Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang kesehatan telah
membawa dampak positif bagi peningkatan usia harapan hidup. Penemuan obat-obatan baru
dan peralatan yang lebih mutakhir telah memberi bukti mampu mengurangi angka kematian
pada kelompok lanjut usia (lansia). Namun pada tahap lebih lanjut dapat memberikan
ancaman masalah kesehatan baru. Dengan semakin meningkatnya jumlah lansia, maka
semakin banyak pula individu yang berpotensi mengalami masalah kesehatan. Walaupun
tidak semua lansia adalah individu yang penyakitan, namun secara alamiah lansia
mengalami berbagai proses penurunan fisik, baik struktur maupun fungsinya. Proses alamiah
ini secara perlahan menempatkan lansia cenderung rentan mengalami masalah kesehatan.
Stroke merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita lansia. Pada saat ini,
stroke merupakan salah satu sindroma yang banyak ditemukan dan mengancam masyarakat
terutama yang berusia di atas 45 tahun. Sindroma stroke terjadi mendadak dan dapat berakhir
dengan kematian atau kecacatan yang menetap, sehingga produktivitas dan kualitas hidup
klien akan menurun, bahkan klien akan menjadi sangat bergantung pada keluarga atau orangorang di dekatnya.
Selain secara medis, banyak orang berusaha menyembuhkan penyakit yang diderita
dengan berbagai pengobatan alternatif. Pengobatan alternatif diyakini bisa menjawab
pertanyaan yang tak bisa dijawab secara medis. Dan tersebar cukup banyak jenis pengobatan
alternatif. Salah satunya adalah terapi air atau hidroterapi. Jenis pengobatan alternatif ini
mampu menyembuhkan penyakit, salah satunya stroke.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas , maka rumusan masalah yang kami angkat adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan hidroterapi ?
2. Apakah yang menjadi prinsip dari hidroterapi ?
3. Apa sajakah manfaat dari hidroterapi ?
4. Apa sajakah penyakit yang dapat menggunakan hidroterapi ?
5. Apa sajakah kontraindindikasi dari hidroterapi ?
6. Bagaimanakah prinsip penerapan hidroterapi pada stroke ?
1.3 TUJUAN
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian hidroteerapi .
1

2.
3.
4.
5.
6.

Untuk mengetahui prinsip dari hidroterapi


Untuk mengetahui manfaat dari hidroterapi
Untuk mengetahui penyakit yang dapat menggunakan hidroterapi
Untuk mengetahui kontraindindikasi dari hidroterapi
Untuk mengetahui prinsip penerapan hidroterapi pada stroke

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN HIDROTERAPI

Hidroterapi berasal dari bahasa Yunani (hydro = air, therapiea = pengobatan). Jadi,
hidroterapi merupakan pengobatan ilmiah yang menggunakan air. Simon Barunch (18401921) dalam Effendy (1987) memiliki teori yang disebut Hukum Barunch, yang
mengemukakan bahwa air memiliki daya penenang jika suhu air sama dengan suhu kulit,
sedangkan bila suhu air lebih tinggi atau rendah dengan suhu tubuh maka akan memberikan
efek stimulasi (merangsang).
2.2 PRINSIP HIDROTERAPI
Dasar utama penggunaan air hangat untuk pengobatan dalam hidroterapi ini adalah
efek hidrostatik dan hidronamik. Secara ilmiah, air hangat memiliki dampak fisiologis bagi
tubuh. Mengurangi beban axial sendi-sendi penopang berat bedan.
Efek-efek tersebut memiliki berbagai dampak, Pertama pada pembuluh darah dimana
hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancar. Kedua, faktor pembebanan di dalam
air akan menguatkan otot-otot dan ligament yang mempengaruhi sendi-sendi tubuh. Dalam
hal ini, kebanyakan pasien datang dengan gangguan encok dan rematik. Ketiga, latihan di
dalam air ini berdampak positif terhadap otot jantung dan paru-paru, karena latihan di dalam
air membuat sirkulasi pernafasan menjadi lebih baik.
Efek lain yang dapat dimanfaatkan dalam pengobatan adalah efek hangat dan efek
kimia. Efek hangat menyebabkan pelebaran pembuluh darah, meningkatkan sirkulasi darah
dan oksigenisasi jaringan, sehingga dapat mencegah kekakuan otot, menghilangkan rasa
nyeri, menenangkan dan relaksasi. Sedangkan efek kimia dengan adanya ion-ion, terutama
khlor, magnesium, hidrogen karbonat dan sulfat menyebabkan pelebaran pembuluh darah
sehingga meningkatkan sirkulasi darah.
a. Sifat Fisik Air
- Massa, Berat dan Densitas
* Berat (W) = Massa (M) x Gravitasi (A)
* Densitas = massa / volume (kg/m)
* Karena densitas manusia lebih kecil daripada densitas air, manusia akan
mengapung di air (daya apung / buoyancy)
- Hubungan tingkat kedalaman tubuh di dalam air dengan beban berat badan
(weight bearing)
* Jika seseorang yang berdiri di kedalaman air setinggi lutut, weight bearingnya
adalah 84 % berat badan.
* Jika seseorang berendam setinggi pinggul, weight bearing pada laki - laki
adalah 63 % dan wanita 56 % berat badan.
3

