Anda di halaman 1dari 445

SOP

ASUHAN KEPERAWATAN

RS BAPTIS BATU
2008

DAFTAR ISI

Halaman Judul
Daftar Isi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Memasang Sarung Tangan


Mengukur Suhu Badan
Menghitung Nadi Dan Pernafasan
Mengukur Tekanan Darah
Memandikan Pasien Ditempat Tidur
Membantu Pasien Mandi Sendiri Di Kamar Mandi
Membantu Pasien Mandi Ke Kamar Mandi Dengan Kursi Roda

8. Membersihkan Mulut Pada Pasien Tidak Sadar


9. Membantu Pasien Membersihkan Mulut.
10. Cara Melakukan Masage Punggung
11. Membantu Memotong Kuku Pasien
12. Mencuci Rambut
13. Menyisir Rambut
14. Memasang Kap Kuku( Pediculus Cap)
15. Mengganti Alat Tenun Kotor Pada Tempat Tidur Tanpa Memindahkan Pasien.
16. Menyiapkan Tempat Tidur Kosong
17. Memberikan Oxygen
18. Melakukan Tindakan Hisap Lendir Dengan Menggunakan Mesin Suction.
19. Melakukan Percusi Dada (Clapping) Dan Vibrasi.
20. Memasang Infus
21. Memberikan Tranfusi Darah
22. Mengukur Cairan Yang Masuk Dan Keluar
23. Memberikan Kompres Dingin
24. Memasang NGT
25. Memberikan Makan Lewat NGT
26. Mengganti Balutan Luka
27. Merendam Luka
28. Mengompres Luka
29. Melakukan Irigasi Luka
30. Mengganti Balutan Luka Dengan Terpasang Drain
31. Melakukan Perawatan Tarik Drain
32. Mengangkat Jahitan Luka

33. Meyiapkan Tindakan Parasenteses


34. Menyiapkan Tindakan Fungsi Lumbal
35. Melakukan Pengkajian Neurologi(GCS)
36. Cara Melakukan Irigasi Vagina
37. Memberikan Obat Melalui Mata
38. Memberikan Obat Melalui Vagina
39. Memberikan Obat Melalui Rectum
40. Memberikan Obat Melalui Telinga
41. Memberikan Obat Melalui Hidung
42. Memberi Obat Melalui Mulut
43. Memberikan Obat Melalui Suntikan Intra Muscular
44. Memberikan Obat Melalui Suntikan Intra Cutan
45. Cara Meberikan Obat Intra Subcutan
46. Menolong Pasien Bak
47. Memasang Katheter Menetap
48. Memasang Katheter Kondom
49. Merawat Katheter Menetap
50. Melakukan Irigasi Kandung Kemih Kontinyu
51. Melakukan Irigasi Threeway Yang Buntu
52. Melepas Katheter Menetap
53. Merawat Katheter Supra Pubic
54. Menolong Pasien Bab
55. Memberi Huknah Rendah
56. Memberi Huknah Tinggi
57. Mengeluarkan Faeces Dengan Jari
58. Melakukan Perawatan Colostomy
59. Menyuapi Pasien
60. Melakukan Irigasi Telinga
61. Memasang Tampon Hidung
62. Melakukan Irigasi Mata
63. Melakukan Pemeriksaan EKG12 Lead
64. Melakukan Resusitasi Jantung Paru
65. Menyiapkan Urine Untuk Pemeriksaan Laboratorium
66. Menyiapkan Pasien Untuk Pemeriksaan Radio Diagnostik
67. Menyiapkan Darah Untuk Pemeriksaan Laboratorium
68. Melaukan Bilasan Lambung
69. Melaksanakan Ambulasi Dini Turun Dari Tempat Tidur
70. Merawat Luka Bakar

BAPTIS BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENCUCI TANGAN
No.
Dokumen
72.05.25

No. Revisi
0

Halaman
1/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

PROSEDUR
TETAP

PENERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

Tanggal terbit
01 Maret
2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
Mencuci tangan adalah membersihkan tangan
dari kotoran maupun mikroorganisme dengan
menggunakan sabun / sabun anti septik dan air
mengalir.
1. Mencegah dan mengendalikan infeksi
silang.
2. Menghilangkan
sebagian
besar
mikroorganisme transien dari kulit
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan mencuci tangan.
Dilakukan pada :
1. Sebelum memeriksa (kontak langsung) dengan
pasien.
2. Sebelum memakai sarung tangan steril atau
yang telah didesinfeksi tingkat tinggi ketika
akan melakukan tindakan.
3. Setelah
melakukan
sesuatu
yang
memungkinkan tangan terkontaminasi, seperti
memegang alat-alat dan bahan-bahan bekas
pakai, menyentuh membran mukosa, darah
dan cairan tubuh.
4. Setelah melepas sarung tangan.

PROSEDUR

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

1. Tarik ke atas lengan baju (bila seragam


berlengan panjang), lepaskan perhiasan dan
jam tangan.
2. Buka kran dan alirkan air.
3. Hindari percikan air ke baju.
4. Atur aliran air supaya tidak terlalu besar/
kecil.
5. Basahi tangan dan lengan bawah secara
menyeluruh di bawah air mengalir.
6. Berilah sabun pada telapak tangan dan
gosokklah
tangan
sesuai
prosedur
pelaksanaan.
a. Telapak tangan dengan talapak tangan.
b. Telapak tangan diatas punggung tangan
kiri,telapak tangan kiri diatas punggung
tangan kanan.
c. Telapak tangan dengan talapak tangan
dengan jari saling terkait.
d. Letakkan punggung jari dengan telapak
tangan
satunya
dengan
jari
saling
mengunci dan sebaliknya.
e. Jempol kiri digosok memutar olek telapak
tangan kanan dan sebalikkya.
f. Jari kiri menguncup gosok memutar
kekanan dan kekiri pada telapak tangan
kanan dan sebalikkya.
g. Pegang pergelangan tangan kanan dengan
tangan kiri digerakkan memutar dan
sebaliknya.
MENCUCI TANGAN
No. Dokumen
72.05.25

No. Revisi
Halaman
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
7. Bilas tangan dengan air mengalir sampai bersih
lalu tangan diarahkan kebawah sehingga air
mengalir ke ujung jari tangan
8. Hentikan aliran air.
9. Keringkan tangan dengan handuk kering.
10.
Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah

melakukan tindakan pada pasien

UNIT TERKAIT

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IKO, IGD,


ICU

MELAKSANAKAN AMBULASI DINI TURUN


DARI
TEMPAT TIDUR
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
57.05.25
0
1/1
Tanggal terbit
Ditetapkan oleh,
01 Maret 2008
Direktur R.S. Baptis Batu

PROSEDUR
TETAP

PENGERTIAN

TUJUAN
KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Suatu tindakan yang dilakukan untuk membantu
pasien dalam melaksanakan latihan mobilisasi
secara bertahap
Agar pasien dapat melakukan latihan mobilisasi
secara bertahap sehingga pasien merasa nyaman
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan ambulasi dini turun dari tempat tidur
1. Persiapan alat
Alat bantu kursi/kursi roda
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur
tindakan yang akan dilakukan

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung

3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Alat bantu didekatkan kepasien
c. Perawat berdiri disisi tempat tidur
d. Membantu pasien menggeser kakinya
kesamping tempat tidur
e. Membantu pasien duduk dan menurunkan kaki
secara perlahan
dari tempat tidur
f. Membantu pasien turun dari tempat
tidur/berdiri
g. Membantu pasien duduk dikursi/kursi roda
h. Mencuci tangan
i. Memperhatikan respon pasien dan mencatat
dalam catatan perawat
Instalasi rawat inap

MEMBERI PELAYANAN MENTAL SPIRITUAL


KEPADA PASIEN YANG MENGHADAPI
SAKRATUL MAUT

No. 1
Batu

No. Dokumen
91.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/1
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Memberikan pelayanan khusus mental spiritual


kepada pasien yang menghadapi sakratul maut
1. Memberi ras senang dan puas kepada pasien dan
keluarganya
2. Memberi ketenangan dan kesan baik kepada
pasien disekitarnya
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan memberi pelayanan mental
spiritual kepada pasien yang menghadapi sakratul
maut
1. Persiapan alat
a. Sketsel/korden
b. Kursi untuk keluarga pasien
2. Persiapan lingkungan
Menyiapakan lingkungan yang tenang
3. Persiapan pasien/keluarga
Menjelaskan pada pasien/keluarga tentang
kondisi pasien
4. Persiapan petugas
Menghubungi rohaniawan
5. Pelaksanaan
a. Memasang sketsel/korden
b. Membantu pasien untuk berdoa
c. Memberi kesempatan keluarga untuk
mendampingi pasien
d. Mempersilahkan keluarga dan rohaniawan
untuk berdoa
e. Perawat menunjukkan sikap empati dan
berada didekat pasien
f. Mengamati tanda-tanda vital dan respon pasien
setiap 15 menit
g. Mencatat setiap perubahan kondisi pasien
Instalasi rawat inap

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKSANAKAN PROGRAM ORIENTASI


KEPADA PASIEN
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
0
1/1
304.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Melaksanakan program orientasi kepada pasien
Agar pasien dan keluarga mengetahui denah ruang
perawatan, fasilitas yang tersedia, peraturan /tata
tertib rumah sakit
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
untuk
melaksanakan program orientasi kepada pasien
1. Persiapan alat
a. Denah ruang perawatan
b. Peraturan/tata tertib tertulis

PROSEDUR

2. Pelaksanaan
a. Perawat memberitahu tentang letak kamar
mandi/WC, ruang perawat, dll
b. Perawat memberitahu tentang fasilitas yang
tersedia
di
rumah
sakit
dan
cara
penggunaanya
c. Perawat memberitahu tentang jadual kegiatan
rutin diruangan antara lain, waktu mandi,
waktu makan, waktu kujungan dokter dan
waktu kunjungan tamu atau keluarga

UNIT TERKAIT

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

Instalasi rawat inap

MELAKSANAKAN KOMUNIKASI
LANGSUNG/LISAN
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
0
1/1
305.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Melaksanakan komunikasi secara langsung atau
lisan kepada pasien atau keluarga
Agar diantara pasien, keluarga dan perawat bisa
terbina hubungan saling percaya sehingga dapat
tercipta komunikasi terapeutik
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
untuk
melaksanakan komunikasi langsung/lisan

PROSEDUR
1. Persiapan lingkungan
Menciptakan situasi lingkungan yang nyaman
2. Pelaksanaan
a. Perawat menampilkan sikap yang ramah dan
sopan
b. Memperkenalkan diri
c. Menyapa pasien dengan ramah
d. Menyampaikan informasi secara lengkap dan
jelas dengan bahasa yang mudah dimengerti

pasien
e. Mengamati respon pasien
f. Mencatat hasil komunikasi

UNIT TERKAIT

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IKO, IGD,


ICU

MEMASANG SARUNG TANGAN


No. Dokumen
74.05.25

Tanggal terbit
01 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN
KEBIJAKAN

No. Revisi
Halaman
0
1/1
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

Suatu
usaha untuk memberikan perlindungan
antara tangan perawat dan obyek yang disentuhnya
dan perawat dapat dengan bebas menyentuh objek
dalam area steril tanpa memikirkan kontaminasi.
1. Melindungi perawat dari penularan penyakit.
2. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan memasang sarung tangan.

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

1. Persiapan alat
a. Sarung tangan dengan ukuran yang sesuai.
b. Talk steril
2. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Memberi talk pada kedua telapak tangan
c. Membuka pembungkus kemasan bagian luar
dengan hati-hati menyibakkan ke samping.
d. Mengidentifikasi kaos tangan kanan dan kiri
setiap kaos tangan memiliki manset 5 cm.
e. Memasang sarung tangan
Dengan ibu jari dan dua jari lainnya,
pegang tepi manset kaos tangan.
Dengan hati-hati tarik kaos tangan pada
tangan anda, pastikan manset kaos
tangan
tidak
menggulung
pada
pergelangan tangan dan jari-jari pada
posisi yang tepat.
Dengan
tangan
yang
telah
menggunakan kaos tangan, masukkan
jari-jari anda di bawah manset sarung
tangan kedua.
Dengan hati-hati tarik sarung tangan
kedua pada tangan yang lain, jangan
biarkan jari-jari dan ibu jari sarung
tangan menyentuh bagian tangan yang
terbuka, pertahankan ibu jari tangan
abduksi ke belakang dan rapikan.

Instalasi Rawat
ICU,IGD,IKO.

Jalan,

Instalasi

rawat

inap,

MENGUKUR SUHU BADAN


No. Dokumen
110.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Mengukur
suhu
badan
pasien
mempergunakan thermometer suhu.

dengan

TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

Mengetahui suhu badan pasien untuk membantu :


1. Menentukan diagnosa.
2. Menentukan langkah langkah perawatan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan mengukur suhu badan
1. Persiapan alat
a. Thermometer bersih dan tempatnya.
b. Bengkok.
c. Potongan tissue.
d. Vaselin dalam tempatnya.
e. Buku catatan.
2. Persiapan pasien
Pasien dijelaskan tentang prosedur tindakan
yang akan dilakukan
3. Pelaksanaan
a. Pengukuran suhu pada ketiak
a) Mencuci tangan
b) Alat alat dibawa ke dekat pasien.
c) Bila perlu lengan baju pasien dibuka,
ketiak diseka (menggunakan tissue
dengan
gerakan
menepuk)
dan
dikeringkan.
d) Ambil
thermometer
dari
tempat
penyimpanannya, sapu dengan tissue
e) Periksa dan turunkan air raksa pada
posisi terendah.
f) Pasang tepat pada reserviornya, jepitkan
di tengah tengah ketiak dan lengan
pasien diletakkan didada
g) Setelah
8-10
menit
thermometer
diangkat
dan
baca
angka
pada
thermometer dengan posisi sejajar mata,
dan hasilnya dicatat pada buku
h) Thermometer dibersihkan dengan kapas
alcohol dan dikeringkan dengan tissue

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENGUKUR SUHU BADAN


No. Dokumen
110.05.25

No. Revisi
Halaman
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP

PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
i) Air
raksa
diturunkan
kembali
dan
thermometer
dimasukkan
ke
dalam
tempatnya
j)Mencuci tangan
b. Pengukuran suhu pada mulut
Pasien harus mempunyai thermometer
sendiri.
Mencuci tangan
Alat alat diletakkan di meja pasien.
Pasien disuruh membuka mulutnya,
thermometer dicek kembali, lalu
ujungnya sampai batas reservoirnya
diletakkan di bawah lidah pasien
Mulut dikatubkan 5 menit dan
bernafas melalui hidung.
Selama
thermometer
dipasang
pasien tidak boleh bicara.
Selama 3 5 menit thermometer
diangkat, dilap dengan tissue lalu
dibaca dan dicatat.
Alat alat dibersihkan dengan air mengalir
kemudian dilap dengan kapas alcohol,
dikeringkan
dengan
tissue,
dan
dikembalikan pada tempatnya
Mencuci tangan
c. Pengukuran suhu pada rectal
a) Mencuci tangan
b) Alat alat diletakkan di meja pasien.
c) Setelah
pasien
diberitahu,
pasien
dimiringkan (sikap SIM).
d) Pakaian pasien diturunkan sampai di
bawah bokong.
e) Thermometer diperiksa, ujungnya dioles
dengan vaselin, lalu dimasukkan melalui
anus, sampai batas reservoir air raksa.
f) Thermometer tetap dipegang.

g) Setelah 3 5 menit thermometer


dikeluarkan, dilap dengan tissue, dibaca
dan hasilnya dicatat.
h) Thermometer dibersihakan dengan air
mengalir kemudian dilap dengan kapas
alcohol, dikeringkan dengan tissue, dan
dikembalikan pada tempatnya
i) Mencuci tangan

UNIT TERKAIT

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

Instalasi Rawat
ICU,IGD,IKO.

Jalan,

Instalasi

rawat

inap,

MENGHITUNG NADI DAN PERNAFASAN


No. Dokumen
108.05.25
Tanggal terbit
01 Maret 2008

No. Revisi
Halaman
0
1/1
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

Menghitung nadi dan jumlah pernafasan (inspirasi


diikuti ekspirasi) dalam satu menit.
1. Untuk mengetahui jumlah pernafasan dalam 1
menit.
2. Untuk mengetahui pekerjaan jantung
3. Untuk mengetahui keadaan umum pasien.
4. Untuk menentukan diagnosa.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan menghitung nadi dan
pernafasan
1. Persiapan alat
a. Arloji tangan dengan petunjuk detik.
b. Buku catatan nadi dan pernafasan pasien.
2. Persiapan pasien
Pasien diberitahu supaya tenang dan rileks,
boleh sambil berbaring atau duduk.

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung

3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Menghitung denyut nadi selama satu menit
pada arteri radialis.
c. Observasi frekuensi, irama, dan volume
d. Menghitung pernafasan selama satu menit.
e. Mencatat hasil tindakan dan respon pasien
f. Mencuci tangan
Instalasi Rawat
ICU,IGD,IKO.

Jalan,

Instalasi

rawat

inap,

MENGUKUR TEKANAN DARAH


No. Dokumen
111.05.25

No. Revisi
0

Halaman

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
No. 1
Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

Mengukur tekanan darah pada dinding arteri.


1. Untuk mengetahui pekerjaan jantung.
2. Untuk menentukan diagnosa.
3. Untuk
menentukan
langkah

langkah
keperawatan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langlah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan dalam mengukur tekanan
darah

PROSEDUR
1. Persiapan alat
a. Tensimeter.
b. Stetoskop.
c. Buku catatan.
2. Persiapan pasien
Pasien dijelaskan tentang prosedur tindakan
yang akan dilakukan
dan mengatur posisi
pasien sesuai kebutuhan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Lengan baju dibuka / digulung ke atas.
c. Manset tensimeter dipasang pada lengan
atas dengan pipa karetnya berada di sisi luar
lengan. Manset dipasang tidak terlalu
kencang atau terlalu longgar.
d. Pompa tensimeter dipasang.
e. Denyut arteri branchialis diraba, lalu
stetoskop ditempatkan pada daerah tersebut.
f. Skrup balon karet ditutup, pengunci air
raksa dibuka Selanjutnya balon dipompa
sampai denyut arteri tidak terdengar lagi
dan air raksa didalam pipa gelas naik.
g. Skrup balon dibuka perlahan-lahan sehingga
air raksa turun perlahan lahan. Sambil
memperhatikan
turunnya
air
raksa
dengarkan bunyi denyutan pertama/sistole,
dengarkan
terus
sampai
denyutan

terakhir/diastole

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENGUKUR TEKANAN DARAH


No. Dokumen
111.05.25

No. Revisi
Halaman
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PROSEDUR
TETAP

.
h Mencatat hasil pengukuran dan respon pasien
i. Pasien dan alat dirapikan
j. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT

Instalasi
Rawat
ICU,IGD,IKO.

Jalan,

Instalasi

rawat

inap,

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBERIKAN KOMPRES DINGIN


No. Dokumen
72.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/1
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

Memberikan kompres dingin pada pasien untuk


membantu menurunkan suhu tubuh dan
memberikan kenyamanan
1. Membantu menurunkan suhu tubuh
2. Memberi kenyamanan pada pasien
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langlah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan dalam memberikan kompres
dingin
1. Persiapan alat
a. Waslap
b. Perlak kecil dan alasnya
c. Waskom berisi air dingin/es atau kirbat es

PROSEDUR

2. Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang
akan
dilakukan
dan
posisi
diatur
sesuaikebutuhan
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Membawa peralatan kepasien
c. Perlak dan alas dipasang pada tempat yang
akan dikompres
d. Waslap dibasahi air dingin/es secukupnya dan
diletakkan ditempat yang akan dikompres
e. Observasi respon pasien
f. Mencuci tangan
g. Mencatat respon pasien dan hasil tindakan

UNIT TERKAIT

Instalasi Rawat
ICU,IGD,IKO.

Jalan,

Instalasi

rawat

inap,

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENERIMA PASIEN BARU


No. Dokumen
56.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/3
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

PENGERTIAN

Menerima pasien yang baru masuk ke Rumah


Sakit untuk dirawat sesuai dengan peraturan
peraturan yang berlaku.

TUJUAN

Agar pasien memperoleh pelayanan perawatan


dan pengobatan sesuai dengan kebutuhannya.

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan


langlah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan untuk menerima pasien baru
1. Menerima pasien
2. Mengukur tanda-tanda vital,anamnese dan
melakukan pengkajian serta mencatat dalam
status pasien
3. Mendampingi dokter memeriksa pasien di
Poliklinik / UGD,
4. Bila
ada
advice
dokter,
pasien
perlu
dirawat.Memberitahukan
kepada
pasien
maupun keluarga pasien bahwa pasien perlu
rawat inap.
5. Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang
prosedur pendaftaran rawat inap.
a. Perawat menyerahkan kepada keluarga
pasien surat pengantar rawat inap ( harus
dilengkapi dengan No. Rekam Medis, nama
pasien tanggal lahir/ jenis kelamin, alamat,
dokter, diagnosis serta sarana prasarana
yang diperlukan pasien, misal : sandaran,
oksigen, kelambu, dll), untuk mendaftarkan
rawat inap ke rekam medik
b. Khusus jam kerja pukul 16.00 07.00

pendaftaran langsung dilayani oleh perawat


IGD.
6. Melengkapi dan mengerjakan pesan pesan
dokter pada lyst Rekam Medis antara lain :
a. Cek hasil pemeriksaan laboratorium, EKG,
pemeriksaan darah, urine, kotoran, X-Ray,
dll.
b. Melengkapi dan membuatkan permintaan
laboratorium sesuai dengan advice dokter.
c. Melengkapi surat pernyataan persetujuan
tindakan medis / operasi / anesthesia (bila
pasien perlu dilakukan pembedahan).
d. Mempersiapkan pasien sebelum ke ruang
rawat inap.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENERIMA PASIEN BARU


No. Dokumen
56.05.25

No. Revisi
Halaman
0
2/3
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

7.

Perawat ruangan telepon ulang ke IGD /


Poliklinik tempat siap.
8.
Perawat Poliklinik / IGD mengantar pasien
dan keluarga ke bangsal dimana pasien akan
dirawat.
9.
Pasien dan keluarga pasien diterima perawat
ruangan
10. Perawat menjelaskan :
1) Kepada pasien
pasien dilarang membawa uang / barang barang
berharga / perhiasan.
Pasien dilarang membawa bantal / guling / selimut.
Pasien membawa peralatan mandi sendiri antara
lain :

Sabun dan tempatnya.

Tapal gigi.

Sikat gigi.

PROSEDUR

2) Kepada keluarga
a. Keluarga diorientasikan ruangan, misal
kamar mandi, WC, tempat pot dan urinal,
dll. (Demikian juga dengan pasien bila
keadaannya memungkinkan).
b. Menjelaskan peraturan / ketentuan yang
wajib ditaati waktu opname.
3) Penunggu pasien
a. Pasien dijinkan dijaga 1 orang kecuali
VIP,penunggu pasien harus dekat dengan
pasien.
b. Penunggu pasien tidak diperbolehkan
mengubah atau memindahkan alat alat
perawatan yang ada, termasuk kursi
kursi yang di luar ruangan.
c. Penunggu pasien tidak diperbolehkan
membawa alat alat tempat tidur.
d. Penunggu pasien tidak diperbolehkan
duduk atau tidur di tempat tidur pasien
yang ditunggunya / yang kosong / di
lantai.
e. Kamar kecil / WC boleh dipergunakan
dan harap menjaga kebersihan.
f. Penunggu pasien harap memberi tahu
kepada petugas, apabila ada keperluan
yang harus meninggalkan pasien yang
ditunggu.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENERIMA PASIEN BARU


No. Dokumen
56.05.25

No. Revisi
Halaman
0
3/3
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
g. Penunggu
pasien
tidak
diperbolehkan
merokok di dalam atau di luar kamar pasien
(di lingkungan Rumah Sakit).
h. Wastafel
di
kamar
pasien
hanya
diperbolehkan untuk sikat gigi dan cuci
tangan.
i. Setiap penunggu pasien diwajibkan memiliki
Kartu Tanda Penunggu pasien dan memakai
Tanda Penunggu tersebut.
Pengunjung pasien
a.
Jam kunjungan :

Pagi
: Pukul 10.30
12.00 Wib.

Sore
: Pukul 16.30 18.00 Wib.
b. Para pengunjung pasien tidak diperbolehkan
membawa makanan untuk pasien kecuali atas
izin dokter.
c. Para pengunjung pasien tidak diperbolehkan
merokok di dalam / di luar ruangan.
d. Para pengunjung pasien tidak diperbolehkan
duduk di tempat tidur pasien tempat tidur
kosong
11.
Perawat mengerjakan lyst pasien dan
pendokumentasien Asuhan Keperawatan
12.
Perawat melaksanakan tindakan Asuhan
Keperawatan.

UNIT TERKAIT

IGD, ICU, Instalasi rawat jalan, Instalasi rawat inap

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR KOSONG


No. Dokumen
104.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Menyiapkan TT yang lengkap
keperluannya untuk pasien

dengan

segala

1. Menyiapkan TT untuk pasien baru.


2. Memperoleh kenikmatan dan kesejahteraan
bagi pasien
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan menyiapkan tempat tidur
kosong

1. Persiapan alat
a. TT, kasur dan bantal.
b. Sprei besar.
c. Sprei kasur.
d. Sarung bantal.
e. Perlak.
f. Selimut.
g. Kain lap basah/ kering.
h. Lisol 10%.

