Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lembaga pemasyarakatan merupakan tempat untuk melaksanakan
pembinaan terhadap orang-orang yang dijatuhi hukuman penjara atau
kurungan berdasarkan keputusan pengadilan. Para penghuninya hidup
dengan aturan-aturan yang ditetapan oleh lembaga, tetapi karakter dari
penghuni-penghuni lain berpengaruh besar pada kehidupan mereka selama
di LP. Mereka hidup terpisah dari masyarakat dan yang unik adalah
penghuninya sama-sama mempunyai latar belakang masalah yang
mengharuskan mereka mendapatkan hukuman dan pada umumnya akan
diberi label yang tidak baik dalam masyarakat. Penghuni LP kebanyakan
adalah laki-laki, tetapi jumlah wanita dan remaja juga ikut berpengaruh
pada populasi keseluruhan.
Umumnya para narapidana menjalani hukuman karena suatu
tindakan yang melanggar hukum seperti pembunuhan, pencurian,
penipuan, pemerkosaan, penggunaan obat-obat terlarang, dll. Dalam
makalah ini, yang disoroti adalah tentang pembinaan pada narapidana
dengan kasus narkoba karena para narapidana narkoba kondisinya sangat
berbeda yaitu mempunyai karakter dan perilaku yang berbeda akibat
penggunaan narkoba yang telah dikonsumsinya. Diantaranya adalah
kurangnya tingkat kesadaran akibat rendahnya kamampuan penyerapan,
keterpurukan kesehatan dan sifat overreaktif dan overproduktif. Dengan
kondisi demikian, maka perlu penanganan khusus pada narapidana
narkoba dibandingkan dengan narapidana yang lain.
Perawat sebagai profesi yang berorientasi pada manusia mempuyai
andil dalam memberikan pelayanan kesehatan di LP dalam bentuk
“Correctional Setting”. Perawat memberikan pelayanan secara
menyeluruh. Maka perawat menerapkan praktik correctional setting karena
di lapas tenaga medis dan tenaga pembina khusus narapidana narkoba
belum tersedia dan narapidana narkoba dicampur menjadi satu sel dengan
narapidan kasus lain.
B. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dari correctional setting
2. Mahasiswa mampu menjelaskan area dari correctional setting
3. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah kesehatan yang ada di
correctional setting
4. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada correctional
setting
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Correctional setting adalah pelayanan kesehatan pada suatu


komunitas yang terisolasi, tertutup dari masyarakat, yang mempunyai
aturan dan kehidupan dengan karakteristik yang dibentuk oleh
penghuninya dan perawat harus menseting lingkungan tersebut agar
pelayanan kesehatan dapat terpenuhi.

Correctional setting merupakan praktik keperawatan yang relatif


baru bagi keperawatan komunitas. Praktik ini menawarkan posisi yang
menantang bagi perawat kesehatan komunitas untuk memperluas batas
praktek keperawatan.

B. Area Correctional Setting


Correctional setting dibagi dalam 3 type fasilitas:
1. Prisons, yaitu fasilitas federal atau negara bagian yang memberikan
hukuman lebih dari 1 tahun bagi para narapidana dan biasanya dengan
kasus kriminal.
2. Jails, yaitu fasilitas untuk wilayah lokal untuk menahan para detaines
dan imates. Detaines atau tahanan yaitu orang yang belum diputuskan
bersalah dan belum ada jaminan atau karena belum ada jaminan bagi
mereka.
3. Juvenille detention facillities, yaitu tempat untuk anak-anak dan
remaja yang dihukum karena masalah criminal dan menjalani masa
percobaan tetapi tidak dapat dibebaskan tanpa ada tanggungjawab dari
orang dewasa.

