Anda di halaman 1dari 21

INSTALASI LISTRIK RUMAH

Jasa pemasangan Instalasi listrik di


rumah tangga / rumah tinggal, mulai
dari instalasi listrik di rumah
sederhana sampai dengan instalasi
listrik di rumah bertingkat.

Sebagai kelengkapan rumah tinggal, listrik adalah elemen penting dari rumah itu sendiri. Oleh karena
itu faktor kenyamanan dan keamanan sangat harus diperhatikan ketika kita melakukan
pemasanganinstalasi listrik di rumah, sehingga dalam penggunaanya tidak menimbulkan masalah.
Masalah yang bisa ditimbulkan dari pemasangan instalasi listrik rumah yang salah, seperti kurang
daya, konsleting, alat-alat elekronik yang rusak karena listrik tidak stabil bahkan bisa ke hal-hal yang
fatal seperti kebakaran.

Ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan dalam cara pemasangan instalasi listrik di rumah
tinggal / rumah tangga, seperti jarak antar titik listrik ke titik listrik lainnya, komponen / peralatan
listrikyang dipakai, pembagian daya yang harus diesuaikan dengan kebutuhan ruangannya masingmasing, dan sebagainya.
Bila semua itu dilakukan dengan cara yang tepat, maka hasinyapun akan Anda rasakan langsung,
yaitu kondisi aman dan nyaman selama menggunakan listrik.
Baik dalam instalasi di rumah tangga / rumah tinggal, ataupun instalasi listrik di rumah
bertingkat harus dilakukan dengan cara yang benar karena resiko dari penggunaan listrik yang salah
bisa menimpa kita semua.
Bila Anda membutuhkan jasa pemasangan instalasi listrik rumah yang profesional bisa hubungi kami,
Diposkan oleh Mecha Elect di 21.29 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

9 Tips Mencegah Bahaya Kebakaran Akibat Konsleting


Listrik
Penyebab terjadinya kebakaran banyak disebabkan oleh korsleting listrik. Untuk itu ada beberapa hal
yang harus di perhatikan untuk mencegah bahaya kebaran yang disebabkan korsleting listrik.

Di bawah ini kami informasikan tips mencegah bahaya kebakaran akibat korsleting listrik:
1. Percayakan pemasangan instalasi rumah/bangunan anda pada instalatir yang terdaftar sebagai
anggota AKLI (Assosiasi Kontraktor Listrik Indonesia) dan terdaftar di PLN. Secara legal instalatir
mempunyai tanggung jawab terhadap keamanan instalasi.
2. Jangan menumpuk steker atau colokan listrik terlalu banyak pada satu tempat karena sambungan
seperti itu akan terus menerus menumpuk panas yang akhirnya dapat mengakibatkan korsleting
listrik.
3. Jangan menggunakan material listrik sembarangan yang tidak standar walaupun harganya murah.
Tetapi memiliki sertifikat Sistim Pengawasan Mutu (SPM) yang berlabel tulisan atau,
4. Jika sering putus jangan menyambungnya dengan serabut kawat yang bukan fungsinya karena
setiap sekring telah diukur kemampuan menerima beban tertentu.
5. Lakukan pemeriksaan secara rutin terhadap kondisi isolasi pembungkus kabel, bila ada isolasi
yang terkupas atau telah menipis agar segera dilakukan penggantian. Gantilah instalasi
rumah/bangunan anda secara menyeluruh minimal lima tahun sekali. pekerjaan pemeriksaan dan
penggantian sebaiknya dilakukan oleh instalatir anggota AKLI dan terdaftar di PLN.
6. Gunakan jenis dan ukuran kabel sesuai peruntukan dan kapasitas hantar arusnya.
7. Bila terjadi kebakaran akibat korsleting listrik akibat pengaman Mini Circuit breaker (MCB) tidak
berfungsi dengan baik, matikan segera listrik dari kWh meter. Jangan menyiram sumber kebakaran
dengan air bila masih ada arus listrik.
8. Anda juga perlu mengetahui bahwa hubungan arus pendek atau korsleting adalah kontak langsung
antara kabel positif dan negatif yang biasanya dibarengi dengan percikan bunga api, dan bunga api
inilah yang memicu kebakaran. PLN telah memasang MCB yang terpadu dengan kWh dan OA Kast
yang berfungsi sebagai pembatas bila pemakaian beban melebihi kapasitas daya sekaligus sebagai
pengaman bila terjadi hubungan arus pendek.
9. Hindari pemakaian listrik secara illegal karena disamping membahayakan keselamatan jiwa,
tindakan itu juga tergolong tindak kejahatan yang dipidanakan.
Jadi sebelum hal-hal yang tak diinginkan terjadi seperti musibah kebakaran menimpa Anda,
sebaiknya kita melakukan tindak pencegahan. Bukankah mencegah itu lebih baik daripada
mengobati!
(berbagai sumber)
Diposkan oleh Mecha Elect di 21.08 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Selasa, 11 Februari 2014

