3 Ahmad Ansyori PRESENTASI POTENSI FRAUD - MHKI - UB - MALANG 06.06.15 11 PDF
3 Ahmad Ansyori PRESENTASI POTENSI FRAUD - MHKI - UB - MALANG 06.06.15 11 PDF
disampaikan oleh
Ahmad Ansyori, SH., M.Hum
(Anggota DJSN / Wakil Ketua Komisi PME)
Pada Seminar Nasional
Kajian Hukum Atas Pelayanan Kesehatan di Era JKN
Universitas Brawijaya, Malang, 6 Juni 2015
1
Ikhtisar Regulasi
FUNGSI
Memformulasikan
kebijakan umum
Mensinkronisasikan
penyelenggaraan
SJSN
KEWENANGAN
Melakukan
monitoring dan
evaluasi
penyelenggaraan
program jaminan
sosial.
3
Pasal 39:
Pengawasan
eksternal BPJS
dilakukan oleh DJSN
UU BPJS
KEWENANGAN DJSN
Pedoman
Pelaksanaan
Pengawasan DJSN
terhadap BPJS
dalam
Penyelenggaraan
Jaminan Sosial
BPJS (1) :
Pasal 39 UU N0 24 Tahun 2011 ayat (2)
(2) Pengawasan internal BPJS dilakukan oleh
organ pengawas BPJS yang terdiri atas :
a. Dewan Pengawas; dan
b. Satuan pengawas internal
BPJS (2) :
Bab XII Penyelesaian Sengketa
Pasal 48 50 UU N0 24 Tahun 2011
Pasal 48 : Penyelesaian Pengaduan :
(1) BPJS wajib membentuk unit pengendali
mutu pelayanan dan penanganan
pengaduan peserta
(2) BPJS wajib menangani pengaduan paling
lama 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya
pengaduan
BPJS (3) :
Bab XII Penyelesaian Sengketa
Pasal 48 50 UU N0 24 Tahun 2011
Pasal 49 : Penyelesaian sengketa melalui
mediasi
(1) Pihak yang merasa dirugikan yang
pengaduannya belum dapat diselesaikan
oleh unit sebagaimana dimaksud pada pasal
48 ayat (1), penyelesaian sengketanya dapat
melalui mediasi
BPJS (4) :
Bab XII Penyelesaian Sengketa
Pasal 48 50 UU N0 24 Tahun 2011
Pasal 50 : Penyelesaian sengketa melalui
pengadilan
Dalam hal pengaduan tidak dapat diselesaikan
oleh unit pengendali mutu pelayanan dan
penanganan pengaduan peserta melalui
mekanisme mediasi tidak dapat terlaksana,
penyelesaiannya dapat diajukan ke pengadilan
negeri di wilayah tempat tinggal pemohon
8
BPJS (5) :
Bab XIV Larangan Bagi Anggota Dewas dan Direksi
BPJS (6) :
Bab XV Ketentuan Pidana
Pasal 54 :
Anggota Dewan Pengawas atau anggota Direksi
yang melanggar larangan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 52 huruf g,
huruf h, huruf i,huruf j,huruf k,huruf l, atau
huruf m dipidana dengan pidana penjara paling
lama 8 (delapan) tahun dan pidana denda
paling banyak Rp. 1.000.000.000 (satu milyar
rupiah)
10
IDENTIFIKASI POTENSI
FRAUD AND MORAL HAZARD
11
12
13
Kepesertaan :
a. Pendaftaran kepesertaan
b. Adverse selection
Pelayanan
a. Pelayanan di FKTP
b. Pelayanan di FKTL
Keuangan dan Pembayaran Iuran
Aksesibilitas informasi
Konflik kepentingan antara BPJS Kesehatan dengan
Faskes
14
Pendaftaran Kepesertaan
Akurasi data PBI
Tumpang tindih kepesertaan PBI dan Jamkesda
Perlu dilakukan model jemput bola dengan
melibatkan RT/RW, Kepala Desa dan Lurah
untuk mendaftarkan warganya menjadi peserta
Model Virtual bagus untuk perkotaan dan
sistem jaringan IT sudah tersedia
Adanya
keengganan
Perusahaan
untuk
mendaftarkan pekerjanya, ada sanksi di PP
86/2013
15
