
yang melawan Negara, penyesuaian yang bagus ini, diskriminasi kritis ini hilang dalam
pemahaman mereka mengenai Negara. Dalam pandangan saya, unsur yang hilang ini menghantui
seperti awan gelap usaha revolusi dari abad ke-19 untuk menghilangkan Negara dan masih
merampok kita hari ini dari setiap pemahaman yang menentukan dari lembaga kunci ini yang
dapat menyebabkan perubahan.
Apa yang terjadi di Inggris di akhir abad ke-17 sudah terlalu lama tidak memiliki nama.
Diperlukan satu nama. Usul saya adalah menyebutnya kelahiran Negara, mengedepankan
kemungkinan untuk memahami fenomena ini dan dengan perluasan untuk memahami masa kita
hidup sekarang.

Apakah Kata Negara adalah Kata yang Benar untuk Institusi Baru Ini?
Saya percaya. Kata Negara perlu didefinisikan. Isu pertama adalah diakuinya Negara sebagai
fenomena yang relatif baru dalam sejarah. Andrew Vincent, dalam bukunya Teori Negara
menulis:
Banyak ahli antropologi dan sosiologi beralasan bahwa ada banyak
masyarakat tanpa negara dari jaman sebelum ada Negara. Banyak cendekiawan
sekarang setuju bahwa Negara adalah fenomena yang baru-baru ini dalam hal
sejarah eksistensi sosial. Jika masyarakat ini tunduk pada otoritas dan aturan,
adalah mungkin untuk berbicara tentang politik yang ada tetapi bukan Negara.
Dari sudut pandang historis murni, penggunaan moderen pertama dari kata Negara dikaitkan
dengan Machiavelli (lo stato) dalam bukunya The Prince. Machiavelli terpesona oleh Cesare
Borgia, bukan hanya orangnya, tetapi lebih kepada struktur dari negara baru yang telah
diciptakan olehnya. Machiavelli adalah pemikir pertama yang benar-benar menyadari arti dari
struktur baru ini. Namun, menurut JH Hexter, yang memeriksa 115 penggunaan dari lo stato
dalam buku The Prince, Machiavelli tidak menghubungkan Negara dalam arti yuridis yang
moderen, tetapi lebih kepada ide jaman pertengahan kedudukan atau kondisi seperti dalam
istilah status regni. Dia beralasan bahwa penggunaan moderen dari kata tersebut, telah
diinspirasi oleh Machiavelli, tetapi itu hanya ditempa oleh para pemikir Perancis abad ke-16
seperti Du Haillan, Bude, dan Bodin dan politisi seperti Richelieu. Di Inggris, meskipun begitu
kata tersebut merambah lebih jauh dan kata-kata pilihan dalam pemikiran politik arus utama
masih pada abad keenam belas persemakmuran, kerajaan atau alam.
Bagi Jean Bodin dihubungkan kepada ide kedaulatan. Perancis mengusir feodalisme dengan
cepat dalam Perang Agama Perancis. Kedaulatan baginya adalah sebuah kekuatan tertinggi atas
warga negara dan persoalan yang tidak dibatasi oleh hukum. Sifat ini masih diarahkan kepada
Raja. Hanya ketika sosok raja menghilang di abad ketujuhbelas dan kedelapanbelas sehingga
kata Negara memperoleh supremasinya. Kedaulatan kemudian diungkapkan dalam kepribadian
Negara. Dalam ide ini sifat manusia, kapasitas melakukan kewajiban dan memiliki hak,
kemampuan untuk bertindak, disifatkan kepada Negara. Kepribadian berubah menjadi hukum,
bukan fisik atau psikologi. Pada titik ini, Negara memperoleh pengertian moderennya sebagai
manusia abstrak dengan otoritas, tidak terhubung dalam apapun dengan perseorangan.