Pelayanan kesehatan correctional setting perlu sekali dilakukan karena


beberapa alasan:
1. Hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara adil dan optimal
dan melarang kekejaman serta hukuman yang tidak wajar bagi para
tahanan untuk mencegah terjadinya cedera atau penyakit.
2. Para penghuni hidup dalam kemiskinan atau kekurangan,
berpendidikan rendah dan gaya hidup yang tidak sehat seperti
penyalahgunaan obat. Karena banyak penghuni yang tidak mampu
membayar pelayanan kesehatan diluar maka biaya akan ditanggung
oleh lembaga tersebut.
3. Untuk mencegah penularan penyakit dari lembaga pemasyarakatan ke
komunitas, atau para antar penghuni.
C. Masalah kesehatan dalam correctional setting
a. Kesehatan mental
Menurut data dari Bureau of justice, 1999 kira-kira 285.00 tahanan
dilembaga pemasyarakatan mengalami gangguan jiwa. Penyakit jiwa
yang sering dijumpai adalah skozofrenia, bipolar affective disorder
dan personallity disorder. Karena banyak yang mengalami gangguan
kesehatan jiwa maka pemerintah harus menyediakan pelayanan
kesehatan mental.
b. Kesehatan fisik
Perawatan kesehatan yang paling penting adalah penyakit kronis dan
penyakit menular seperti HIV, Hepatitis, dan Tuberculosis.
1. HIV
Angka kejadian HI dianara parra narapidana diperkirakan 6 kali
lebih tinggi daripada populasi umum. Tingggiinya angka infeksi
HIV ini berkaitan dengan perilaku yang beresiko tinggi seperti
penggunaan obat-obatan, seksual intercourse yang tidak aman dan
pemakaian tato. Pendekatan yang dilakuukan untuk menekan
angka kejadian yaitu dengan dilakukannya penegaan dan program
pendidikan kesehatan mengenai HIV dan AIDS.
2. Hepatitis
Hepatitis B dan C meningkat lebih tinggi daripada populasi umum
walaupun data yang ada belum lengkap. Hal ini berkaitan dengan
penggunaan obat-obat lewat suntikan, tato, imigran dari daerah
dengan insiden hepatitis B dan C tinggi. National Commision On
Correction Health Care (NCCHC) menyarankan agar dilakukan
skrinning pada semua tahanan dan jika di indikasikan pendidikan
bagi semua staff dan tahanan mengenai cara penyebaran,
pencegahan, pengobatan, dan kemajuan penyakit.
3. Tuberculosis
Angka TB tiga kali lebih besar di LP dibanding populasi umum.
Hal ini terkait dengan kepadatan penjara dan ventilasi yang buruk,
yang mempengaruhi penyebaran penyakit. Pada tahun 1996,
lembaga yang menangani tuberkulosis yaitu CC
merekomendasikan pencegahan dan pengontrolan TB dilembaga
masyarakat yaitu :
a. Diadakannya skrinning TB bagi semua staf dan tahanan
b. Diadakan pencegahan transmisi penyakit dan diberikan
pengobatan yang sesuai
c. Monitoring dan evaluasi skrinning

Populasi yang memiliki masalah kesehatan pada lembaga pemasyarakatan


yang unik, yaitu :

1. Wanita
Masalah kesehatan yang ada mungkin lebih kompleks misalnya
tahanan wanita yang dalam keadaan hamil, meningggalkan anak dalam
pengasuhan oranglain (terpisah dari anak), korban penganiayaan dan
kekerasan sosial, penyalahgunaan obat terlarang. Tetapi pelayanan
kesehatan yang sela ini diberikan belum cukup maksimal untuk
memenuhi kebutuhan mereka seperti pemeriksaan ginekologi untuk
wanita hamil dan korban kekerasan seksual. NCCHC menawarkan
ketentuan-ketentuan berikut untuk pemenuhan pelayanan kesehatan :
a. LP memberikan pelayanan lengkap secara rutin termasuk
pemeriksaan ginekologi secara komprehensif
b. Pelayanan kesehatan komprehensif meliputi kesehatan reproduksi,
korban dari penipuan, konseling berkaitan dengan peran sebagai
orangtua dan pemakaian obat-obatan dan alkohol.
2. Remaja
Meningkatnya jumlah remaja yang terlibat tindak kriminal membuat
mereka harus ikut dihukum dan ditahan seperti orang dewasa. Hal ini
akan menghalangi penemuan kebutuhan untuk berkembang seperti
perkembangan fisik, emosi dan nutrisi yang dibutuhkan. Para remaja
ini akan mempunyai masalah-masalah kesehatan seperti kekerasan
seksual, penyerangan oleh tahanan lain atau tindakan bunuh diri.
Disini perawat harus memantau tingkat perkembangan dan
pengalaman mereka perlu waspada bahwa pada usia ini paling rentan
terkena masalah kesehatan.

