Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PLENO TRIGER 4 MODUL

INFEKSI DAN IMUNOLOGI


Fasilitator : drs.Almurdi
Ketua

: Ajeng Sawitri

Sekretaris: Siska Moriska


Notulen

: Raisa Talitha

Anggota

Fajri Ijrian

Diani Nur Pathona

Anggita Sifli Pakas

Mike Nofenia Basrial

Melvy Roza

Cyntia Arini

Fandy Sukowicaksono

Intan Suri Zulita

TRIGER 4
Seorang bayi laki berusia 7 hari dirawat di NICU RSI Siti Rahmah
dengan diagnosis sepsis neonatorum. Dokter memberi antibiotik
ampisilin 200mg/kg/hari dan gentamisin 5 mg/kg/hari secara
intravena sebagai terapi empirik karna obat tersebut bersifat broad
spectrum.
ampicilin merupakan antibiotik golongan penicilin yang mempunyai
struktur beta laktam yang bekerja dengan cara menghancurkan
dinding
sel.
Gentamisin
merupakan
antibiotic
golongan
Aminoglikosida yang bekerja dengan cara menghambat sintesis
protein pada bakteri. Kedua antibiotic tersebut bersifat bakterisidal.
Dokter melakukan skin test untuk mengindari kejadian efek samping
yang tidak diinginkan. Selain itu untuk memberi terapi definitive,
dokter melakukan pemeriksaan kultur darah dan uji sensitivitas.
Berdasarkan pemeriksaan tersebut ditemukan staphylococcus
aureus yang masih sensitive pada sebagian besar golongan
antibiotik dan rresisten pada antibiotic amoxicilin.

STEP 1

NICU

: neonatus intensive care unit

Sepsis neonatorum
imunitasnya lemah

Ampicilin

Gantamicin
: antibiotik golongan aminoglikosida yang bekerja
dengan cara menghambat sintesa protein pada bakteri

Terapi empiric
: penggunaan antibiotik untuk bakteri yang
belum diketahui jenisnya

Broad spectrum : spektrum luas

Penicilin
: antibiotik yang mempunyai struktur beta laktam yang
bekerja dengan menghancurkan dinding sel.

Beta laktam

: struktur antibiotik yang merusak dinding sel

Bakterisidal

: yang membunuh bakteri

Skin test

Terapi definitive : penggunaan antibiotik untuk bakteri yang sudah


diketahui jenisnya

Uji sensitivitas
: untuk mengetahui apakah bakteri sensitive
atau resisten terhadap suatu antibiotik

Staphylococcus aureus : bakteri coccus gram positif (+)

: infeksi berat pada neonatus yang terjadi akibat

: antibiotik golongan penicillin

: uji reaksi kulit terhadap antibiotik

STEP 2
1. Mengapa bayi mengalami sepsis neonatorum?
2. Bagaimana cara kerja penicilin? (farmako kinetik dan dinamik)
3. Mengapa bayi di trigger diberi ampicilin dan gentamicin ?
4. Penyakit apa saja yang dapat disebabkan oleh staphylococcus aureus ?
5. Mengapa harus dilakukan skin test, uji sensitivitas, dan pemeriksaan kultur
darah ?
6. Apa saja terapi empirik dan terapi devinitive dalam trigger?
7. Bagaimna morfologi staphylococcus aureus ?

8. Bagaimana prinsip penggunaan antibiotik untuk terapi empirik dan terapi


definitive ?
9. Mengapa staphylococcuc aureus resisten terhadap antibiotik amoxicilin?

STEP 3
1. a. Proses persalinan yang tidak higienis
b. nutrisi yang buruk pada saat hamil
c. bayi yang prematur
2. a. Farmako kinetik
Absorbsi : penicilin mudah dirusak oleh lambung, maka
penyerapan tidak sempurna
Distribusi : distribusi luas dalam tubuh, proteinnya 65% dalam
tubuh
Metabolisme : dilakukan oleh mikroba
Ekskresi : melalui ginjal > urine
b. Farmako dinamik mengganggu sintsesis dinding sel bakteri
sehingga menyebabkan lisis
3. Karena ampicilin menghancurkan dinding sel,
gantamicin menghambat sintesis protein pada bakteri

sedangkan

4. infeksi kulit dan subkutan


-Sepsis
-keracunan makanan
5. a. Skin tes untuk menghindari shock anafilatik pada bayi
b. Karena uji sensitivitas untuk mengetahui apakah bakteri
resisten terhadap antibiotik atau tidak
c. Karna pemeriksaan kultur darah untuk mengsolasi kuman dari
spesimen