Kisah sejarah penggunaan kata ini, bersamaan dengan waktu yang kita sebut peristiwa itu, yang
terjadi di Inggris setelah raja mereka dipenggal. Dalam pandangan saya, perpindahan kedaulatan
dari raja kepada Negara ini adalah kritis dalam memberikan kekuatan kepada penggunaan
moderen dari kata tersebut oleh pengakuan bahwa sebuah entitas baru telah diciptakan; meskipun
tidak cukup dalam hal peristiwa di mana saya merumuskan definisi saya, namun serentak.
Dalam hubungannya dengan pemerintah Vincent memberikan bantahan berikut:
Kenyataannya pemerintahan adalah istilah yang jauh lebih tua ketimbang
Negara atau administrasi. Secara sejarah dan antropologi jelas bahwa konsep
dan praktek Negara ada sebelum Negara. Pemerintahan sudah menjalankan
peranannya sebelum Negara.
Bagi saya ini membuktikan bahwa ada peristiwa yang perlu ditempatkan dalam sejarah yang
dengan itu transisi mengambil alih. Secara alami kelahiran merupakan utang untuk diperebutkan
oleh opini politik dan sejarah yang berbeda, karena dunia politik sudah jenuh dengan ide dan
nilai yang berbeda. Namun kita harus mencari koherensi dan konsistensi dalam rangka untuk
memperoleh pemahaman tentang masa lalu.
Akhirnya Vicent membantah:
Negara adalah contoh yang baik dari adanya persaingan penting semacam itu.
Namun orang harus waspada terhadap berpegang kepada adanya persaingan
penting sebagai asumsi dogmatis. Hal ini berguna dalam istilah pendidikan
untuk mengakui bahwa ada beragam pandangan mengenai Negara yang harus
ditegaskan. Negara pastinya bukan satu hal. Ia perlu dibongkar. Tetapi kita
tidak perlu maju terus dari sini kepada kesimpulan bahwa bahwa pada
prinsipnya tidak ada alasan mengambil pandangan tertentu dari Negara atau
bahwa Negara harus selalu, dalam setiap keadaan di masa depan, menjadi
bahasan untuk diperselisihkan. Ada keanehan logis tertentu dalam pandangan
seperti itu yang menghubungkan adopsi dogmatis dari adanya persaingan
penting. Tampaknya ada klaim implisit bahwa semua konsep sekarang dan di
masa depan harus pada prinsipnya menjadi bahasan dari perselisihan semacam
itu. Ini merupakan bentuk terbalik dari esensialisme yang membuat tesis

penting adanya persaingan menyangkal diri. Tesis yang lebih seimbang adalah
bahwa pada saat ini ada penjelasan benar-benar memuaskan dari Negara atau
alasan empiris utama yang dapat disepakati untuk menguji teori. Kita perlu
memperhatikan cara di mana konsep tersebut telah digunakan. Hal ini
mencerminkan nilai-nilai dan pandangan dari sifat manusia dan kandungan
realitas politik. Karena teori Negara merefleksikan nilai fundamental semacam
itu dan gambaran-gambaran yang dibuat-buatnya sendiri, adalah penting bahwa
gambaran-gambaran itu harus dibuka untuk didiskusikan, dikritik dan
disangkal. Memperselisihkan sifat alami negara adalah memperselisihkan
tentang karakter dari keberadaan sosial. Diragukan apakah terjadi perselisihan
tiada akhir ataukah timbul manfaat.
Apakah kata Negara merupakan kata yang tepat untuk institusi baru ini? Saya percaya memang
demikian. Kita, Muslim, perlu memiliki definisi kita sendiri, pemahaman yang kita miliki atas
institusi sangat asing ini sesuai pandangan kita tentang dunia. Hanya dalam mengingat inilah
definisi saya memiliki nilai atau tidak.
Nilai Politik dari Definisi Saya
Mengatakan bahwa Negara dilahirkan dari perkawinan pemerintah dan perbankan
menghendaki adanya evaluasi mengenai apa arti aktivisme politik. Selama berabad-abad, setiap
usaha sipil yang mencoba untuk membelokkan kekuatan yang meningkat dari lembaga ini selalu
berakhir pada pemerintah. Setiap protes yang menggambarkan kemarahan sosial selalu diarahkan
kepada agen politik Negara, yang dinamai Parlemen atau tiran. Masalahnya adalah bahwa
pemerintah sudah berurat-akar dalam dalam peranannya di luar keperluan dasar. Pemerintahan
adalah perlu. Usaha untuk menghilangkan Negara, yang dianggap sebagai menghilangkan
pemerintahan adalah tidak berdaya, dan bahkan jika berhasil, tiada artinya: Negara masih ada
bahkan jika Anda merubah (karena Anda tidak dapat benar-benar menghilangkan) pemerintah.
Definisi kami membuka jendela baru, pintu baru. Nilai politik dari definisi kami adalah bahwa
protes sosial harus memiliki fokus yang berbeda: bukan melawan pemerintah, tetapi melawan
perbankan. Ini membuka bacaan baru strategi revolusioner: yang menjadi isu bukanlah
pemerintah dan agen politik, yang menjadi isu adalah perbankan. Definisi kami menemukan
kembali makna protes sosial dengan mengindikasikan bahwa masalahnya adalah perbankan.