AC

Cara kerja sistem AC ruangan

Bagaimana cara kerja sistem AC sehingga mampu memberikan efek pendingin dalam ruangan
Anda? AC alias Air Conditioner alias Pengkondision Udara merupakan seperangkat alat yang mampu
mengkondisikan ruangan yang kita inginkan, terutama mengkondisikan ruangan menjadi lebih rendah
suhunya dibanding suhu lingkungan sekitarnya. Seperangkat alat tersebut diantaranya kompresor,
kondensor, orifice tube, evaporator, katup ekspansi, dan evaporator dengan penjelasan sebagai
berikut :
Kompresor :
Kompresor adalah power unit dari sistem sebuah AC. Ketika AC dijalankan, kompresor mengubah
fluida kerja/refrigent berupa gas dari yang bertekanan rendah menjadi gas yang bertekanan tinggi.
Gas bertekanan tinggi kemudian diteruskan menuju kondensor.
Kondensor :
Kondensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah/mendinginkan gas yang bertekanan
tinggi berubah menjadi cairan yang bertekanan tinggi. Cairan lalu dialirkan ke orifice tube.
Orifice Tube :
di mana cairan bertekanan tinggi diturunkan tekanan dan suhunya menjadi cairan dingin bertekanan
rendah. Dalam beberapa sistem, selain memasang sebuah orifice tube, dipasang juga katup
ekspansi.
Katup ekspansi :
Katup ekspansi, merupakan komponen terpenting dari sistem. Ini dirancang untuk mengontrol aliran
cairan pendingin melalui katup orifice yang merubah wujud cairan menjadi uap ketika zat pendingin
meninggalkan katup pemuaian dan memasuki evaporator/pendingin
Evaporator/pendingin :
refrigent menyerap panas dalam ruangan melalui kumparan pendingin dan kipas evaporator
meniupkan udara dingin ke dalam ruangan. Refrigent dalam evaporator mulai berubah kembali
menjadi uap bertekanan rendah, tapi masih mengandung sedikit cairan. Campuran refrigent
kemudian masuk ke akumulator / pengering. Ini juga dapat berlaku seperti mulut/orifice kedua bagi
cairan yang berubah menjadi uap bertekanan rendah yang murni, sebelum melalui kompresor untuk
memperoleh tekanan dan beredar dalam sistem lagi. Biasanya, evaporator dipasangi silikon yang
berfungsi untuk menyerap kelembapan dari refrigent.
Jadi, cara kerja sistem AC dapat diuraikan sebagai berkut :

Kompresor yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk memampatkan fluida
kerja (refrigent), jadi refrigent yang masuk ke dalam kompresor dialirkan ke condenser yang
kemudian dimampatkan di kondenser.
Di bagian kondenser ini refrigent yang dimampatkan akan berubah fase dari refrigent fase uap
menjadi refrigent fase cair, maka refrigent mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan yang
terkandung di dalam refrigent. Adapun besarnya kalor yang dilepaskan oleh kondenser adalah
jumlahan dari energi kompresor yang diperlukan dan energi kalor yang diambil evaparator dari
substansi yang akan didinginkan.
Pada kondensor tekanan refrigent yang berada dalam pipa-pipa kondenser relatif jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan tekanan refrigent yang berada pada pipi-pipa evaporator.
Setelah refrigent lewat kondenser dan melepaskan kalor penguapan dari fase uap ke fase cair maka
refrigent dilewatkan melalui katup ekspansi, pada katup ekspansi ini refrigent tekanannya diturunkan
sehingga refrigent berubah kondisi dari fase cair ke fase uap yang kemudian dialirkan ke evaporator,
di dalam evaporator ini refrigent akan berubah keadaannya dari fase cair ke fase uap, perubahan fase
ini disebabkan karena tekanan refrigent dibuat sedemikian
rupa sehingga refrigent setelah melewati katup ekspansi dan melalui evaporator tekanannya menjadi
sangat turun.
Hal ini secara praktis dapat dilakukan dengan jalan diameter pipa yang ada dievaporator relatif lebih
besar jika dibandingkan dengan diameter pipa yang ada pada kondenser.
Dengan adanya perubahan kondisi refrigent dari fase cair ke fase uap maka untuk merubahnya dari
fase cair ke refrigent fase uap maka proses ini membutuhkan energi yaitu energi penguapan, dalam
hal ini energi yang dipergunakan adalah energi yang berada di dalam substansi yang akan
didinginkan.
Dengan diambilnya energi yang diambil dalam substansi yang akan didinginkan maka enthalpi [*]
substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun, dengan turunnya enthalpi maka temperatur dari
substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun. Proses ini akan berubah terus-menerus sampai
terjadi pendinginan yang sesuai dengan keinginan.
Dengan adanya mesin pendingin listrik ini maka untuk mendinginkan atau menurunkan temperatur
suatu substansi dapat dengan mudah dilakukan.
Perlu diketahui :
Kunci utama dari AC adalah refrigerant, yang umumnya adalah fluorocarbon [**], yang mengalir
dalam sistem, menjadi cairan dan melepaskan panas saat dipompa (diberi tekanan), dan menjadi gas
dan menyerap panas ketika tekanan dikurangi. Mekanisme berubahnya refrigerant menjadi cairan lalu
gas dengan memberi atau mengurangi tekanan terbagi mejadi dua area: sebuah penyaring udara,
kipas, dan cooling coil (kumparan pendingin) yang ada pada sisi ruangan dan sebuah kompresor
(pompa), condenser coil (kumparan penukar panas), dan kipas pada jendela luar.