6. Terapi empirik : diberi ampicilin dan gentamicin secara intravena


terapi definitive : dilakukan pemeriksaan kultur darah, dan uji
sensitifitas
7. sel sferis
-tersusun dalam kelompok tidak teratur
-tidak membentuk spora
-tidak motil
8. Lebih baik dilakukan terapi definitive terlebih dahulu
karna
pada terapi ini penggunaan antibiotik pada kasus infeksi sudah
diketahui pola bakterinya sehingga pasien tidak menunggu lama
jika tidak sembuh lakukan tes kepekaan (uji sensitifitas)
9. Karna amoxicilin antibiotik golongan penicilin yang memiliki
struktur teta laktam (gugus aktif), sedangkan staphylococcus aureus
menghasilkan enzim beta laktamase yang merusak cincin beta
laktam dari amoxicilin.

STEP 4

STEP 5
1. Pengelompokan antibiotik berdasarkan spektrum kerja
2. Pengelompokan antibiotik berdasarkan struktur kimia
3. Pengelompokan antibiotik berdasarkan mekanisme kerja
4. Penyebab resistensi terhadap antibiotik
5. Dosis, indikasi, kontraindikasi, dan side effect dari ampicilin dan
gentamicin

STEP 7
1.Penggolongan antibiotik erdasarkan spektrum kerja
a. Antibiotika spektrum luas (broad spectrum). Antibiotik berspektrum luas
sering kali dipakai untuk mengobati penyakit infeksi yang menyerang
belum diidentifikasi dengan pembiakan dan sensitifitas.
b. Antibiotika spektrum sempit (narrow spectrum) golongan ini terutama
efektif untuk melawan satu jenis organisme.
2.Penggolongan antibiotik Berdasarkan struktur kimia
a. Golongan Beta-Laktam, antara lain golongan sefalosporin
(sefaleksin, sefazolin, sefuroksim, sefadroksil, seftazidim), golongan
monosiklik, dan golongan penisilin (penisilin, amoksisilin).
b. Antibiotik golongan aminoglikosida yang dihasilkan oleh jenis-jenis
fungi Streptomyces dan Micromonospora
3. Penggolongan antibiotik berdasarkan mekanisme kerjanya

a. Inhibitor sintesis dinding sel bakteri memiliki efek bakterisidal


dengan cara memecah enzim dinding sel dan menghambat enzim
dalam sintesis dinding sel.
b. inhibitor sintesis protein bakteri memiliki efek bakterisidal atau
bakteriostatik dengan cara menganggu sintesis protein tanpa
mengganggu sel-sel normal dan menghambat tahap-tahap sintesis
protein.
c. Mengubah permeabilitas membran sel memiliki efek bakteriostatik
dan bakteriostatik dengan menghilangkan permeabilitas membran
dan oleh karena hilangnya substansi seluler menyebabkan sel
menjadi lisis.
d. Menghambat sintesa folat mekanisme kerja ini terdapat pada obatobat seperti sulfonamida dan trimetoprim
e. Mengganggu sintesis DNA. mekanisme kerja ini terdapat pada obatobat seperti metronidasol, kinolon, novobiosin. Obat-obat ini
menghambat asam deoksiribonukleat (DNA) girase sehingga
mengahambat sintesis DNA.
f. Antibiotik golongan tetrasiklin, khasiatnya bersifat bakteriostatis,
hanya melalui injeksi intravena dapat dicapai kadar plasma yang
bakterisid lemah
g. Antibiotik golongan makrolida, bekerja bakteriostatis terhadap
terutama bakteri gram-positif dan spectrum kerjanya mirip PenisilinG.
h. e. Antibiotik golongan linkomisin, dihasilkan oleh srteptomyces
lincolnensis (AS 1960). Khasiatnya bakteriostatis dengan spektrum
kerja lebih sempit dar ipada makrolida, terutama terhadap kuman
gram positif dan anaerob.
i. f. Antibiotik golongan kuinolon, senyawa-senyawa kuinolon
berkhasiat bakterisid pada fase pertumbuhan kuman, berdasarkan
inhibisi terhadap enzim DNA-gyrase kuman, sehingga sintesis
DNAnya dihindarkan.
j. g. Antibiotik golongan kloramfenikol, kloramfenikol mempunyai
spektrum luas. Berkhasiat bakteriostatis terhadap hampir semua
kuman gram positif dan sejumlah kuman gram negatif.
4.Mekanisme terjadinya resistensi terhadap antibiotik