Memerangi perbankan adalah sangat berbeda dari memerangi pemerintah. Pemerintah adalah
perlu, perbankan adalah pendatang baru. Dari sudut pandang kita, Muslim, urusan ini jauh lebih
jelas. Perbankan adalah haram, pemerintahan adalah halal. Definisi ini memaksa aktivitas politik
Muslim memperoleh makna yang betul-betul berbeda dan sebagai akibatnya memperoleh
pendirian dan reputasi baru. Kita dapat, untuk pertama kalinya dalam ratusan tahun dipahami.
Jika protes Muslim dirubah dari agen politik kepada sistim perbankan, kita akan memperoleh
dukungan masyarakat. Kita dapat menjadi kekuatan yang memimpin. Di dalamnya kita dapat
menciptakan sarana dakwah. Kita dapat mengarahkan protes sosial yang terbengkalai kepada
jalan baru di mana keberhasilan adalah dijamin. Allah telah menyatakan perang atas riba. Allah
adalah penjamin bahwa strategi ini berhasil.
Ini adalah kekuatan dari sebuah kata. Seperti kami katakan di awal: Kata adalah jendela yang
membuka dunia di hadapan Anda. Negara, sebagaimana kita lihat, sudah terlalu lama tidak
memiliki nama. Definisi kita mengenai Negara membawa penjelasan yang betul-betul kita
perlukan sehingga semua Muslim dapat memikirkan ulang dan merancang ulang strategi sosial
kita sendiri. Makna yang kami ajukan di sini, dapat membawa Muslim ke ke garis depan
aktivitas politik dalam cara yang dapat berhasil. Makna baru ini dapat menjadi kunci kepada
masa depan kita sebagai penguasa abad ke-19. Dengan ini kita mampu mengarahkan semua
serikat dagang, serikat konsumen, kelompok kebebasan sosial dan gerakan sosial secara umum
kepada kemungkinan baru dari aktivisme politik,yang mana kita menjadi kekuatan yang
memimpin.
Revolusi melawan pemerintah menyiratkan kekerasan dan terorisme (Bastille, Russian Winter
Palace, British Gunpowder plot melawan Parlemen). Memerangi perbankan memiliki modalitas
sosial, ia meminta ditinggalkannya unsur kunci dan dengan kunci itu bank tetap ada: uang kertas.
Memerangi perbankan adalah kembali kepada bentuk sejati uang yang dengan uang itu
masyarakat dan perdagangan dapat disusun tanpa perbankan.
Kesimpulan
Kata Negara tetap samar-samar dan disalahpahami dalam bahasa kita. Kita, Muslim perlu
menyediakan definisi kita sendiri atas lembaga ini. Peristiwa yang dalam pandangan saya adalah
faktor penentu bagi penciptaan lembaga ini adalah berdirinya Bank of England tahun 1694.
Dengan lembaga ini Negara lahir dan dan secara serempak tiga unsur lain dari Negara moderen:

Hutang Nasional, uang fiat dan Bank Sentral. Esensi dari lembaga baru ini adalah bercampurnya
untuk pertama kali dalam sejarah dua lembaga lain pemerintahan dan perbankan. Ini memberi
kita persamaan yang dengan persamaan itu saya mendasarkan definisi saya: Negara =
pemerintahan + perbankan. Di atas dasar ini kita dapat memformulasikan ide dari masalah yang
bernama Negara, yaitu, perbankan. Pemerintahan adalah halal, tetapi perbankan adalah haram.
Dengan pemahaman ini, perjuangan melawan Negara seharusnya dibaca sebagai perjuangan
melawan perbankan. Penjelasan ini dalam pandangan saya merupakan nilai sejati dari definisi
saya. Dengan cara ini, sebuah kata bukan hanya jendela, tetapi sebuah senjata.
Definisi ini hendaknya juga membantu menghilangkan kebingungan yang diciptakan oleh istilah
seperti Negara Islam. Penolakan ini termasuk juga istilah lain perbankan Islam atau konstitusi
Islam atau demokrasi Islam. Lembaga-lembaga ini adalah alien bagi kita dan semuanya tidak
dapat diislamkan. Ketika kita memiliki istilah dan model kita sendiri, kita tidak perlu
mengimpor istilah dan model yang sama sekali asing. Karenanya, keabsahan dari istilah Negara,
seharusnya, menggambarkan dan menjelaskan sifatnya yang sama sekali asing, sehingga kita
mampu memikirkan dan berurusan dengan istilah ini.
Allah adalah Pembimbing kita. Tiada daya dan upaya kecuali dari Allah. Tidak ada kemenangan
kecuali dari Allah. Shalawat dari Salam dari Allah semoga tercurah-limpahkan kepada Nabi
salalahualayhiwasalam, Keluarganya dan Sahabatnya. Beliau adalah model kita di dunia ini.

Anda mungkin juga menyukai