PROSEDUR

2. Pelaksanaan
a.
Mencuci tangan dengan benar.
b. Menyiapkan alat-alat dengan lengkap.
c. Meja dilap, lalu taruhlah linen di atas meja
(diberi alas kertas).
d. Tempat tidur disemprot dengan lisol encer
(10%).
e. Membersihkan TT dari debu dengan lap
basah dan lap kering bagian atas, lalu lap
ditaruh di kaki TT.
f. Mencuci tangan.
g. Membalik kasur, lalu susunlah dengan rapi
kain bersih (linen) di atas kaki TT.
h. Memasang sprei besar sebelah kanan.
i. Garis tengah lipatan harus tepat ditengahtengah kasur bagian atas.
j. Sprei, dimasukkan rata, dibawah kasur
sedalam 30 cm, demikian juga sprei pada
bagian kaki setelah ditarik setegang
mungkin, pada ujung sisi-sisi sudut 90 lalu
diseluruh tepi sprei besar dimasukkan ke
bawah kasur dengan rapi dan tegang

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR KOSONG


No. Dokumen
104.05.25

No. Revisi
Halaman
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM

PROSEDUR
TETAP

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

.
k. Membuat sudut 90 pada sprei besar kanan
bawah.
l. Memasang selimut (dilipat 4 secara terbalik,
dipasang pada bawah kaki, bagian memasang
perlak sebelah kanan 30 cm dari sisi TT
bagian kepala.
m.
Memasang sprei kecil rata di atas perlak
10 cm di atas perlak dada yang terbalik,
bagian atas dimasukkan ke bawah, ujung-ujung
sisi dimasukkan ke bawah kasur.
n.
Bantal dipasangkan sarungnya, sudutsudut bantal dimasukkan benar-benar ke dalam
sudut-sudut sarungnya, letakkan pada TT
bagian kepala dan bagian sarung bantal yang
terbuka jangan menghadap ke arah pintu
masuk.
o.
Merapikan sprei besar sebelah kiri
bawah dan membuat sudut 90.
p.
Membuat sudut selimut 90 pada sebelah
kiri bawah.
q.
Merapikan perlak dan sprei kecil pada
sebelah kiri.
r.
Merapikan sprei besar sebelah kiri atas
dan membuat sudut 90.
s.
Membersihkan TT bagian bawah.
t.
Membersihkan meja dan kursi.
u.
Membereskan alat.
Instalasi rawat inap

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENGGANTI ALAT TENUN KOTOR PADA


TEMPAT TIDUR TANPA MEMINDAHKAN
PASIEN
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
102.05.25
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Mengganti alat-alat tenun kotor pada tempat tidur
tanpa memindahkan pasien.
1. Memberikan perasaan nyaman bagi pasien

TUJUAN

KEBIJAKAN

2. Mencegah terjadinya dekubitus.


3. Memelihara kebersihan dan kerapihan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan mengganti alat tenun kotor
pada tempat tidur tanpa memindahkan pasien

PROSEDUR

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

1. Persiapan alat
a. Alat tenun tempat tidur yang bersih dalam
tempatnya diatas trolly (Sprei besar/laken,
sprei kecil/steak laken, selimut, sarung
bantal, perlak).
b. Tempat kain kotor bertutup
c. Ember berisi larutan desinfektan.
d. Lap kerja basah dan kering.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang
akan dilaksanakan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Peralatan dibawa ke tempat pasien.
c. Perawat berdiri disisi kiri dan kanan tempat
tidur
d. Selimut dan bantal yang tidak perlu
diletakkan diatas kursi atau bangku
e. Pasien. dimiringkan pada salah satu sisi
tempat tidur (bila perlu pasien.diganjal bantal
supaya tidak jatuh).
f. Lepaskan alat tenun yang kotor lalu digulung
satu persatu sampai dibawah punggung
pasien
g. Sprei kecil/steak laken dan perlak digulung
ke tengah tempat tidur sejauh mungkin.
h. Perlak
dibersihkan
dengan
larutan
desinfektan
lalu
dikeringkan
digulung
ketengah sejauh mungkin.
i. Laken yang bersih digulung setengah bagian,
kemudian gulungannya diletakkan dibawah
punggung pasien dan setengah bagian lagi
diratakan serta dipasang pada kasur
MENGGANTI ALAT TENUN KOTOR PADA
TEMPAT TIDUR TANPA MEMINDAHKAN
PASIEN
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
102.05.25
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
j. Perlak yang digulung tadi diratakan kembali
k. Steak laken yang bersih digulung setengah

bagian, kemudian gulungannya diletakkan


dipunggung pasien dan setengah bagian lagi
diratakan diatas perlak serta dipasangkan
pada kasur
l. Pasien dimiringkan kebagian yang bersih
m. Lepaskan alat tenun yang kotor dan
dimasukan kedalam tempat bertutup
m. Ratakan laken yang bersih dengan steak
laken dan perlak, pasangkan pada kasur
n. Mengganti sarung bantal yang kotor
o. Bantal disusun , pasien dibaringkan pada
posisi yang nyaman.
p. Selimut kotor diganti dengan yang bersih
q. Peralatan
dibersihkan,
dibereskan,
dan
dikembalikan ketempat semula
r. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

Instalasi rawat inap

MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR


No.
Dokumen
94.05.25
Tanggal terbit
01 Maret
2008

No. Revisi
0

Halaman
1/3

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


Membersihkan tubuh pasien dengan menggunakan
air dan sabun.
1.

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

RS. BAPTIS
BATU

Membersihkan kulit dan menghilangkan bau


badan.
2. Memberikan perasaan segar.
3. Merangsang peredaran darah.
4. Sebagai pengobatan.
5. Mencegah infeksi kulit.
6. Mendidik pasien dalam kebersihan perorangan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan memandikan pasien di tempat
tidur
1. Persiapan alat
a. Seperangkat alat-alat mandi :

Sabun mandi.

Pasta gigi.

Gelas kumur.

Sisir.

Talk.
b. Satu stel pakaian bersih.
c. Waskom mandi berisi air hangat.
d. Handuk bersih
e. Tempat bertutup untuk pakaian kotor
f. Sketsel/korden
g. Waslap mandi 2 buah.
2. Persiapan pasien
Pasien diberitahukan tentang tindakan yang akan
dilaksanakan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Membawa peralatan kepasien
c. Memasang sketsel/korden
d. Menanyakan pada pasien apakah pasien mau
BAB atau BAK terlebih dahulu
e. Selimut dan bantal dipindahkan dari tempat
tidur, bila masih dibutuhkan bantal digunakan
f. Perawat berdiri disisi kiri atau kanan pasien
g. Pakaian bagian atas dibuka kemudian ditutup
dengan selimut mandi atau kain penutup
Pasien dimandikan dengan urutan sebagai
berikut :

MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR


No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

94.05.25

Jl. Raya Tlekung


No. 1
Batu
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

2/3
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
- Mencuci muka.
Handuk dibentangkan di bawah kepala,
muka, telinga dan leher dibersihkan
dengan waslap lembab, lalu keringkan
dengan handuk
Tanyakan apakah pasien biasa pakai
sabun atau tidak.
- Mencuci tangan.
Selimut mandi atau kain penutup
diturunkan
kedua tangan di keataskan
letakkan handuk diatas dada dan
lebarkan ke samping kiri dan kanan
sehingga kedua lengan dapat diletakkan
di atas handuk.
Kedua tangan dibasahi dan disabun mulai
dari lengan yang jauh dari perawat,
kemudian yang lebih dekat lalu dibilas
sampai bersih, lalu dikeringkan dengan
handuk
Masukkan kedua telapak tangan ke dalam
waskom lalu keringkan.
- Mencuci dada dan perut
Pakaian pasien bagian bawah dibuka dan
selimut atau kain penutup diturunkan
sampai perut bagian bawah
Kedua tangan pasien dikeataskan, handuk
diangkat dan
dibentangkan pada sisi
pasien

Ketiak, dada dan perut dibasahi dan


disabun, dibilas sampai bersih dan
dikeringkan dengan handuk.
Bersihkan pusar dengan kapas lidi dan
kenakan baju yang bersih atau ditutup
kain penutup/handuk.
- Mencuci punggung

Pasien dimiringkan ke kiri


Handuk
dibentangkan
di
bawah
punggung sampai bokong
Punggung sampai bokong dibasahi,
disabuni,
dibilas
dan
selanjutnya
dikeringkan dengan handuk
Pasien dimiringkan ke kanan dan handuk
dibentangkan
dibawah
punggung
kemudian punggung dicuci seperti pada
punggung kiri

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR


No. Dokumen
94.05.25

No. Revisi
Halaman
0
3/3
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM

PROSEDUR
TETAP

Beri talk secukupnya lalu dilakukan gosok


punggung,
kemudian
pasien
ditelentangkan dan memasang pakaian
dengan rapi

- Mencuci kaki
Kaki pasien yang terjauh dari perawat
dikeluarkan dari bawah kain penutup
atau handuk
Handuk dibentangkan dibawahnya dan
lutut ditekuk

Kaki dibasahi, disabun dan dibilas sampai


bersih kemudian dikeringkan dengan
handuk, demikian juga kaki yang satu lagi
Masukkan kedua telapak kaki ke dalam
waskom lalu dikeringkan.
Air dalam waskom yang kotor diganti dengan
air bersih.

PROSEDUR

h.
i.
j.
k.
l.

- Mencuci lipat paha dan genetalia


Handuk dibentangkan di bawah bokong
dan bagian bawah perut
Daerah lipatan paha dan genetalia
dibasahi, disabun lalu dibilas dan
dikeringkan.
Pakaian
bagian
bawah
dikenakan
kembali, kain penutup atau handuk
diangkat, selimut pasien dipasangkan
kembali
Merapikan/ mengganti alat tenun yang kotor
dengan yang bersih.
Menyisir rambut.
Membersihkan lingkungan pasien.
Pakaian dan alat tenun kotor serta peralatan
dirapikan dan dibawa ketempatnya
Obsservasi respon pasien dan kelainan pada

tubuhnya
m. Hindarkan tindakan yang menimbulkan rasa
malu pada pasien dan tetap menjaga kesopana
n. Mencuci tangan.
UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBANTU PASIEN MANDI SENDIRI


DI KAMAR MANDI
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
72.05.25
0
1/1
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

Membantu pasien mandi sendiri di kamar mandi


1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau
badan.
2. Memberikan perasaan segar.
3. Merangsang peredaran darah.
4. Sebagai pengobatan.
5. Mencegah infeksi kulit.
6. Mendidik pasien dalam kebersihan perorangan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan membantu pasien mandi
sendiri di kamar mandi
1. Persiapan alat
a. satu stel pakaian bersih
b. Handuk bersih
c. Waslap
d. Sabun pada tempatnya
e. Sediakan bel
2. Persiapan pasien
Menanyakan pada pasien mau mandi dikamar
mandi atau di tempat tidur
3. Pelaksanaan
a.
Mencuci tangan
b.
Membawa peralatan
ke kamar mandi pasien
c.Menyiapakan air di kamar mandi
d.
Membantu pasien di
kamar mandi
e.
Menganjurkan
pada
pasien agar menggunakan bel bila perlu
bantuan
f. Perawat menunggu diluar kamar mandi sampai
pasien selesai mandi
g.
Membantu
pasien
kembali ke tempat tidur
h.
Membersihkan kamar

mandi
i. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

Instalasi rawat inap

MEMBANTU PASIEN MANDI KE KAMAR


MANDI DENGAN KURSI RODA
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
72.05.25
0
1/1
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Membantu pasien mandi ke kamar mandi dengan
kursi roda
1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau
badan.
2. Memberikan perasaan segar.
3. Merangsang peredaran darah.
4. Sebagai pengobatan.
5. Mencegah infeksi kulit.
6. Mendidik pasien dalam kebersihan perorangan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan membantu pasien mandi ke
kamar mandi dengan kursi roda

PROSEDUR

1. Persiapan alat
a. satu stel pakaian bersih
b. Handuk bersih
c. Waslap
d. Sabun pada tempatnya
e. Sediakan bel
2. Persiapan pasien
Menanyakan pada pasien apakah pasien mau
mandi di kamar mandi atau di tempat tidur
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Membawa peralatan ke kamar mandi pasien
c. Menyiapkan air di kamar mandi
d. Membantu pasien pindah dari kursi roda ke
bangku/kursi mand
e. Meletakkan alat mandi didekat pasien
f. Membantu pasien membuka baju
g. Membantu pasien untuk mandi
h. Membantu pasien memakai baju
i. Membantu pasien ke kursi roda
j. Mendorong kursi roda pasien ke tempat tidur
k. Membersihkan dan merapikan kamar mandi
l. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

CARA MELAKUKAN MASAGE PUNGGUNG


No.
Dokumen
58.05.25

No. Revisi
0

Halaman
1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret
2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


Masage punggung merupakan suatu
menggosok / mengusap punggung klien.

tindakan

1. Meningkatkan relaksasi.
2. Meningkatkan
sirkulasi
pada
area
yang
dimasage.
3. Mengkaji kondisi kulit.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada

pelaksanaan tindakan massage punggung

PROSEDUR

1. Persiapan alat
a. Handuk.
b. Alkohol.
c. Talk.
2. Persiapan pasien
Jelaskan kepada pasien tentang prosedur yang
akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Membawa peralatan ke pasien
c. Mengatur posisi pasien dengan posisi prone
bila bila tidak dapat posisi SIM.
d. Meletakkan sebuah bantal tipis di bawah
perut klien untuk menjaga posisi yang tepat.
e. Meletakkan handuk di sisi punggung / badan
pasien.
f. Menuangkan alkohol sedikit di tangan, lalu
usap dengan kedua tangan di punggung
pasien sampai rata.
g. Melakukan
masage
punggung,
masage
dilakukan dengan menggunakan telapak
tangan dan jari jari, gunakan tekanan halus
yang bersambungan.
Perhatian :
1. Hindari untuk melakukan masage pada area
kemerah merahan, kecuali bila kemerahan
tersebut hilang sewaktu dimasage.
2. Masage punggung dapat merupakan kontra
indikasi pada pasien imobilitas tertentu.
3. Masage punggung dikerjakan selama 5 s/d 10
menit.

UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBANTU MEMOTONG KUKU PASIEN


No. Dokumen
96.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Menolong memotong kuku klien yang panjang,


karena tidak dapat melakukannya sendiri.
1. Menjaga kebersihan.
2. Mencegah timbulnya luka.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan membantu memotong kuku
pasien
1. Persiapan alat
a. Gunting/ pemotong kuku.
b. Handuk.
c. Bengkok.
d. Waskom berisi air hangat.
e. Sabun.
f. Sikat kuku.
g. Aceton (bila perlu).
h. Kapas.
i. Sarung tangan.
2. Persiapan pasien
a. Diberitahukan
tindakan
yang
akan
dilaksanakan.
b. Mengatur posisi pasien.
3. Memotong kuku pada jari - jari tangan :
a. Mencuci tangan.
b. Memakai sarung tangan.
c. Merendam tangan dengan air hangat dalam
waskom selama 1 2 menit untuk melunakkan
kuku. Bila kuku sangat kotor disikat dengan
sikat kuku dan sabun lalu di bilas dengan air
d. hangat, dikeringkan dengan handuk.
e. Tangan ditaruh di atas bengkok supaya
potongan kuku tidak berserakan.
f. Memotong kuku pada jari tangan sesuai
dengan lengkungan kuku.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBANTU MEMOTONG KUKU PASIEN


No. Dokumen
96.05.25

No. Revisi
Halaman
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM

PROSEDUR
TETAP

PROSEDUR

4. Memotong kuku pada jari jari kaki :


a. Mencuci tangan.
b. Memakai sarung tangan.
c. Merendam kaki dengan air hangat dalam
waskom selama 2 3 menit untuk
melunakkan kuku.Bila kuku sangat kotor
disikat dengan sikat kuku dan sabun lalu
dibilas dengan air hangat, dikeringkan
dengan handuk.
d. Kaki di taruh di atas bengkok supaya
potongan kuku tidak berserakan.
Perhatian :
1. Pasien diharapkan selalu memakai alas kaki yang
tepat untuk menghindari dari infeksi.
2. Memakai sepatu jangan terlalu pas dan
memotong kuku secara rutin.
3. Memotong kuku jangan terlalu ke dalam karena
dapat menimbulkan luka.

UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENYISIR RAMBUT
No. Dokumen
106.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/1
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP

I.
AN

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PENGERTI II.
Mengatur rambut
menggunakan sisir.

TUJUAN

KEBIJAKAN

serapi

mungkin

dengan

1. Memberikan rasa senang dan nyaman.


2. Agar rambut dapat terpelihara dengan baik dan
kelihatan rapih.
3. Merangsang sirkulasi darah.
4. Mencegah bersarangnya kutu kepala / kotoran
yang lain.
5. Melihat kelainan kulit kepala.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan membantu pasien menyisir
rambut

PROSEDUR

UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

1. Persiapan alat
a. Sisir
b. Kain pengalas / handuk
c. Karet gelang untuk pasien yang berambut
panjang.
d. Minyak rambut / air (bila perlu).
e. Bengkok berisi larutan desinfektan khusus
untuk pasien yang berkutu/kelainan kulit.
f. Kertas untuk membungkus kotoran/rambut
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang
akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Mengatur posisi pasien (bila bisa duduk diberi
posisi duduk, bila tidak bisa dilakukan dengan
posisi berbaring).
c. Memasang
kain
pengalas/handuk
yang
diletakkan pada bahu atau di bawah kepala
sampai tulang belikat.
d. Rambut yang panjang dan kusut diberi
minyak/air dan dibelah dua, kemudian disisir
secara bertahap dimulai dari bagian bawah
(ujung rambut) ke pangkal, setelah rapi rambut
dijalin. Bila rambut pendek disisir dari pangkal
keujun
e. Rambut
yang
rontok
dikumpulkan
dan
dibungkus dengan kertas, kemudian dibuang
ditempat sampah, rambut berkutu/dengan
kelainan kulit dimasukkan kedalam larutan
desinfektan pada bengkok
f. Alat dibersihkan, dirapikan dan dikembalikan
ketempat semula
g. Mencuci tangan.
h. Observasi dan catat respon pasien dan kelainan
yang ditemukan
Instalasi rawat inap
MENCUCI RAMBUT
No. Dokumen
101.05.25
Tanggal terbit
01 Maret 2008

No. Revisi
Halaman
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

Menghilangkan kotoran pada rambut dan kulit kepala,


menggunakan shampo kemudian dibilas dengan air.
1. Membersihkan kulit kepala dan rambut dari
kotoran.
2. Menghilangkan bau dan memberi rasa segar.
3. Merangsang sirkulasi darah.
4. Membasmi kutu / ketombe.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan membantu pasien mencuci
rambut
1. Persiapan alat
a. 2 handuk.
b. Perlak panjang untuk alas.
c. Waskom berisi air hangat dan gayung.
d. Shampo.
e. Sisir.
f. Gauze, kapas.
g. Mangkok.
h. Ember kosong.
i. Bengkok.
j. Celemek.
k. Schutsel.
l. Memakai sarung tangan.
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur
yang akan
dilakukan.
b. Mengatur posisi pasien dengan kepala di pinggir
tempat tidur.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Memakai sarung tangan dan celemek.
c. Ember diletakkan di bawah tempat tidur bagian
kepala.
d. Memasang perlak di bawah kepala, sisi kanan
dan kiri
digulung sedikit ke dalam dan ujungnya berada
dalam ember.
e. Telinga pasien disumbat dengan kapas, mata
ditutup dengan
gauze.
f. Menutupi pasien dengan handuk sampai ke
leher.
g. Rambut disisir kemudian disiram dengan air
hangat.
h. Rambut dicuci dengan shampo digosok merata.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENCUCI RAMBUT
No. Dokumen
101.05.25

Tanggal terbit
01 Maret 2008

No. Revisi
Halaman
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
i. Membilas rambut beberapa kali dengan air
hangat sampai
bersih sambil memijit mijit kepala.
j. Kepala diangkat dan diletakkan di atas handuk.
k. Sumbat telinga dan tutup mata diangkat,
diletakkan di dalam
bengkok / dibungkus dengan kertas dan
dibuang.
l. Mengangkat perlak dan diletakkan di dalam
ember.
m. Mengeringkan rambut dengan handuk.
n. Menyisir sampai rapih dan kepala pasien
diletakkan di atas
bantal yang telah dialasi dengan handuk yang
kering.
o.Membersihkan dan mengembalikan alat alat
pada
tempatnya.
p. Mencuci tangan
.
UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMASANG KAP KUTU (PEDICULUS CAP)


No. Dokumen
95.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

PENGERTIAN

Membungkus rambut yang sudah diberi pembasmi


kutu.

TUJUAN

Membasmi kutu dan telornya serta mencegah kutu


supaya tidak berjatuhan.

KEBIJAKAN

Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan


langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan memasang kap kuku

PROSEDUR

1. Persiapan alat
a. Obat kutu (Peditox).
b. Kap kutu khusus / kain segitiga.
c. Gauze.
d. Pengalas dan perlak.
e. Peniti.
f. Sisir kutu dan sisir biasa.
g. Kertas koran.
h. Bengkok berisi larutan desinfektan.
i. Celemek.
j. Mangkok.
k. Penutup kepala.
l. Sarung tangan.
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur
yang akan
dilakukan.
b. Mengatur posisi pasien.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Memakai celemek tutup kepala dan sarung
tangan.
c. Memasang pengalas pada bahu pasien dan
untuk fiksasi diberi
peniti.
d. Menyisir rambut dengan sisir biasa kemudian
dengan sisir
kutu kemudian masukkan ke dalam bengkok
yang berisi
larutan desinfektan.
e. Di sekeliling kulit kepala diolesi dengan
gauze vaselin.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

CARA MEMASANG KAP KUTU (PEDICULUS


CAP)
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
95.05.25
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM

PROSEDUR
TETAP

PROSEDUR

f. Menuang obat kutu / Peditox ke dalam


mangkok.
g. Membungkus kepala dengan kap kutu khusus
/ kain segitiga,
diujungnya disimpulkan di atas dahi dan
diberi peniti
(telingan jangan sampai tertutup) dibiarkan
selama 12 18
jam baru rambut dicuci.
h. Mengatur kembali posisi pasien.
i. Mendesinfeksi semua alat dan dikembalikan
di tempatnya.
j. Mencuci tangan
.

UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBERI PENYULUHAN KESEHATAN


SECARA INDIVIDU
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
306.05.25
0
1/1
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

Memberikan penyuluhan kesehatan secara individu


Menanamkan
pendidikan
dan
menambah
pengetahuan kesehatan bagi individu
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
untuk
member penyuluhan kesehatan secara individu
1. Persiapan alat
a. Materi/satuan pelajaran(satpel)
b. Alat peraga bila diperlukan
2. Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan

PROSEDUR

3. Persiapan lingkungan
Tempat/lingkungan yang nyaman
4. Pelaksanaan
a. Memberi penyuluhan pasien dengan cara
diskusi, tanya jawab, demonstrasi
b. Menggunakan alat peraga bila diperlukan
c. Mengadakan evaluasi
d. Memberikan umpan balik
e. Mencatat hasil penyuluhan

UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, IKO,


ICU.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENGUKUR CAIRAN YANG MASUK DAN


KELUAR
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
0
1/1
307.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

PENGERTIAN

Mengukur cairan yang masuk dan yang keluar

TUJUAN

1. Untuk mengetahui balance cairan pasien


2. Untuk mengetahui kebutuhan cairan pasien
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan untuk mengukur cairan yang
masuk dan keluar
1.Persiapan alat
a. Formulir observasi pemasukkan dan
pengeluaran cairan
b. Gelas ukuran
c. Bahan yang akan diukur

KEBIJAKAN

PROSEDUR

2. Persiapan pasien
Menjelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Menghitung cairan yang masuk baik enteral
maupun parenteral
c. Mengukur cairan yang keluar
d. Mencatat hasil tindakan
e. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

Instalasi rawat inap, ICU.

MEMBANTU PASIEN MEMBERSIHKAN


MULUT
Halam
No. Dokumen
No. Revisi
an
105.05.25
0
1/1
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

Membersihkan
makanan

mulut

dari

kotoran

sisa

1. Supaya mulut tetap sehat, bersih dan tidak


berbau.
2. Mencegah terjadinya infeksi / stomatitis
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan untuk membantu pasien
membersihkan mulut

1. Persiapan alat

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

a. Handuk dan kain pengalas.


b. Gelas kumur berisi air bersih.
c. Bengkok/nierbekken.
d. Sikat dan pasta gigi
e. Vaselin bibir
2. Persiapan pasien
Menjelaskan
kepada
pasien
tentang
prosedur yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Meletakkan alat-alat ke tempat yang
mudah dijangkau pasien
c. Membantu pasien dengan posisi setengah
duduk atau miringkan kepala pasien
d. Memasang handuk diatas dada pasien
e. Memberi air untuk kumur-kumur
f. Basahi sikat gigi dan olekan pasta gigi
g. Membantu pasien untuk sikat gigi
h. Memberikan air untuk kumur-kumur
sampai bersih dan dikeringkan dengan
handuk
i. Mengoles bibir dengan vaselin bibir dan
membersihkan sikat gigi
j. Merapikan alat-alat
k. Mencuci tangan
Instalasi rawat inap

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBERSIHKAN MULUT PADA PASIEN


TIDAK SADAR
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
100.05.25
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Membersihkan rongga mulut, lidah dan gigi dari
semua
kotoran
/
sisa
makanan
dengan
mempergunakan gauze / kapas yang dibasahi
dengan air bersih.
Untuk mengobati dan membersihkan rongga mulut,
lidah dan gigi.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan untuk membersihkan mulut
pada pasien yang tidak sadar.
1. Persiapan alat
a. Baki.
b. Handuk dan kain pengalas.
c. Gelas kumur berisi air bersih/ NaCl
d. Sudip lidah (Tong Spatel) yang telah
dibungkus kasa
e. Kapas lidi.
f. Kain kasa.
g. Bengkok/nierbekken.
h. Pinset
i. Borax glicerin
j. Sarung tangan bersih.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur
yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Membawa peralatan ke pasien
c. Meletakkan handuk / pengalas di bawah
dagu dan pipi pasien.
d. Ujung pinset dibungkus dengan kasa dan
dibasahi air yang telah disediakan
e. Membuka mulut dengan sudip lidah /tong
spatel
f. Membersihkan rongga mulut mulai dari
dinding, gusi, gigi, lidah dan terakhir bibir
dengan kasa yang telah dibasahi.

g. Kain kasa yang kotor dibuang pada bengkok.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBERSIHKAN MULUT PADA PASIEN


TIDAK SADAR
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
100.05.25
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM

PROSEDUR
TETAP

h. Diulangi sampai bersih.


i. Mengolesi bibir dengan Borax Glycerin
j. Mengobservasi respon pasien
k. Pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan
l. Mencuci tangan.
m. Mencatat kelainan pada gigi dan mulut pada
catatan perawat.
.
UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

CARA MELAKUKAN IRIGASI VAGINA


No. Dokumen
03.05.57

No. Revisi
Halaman
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

PENGERTIAN

Membersihkan vagina dengan cairan obat yang


dialirkan atau disemprotkan ke dalamnya.

TUJUAN

Untuk mengobati dan membersihkan vagina.

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan


langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan irigasi vagina
1. Persiapan alat
a. Irigator dengan slangnya.
b. Kanula vagina steril dalam tempatnya.
c. Sarung tangan.
d. Standar infus, bila perlu.
e. Obat
cairan
yang
diperlukan,
dalam
tempatnya.
f. Bengkok (nierbekken).
g. Pispot.
h. Alas bokong.
i. Selimut.
j. Kapas sublimat/ desinfektan.
k. Klem.
l. Sampiran (scherm).
2. Persiapan Pasien
a. Menjelaskan kepada klien tentang prosedur
tindakan yang
akan dilakukan.
b. Pasien diatur dalam posisi dorsal recumbent.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Sampiran (scherm) dipasang, bila perlu.
c.
Obat
atau
cairan
dihangatkan
dan
dimasukkan ke dalam

irigator dengan slang diklem terlebih dahulu.


d. Irigator diangkat setinggi sekurangkurangnya 30 cm dari
permukaan tempat tidur. Kanula dipasang
pada ujung slang,
dan cairan dialirkan, lalu slang diklem dan
kanula diletakkan
pada tempat yang steril.
e. Pakaian pasien bagian bawah dibuka, lalu
daerah tersebut

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

CARA MELAKUKAN IRIGASI VAGINA


No. Dokumen
03.05.57

Tanggal terbit
01 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP

No. Revisi
Halaman
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

ditutup dengan selimut.


f.