Resistensi terhadap antibiotik bisa di dapat atau bawaan.


Mekanisme yang bertanggung jawab untuk resistensi terhadap
suatu antibiotika adalah sebagai berikut :
a. Menginaktivasi enzim yang merusak obat.
b. Mengurangi akumulasi obat.
c. Perubahan tempat ikatan.
d. Perkembangan jalur alternatif metabolik.
Populasi bakteri yang resisten terhadap antibiotik yang
berkembang dengan beberapa cara :
a. Seleksi
Dalam suatu populasi akan terdapat beberapa bakteri dengan
resistensi didapat. Kemudian obat mengeliminasi organisme yang
sensitif, sedangkan bakteri yang resisten mengalami proliferasi
b. Resistensi yang ditransfer
Gen yang mengkode mekanisme resistensi ditransfer dari satu
organisme ke organisme lain.
Berikut ini merupakan faktor faktor yang memudahkan
berkembangnya resistensi di klinik :
a. Penggunaan antibiotik yang sering
b. Penggunaan antibiotik yang irasional
c. Penggunaan antibitoik baru yang berlebihan
d. Penggunaan antibiotik untuk jangka waktu yang lama
e. Lain lain
Beberpa faktor lain yang berperan terhadap berkembangnya
resistensi ialah
kemudahan transportasi modern, perilaku seksual, sanitasi buruk,
dan kondisi
rumah yang tidak memenuhi syarat.
5. indikasi, kontraindikasi dan efek samping pemberian antibiotik
indikasi :

indikasi yang tepat dan benar dalam pemberian antibiotik pada


anak adalah bila penyebab infeksi tersebut adalah bakteri

Bila terdapat gejala infeksi sinusitis akut yang berat. pilihan pertama
pengobatan antibiotika untuk kasus ini cukup dengan pemberian
amoxicilin atau clavulanate.

Radang tenggorokan karena infeksi kuman sterptokokus

penyakit ini umumnya menyerang anak berusia 7 tahun atau lebih. Pada
anak usia 4 tahun hanya 15 % yang mengalami radang tenggorokan
karena kuman ini.

Infeksi saluran kemih

ISK dapat diketahui dengan pemeriksaan kultur urine

Penyakit tifus

Kontraindikasi
1. Pilek, panas dan batuk adalah gejala dari infeksi saluran napas atas
yang disebabkan oleh virus
2. Antibiotik tidak efektif mengobati infeksi saluran napas atas dan
tidak mencegah infeksi bakteri tumpangan
3. Pemberian antibiotik tidak akan memperpendek perjalanan penyakit
Efek samping pemberian antibiotik
1. Reaksi alergi
2. Reaksi toksik tergantung pada jenis obat dan faktor dalam tubuh
penderita.
3. Super infeksi, yaitu timbulnya infeksi baru karena penggunaan
antibiotik tertentu.
4. Resistensi bakteri.
5.

KESIMPULAN

Antibiotik dibedakan menjadi 3 golongan, yang pertama


golongan antibiotik berdasarkan spektrum kerja,yang kedua
antibiotik
berdasarkan
struktur
kimia.
Dan
antibiotik
berdasarkan mekanisme kerjanya. Setiap antibiotik memiliki
efek samping yang berbeda. Oleh karena itu, penggunaan
antibiotik harus dengan indikasi tang tepat.

Anda mungkin juga menyukai