D. Asuhan Keperawatan dalam Correctional Setting


a. Pengkajian
1. Pengkajian Sosial
a) Umur
Saat ini semakin banyak orang yang tinggal dalam panti
rehabilitasi baik anak muda maupun dewasa. Sebagian besar
pelanggaran yang dilakukan oleh remaja berhubungan dengan
kekerasan dan penyalahgunaan obat. Semakin banyak anak
muda yang masuk penjara dan diperlakukan seperti orang
dewasa. Hal ini berarti bahwa pemberian pelayanan kesehatan
harus memenuhi kebutuhan perkembangan usia ini seperti
memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis.
Dalam institusi correctional juga terjadi peningkatan
jumlah orang dewasa secara signifikan. Proses penuaan pada
penghuni penjara berarti bahwa perawat harus mengatasi
masalah utama yang terjadi pada orang dewasa.
b) Fisik
Saat ini semakin banyak orang tinggal dalam panti
rehabilitas baik anak muda maupun dewasa. Sebagian besar
pelanggaran yang dilakukan oleh remaja berhubungan dengan
kekerasan dan penyalahgunaan obat. Semakin banyak anak
muda yang masuk penjara dan diperlakukan seperti orang
dewasa. Hal ini berarti bahwa pemberian pelayanan kesehatan
harus memenuhi kebutuhan perkembangan usia ini seperti
memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis.
Dalam institusi correctional juga terjadi peningkatan jumlah
orang dewasa secara signifikan. Proses penuaan pada penghuni
penjara berarti bahwa perawat harus mengatasi masalah utama
yang terjadi pada orang dewasa.
c) Genetik
Ada 2 faktor genetik yang mempengaruhi kesehatan dalam
correctional setting adalah jenis kelamin dan etnisitas.
 Jenis kelamin
Secara umum fasilitas dalam institusi correctional
terpisah antara pria dan wanita. Sehingga perawat yang
bekerja dengan tahanan pria tidak bekerja seperti
tahanan wanita. Namun apapun gender, perawat munkin
menemukan masalah yang unik dalam kelompok baik
pria maupun wanita. Tahanan wanita mengalami
maalah kesehatam yang berbeda karena jumlah mereka
kecil.
 Etnisitas
Merupakan aspek lain yang dipertimbangkan dalam
populasi penjara. Anggota kelompok minoritas
mempunyai status kesehatan yang rendah dan memiliki
resiko terkena penyakit menular selama di penjara.
Perawat mengkaji kelompok minoritas ini untuk
mengetahui masalah utama yang terjadi pada kelompok
ini.
2. Pengkajian Epidemiologi
Perawat dalam Correctional setting perlu mengkaji klien
secara individu untyk mengetahui masalah kesehatan fisik. Perawat
perlu untuk mengidentifikasi masalah yang memiliki kejadian yang
tinggi di institusi. Area yang perlu diperhatikan meliputi penyakit
menular, penyakit kronik, cedera dan kehamilan.
 Penyakit menular meliputi TBC, HIV, AIDS, hepatitis B,
dan penyakit seksual lain.
 TBC
Perawat sebaiknya menanyakan gejala dan riwayat
penyakit agar pasien yang terinfeksi dapat diisolasi.
 HIV AIDS
Perawat mengkaji riwayat HIV, perilaku beresiko tinggi
dan riwayat atau gejala infeksi oportunistik yang
mungkin terjadi pada semua tahanan.
 Hepatitis B dan penyakit seksual lain
Perawat mengkaji riwayat penyakit menular seksual dan
hepatitis B serta waspada adanya tanda fisik dan gejala
penyakit ini.
 Penyakit kronis yang biasa terjadi antara lain: diabetes,
hipertensi, penyakit jantung, dan paru serta kejang.
Perawat harus mengkaji dengan tepat riwayat
kesehatan dari klien, anggota keluarga dan pemberi
pelayanan kesehatan di komunitas. Perawat harus mengkaji
adanya penyakit/kondisi kronik pada klien dan
mengidentifikasi masalah dengan tingkat kejadian yang
tinggi di institusi/populasi dimana ia bekerja.
 Cedera
Merupakan area lain dari fungsi fisiologis yang harus dikaji
oleh perawat. Cedera mungkin diakibatkan karena aktivitas
sebelum penahanan, tindakan petugas atau kecelakaan yang
terjadi selama di tahanan. Perawat harua memperhatikan
potensial terjadinya cedera internal dan mengkaji tanda-
tanda trauma.
 Kehamilan
3. Pengkajian Perilaku dan Lingkungan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan di