Alas bokong dan pispot

PROSEDUR

dipasang.
g. Vulva dibersihkan dengan kapas sublimat. Ibu
jari dan telunjuk kiri petugas dibalut dengan
kapas sublimat, selanjutnya kapas dibuka dan
dengan tangan kanannya petugas memasukkan
kanula ke dalam vagina klien.
h.
Klem dibuka, kanula
diputar, cairan dialirkan perlahan-lahan sampai
habis.
i.
Kanula dikeluarkan dan
dilepas dari slang, lalu dimasukkan ke dalam
bengkok yang berisi cairan desinfektan.
j.
Pispot diangkat setelah
cairan tidak mengalir lagi dari vagina.
k.
Setelah selesai, pasien
dirapikan kembali.
l.
Peralatan dibersihkan,
dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula.

UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, IGD

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBERI OBAT MELALUI MULUT


No. Dokumen
155.05.25

No. Revisi
0

Halaman
1/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Menyiapkan dan memberikan obat-obat untuk klien
yang dapat diberikan melalui mulut dan ditelan.
Memberikan obat kepada pasien melaui mulut
secara tepat dan benar, sesuai dengan program
pengobatan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan atau cara pemberian obat
melalui mulut
1. Persiapan alat dan obat
a. Baki
b. Gelas obat/ gelas ukur.
c. Kartu obat yang lengkap dengan tulisan :

Nama pasien.

Kamar dan bed pasien.

Jenis obat/ nama obat.

Dosis obat.

Waktu/ jam pemberian.

Tanggal dipesan dan tanda tangan yang


mengerjakan.
d. Lap yang telah dibasahi (untuk membagi
obat cair).
e. Air minum / pisang (untuk minum obat).
f. Obat yang diperlukan
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur
tindakan yang akan dilakukan.

3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Kira-kira setengah jam sebelum obat
diberikan, ambil kartu obat dari kotak obat.
c. Cocokkan kartu obat dengan lyst pasien,
pesan-pesan dokter dan catatan perawat
menurut
tanggal.
Kalau
tidak
cocok
kembalikan ke pesan-pesan dokter.
d. Menyiapkan obat menurut cara yang
dipesan.
e. Siapkan alat-alat yang diperlukan.
f. Jangan berbicara dengan siapapun waktu
menyediakan obat.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBERI OBAT MELALUI MULUT


No. Dokumen
155.05.25

No. Revisi
Halaman
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
g. Dengan kartu obat mengecek etiket untuk nama
dosis obat yang ada dalam botol waktu
mengambil dari lemari.Sebelum menuangkan
obat yang diperlukan, membaca etiket lagi
untuk nama obat dan dosis obat.
h. Letakkan gelas-gelas obat di atas kartu obat
pada baki.
i. Obat dibawa kepada pasien oleh perawat yang
menyiapkan obat tersebut.
j. Tentukan pasien, baca nama pasien dan panggil
namapasien.
k. Berikan obat langsung kepada pasien dan
tunggu sampai obat benar-benar diminum/
ditelan bila perlu pasien dibantu dengan
memperhatikan 5 prinsip benar.
l. Balik kartu obat pasien.
m. Kembalikan alat-alat ke kamar kerja, cuci alatalat dan simpan pada tempatnya.
n. Bawa kartu obat ke lyst pasien secepatnya dan
cek pada kolom obat dan catat juga respon
pasien terhadap pemberian obat. Dengan
mengecek
dan
tanda
tangan
perawat

o.
p.
q.
r.

UNIT TERKAIT

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

membuktikan sudah memberi obat dengan


ukuran yang benar menurut jam dan tanggal.
Coretan tersebut menjadi resmi apabila ada
coretan paraf di atasnya.
Tulisan / paraf hanya dibuat oleh perawat yang
sudah menyiapkan dan memberikan
obat
tersebut.
Kalau pasien tidak mau minum obat/ ditunda
karena puasa untuk pemeriksaan, lingkari jam
obat dan tulis paraf.
Sesudah dicek, kartu obat dikembalikan ke
kotak obat, sesuai jam pemberian obat
berikutnya
Mencuci tangan

Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU

MEMBERIKAN OBAT MELALUI MATA


No. Dokumen
146.05.25

Tanggal terbit
1 Maret 2008

No. Revisi
Halaman
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

Pemberian obat-obat/ cairan tertentu ke dalam mata


dengan cara meneteskan/ mengoleskan pada mata.
1. Melaksanakan tindakan pengobatan mata, sesuai
dengan program terapi.
2. Mempercepat proses penyembuhan pada mata
yang sakit.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah
asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan pemberian obat mata

PROSEDUR

1. Persiapan alat dan obat


a.
Salep
mata/
tetes
mata.
b.
Kapas steril/ gauze.
c.
Gunting dan plester
(prn).
d.
Pinset
steril/sarung
tangan.
e.
Kom steril.
f.
Bengkok.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu obat dengan lyst pasien.
b. Menjelaskan pada pasien tentang prosedur
tindakan yang akan dilakukan.
c. Mencuci tangan.
d. Menyiapkan obat yang diperlukan.
e. Mengatur posisi pasien sesuai keperluan.
f. Memakai sarung tangan.
g. Membersihkan mata dengan kapas steril.
h. Ujung tube diusap dengan kapas steril
kemudian salep dituang sedikit pada kapas
tadi.
i. Membuka conjungtiva kelopak mata bawah
dengan ibu jari/ dua jari dengan melakukan
tekanan ke arah bawah terhadap bagian pipi
yang bertulang menonjol dan pasien
dianjurkan untuk melihat ke atas.
j. Mengoleskan sepanjang sisi dalam dari
kelopak mata bawah, pada conjungtiva
bagian bawah dan menganjurkan pasien
untuk menutup dan mengedipkan kelopak
mata.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBERIKAN OBAT MELALUI MATA


No. Dokumen
146.05.25

No. Revisi
Halaman
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP

PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
k. Membersihkan sisa obat salep/ tetes yang ada
di sekitar mata dengan kapas.
l. Bila perlu mata ditutup dengan kasa steril dan
diplester.
m. Melepas sarung tangan.
n. Membereskan alat-alat, dan mencuci tangan
o. Mendokumentasikan
prosedur
tindakan
distatus lyst pasien.
Perhatian :
1.
Mencuci tangan sebelum dan sesudah
memberikan obat.
2.
Membaca etiket sebelum memberikan
untuk mencegah kekeliruan.

UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBERIKAN OBAT MELALUI VAGINA


No. Dokumen
77.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/1
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2006
PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

PENGERTIAN

Pemberian obat-obat melalui vagina dengan cara


dioleskan, suppositorium, irigasi.

TUJUAN

Untuk mengobati dan membersihkan vagina.

KEBIJAKAN

Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan


langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan pemberian obat melalui
vagina

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

1. Persiapan alat dan obat


Baki berisi :
a. Obat sesuai dengan pesanan dokter.
b. Kaos tangan steril.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur
tindakan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Cocokkan kartu obat kuning pada pesanan
dokter.
b. Mencuci tangan
c. Siapkan obat sesuai dengan pesanan dokter.
d. Siapkan alat-alat pada baki dan bawa ke
samping temapt tidur
pasien (obat sudah dibuka dan dimasukkan ke
gauze steril).
e. Atur posisi pasien dorsa recumbent.
f. Masukkan obat perlahan-lahan dengan
memakai kaos tangan
dan suruh pasien nafas panjang.
g.
Kembalikan
klien
pada
posisi
yang
menyenangkan.
h. Bereskan alat-alat.
i. Mencuci tangan dan cek pada lyst pasien

Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU

MEMBERIKAN OBAT MELALUI RECTUM


No. Dokumen
76.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/1
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2006
PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PENGERTIAN

Pemberian obat-obat tertentu melalui rectum dengan cara


dioleskan, memasukkan obat supositori, mengalirkan
cairan obat misalnya clysma dan lain-lain.

TUJUAN

Untuk mengobati dan membersihkan rectum.

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkahlangkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan
pemberian obat melalui rectum
1. Persiapan alat dan obat
a. Baki obat.
b. Obat sesuai pesanan dokter.
c. Kaos tangan.
d. Jelly.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur tindakan
yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencocokan obat dengan pesanan dokter.
b. Mencuci tangan.
c. Menyiapkan obat dan memasukkan ke dalam gauze
steril.
d. Bawa obat ke samping tempat tidur pasien dan
membaca
nama pasien pada kartu tempat tidur.
e. Siapkan pasien dalam posisi SIM.
f. Pakai kaos tangan, ambil obat dan beri sedikit
parafin,
masukkan obat perlahan-lahan sedalam jari telunjuk
dengan
memberitahu pasien untuk nafas dalam.
g. Bereskan alat-alat.
h. Kembalikan pasien ke posisi semula.
i. Cuci tangan dan cek pada lyst pasien.
.

UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBERIKAN OBAT MELALUI TELINGA


No.
Dokumen
75.05.25

No. Revisi
0

Halaman
1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret
2006

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


Pemberian obat ke dalam rongga bagian luar dengan
cara meneteskan atau irigasi.
Membersihkan rongga telinga dari nanah, kotoran
telinga atau benda asing.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan pemberian obat melalui
telinga
1. Persiapan alat
a. Alat irigasi telinga.
b. Air hangat pada tempatnya.
c. Bengkok.
d. Perlak dan alasnya.
e. Handuk.
f. Pinset telinga/ pinset bengkok.
g. Kapas lidi.
2. Persiapan pasien
a. Pasien disiapkan sikap duduk.
b. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Perlak dan alasnya dipasang di atas bahu.
c. Pasien dianjurkan untuk memegang bengkok
di bawah telinga
yang akan dibersihkan.
d. Dengan tangan kiri daun telinga ditarik ke
atas dan sedikit ke
belakang
f. Ujung alat irigasi diletakkan di muka liang
telinga jangan
sampai menutupi rongga telinga.
g. Penyemprotan dilakukan dengan hati-hati tapi
agak kuat pada
sisi atas liang telinga.
h. Cairan yang keluar ditampung dengan
bengkok.

i. Penyemprotan diulang beberapa kali sampai


bersih.
j. Setelah bersih, lubang telinga dibersihkan
dengan kapas lidi,
sekitarnya dibersihkan dengan handuk.
k. Bila perlu ditetesi obat.
l. Alat-alat dibereskan dan pasien dirapikan.
m. Mencuci tangan dan mencatat tindakan
dalam status pasien
UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBERIKAN OBAT MELALUI HIDUNG


No. Dokumen
68.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/1
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2006
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Suatu tindakan pemberian obat kepada pasien
melalui pernafasan.
1. Melegakan pernafasan.
2. Mengurangi pembengkakan selaput saluran
nafas.
3. Mengobati peradangan.
4. Mengencerkan dan memudahkan keluarnya
lendir.
5. Mengurangi batuk.
6. Mencegah kekeringan selaput lendir.
7. Dilakukan pada pasien :
a.
Sesak nafas.
b.
Asma bronchiale.
c.
Pasca tracheostomi.
d.
Saluran nafas bagian
atas tersumbat lendir
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan pemberian obat melalui
hidung
1. Persiapan alat dan obat
a. Tissue

b. Bengkok
c. Obat yang diperlukan
2. Persiapan pasien
Menjelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
3. Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu obat dengan status
pasien
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan obat
d. Membawa obat kepasien
e. Meneteskan obat-obat tertentu ke dalam
lubang hidung.
f.
Merapikan pasien
dan
membereskan
peralatan
g. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD,


ICU.
MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN
INTRA MUSCULAR
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
80.05.25
0
1/3
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Penyuntikan obat ke dalam jaringan otot.
1. Untuk
memberikan
obat-obatan
yang
merangsang yang tidak mudah dihisap/ dapat
menyebabkan rasa sakit bila diberikan di
bawah kulit.
2. Untuk
memberikan
obat-obat
yang
pengaruhnya kita harapkan lebih cepat terlihat
daripada kita berikan di bawah kulit.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan pemberian obat melalui
suntikan intra muscular

PROSEDUR

1. Persiapan alat
a. Baki.
b. Kartu obat.
c. Obat yang akan diberikan
d. Spuit disposible sesuai kebutuhan
e. Kikir ampul
f. Jarum steril.
g. Kapas alkohol 70%.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur
tindakan yang akan dilakukan
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
c. Memperhatikan tehnik aseptik
d. Cocokkan kartu obat kuning pada pesanan
dokter dan catatan perawat.
e. Siapkan obat sesuai dengan pesanan dokter.
f. Ambil spuit disposible sesuai dengan jumlah
obat yang akan diberikan, sobek ujung
plastik yang bertanda, ambil spuit dari
dalam plastik.
g. Membaca etiket dan dosis obat dan
memasukkan obat kedalam spuit, kemudian
udara dalam spuit dikeluarkan
A. Pada ampul
a)
Pastikan obat berada
di bawah ampul.
b)
Gergajilah pada leher
ampul yang bertanda / tidak.
c)
Ampul
dipegang
dengan satu tangan dan tangkai ampul

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN


INTRA MUSCULAR
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
80.05.25
0
2/3
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

dipegang dengan tangan kanan yang


dialasi untuk mematahkannya.
d)
Untuk mengambil obat
di dalam ampul : masukkan jarum suntik
ke ampul dan tarik larutan, hati-hati
jangan samapi menyentuh sisi gelas
dengan jarum suntik, untuk mencegah
kontaminasi.
B. Pada vial
a. Masukkan udara sejumlah larutan yang
akan diambil dan sebelumnya karet luar
vial dibersihkan dengan zat anti septik
(kapas alkohol).
b. Bawa obat ke pasien.
c. Atur posisi pasien.
d. Menentukan daerah yang akan disuntik
C. Bila suntikan pada bokong :
a. Pada musculus glutus,
atur pasien
tengkurap dengan badan lemas berbaring
menelungkup dan selimuti pasien, pilihlah
tempat untuk suntikan ditengah quadran
atas luar.
b. Mendesinfeksi kulit yang akan disuntik
dengan kapas alkohol dengan gerakan
melingkar dari dalam keluar
c.
Memasukkan
jarum
dengan cepat ke dalam otot tegak lurus
(sudut 90), pegang jaringannya dengan
kuat ketika memasukkan jarum dengan
tangan kiri.
d.
Melakukan
aspirasi
dengan menarik stamper spuit sedikit dan
bila tidak terdapat darah masuk ke dalam
spuit, memasukkan cairan obat perlahanlahan. Bila terdapat darah, tariklah jarum
keluar, kemudian ganti dengan jarum yang

e.
f.
g.
h.
i.

baru, lalu pilihlah tempat lain untuk


menyuntik kembali.
Memperhatikan respon
pasien
Mencabut
jarum
dengan perlahan-lahan
Mendesinfeksi
kulit
dengan kapas alkohol 70%
Mencuci tangan
Mencatat
respon
pasien dan pemberian obat

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBERIKAN OBAT MELALUI SUNTIKAN


INTRA MUSCULAR
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
80.05.25
0
3/3
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Perhatian :
1.
Tempat suntikan harus
betul-betul tepat bila salah akan
berbahaya, karena dapat mengenai syaraf
ischiadeous.
2.
Lokasi penyuntikan intra
muscular :
Otot bokong yang tepat adalah 1/3 bagian
dari spina illiaka anterior superior, (area
dorso-gluteal/ pinggang bagian belakang).
Area dorso gluteal yang terletak di pinggang
mempunyai area injeksi IM yang sering
digunakan.
Injeksi dilakukan antara 5 7,5 cm di bawah
puncak illium di perempat atas bagian luar
dari pinggul.
Metode lain untuk menentukan titik suntik
pada pinggul dapat dengan menarik garis
dari tulang illium posterior superior ke
pangkal tulang paha sebelah luar.
Otot paha bagian luar yaitu 1/3 tengah paha
sebelah luar (area otot vestus lateris).
Bagian pertengahan ketiga, bila diukur ke
atas dari ujung atas lutut, dan ke bawah dari
ujung bawah pangkal, di sini sebagai area
suntik.
Otot pangkal lengan/ otot deltoid da
pasterior triceb (bahu dan lengan atas).
Otot ini juga dapat digunakan untuk injeksi
IM, otot ini jarang digunakan untuk
keperluan injeksi, karena klien merasa lebih
nyeri dan pegal di bagian otot, ketika injeksi
posisi pasien dapat berbaring / duduk.
Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD,
ICU.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

CARA MEMBERIKAN OBAT MELAUI


SUNTIKAN
INTRA CUTAN
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
79.05.25
0
1/1
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

Penyuntikan obat ke dalam jaringan kulit.


1. Untuk melakukan uji coba kulit/ skin test dari
obat-obat tertentu, misal : antibiotik, ATS, dll.
2. Untuk obat-obat tertentu yang pemberiannya
khusus cara ini, misal : BCG.
3. Untuk observasi penyakit TBC (Tuberculin test/
PPD test).
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan pemberian intra cutan

PROSEDUR

UNIT TERKAIT
. BAPTIS BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

1. Persiapan alat
a. Baki.
b. Kartu obat.
c. Obat yang akan diberikan
d. Spuit disposible sesuai kebutuhan
e. Kikir ampul
f. Jarum steril.
g. Kapas alkohol 70%.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
3. Pelaksanaan
a. Cocokkan kartu obat pada pesanan dokter
dan catatan
perawat/ baca pesan dokter pada lyst pasien.
b. Cuci tangan.
c. Siapkan alat-alat dan obat
d.
Kulit
didesinfeksi,
lalu
ditegangkan/
diregangkan/ diregang
dengan tangan kiri.
e. Jarum ditusukkan dengan lubang jarum
menghadap ke atas
dan membuat sudut 15 - 20 dengan
permukaan kulit, lalu
obat disemprotkan samapi terjadi gelembung
pada tempat
tersebut.
f. Kemudian jarum ditarik dengan cepat, tidak
dihapus dengan
kapas alkohol dan tidak boleh dilakukan
massase.
g. Reaksinya dilihat/ dicatat setelah jangka
waktu tertentu : 15.
Khusus untuk obat tertentu pemberiannya
pada musculus
deltoideus lengan kanan atas adalah BCG
yang khusus di
berikan pada bayi sebagai imunisasi dan
tidak dilakukan
desinfeksi.
h. Mencuci tangan.
Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU.
CARA MEMBERIKAN OBAT INTRA SUB
CUTAN
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
81.05.25
0
1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

PENGERTIAN

Menyuntikan
obat
dibawah
kulit,
penyuntikan insulin pada klien D.M.

TUJUAN

Untuk mengobati pasien.

KEBIJAKAN
PROSEDUR

misal

Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan


langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan pemberian obat intra sub
cutan
1. Persiapan alat
Sama dengan suntik IM.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
3. Pelaksanaan
a. Cocokkan kartu obat pada pesanan dokter dan
catatan perawat/
baca pesan dokter pada lyst pasien.
b. Cuci tangan.
c. Siapkan alat-alat sesuai dengan pesanan
dokter.
d. Bawa obat kepasien sambil membaca kartu TT.
e. Tempat penyuntikan didesinfeksi yang sudah
dipastikan
pengukurannya.
f. Tempat suntikan diangkat sedikit dengan
tangan kiri.
g. Dengan lubang jarum menghadap ke atas,
jarum ditusukkan
membentuk sudut 45 dengan permukaan
kulit.
h. Stamper ditarik sedikit bila ada darah obat
jangan dimasukkan,
bila tidak ada darah, obat dimasukkan pelanpelan.
i. Setelah obat masuk seluruhnya, jarum ditarik
keluar dengan
cepat, bekas tusukan ditahan dengan kapas
alkohol dan
dilakukan massase.
j. Membereskan peralatan

k. Mencuci tangan dan mencatat tindakan dalam


status pasien

UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU


No. Dokumen
169.05.25

No. Revisi
0

Halaman
1/4

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


Resusitasi Jantung Paru adalah suatu tindakan yang
dilakukan untuk mengaktifkan jantung kembali
dengan
cara
mengembalikan
segera
proses
pengiriman O2 kejaringan dan membunag CO2 .
Memperbaiki jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi
pada pasien yang mengalami gangguan fungsi paru
dan jantung.
Sebagai acuan bagi perawat dalam pelaksanaan
penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan
dalam menjalankan tindakan resusitasi jantung
paru

PROSEDUR

1. Persiapan alat
a. Emergency trolley berisi
a)
Laringoscope lurus dan
bengkok (anak dan dewasa)
b)
Magil forceps
c)
Pipa trakea berbagai
ukuran
d)
Trakea tube berbagai
ukuran
e)
Gudel berbagai ukuran
f)
CVP set
g)
Infus set/Blood set
h)
Papan resusitasi
i)
Gunting verban
j)
Ambubag Lengkap
k)
Spuit 10cc dan jarum
LD No.1
b. Set therapi oksigen lengkap dan siap pakai
c. Set penghisap sekresi lengkap (suction) dan
siap pakai
d. EKG record
e. EKG monitor bila memungkinkan
f. DC shock lengkap
2. Persiapan pasien
a. Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan
yang akan dilakukan
b. Posisi pasien diatur terlentang datar
c. Baju bagian atas pasien dibuka
3. Pelaksanaan
a.
Mencuci tangan
b.
Tentukan
kesadaran
pasien
dengan cara
a) Memanggil nama pasien
b) Menanyakan keadaannya
c) Menggoncangkan tubuhnya / memberi
rangsang nyeri

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU


No. Dokumen
169.05.25

No. Revisi
0

Halaman
2/4

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
c.
d.

e.

Bila pasien sadar pertahankan


jalan nafas tetap terbuka .
Mengecek henti nafas
Melihat pergerakan dada atu perut
Mendengar suara keluar/masuk udar
dari hidung
Merasakan
adanya
udara
dari
mulut/hidung
dengan
pipi
atau
punggung tangan
Bila pasien tak sadar, segera
panggil bantuan dan bebaskan jalan nafas
dengan cara:
a) Membersihkan sumbatan jalan nafas
dengan jalan menghisap sekresi
b) Triple manuver
1. Head tilt (ekstensi kepala) : Dengan
satu telapak tangan menopang leher
bagian belakang sedangkan tangan
yang lain menahan dahi, kemudian
putar kepala kebelakang sehingga
posisi kepala tengadah.
2. Chin lift ( Mempertahankan posisi
rahang bawah/Tengadahkan dahi
angkat dagu ) : Dengan satu tangan
menahan kepala, sedang tangan yang
lain dengan menggunakan 2 jari
(telunjuk dan jari tengah) menahan
dagu dan mengangkat atau mendorong
keatas sehingga kepala tengadah.
3. Jaw thrust (Manuver rahang) :Raih
sudut rahang bawah pasien dan
dengan kedua tangan mengangkat
mandibula keatas (pegang pada kedua
angulus mandibula)
4. Bila tersedia, pasang jalan nafas oral

(airway).
f.
Bila pasien masih bernafas cari
suara nafas tambahan:
a) Snoring : pangkal lidah, benda padat.
b) Gargling : cairan ( muntah, darah )
c) Crowing : edema laring / spasme plica
vocalis.
g.
Bila pasien tidak bernafas beri
nafas buatan , dengan cara :
a) Mouth to mouth :

Dewasa : pencet hidung korban dan tutup


mulut korban dengan mulut anda. Tiupkan
2 nafas penuh ke dalam mulut korban
(tiap nafas harus berlangsung
1,5 2,0
detik).

Biarkan korban menghembuskan nafas


antara pernafasan, lanjutkan 10 12
x/menit.
RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU


No. Dokumen
169.05.25

No. Revisi
0

Halaman
3/4

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PROSEDUR

h.

i.

j.

Anak anak : tempatkan mulut anda di


atas hidung dan mulut anak. Berikan 2
nafas perlahan selama 1 1,5 detik
dengan perhentian diantaranya. Lanjutkan
sampai 20 x/menit.
Ambu (bagging) :
Dewasa dan anak anak : untuk ambu
gunakan masker yang tepat dan pasang di
bawah dagu,
menutupi mulut dan hidung
korban.
Menilai
denyut
jantung
pasien/memeriksa sirkulasi dengan cara
meraba denyut nadi carotis.

Bila nadi teraba lanjutkan nafas


buatan dan periksa sirkulasi tiap menit.
k.
Bila nadi tidak teraba segera
lakukan RJP ABC kombinasi
Dengan cara :
1. Baringkan pasien pada permukaan yang
keras dengan alas papan kompres.
2. Penolong harus pada posisi yang benar.
3. Penolong dua orang : satu orang
menghadap korban, berlutut sejajar pada
kepala korban. Orang kedua pindah ke sisi
yang berlawanan dan menghadap korban,
berlutut sejajar pada sternum korban.
4. Tentukan posisi tangan yang benar
a) Dewasa : tempatkan tangan 1 2 cm
di atas prosesus xifoideus. Pertahankan
tangan sejajar dada dan jari di atas
dada. Jari jari saling mengunci.
Luruskan lengan dan kunci siku siku.
Pertahankan lengan lurus dan bahu
tepat di atas sternum korban.
b)
Anak anak : letakkan
punggung satu tangan 1 2 cm di atas
prosesus xipoid (px).
c)
Bayi
:
letakkan
jari
telunjuk dan jari tengah satu tangan di
atas sternum di atas prosesus xipoid
(px). Jari harus 1 cm di bawah garis
puting.
5. Tekan sternum sampai kedalaman yang sesuai
dari bahu. Jangan mengguncang, namun
pindahkan berat badan secara vertikal dan
kemudian lepaskan.
a) Dewasa dan remaja
: 4 - 5 cm.
b) Anak besar
: 3 - 4 cm.
c)
Usia bermain dan pra

sekolah
d) Bayi

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

: 2 - 4 cm.
: 1- 2 cm.

MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU


No. Dokumen
169.05.25

No. Revisi
Halaman
0
4/4
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

6.

Pertahankan
ketepatan
frekuensi
kompresi.

Dewasa dan remaja : 80 x/menit

Anak lebih besar


: 100 x/menit.

Bayi dan usia bermain


: 100 200

x/menit.
7. Lanjutkan ventilasi mouth to mouth/ Ambu

Dewasa dan remaja :


tiap
5
detik
(12/menit).

Anak lebih besar


: tiap 4 detik
(15/menit).

Bayi dan usia bermain


: tiap 3 detik
(20/menit).
8. Bila pasien belum terpasang intubasi rasio
pijat jantung dan nafas buatan 30 : 2 ( 2 atau
1 penolong tidak dibedakan ).
9. Bila pasien sudah ter-intubasi pijat jantung
100 kali/menit, nafas buatan 8 10 kali/menit
( tidak perlu sinkronisasi ).
10. Lanjutkan RJP sampai teratasi atau sampai
korban teraba kembali nadinya dan bernafas
spontan.
11. RJP dihentikan bila selama 1 jam korban
tidak ada reaksi / respon (nadi tidak teraba,
dan tidak ada nafas).
12. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, IKO,


ICU

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBERIKAN OXYGEN
No.
Dokumen
88.05.25

No. Revisi
0

Halaman
1/4

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

PROSEDUR
TETAP

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

Tanggal terbit
01 Maret
2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
Memasukkan zat asam/O2 ke dalam paru-paru
melalui saluran pernafasan dengan
menggunakan alat khusus.
1. Mempertahankan
oksigenasi
jaringan
yang adekuat
2. Mengobati hypoxia/ hipoksemia.
3. Mengurangi respon kompensasi :

Menurunkan kerja nafas.

Menurunkan kerja jantung.


