UMMU HANI
Jl. Mayjend. DI Panjaitan No. 40 A Purbalingga
www.ummuhani.com
SEJARAH PENDIRIAN RSIA UMMU HANI
Nama Yayasan Ummu Hani diambil dari nama Almarhumah Ibunda DR. KH. Idham Chalid yang pernah
menjadi Menteri Kesehatan Ad. Interim (Menko Kesra) dan beliau juga yang melahirkan BKKBN ( Badan
Kesejahteraan Keluarga Berencana Nasional).
Yayasan Ummu Hani inilah yang menjadi yayasan penanggung jawab berdirinya Rumah Sakit Ibu dan
Anak (RSIA) Ummu Hani. Pada tanggal 13 November 1997 dengan Surat Keputusan Kanwil Kesehatan
No.530/579.17/LI tentang Izin Sementara Penyelenggaraan Sarana Kesehatan berupa RSIA Ummu Hani
dan kemudian terbit Surat Keputusan Menteri Kesehatan : Menkes No.YM.0204.3.5.3437. Pada tahun
2004 RSIA Ummu Hani telah terdaftar menjadi anggota Persi Jawa Tengah.
Sebagai bagian dari upaya perbaikan yang berkelanjutan, termasuk di dalamnya upaya untuk terus
menyesuaikan dengan peraturan yang berlaku maka sesuai dengan Akta Notaris Heri Prastowo Wisnu
Widodo No. 7 tgl. 3 Oktober 2013 dan disahkan dengan SK Menkumham RI No. No. AHU-
66348.AH.01.01Tahun 2013 tanggal 18 Desember 2013 didirikan PT. Ummuhani Reksa Husada yang
ditunjuk menjadi pengelola RSIA Ummu Hani menggantikan peran Yayasan Ummu Hani.
LOKASI
Kegiatan operasional RSIA Ummu Hani, berlokasi di : Jl. Mayjend. DI Panjaitan No. 40A, Kel.
Purbalingga Lor - Kec. Purbalingga Kab. Purbalingga
RSIA Ummu Hani menempati areal tanah seluas 1.675m2, dengan luas bangunan 2.225 m2. Adapun
batas-batasnya adalah sebagai berikut :
Utara : Jalan Mayjend. DI Panjaitan Barat : Permukiman dan pertokoan
Timur : Permukiman dan pertokoan Selatan : Permukiman penduduk
Sedangkan jarak dari lokasi-lokasi penting adalah sebagai berikut :
Pendopo Kabupaten : 0,45 km Rumah Sakit Lain : 3.00 km
Sekolah : 0,05 km Pemukiman penduduk : 0.02 km
Pasar : 1,50 km Sungai : 0.01 km
Tempat Ibadah masjid : 0,05 km Hutan : 5.00 km
Puskesmas : 1,00 km Wisata alam : 4.00 km
PERIZINAN
VISI :
Menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak Pilihan
Utama Masyarakat Purbalingga dan
Sekitarnya Pada Tahun 2018.
MISI :
1. Menjadikan RSIA Ummu Hani menjadi tempat kerja yang nyaman bagi seluruh karyawan.
2. Menyediakan tenaga medis, paramedis dan non paramedis yang memiliki standar pelayanan tinggi
dan kompetensi yang memadai.
3. Menyediakan sarana dan prasarana yang memiliki standar mutu tinggi sesuai dengan kebutuhan.
4. Menjalankan kegiatan operasional dengan mendasarkan kepada etika, standar profesi dan standar
prosedur yang ketat serta selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan industri rumah sakit.
5. Mematuhi regulasi yang berlaku - yang mendasari seluruh aspek kegiatan rumah sakit.
6. Menjalankan praktek bisnis yang efektif dan efisien agar dapat memberikan keuntungan yang
memadai kepada pemegang saham, sebagai bagian dari upaya pengembangan perusahaan secara
berkelanjutan.
LINGKUP LAYANAN
3. Layanan Medis Penunjang, meliputi IGD 24 jam, Instalasi Farmasi, Instalasi Laboratorium dan
Instalasi Radiologi.
