PENDAHULUAN
Mioma adalah tumor jinak otot polos yang terdiri atas unsur-unsur
otot[1], berupa sel-sel otot polos serta jaringan pengikat fibroid dan
kolagen[2]. Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat
yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah
fibromioma, leiomioma, ataupun fibroid. Menurut letaknya, mioma dapat
kita dapati sebagai mioma submukosum, mioma intramural, dan mioma
subserosum[3].Usia reproduktif menjadi faktor resiko terjadinya mioma
karena kadar hormon ovarium yang dicurigai sebagai penyebab mioma
masih tinggi[4]. Pada usia reproduktif, terdapat peningkatan insidensi
terjadinya mioma uteri seiring bertambahnya usia [5]. Kejadian mioma uteri
paling banyak ditemui pada umur 35-45 tahun, kurang lebih sebesar
25%[3].
Penyebab sebenarnya dari mioma uteri masih belum jelas [6]. Tidak
ada
bukti
bahwa
mioma,namun
hormonestrogen
diketahui
estrogen
berperan
berpengaruh
sebagai
penyebab
dalampertumbuhan
pemeriksaan
ginekologik
karena
tumor
ini
tidak
mengganggu[3].Tanda dan gejala dari mioma uteri hanya terjadi pada 35 50% pasien[2] dan sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini
berada (serviks, intramural, submukus, subserus), besarnya tumor,
perubahan dan komplikasi yang terjadi [3], serta jumlah mioma[2].Gejala
yang sering ditemui antara lain adalah perdarahan abnormal, nyeri
panggul,
gejala
penekanan,
dan
disfungsi
reproduksi [2].Pendekatan
hormon,
ataupun
tindakan
operatif
dengan
melakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Definisi
Mioma adalah tumor jinakotot polos yang terdiri atas unsur-unsur
otot[1], berupa sel-sel otot polos serta jaringan pengikat fibroid dan
kolagen[2].Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat
yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah
fibromioma, leiomioma, ataupun fibroid[3].
Sarang mioma di uterus yang berasal dari serviks uterus hanya 13%,
sisanya
berasal
dari
korpus
uterus.Menurut
letaknya,
mioma
dikenalsebagai[3]:
a) Mioma
submukosum:
miomaberada
di
bawah
endometrium
dan
dilahirkan
melalui
saluran
serviks
menjadi
polip,
(myomgeburt).Mioma
membebaskan
diri
dari
uterus,
sehingga
disebut
menjadi kecil[3].
Degenerasi hialin: perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita
berusia lanjut. Tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen.
Dapat meliputi sebagian besar atau hanya sebagian kecil daripadanya
seolah-olah memisahkan satu kelompok serabut otot dari kelompok
lainnya[7].
Degenerasi kistik: dapat meliputi daerah kecil maupun luas, di mana
sebagian dari mioma menjadi cair, sehingga terbentuk ruanganruangan yang tidak teratur berisi seperti agar-agar, dapat juga terjadi
pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai
limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini tumor sukar dibedakan
nekrosis
subakut
sebagai
gangguan
vaskularisasi.
Pada
2.2.
dicurigai
menemukan
sebagai
27%
penyebab
wanita
berumur
mioma
25
tinggi [4].
Novak
mempunyai
sarang
masih
tahun
[2]
wanita
berkulit
uniseluler[6].
Transformasineoplastik
dari
miometrium
menjadi
diketahui
estrogen
berpengaruh
dalampertumbuhan
Cell
nest
atau
teori
genitoblast.
Percobaan
Lipschutz
yang
Puukka
dan
kawan-kawan
menyatakan
bahwa
reseptor
berperan
dalampembesaran
tumor
dengan
estrogen
dapat
dicegah
dengan
pemberian
preparat
bahwa
hormonprogesteron
memungkinkan
2.4.
pada
pemeriksaan
ginekologik
karena
tumor
ini
tidak
mengganggu[3].Tanda dan gejala dari mioma uteri hanya terjadi pada 35 50% pasien[2]. Gejala yang dikeluhkan sangat tergantung pada tempat
sarang mioma ini berada (serviks, intramural, submukus, subserus),
besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi [3], serta jumlah
mioma[2]. Gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut.
mioma
submukosum
yang
subserosum[2,9].Pada
akan
dilahirkan,
pengeluaran
pertumbuhannya
mioma
yang
mioma
uteri.