Sebagai
acuan
bagi
perawat
dalam
penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan untuk membantu pasien dalam
memenuhi kebutuhan oksigen.
1. Persiapan alat
a. Tabung oksigen dengan manometernya.
b. Flow meter/ pengukur aliran.
c. Humidifier (botol pelembab) yang sudah
diisi dengan air steril/ aquades sampai
batasnya untuk melembabkan udara.
d. Selang (pipa saluran) zat asam/O2.
e. Kedok zat asam (masker)/ kanula hidung
ganda (binasal kanule)/ nasal catheter.
f. Jelly / gause.
g. Plester dan gunting.
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan
pada
pasien
tentang
prosedur tindakan yang akan dilakukan.
b. Mengatur posisi pasien dengan posisi
semi fowler agar pasien nyaman.
3. Pelaksanaan
a. Cek instruksi
pemberian)

dokter

(dosis

dan

cara

b.
c.
d.
e.
f.
RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

Beri tanda dengan tulisan


Mencuci tangan.
Membawa peralatan kedekat pasien.
Mengatur posisi pasien
Memeriksa isi tabung.

MEMBERIKAN OXYGEN
No.
Dokumen
88.05.25

No. Revisi
0

Halaman
2/4

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

Tanggal terbit
01 Maret
2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
g. Mengisi humidifier aquades sampai batas
yang
ditentukan.
h. Membuka flow meter dan menentukan
dosis yang diinginkan
i. Memasang slang oksigen dengan kedok
zat asam
(masker)/ kanula hidung
ganda/ nasal catheter. diplester (kalau
perlu) :
1. Masker
Set/ atur aliran oksigen : 5 8 liter/
menit.
Estimasi/ perkiraan FiO2 :
5 liter
: 40%
6 liter
: 45% - 50%
8 liter
: 55% - 60%
Aliran tidak boleh kurang dari 5
liter/ menit (untuk mendorong CO2
keluar dari masker). Bila kurang
dari 5 liter/ menit udara expirasi
yang banyak mengandung CO2 bisa
terhirup kembali.
Pelaksanaan :
a. Tempelkan botol pelembab pada
pengaturan aliran.
b. Letakkan masker pada aliran
zat asam pada kecepatan yang

telah ditentukan dokter/ sesuai


keperluan.
c. Pasang
masker
menutupi
hidung dan mulut.
d. Beritahu pasien untuk bernafas
melalui hidung.
2.
Canula Hidung Ganda
(Nasal Prong)

Set aliran oksigen sesuai


yang dikehendaki.

Estimasi FiO2 :
1 Liter : 24%
2 liter : 28%
3 liter : 32%
4 liter : 36%

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBERIKAN OXYGEN
No.
Dokumen
88.05.25

No. Revisi
0

Halaman

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

Tanggal terbit
01 Maret
2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
Berikan aliran oksigen tidak lebih dari 5 liter
(bila diberikan lebih dari 5 liter dapat
mengakibatkan iritasi mukosa hidung dan
menelan udara/ kembung).

Mempergunakan kanula hidung ganda,


ujung kanula dimasukkan ke dalam lubang
hidung, tali diikatkan di belakang kepala.
4.
Bag
dan
Mask
(Resusitator)

Aliran oksigen : 12 15 liter.

FiO2 : bila masker ketat atau


lewat endotracheal tube/ tracheostomi bisa
mencapai FiO2 100%.

Bila diberikan melalui jalan


nafas buatan : EET/ Tracheostomi humidifier

5.

harus hangat (karena fungsi hidung sebagai


pelembab, penghangat, penyaring).
Ventilator
Terapi oksigen menggunakan
ventilator diberikan kepada pasien yang
memerlukan bantuan nafas dalam jangka
panjang.
FiO2 bisa diatur sesuai yang
diinginkan mulai dari 21% - 100%.
Perlunya pengawasan analisa
gas darah secara kontinue.

6. Inkubator
Digunakan untuk bayi. Aliran oksigen : 3 8
liter/ menit dengan konsentrasi FiO2 40%.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBERIKAN OXYGEN
No.
Dokumen
88.05.25

No. Revisi
0

Halaman
4/4

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

PROSEDUR
TETAP

Tanggal terbit
01 Maret
2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PROSEDUR

7. Nasal Kateter
1.) Bila mempergunakan nasal catheter

Ukuran nasal catheter untuk wanita 10


12 Fr dan laki-laki 12 14 Fr.

Menentukan seberapa dalam catheter


masuk dengan mengukur jarak hidung
dengan lubang telinga, lalu ditandai
plester.

Lumasi ujung catheter dengan jelly


pada gauze dan putar langsung
diujung catheter.

Masukkan catheter perlahan-lahan


melalui satu lubang hidung sampai
ujung catheter masuk orofaring (jarak
yang ditandai).

Plester catheter di wajah pasien disisi


hidung, biarkan selang kendur.

Nasal catheter dibersihkan sekurangkurangnya sekali dalam 8 jam dan


dipasang
pada
lubang
hidung
bergantian.
2.) Flow meter dibuka dengan ukuran
yang sesuai dengan kebutuhan/ advis
dokter (2lt 3lt/ menit). Estimasi FiO 2 :
24% - 44%.
3.) Menganjurkan pasien bernafas
melalui hidung. Menanyakan kepada
pasien apakah sesaknya berkurang.
4.) Merapikan pasien.
5.) Membersihkan dan mengembalikan
alat-alat sesuai tempatnya.
6.) Mencuci tangan.
7.) Mencatat prosedur tindakan dalam
catatan perawat.
j. Memperhatikan reaksi pasien, dan pernafasan
k. Mencatat tindakan dalam lembar catatan
perawat.
l. Mencuci tangan

UNIT
TERKAIT

Instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, IKO,


ICU, IGD.

RS. BAPTIS
BATU

PENGAMBILAN DARAH UNTUK


PEMERIKSAAN ANALISA GAS DARAH
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman

167.05.25

Jl. Raya Tlekung


No. 1
Batu
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM
Analisa gas darah dilakukan untuk menilai tingkat
keseimbangan asam basa, mengetahui kondisi
fungsi pernafasan dan kardiovaskuler dan menilai
kondisi fungsi metabolisme tubuh. Sampel darah
untuk prosedur ini diambil dari arteri.
Untuk menilai dan mengetahui tindakan yang akan
dilakukan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan pengambilan sample darah
untuk pemeriksaan analisa gas darah
1. Persiapan alat
a.
Spuit : dewasa spuit 3
cc, anak anak : wing nedle.
b.
Heparin.
c.
Penutup jarum (gabus/
karet).
d.
Gauze steril.
e.
Alkohol
70%,
bethadine 10%.
f. Sarung tangan.
g.
Anethesi
lokal
:
xylocain 2% (prn).
h.
Formulir laboratorium
untuk analisa gas darah.
2. Persiapan pasien
a. Memberitahu dan menjelaskan kepada
pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan.
b. Memasang tabir di sekeliling tempat tidur.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan, memasang tabir/korden,
membawa peralatan ke pasien.
b. Mengukur suhu dan jumlah pernafasan
pasien.
c. Mencatat jumlah oksigen yang diberikan.
d. Memakai sarung tangan.
e. Spuit diberi heparin dengan menghisap

f.
g.
h.

spuit lalu dengan posisi spuit tegak lurus,


semprotkan semua heparin dan udara keluar.
Meraba arteri radialis, branchialis atau
femoralis dan fiksasi.
Mendesinfeksi
lokasi
pungsi
dengan
bethadine 10%, alkohol 70%.
Jarum disuntikkan ke arteri radialis dengan
sudut
antara 45 - 90.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

PENGAMBILAN DARAH UNTUK


PEMERIKSAAN ANALISA GAS DARAH
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
167.05.25
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
i.

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Bila jarum masuk ke dalam


arteri, darah akan keluar tanpa spuit diisap
dan warna darah yang keluar merah terang.
j.
Setelah darah terhisap (kira
kira 3 cc) tarik spuit dan tekan bekas
tusukan arteri 5 10 menit dengan gauze
steril. Bila pasien mendapat heparin tekan
selama 15 menit.
k.
Menusukkan jarum spuit pada
gabus / karet. Observasi adanya hematoma.
l.
Memberi etiket pada spuit.
m.
Mencatat set ventilator, jumlah
oksigen, yang didapat pada saat darah arteri
diambil.
n.
Membereskan
alat
dan
mengembalikan pada tempatnya.
o.
Mencuci tangan.
p.
Mengirim
segera
bahan
pemeriksaan dan formulir ke laboratorium.

ICU

MELAKUKAN TINDAKAN FISIOTERAPI DADA


RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

No. Dokumen
168.05.25

No. Revisi
Halaman
0

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Suatu tindakan untuk pembersihan sekret jalan
nafas
segmen
bronchus
dengan
pengaruh
gravitasi.
1. Membersihkan jalan nafas.
2. Mengalirkan sekret.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan fisio terapi dada

PROSEDUR
1. Persiapan alat
a.
Pasang
sandaran
tempat tidur otomatis.
b.
2 3 bantal.( posisi
semi fowler )
c.
Sputum pot berisi
cairan desinfeksi.
d.
Tissue.
e.
Segelas air minum.
2. Persiapan pasien
a. Memberitahu dan menjelaskan kepada
pasien dan keluarga mengenai prosedur
yang akan dilakukan.
b. Memasang tabir di sekeliling tempat tidur.
3. Pelaksanaan
a.
Perawat mencuci tangan.
b.
Mengatur posisi pasien sesuai
kebutuhan :

Untuk membersihkan paru


kanan pasien miring kiri.

Untuk membersihkan paru


kiri pasien miring kanan.

Untuk membersihkan lobus


tengah kanan pasien miring ke kiri dan
tubuh bagian belakang disokong dengan

d.
e.
f.
g.
h.

prosedur sebelumnya).
Melakukan
vibrasi
(lihat
prosedur sebelumnya).
Bila rangsang batuk sudah
ada, lendir dibatukkan dan ditampung ke
dalam sputum pot.
Postural drainage dilakukan
10 - 15 menit tiap posisi.
Pasien istirahat sebentar bila
perlu.
Minta pasien untuk minum air.

MELAKUKAN TINDAKAN FISIOTERAPI DADA


RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

No. Dokumen
168.05.25

No. Revisi
Halaman
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
i.

PROSEDUR

Melakukan observasi warna


kulit muka dan nadi selama prosedur
j.
Merapikan
pasien
dan
lingkungannya.
k.
Membersihkan
dan
mengembalikan peralatan pada tempatnya.
l.
Perawat mencuci tangan.
m.
Mendokumentasikan tindakan
ke dalam lyst pasien.
Perhatian :
1. Beri terapi bronchodilator / nebulizer selama
20 menit sebelum postural drainage.
2. Setiap tindakan tidak boleh lebih dari 30 60
menit.
3. Hati hati dan teliti dalam bekerja.

UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, ICU

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKUKAN PERKUSI DADA (CLAPPING)


DAN VIBRASI
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
166.05.25
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP

PENGERTIAN

TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Perkusi dan vibrasi adalah tehnik yang dilakukan
secara manual untuk melepaskan lendir dan
meningkatkan pengaliran mukus serta sekret dari
paru paru pasien.
Clapping : Pergerakan yang ditimbulkan melalui
ketukan pada dinding dada dalam irama yang
teratur dengan menggunakan telapak tangan yang
dibentuk seperti mangkok.
Vibrasi : Tehnik kompresi manual dan getaran
pada dinding dada selama fase ekspirasi
1. Melepaskan mukus / lendir dari bronkiolus dan
bronkus.
2. Mengalirkan sekret.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan clapping dan vibrasi
1. Persiapan pasien

Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur


yang akan dilakukan.
2. Pelaksanaan
a.
Mencuci tangan.
b.
Mengatur posisi drainage pada
pasien.
c.
Melakukan perkusi dada pada
dinding rongga dada selama
1 2 menit .
d.
Menganjurkan pasien menarik
nafas dalam
perlahan lahan, lalu
lakukan vibrasi sambil pasien mengeluarkan
nafas perlahan lahan dengan bibir
dirapatkan.
e.
Meletakkan 1 tangan pada area
yang ingin divibrasi dan letakkan tangan
yang lain di atasnya.
f.
Menegangkan otot- otot tangan
dan lengan sambil melakukan tekanan

g.

h.
i.
j.
k.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

sedang dan vibrasi tangan dan lengan.


Mengangkat
tekanan
pada
dada ketika pasien menarik nafas.
Menganjurkan
pasien
batuk
dengan
menggunakan otot abdominalis setelah 3 4
vibrasi.
Memberi
pasien
istirahat
beberapa menit.
Mengauskultasi
adanya
perubahan pada bunyi nafas.
Mengulangi
clapping
dan
vibrasi secara bergantian sesuai kondisi
pasien, biasanya 15 20 menit.
Mendokumentasikan prosedur
dan respon pasien dalam
lyst pasien.

MELAKUKAN PERKUSI DADA (CLAPPING)


DAN VIBRASI
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
166.05.25
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

PROSEDUR
TETAP

PROSEDUR

Perhatian :
1. Jangan melakukan clapping di atas tulang
belakang, ginjal, hepar, limpa dan scapula atau
sternum.
2. Siapkan sputum pot berisi cairan desinfeksi.
3. Hati hati dan teliti dalam bekerja.

UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, ICU

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKUKAN TINDAKAN HISAP LENDIR


DENGAN MENGGUNAKAN MESIN SUCTION
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
0
1/5
163.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Suctioning adalah tindakan membersihkan jalan
nafas melalui jalan nafas buatan dengan
mempergunakan kateter suction dan alat
penghisap.
1. Mempertahankan jalan nafas tetap bebas.
2. Memperbaiki oksigenasi dan mencegah
hipoksia.
3. Memudahkan ventilasi pernafasan.
4. Mengambil
sekret
untuk
pemeriksaan
diagnostik.
5. Mencegah infeksi yang disebabkan akumulasi
sekret.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
pada
pelaksanaan tindakan hisap lendir (Suction)

PROSEDUR

1. Persiapan alat
a. Alat penghisap lengkap dengan regulator,
pipa
/
slang
penyambung,
botol
penampung.
b. Oksigen dengan perlengkapannya (O2
sentral / O2 tabung).
c. Bag and mask / ambubag dan slang.
d. Kateter suction steril.
e. Sarung tangan steril / pincet steril.
f. Gauze steril.
g. Aqua steril / air bersih dalam wadah
tertutup.
h. NaCl 0,9% dalam wadah steril dan
tertutup.
i. Alkohol 70%.
j. Stetoscope.
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan pada pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan.
b. Memasang tabir di sekitar tempat tidur.
3. Pelaksanaan
a.
Perawat mencuci tangan.
b.
Membantu
pasien
dalam
posisi telentang dengan kepala miring ke
arah perawat.
c.
Auskultasi suara nafas untuk
menentukan perlu tidaknya dilakukan
penghisapan
dan
mengetahui
lokasi
penumpukan sekret.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKUKAN TINDAKAN HISAP LENDIR


DENGAN MENGGUNAKAN MESIN SUCTION
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
0
2/5
163.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
d.

e.
f.

Atur
regulator
dengan
Kaji / observasi irama jantung pada
monitor EKG, nadi, frekuensi nafas,
saturasi oksigen sebelum, selama dan
sesudah dilakukan suctioning
Perawat memakai sarung
tangan steril / sarung tangan bersih
Metode suctioning dengan
ventilator :
1) Oksigenasi dengan O2 100% selama 1
2menit.
Hal
ini
bisa
dilakukan
dengan
menggunakan bag and mask atau
pasien tetap menggunakan ventilator.
2) Lepaskan Ett / tracheostomi kanul dari
bag and mask atau klien tetap
menggunakan ventilator.
3) Lakukan penghisapan sekret dengan
tehnik aseptik menggunakan sarung
tangan / pincet steril dan kateter
suction
steril
yang
mempunyai
diameter 1/3 dari diameter lumen ETT
atau tracheostomi kanul.
4) Tutup lubang pangkal kateter suction
untuk menghindari O2 dalam trachea
terhisap.
5) Masukkan kateter suction ke dalam
ETT atau tracheostomi kanul secara
perlahan lahan sampai dalam
( terasa ada hambatan) lalu tarik 1 cm,
kemudian keluarkan kateter sambil
diputar.
6)
Pada saat masuk kateter suction
dalam keadaan tidak menghisap.
7) Lakukan penghisapan dengan waktu
tidak boleh lebih dari 10 15 detik
setiap 3 menit, untuk mencegah

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

hipoksia.
8) Kateter diusap dengan kasa alkohol
70% lalu dibilas dengan NaCl 0,9%
steril.
9) Sebelum
melakukan
penghisapan
berikutnya, lakukan oksigenasi lagi
dengan O2 100%.
10) Penghisapan dilakukan berulang
ulang sampai bersih, bila sekret kental
lakukan bronchial washing dengan
normal saline (NaCl 0,9%).
MELAKUKAN TINDAKAN HISAP LENDIR
DENGAN MENGGUNAKAN MESIN SUCTION
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
163.05.25
0
3/5
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

11) Kembalikan
Penghisapan
nasopharingeal maupun eropharingeal
dilakukan setelah penghisapan ETT /
tracheostomi selesai.
12)
Bilas kateter suction
yang
telah
digunakan
untuk
nasopharingeal maupun eropharingeal
dengan air bersih.
13)
pernafasan pasien pada
ventilator atur prosentase oksigen
(FiO2) sesuai yang diberikan dilakukan
suctioning.
14)
Auskultasi suara nafas
untuk
mengkaji
keefektifan
atau
keberhasilan tindakan suctioning.
g.
Bila perlu check foto thorak
dan analisa gas darahMetode suctioning
tanpa ventilator :
1) Menjelaskan pada pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan.
2) Mengatur posisi sesuai kondisi pasien.
Mengauskultasi suara nafas.v
3) Memberikan O2 8 liter/menit selama
15 20 menit.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

4) Melakukan fisioterapi nafas (latihan


nafas dalam, batuk efektif, clapping,
vibrasi dan postural drainage).
5) Perawat memakai sarung tangan
steril.
6) Menghubungkan
kateter
suction
dengan selang penghisap.
7) Menghisap lendir dengan cara :
Menghidupkan mesin.
Memasukkan kateter suction ke
dalam kom berisi aquades/ NaCl
9,0% untuk mengontrol apakah
mesin suction bekerja dengan baik.
Memasukkan ujung kateter dengan
tangan kanan ke dalam mulut/
hidung sampai trachea.
8) Bila pasien dengan tracheostomi,
masukkan ujung kateter suction ke
dalam lubang kanul sejauh mungkin
sampai terasa ada hambatan.
9) Melepas
kateter
suction
dengan
menarik
perlahan lahan dengan
arah berputar.
MELAKUKAN TINDAKAN HISAP LENDIR
DENGAN MENGGUNAKAN MESIN SUCTION
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
163.05.25
0
4/5
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

10)Mengulangi prosedur di atas sampai


jalan nafas bebas dari lendir/ bersih.
11)Mematikan
mesin
dan
melepas
kateter suction dari selang penghisap.
Kemudian dimasukkan ke dalam kom
berisi air bersih/ NaCl 0,9%.
12)Merapikan pasien dan lingkungannya.
13)Membersihkan
alat
dan
mengembalikan pada tempatnya.
14)Melepas sarung tangan.
15)Perawat cuci tangan.
16)Menulis
pada
catatan
perawat
tentang :

Prosedur yang telah dilakukan.

Reaksi pasien.

Jumlah, warna dan konsistensi


lendir.

Bila perlu melaporkan ke dokter.

PROSEDUR

Catatan :
Pada pasien yang nafas dan batuknya
adekuat dan pada pasien yang tidak sadar
berkala bagging harus tetap dilakukan
mengembalikan alveoli supaya tidak
atelektasis.

belum
secara
untuk
terjadi

1. Lakukan penghisapan dengan tehnik aseptik


(caranya sama dengan pasien yang masih
menggunakan ventilator).
2. Sebelum melakukan penghisapan berikutnya
berikan oksigen lagi dan biarkan pasien
bernafas selama 1 2 menit (minimal 8 10
kali pernafasan).
3. Lakukan penghisapan secara berulang ulang
sampai bersih.
4. Monitor tanda tanda vital seperti : nadi,
tensi, frekuensi nafas, irama jantung (EKG)
dan saturasi oksigen sebelum, selama dan
sesudah dilakukan penghisapan.
5. Mengauskultasi suara nafas untuk mengkaji
keefektifan
atau
keberhasilan
tindakan
penghisapan sekret (suctioning) bila perlu
check foto thorax atau analisa gas darah.

RS. BAPTIS

MELAKUKAN TINDAKAN HISAP LENDIR


DENGAN MENGGUNAKAN MESIN SUCTION

BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

No. Dokumen
163.05.25

No. Revisi
Halaman
0
5/5
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

Perhatian :
1. Lakukan penghisapan (suctioning) sebelum
pemberian gavage untuk mencegah terjadinya
aspirasi.
2. Perhatikan humidifikasi :
a. Pada pasien yang menggunakan ventilator.
Perhatikan aqua pada humidifier jangan
sampai kehabisan.
b.
Pada pasien yang sudah tidak pakai
ventilator.
Pemberian oksigen maintenance tetap
harus melalui humidifier.
3. Diameter Kateter Suction, harus kurang dari
setengahnya diameter pipa Endo Tracheal.
Karena jika terlalu besar, maka udara banyak
terhisap. Hal ini berbahaya, karena pasien
bisa mengalami hipoksia dan atau
paru paru kolaps.
4. Lama penghisapan kurang dari 10 15 detik
sekali hisap waktu baru memasukkan, kateter
tidak boleh dalam keadaan menghisap.
Setelah sampai didalam, baru lakukan
penghisapan, diputar 1 2 kali, baru kateter
ditarik keluar. Jika lendir masih ada, tunggu
dulu 2 3 menit sambil memberi nafas buatan
/ O2 seratus persen, baru diulang.
5. Saturasi O2 dalam darah normal 97% dengan
hisapan suction yang benar, dapat mengalami
penurunan menjadi kurang lebih 85%. Apalagi
jika penghisapan yang dilakukan tidak benar.
Jika saturasi O2 turun sampai 80% kebawah
pasien dapat terjadi cyanosis.

UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD,


IKO, ICU

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMASANG INFUS
No. Dokumen
137.05.25

No. Revisi
0

Halaman
1/3

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Memasukkan cairan obat langsung ke dalam
pembuluh darah vena dalam jumlah banyak dan
waktu yang lama, dengan menggunakan infus set.
1. Sebagai pengobatan.
2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan
elektrolit.
3. Memberikan zat makanan pada pasien yang
tidak dapat / tidak boleh makan melalui mulut
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah
asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan untuk menyiapkan dan
memberikan infuse

PROSEDUR

1. Persiapan alat
a. Standart infus
b. Cairan infus
c. Infus set
d. Kapas
e. Alkohol 70%
f. Kasa steril
g. Gunting
h. Plester
i. Pengalas dan perlak
j. Bengkok
k. Sarung tangan
2. Persiapan pasien
Memberikan penjelasan kepada pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Membawa peralatan kepasien
c. Mengatur posisi pasien dengan posisi supine(
terlentang)
d. Menyiapkan set infus dan cairan infus untuk
siap digunakan dengan cara :
- Lepaskan penutup botol cairan lalu
didesinfeksi dengan kapas alkohol dan
tusukkan pipa saluran udara dan saluran
infus.
Isi selang infus : tekan bilik drip dan
lepaskan, biarkan terisi 1/3 sampai
penuh.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMASANG INFUS
No. Dokumen
137.05.25

No. Revisi
0

Halaman
2/3

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP

PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan
sampai keluar sehingga udara tidak ada
pada selang infus, lalu klem ke posisi off,
pastikan slang bersih dari udara dan
gelembung udara, ujung slang ditutup
kembali.
e. Memakai sarung tangan
f. Memeriksa
ulang
cairan
yang
akan
diberikan.
g. Menyiapkan area yang akan dipasang infus.
h. Memasang perlak dan pengalas di bawah
anggota badan yang akan dipasang infuse
i. Melakukan fixasi
j. Menetukan vena yang akan ditusuk.
k. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan
diameter 5 - 19 cm melingkar dari arah
dalam keluar.
l. Menusukkan jarum infus/abocath pada vena
yang telah ditentukan
m. Menutup bagian yang ditusuk dengan kasa
steril dan plester
n. Menulis
tanggal
dan
ukuran
jarum
infus/abocath pada plester bagian luar.
o. Menghitung jumlah tetesan infus sesuai
dengan kebutuhan.
p. Memperhatikan reaksi pasien.
q. Pasien dirapikan.
r. Peralatan dirapikan dan dikembalikan pada
tempatnya.
s. Cuci tangan
t. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan
jumlah cairan di status pasien.

UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD,IKO,


ICU

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMASANG INFUS
No. Dokumen
137.05.25

No. Revisi
Halaman
0
3/3
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
PENGHITUNGAN TETESAN DAN JUMLAH CAIRAN
INFUSION TABEL

ORDER
INFUS

DOSIS
CC/JAM

TETES SETIAP MENIT


BLOOD SET

INFUSET

MICROSET

500 cc/12
jam

42 cc/jam

7
tetes/menit

10
tetes/menit

42
tetes/menit

500 cc/24
jam

21 cc/jam

4
tetes/menit

5
tetes/menit

21
tetes/menit

1000 cc/12
jam

83 cc/jam

14
tetes/menit

21
tetes/menit

83
tetes/menit

1000 cc/24
jam

42 cc/jam

7
tetes/menit

10
tetes/menit

42
tetes/menit

2000 cc/12
jam

167
cc/jam

28
tetes/menit

42
tetes/menit

166
tetes/menit

2000 cc/24
jam

83 cc/jam

14
tetes/menit

21
tetes/menit

83
tetes/menit

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENGUKUR TEKANAN VENA SENTRAL (CVP)


No. Dokumen
130.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Tekanan Vena Sentral (CVP) adalah tekanan di
dalam atrium kanan atauvena vena besar dalam
rongga thoraks.
Pemantauan tekanan vena sentral merupakan
pedoman untuk pengkajian fungsi jantung kanan
dan dapat mencerminkan fungsi jantung kiri
apabila tidak terdapat penyakit kardiopulmonal.
1. Sebagai pedoman untuk penggantian cairan
pada pasien dengan kondisi penyakit yang
serius.
2. Memperkirakan kekurangan volume darah.
3. Menentukan tekanan dalam atrium kanan dan
vena sentral.
4. Mengevaluasi kegagalan sirkulasi.
Sebagai acuan bagi perawat dalam menjalankan
penerapan
langkah-langkah asuhan
keperawatan pada pelaksanaan tindakan
pengukuran tekanan vena sentral (CVP)
1. Persiapan alat
a.
Set tekanan vena.
b.
Set vena seksi.
c.
Set infus dan cairan
yang akan dipakai.
d.
Stop cock 3 -4 buah.
e.
Standar infus.
f. Manometer.
g.
Plester.
h.
Monitor EKG.
i. Garisan karpenter (waterpass).
2. Persiapan pasien

Menjelaskan pada pasien dan keluarga


tentang tujuan dan prosedur pengukuran
tekanan vena sentral.
3. Pelaksanaan

a.
b.
c.

d.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

Perawat mencuci tangan dan memasang


tabir/korden.
Menempatkan pasien pada posisi datar
yang diinginkan untuk mendapatkan titik
nol.
Menentukan titik nol manometer sesuai
dengan
tinggi
atrium
kanan
yang
diperkirakan
(pada
intercostals
II-III
setinggi mid axilary line).
Memutar stop cock sehingga cairan infus
mengalir ke dalam manometer sampai
batas 20 25 cm H2O.