Adverse Selection
Menjadi peserta pada saat sakit dan
menunggak membayar iuran pada saat sehat
Terjadi pada PBPU (Mandiri), perlu ada
perlakuan khusus
Mempengaruhi
keberlanjutan pelayanan
BPJS Kesehatan
Perlu sosialisasi yang terus menerus tentang
adanya waiting periode
16
18
Jenis FKTP
Puskesmas : Pemerintah (wajib)
Klinik
Praktek Dokter Perorangan
Moral Hazard
Kerjasama dengan Apotik (Ingkar Janji, self
dispensing)
Gap besaran kapitasi Puskesmas dengan Klinik
swasta
19
21
22
Kemenkes
Kemendagri
Pemda (SKPD Kesehatan)
Asosiasi Faskes
BPJS Kesehatan
FKTP itu sendiri
DJSN
25
Pelayanan FKTL
Ina CBGs
Up Coding
Pseudo Rujukan : Rekayasa
Besaran tarif : Tipologi RS
Regional Tarif : belum sesuai dengan kondisi
fiskal setempat
Tarif Ina CBGs vs Besar Iuran
Rujuk balik obat non Ina CBGs
E-Catalog
Out of Pocket
Diskriminasi pelayanan
26
Pelayanan FKTL
Permenkes Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Program JKN :
besaran jasa pelayanan kesehatan di FKRTL milik pemerintah
dalam kisaran 30-50% (tiga puluh sampai dengan lima puluh
persen) dari total pendapatan fasilitas kesehatan tersebut.
Sedangkan untuk fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan
milik swasta pengaturannya diserahkan kepada fasilitas
kesehatan tersebut.
Kalimat dalam kisaran akan menimbulkan penafsiran dan celah
moral hazard
27
Kondisi FKTL
Keterlibatan RS swasta belum maksimal.
Jumlah RS di Indonesia 2.422 (Pemerintah dan
Swasta)
RS ikut BPJS Kes, saat ini terus bergerak ke
angka sekitar 1.700 RS
Ada sekitar 700 RS swasta belum bekerjasama
dengan BPJS Kes.
28
Kemenkes
Tim Tarif Ina CBGs
Pemda (SKPD Kesehatan)
PERSI/ARSADA/ARSSI
BPJS Kesehatan
DJSN
29
Pembayaran Iuran
Untuk mencegah Moral hazard, bagi PBPU
agar membayar iuran untuk sekurangkurangnya 3 bulan.
Iuran PBI yang hanya US$ 1,5 , sangat minimal
dan perlu ditingkatkan pada angka minimal
US$ 2,2 . Adanya tunggakan Pemda dalam pembayaran
iuran PNSD
30
31
Perencanaan :
Reviu Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan BPJS
Rekomendasi KPK :
Hasil Kajian Sistem Jaminan Sosial Ketenagakerjaan,
16 Desember 2014
32
Aksesibilitas Informasi
Setiap peserta , mendapatkan hak atas informasi
JKN
Fokus yang perlu diperhatikan akses informasi
adalah bagi orang miskin dan tidak mampu
penerima PBI, yang berada dipelosok-pelosok
tanah air
Akses informasi lainnya adalah terkait dengan
ketersedian Faskes (FKTP, FKTL), untuk
memudahkan mendapatkan pelayanan sebagai
hak peserta yang di jamin oleh UU.
34
Koordinasi Pengawasan
Pertemuan berkala DJSN Dewas dan Direksi
BPJS
Pertemuan berkala DJSN OJK
Koordinasi pengawasan dan audit dengan BPK
dan BPKP
36
PERMASALAHAN
RISIKO
Kepesertaan
Iuran
Pelayanan
Keuangan
Pembayaran
Kelembagaan dan
Organisasi
Kepesertaan tidak
mencapai target
Beban Fiskal
Klaim rasio melebihi
Pelayanan kesehatan
memburuk
Pelayanan BPJS
memburuk
D
A
S
H
B
O
A
R
D
MITIGASI RISIKO
Revisi dan evaluasi
kebijakan
37
RISIKO
FRAUD DAN MORAL HAZARD
38
TERIMA KASIH
41