correctional setting meliputi diet, penyalahgunaan obat, merokok,
kesempatan berolahraga/rekreasi, serta penggunaan kondom di
lingkungan correctional setting.
Pengkajian psikologis pada correctional setting juga penting
karena:
a) Banyak tahanan yang mengalami penyakit mental yang terjadi
selama berada di tahanan.
b) Berada di tahanan merupakan hal yang menimbulkan stress dan
menimbulkan efek psikis seperti depresi dan bunuh diri.
Perawat di correctional setting harus mewaspadai tanda-tanda
depresi dan masalah mental (correctional setting) lain pada
tahanan dan mengkaji potensi terjadinya bunuh diri. Semua
correctional setting harus mempunyai program pencegahan
bunuh diri dan penanganan bunuh diri. Perawat harus
melakukan pengawasan yang ketat pada tahanan yang berada
dalam isolasi.
c) Lingkungan dalam correctional setting juga dapat
menimbulkan kekerasan seksual yang menimbulkan
konsekuensi psikis. Dalam mengkaji hal ini, perawat harus
mewaspadai tanda-tanda kekerasan dan menanyakan pada klien
mengenai masalah ini. Jika kekerasan seksual telah terjadi,
perawat perlu untuk melindungi klien dari cedera yang lebih
lanjut.
d) Layanan kesehatan mental mungkin kurang di beberapa
correctional setting.
e) Tahanan yang dihukum mati, memerlukan dukungan emosi dan
psikologis. Perawat harus mengkaji masalah psikis yang timbul
dan membantu mereka melalui konseling dengan tepat.
4. Pengkajian Administratif dan Policy
Perawat di cirrectional setting juga mengkaji keadekuatan
sistem pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan tahanan.
Fasilitas di correctional setting bisa menggunakan salah satu
pendekatan di bawah ini untuk menyediakan perawatan kesehatan
untuk tahanan.
a) Layanan kesehatan diberikan oleh staf yang bekerja di
institusi.
b) Membuat kontrak dengan agensi untuk menyediakan
pelayanan kesehatan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Instrument Assessment Correctional Setting/Tatanan Lembaga
Permasyarakatan
1. Instruen self-reporting questionnaire (SRQ-20)
Nama :
Tanggal :
Alamat :
Telepon/HP:
Petunjuk : Bacalah petunjuk ini seluruhnya sebelum mulai mengisi.
Pertanyaan berikut berhubungan dengan masalah yang mungkin
mengganggu anda selama 30 hari terakhir. Apabila anda menganggap
pertanyaan itu berlaku bagi anda dan anda mengalami masalah yang
disebutkan dalam 30 hari terakhir, berilah tanda pada kolom Y.
Sebaliknya, apabila anda menganggap pertanyaan it tidak berlaku bagi
anda dan anda tidak mengalami masalah yang disebutkan dalam 30 hari
terakhir, berilah tanda pada kolom T. Jika anda tidak yakin tentang
jawabannya, berilah jawaban yang paling sesuai di antara Y dan T.
Kami tegaskan bahwa, jawaban anda bersifat rahasia, dan akan
digunakan hanya untuk membantu pemecahan masalah anda.
No Pertanyaan Y T
1 Apakah anda sering menderita sakit kepala?
2 Apakah anda kehilangan nafsu makan?
3 Apakah tidur anda tidak lelap?
4 Apakah anda mudah menjadi takut?
5 Apakah anda merasa cemas, tegang dan khawatir?
6 Apakah tangan anda gemetar?
7 Apakah anda mengalami gangguan pencernaan?
8 Apakah anda merasa sulit berpikir jernih?
9 Apakah anda merasa tidak bahagia?
10 Apakah anda lebih sering menangis?
11 Apakah anda mengalami kesulitan untuk mengambil
keputusan?
12 Apakah anda merasa sulit untuk menikmati aktivitas
sehari-hari?
13 Apakah aktivitas anda terbengkalai?
14 Apakah anda merasa tidak mampu berperan dalam
kehidupan ini?
15 Apakah anda kehilangan minat dalam banyak hal?
16 Apakah anda merasa tidak berharga?
17 Apakah anda mempunyai pikiran untuk mengakhiri
hidup anda?
18 Apakah anda merasa lelah sepanjang waktu?
19 Apakah anda merasa tidak enak diperut?
20. Apakah anda mudah lelah?
Interpretasi:
a. Tidak terdapat nilai cut off yang universal yang dapat digunakan.
b. Dalam kebanyakan situasi 5 sampai 7 jawaban YA pada no 1-20 (gejala
neurosis) mengindikasikan adanya masalah psikolog.

