Anda di halaman 1dari 1

Latar belakang

Provinsi Kalimantan Timur adalah pintu gerbang paling strategis bagi


peredaran narkoba di wilayah Indonesia Bagian Timur. Seiring dengan
hal tersebut, kasus HIV-AIDS di Kaltim pun meningkat tajam.
Samarinda adalah kota yang jumlah kasus HIVnya tertinggi di Kaltim.
Hingga Oktober 2014, tercatat 1.065 kasus HIV di Samarinda
(sumber:KPAP
Kaltim).
Yayasan Laras bergerak dalam pencegahan dan penanggulangan HIVAIDS di Kaltim, salah satu wilayah jangkauan Laras adalah Rutan Klas
IIB Samarinda. Warga Binaan Penjara (WBP) didampingi sejak 2009
oleh Laras. Dari sekitar 802 WBP, 50 persen diantaranya divonis
penjara karena kasus narkoba.

Deskripsi
masalah*:

Meskipun seharusnya penjara adalah sterile area dari narkoba, namun


kenyataannya kita tidak bisa menutup mata bahwa bisnis ini masih bisa
berjalan di dalam penjara. Laras menemukan fakta bahwa sebagian
besar WBP masih menggunakan shabu-shabu. Mereka mengakui
menggunakan shabu dengan cara disuntik dengan jarum yang tidak
steril. Ketiadaan bahan dasar untuk mensterilkan jarum, kelangkaan air
bersih di penjara, memaksa mereka menggunakan jarum suntik yang
tidak steril/bekas. Jika ini terus terjadi, maka kerentanan WBP terhadap
HIV akan meningkat. Jumlah WBP yang pernah menggunakan narkoba
suntik sebelum masuk penjara adalah 40 orang, sekitar 25 persen di
antaranya masih aktif menggunakan di dalam penjara.

Pembelajaran*:

Petugas Klinik Rutan telah mengetahui masalah ini sejak awal dan
mendiskusikan dengan Laras tentang solusinya. Pendekatan berbasis
komunitas melalui Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) adalah
pendekatan
yang
dipilih.
Kendala pertama yang ditemukan pada saat membentuk KDS adalah
sulitnya mengorganisir WBP karena takut ketahuan sipir. Laras dan
petugas Klinik merekrut anggota kelompok melalui kader kesehatan,
yaitu WBP yang bertugas merekrut, mengumpulkan, dan memberikan
informasi
bagi
WBP
di
blok-blok.
Saat ini, terdapat 15 - 20 WBP yang aktif mengikuti pertemuan KDS
secara rutin. Pertemuan membahas pengurangan dampak buruk
narkoba, bagaimana mengurangi pemakaian narkoba secara bertahap.

Intervensi perubahan perilaku melalui pendekatan komunitas adalah


langkah yang tidak mudah dilakukan di penjara. Pendekatan ini tentu
tidak akan bisa terlaksana jika tidak ada itikad baik dan dukungan yang
Kesimpulan/Tinda
luar biasa dari penanggung jawab Klinik Rutan yang bersedia
k lanjut*:
mengedepankan keberlangsungan hidup para tahanan di atas segalanya.
KDS adalah pendekatan humanis, yang diharapkan akan
mengembalikan keutuhan mereka sebagai manusia.

Anda mungkin juga menyukai