MENGUKUR TEKANAN VENA SENTRAL


(CVP)
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
0
2/2
130.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
.
e.

f.

g.
h.
i.

j.
k.
l.

Memutar stop cock sehingga


cairan yang terdapat dalam manometer
mengalir ke arah / ke dalam pembuluh
darah pasien
Mengamati fluktuasi cairan
yang terdapat dalam manometer dan catat
pada angka dimana cairan bergerak stabil.
Ini adalah tekanan vena sentral.
Mengembalikan pasien ke
posisi semula.
Memutar stop cock ke arah
semula agar cairan infus mengalir dari
botol ke pembuluh darah vena pasien.
Mencatat nilai tekanan vena
sentral dan posisi pasien pada saat
pengukuran. Tekanan normal berkisar 8
15 cm H2O.
Menilai kondisi klinik pasien
setelah pengambilan tekanan vena sentral.
Mengobservasi tanda tanda
komplikasi.
Mempertahankan kesterilan
lokasi insisi.

m.

Mendokumentasikan
prosedur dan respon pasien pada lyst
pasien.

Perhatian :
1. Komplikasi dapat terjadi saat pengukuran CVP
diantaranya
adalah
:
pneumothoraks,
hematothoraks, hematoma, emboli udara.
2. Hati hati dalam bekerja dan jaga kesterilan.
UNIT TERKAIT

ICU.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

MENOLONG PASIEN B.A.K


No.
Dokumen
49.05.25
Tanggal
terbit
01 Maret
2008

No. Revisi
0

Halaman
1/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


Memasang bed pan/ urinal pada pasien yang tidak
dapat melakukan sendiri.
1. Menampung air kemih.
2. Menjaga kebersihan.
3. Mengetahui kelaianan pada urine.
4. Mengurangi gerakan pasien.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan
untuk
membantu pasien dalam menolong pasien BAK
1. Persiapan alat
a.
Bed pan / urinal.
b.
Botol berisi air cebok.
c.
Bengkok.
d.
Selimut.
e.
Pengalas.
f.
Tissue.
g.
Kaos tangan.
2. Persiapan Pasien
Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Membawa peralatan kedekat pasien.
b. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
c. Memasang sketsel/menutup korden
d. Memasang perlak dan pengalas dibawah
pantat pasien
a.) Pada pasien laki-laki :
Bila pasien tidak dapat melakukan sendiri,
perawat membantu membuka pakaian
bawah pasien.
Memasukkan penis ke dalam mulut urinal
dengan tangan kiri yang diberi alas
selimut pasien.
Menganjurkan pasien untuk berkemih.
b.) Pada pasien wanita :
Menanggalkan pakaian bawah dan dipasang
selimut.

Memberi posisi semi fowler dengan


meninggikan kepala 30 dan menekuk
kedua lutut dan meletakkan kedua
telapak tangan di sisi samping dan
menekuk siku untuk menyangga tubuh

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENOLONG PASIEN B.A.K


No. Dokumen
49.05.25

No. Revisi
Halaman
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM

Menganjurkan pasien untuk mengangkat


pantat /
memiringkan badannya ke salah satu sisi
membelakangi
perawat (khusus
pasien imobilisasi), kemudian memasang
bed pan tepat di bawah pantat yang sudah
diberi alas.
Menganjurkan pasien untuk berkemih

e.

Membersihkan :
Apabila pasien sudah selesai, kaki pasien
diregangkan, selimut dibuka sendikit, vulva
dibuka
dan
dibersihkan,
bila
pasien
menginginkan
cebok
sendiri,
perawat
membantu menyiram dan bila telah selesai
tangan pasien disiram dicuci dengan sabun
sampai bersih.
Mengeringkan kemaluan dengan pengalas.
f. Merapikan pasien.
g. Membuka korden/ sketsel.
h. Membersihkan alas dan mengembalikan ke
tempatnya.
i. Mencuci tangan
j. Mencatat

Warna.

Banyaknya.

Bau.

Keluhan lainnya.

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, IGD, ICU

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

PROSEDUR
TETAP

MERAWAT KATHETER CVP


No.
Dokumen
132.05.25
Tanggal
terbit
1 Maret
2008

No. Revisi
0

Halaman
1/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PENGERTIAN

CVP harus dirawat dengan baik dan diganti tiap 24


48 jam.

TUJUAN

Untuk mencegah terjadinya infeksi.

KEBIJAKAN

Sebagai acuan bagi perawat dalam menjalankan


penerapan
langkah-langkah asuhan
keperawatan pada pelaksanaan tindakan perawatan
catheter

1. Persiapan alat
a. Bethadine cair.
b. Kapas.
c. Gause steril.
d. Gunting.
e. Plester.
f. Bengkok.
2. Persiapan pasien

Menjelaskan pada pasien tentang prosedur


perawatan katheter CVP agar tidak terjadi
infeksi.

PROSEDUR

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dan memasang tabir/korden.
b. Mengatur posisi pasien dan mendekatkan
peralatan pada pasien.
c. Melepas plester dan gauze.
d. Mengobservasi tempat masuknya kateter
apakah ada tanda infeksi: kemerahan, pus,
odema, hangat, nyeri tekan.
Membersihkan/ mendesinfeksi daerah luka
dengan bethadine cair.
e. Menutup dengan gauze steril.
f. Memfiksasi dengan plester / hipafix.
g. Menulis tanggal penggantian pada plester.
h. Merapikan alat alat.
i. Mencuci tangan.
j. Mendokumentasikan tindakan perawatan di
lyst pasien

MERAWAT KATHETER CVP


No.
Dokumen
132.05.25

No. Revisi
0

Halaman
2/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal
terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

Perhatian :
1. Jaga kesterilan alat dan tindakan.
2. Pada waktu melepas gauze, hati hati jangan
sampai katheter CVP lepas.
3. Observasi kondisi klinis pasien.
UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, ICU.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMASANG KATHETER MENETAP


No.
Dokumen
180.05.25

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

Halaman
1/3

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal
terbit
1 Maret
2008

PROSEDUR
TETAP

No. Revisi
0

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

Memasukkan slang karet melalui uretra ke


dalam kandung
kemih.
1. Mengosongkan kandung kemih.
2. Mengambil air kemih steril untuk bahan
pemeriksaan.
3. Untuk mengukur sisa air kemih.
4. Mengurangi tegangan kandung kemih.
5. Mengosongkan
kandung
kemih
sebelum
diadakan pembedahan.
6. Untuk mencegah dekubitus pada penderita
yang terus ngompol, koma.
7. Penatalaksanaan pasien yang dirawat karena
trauma
medula
spinalis,
gangguan
neuromusculer, atau inkompenten kandung
kemih, serta pasca operasi besar.
Sebagai acuan bagi perawat dalam menjalankan
penerapan
langkah-langkah asuhan
keperawatan pada pelaksanaan tindakan
pemasangan katheter menetap

PROSEDUR

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

1. Persiapan alat
a. Baki katheter/ katheter tray berisi :

Pinset 1 buah.

Handuk steril 2 buah.

Kapas bola 3 buah.


b. Folley katheter sesuai ukuran.
c. Sepasang sarung tangan steril.
d. Aquades.
e. Spuit 10 cc.
f. Urine bag.
g. Gunting + plester.
h. Bethadine cair.
i. Perlak + pengalas.
j. Bengkok + plastik.
k. Jelly.
l. Besi penggantung urine bag.

MEMASANG KATHETER MENETAP


No.
Dokumen
180.05.25

Halaman
2/3

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal
terbit
1 Maret
2008

PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

No. Revisi
0

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

2. Persiapan pasien
a.
Menjelaskan
prosedur yang akan dilakukan.
b.
Menyiapkan posisi
pasien
Wanita dorsal recumbent.
Laki-laki supinasi.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Memasang sketsel/ menutup korden.
c. Memasang perlak dan pengalas di bawah
pantat pasien.
d. Membuka alat-alat steril.

Pinset, spuit, catheter.

Katheter tray dibuka, beri bethadine cair


pada kapas bola.
Menyiapkan plester sesuai kebutuhan.
Memakai kaos tangan steril.
Meletakkan handuk steril dan katheter
dengan spuit (bila perlu).
Mengisi spuit dengan aquadest sesuai
keperluan.
Pada wanita :

Membuka labia mayora dengan jari


telunjuk dan ibu jari tangan kiri, lalu
sedikit ditarik ke atas.

Membersihkan daerah labia dengan


pinset steril dari atas ke bawah terakhir
bagian meatus. Kapas hanya sekali
pakai.

Menentukan urefisium urethra.

Melumasi ujung katheter dengan jelly


kemudian
masukkan
perlahan-lahan
sepanjang 5 7,5 cm dan pasien
dianjurkan untuk nafas panjang.
Pada pria :

Tangan kiri memegamg penis pasien di


bawah glands penis dengan ibu jari dan
jari telunjuk serta preputium ke bawah.

Dengan pinset dibersihkan dengan arah


melingkar dari sebelah dalam keluar
minimal 3x.

Melumasi ujung kateter dengan jelly


sekitar 15 18 cm.

Memasukkan kateter sepanjang 18 23


cm dengan menegakkan penis 90,
pasien dianjurkan nafas panjang.

e.
f.
g.
h.
i.

j.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMASANG KATHETER MENETAP


No.
Dokumen
180.05.25

No. Revisi
0

Halaman
3/3

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal
terbit
1 Maret
2008

PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

k.

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

Jika pada waktu memasukkan katheter


terasa ada tahanan sebaiknya dihentikan
sebentar, lalu dilanjutkan lagi.
Mengisi balon katheter perlahan-lahan

sampai adanya tahanan balon 15 20


cm.
l.
Menghubungkan
katheter dengan urine bag.
m.
Memfiksasi katheter
dengan plester.
n.
Merapikan
dan
mengatur kembali posisi pasien yang
nyaman.
o.
Membersihkan dan
mengembalikan alat-alat di tempatnya
semula.
p.
Mencuci tangan.
q.
Mencatat
pada
catatan perawat tentang prosedur yang
telah dilaksanakan, kondisi perineum,
jumlah, warna/ bau urine dan reaksi pasien.
Perhatian :
1. Menjaga sterilisasi alat-alat.
2. Pada wanita katheter jangan salah masuk
vagina.
3. Ukuran katheter harus disesuaikan dengan
keadaan pasien.
4. Hasil penyadapan urine diukur.
5. Perhatikan warna dan keadaan urine.
6. Pada pasien laki-laki jika katheter tertahan
waktu memasukkan berhenti sebentar lalu
dilanjutkan lagi.
7. Menjelaskan
kepada
pasien
untuk
mempertahankan urine bag lebih rendah dari
ketinggian kandung kemih untuk mengurangi
resiko infeksi saluran kemih akibat aliran
balik urine dari urine bag ke dalam kandung
kemih.
8. Bila
pasien
pulang
dengan
katheter
menjelaskan pentingnya perawatan katheter.
UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, IGD,


IKO, ICU

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENOLONG PASIEN B.A.B


No. Dokumen
48.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/1
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Memberi pertolongan kepada pasien yang hendak
buang air besar, karena pasien masih harus
berbaring di tempat tidur dan tidak dapat
melakukannya sendiri
1. Mengurangi pergerakan pasien
2. Menolong pasien yang tidak dapat atau tidak
boleh jalan ke WC
3. Mengetahui kelainan faeces secara langsung
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah
asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan menolong pasien BAB

1. Pesiapan alat
a. Pispot
b. Perlak dan pengalas
c. Botol berisi cairan cebok
d. Kertas closet/tissue.
e. Alat memanggil/bell
f. Selimut
g. Sketsel
h. Sarung tangan

PROSEDUR

2. Persiapan Pasien.
Memberikan
penjelasan
kepada
pasien
tentang tindakan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Membawa peralatan kepasien
c. Sketsel/korden dipasang
d. Pakaian pasien bagian bawah ditanggalkan
dan bagian yang terbuka ditutup dengan
selimut.
e. Pasien dianjurkan menekuk lutut dan
mengangkat pantat.
f. Pasang perlak dan pengalas
g. Pispot ditekkan dibawah pantat pasien.
h. Bila telah selesai, anus dan daerah
genetical dibersihkan dengan air dan
kertas toilet/tissue, diulang beberapa kali
sampai bersih.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENOLONG PASIEN B.A.B


No. Dokumen
48.05.25

No. Revisi
Halaman
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
i. Pispot diangkat dan faeces diamati, jika
ada kelainan segera dilaporkan dokter dan
dicatat.
j. Pantat
pasien
dikeringkan
dengan
pengalas.
k. Pasien dirapikan.
l. Peralatan
dikembalikan
ketempatnya
semula.
m. Cuci tangan
n. Mencatat tindakan dalam lembar catatan
perawat.
Instalasi rawat inap,ICU

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMASANG KATHETER KONDOM


No.
Dokumen
179.05.25

No. Revisi
0

Halaman
1/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

Mengalirkan urine dari kandung kemih dengan


menggunakan
katheter kondom pada pasien
yang masih mempunyai fungsi
pengosong
inkontenensia koma/ isi kandung kemih utuh.
1. Mempertahankan higiene
perineal pasien
inkontenensia.
2. Mempertahankan eliminasi perkemihan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah
asuhan keperawatan pada
pelaksanaan
tindakan
pemasangan
katheter
kondom.

1. Persiapan alat

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Kaos tangan steril.


Hemostat steril.
Cangkir kapas steril.
Kondom katheter.
Urine bag.
Gantungan katheter.
Bengkok/ plastik.
Perlak/ pengalas.
Gunting/ plester.
Bethadine cair.

2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
pada pasien.
b. Menyiapkan posisi pasien supinasi.
PROSEDUR

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dengan benar dan memasang
tabir/korden.
b. Memasang pengalas di bawah pantat pasien.
c. Menyiapkan cangkir kapas yang dibasahi
bethadine
cair
dengan
memperhatikan
kesterilan.
d. Memakai
kaos
tangan,
lalu
bersihkan
genetalia.
e. Memasang kondom katheter pada penis
pasien dengan memberi jarak 2,5 5 cm,
antara kondom dan meatus.
f. Menghubungkan kondom dengan urine bag.
g. Memfiksasi dengan plester rapat tetapi tidak
mengikat di atas kondom tidak menyentuh
kulit.
h. Merapikan dan mengatur posisi pasien yang
nyaman.
MEMASANG KATHETER KONDOM
No. Dokumen
179.05.25

Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP

No. Revisi
Halaman
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

i.

Membersihkan
dan
mengembalikan alat-alat di tempat semula.
j.
Mencuci tangan.
k.
Mencatat pada catatan
perawat, prosedur yang telah dilaksanakan

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Perhatian :
1. Plester adesif jangan pernah digunakan untuk
memplester kondom katheter, karena dapat
menyebabkan konstriksi dan reduksi aliran
darah ke penis.
2. Gunakan plester velcro atau elastik karena dapat
mengembang sesuai ukuran penis dan tidak
mengurangi aliran darah.
3. Lepaskan kondom katheter selama 30 menit
setiap 24 jam untuk perawatan kulit perianal.
4. Lihat glands tiap 4 jam untuk menentukan
bahwa sirkulasi pada penis adekuat.
5. Instruksikan
pasien dan keluarga dalam
perawatan perineal, penggunaan katheter, dan
penggunaan close system.
Instalasi rawat inap, ICU

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

MERAWAT KATHETER MENETAP


No.
Dokumen
182.05.25
Tanggal
terbit
1 Maret
2008

No. Revisi
0

Halaman
1/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


Suatu tindakan dalam perawatan terhadap katheter
menetap.
7. Menjaga kesterilan.
8. Menjaga privacy pasien
9. Mencegah terjadinya komplikasi
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan perawatan katheter menetap.

1. Persiapan alat
d. Kaos tangan steril.
e. Kapas steril.
f. Bethadine cair.
g. Bengkok / plastik.
h. Perlak / pengalas.

PROSEDUR

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur
yang akan dilakukan.
b. Mengatur posisi pasien wanita : dorsal
recumbent, laki laki : supinasi.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Memasang sketsel/ menutup korden.
c. Memasang perlak / pengalas di bawah pantat
pasien.
d. Menyiapkan dan membuka alat-alat steril.
e. Mengatur posisi pasien.
f. Memakai kaos tangan steril.
g. Membersihkan genetalia.
Pada wanita :

Buka labia dengan jari telunjuk dan ibu


tangan kiri, lalu sedikit di tarik ke atas.
Bersihkan daerah labia luar dan dalam
dari atas ke bawah terakhir bagian meatus
(kapas dipergunakan hanya satu kali
pakai).

Bersihkan ujung katheter dekat meatus


sepanjang 10 cm dengan arah melingkar
ke kanan.

MERAWAT KATHETER MENETAP


No.
Dokumen
182.05.25

Halaman
2/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal
terbit
1 Maret
2008

PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

No. Revisi
0

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

Pada pria :
Pegang daerah bawah gland penis dengan
ibu jari dan jari telunjuk, preputium ditarik

ke bawah.

Bersihkan dengan arah melingkar dari


sebelah dalam keluar minimal 3x.

Bersihkan ujung katheter dekat meatus


sepanjang 10 cm dengan arah melingkar
keluar.
h. Mengatur posisi dan merapikan pasien.
i. Membersihkan dan mengembalikan alat alat
ditempatnya.
j. Mencuci tangan.
k. Mencatat kondisi meatus dan keluhan
keluhan pasien.
UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, ICU.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKUKAN IRIGASI KANDUNG KEMIH


KONTINYU
No.
No. Revisi
Halaman
Dokumen
0
1/3
176.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal
terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


Irigasi kandung kemih kontinyu dilakukan untuk
mempertahankan patensi kateter uretra. Irigasi ini
dipertahankan dengan cara sistem irigasi tertutup.
Sistem tertutup menjamin sterilitas irigan dan
sistem irigasi. Irigasi kandung kemih kontinyu
secara umum digunakan pada pasien setelah
pembedahan genitourinaria. Pasien ini beresiko
mengalami bekuan darah kecil dan fragmen mukus
yang menghambat keteter urine.
1. Mempertahankan fungsi kandung kemih dan
kateter
dengan
mengeluarkan
atau
meminimalkan obstruksi bekuan darah dan
mukus dalam kandung kemih.
2. Mencegah dan mengatasi inflamasi atau infeksi
kandung kemih
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan irigasi kandung kemih
kontinyu.

PROSEDUR

1. Persiapan alat
a Baki.
b Alas.
c Bengkok.
d Plester dan gunting.
e Larutan irigasi steril (Normal Saline atau
sesuai pesanan dokter).
f Selang irigasi (Set IV).
g Kapas alkohol 70%.
h Kantung drainase urine tertutup (closed
System) / urine bag.
i Sarung tangan steril.
j Ember/ timba.
2. Persiapan pasien

Menjelaskan pada pasien dan keluarga


tentang prosedur irigasi kandung kemih
kontinyu.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dengan benar.
b. Menyiapkan peralatan dengan lengkap.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

PROSEDUR
TETAP

MELAKUKAN IRIGASI KANDUNG KEMIH


KONTINYU
No.
No. Revisi
Halaman
Dokumen
0
2/3
176.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal
terbit
1 Maret
2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PROSEDUR

c.

Menjelaskan pada pasien dan keluarga


tentang prosedur
pemasangan irigasi
kandung kemih kontinyu.
d. Menutup pintu atau memasang sketsel
disamping pasien.
e. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
dengan posisi terlentang.
f. Mengobservasi abdomen bawah terhadap
distensi blader.
g. Menutup klem selang, dengan tehnik aseptik
masukkan ujung selang irigasi steril ke
dalam kantung infus (irigan).
h. Menggantung larutan pada tiang, membuka
klem dan membiarkan cairan mengalir
melalui selang, mempertahankan kesterilan
selang, dan menutup klem.
i. Memakai sarung tangan steril.
j. Mengusap port irigasi dari kateter berlumen
tripel dengan kapas alkohol 70% lalu
menghubungkan ke selang irigasi.
k. Memastikan
kantung
drainase
(closed
system) terhubung dengan kuat ke port
kateter. Penutup pembuangan urine bag
dibuka, cairan yang keluar ditampung
dengan ember.
l. Untuk drainase intermitten, klem selang
irigasi, buka dan alirkan sejumlah cairan
yang
diharuskan
masuk
ke
blader
(normalnya 100 cc untuk orang dewasa).
Buka dan tutup secara bergantian.
m. Untuk irigasi kontinyu, hitung kecepatan
tetesan, irigasi tetesan di pembuangan
harus lebih cepat.
n. Membuang
alat
yang
terkontaminasi,
melepaskan sarung tangan dan mencuci
tangan.
o. Mencatat jumlah larutan yang digunakan
sebagai irigan, jumlah yang keluar sebagai
drainase dan konsistensi drainase pada
catatan perawat dan lembar intake output.
p. Melaporkan
pada
dokter
bila
terjadi
sumbatan pada kateter, perdarahan tiba
tiba, infeksi atau nyeri.
Perhatian :
1. Bila irigasi terlalu dingin dapat terjadi spasme
kandung kemih, dan dapat menyebabkan
peningkatan nyeri.
2. Bila terdapat darah dan bekuan darah, perawat
harus mendapat instruksi untuk meningkatkan
aliran kecepatan tetesan. Tujuan intervensi ini
adalah mempertahankan patensi kateter. Bekuan

darah mempunyai potensi untuk menyumbat


kateter.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKUKAN IRIGASI KANDUNG KEMIH


KONTINYU
No.
No. Revisi
Halaman
Dokumen
0
3/3
176.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
3.

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Kantong
drainase urine (closed system) harus lebih
rendah ketinggiannya dari kandung kemih
untuk menurunkan resiko infeksi saluran kemih
akibat aliran balik dari penampung
ke
kandung kemih.
4.
Selang
katheter harus difiksasi di bagian atas paha
atau abdomen bawah dengan penis mengarah
ke
dada.
Karena
tahanan
yang
kuat
meminimalkan trauma pada uretra dan meatus,
fiksasi
di atas meminimalkan iritasi pada
sudut penis dan skrotum.
5.
Pasien
harus diinstruksikan untuk mengobservasi
drainase urine terhadap tanda tanda darah
atau mukus, perubahan warna, konsistensi,
peningkatan frekuensi durasi atau intensitas
spasme kandung kemih dan atau nyeri.Pasien
harus minum peroral minimal 2 liter per hari
(kecuali
dikontraindikasikan)
untuk
mengencerkan urine dan mengalirkan aliran
urine.
6.
Kantung
penampung tidak boleh diletakkan di atas
lantai.
Instalasi rawat inap, ICU.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKUKAN IRIGASI THREEWAY YANG


BUNTU
No.
No. Revisi
Halaman
Dokumen
0
1/2
177.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


Irigasi katheter yang buntu adalah tindakan untuk
mengatasi irigasi kandung kemih kontinyu yang
mengalami sumbatan baik karena bekuan darah
atau fragmen khusus.
1. Mengatasi irigasi kateter kontinyu yang buntu.
2.
Mencegah distensi blader.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan irigasi threeway yang buntu

1. Persiapan alat

a.
b.
c.
d.
e.
f. Kapas alkohol 70%.
g.
h.

Baki.
Alas.
Bengkok.
Kateter tip steril.
Cairan normal saline.
Kaos tangan steril.
Tutup kateter atau

konektor steril.
i. Gauze steril.

PROSEDUR

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a.
Mencuci tangan.
b. Menjelaskan prosedur irigasi kontinyu yang
buntu kepada pasien dan keluarga.
c. Menutup pintu atau pasang sketsel pada
samping tempat tidur.
d. Menghentikan irigator.
e. Memakai sarung tangan steril.
f. Membuka sambungan katheter dengan
kantung urine, memegang ujung kateter
dengan tangan kiri, menutup ujung kantung
drainase (closed system) dengan tutup
kateter atau konektor steril.
g. Menyedot urine dengan katheter tip,
mengobservasi bekuan darah / mukus yang
keluar, membuang ke dalam bengkok.

MELAKUKAN IRIGASI THREEWAY YANG


BUNTU
No.
No. Revisi
Halaman
Dokumen
0
2/2
177.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

h.

i.
j.
k.
l.
PROSEDUR

Memasukkan NS 50 cc
ke dalam kandung kemih melalui katheter
lalu melepaskan, mengobservasi adanya
pengeluaran bekuan darah / mukus, ulangi
sampai tidak ada lagi bekuan darah / mukus.
Menyambungkan
kembali selang kantung urine dengan kateter.
Membuka
kembali
irigator.
Mengobservasi
kelancaran aliran urine.
Mendokumentasikan
tindakan dan toleransi pasien .

Perhatian :
1. Hentikan irigasi bila setelah 2x memasukkan
cairan (100 cc), urine tetap tidak keluar, segera
laporkan pada dokter.
2. Katheter tip dimasukkan melalui lumen yang
berhubungan dengan kantung drainase (closed
system), bukan pada selang irigator.
3. Bila
terjadi pembutuan katheter dengan
kandung kemih penuh (distensi), jangan
memasukkan cairan apapun ke dalam kandung
kemih.
UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, ICU..

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELEPAS KATHETER MENETAP


No. Dokumen
178.05.25

No. Revisi
0

Halaman
1/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


Suatu tindakan untuk melepas katheter melalui
uretra kedalam kandung kemih.
1. Pasien yang telah mengakhiri terapi pemasangan
katheter menetap.
2. Pasien yang masih memerlukan terapi menetap
dan dilakukan penggantian tiap 2 minggu sekali.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan melepas katheter menetap

1. Persiapan alat
a. Bengkok.
b. Kantong plastik.
c. Spuit on steril.
d. Kapas on steril.
e. Kapas alkohol.
f. Aceton.
g. Perlak dan pengalas.
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Menyiapkan posisi pasien

Wanita dorsal recumbent.

Laki-laki supinasi.

PROSEDUR

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

PROSEDUR
TETAP

3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Memasang sketsel/ menutup korden.
c. Memasang perlak dan pengalas di bawah
pantat pasien.
d. Meletakkan bengkok di antara kedua kaki
pasien.
e. Menghisap balon kateter dengan spuit
sampai habis.
f. Meletakkan bengkok di bawah kateter, tarik
katheter keluar sambil diputar perlahanlahan.
g. Menganjurkan pasien nafas panjang.
h. Memasukkan katheter ke dalam bengkok.
i. Melepas katheter dari urine bag dan
mengalirkan urine sisa ke dalam urine bag.
j.
Membersihkan bekas
plester yang ada di kulit pasien.

MELEPAS KATHETER MENETAP


No.
Dokumen
178.05.25
Tanggal
terbit
1 Maret
2008

No. Revisi
0

Halaman
2/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

k.