Penekanan
pada
kandung
kemih
akan
kornu
dapat
menyebabkan
sumbatan
dan
gangguan
bentuk
menyebabkan
kavum
disfungsi
uteri
karena
reproduksi[2,10].
adanya
Mioma
mioma
submukosum
dapat
juga
Diagnosis
Seringkali penderita sendiri mengeluh akan rasa berat dan adanya
penonjolan
massa
maupun
adanya
pembesaran
yang
berhubungan
dengan
uterus.Mioma
intramural
akan
inversio
uteri;
mioma
intramural
harusdibedakan
dengan
suatu
Penatalaksanaan
Secara umum penatalaksanaan mioma uteri dibagi atas 2 metode,
hasil
untuk
memperbaiki
gejala-gejala
klinis
yang
mioma
uteri
terlambat[3].Pemberian
sering
GnRHa
mengalami
sebelum
menopause
dilakukan
yang
tindakan
adalah
pengambilan
sarang
mioma
saja
tanpa
Pengambilan
sarang
mioma
subserosum
dapat
mudah
akan
masih
memerlukan histerektomi[3].Dewasa
ini
ada
laparoskopi[2].
Hiesterektomi
pervaginam
jarang
dilakukan
karena uterus harus lebih kecil dari telor angsa dan tidak ada
perlekatan
dengan
sekitarnya.
Adanya
prolapsus
uteri
akan
minggu[2].
Radioterapi. Tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi
sehingga penderita mengalami menopause. Radioterapi ini umumnya
hanya dikerjakan jika terdapat kontra indikasi untuk tindakan operatif.
Akhir-akhir ini kontra indikasi tersebut makin berkurang. Radioterapi
hendaknya hanya dikerjakan apabila tidak ada keganasan pada
uterus[3].
Terapi
histerektomi.
yang
Dari
terbaik
untuk
berbagai
mioma
pendekatan,
uteri
adalah
prosedur
melakukan
histerektomi
Komplikasi
11
mioma
dapat
mengalami
nekrosis
dan
infeksi
yang
2.8.
Prognosis
Histerektomi merupakan tindakan penatalaksanaan kuratif pada
perlu
diperhatikan
pada
miomektomi
adalah
terjadinya
uteri
dapat
mempengaruhi
kehamilan,
misalnya
12
guna
13
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1.
Identitas Pasien
Nama
: Ny. SA.
Umur
: 45 tahun.
Agama
: Islam.
Suku/Bangsa : Sasak/WNI.
Alamat
: Labuapi, LOBAR.
Pendidikan : S1.
Pekerjaan
: PNS.
: 5Januari 2015.
3.2. Anamnesis
a. Keluhan Utama:
Pasien datangdengan keluhan banyak keluar darah lewat jalan lahir.
b. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhankeluar darah dari jalan lahir secara terus-menerus
kurang lebih sejak satu bulan yang lalu (Desember 2014). Darah yang keluar seperti
darah haid yang disertai rasa nyeri pada perut bagian bawah. Pasien mengatakan
bahwa ia dapat menghabiskan 5 pembalut setiap hari. Sebelum mengalami
perdarahan yang terus-menerus saat ini, pasien tidak pernah mengalami masalah pada
siklus menstruasinya.Pasien menyangkal adanya rasa penuh pada perut bagian bawah,
gangguan pada salurankemih, ataupun adanya gangguan pada saluran cerna.
c. Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien mengaku tidak pernah mengalami gejala seperti ini sebelumnya, dan
tidak memiliki riwayat hipertensi (-), diabetes mellitus (-), asthma (-), maupun
penyakit berat lainnya.
d. Riwayat Penyakit Keluarga:
Pasien menyangkal adanya keluarga pasien yang pernah mengalami gejala
serupa. riwayat hipertensi (-), diabetes mellitus (-), asthma (-), maupun penyakit berat
lainnya di keluarganya.
e. Riwayat Obstetri:
Pasien lupa kapan pertama kali haid. Siklus haid selama 28-30 hari, lama haid
4-6 hari yang disertai nyeri selama haid.Pasien mengaku bahwa haidnya memang
14
tidak teratur sejak 3 tahun yang terakhir. Pasien telah menikah 1 kali dan sudah
memiliki2 anak, dimana anak termudanya berusia 12 tahun. Pasien belum pernah
menggunakan alat atau metode kontrasepsi apapun sebelumnya.
3.3. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis:
Keadaan Umum : Baik, pucat.
GCS
: E4V5M6.
Tekanan Darah : 110/80 mmHg.
Nadi
: 84 x/menit.
Pernafasan
: 20 x/menit.
Suhu
: 36,7 C.
Mata
: Konjungtiva anemis(+/+), sclera ikterik(-/-).
Jantung
: S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-).
Paru
: Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-).
Abdomen
: Supel, dalam batas normal.
Ekstremitas
: Edema (-/-).
b. Status Ginekologi:
Palpasi: Fundus uteri tidak teraba, sedikit teraba massa kenyal pada bagian bawah
3.4.
a.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium tanggal 2/01/2015:
Hb : 11,3 g/dl
RBC
Hct : 38,6 %
MCV
: 83,6 fl
MCH
: 24,4 pg
: 4,46x 106/L
15
b.