Udara panas dari ruangan melewati filter, menuju ke cooling coil yang berisi cairan refrigerant yang
dingin, sehingga udara menjadi dingin, lalu melalui teralis/kisi-kisi kembali ke dalam ruangan. Pada
kompresor, gas refrigerant dari cooling coil lalu dipanaskan dengan cara pengompresan. Pada
condenser coil, refrigerant melepaskan panas dan menjadi cairan, yang tersirkulasi kembali ke
cooling coil. Sebuah thermostat [***] mengontrol motor kompresor untuk mengatur suhu ruangan.
[*] Entalphi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi internal dari suatu
sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk melakukan kerja.
[**] Fluorocarbon adalah senyawa organik yang mengandung 1 atau lebih atom Fluorine. Lebih dari
100 fluorocarbon yang telah ditemukan. Kelompok Freon dari fluorocarbon terdiri dari Freon-11
(CCl3F) yang digunakan sebagai bahan aerosol, dan Freon-12 (CCl2F2), umumnya digunakan
sebagai bahan refrigerant. Saat ini, freon dianggap sebagai salah satu penyebab lapisan Ozon Bumi
menajdi lubang dan menyebabkan sinar UV masuk. Walaupun, hal tersebut belum terbukti
sepenuhnya, produksi fluorocarbon mulai dikurangi.
[***] Thermostat pada AC beroperasi dengan menggunakan
lempeng bimetal yang peka terhadap perubahan suhu ruangan. Lempeng ini terbuat dari 2 metal
yang memiliki koefisien pemuaian yang berbeda. Ketika temperatur naik, metal terluar memuai lebih
dahulu, sehingga lempeng membengkok dan akhirnya menyentuh sirkuit listrik yang menyebabkan
motor AC aktif/jalan.

Diposkan oleh Mecha Elect di 21.23 Tidak ada komentar:


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

HYDRANT
Yuk Belajar Sistem Instalasi Fire Hydrant Kebakaran
modern
Fire Hydrant Kebakaran, Yup apa yang pertama kali ada di benak anda saat
mendengar nama tersebut??? Tentunya sangat lekat di kepala anda bahwasanya hydrant
adalah salah satu alat untuk memadamkan api pada saat terjadi musibah kebakaran,
eits tetapi tunggu dulu karena pada dasarnya hydrant pun tidak sesimple itu.

Fire Hydrant Kebakaran sendiri bisa dibilang merupakan salah satu fasilitas pemadaman
api dengan system yang sangat terorganisir dan terdiri atas beberapa langkah
pengerjaan. Jadi bisa dibilang apabila anda melihat Hydrant di suatu gedung atau di tiap
ruangan, maka bisa dibilang alat tersebut tentunya mempunyai fungsi memadamkan api
dengan skala besar!
Hydrant sendiri biasanya terdiri atas beberapa bagian seperti :

Fire Pumps (Electric, Diesel, & Jockey)

Hydrant Pillar

Indoor Hydrant/Landing Valve

Hose reel

Fire Department Connection/Seamese

Hose & Nozzle

dll .

Terlihat bukan bahwa ada beberapa bagian yang dapat membentuk System Hydrant
menjadi satu kesatuan utuh yang saling ketergantungan. Selain perangkat utama yang
telah di sebutkan di atas, System Fire Hydrant Kebakaran sendiri mempunyai bagian
pendukung yang terdiri atas :
Pressure Switch,

Pressure Gauge,

Safety Relief Valve,

Dan accessories Valve.