* Jika seseorang berendam setinggi leher, weight bearing pada laki - laki sebesar
13 % dan wanita 12 % berat badan.
b. Tekanan Hidrostatik
Jika kita memasukkan benda ke dalam air akan terjadi tekanan yang sama
besarnya pada setiap titik. Besarnya tekanan berbanding lurus dengan kedalaman
air.
c. Efek Fisiologi Air
1. Terhadap sistem pembuluh darah
Tekanan hidrostatik air akan menekan jaringan tubuh sehingga berpengaruh
pada sistem kerja jantung. Pada kedalaman setinggi leher, tekanan ini
menyebabkan peningkatan aliran darah dari tungkai dan perut ke arah dada
dan jantung. Volume jantung meningkat sebesar 30 %.
2. Sistem jaringan lunak
Tekanan hidrostatik menyebabkan terjadinya kompresi, yang mengakibatkan
meningkatnya aliran balik limfatik sehingga dapat mengurangi edema atau
pembengkakan.
3. Sistem persendian
Dengan adanya daya apung, tekanan di dalam sendi berkurang akibatnya
berkurangnya beban berat badan. Keadaan ini berpengaruh positif, yaitu rasa
nyeri sendi berkurang sehingga seseorang akan dapat melakukan terapi latihan
7.

dengan lebih baik.


Sistem termodinamik
Ketika seseorang berada di dalam air, terjadi pertukaran panas / energi melalui
mekanisme konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Air merupakan media
penyerap / penghasil panas yang mempunyai efek theurapeutik. Relaksasi otot
yang didapatkan akan meningkatkan kelenturan jaringan, mengurang
spastisitas, dan mempengaruhi sistem limbik sehingga kita merasa nyaman
dan stress emosional hilang. Di dalam air, modifikasi menjadi lebih mudah
dan program latihan dapat disesuaikan dengan kondisi pasien. Hidroterapi
dapat merupakan latihan transisi sebelum pasien mampu melakukan latihan di
darat.
8. Pergerakan air
Adanya aliran air yang laminer / streamline / turbulensi akan membantu dan
bermanfaat untuk latihan penguatan.
4

2.3 MANFAAT HIDROTERAPI


Effendy (1987) mengemukakan bahwa terapi air memiliki 7 (tujuh) efek pengobatan
terhadap tubuh, yaitu sebagai berikut :
1. Berendam air hangat dan mandi pancuran air hangat dalam waktu singkat
berkhasiat menghilangkan rasa lelah dan menghilangkan ketegangan.
2. Berendam atau menyeka tubuh dengan air dingin berefek mendinginkan dan
merangsang tubuh atau bagian tubuh, khususnya jika diikuti pijatan tubuh atau
perkusi. Air yang dingin akan mengkerutkan pembuluh kapiler.
3. Menyeka dengan air dingin dan air hangat secara bergantian akan merangsang
sistem kardiovaskuler.
4. Berendam dalam air atau mandi di pancuran air hangat akan berkhasiat
melemaskan semua otot tubuh.
5. Mandi air hangat akan melemaskan jaringan dan berefek pada kapiler-kapiler di
kulit, hal ini terjadi karena banyak darah dari jaringan yang akan ditarik menuju
kulit. Selain itu, dapat pula menghilangkan rasa nyeri.
6. Mandi dan menyeka dengan air dingin dan air hangat akan menjinakkan syaraf kulit
dan syaraf organ-organ intern, yaitu organ yang berkoresponden secara syarafi
dengan kulit yang dihangati

2.4

BEBERAPA

KONDISI

ATAU

PENYAKIT

YANG

MEMERLUKAN

HIDROTERAPI
-

Back pain : berbagai nyeri spinal, seperti nyeri leher dan pinggang
Kelainan bentuk tulang belakang : skoliosis
Penyakit rematik
Ankylosing spondilitis
Fibromyalgia
Stroke
Pascabedah
dll

2.5 KONTRAINDIKASI HIDROTERAPI


1. Hidrofobia (takut air)
5

2. Hipertensi tidak terkontrol


3. Kelainan jantung yang tidak terkompensasi
4.. Infeksi kulit terbuka
5. Infeksi menular (hepatitis, AIDS, dll)
6. Demam (> 37 derajat Celcius )
7. Gangguan fungsi paru - paru, sesak / kapasitas paru - paru menurun
8. Gangguan kesadaran
9. Buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) yang tidak terkontrol
10. Gangguan kognitif atau perilaku
11. Epilepsi yang tidak terkontrol
2.6 EFEK SAMPING HIDROTERAPI
Walaupun hidroterapi tampaknya merupakan metode terapi yang aman, tetapi efek
samping yang mungkin muncul harus tetap diwaspadai. Secara umum efek sampingnya
tergantung dari kondisi individual, misalnya penderita asma yang rentan udara dingin tentu
tidak boleh mandi berendam air dingin dalam jangka waktu lama.
Suhu air yang ekstrem, misalnya terlalu panas dapat mengakibatkan luka bakar, kalau
terlalu dingin dapat mengakibatkan frostbite (cedera dingin). Untuk penderita kencing manis,
Raynauds disease (gangguan aliran darah tepi), sedang hamil, pemilik tekanan darah tinggi
atau darah rendah, penyakit jantung tertentu harus melalui petunjuk khusus dari dokter.
Penularan penyakit kulit juga dapat terjadi, bila air yang kita gunakan
terkontaminasi. Selain itu, anak kecil dan orang tua juga harus mendapatkan pengawasan
khusus.