WBC
Plt :250.000/L
HBsAg : (-)
SGOT : 22 mg/dl.
SGPT : 26 mg/dl.
: 8.4x 103/L
Pemeriksaan USG:
Uterus membesar dengan gambaran miomatik, ukuran 10 x 9 cm.
Diagnosis: mioma uteri
3.5. Diagnosis
Mioma uteri.
3.6. Rencana Tindakan:
Observasi kesra dan tanda vital pasien.
Infus RL 20 tetes/menit.
Observasi perdarahan.
Cari tanggal untuk operasi elektif dijadwalkan pada tanggal 6Januari 2015.
Operasi tanggal 6Januari 2015.
Diagnosis pre-operasi: mioma uteri.
Tindakan operasi: TAH BSO (total abdominal histerektomi dan bilateral
saplingooferektomi).
Temuan intraoperatif:
- Ukuran uterus ~ usia kehamilan 16-18 minggu, tidak dibelah.
16
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada laporan kasus ini terdapat seorang pasien wanita berusia 45
tahun
dengan
diagnosis
mioma
uteri.Sampai
saat
ini
penyebab
sebenarnya dari mioma uteri masih belum jelas [6]. Faktor predisposisi pada
pasien ini adalahusia pasien, 45 tahun. Pada usia reproduktif, terdapat
peningkatan insidensi terjadinya mioma uteri seiring bertambahnya
usia[5]. Usia reproduktif menjadi faktor resiko terjadinya mioma karena
kadar hormon ovarium yang dicurigai sebagai penyebab mioma masih
tinggi[4]. Kejadian mioma uteri paling banyak ditemui pada umur 35-45
tahun, kurang lebih sebesar 25%[3]. Pasien yang multipara bukanlah faktor
resiko munculnya mioma uteri pada pasien, karena mioma uteri ini lebih
sering didapati pada wanita nulipara atau yang kurang subur[3].
Diagnosa mioma uteri ditegakan berdasarkan gejala yang timbul,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang ada [2]. Gejala-gejala
yang ditemui pada pasien adalah gangguan pada siklus menstruasinya
yaitu menoragia dan dismenorea. Namun tidak ditemui adanya gejala
penenkanan pada pasien. Pada pemeriksaan fisik juga sulit untuk
menentukan posisi mioma karena letak mioma yang sulit dipalpasi.
Namun
tidak
ditemukannya
nyeri
tekan
pada
bagian
suprapubis
17
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan pada kasus ini adalah:
1. Sebagian besar data-data yang didapatkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjangpada pasien ini mengarah pada diagnosismioma uteri.
2. Penatalaksanaan pada pasien ini yaitu total abdominal histerektomi dengan bilateral
salpingooferektomi. Penatalaksanaan operatif ini dilakukan karena pembesaran uterus
akibat mioma intramural yang difus, usia pasien yang sudah mendekati usia
menopause, dan untuk mencegah kenungkinan timbulnya keganasan
pada daerah di sekitar pelvis.
3. Pemeriksaan patologi anatomi dari sarang mioma yang diangkat perlu dilakukan untuk
menyingkirkan kemungkinan adanya keganasan.
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Dorland WAN. Kamus kedokteran Dorland edisi 29. Jakarta: EGC;
2002.
2. Hadibroto BR. Mioma uteri. Majalah Kedokteran Nusantara. 2005 Sept; 38(3):
254-9.
3. Wiknjosastro H. Ilmu kandungan, ed 2. Jakarta: YBPSP; 2007.
4. Monga A. Gynaecology by ten teachers, 18thed. New York: Edward Arnold: 2006.
5. Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD,
Cunningham FG. Williams gynecology. New York: McGraw-Hill; 2008.
6. DeCherney AH, Nathan L, Goodwin TM, Laufer N. Current diagnosis
&treatment:obstetrics &gynecology, 10thed. New York: McGraw-Hill; 2007.
7. Hamilton-Fairley D. Lecture notes: obstetrics and gynaecology, 2 nd ed.
Massachusetts: Blackwell Publishing; 2004.
8. Berek JS. Berek & Novaks gynecology, 14th ed. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins; 2007.
9. Fortner KB, Szymanski LM, Fox HE, Wallach EE. Johns Hopkins manual of
gynecology and obstetrics, 3rd ed. Maryland: Lippincott Williams & Wilkins;
2007.
10. Gibbs RS, Karlan BY, Haney AF, Nygaard I. Danforths obstetrics and
gynecology, 10th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2008.
11. Norwitz ER, Arulkumaran S, Symonds IM, Fowlie A. Oxford American
handbook of obstetrics and gynecology, 1st ed. New York: Oxford University
Press; 2007.
19