4. Layanan Non Medis Penunjang, meliputi Instalasi Gizi, Laundry dan Ambulans
Bidan : 21 orang
Perawat : 26 orang
Instalasi Farmasi : 7 orang
Instalasi Gizi : 9 orang
Instalasi Radiologi : 2 orang
Instalasi Laboratorium : 5 orang
Rekam Medis : 2 orang
Administrasi Keuangan & Umum : 4 orang
Customer Service : 6 orang
Laundry : 2 orang
Cleaning Service : 10 orang
Security : 6 orang
Driver : 2 orang
Strategi pengembangan perusahaan mendasarkan diri kepada visi dan misi perusahaan yang merupakan
bagian dari rencana pengembangan bisnis dalam 5 tahun kedepan. Pencapaian visi pada tahun 2018
menjadi prioritas utama dengan segala upaya pencapaiannya, dimana prosesnya dibagi dalam 2 periode,
yaitu :
1. Periode I (2013-2015), fokus pada penguatan pondasi perusahaan, yang meliputi program-program
terkait peningkatan jumlah dan kualitas SDM, peningkatan sarana prasarana, peningkatan kualitas
layanan, perbaikan proses pengolahan limbah dan perbaikan penerapan standar operasional, sbb :
Perbaikan dan peningkatan kesejahteraan karyawan
Meningkatkan BOR dengan menjalin kerjasama dengan mitra strategis.
Penambahan tenaga paramedis, yaitu tenaga bidan menjadi minimal 12 orang dan perawat
menjadi minimal 25 orang.
Penambahan tenaga dokter spesialis anestesi, penyakit dalam, bedah dan radiologi, agar
memenuhi syarat minimal ketersediaan tenaga dokter spesialis.
2. Periode II (2016-2018)
Pada periode ini, program-program yang dilaksanakan akan lebih fokus lagi kepada peningkatan
kualitas layanan dan pencapaian standar RS melalui akreditasi rumah sakit.
Kami meyakini bahwa pertumbuhan bisnis yang progresif dan konsisten sebagai pilihan yang
memungkinkan bagi RSIA Ummu Hani. Pertumbuhan bisnis sebesar 15-20% per tahun merupakan
pencapaian yang memadai bagi perusahaan. Hasil yang didapat dari pertumbuhan bisnis ini yang akan
menjadi sumber daya bagi rencana pengembangan bisnis berikutnya.
Adapun rencana pengembangan perusahaan pada 5 tahun berikutnya akan lebih pada perluasan
cakupan layanan rumah sakit. Saat ini RSIA Ummu Hani masih melayani dalam cakupan rumah sakit
khusus, sedangkan strategi lima tahunan berikutnya akan membawa RSIA Ummu Hani pada cakupan
yang lebih luas yaitu menjadi rumah sakit umum. Namun demikian dalam pemilihan strategi akan tetap
menekankan pada penajaman layanan yang menjadi unggulan.
a. Pengertian
Instalasi Gawat Darurat : adalah unit pelayanan rumah sakit yang memberikan pelayanan
pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan
melibatkan berbagai multidisiplin.
b. Tugas dan Fungsi
Memberikan pelayanan kesehatan pasien gawat darurat selama 24 jam secara terus menerus
dan berkesinambungan, meliputi :
a. Mengelola pelayanan gawat darurat
b. Melakukan pelayanan siaga bencana
c. Melalukan pendidikan dan pelatihan gawat darurat
d. Mengelola fasilitas, peralatan, dan obat obatan life saving
e. Mengelola tenaga medis, tenaga keperawatan dan tenaga non medis
f. Mengelola adaministrasi dan keuangan Instalasi Gawat Darurat
g. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan gawat darurat
h. Melakukan koordinasi dengan unit rumah sakit lain
c. Tujuan
a. Mencegah kematian dan kecacatan pada penderita gawat darurat, sehingga dapat hidup
dan berfungsi kembali dalam masyarakat sebagaimana mestinya
b. Menerima rujukan/merujuk penderita gawat darurat melalui sistem rujukan untuk
memperoleh penanganan yang lebih memadai
c. Melakukan pertolongan korban musibah massal dan bencana yang terjadi di dalam
maupun di luar rumah sakit
d. Mengembangkan dan menyebarluaskan penangulangan penderita gawat darurat melalui
pendidikan dan menyelenggarakan berbagai kursus yang berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan bantuan hidup dasar ( basic life support ) maupun bantuan
hidup lanjut ( advanced life support )