2.7 HIDROTERAPI PADA STROKE


Hidroterapi telah lama digunakan oleh para penderita stroke. Hampir semua
reaksi di dalam tubuh manusia memerlukan air. bahkan, untuk dapat bekerja normal, otak
membutuhkan komponen air sebanyak 90%, dan darah membutuhkan kadar air sebanyak
95%. Di dalam tubuh, air berperan dalam proses metabolisme: membawa nutrisi dan
6

oksigen ke seluruh sel tubuh melalui darah, mengatur suhu tubuh, sebagai pelumas
persendian, unsur pembentuk darah, serta sekresi cairan seperti air mata, air liur dan lainlain.
Pada berbagai kasus , terapi latihan menjadi terapi pilihan untuk pemulihan
berbagai kemampuan fungsi tubuh. Air adalah media terapi yang tepat untuk menjalani
berbagai terapi latihan. Berbagai penyakit atau kondisi sakit dapat membawa dampak
pada sistem ketahanan dan kekuatan otot, saraf, sendi, endurance dll.
Khusus untuk stroke, digunakan kolam air hangat 31 - 33 derajat Celsius. Di
dalam air, anggota tubuh yang sulit digerakkan di darat, karena adanya kekakuan otot
dan persendian, akan lebih mudah digerakkan dan dilatih kelenturannya. Ini karena ada
beberapa efek fisika air, seperti gaya apung air (buoyancy, efek thermal (suhu air), serta
efek hidrostatik (daya tekan), dan hidrodinamik (daya gerak) air yang berpengaruh pada
saat proses terapi latihan berjalan
Efek daya apung air (buoyancy), misalnya, secara fisiologis dapat membuat
beban terhadap sendi tubuh pasien berkurang, menguatkan otot-otot dan sendi-sendi
tubuh karena hilangnya gaya gravitasi tubuh.
Sedangkan efek thermal, yaitu efek panas air pada kisaran suhu 31 - 33 derajat
Celcius, akan meningkatkan sirkulasi darah dan penyerapan oksigen ke dalam jaringan
saraf sehingga dapat mengurangi kekakuan otot, membuat jaringan ikat di sekitar sendi
menjadi lebih lentur, menurunkan rasa nyeri, memberikan efek relaksasi, dan
meningkatkan kemampuan gerak anggota tubuh.
Pada pasien pasca stroke, yang membutuhkan penguatan pada beberapa bagian
otot, misalnya di bagian otot sebelah kiri tubuh yang terserang, latihan di dalam air
hangat akan membantu meningkatkan sirkulasi darah pada bagian sisi tubuh yang tidak
berdaya sehingga menjadi lebih lancar kembali. Sementara bagian sisi tubuh yang masih
kuat, akan lebih terjaga kekuatannya.
Sementara itu, efek hidrostatik atau daya tekan dan hidro-dinamik atau daya
gerak air akan memberi tekanan pada pem-buluh darah dan limfe untuk melancarkan
sirkulasi di seluruh tubuh, merelaksasi otot, dan merangsang pembuangan sampah
metabolik alias racun dari dalam sel ke dalam darah dan melalui kulit. Efeknya dapat
mengurangi pembengkakan dan ketegangan saraf.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Hidroterapi merupakan pengobatan ilmiah yang menggunakan air. Hidroterapi
telah lama digunakan oleh para penderita stroke. Hampir semua reaksi di dalam tubuh
manusia memerlukan air. bahkan, untuk dapat bekerja normal, otak membutuhkan
komponen air sebanyak 90%, dan darah membutuhkan kadar air sebanyak 95%. Di
dalam tubuh, air berperan dalam proses metabolisme: membawa nutrisi dan oksigen ke
seluruh sel tubuh melalui darah, mengatur suhu tubuh, sebagai pelumas persendian,
unsur pembentuk darah, serta sekresi cairan seperti air mata, air liur dan lain-lain.
3.2 SARAN
Sebagai seorang perawat hendaknya kita tidak melupakan ataupun
mengesampingkan pengobatan alternative, karena pengobatan alternative pun tidak kalah
pentingnya dengan pengobatan medis. Seperti penggunaan hidroterapi terutama air hangat
untuk penyembuhan berbagai macam penyakit seperti stroke yang sering diderita oleh lansia.

Anda mungkin juga menyukai