2. Apakah saya atau seseorang di dekat saya mengalami hal-hal berikut :


No Pertanyaan Y T
1 Merasa kuatir atau takut yang
berlebihan ?
2 Merasa gelisah atau tidak dapat duduk
tenang?
3 Mudah berkeringat dingin, berdebar-
debar atau gemeter?
4 Merasa murung, mudah sedih?
5 Kehilangan minat atau ketertarikan
terhadap aktivitas sehari-hari?
6 Sulit berkonsentrasi?
7 Perasaan mudah lelah, gangguan
lambung, sakit kepala atau keluhan fisik
lain yang berkepanjangan?
8 Mengalami ketakutan atau mempunyai
pikiran-pikiran yang tidak masuk akal
(merasa seseorang bermaksud
mencelakai, curiga berlebihan, orang-
orang membicarakan dirinya)?
9 Melihat bayangan atau mendengar suara-
suara yang tidak jelas sumbernya
(halusinasi)?
10 Menggunakan alkohol atau narkoba?

Interpretasi:

a. Bila jumlah jawaban Ya, sebanyak 3(tiga) atau lebih pada pertanyaan 1-7,
atau
b. Bila jumlah jawaban Ya, sebanyak 1(satu) atau lebih pada pertanyaan 8-10
Sebaiknya menghubungi pesikiater/psikolog.
3. Instrumen skrining kekerasan pada perempuan
Berilah tanda cek didepan jawaban yan sesuai dengan kondisi WBP
perempuan.
 Secara umum, bagaimana anda menggambarkan hubungan anda
dengan pasangan?
 Penuh ketegangan
 Agak ada ketegangan
 Tanpa ketegangan
 Apakah anda dan pasangan anda mengatasi pertengkaran mulut
dengan
 Sangat kesulitan
 Agak kesulitan
 Tanpa kesulitan
 Apakah pertengkaran mulut mengakibatkan anda merasa
direndahkan atau merasa tidak nyaman dengan diri sendiri?
 Sering
 Kadang-kadang
 Tidak pernah
 Apakah pertengkaran mulut mengakibatkan pasangan anda
memukul, menendang atau mendorong?
 Sering
 Kadang-kadang
 Tidak pernah
 Apakah anda merasa ketakutan pada yang dikatakan atau dilakukan
oleh pasangan anda?
 Sering
 Kadang-kadang
 Tidak pernah
 Pernahkah pasangan anda melakukan kekerasan emosional pada
anda?
 Sering
 Kadang-kadang
 Tidak pernah
 Pernahkah pasangan anda melakukan kekerasan seksual pada
anda?
 Sering
 Kadang-kadang
 Tidak pernah

4. Pertanyaan skrining kekerasan di lapas


Catatan: pertanyaan-pertanyaan digunakan sebagai kerangka acuan bagi
petugas.
Petugas diminta untuk menanyakan pertanyaan berikut kepada semua
(sebaiknya datang sendiri/tidak ditemani):

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah Anda pernah merasa takut kepada
orang lain selama tinggal di sini?
2. Dalam tahun terakhir, Apakan anda pernah
dipukul, ditendang, ditinju atau disakiti?
3. Dalam tahun terakhir, apakah Anda pernah
merasa direndahkan, dipermalukan, dikontrol,
atau dibatasi atas apa yang Anda lakukan?
4. Dalam tahun terakhir, apakah Anda pernah
diancam untuk disakiti secara fisik ataupun
seksual?
Jika nomor 4 : Ya
5. Apakah Anda pernah dipaksa melakukan
hubungan seksual atau perlakuan tidak
menyenangkan lain yang bersifat seksual
Apabila telah teridentifikasi ada 1 atau lebih jawaban Ya dari
pertanyaan tersebut di atas, teruskan ke pertanyaan 6 dan 7.
6. Apakah Anda ingin dibantu [sehubungan]
dengan apa yang Anda alami sekarang?
7. Apakah Anda ingin formulir ini diberikan
kepada dokter?

BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Etika Prisma Karunianingrum.Asuhan Keperawatan Corektional Setting.
https://id.scribd.com/doc/188785455/ASUHAN-KEPERAWATAN-
COREKTIONAL-SETTING di unduh 10 April 2020
Megah Andriany.2008.Pengalaman Narapidana Wanita Dalam Menghadapi Masa
Kebebasan Di Lapas Wanita Kelas IIA Semarang.FIK UI di unduh 13 April 2020
Indonesia Kementrian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Kesehatan
Masyarakat.2017.Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi
Warga Binaan Permasyarakatan Usia Dewasa di Rumah Tahanan Negara dan
Lembaga Permasyarakatan.Jakarta.Kementrian Kesehatan RI di unduh 13 April 2020

Anda mungkin juga menyukai