Tentunya dengan perangkat pendukung yang tepat segala pengerjaan pemadaman api
dapat segera teratasi dan segera padam tepat cara dan tepat guna..Ok semoga
bergunaaaaaa
Artikel terkati
Diposkan oleh Mecha Elect di 21.10 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

PLUMBING
Pengertian Plumbing atau Plambing beserta Jenis,
Fungsi, Syarat, Tahapan, dan Pemasangan Plumbing
Atau plambing

Menurut kamus inggris-indonesia yang disusun oleh john M.chols dan hasan shadely, plumbing atau
plambing berarti :
a.pipa ledeng
b.pekerjaan mematri dan memasang pipa-pipa air ledeng
Plumbing atau plambing adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan,
pemeliharaan, dan perbaikan alat plambing dan pipa serta peralatanya di dalam atau di luar gedung
dengan sistem drainase saniter, drainase air hujan, ven, air minum yang dihubungkan dengan sistem
kota.
Secara khusus, pengertian plambing merupakan sistem perpipaan dalam bangunan yang meliputi
sistem perpipaan untuk :
a.penyediaan air minum
b.penyaluran air buangan dan ven
c.penyediaan air panas
d.penyaluran air hujan
e.pencegahan kebakaran
f.penyediaan gas
g.AC (air conditioner)
Plumbing atau plambing mempunyai sasaran sebagai berikut :
a.sanitasi, menciptakan kesehatan masyarakat
b.kenyamanan pemakai
c.menciptakan rasa aman
Fungsi plumbing atau plambing :
a.sebagai sistem penyediaan air minum, menyediakan air minum ke tempat yang dikehendaki dengan
tekanan yang cukup
b.sebagai penyaluran air buangan
Jenis-jenis peralatan plambing
dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, antara lain :
a.peralatan untuk penyediaan air panas
b.peralatan untuk penyediaan air bersih/ air minum
c.peralatan untuk pembuangan
Syarat perencanaa plumbing atau plambing :
a.sistem harus efektif dan efisien
b.pipa mudah dirawat dan diperbaiki
c.mudah dilakukan pemeriksaan
d.tidak mengganggu estetika
e.memperhatikan aspek kesehatan
f.tidak mengganggu struktur bangunan
g.pilih yang murah tapi berkualitas

h.minimalkan tikungan
Tahapan perencanaan plumbing atau plambing :
a.mengetahui fungsi bangunan
b.penetapan jenis peralatan plambing
c.rencana jaringan pipa
d.penetapan dimensi pipa (dimensioning)
e.rencana peletakan peralatan plambing
f.penggambaran
Pemasangan peralatan plambing atau plumbing :
a.pemasangan kasar
yaitu peralatan plambing dipasang bersamaan dengan berkembangnya konstruksi bangunan
b.pemasangan halus
yaitu pemasangan peralatan plambing dilakukan setelah konstruksi bangunan selesai. sehingga
menghindari terjadinya kerusakan peralatan plambing akibat pembangunan konstruksi.

Sistem Instalasi Plumbing

A. Definisi Plumbing
Plumbing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air bersih, baik
dalam hal kualitas dan kontinuitas yang memenuhi syarat dan pembuangan air bekas atau kotor dari
tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian penting lainya untuk mencapai kondisi higenis dan
kenyamanan yang diinginkan.
Plumbing mempunyai fungsi dan tujuan, adapun fungsi dan tujuanya sebagai berikut :
"Menciptakan suatu bangunan yang memenuhi kesehatan dan sanitasi yang baik
dengan suatu sistem pemipaan yang dapat mengalirkan air bersih ketempat tempat yang dituju dan
membuang air kotor ke saluran pembuang tanpa mencemari bagian penting lainnya dengan tidak
melupakan kenyamanan dan keindahan."
Ada 3 sistem/saluran yang dikenal sebagai sistem plumbing
1. sistem/ saluran air bersih
- Saluran Penampungan Air
- Saluran Pemadam Kebakaran

2. sistem/ saluran air kotor


- Saluran pembuang air hujan
- Saluran Kotor WC ke Septictank
3. sistem/ saluran udara atau gas
Bahan yang umum digunakan adalah dari besi/baja dengan lapisan galvanis, plastik, pvc, porselin
dan dari beton betulang. Bahan harus memenuhi syarat tidak menyerap air, mudah dibersihkan, tidak
berkarat atau mudah aus. Untuk instalasi air bersih maupun air kotor dalam bangunan kecuali
instalasi air panas biasa digunakan pipa PVC, pipa ini dapat dibagi (bila tidak ada spesifikasi khusus):
a. Berdasarkan typenya ( ketebalan ) :
1. Type AW
Untuk pipa dengan kawalitas yang paling baik ( tebal ).
Biasanya digunakan untuk saluran air bersih / air minum yang mempunyai kekuatan
tekan yang cukup tinggi.
2. Type D
Untuk pipa kwalitas sedang dengan tebal medium.
Biasanya digunakan untuk saluran pembuang, seperti saluran air hujan, saluran pembuangan bekas cuci / mandi, saluran septictank, dsb.
3. Type C
Untuk pipa dengan kwalitas paling rendah (tipis).
Digunakan untuk sparing-sparing listrik yang tertanam dalam dinding.
b. Ukuran diameter penampang pipa.
a. Untuk saluran air bersih digunakan ukuran 1/2", 3/4", 1", 1,5".
b. Untuk saluran pembuang digunakan ukuran 1", 1,5" 2", 3", 4", 5".
Merek-merek yang di pasaran contohnya : Wavin, Rucika, Maspion, Pralon, Impralon, Dexlon.
B. Metode pelaksanaan
a. Instalasi Air bersih :
1. Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta Diagram Isometri dimana
dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan.
2. Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaanplesteran dan
acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan dinding. (Untuk instalasi
dalam bangunan).
3. Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan setelah pekerjaan
plesteran diselesaikan.
4. Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing atau pemipaan
terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
5. Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak mudah lepas
(menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).
6. Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.
7. Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter
8. Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as keramik, simetris dengan
luas keramik.
9. Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa :

- Untuk pipa Gip maximum 10 Bar


- Untuk pipa PVC maximum 6 Bar
b. Instalasi air Kotor
1. Hal yang perlu diketahui : Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur
pembuangan.
2. Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.
3. Sambungan harus betul-betul rapat.
4. Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan (bak kontrol) pada
tempat-tempat tertentu.
5. Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.
6. Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton. ( diatas plat = 25 cm, dibawah plat
= 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.
7. Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan).
8. Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out.
9. Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada), di mana letak
sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet, fungsinya adalah untuk
pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.
10. Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan saluran
pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara pada pipa pada saat closet
di gelontor dengan air.
11. Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak.
c. Saluran Air Hujan.
1. Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang.
2. Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan mengguna klem atau
dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 ".
3. Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat bak kontrol pada pertemuan
pipa air hujan dengan saluran pembuang.
4. Bila terdapat sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan penyambungannya harus benarbenar kuat.
d. Saluran Pipa Wc ke Septictank
1. Pipa saluran dari closet menuju ke septictank harus diperhatikan kemiringannya, karena
kemiringan pipa dapat memperlancar penyaluran kotoran apabila digelontor dengan air, kemiringan
minimal 2 %.
2. Pipa sebaiknya dipergunakan kwalitas yang baik atau minimal type D.
3. Jangan ada percabangan untuk pipa yang ditanam di tanah (bangunan 1 lantai), karena bila ada
penyumbatan susah untuk perbaikannya. Untuk bangunan bertingkat (ada shaft) harus dibuat clean
out dan fan out.

Diposkan oleh Mecha Elect di 20.31 Tidak ada komentar:


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

LISTRIK
CARA MENGHITUNG TITIK LAMPU RUANGAN
Penerangan ? Pencahayaan Buatan adalah suatu penerangan yang dibuat / disain oleh manusia.
Seperti lilin, lampu, obor, senter dan lain sebagainya. Untuk mendapatkan hasil
penerangan /pencahayaan yang baik dan merata, kita harus dipertimbangkan iluminasi (kuat
penerangan), sudut penyinaran lampu, jenis dan jarak penempatan lampu yang diperlukan sesuai
dengan kegiatan yang ada dalam suatu ruangan atau fungsi ruang tersebut.
Pada dasarnya dalam perhitungan jumlah titik lampu pada suatu ruang dipengaruhi oleh benyak
faktor, antara lain : dimensi ruang, kegunaan / fungsi ruang, warna dinding, type armature yang akan
digunakan, dan masih banyak lagi.
Contoh :
Pencahayaan pada gudang di rumah kita, akan berbeda dengan pencahayaan pada ruang tamu atau
kamar tidur. Ini dikarenakan fungsi dari ruang tersebut dan berdasarkan tingkat kegiatan yang akan
dilakukan pada ruang tersebut.
Sekarang Pertanyaannya, bagaimana kita dapat menghitung jumlah lampu?
Menurut SNI, daya pencahayaan maksimum untuk ruang kantor/ industri adalah 15 watt/ m2. Untuk
rumah tak melebihi 10 watt/m2.( tambahan Ir. Hartono Poerbo, M.Arch : untuk toko 20-40 watt/m2,
hotel 10-30 watt/m2, sekolah 15-30 watt/m2, rumah sakit 10-30 watt/m2 ). Coba terapkan perhitungan
ini pada setiap ruang di rumah, kemudian jumlahkan dan dirata-rata. Misalnya, rumah anda berukuran
36 m2, maka jumlah daya untuk lampu harus di bawah 360 watt. Jika jumlahnya berlebih, sebaiknya
kurangi titik lampu atau gunakan jenis lampu hemat energi.
Jumlah lampu pada suatu ruang ditentukan / dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
N=

Ex LxW
x LLF x CU x n

Dimana :
N = jumlah titik lampu
E = Kuat Penerangan /target kuat penerangan yang akan dicapai (Lux)

L
W

LLF
CU
n

=
=
=
=
=
=

Panjang Ruang(Meter)
Lebar Ruang (Meter)
Total Lumen Lampu / Lamp Luminous Flux
Light loss factor / Faktor Cahaya Rugi (0,7-0,8)
coeffesien of utilization / Faktor Pemanfaatan (50-65 %)
Jumlah Lampu dalam 1 titik Lampu

KUAT PENERANGAN (E)