PROSEDUR

Mengatur
posisi
pasien dan merapikan pasien
l.
Membersihkan
dan
mengembalikan alat di tempatnya serta
mengukur urine.
m.
Mencuci tangan.
n.
Mencatat jumlah urine
ke dalam out put dan catatan perawat.
Perhatian :

Menjaga privacy pasien.

UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, ICU.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MERAWAT KATHETER SUPRA PUBIC


No.
Dokumen
183.05.25

No. Revisi
0

Halaman

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


Suatu tindakan yang dilakukan untuk merawat
katheter supra pubic.
1. Mencegah infeksi akibat pemasangan katheter
pada kandung kemih.
2.
Memberi rasa nyaman.
3.
Menjaga kelancaran pengeluaran produk
urine.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan perawatan katheter supra
pubic

1. Persiapan alat

a.
Baki.
b.
Alas (perlak).
c.
Bengkok.
d.
Kaos tangan on steril.
e.
Kom kapas steril.
f. Pinset anatomi.
g.
Hemostat.
h.
Sarung tangan steril.
i. Bethadine / H2O2.
j. Kasa / gauze gunting.
k.
Plester + gunting.
l. Alkohol + kapas on steril.

2. Persiapan pasien

Menjelaskan
pada
pasien
prosedur
perawatan katheter supra pubic.
3. Pelaksanaan
a.
Memberitahu
pasien
terhadap prosedur perawatan katheter supra
pubic. Mencuci tangan dan menyiapkan alat
secara lengkap.
b.
Membawa alat alat
ke samping tempat tidur pasien
c.
Memasang sketsel /
tirai di samping tempat tidur pasien.
d.
Mengatur
posisi
pasien dan memasang perlak di bawah
badan pasien.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

MERAWAT KATHETER SUPRA PUBIC


No.
Dokumen
183.05.25
Tanggal
terbit
1 Maret
2008

No. Revisi
0

Halaman
2/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


e.

Menggunakan sarung
tangan on steril melepas verban di sekitar

f.
g.

h.
i.
j.

UNIT TERKAIT

katheter supra pubic dan membuang ke


bengkok.
Mendesinfeksi tempat
pemasangan katheter supra pubic dengan
bethadine.
Menutup tempat pemasangan
katheter supra pubic dengan gauze gunting steril dan
plester kasa.Bersihkan sekitar verban dari
kotoran atau bekas plester dengan kapas
alkohol.
Rapikan pasien dan
alat alat.
Mencuci tangan.
Mendokumentasikan
tindakan keperawatan pada lyst pasien.

Instalasi rawat inap, ICU..

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBERIKAN HUKNAH RENDAH


No. Dokumen
158.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

Memasukkan cairan hangat ke dalam calon


desendens dengan menggunakan kanula recti
melalui anus.v
1.
Merangsang peristaltik usus
sehingga dapat buang air besar karena kesulitan
untuk defikasi (pada pasien sembelit).
2.
Membersihkan usus pada
persiapan suatu tindakan operasi.
3.
Untuk pengobatan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah
asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan untuk menyiapkan dan
memberikan huknah rendah

1. Persiapan alat

a.

b.
c.
d.
e.
f.
g.

PROSEDUR

h.
i.
j.
k.
l.

Selimut

mandi

atau

kain penutup.
Perlak dan pengalas.
Dua bengkok berisi
cairan desinfektan.
Bed pan (pispot)
Gelas ukuran.
Tabung irigator dan
slang rectal sesuai ukuran pasien.
Air hangat sebanyak
1000 cc, suhu 40,5C sampai dengan 43C
(105F sampai dengan 109F).

Air biasa

Air sabun 1 1 %

NaCl 0,9%.
Jelly/ pelumas.
Tiang
infus
(bila
diperlukan).
Kaos tangan.
Tissue.
Korden/ sketsel.

2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Mengatur posisi pasien tidur miring ke kiri
(sikap SIM).
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dengan benar.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBERIKAN HUKNAH RENDAH


No. Dokumen
158.05.25

No. Revisi
Halaman
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
b.

Menyiapkan
larutan
dengan benar, macam larutan dan suhu larutan.

c.

Membawa

peralatan

kepasien
d.

Memasang

sketsel/

korden.
e.

Memasang perlak dan


alas di bawah bokong pasien.
f.
Memasang
selimut
mandi dan pakaian pasien bagian bawah dibuka.
g.
Membuka
bungkus
irigator dan mengisi dengan cairan hangat
sebanyak 750 1000cc.
h.
Memakai
sarung
tangan.
i.
Rectum
kanula
dipasang pada ujung slang dan diolesi
jelly/pelicin
j.
Mengeluarkan
udara
dari slang rectal dan slang dijepit/diklem
k.
Memasukkan rectum
kanula secara perlahan ke dalam rectum kearah
kolon desendens pasien 5 7,5 cm, tarik slang
dengan segera bila menemui obstruksi, pasien
diminta untuk tarik nafas panjang.
l.
Tangan kiri memegang
irigator setinggi 50 cm dari kasur, sedangkan
tangan kanan memasukkan kanula 15cm
kedalam rectum sambil pasien disuruh menarik
nafas panjang
m.
membuka
klem/
jepitan dan biarkan larutan masuk perlahanlahan 15-20 menit (merendahkan irigator bila
pasien mengeluh kram/ cairan keluar dari anus
sekitar slang).
n.
Bila
cairan
sudah
habis slang diklem, kanula dicabut
o.
Kanula dilepas dan
dimasukkan ke dalam bengkok yang berisi
cairan desinfektan
p.
Pasien tetap dalam
posisi miring dan diberitahu untuk menahan
sebentar kemudian pispot dipasang serta pasien
diminta dalam posisi terlentang.
q.
Setelah selesai pasien
dibersihkan dan dirapikan
r.
Observasi
respon
pasien
s.
Alat-alat dibersihkan,
dibereskan dan dikembalikan ketempat semula
t.
Mencuci tangan
u.
Mencatat
tiindakan

dalam lembar catatan perawat


UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.


MEMBERIKAN HUKNAH TINGGI
No. Dokumen
159.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Memasukkan cairan hangat melalui anus rectum ke
dalam calon desendens dengan menggunakan
kanula anus.
1.
Membersihkan anus untuk
suatu tindakan.
2.
Untuk pengobatan.
3.
Membantu
menegakkan
diagnosa.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah
asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan untuk menyiapkan dan
meberikan huknah tinggi
1. Persiapan alat
a.
Selimut mandi atau
kain penutup.
b.
Perlak dan pengalas.
c.
Dua bengkok.
d.
Bed pan (pispot)
e.
Gelas ukuran.
f.
Tabung irigator dan
slang rectal sesuai ukuran pasien.
g.
Cairan
hangat
sebanyak 700 cc 1000 cc, suhu 40,5C
sampai dengan 43C (105F sampai dengan
109F).
Air biasa
Air sabun 1 1 %
NaCl 0,9%.
h.
Jelly/ pelumas.
i.
Tiang
infus
(bila

j.
k.
l.

diperlukan).
Sarung tangan.
Tissue.
Korden/ sketsel.

2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Mengatur posisi pasien tidur miring ke kanan
(sikap SIM).
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dengan benar.
b. Menyiapkan larutan dengan benar, macam
larutan dan suhu larutan.
c.
Memasang
sketsel/
korden

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBERIKAN HUKNAH TINGGI


No. Dokumen
159.05.25

No. Revisi
Halaman
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

PROSEDUR

d.

Memasang perlak dan


alas di bawah bokong pasien.
e.
Memasang selimut
mandi dan pakaian pasien bagian bawah
dibuka.
f.
Membuka bungkus
irigator dan mengisi dengan cairan hangat
sebanyak 750 1000cc.
g.
Memakai sarung
tangan.
h.
Rectum kanula
dipasang pada ujung slang dan diolesi
jelly/pelicin
i.
Mengeluarkan udara
dari slang rectal dan slang dijepit/diklem
j.
Memasukkan rectum
kanula secara perlahan ke dalam rectum
kearah kolon desendens pasien 5 7,5 cm,
tarik slang dengan segera bila menemui
obstruksi, pasien diminta untuk tarik nafas
panjang.
k.
Tangan kiri memegang
irigator setinggi 50 cm dari kasur, sedangkan
tangan kanan memasukkan kanula 15cm
kedalam rectum sambil pasien disuruh
menarik nafas panjang
l.
membuka klem/
jepitan dan biarkan larutan masuk perlahanlahan 15-20 menit (merendahkan irigator
bila pasien mengeluh kram/ cairan keluar
dari anus sekitar slang).
m.
Bila cairan sudah
habis slang diklem, kanula dicabut
n.
Kanula dilepas dan
dimasukkan ke dalam bengkok yang berisi
cairan desinfektan
o.
Pasien tetap dalam
posisi miring dan diberitahu untuk menahan
sebentar kemudian pispot dipasang serta
pasien diminta dalam posisi terlentang.
p.
Setelah selesai pasien
dibersihkan dan dirapikan
q.
Observasi respon
pasien
r.
Alat-alat dibersihkan,
dibereskan dan dikembalikan ketempat
semula
s.
Mencuci tangan
t.
Mencatat tiindakan
dalam lembar catatan perawat

UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENGELUARKAN FAECES DENGAN JARI


No. Dokumen
157.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Tindakan memasukkan jari perawat ke dalam
rectum klien untuk mengambil, menghancurkan
massa feses dan mengeluarkannya dalam bentuk
yang telah hancur.
Mengeluarkan faeces yang keras.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah
asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan untuk mengeluarkan faeces
dengan jari
1.
Persiapan alat
a.
Sarung
tangan
on
steril.
b.
Jelly
/
parafin
/
pelumas.
c.
Bed pan.
d.
Waslap,
handuk,
sabun.
e.
Waskom berisi air.
2.
Persiapan pasien

Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur


yang dilakukan.
3.
Pelaksanaan
a.
Membawa alat alat ke dekat
pasien.
b.
Memasang tabir / korden.
c.
Mengatur
posisi
pasien
telentang dengan lutut flexi.
d.
Menarik pakaian bawah klien.
e.
Menutup dengan selimut.
f.
Meletakkan pispot / bed pen
di bawah bokong klien.
g.
Mencuci tangan.
h.
Memakai sarung tangan.
i.
Memberi pelumas pada jari
telunjuk.
j.
Menganjurkan pasien nafas

panjang.
k.

Memasukkan jari ke dalam


rectum klien dan mendorong perlahan
sepanjang dinding rectal ke arah umbilicus.
l.
Secara perlahan lunakkan
massa fekal, arahkan jari pada inti yang
mengeras.
m.
Korek feses ke bawah ke arah
anus dan keluarkan feses.
n.
Perhatikan reaksi pasien dan
beri interval istirahat.
o.
Teruskan
membersihkan
rectum dari feses.
p.
Ambil pispot dari bokong
pasien, lepas sarung tangan
q.
Bersihkan bokong dengan
waslap dan sabun, lalu keringkan dengan
handuk.
RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENGELUARKAN FAECES DENGAN JARI


No. Dokumen
157.05.25

No. Revisi
Halaman
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
r.
s.
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

t.
u.

Memberitahu pasien bahwa


prosedur telah selesai.
Membereskan alat alat dan
merapikan pasien.
Cuci tangan.
Dokumentasi
pada
lyst
pasien.

Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKUKAN PERAWATAN COLOSTOMY


No. Dokumen
162.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Merawat luka operasi pembuatan anus buatan
sementara (colostomy) dan mengganti kantong
colostomy.
1.
Mengganti kantong
kantong colostomy.
2.
Mencegah infeksi.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah
asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan perawatan colostomy

PROSEDUR

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

1. Persiapan alat
a. Kaos tangan on steril.
b. Hemostat steril.
c. Pinset anatomi steril.
d. Mangkok kapas steril.
e. Perlak.
f. Alas.
g. Gunting plester.
h. H2O2.
i. Bengkok.
j. Colostomy bag.
2. Persiapan pasien

Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur


yang dilakukan.
3. Pelaksanaan
a.
Mencuci
tangan
dengan benar.
b.
Membawa alat alat
ke samping tempat tidur pasien
c.
Memasang
tabir
/
menutup korden.
d.
Mengatur
posisi
pasien sesuai dengan lokasi luka.
e.
Memasang
alas
di
bawah luka dengan benar.
f.
Menyiapkan mangkok
kapas
yang
dibasahi
H2O2
dengan
memperhatikan kesterilan.
g.
Membuang
kantong
colostomy dengan tehnik steril.
h.
Membuang
pada
plastik.
i.
Memperhatikan
keadaan luka / kotoran yang keluar.
j.
Membersihkan
luka
colostomy dengan prinsip yang benar.
k.
Menyiapkan mangkok
kapas
yang
dibasahi
H2O2
dengan
memperhatikan
kesterilan.
Membuang
kantong colostomy dengan tehnik steril.

MELAKUKAN PERAWATAN COLOSTOMY


No. Dokumen
162.05.25
Tanggal terbit
1 Maret 2008

No. Revisi
Halaman
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
l.

Membuang

pada

plastik.
m.
n.
o.
PROSEDUR

p.
q.
r.
s.
t.

UNIT TERKAIT

Memperhatikan
keadaan luka / kotoran yang keluar.
Membersihkan
luka
colostomy dengan prinsip yang benar.
Membuka
kantong
colostomy yang baru.
Menyesuaikan
besar
lubang colostomy dengan benar.
Mengambil
alas
di
bawah luka.
Membereskan alat
alat.
Mencuci tangan.
Mencatat
prosedur
yang telah dilakukan dalam list pasien

Instalasi rawat inap, ICU.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKUKAN IRIGASI TELINGA


No. Dokumen
222.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN
KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Membersihkan rongga telinga bagian luar dengan
cairan yang
dialirkan atau disemprotkan ke
dalam kanalis auditorius untuk menghilangkan
serumen atau benda asing.
1. Membersihkan rongga telinga dari nanah,dan
serumen telinga
2. Mengeluarkan benda asing.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan perawatan irigasi telinga

PROSEDUR

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

1. Persiapan alat
a. Spuit balon (spuit khusus).
b. Kom steril.
c. Bengkok.
d. Pinset bengkok.
e. Cangkir kapas.
f. Handuk.
g. Perlak dan alas.
h. Larutan irigasi (Normal saline) dengan
volume 200-500cc dan suhu 370C
i. Termometer mandi
j. Cotton bud/ lidi kapas.
2. Persiapan pasien
Mengadakan pendekatan kepada pasien dan
keluarga
dengan
memberikan
penjelasan
tentang prosedur tindakan perawatan irigasi
telinga
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Pasien diberitahu tentang prosedur tindakan
yang akan dilakukan kemudian pasien
didudukkan
dengan
posisi
kepala
dimiringkan ke kiri / ke kanan sesuai
kebutuhan (kea rah telinga yang sakit).
c. Perlak, alas dan bengkok diletakkan di atas
bahu,
di
bawah
telinga
yang
akan
dibersihkan.
d. Spuit balon diisi dengan larutan cairan yang
telah disiapkan.
e. Meluruskan liang telinga untuk memasukkan
larutan, dengan menggunakan tangan kiri
perawat, daun telinga ditarik ke atas dan
sedikit ke belakang, pasien dianjurkan
memegang bengkok di atas bahu.
MELAKUKAN IRIGASI TELINGA
No. Dokumen
222.05.25

No. Revisi
Halaman
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

f.

PROSEDUR

Ujung spuit balon diletakkan di


muka
liang
telinga
dan
lakukan
penyemprotan dengan hati hati pada sisi
atas liang telinga.
g.
Cairan yang keluar dari liang
telinga ditampung ke dalam bengkok
h.
Penyemprotan diulangi beberapa kali
sampai bersih dan kaji respon pasien
terhadap
prosedur
tindakan
yang
dilakukan
i.
Setelah
bersih
lubang
telinga
dibersihkan dengan kapas memakai pinset
bengkok
dan
daerah
sekitar
telinga
dikeringkan dengan handuk.
j.
Memposisikan pasien pada sisi telinga
yang diirigasi selama 10 menit.
k.
Membersihkan, membereskan dan
mengembalikan peralatan pada tempatnya.
l.
Mencuci tangan.
m.
Mencatat respon pasien terhadap
tindakan irigasi dan mencatat tipe, volume
dan karakter drainase.
Perhatian :
1. Pengaliran cairan ke dalam liang telinga tidak
boleh terlalu keras karena dapat merusak
membrane timpani.
2. Pengaliran larutan diarahkan pada atap liang
telinga sehingga serumen/benda asing tidak
terdorong semakin ke dalam.

UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBERIKAN OBAT TETES TELINGA


No.
Dokumen
174.05.25

No. Revisi
0

Halaman
1/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


Pemberian obat ke dalam rongga bagian luar
dengan cara meneteskan atau irigasi.
1. Mengatsi infeksi pada telinga bagian luar.
2. Mengencerkan serumen pada liang telinga.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah
asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan memberikan obat tetes
telinga

1.

a.
b.
c.
d.
e.

PROSEDUR

RS. BAPTIS
BATU

Persiapan alat
Bengkok.
Perlak dan alasnya.
Kapas bola.
Obat
sesuai
advis
dokter.

Kapas lidi/cotton bud.


2.
Persiapan Pasien.
Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang
prosedur tindakan pemberian obat tetes telinga.
3.
Pelaksanaan
a.
Mencocokkan
kartu
obat dengan status lyst pasien
b.
Mencuci tangan.
c.
Menyiapkan peralatan
dan obat dengan lengkap dan membawa
kedekat pasien.
d.
Memberitahu
pasien
tentang prosedur yang akan dilakukan.
e.
Mengatur
posisi
pasien dengan memberi posisi miring/duduk
denga kepala miring ke arah telinga yang
sehat sehingga telinga yang akan ditetesi
menghadap ke atas.
f.
Perlak dan alasnya
dipasang di atas bahu.
g.
Membersihkan
liang
telinga dengan kapas lidi/cotton bud.
h.
.Dengan tangan kiri
daun telinga ditarik ke atas dan sedikit ke
belakang.
i.
Mengambil
obat
dengan tangan kanan dan meneteskan obat
pada dinding saluran liang telinga sesuai
advis dokter.
j.
Mempertahankan
posisi kepala pasien selama 2-3 menit.
k.
Mengeringkan
daun
telinga dengan kapas bola.
l.
Merapikan pasien.
m.
Membereskan alat-alat
dan mencuci tangan.

MEMBERIKAN OBAT TETES TELINGA


No. Dokumen
222.05.25

No. Revisi
0

Halaman
2/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Jl. Raya Tlekung


No. 1
Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
n.

Menanda tangani
waktu pemberian obat dalam catatan perawat
berdasarkan kartu obat
o.
Meletakkan
kartu
obat pada kotak obat yang tersedia sesuai jam
pemberian obat berikutnya.
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Perhatian.
Perhatikan ketepatan pasien, obat, dosis, rute
pemberian, dan waktu pemberian.
Perhatikan reaksi pasien terhadap
pemberian obat.
Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
INDIKASI

MEMASANG TAMPON HIDUNG


No.
Dokumen
174.05.25

No. Revisi
0

Halaman
1/3

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal
terbit
1 Maret
2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
Memasukkan tampon pada rongga hidung untuk
menghantikan perdarahan dalam hidung.
Menekan sumber perdarahan didalam rongga
hidung sehingga perdaraha berhenti.
Epistaksis yang disebabkan baik karena trauma
maupun hal-hal lain seperti infeksi, hipertensi,
kelainan darah, dll.

1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Persiapan alat :
Tampon hidung steril.
Hemostate steril.
Pick up steril.
Spuit 2,5 cc steril.
Gauze steril.
Adrenalin 1/10.000 1 amp.
Kaos tangan.
Bengkok.
Vaselin steril / salep antibiotika
yang dianjurkan dokter.
Gunting verban steril.
Baki.

2.

PROSEDUR

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

Persiapan pasien :
Jelaskan kepada pasien tenteng manfaat
dan prosedur yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a.
Cuci tangan.
b.
Dekatkan peralatan
ke ekat pasien.
c.
Posisi
pasien
setengah duduk dangan memberikan
bantal setidaknya 3 buah bila klien
memungkinkan dan posisi berbaring
dengan meletakkan bantal dibawah
punggung bila pasien lemah.
d.
Buka
ampul
adrenalin dan sedot kedalam spuit, tutup
kembali jarum spuit kemudian letakkan
kembali pada baki.
e.
Buka
kemasan
tampon hidung dan gauze.
f.
Pakai sarung tangan
(tidak
perlu
steril
hanya
untuk
melindungi diri).
g.
Ambil gauze steril,
bersihkan hidung klien dari bekuan darah
hingga bersih, Buang kedalam bengkok.
MEMASANG TAMPON HIDUNG

No.
Dokumen
173.05.25
Tanggal terbit
1 Maret 2008

No. Revisi
0

Halaman
2/3

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
PROSEDUR
TETAP

h.

PROSEDUR

Ambil spuit yang


sudah
terisi
adrenalin
1/10.000,
kemudiandengan perlahan disemprotkan
pada tampon hidung bagian ujung.
i.
Ambil hemostat steri
untuk menjepit bagian tengah tampon
hidung
untuk
memegang
tampon.
Pergunakan tangan kiri untuk memegang
hemostat.
j.
Mengambil pick up
hidung untuk memegang ujung tampon
hidung dan mempergunakan tangan kanan.
k.
Dengan
menggunakan pick up hidung, memasukkan
tampon hidung ke dalam rongga hidung
sedikit demi sedikit. Memutar haemostat
pada tangan kiri mengikuti irama, tangan
kanan yang memasukkan tampon hidung ke
dalam rongga hidung.
l. Memasukkan tampon hidung hingga penuh
dan menekan sumber perdarahan dalam
rongga hidung. Apabila rongga hidung
sudah penuh sedangkan tampon hidung
masih ada sisa, bisa digunting dengan
gunting verband steril sehingga sisanya
bisa dimanfaatkan lagi.
m.
Tampon
ini
dibiarkan 3 5 menit.
n.
Simpan
lagi
sisa
tampon hidung, pick up dan haemostat
sehingga tetap steril.
o.
Tampon hidung bisa
dilepas dengan cara menarik secara
perlahan lahan dan membuang ke dalam
bengkok.
p.
Apabila perdarahan
berhenti :.
Mengatur posisi pasien seperti semula
atau senyaman
mungkin bagi pasien.
Menbereskan peralatan
Mencuci tangan.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMASANG TAMPON HIDUNG


No.
Dokumen
222.05.25

No. Revisi
0

Halaman
3/3

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
q.

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Apabila perdarahan
masih berlangsung :
Membuka tampon hidung lagi (bisa
menggunakan sisa apabila masih cukup
panjangnya).
Mengolesi dengan vaselin / salep
antibiotika pada bagian ujung tampon
hidung
(berguna
untuk
mencegah
tampon melekat sehingga menghindari
berulangnya perdarahan saat dicabut).
Mengulangi langkah j s.d. l
Tampon dapat dipertahankan selama 1
2 hari.
Mengatur
posisi
pasien
senyaman
mungkin.
Membereskan semua peralatan
Mencuci tangan.
Mendokumentasikan prosedur tindakan
ke dalam status lyst pasien.

Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat


jalan.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKUKAN PERAWATAN TRACHEOSTOMY


No. Dokumen
175.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Memberikan perawatan khusus untuk mengatur
selang tracheostomy dan stoma pada leher pasien.
1. Mencegah buntunya selang tracheostomy oleh
akumulasi ledir.
2. Mencegah infeksi pada stoma.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah
asuhan keperawatan pada
pelaksanaan
tindakan
perawatan
tracheostomy

PROSEDUR

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

1. Persiapan alat
a. Haemostat steril.
b. Gauze steril dan gauze gunting steril.
c. H2O2.
d. Cangkir kapas (kapas bola steril).
e. NB salf / bethadine.
f. Tali pengikat.
g. Kaos tangan steril 2 buah.
h. Bengkok.
i. Handuk steril.
j. 1 set alat suction.
k. Sikat steril kecil.
l. Kom steril.
m. Lidi kapas steril.
n. Normal saline.
o. Plester dan gunting.
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan prosedur tindakan perawatan
tracheostomy pada pasien
b. Membantu pasien ke posisi telentang atau
semi fowler.
3. Pelaksanaan
a.
Mencuci tangan.
b.
Meletakkan handuk steril di
dada pasien.
c.
Membuka set steril.
d.
Menuang
H2O2
ke
dalam
cangkir kapas dan normal saline ke dalam
kom steril.
e.
Memakai kaos tangan.
f.
Melakukan
penghisapan
tracheostomy untuk membersihkan sekret
sehingga tidak menghambat saat kanula
dalam dilepas.
MELAKUKAN PERAWATAN TRACHEOSTOMY
No.
Dokumen
175.05.25

No. Revisi
0

Halaman
2/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

g.

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Kemudian
melepas
kanula
dalam. Meletakkan ke dalam kom steril berisi
larutan normal saline.
h.
Melakukan
penghisapan
kembali pada kanula luar sampai sekret bersih.
i.
Melepaskan
balutan
kotor
tracheostomy
dan
membuang
ke
dalam
bengkok, kemudian membuka sarung tangan.
j.
Mengambil
cangkir
kapas
dengan tangan kiri, kemudian tangan kanan
memegang haemostat. Kemudian menjepit
kapas
bola + H 2O2, membersihkan kulit di
sekitar tracheostomy dan permukaan kanula.
Membersihkan dengan arah memutar keluar.
k.
Kemudian mengambil gauze
steril dan membasahi dengan normal saline
untuk membilas permukaan kanula dan kulit di
sekitar tracheostomy dari H2O2.
l.
Lalu mengambil lidi kapas
steril, mengolesi NB salf/ bethadine, kemudian
diberikan pada kulit di sekitar tracheostomy.
m.
Menggunakan sarung tangan
steril.
n.
Mengambil
gauze
gunting
steril kemudian meletakkan mengelilingi lubang.
o.
Kemudian mengambil kanula
dalam
dari
kom
berisi
normal
saline,
membersihkan dengan menggunakan sikat kecil
baik bagian luar maupun dalam hingga bersih.
p.
Membilas
kanula
dalam
dengan normal saline hingga bersih
q.
Mengeringkan kanula dalam
menggunakan gauze steril yang kering.
r.
Memasukkan kanula dalam
selang tracheostomy kemudian dikunci.
s.
Melepas
tali
pengikat
tracheostomy dan mengganti dengan yang baru.
t.
Membuka sarung tangan.
u.
Memfiksasi dengan plester
pada gauze / balutan tracheostomy.
v.
Merapikan
pasien
dan
lingkungan pasien.
w.
Mengembalikan alat alat
pada tempatnya.
x.
Mencuci tangan.
y.
Mendokumentasikan prosedur
tindakan perawatan tracheostomy pada status
lyst pasien.
Instalasi rawat inap, ICU.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKUKAN KOMPRES DINGIN PADA MATA


No. Dokumen
148.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

Kompres basah dan dingin yang dilakukan pada


mata untuk membantu menghentikan perdarahan
pada mata setelah trauma dan mengurangi edema
dan gatal gatal yang berat pada mata.
1. Membantu menghentikan perdarahan setelah
terjadi trauma pada mata.
2. Mengurangi pembengkakan pada mata.
3. Mengurangi gatal gatal yang berat pada mata
karena iritasi / infeksi.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan perawatan kompres dingin
pada mata
1. Persiapan alat
a.
Gauze
steril
secukupnya.
b.
Kaos tangan steril.
c.
Bengkok.
d.
Kom steril.
e.
Perlak dan alas.
f.
Bola kapas / tissue.
g.
Larutan NaCl dingin
secukupnya.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan

pada

pasien

tentang

prosedur

tindakan perawatan kompres dingin pada mata.


