Analisis Pengendalian Potensi Fraud di Rumah Sakit Umum Daerah Achmad Moechtar
Bukittinggi
Permasalahan :
Sejak berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia, potensi
fraud dalam pelayanan kesehatan semakin meningkat karena adanya tekanan dari
sistem pembiayaan yang baru berlaku, adanya kesempatan karena minim
pengawasan, serta ada pembenaran saat melakukan tindakan fraud yang
menyebabkan kerugian finansial Negara.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana upaya pengendalian
potensi fraud di Rumah Sakit Achmad Moechtar Kota Bukittinggi.
Upaya dari RSUD dr Achmad Moechtar Bukittinggi dan BPJS Kesehatan dalam
pencegahan potensi fraud
a. Upaya dari RSUD dr Achmad Moechtar Bukittinggi dalam pencegahan
potensi fraud :
1) Melakukan efisiensi, subsidi silang, melakukan tindakan sesuai
kepatuhan SOP
2) Penyusunan clinical pathway
3) Mengkaji ulang penghitungan Pergub terutama bagian bedah
4) Memaksimalkan kinerja Tim Anti Fraud
b. Upaya dari BPJS dalam pencegahan potensi fraud :
1) Melakukan strategi Verifikasi Digital Klaim (Vedika) baik di Kantor
cabang maupun kantor pusat
2) Melakukan feedback jika ditemukan potensi fraud
3) Melakukan audit klaim
Solusi
a. Untuk RSUD dr Achmad Moechtar Bukittinggi :
1) Melakukan monitoring dan evaluasi yang memastikan kepatuhan
pelaksanaan aturan dan prosedur yang telah ditetapkan baik standar
perilaku dan disiplin di RSUD dr Achmad Moechtar Bukittinggi
2) Mengikuti pedoman clinical pathway dan SOP yang sesuai tindakan
medis dan mensosialisasi budaya anti fraud yang berorientasi pada
kendali mutu kendali biaya.
3) Mengikuti pelatihan untuk ketepatan koding.
b. Untuk RSUD dr Achmad Moechtar Bukittinggi :
1) Bersinergi dengan Fasilitas Kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan dalam pencegahan potensi fraud di Rawatan Tingkat
Lanjutan
2) Melakukan feedback dan monitoring evaluasi jika terdeteksi adanya
potensi fraud.
Solusi
1) Membentuk Tim di RSUD Menggala untuk menyatukan pendapat dan atau
mencari pedoman atau peraturan tertulis untuk mendapatkan jalan keluar
terbaik sehingga tidak menggangu proses pelayanan di RSUD Menggala dan
diharapkan kalim dapat dibayarkan.
2) Membentuk Tim Pencegahan Fraud untuk melakukan upaya pencegahan,
deteksi dan penindakan kecurangan JKN.
3) Kecurangan dalam bentuk penulisan kode diagnosis berkelebihan, klaim
palsu dan tagihan berulang di RSUD Menggala dapat dilakukan melalui
sistem pengaduan atau laporan adanya kecurangan JKN yang dilakukan
secara tertulis yang ditujukan kepada Tim Pencegahan Fraud.
4) Apabila tidak menemukan titik temu maka pihak rumah sakit melaporkan
secara tertulis kepada Tim Kendali Mutu Kendali Biaya (TKMKB) Provinsi
Lampung. Selanjutnya pihak BPJS melaporkan ke Dewan Pertimbangan
Medik (DPM) Provinsi Lampung.
5) RSUD Menggala menambahkan persyaratan untuk menyertakan KTP dan
Kartu Keluarga Asli selain kartu JKN /KIS (Kartu Indonesia Sehat) dalam hal
penerbitan Surat Eligibilitas Peserta (SEP).
6) BPJS Kesehatan melakukan wawancara dengan pasien maupun keluarga
pasien tentang kondisi kesehatan pasien, sehingga kondisi pasien yang
sesungguhnya dapat diketahui.
7) Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat harus secara
optimal dan berorientasi kepada kendali mutu dan kendali biaya.
8) Dalam memberikan pelayanan harus sesuai dengan Standar Pelayanan
Minimal (SPM), Pedoman Pelayanan Klinis dan clinical pathway.
9) Melakukan audit klinis.
10) Dalam mengajukan klaim harus sesuai dengan prosedur klaim yang telah
ditetapkan.
Dapus :
Mitriza, Ayu dan Ali Akbar. 2019. Analisis Pengendalian Potensi Fraud di Rumah Sakit Umum
Daerah Achmad Moechtar Bukittinggi. Jurnal Kesehatan Andalas 8(3).
Hartati, Tatik Sri. 2016. Pencegahan Kecurangan (Fraud) Dalam Pelaksanaan Program
Jaminan Kesehatan Pada Sistem Jaminan Sosial Kesehatan (SJSN) Di Rumah Sakit Umum
Daerah Menggala Tulang Bawang. Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum. Volume 10:4 ISSN 1978-
5186.