Perkantoran
Apartemen / Rumah
Hotel
Rumah sakit / Sekolah
Basement / Toilet / Coridor / Hall / Gudang /
Lobby
Restaurant / Store / Toko

=
=
=
=
=

200 - 500 Lux


100 - 250 Lux
200 - 400 Lux
200 - 800 Lux
100 - 200 Lux

200 - 500 Lux

= W x L/w
Dimana :
W = daya lampu,
L/w= Luminous Efficacy Lamp / Lumen per watt (dapat dilihat pada box lampu yang kita beli).
Contoh,
Untuk lampu PL 18W dengan type ESSENTIAL 18W CDL E27 220-240V mempunyai Luminous
Efficacy Lamp sebesar 61 Lm/W, jadi :
= W x L/w
= 18 x 61 = 1098 lumen.
Sekarang coba kita hitung sebuah ruang tamu dengan panjang 7 meter dan lebar 4 meter, akan
dipasang dengan lampu PL 18 watt. Berapa jumlah lampu yang akan dipasang pada ruanga tersebut.
Diketahui :
E = 150 (antara 100 300 Lux),
L = 7 meter,
W = 4 meter,
N = 1 bh,
LLF = 0,8 (Antara 0,7-0,8),
CU = 65% (antara 50-65 %),
= 1098 lumen
Ditanya N :
Jumlah Titik Lampu yang akan dipasang pada ruang 7 x 4 meter dengan menggunakan jenis
lampuPL 18 w (ESSENTIAL 18W CDL E27 220-240V)
Penyelesaiannya :
N=

Ex LxW
x LLF x CU x n
150 x 7 x 4

1098 x 0,8 x 65% x 1


4200

570,96

7,36

8 Titik Lampu

Menurut standart SNI, untuk penerangan rumah tidak melebihi 10 W/M,


maka :

Jumlah W/M2 =

Jumlah Titik lampu x Watt


lampu
Luas Ruang

=
=

8 x 18
7x4
144
28
5,14 w/m2

Dari perhitungan diatas, kita mengetahui bahwa dengan ruangan 7 x 4 meter yang akan dipasang
lampu PL 18W dengan type ESSENTIAL 18W CDL E27 220-240V memerlukan paling tidak 8 titik
lampu. Apabila hasil dari perhitungan diatas dirasa terlalu terang atau kurang terang, kita dapat
menyiasati dengan mengganti
lampu dengan watt yang lebih tinggi atau lebih rendah.

Pengaman Dalam Instalasi Listrik


Hal ini terjadi apabila terjadi antara sumber listrik Phase (+) yang bertemu atau sumber listrik
negatif. Dimana menghasilkan Tahanan listrik sangat kecil atau sama dengan 0 Ohm ().
Sesuai dengan rumus dasar dari listrik yaitu :

V=IxR

Atau

I=

V
R

Atau

R=

V
I

Dimana :
V = Tegangan / Voltage ( V / Volt )
I = Arus Listrik ( A / Ampere )
R = Nilai Tahanan Beban ( / Ohm)
Dari Rumus diatas kita bisa mengetahui bahwa nilai dari Arus Listrik (I) akan selalu berbanding
terbalik dengan nilai tahanan beban () dengan nilai Tegangan (V) tidak berubah.
Coba kita perhatikan gambar dibawah ini :

Bila
dihitung
dengan
rumus :

I =
220
=
=

100
2.2 A

Bila
dihitung
dengan
rumus :

I =

V
220
V

0
Tak
= Terhingg

Nilai tak tak terhingga / tak terukur ini akan menyebabkan terjadinya panas pada kabel yang berakibat
pada kabel tersebut akan terbakar. Oleh karena itu, Untuk menghindari terjadinya hubung singkat,
kita perlu untuk memasang pengaman yang dapat membatasi arus Listrik agar tidak terjadikelebihan
arus. Dalam dunia kelistrikan ada bermacam - macam pengaman listrik antara lain MCB (Miniature
Circuit breaker), MCCb (Moulded Case Circuit Breaker), ACB (Air Circuit Breaker), Fuse
Tabung, Sekring dll. Dibawah ini adalah gambar beberapa contoh pengaman listrik yang paling sering
digunakan dalam dunia kelistrikan :