3. Pelaksanaan
a.
b.
c.

Mencuci tangan.
Menjelaskan langkah prosedur pada pasien
dan mengatur posisi tidur pasien
Menuang NaCl dingin ke dalam kom steril
kemudian bersama alat alat yang lain

d.
e.
f.
g.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

didekatkan pasien.
Memasang perlak dan alas di bawah kepala
pasien.
Mengeluarkan kom steril yang berisi NaCl
dingin dan didekatkan pada pasien.
Membuka gauze steril secukupnya kemudian
masukkan ke dalam kom steril dengan tehnik
steril.
Memakai sarung tangan steril.

MELAKUKAN KOMPRES DINGIN PADA MATA


No. Dokumen
148.05.25

No. Revisi
0

Halaman
2/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


h.

Mengambil gauze dalam kom steril dan peras


hingga tidak menetes, kemudian diletakkan
pada mata yang perlu dikompres, biarkan
beberapa saat.
i. Kemudian mengambil gauze yang telah
dikompreskan.
j.
Memasukkan lagi gauze dalam kom steril,
diperas kemudian dikompreskan kembali
pada mata.
k. Mengulangi prosedur di atas hingga 10 20
menit, kemudian membuang gauze ke dalam
bengkok.
l. Setelah selesai, usap air yang mungkin
menetes dari gauze yang dipakai untuk
kompres dengan menggunakan bola kapas /
tissue.
m. Melepas
perlak
dan
alas
kemudian
membereskan alat alat.
n. Mencuci tangan.
o. Mendokumentasikan
prosedur
tindakan
perawatan kompres dingin pada mata pada
status lyst pasien.
Perhatian :
1. Bila tidak terdapat luka pada mata dan
sekitarnya, maka kompres tidak perlu steril
dapat ditambahkan pada larutan dengan es.

2. Pada saat memberi kompres jangan menekan


bola mata.
UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKUKAN KOMPRES BASAH HANGAT PADA


MATA
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
147.05.25
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

Pemberian kompres basah dan hangat yang dilakukan


pada mata untuk mengurangi nyeri, mempercepat
penyembuhan dan membersihkan mata.
1. Mengurangi nyeri
2. Mempercepat proses penyembuhan..
3. Membersihkan mata.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah
langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan
perawatan kompres basah hangat pada mata

1. Persiapan alat

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Gauze steril secukupnya.


Kaos tangan steril.
Bengkok.
Kom steril.
Perlak dan alas.
Bola kapas / tissue.
Larutan
NaCl
yang
dihangatkan dengan suhu < 49 C.

PROSEDUR

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur tindakan
perawatan kompres basah hangat pada mata.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Menjelaskan langkah prosedur tindakan
pada
pasien dan mengatur posisi tidur pasien.
c. Menuang larutan NaCl yang sudah dihangatkan
ke dalam kom steril kemudian bersama alat alat
yang lain didekatkan pasien.
d. Memasang perlak dan alas di bawah kepala
pasien.
e. Mengeluarkan kom steril yang berisi larutan NaCl
hangat dan didekatkan pada pasien.
f. Membuka gauze steril secukupnya kemudian
masukkan ke dalam kom steril dengan tehnik
steril.
g. Memakai sarung tangan steril.
h. Mengambil gauze dalam kom steril dan peras
hingga tidak menetes, kemudian diletakkan pada
mata yang perlu dikompres, biarkan beberapa
saat.
i. Kemudian ambil gauze yang telah dikompreskan
MELAKUKAN KOMPRES BASAH HANGAT PADA
MATA
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
147.05.25
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PROSEDUR
TETAP

j.

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Memasukkan lagi gauze ke dalam kom steril,


diperas kemudian dikompreskan kembali pada
mata.
k. Mengulangi prosedur di atas hingga 10 20
menit, kemudian membuang gauze ke dalam
bengkok.
l. Setelah selesai, mengusap air yang mungkin
menetes dari gauze yang dipakai untuk kompres
dengan menggunakan bola kapas / tissue.
m. Melepas perlak dan alas kemudian membereskan
alat alat.
n. Mencuci tangan
o. Mendokumentasikan
prosedur
tindakan
perawatan kompres basah hangat pada mata
distatus lyst pasien.
Perhatian :
1. Bila tidak terdapat luka pada mata dan sekitarnya,
maka kompres tidak perlu steril.
2. Pada saat memberi kompres jangan menekan bola
mata.
3. Suhu kompres tidak lebih dari 49 C (120 F).
Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKUKAN IRIGASI MATA


No. Dokumen
149.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Membersihkan mata dengan cara mengalirkan
cairan ke dalam mata.
Membersihkan
mata
yang
kotor
atau
mengeluarkan benda asing dan melaksanakan
tindakan pengobatan/ mata.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan perawatan
membilas
( irigasi )mata

PROSEDUR

1. Persiapan alat
a. Boorwater 3% atau obat lain yang steril, di
dalam tempatnya.
b. Spuit 20 cc atau spuit khusus mata steril.
c. Kapas basah steril dalam tempatnya.
d. Kain kasa steril.
e. Perlak dan alasnya.
f. Bengkok (nierbekken).
g. Handuk.
h. Sarung tangan.
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan
yang akan dilakukan.
b. Pasien diatur dalam posisi duduk dengan
kepala miring ke arah mata yang akan dicuci.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan dan menjelaskan langkah
prosedur pada pasien.
b. Membawa peralatan ke dekat pasien.
c. Memasang perlak dan alasnya di dada pasien
sampai bahu dan mengatur posisi pasien
duduk dengan kepala miring ke arah mata
yang akan dicuci.
d. Pasien dianjurkan agar memegang bengkok.
e. Memakai sarung tangan.
f. Mata yang akan dicuci dilap dengan kapas
basah dari arah dalam ke luar.
g. Spuit diisi cairan.
h. Kelopak mata dibuka dengan kapas basah.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKUKAN IRIGASI MATA


No. Dokumen
149.05.25

No. Revisi
Halaman
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP

PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
i. Cairan disemprotkan perlahan-lahan dari
arah dalam ke luar
j. Setelah bersih, kelopak mata dikeringkan
dengan kapas lembab, muka dikeringkan
dengan handuk.
k.
Obat mata diberikan
(bila perlu)
l.
Setelah
selesai,
pasien dirapikan kembali.
n.
Membersihkan,
membereskan, dan mengembalikan peralatan
ke tempat semula.
o.
Mencuci tangan.
p.
Mendokumentasikan
prosedur tindakan perawatan irigasi mata
pada status lyst pasien.
Perhatian :
1.
Perhatikan
teknik
septik
dan
aseptik.
2.
Cairan tidak boleh disemprotkan
terlalu keras.
3.
Obat yang diberikan harus sesuai
dengan program pengobatan

UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat


jalan.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MERAWAT LENSA KONTAK


No.
Dokumen
150.05.25

No. Revisi
0

Halaman
1/5

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Membersihkan, melepas dan memasang serta
menyimpan lensa kontak pasien yang umumnya
memilih untuk merawat lensa mereka sendiri,
namun saat sakit memerlukan bantuan perawat.
1.
Mempertahankan
ketajaman penglihatan pasien.
2.
Mencegah
iritasi
kornea atau infeksi.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan perawatan lensa kontak
1. Persiapan alat
a. Untuk melepas lensa.

Wadah penyimpan lensa kontak.

Larutan normal saline steril.

Handuk mandi.
b.
Untuk
membersihkan dan memasang.

Lensa kontak dalam wadah penyimpan.

Pembersih surfaktan.

Larutan pembilas.

Larutan desinfektan lensa.

Larutan pembasah steril untuk lensa


kaku.

Lidi kapas.

Handuk.

Bengkok.

Satu gelas air biasa.

2. Persiapan pasien
a.
Menjelaskan pada pasien tentang
prosedur tindakan perawatan lensa
kontak.
b.
Mengatur posisi pasien untuk
berbaring telentang atau duduk.
3. Pelaksanaan
Melepas Lensa Lunak
a. Mencuci tangan.
b. Membawa peralatan ke dekat pasien.
c. Menjelaskan langkah prosedur pada pasien.
d. Meletakkan handuk di bawah wajah pasien
untuk menahan lensa bila tak sengaja jatuh
dari mata.
RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MERAWAT LENSA KONTAK


No.
Dokumen
150.05.25

No. Revisi
0

Halaman
2/5

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal
terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


e. Meneteskan beberapa tetes larutan normal
saline steril ke mata pasien untuk
mempermudah pelepasan lensa.
f. Memberitahu pasien untuk meregangkan
kelopak bawah.
g. Dengan bantalan jari telunjuk geser lensa
dari kornea ke bagian putih mata.
h. Menarik perlahan kelopak mata atas ke
arah bawah dengan ibu jari tangan yang
lain dan tekan lensa secara ringan antara
ibu jari dan
jari telunjuk.
i. Dengan lembut cubit lensa dan angkat.
Usahakan tepi lensa tidak saling menempel.
j. Bila tepi lensa saling menempel, tempatkan
lensa di telapak tangan dan cuci dengan
larutan NS steril kemudian perlahan gulung
lensa dengan jari telunjuk dengan gerakan
ke belakang dan seterusnya.
k. Bila tetap tidak memisahkan tepinya,

rendam lensa dalam larutan steril.


l. Menbersihkan dan mencuci lensa (lihat :
membersihkan lensa kontak).
m. Meletakkan lensa pada wajah yang tepat
dengan label R untuk lensa kanan dan L
untuk lensa kiri.
n. Mengulangi langkah a j untuk lensa lain.
o. Merapikan dan mengatur posisi pasien
p. Membereskan alat dan mencuci tangan.
q. Mendokumentasikan
prosedur
tindakan
distatus lyst pasien.
Melepas Lensa Kaku
a. Mencuci tangan.
b. Membawa peralatan ke dekat pasien.
c. Menjelaskan langkah prosedur pada pasien.
d. Menempatkan handuk di bawah wajah
pasien.
e. Memastikan lensa terletak tepat di atas
kornea untuk memudahkan melepaskan
lensa dari mata.
f. Bila tidak, pejamkan kelopak mata,
letakkan jari telunjuk dan jari tengah salah
satu tangan di belakang lensa dan dengan
perlahan
masase
lensa
kembali
ke
tempatnya.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MERAWAT LENSA KONTAK


No.
Dokumen
150.05.25

No. Revisi
0

Halaman
3/5

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


g.

Meletakkan
jari
telunjuk pada kornea luar mata pasien dan
menarik kulit dengan perlahan menjauh dari
mata.
h.
Memberitahu pasien
untuk mengedip. Lakukan hingga lensa
terlepas dan keluar.
i.
Bila
lensa
gagal
keluar, dengan perlahan regangkan kelopak

mata di atas tepi lensa.


j.
Tekan kelopak mata
bawah dengan
perlahan terhadap tepi bawah lensa.
k.
Biarkan
kedua
kelopak menutup sedikit, pegang lensa saat
mencuat dari mata. Menekan kelopak mata
bawah dengan perlahan terhadap tepi
bawah lensa.
l.
Membersihkan
dan
membilas lensa (lihat : membersihkan lensa
kontak).
m.
Meletakkan lensa ke
dalam wadah penyimpanan dengan label R
untuk lensa kanan dan L untuk lensa kiri.
n.
Mengulangi langkah
e l untuk lensa lain.
o.
Merapikan
dan
mengatur posisi pasien.
p.
Membereskan
alat
dan mencuci tangan
q.
Mendokumentasikan
prosedur tindakan pada status lyst pasien.
Membersihkan Lensa Kontak
a. Mencuci tangan.
b. Membawa peralatan ke dekat pasien.
Menjelaskan langkah prosedur tindakan
pada pasien.
c.
Menempatkan handuk di atas
area kerja untuk mencegah kerusakan
lensa.
d.
Membuka
wadah
lensa
dengan hati hati
e.
Setelah melepaskan lensa dari
mata, memberikan 1 2 tetes pembersih
surfaktan (pembersih yang dianjurkan oleh
pembuat lensa) pada lensa di telapak
tangan perawat
f.
Menggosok lensa perlahan
dengan lidi kapas 20 30 detik. Hati hati
untuk tidak menggores lensa dengan kuku
jari.
g.
Memegang lensa di atas
bengkok, membilas dengan larutan yang
dianjurkan (lensa lunak) atau air biasa
(lensa kaku).

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MERAWAT LENSA KONTAK


No.
Dokumen
150.05.25

No. Revisi
0

Halaman
4/5

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


h. Meletakkan lensa pada kotak penyimpanan dan
mengisi dengan larutan penyimpan yang
dianjurkan untuk mendesinfeksi, membersihkan
residu, meningkatkan kelembaban lensa dan
mencegah goresan.
Memasang Lensa Lunak
a.
Mencuci
tangan
dan
membawa peralatan ke dekat pasien.
b.
Menjelaskan
langkah
prosedur tindakan pada pasien.
c.
Meletakkan handuk di atas
dada pasien.
d.
Mengambil lensa kanan dari
kotak penyimpanan, membilas dengan larutan
pencuci yang dianjurkan, inspeksi lensa
terhadap
material
asing,
goresan
atau
kerusakan lain dan memastikan lensa tidak
terbalik.
e.
Menggunakan jari tengah dan
telunjuk
tangan
yang
satunya
untuk
meregangkan kelopak mata atas sampai iris
terpajan.
f. Menggunakan jari tengah / telunjuk yang
memegang lensa untuk manarik kelopak mata
ke bawah.
g. Memberi tahu pasien untuk melihat lurus dan
memasukkan
lensa,
dengan
berlahan
meletakkan lensa tetap pada kornea dan
meletakkan
lensa
dengan
perlahan.
Menggunakan jari tengah / telunjuk yang
memegang lensa untuk menarik kelopak mata
kebawah.
h. Memberitahu pasien untuk melihat lurus dan
memasukkan
lensa,
dengan
perlahan
meletakkan lensa tepat pada kornea dan
melepaskan lensa dengan perlahan.
i. Bila lensa tidak tepat pada kornea, beritahu
pasien untuk memejamkan mata dengan

perlahan dan
memutar mutar mata
dalam keadaan terpejam sehingga lensa lunak
dapat terbawa di atas kornea.
j. Memberitahu pasien untuk berkedip beberapa
kali untuk memastikan lensa di tengah dan
nyaman.
k. Memastikan lensa terletak tepat di tengah
dengan
menanyakan
pasien
apakah
penglihatannya kabur.
l. Bila penglihatan pasien kabur :

Meregangkan kelopak mata.

Menetapkan posisi lensa.

Meminta pasien melihat ke arah yang


berlawanan dengan lensa.

Dengan jari telunjuk tekan tepi kelopak


mata bawah dan meletakkan lensa di atas
kornea.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MERAWAT LENSA KONTAK


No.
Dokumen
150.05.25

No. Revisi
0

Halaman
5/5

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PROSEDUR

Meminta pasien untuk melihat ke arah lensa


secara perlahan.
l.
Merapikan dan mengatur posisi
pasien.
m.
Membereskan
dan
mengembalikan peralatan pada tempatnya.
n.
Mencuci tangan.
o.
Mendokumentasikan prosedur
tindakan perawatan distatus lyst pasien.
Memasukkan Lensa Kaku
a. Mencuci tangan dan membawa peralatan
kedekat pasien.
b. Menjelaskan langkah prosedur tindakan pada
pasien.
c. Meletakkan handuk di atas dada pasien.
d. Mengambil lensa kanan dari kotak penyimpanan
dengan
hati hati dan membilas dengan air
biasa.
e.
Membasahi
lensa
dengan larutan pembasah yang sudah diresepkan
untuk
melicinkan
lensa
sehingga
mudah
disisipkan dan melekat pada kornea.
f.
Meletakkan
sisi
cembung lensa kanan pada ujung jari telunjuk
tangan kanan.
g.
Menginstruksikan
pasien untuk melihat lurus ke depan saat
meregangkan kedua kelopak mata atas dan
bawah, meletakkan lensa perlahan di tengah
kornea.
h.
Meminta
pasien
memejamkan mata sebentar dan menghindari
berkedip.
i.
Memastikan letak lensa
sudah di tengah dengan menanyakan pasien
apakah pandangan / penglihatan kabur.
j.
Mengulangi langkah d
i untuk mata satunya.
k.
Membereskan,
membersihkan, dan mengembalikan peralatan
pada tempatnya.
l.
Mencuci tangan.
m.
Mendokumentasikan
prosedur tindakan pada status lyst pasien.
Perhatian :
Pasien dengan sakit kritis yang diterima di
rumah sakit harus dikaji apakah memakai lensa
kontak, karena bila tidak terdeteksi dapat

menyebabkan cidera kornea yang serius.

UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat


jalan
MELAKUKAN TONOMETRI DENGAN
MENGGUNAKAN TONOMETER SCIOTZ
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
281.05.25
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

PENGERTIAN

Mengukur tekanan bola mata dengan menggunakan


tonometer schiotz dengan cara dilakukan penekanan
terhadap permukaan kornea.

TUJUAN

Mengetahui tekanan bola mata.

KEBIJAKAN
PROSEDUR

Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan


langkah langkah
asuhan keperawatan pada
pelaksanaan
tindakan
tonometri
dengan
menggunakan tonometer schiotz.
1.
Persiapan
alat
a.
Tonometer Schiotz
b.
Pantocain tetes 0.5%
c.
Kom berisi air
d.
Bola kapas
e.
Bengkok
f.
Kapas alkohol
2.
Persiapan
pasien
a. Menjelaskan pada pasien tentang prosedur
tindakan dan
tujuan pemeriksaan.
b. Pasien ditidurkan dengan posisi terlentang
3. Pelaksanaan
a.
Mencuci tangan
b.
Menjelaskan langkah tindakan pada
pasien.
c.
Membawa peralatan ke dekat pasien.

d.
Mengambil kapas bola dan mencelupkan
ke air dalam kom, kemudian membersihkan
mata pasien.
e.
Mata pasien ditetesi dengan pantocain
0,5% sebanyak 2-3 tetes, dan tunggu 5 menit.
f. Pasien diminta melihat 1 titik di atas atau bisa
menggunakan ibu jari pasien dengan cara
mengangkat tangan pasien.
g.
Membuka kelopak mata pasien dengan
menggunakan tangan kiri dan tangan kanan
memegang tonometer.
h.
Meletakkan pangkal tonometer pada
tengah kornea.
i. Melihat skala menunjukkan angka berapa
kemudian melihat table atau skala.
j. Bila tonometer menunjukkan angka 5 dengan
beban 5,5 gram berarti tekanan 5/5,5
k. Bila jarum menunjukkan angka 3 ganti
beban dengan 7,5 gram.
RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKUKAN TONOMETRI DENGAN


MENGGUNAKAN TONOMETER SCIOTZ
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
281.05.25
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM

PROSEDUR
TETAP

j. Bila
sudah
selesai
pangkal
tonometer
dibersihkan dengan
kapas alkohol.
k. Membereskan peralatan.
l. Mencuci tangan.
p. Mendokumentasikan prosedur tindakan distatus
lyst pasien.

TABEL TONOMETER SCHIOTZ.


ANGKA
SKALA
3,0
3,5
4,0
4,5

BOBOT BEBAN
5,5 gram 7,5 gram
10 gram
24,4
35,8
50,6
22,4
33,0
46,9
20,6
30,4
43,4
18,9
28,0
40,2

5,0
5,5
6,0
6,5
7,0
7,5
8,0
8,5
9,0
9,5
10,0
UNIT TERKAIT

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

25,8
23,8
21,9
20,1
18,5
17,0
15,6
14,3
13,1
12,0
10,9

37,2
34,4
31,8
29,4
27,2
25,1
23,1
21,3
19,6
18,0
16,5

Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan

CARA PEMBERIAN OBAT INSULIN


No.
Dokumen
134.05.25

No. Revisi
0

Halaman
1/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal
terbit
1 Maret
2008

PROSEDUR
TETAP

17,3
15,9
14,6
13,4
12,2
11,2
10,2
9,4
8,5
7,8
7,1

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PENGERTIAN

Memberikan obat melalui injeksi dengan tujuan


mengendalikan kadar gula darah akibat gangguan
kerja insulin sel .

TUJUAN

Mengendalikan kadar gula darah.

KEBIJAKAN
PROSEDUR

Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan


langkah langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan pemberian obat insulin
1. Persiapan alat
a. Obat yang diperlukan : insulin.
b. Spuit 1 ml/ spuit insulin.
c. Kapas alkohol.
d. Kartu obat.

e. Baki.
f. Gauze steril
2. Persiapan pasien

Menjelaskan
kepada

pasien

tentang

prosedur tindakan yang akan dilkaukan.


3. Pelaksanaan
a. Mencocockkan kartu obat dengan pesanan
dokter dan catatan perawat.
b. Mencuci tangan.
c. Mencocokkan kartu obat dengan etiket obat
(vial).
d. Menentukan dosis obat dengan tepat.
e. Mengambil obat ke dalam spuit.
f. Membawa obat sampai ke pasien dengan
membaca kartu TT dan memanggil nama
pasien
g. Memasang tabir / korden.
h. Menentukan tempat penyuntikan : 1/3
lengan atas.
i. Mendesinfeksi kulit / tempat penyuntikan.
j. Mengeluarkan udara dari dalam spuit.
k. Posisi memasukkan jarum 45 dari kulit
pasien dengan tepat.
l. Memasukkan obat.
m.Melepas jarum dan memberi massase.
RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

CARA PEMBERIAN OBAT INSULIN


No.
Dokumen
134.05.25
Tanggal
terbit
1 Maret
2008

n.

No. Revisi
0

Halaman
2/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

Membalik kartu obat


dan tetap dalam baki. Memberitahu pasien
bahwa prosedur tindakan sudah selesai dan
merapikan lingkungan Membereskan alat
alat dan mencuci tangan.
o.
Mendokumentasikan
prosedur dalam lyst pasien.Meletakkan kartu

obat pada jam pemberian berikutnya.


p.
Berkolaborasi dengan
dokter untuk pemeriksaan gula darah puasa
dan gula darah 2 jam sesudah makan, untuk
mengevaluasi tingkat keberhasilan program
terapi.
Perhatian :
1.
Pemberian
injeksi
insulin secara terus menerus sebaiknya
dilakukan di tempat yang berbeda untuk
menghindari gangguan penyerapan.
2. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan gula darah
secara rutin.
UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat


jalan

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MERENDAM LUKA GANGGREN


No.
Dokumen
135.05.25

No. Revisi
0

Halaman
1/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


Merawat luka dengan cara merendam pada larutan
desinfektan tertentu.
1.
Perawatan luka.
2.
Membersihkan
luka
dari jaringan nekrotik.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah
asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan perawatan rendam luka
ganggren
1. Persiapan alat
a.
Hemostat steril.
b.
Kapas steril.
c.Gauze / ABD steril.
d.
Waskom rendam.
e.
Kaos tangan steril.
f. Bengkok.
g.
Perlak dan alas.
h.
Gunting plester.
i. Plester.
j. Kaos tangan on steril.
k.
Kapas bola on steril.
l. H2O2.
m.
Aceton.
n.
Larutan
desinfektan
sesuai advis dokter.
o.Kapas alkohol.
p.
Normal saline.
q.
Air hangat.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur
tindakan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a.
Mencuci tangan dengan benar.
b.
Membawa alat alat ke
samping tempat tidur pasien
c.
Menjelaskan langkah prosedur
yang akan dilakukan.

d.

Memasang

tabir

menutup

korden.
e.

Mengatur posisi pasien sesuai


lokasi luka.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MERENDAM LUKA GANGGREN


No.
Dokumen
135.05.25

Halaman
2/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal
terbit
1 Maret
2008

PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

No. Revisi
0

f.

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

Memasang alas di
bawah luka dengan benar.
g.
Menyiapkan mangkok
kapas
yang
dibasahi
H2O2
dengan
memperhatikan kesterilan.
h.
Membuka gauze /
ABD dengan tehnik steril Menyiapkan waskom
rendam.
i.
Melepas
plester
dengan alkohol, membuka balutan dan
membuang ke bengkok.
j.
Memperhatikan
keadaan luka / kotoran yang keluar.
k.
Merendam luka 15
20 menit.
l.
Membersihkan luka
dengan prinsip yang benar.
m.
Membersihkan luka
dari jaringan nekrotik (nekrotomy).
n.
Menutup luka dengan
gauze / ABD sesuai keperluan dengan prinsip
steril.
o.
Memasang
plester
pada verband.
p.
Mengambil alas di
bawah luka.
q.
Membersihkan alat
alat dan merapikan pasien
r.
Mencuci tangan.

s.

UNIT TERKAIT

Mencatat
prosedur
tindakan yang telah dilakukan dalam catatan
perawat distatus lyst pasien
Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat
jalan.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENENTUKAN KEBUTUHAN KALORI TUBUH


No.
Dokumen
135.05.25

No. Revisi
0

Halaman
1/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


Menentukan
keseimbangan
kebutuhan
dan
pengeluaran kalori tubuh, dengan menentukan diit
yang tepat berdasarkan berat badan relatif.
1. Menentukan berat badan relatif
2. Menetukan jumlah kalori yang diperlukan.
3. Menentukan status gizi
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah
asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan menentukan
kebutuhan
kalori tubuh pasien
1.
Persiapan alat
b.
Pengukuran berat badan
c.
Pengukuran tinggi badan
d.
Alat penghitung
e.
Alat tulis
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur
tindakan dan tujuan
3.
Pelaksanaan
a.
Mencuci tangan.
b.
Melakukan pengukuran Berat
Badan dan mencatat.
c.
Melakukan
pengukuran
dan
pencatatan Tinggi Badan pasien
d.
Melakukan penghitungan Berat
Badan Relatif (BBR) dan penentuan kategori
Berat Badan, dengan rumus :
Berat badan( kg)
BBR = Tinggi badan ( cm )100
X 100 %
e. Hasil penghitungan
BBR (%)
90 110
< 90
> 110

KATEGORI
Sedang
Kurus
Gemuk

f. Menentukan kebutuhan kalori tubuh


berdasarkan hasil BBR
BBR ( %)
Kebutuhan
kalori / kg BB
90 110
30
< 90
40 60
> 110
20

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENENTUKAN KEBUTUHAN KALORI TUBUH


No.
Dokumen
135.05.25

No. Revisi
0

Halaman
2/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
f.
PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Berkolaborasi dengan Tim Gizi


mengenai macam dan jenis diet berdasarkan
hasil penghitungan kebutuhan kalori
g.
Menjelaskan kepada pasien
h.
Mendokumentasikan
prosedur
tindakan distatus lyst pasien.
Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENENTUKAN KADAR GLUKOSA URINE


DENGAN METODA TEST STRIP
No.
No. Revisi
Halaman
Dokumen
0
1/1
136.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

Memeriksakan kadar glukosa dalam urine dengan


menggunakan kertas Test Strip Glukosa.

