esensial
untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan
lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak
1942. Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik
pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini (Patrick, 2000:1).
2)
Membatasi permasalahan,
3)
Menguji data-data,
4)
5)
6)
7)
8)
Mentoleransi ambiguitas.
Watak (Dispositions)
Seseorang yang
mempunyai
mempunyai
keterampilan
berpikir kritis
Kriteria (Criteria)
Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau
patokan. Untuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu
untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun sebuah argumen dapat
disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan mempunyai
kriteria yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka
haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta,
berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika
yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.
3)
Argumen (Argument)
Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh
data-data. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan
pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen.
4)
Prosedur
tersebut
akan
meliputi
merumuskan
2)
3)
Menyimpulkan,
yang
mempertimbangkan
terdiri
hasil
atas
kegiatan
deduksi,
mendeduksi
meninduksi
atau
atau
5)
Indikator-indikator
tersebut
dalam
prakteknya
dapat
bersatu
padu
2)
3)
4)
5)
Apakah
argumen
yang
dipergunakan
logis
atau
mengambang ?
6)
7)
Relevance
Relevansi dari statement
Importance
Penting-tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukakan
Novelty
Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi
baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide baru mahasiswa
lain.
Outside material
Menggunakan pengalamannya sendiri atau bahan-bahan yg
diterimanya di kuliah/reference.
Ambiguity clarified
Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut bila dirasa ada
ketidakjelasan.
Linking ideas
Senantiasa menghubungkan fakta, idea, atau pandangan serta mencari
data baru dari informasi yg berhasil dikumpulkan.
Justification
Memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu
solusi/kesimpulan yang diambilnya. Termasuk didalamnya senantiasa
memberikan penjelasan mengenai keuntungan (kelebihan) dan
kerugian (kekurangan) dari suatu situasi atau solusi.
Critical assessment
Melakukan evaluasi terhadap setiap kontribusi yang datang dari dalam
dirinya maupun dari mahasiswa lain, serta memberikan prompts
untuk terjadi evaluasi yang kritis.
Practical utility
Ide-ide baru yg dikemukakannya selalu dilihat pula dari sudut
kepraktisannya (practicality) dalam penerapan.
Width of understanding
Diskusi yg dilaksanakan senantiasa bersifat meluaskan isi/materi
diskusi.
Secara garis besar perilaku berpikir kritis diatas dapat dibedakan dalam
beberapa kegiatan:
1.
2.
3.
4.
2)
Melawan manipulasi
3)
4)
5)
6)
7)
Daftar pustaka
Soeparto, Pitono, dkk. 2008. Filsafat Ilmu Kedokteran. Surabaya : GRAMIK.
Magnis, Franz. 1992. Filsafat sebagai Ilmu Kritis. Yogyakarta : Kanisius.
Muzaham, Fauzi. 1995. Memperkenalkan Sosiologi Kesehatan. Jakarta : Universitas
Indonesia.
www.fk.undip.ac.id/pengembangan-pendidikan//77-pembelajaran-kemampuanberpikir-kritis.html..//
www.uripsantoso.wordpress.com//2008/08/23/cara-berpikir-cerdik-kritis-danilmiah
http://yusufalamromadhon.blogspot.com/2008/06/persepsi-pemilik-blog-tentangkinerja.htm
http://re-searchengines.com/1007arief3.html...//