Fuse Sekering

Sekering
MCB
Tabung

MCCB ACB

MCB
Cara kerja MCB dalam memutuskan arus listrik berbeda dengan Fuse / sekering. Hal ini dikarenakan
MCB mempunyai 2 cara pemutusan arus listrik yaitu :
Berdasarkan panas Pemutusan arus listrik berdasarkan panas, dikarenakan MCB
mempunyai plat Bimetal (perpaduan dua buah logam yang berbeda koefisien muai logamnya). Bimetal ini
akan melengkung apabila terjadi panas yang terus meningkat yang di akibatkan oleh kelebihan arus listrik.
Kemudian Plat bimetal ini akan menggerakkan tuas pemutus untuk memutuskan arus listrik.
Berdasarkan elektromagnetik Pemutusan arus listrik berdasarkan elektromagnetik dilakukan
oleh Coil yang terdapat pada MCB. Apabila terjadi Hubung Singkat maka Coil akan terinduksi dan daerah
sekitarnya akan terdapat medan magnet sehingga akan menarik poros dan mengoperasikan tuas
pemutus.
Lalu bagaimana cara kita untuk menghidupkan listrik kembali ?
Caranya sederhana kita pastikan terlebih dahulu instalasi kita sudah benar dan tidak ada lagi hubung
singkat dan beban lebih, kemudian kita tunggu sampai MCB dingin, lalu kita naikkan kembali tuas
pemutus MCB. Hal ini sangat berbeda dengan Fuse / sekring, bila MCB trip / turun (istilah di dunia
kelistrikan), kita tidak usah mengganti dengan yang baru. Cukup menaikkan tuas pemutus dan listrik
kita kembali hidup.
Adapun fungsi - fungsi dari MCB adalah :
Membatasi Penggunaan Listrik

Mematikan listrik apabila terjadi hubungan singkat ( Korslet )

Mengamankan Instalasi Listrik

Membagi rumah menjadi beberapa bagian listrik, sehingga lebih mudah untuk mendeteksi
kerusakan instalasi listrik
Semoga Tulisan ini bemanfaat bagi pembaca

GROUNDING
Grounding / pembumian / pentanahan adalah suatu sistem yang sering digunakan dalam instalasi
listrik. Grounding berfungsi untuk pengaman dari bahaya sengatan listrik baik yang langsung atau
tidak langsung. Bahaya sengatan langsung merupakan akibat dari anggota tubuh bersentuhan
langsung dengan bagian yang bertegangan sedangkan bahaya sengatan tidak langsung merupakan
akibat dari adanya tegangan liar yang terhubung ke bodi atau selungkup alat yang terbuat dari logam
(bukan bagian yang bertegangan) sehingga bila tersentuh akan mengakibatkan sengatan listrik.
Gambar dibawah ini memberikan ilustrasi tentang kedua bahaya ini.

Sengatan Langsung

Sengatan Tidak Langsung

Ada tiga faktor yang menentukan keseriusan sengatan listrik pada tubuh manusia, yaitu: Besar arus
listrik Besar arus yang mengalir dalam tubuh akan ditentukan oleh tegangan dan tahanan tubuh.
Tegangan tergantung sistem tegangan yang digunakan, sedangkan tahanan tubuh manusia
bervariasi tergantung pada jenis, kelembaban/moistur kulit dan faktor-faktor lain seperti ukuran tubuh,
berat badan, dan lain sebagainya. Tahanan kontak kulit bervariasi dari 1000 kohm (kulit kering)
sampai 100 ohm (kulit basah). Tahanan dalam (internal) tubuh sendiri antara 100 - 500 ohm.
Contoh:

Jika tegangan sistem yang digunakan adalah 220 V, berapakah kemungkinan arus yang mengalir ke
dalam tubuh manusia?
Kondisi terbaik:
1.

Tahanan tubuh adalah tahanan kontak kulit di tambah tahanan internal tubuh,
(Rk)=100ohm +100ohm = 200 ohm
2.
Arus yang mengalir ke tubuh: I =V/R = 220 V/200ohm = 1,1 A

Kondisi terbaik:
1.
Tahanan Tubuh Rk= 1000 kohm
2.
I = 220 V/1000 kohm = 0,22 mA.
Lintasan aliran arus dalam tubuh
Lintasan arus listrik dalam tubuh juga akan sangat menentukan tingkat akibat sengatan listrik.
Lintasan yang sangat berbahaya adalah yang melewati jantung, dan pusat saraf (otak). Untuk
menghindari kemungkinan terburuk adalah apabila kita bekerja pada sistem kelistrikan, khususnya
yang bersifat ONLINE adalah gunakan topi isolasi, sepatu yang berisolasi baik, sarung tangan isolasi
minimal untuk satu tangan.

Lama waktu sengatan


Lama waktu sengatan listrik ternyata sangat menentukan kefatalan akibat sengatan listrik. Semakin
lama waktu tubuh dalam sengatan semakin fatal pengaruh yang diakibatkannya. Pentanahan
merupakan salah satu cara konvensional untuk mengatasi bahaya tegangan sentuh tidak langsung
yang dimungkinkan terjadi pada bagian peralatan yang terbuat dari logam. Untuk peralatan yang
mempunyai body yang tidak terbuat dari logam tidak memerlukan sistem ini. Agar sistem ini dapat
bekerja secara efektif maka baik dalam pembuatannya maupun hasil yang dicapai harus sesuai
dengan standard.
Ada 2 hal yang dilakukan oleh sistem pentanahan, yaitu :
Menyalurkan arus dari bagian-bagian logam peralatan yang teraliri arus listrik liar ke tanah
melalui saluran pentanahan.
Menghilangkan beda potensial antara bagian logam peralatan dan tanah sehingga tidak
membahayakan bagi yang menyentuhnya.
Tahap - tahap Pemasangan Grounding / Pentanahan / pembumian seperti dibawah ini :
1.
Persiapan.
Sebelum kita memulai pekerjaan pemasangan grounding / pentanahan / pembumian, kita harus
mempersiapkan material yang dibutuhkan antara lain:

Ground Rod / Batang Tembaga. Kita harus hati - hati dalam memilih ground rod /
batang tembaga. Batang tembaga / groundi rod yang baik adalah batang tembaga / ground rod
tersebut harus benar - benar murni tembaga. Hal ini dikarenakan karena tembag tidak gampang
keropos dan lebih mudah menyatu dengan tanah. Dipasaran banyak batang tembaga / ground rod
yang palsu, hanya pada lapisan luarnya saja yang tembaga. Alias besi / pipa biasa yang di lapisi
dengan tembaga. Cara untuk mengetahui apakah Batang Tembaga / ground rod itu asli,
caranyadengan memotong melintang pada batang tembaga itu. Dengan cara ini kita bisa
mengetahui apakah tembaganya full sampai pada bagian tengah batang.

Klem Batang Tembaga. Klem batang tembaga berfungsi untuk menyambung kabel
NYA / BC ke batang tembaga / ground rod yang sebelumnya kabel tersebut telah diberi skun
terlebih dahulu.

Material untuk pembuatan Bak kontrol. Bak kontrol berfungsi untuk mengontrol
sistem grounding, tempat / titik untuk mengetesan untuk mengetahui nilai dari tahanan tanah
dimana grounding yang telah kita pasang. Nilai tanah / grounding untuk instalasi rumah berkisar
antara 0 - 5? dan untuk penangkal petir pada rumah berkisar antara 0 - 2ohm.
2.
Pemilihan lokasi. Dalam pemasangan grounding, letak titik grounding sebaiknya tidak terlalu
jauh dengan Box MCB dan tidak terlalu banyak belokan.
3.
Pemasangan.

Gambar diatas merupakan gambar konstruksi dari pemasangan grounding dengan menggunakan
1 batang tembaga / ground rod.
Cara memasangan ground rod / batang tembaga :

Tentukan letak titik dimana akan kita pasang batang tembaga.

Setalah letak titik ground rod ditentukan, mulailah dengan membuat lubang dengan
diameter 30Cm dengan dalam 20cm.

Lubang yang telah kita buat tadi kita siram dengan air agar tanah menjadi lebih
lunak / lembek.

Kemudian kita mulai menancapkan pipa dengan cara diputar putar, kemudian
kita tarik keluar pipanya

Kemudian lubang kembali kita siram air, kita tunggu sampai air meresap kedalam
tanah.

Setelah air meresap kedalam tanah kita tancapkan kembali pipa tersebut dengan
sambil diputar-putar. Kemmudian kita tarik keluar pipa tersebut.

Langkah berikutnya kita mengulangi langkah ke-5 dan ke-6 berulang ulang sampai
kita menemukan kedalam yang kita inginkan. Dalam hal ini kedalaman yang kita inginkan
adalah 2 meter.

Setelah kita mencapai jarak kedalaman yang kita inginkan, langkah selanjutnya
adalah kita memasukkan batang tembaga / ground rod kedalam lubang yang kita buat tadi
sambil disedikit diberi air agar dapat lebih mudah memasukkan batang tembaga / ground
rod.

Setelah Batang tembaga / ground rod masuk kedalam tanah, kita selanjutnya
melakukan pengetesan tahanan tanah dengan menggunakan earth resistance (alat
pengukur tahanan tanah).

Apabila hasil telah menunjukkan nilai antara 0 - 5ohm, maka pekerjaan dilanjutkan
dengan pembuatan bak kontrol ukuran 15x15x20 Cm.

Tetapi apabila hasil pengkuran dengan menggunakan Earth Resistance masih < 5O
ohm, maka diperlukan minimal 1 lagi batang tembaga / ground rod ditanam. Maka langkah
selanjutnya lakukan lagngkah ke-1 sampai ke-9. Jarak anatara Titik ground rod dengan
titik ground rod yang lain 4 meter.

Apabila telah selesai memasang 1 lagi batang tembaga / ground rod, kita sambung
kedua titik batang tembaga yang telah ditanam kemudian dilakukan pengukuran tahanan
tanah. Apabila hasil dari pengukuran tahanan tanah belum sesuai dengan target, bisa
dilakukan penambahan titik ground rod lagi sampai dicapai hasil sesuai target(hasil
pengukuran tahanan tanah untuk setiap daerah berbeda beda, tergantung dari jenis
tanah).

Anda mungkin juga menyukai