TUJUAN

Menetukan kadar glukosa dalam urine.

KEBIJAKAN

Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan


langkah langkah
asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan menentukan kadar glukosa
urine dengan metoda test strip
1. Persiapan alat
a.
strip urine.
b.

Kertas Glukosa test


Tabung indikator /

parameter.
2.

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur
tindakan yang akan dilakukan.

3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Urine yang akan diperiksa ditempatkan
pada suatu tempat.
c. Memasukkan kertas Glukosa test strip
urine ke dalam urine sampai batas
petunjuk.
d. Membiarkan 1 2 menit untuk menetukan
hasil.
e. Membaca
hasil
disesuaikan
dengan
parameter.
f. Mencuci tangan.
g. Mendokumentasikan hasil.
Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat
jalan.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

PROSEDUR
TETAP

MENENTUKAN KADAR GLUKOSA DARAH


DENGAN METODA TEST STRIP
No.
No. Revisi
Halaman
Dokumen
0
1/2
136.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal
terbit
1 Maret
2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PENGERTIAN

Memeriksakan kadar glukosa dalam darah dengan


menggunakan kertas Test Strip Glukosa.

TUJUAN

Menentukan kadar glukosa dalam darah.

KEBIJAKAN

Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan


langkah langkah
asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan menentukan kadar glukosa
darah dengan metoda test strip

PROSEDUR
1.

2.

Persiapan alat
Glukosa Test Meter.
Kertas Glukosa test
strip urine.Jarum steril / lanset.
c.
Kapas alkohol.
a.
b.

Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur
tindakan yang akan dilakukan.

3. Pelaksanaan
a.
Mencuci tangan.
b.
Memberitahu langkah prosedur
tindakan kepada pasien.
c.
Membawa peralatan ke dekat
pasien.
d.
Mendesinfektan
jari
tengah
pasien dengan kapas alkohol dan membiarkan
beberapa saat supaya kering.
e.
Membuka pembungkus kertas
Glukosa test strip (test strip jangan tersentuh
tangan terlalu lama). Perhatikan cara
strip jari
jangan
menyentuh
f. memegang test
Menusuk
tengah
dengan
g.

jarum steril, dan memastikan darah cukup


untuk pemeriksaan.
Meneteskan darah yang keluar
melalui ujung jari dan meletakkan pada

Glukosa test strip sesuai petunjuk tempatnya


dan mendesinfektan jari pasien.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

PROSEDUR
TETAP

MENENTUKAN KADAR GLUKOSA DARAH


DENGAN METODA TEST STRIP
No.
No. Revisi
Halaman
Dokumen
0
2/2
136.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal
terbit
1 Maret
2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

h.
i.
PROSEDUR

j.
k.
l.

Memasukkan glukosa test strip


dengan posisi ke atas pada Glukosa test strip.
Perhatikan
cara
memasukkannya harus tegak lurus dengan
alat.
Memberitahu pasien bahwa
prosedur tindakan telah selesai.
Mencuci tangan.
Mendokumentasikan hasil.

UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat jalan

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMASANG NGT
No.
Dokumen
160.05.25

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

Halaman
1/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal
terbit
1 Maret
2008

PROSEDUR
TETAP

No. Revisi
0

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

Memasang selang plastik lunak melalui nasofaring


pasien ke dalam lambung dengan tujuan
pembuangan sekret gastric, pemasukkan nutrisi
dan cairan dan pemasukan larutan ke dalam
lambung.
1.
Pembuangan sekret gastrik /
kumbah lambung.
2.
Pemasukkan
larutan
ke
dalam lambung untuk pemeriksaan diagnostik.
3.
Pemasukkan
nutrisi
dan
cairan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah
asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan pemasangan NGT.

1. Persiapan alat

a.

Selang
lambung
(ukuran disesuaikan usia).
b.
Jelly.
c.
Stetoscope.
d.
Spuit 10 cc/acepto.
e.
Bengkok.
f.
Handuk.
g.
Penutup pipa lambung.
h.
Plester dan gunting.
i.
Spatel.
j.
Tissue.
PROSEDUR

2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan..
b. Mengatur
posisi
tidur
pasien(terlentang
dengan bantal / posisi semi fowler).
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Menjelaskan langkah prosedur tindakan pada
pasien.
c. Membawa peralatan ke dekat pasien.
d. Meletakkan handuk di bawah kepala pasien
e. Mengukur panjangnya selang lambung dari
pangkal hidung ke telinga lalu ke prossesus
xipoideus.
f. Memberi batas panjang selang lambung yang
telah diukur dengan plester.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMASANG NGT
No. Dokumen
160.05.25

No. Revisi
Halaman
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
g.

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Memberi jelly pada


selang lambung sepanjang 7,5 10 cm.
h.
Memasukkan selang
lambung ke salah satu lubang hidung :

Posisi kepala ekstensi, bila selang sudah


sampai oropharing, posisi kepala flexi.

Bila pasien batuk batuk berhenti


memasukkan selang lambung dan pasien
dianjurkan nafas dalam.

Setelah relaks dilanjutkan memasukkan


selang lambung.
i. Mengecek apakah selang lambung sudah
masuk lambung dengan menghisap cairan
lambung/ masukkan udara 5 10 cc dan
didengar dengan stetoscope pada perut kiri
kwadran atas.
j. Plester selang lambung ke ujung hidung.
k. Menutup selang lambung/ menyambung
selang lambung dengan plastik penampung.
l. Merapikan pasien dan lingkungannya.
m. Membereskan alat alat dan mencuci
tangan.
n. Mendokumentasikan
prosedur
tindakan
distatus lyst pasien

Jam pemasangan.

Jumlah dan warna cairan lambung.


Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat
jalan.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBERIKAN MAKAN LEWAT NGT


No.
Dokumen
160.05.25

No. Revisi
0

Halaman
1/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

PENGERTIAN

Memberikan makan kepada pasien dengan


menggunakan selang lambung/naso gastric tube
(NGT)

TUJUAN

Memasukkan makanan ke dalam lambung.

KEBIJAKAN

Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan


langkah langkah
asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan memberi makan lewat
selang lambung ( SL )

1.

Persiapan alat
Cairan / makanan saring sesuai diet
Gelas ukur dan sendok
Asepto/Corong sonde/spuit 50 cc
Air putih untuk membilas
Alas/handuk
Bengkok
Tissue
2.
Persiapan Pasien
a.
Menjelaskan
prosedur
tindakan yang akan dilakukan ..
b.
Mengatur posisi tidur pasien
dengan posisi semi fowler.
3.
Pelaksanaan
a.
Mencuci tangan
b.
Mencocokkan
diet
dengan
daftar diet pasien
c.
Membawa peralatan ke dekat
pasien.
d.
Meletakkan alas/ handuk di
bawah kepala.
e.
Membuka
penutup
selang
lambung.
f.
Menghisap
sisa
lambung
dengan acepto/spuit.
g.
Membuang sisa lambung ke
dalam bengkok dan
mengukurnya.
h.
Membilas
acepto
/
spuit
dengan air pembilas.
i.
Memasukkan diet sesuai advis
dokter dengan posisi acepto lebih tinggi.
j.
Mengalirkan
cairan
diet
perlahan-lahan dan mencegah
masuknya
udara kedalam selang.
k.
Membilas slelang lambung
dengan air putih.
l.
Menutup selang lambung.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

PROSEDUR

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBERIKAN MAKAN LEWAT NGT


No.
Dokumen
160.05.25

No. Revisi
0

Halaman
2/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
m.

Merapikan alat-alat, mengatur


posisi pasien semi fowler/ memiringkan kepala
pasien dan mencuci tangan.
n.
Mendokumentasikan prosedur
tindakan distatus lyst pasien :
Jumlah sisa lambung dan warnanya.
Jumlah intake/cairan yang masuk.
UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, ICU

MELAKUKAN BILASAN LAMBUNG

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

No.
Dokumen
160.05.25

No. Revisi
0

Halaman
1/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

Mencuci / membilas lambung


1.
2.

Mempertahankan patensi
Mencegah obstruksi selang
yang dapat mengakibatkan distensi abdomen dan
kemungkinan muntah.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah
asuhan keperawatan dalam
melakukan bilasan lambung

PROSEDUR

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

1. Persiapan alat dan obat.


a.
Slang penduga lambung (NGT)
berbagai ukuran
b.
Spuit 50 cc atau acepto
c.
Bengkok besar
d.
Perlak dan alasnya
e.
Ember penampung
f.
Air
hangat/dingin
1-2
liter/Normal saline 0,9% sesuai kebutuhan
g.
Kasa/tissue
h.
Gelas ukuran
i.
Celemek dari karet
j.
Gelas berisi air matang
k.
Pelicin/jelly
l.
Set therapy lengkap dan siap
pakai
m.
Pinset anatomi
n.
Obat-obatan (Norit, sukralfat)
o.
Susu yang diperlukan dalam
tempatnya
p.
Sarung tangan
2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga
tentang tindakan yang akan dilakukan.
b. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
3. Pelaksanaan
a.
Mencuci tangan
b.
Membawa peralatan kepasien
dan memakai sarung tangan
c.
Memasang perlak dan alasnya
didada pasien
d.
Memasang bengkok di bawah
dagu pasien
e.
Meletakkan
ember
didekat
pasien
f.
Menentukan
panjang
slang
penduga (NGT) yang masuk kedalam lambung

MELAKUKAN BILASAN LAMBUNG


No. Dokumen
160.05.25
Tanggal terbit
1 Maret 2008

No. Revisi
Halaman
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PROSEDUR
TETAP

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

a. Memberi pelican/jelly pada ujung slang


penduga lambung
b. Menutup pangkal slang penduga lambung
dengan cara menekuk/diklem
c. Memasukkan slang penduga (NGT) pelan-pelan
kedalam lambung melalui lubang hidung. Bagi
pasien yang sadar dianjurkan menelan slang
penduga (NGT) perlahan-lahan sambil menarik
nafas dalam
d. Meyakinkan slang penduga (NGT) masuk
kedalam lambung dengan cara :
- Masukan ujung penduga (NGT) sampai
terendam
dalam
mangkok
berisi
air,
dikeluarkan kembali
e. Setelah yakin slang penduga masuk kelambung
pasien, posisi diatur miring tanpa bantal dan
letakkan kepala lebih rendah
f. Memasang spuit 50cc/acepto pada ujung slang
kemudian masukkan air/cairan. Selanjutnya
ditunggu sampai air/cairan tersebut keluar dari
lambung dan ditampung dalam ember
g. Membilas lambung dilakukan berulang kali
sampai air/cairan yang keluar dari lambung
berwarna jernih/tidak berbau
h. Mengobservasi tensi, nadi, pernafasan, dan
respon pasien
i. Mencuci tangan
j. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENYIAPKAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN


RADIO DIAGNOSTIK.
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
0
1/1
301.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan radio
diagnostik
Agar pemeriksaan radio diagnostik dapat berjalan
dengan lancar
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah
asuhan keperawatan dalam
menyiapkan pasien untuk pemeriksaan radio
dagnostik
1. Persiapan alat
a. Alas brankar dan selimut.
b. Obat-obatan sesuai dengan program.
c. Bengkok
d. Tissue.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien / keluarga pasien
tentang tindakan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Sebelum pemeriksaan
a) USG pasien puasa/ minum banyak
sesuai
dengan
program
pemeriksaan.
b) Arteriografi.
- Pasien puasa
- Menandatangani surat ijin tindakan.
- Daerah
yang
akan
dilakukan
tindakan diukur.
c) Mengantar
pasien
keruan
pemeriksaan
d) Mendampngi pasien selama proses
pemeriksaan.
e) Observasi respon pasien.
b. Setelah pemeriksaan.
a) Membawa pasien kembali ke IGD
b) Mengobservasi
nadi,tensi
dan
pernafasan.

c) Mencatat hasil observasi.

UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, ICU.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKUKAN SKIN TEST


No. Dokumen
72.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/1
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP

PENGERTIAN

TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Melakukan penyuntikan/injeksi obat di bawah kulit
dengan tujuan untuk mengetahui apakah pasien
alergi atau tidak dengan pemberian obat yang
diinjeksikan
Mengetahui
sensitivitas
pasien
terhadap
pemberian obat
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah
asuhan keperawatan dalam
melakukan skin test
1. Persiapan alat
a. Spit 1 cc dan jarum steril.
b. Obat yang diperlukan.
c. Kapas alkohol.
d. Gergaji ampul
e. NaCL 0.9 % aquadest.
f. Bengkok.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga
pasien
tetntang
tindakan
yang
akan
dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Cuci tanagn
b. Mengisi spuit dengan obat yang akan
ditest sejumlah 0.1 cc dilarutkan dengan
NaC 0.9% aquadest menjadi 1 cc.
c. Mendesifektasi kulit yang akan disuntik
menggunakan kapas alkohol
d. Menyuntikkan obat secara intracutan
sampai kulit menggelembung.
e. Menilai reaksi obat setelah 15 menit dari
waktu penyuntikan

f. Hasil(+) jika terdapat tanda kemerahan


pada daerah penusukan dengan diameter
minimal 1cm.
g. Mencatat hasil reaksi skin test.
h. Cuci tangan.

UNIT TERKAIT

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD, IKO,


ICU

MENYIAPKAN DARAH UNTUK PEMERIKSAAN


LABORATORIUM
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
72.05.25
0
1/1
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Menyiapkan darah untuk pemeriksaan laboratorium
Agar penyiapan darah untuk
pemeriksaan
laboratorium
dapat disiapkan sesuai dengan
sample yang diharapkan
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah
asuhan keperawatan dalam
menyiapkan darah untuk pemeriksaan laboratorium

PROSEDUR

UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

1. Persiapan alat.
a. Botol kecil/tabung tempat specimen yang
sudah diberi label.
b. Spuit steril berbagai ukuran.
c. Kapas alkohol dalam tempatnya
d. Tourniquet
e. Formulir pemeriksaan
2. Persiapan pasien
a. Pasien/
keluarga
diberi
penjelasan
mengenai tindakan yang akan dilakukan.
b. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan
b. Menetukan pembuluh darah yang akan
ditusuk untuk penggambialn darah.
c. Mendesinfeksi permukaan kulit pembuluh
darah
yang
akan
ditusuk
dengan
menggunakan kapas alkohol.
d. Memasang tourniquet.
e. Mengambil darah pemeriksaan dengan
cara menusukkan jarum pada pembuluh
darah dengan jumlah sesuai kebutuhan.
f. Memasukkan darah pada tempat yang
sudah disediakan.
g. Mencantumkan
identitas
pasien/nama,
tanggal dan jam berapa pengambilan
bahan pemeriksaan darah.
h. Cuci tangan.
i. Mengirim
speciment
darah
dan
meyerahkan formulir pemeriksaan ayang
sudah diisi dan ditandatangani dokter ke
laboratorium.
Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD,
IKO, ICU
MENYIAPKAN URINE UNTUK PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
72.05.25
0
1/1
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Menyiapkan sample urine untuk pemeriksaan
laboratorium

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

Agar penyiapan urin untuk


pemeriksaan
laboratorium
dapat disiapkan sesuai dengan
sample yang diharapkan
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah
asuhan keperawatan dalam
menyiapkan urine untuk pemeriksaan laboratorium
a.
Persiapan alat.
1. Botol kecil / tabung tempat speciment yang
sudah diberi label.
2. Set pemasangan kateter.
3. Formulir pemeriksaan
4. Pengalas untuk bokong.
b. Persiapan pasien.
1. Pasien dan kelurga pasien diberi penjelasan
tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.
c.
Pelaksanaan.
1. Cuci tangan.
2. Menyiapkan tempat urine.
3. Menampung urine dalam botol/tabung urine
100 cc.
4. Sisannya ditampung dalam bengkok.
5. Memasang
label pada botol / tabung
pemeriksaan dengan mencantumkan
a) Nama pasien,
b) Nomor rekam medik
c) Tanggal dan jam pemeriksaan bahan
pemeriksaan urine.
6. Cuci tangan
7. Mengirim urine dan menyertakan formulir
pemeriksaan
yang
sudah
diisi
dan
ditandatangani dokter.

IGD, ICU, Instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap.

MENYIAPKAN BAHAN PEMERIKSAAN


JARINGAN
UNTUK PEMERIKSAAN LABORATORIUM.
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
72.05.25
0
1/1
Tanggal terbit
Ditetapkan oleh,
01 Maret 2008
Direktur R.S. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS
BATU

Menyiapkan bahan pemeriksaan jaringan untuk


pemeriksaan laboratorium
Agar penyiapan bahan pemeriksaan jaringan dapat
disiapkan sesuai dengan sample yang diharapkan
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah
asuhan keperawatan dalam
menyiapkan
pemeriksaan
jaringan
untuk
pemeriksaan laboratorium
1. Persiapan alat.
a. Botol kecil/tabung tempat speciment l
b. Larutan formalin
c. Pinset anatomis steril.
d. Formulir pemeriksaan
2. Persiapan pasien
a. Pasien/
keluarga
diberi
penjelasan
mengenai tindakan yang akan dilakukan.
b. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
3. Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Mengisi tabung/ botol tempat specimen
pemeriksaan dengan larutan formalin
c. Memeasukkan
jaringan
speciment
menggunakan
pinset
steril
kedalam
tabung/botol.
d. Memasang label pada tabung /botol
speciment dengan mencantumkan ; nama
pasien, nomor rekam medik, tanggal dan
jam pengambilan speciment
e. Cuci tangan
f. Mengirim specimen jaringan
dengan
menyertakan formulir pemeriksaan yang
sudah
ditandatangani
dokter
ke
laboratorium.
IGD, IKO
MENYIAPKAN PASIEN UNTUK TINDAKAN
PEMBEDAHAN AKUT

Jl. Raya Tlekung


No. 1
Batu

No. Dokumen
72.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/1
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
01 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Menyiapkan pasien untuk tindakan pembedahan
akut
Agar proses persiapan pasien untuk tindakan
pembedahan dapat berjalan dengan lancar
.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah
asuhan keperawatan dalam
menyiapkan pasien untuk tindakan pembedahan
akut
1. Persiapan alat
a. Alat pencukur rambut
b. Bengkok
c. Waslap
d. Sabun
e. Handuk
f. Alat keshatan& obat sesuai advis dokter
g. Mitella /penutup kepala
h. Baju khusus
i. Formulir yang mencantumkan ; ijin dokter,
permintaan darah ke PMI, pemeriksaan
penunjang
2. Persiapan pasien
a. Pasien/
keluarga
diberi
penjelasan
mengenai tindakan yang akan dilakukan.
b. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
3. Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Memandikan pasien
c. Dipuasakan sesuai kebutuhan operasinya
d. Membersihkan
daerah
yang
akan
dioperasi( jika tumbuh rambut harus
dicukur dahulu)
e. Memasang NGT , kateter sesuai dengan
tindakan nyang akan dilakukan.
f. Pasien dibimbing untuk berdoa.
g. Mencuci tangan
h. Mencatat semua kegiatan kedalam lembar
catatn perawat

UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

Instalasi rawat inap, Instalasi rawat jalan, IGD


MELEPAS NGT
No.
Dokumen
156.05.25

No. Revisi
0

Halaman
1/1

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal
terbit
1 Maret
2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
Melepas selang plastik lunak yang telah
dimasukkan
ke
dalam
lambung
melalui
nasofaring.
Melepas selang NGT karena sudah tidak
diperlukan lagi / perlu diganti slang baru.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan untuk melepas slang ngt

1.

Persiapan alat
Sarung tangan

a.

on

steril.
b.
c.
d.
e.
f.

PROSEDUR

UNIT TERKAIT
RS. BAPTIS

Kapas alkohol.
Bensin.
Kapas on steril.
Bengkok.
Tissue.
2.
Persiapan pasien
a.
Menjelaskan kepada
pasien tentang prosedur yang dilakukan.
b.
Mengatur
posisi
pasien telentang.
3.
Pelaksanaan
a.
Mencuci tangan.
b.
Mencocokkan
kartu
dengan pesanan dokter dan catatan
perawat.
c.
Membawa alat alat dekat
pasien dengan membaca kartu TT dan
memanggil nama pasien.
d.
Memasang tabir / korden.
e.
Melepas
plester
slang
dengan kapas alkohol.
f.
Memakai sarung tangan on
steril.
g.
Menganjurkan
p0asien
untuk nafas dalam.
h.
Menarik slang lambung
dengan perlahan dan membuang ke
bengkok.
i.
Melepas kaos tangan.
j.
Membersihkan
hidung
dengan tissue.
k.
Membersihkan
bekas
plester dengan aceton.
l.
Memberitahu
bahwa
prosedur sudah selesai dan merapikan
alat alat, mencuci tangan.
m.
Mendokumentasikan
prosedur dalam lyst pasien
Instalasi rawat inap, ICU
CARA MENGATUR POSISI PASIEN

BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

No. Dokumen
60.05.25

No. Revisi
0

Halaman
1/3

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

PENGERTIAN

1. Penggantian posisi secara teratur dan sering


merupakan salah satu tindakan keperawatan
yang perlu dilakukan untuk mencegah
komplikasi akibat berbaring.
2. Posisi klien sebaiknya dirubah tiap jam bila
tidak ada kontra indikasi.
3. Bila hendak memindahkan klien mengalami
cidera / nyeri bekerja harus hati hati agar
klien tidak gelisah.
4. Sebelum memindahkan klien perlu memeriksa
peralatan yang akan dipakai, misal : kursi
roda, brankart.

TUJUAN

1. Mencegah komplikasi akibat berbaring.


2. memberi kenyamanan kepada pasien.

KEBIJAKAN
PROSEDUR

Perawat yang dinas wajib melaksanakan askep


dan mendokumentasikan ke dalam rekam medik
status pasien sesuai dengan standar prosedur
operasional yang sudah ditetapkan
Persiapan
Umum
yang
Perlu
Dalam
Mengatur Posisi / Memindahkan Pasien :
1. Menyiapkan
semua
peralatan
yang
diperlukan.
2. Memastikan cahaya ruangan cukup terang.
3. Mengangkat bantal dan barang barang lain
yang menyokong klien.
4. Mengatur ketinggian tempat tidur (bila dapat)
untuk memudahkan bekerja.
5. Mengkaji kebutuhan klien.
6. Menjaga privacy klien.
7. Meminta bantuan pada perawat lain bila
diperlukan.
8. Memberitahu klien tentang tindakan yang
akan dilakukan.
9. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan.
10.
Mengatur posisi klien sesuai yang

diperlukan.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

CARA MENGATUR POSISI PASIEN


No. Dokumen
60.05.25

No. Revisi
0

Halaman
2/3

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

PROSEDUR

Macam Pengaturan Posisi


1. Posisi Supinasi.
a. Klien diatur berbaring lurus, tulang
punggung dan kedua kaki lurus.
b. Lengan di sisi dengan telapak tangan
menghadap ke bawah.
c. Sebuah bantal diletakkan di bawah kepala
dan bahu untuk mencegah hiperektensi
leher.
d. Untuk menjaga kaki tetap pada posisi
yang tepat, papan kaki dapat dipasang.
2. Posisi Fowler.
a. Klien diatur posisi supinasi. Bagian kepala
tempat tidur dinaikkan setinggi 45.
b. Untuk semi fowler bagian kepala
dinaikkan 30 dan untuk fowler tinggi
dinaikkan 90.
c. Untuk menjaga posisi kaki, sandaran kaki
dapat dipasang beberapa bantal yaitu di
bawah bahu, kepala, punggung bagian
bawah dan paha untuk mencegah
hiperektensi lutut.
3. Posisi Prone.
a. Pasien diletakkan tengkurap dengan
kepala menoleh ke satu sisi dan lengan di
samping bahu.
b. Untuk mencegah hiperektensi dan flexi
leher dapat diletakkan sebuah bantal di
bawah kepala.
c. Untuk mencegah flexi telapak kaki, satu
bantal dapat diletakkan di bawah sudut
kaki.
d. Untuk menambah rasa nyaman dan
mencegah hiperektensi tulang belakang,
dapat dipasang sebuah bantal di bawah
perut.
4. Posisi berbaring ke samping.
a. Pasien diatur berbaring ke samping kanan
/ kiri.
b. Lengan yang bawah tubuh diatur flexi di
depan kepala atau di atas bantal.
c. Sebuah bantal dapat diletakkan di bawah
kepala dan bahu.

RS. BAPTIS BATU

CARA MENGATUR POSISI PASIEN

Jl. Raya Tlekung No.


1
Batu

No.
Dokumen
60.05.25

No. Revisi
0

Halaman
3/3

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
01 Maret
2008
PROSEDUR
TETAP

PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
d. Untuk menyokong otot sternokleido
mastoid dapat dipasang bantal di
bawah lengan.
e. Untuk mencegah lengan aduksi dan
bahu berotasi ke dalam, sebuah bantal
dapat diletakkan di bawahnya.
f. Untuk mencegah paha aduksi dan
rotasi ke dalam, taruh sebuah bantal di
bawahnya.
g. Untuk mencegah paha aduksi dan
rotasi
ke
dalam,
sebuah
bantal
diletakkan di bawah kaki atas, sambil
kaki atas diatur sedikit menekuk ke
depan.
5. Posisi SIM.
a. Klien diatur posisi miring ke kiri /
kanan dengan tangan yang bawah
diletakkan di belakang punggung dan
tangan yang atas diflexikan di depan
bahu.
b. Kaki atas sedikit flexi dan disokong
sebuah bantal.
c. 1 bantal diletakkan di bawah kepala
untuk mencegah flexi dan hiperektensi
leher.
Perhatian :
1. Mengajarkan pada klien / keluarga
bagaimana
untuk
mempertahankan
kelurusan
tubuh
yang
tepat
saat
menggerakkan klien di tempat tidur.
2. Mengajarkan pada klien dan keluarga
tentang
prinsip

prinsip
tehnik
pemindahan yang aman.

UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap

RS. BAPTIS BATU


Jl. Raya Tlekung No.
1
Batu

MEMBATU PASIEN UNTUK MELAKUKAN


ROM (RANGE OF MOTION)
No. Dokumen
62.05.25

PROSEDUR
TETAP

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

Tanggal
terbit
01 Maret
2008

No. Revisi
Halaman
0
1/3
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

ROM (Range of motion) merupakan suatu


lingkup gerak sendi.
1. Mempertahankan / memelihara kekuatan
otot.
2. Memelihara mobilitas persendian.
3. Menstimulasi sirkulasi.
Perawat yang dinas wajib melaksanakan askep
dan mendokumentasikan ke dalam rekam
medik status pasien sesuai dengan standar
prosedur operasional yang sudah ditetapkan

PROSEDUR

1. Jelaskan kepada pasien tentang prosedur


yang akan dilakukan.
2. Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan.
a. Atur posisi lengan menjauhi sisi tubuh
dengan siku menekuk dengan lengan.
b. Pegang tangan pasien dengan satu
tangan
yang
lain
memegang
pergelangan tangan klien.
c. Tekuk tangan pasien ke depan sejauh
yang memungkinkan.
3. Fleksi dan Ekstensi Siku.
a. Atur posisi lengan pasien menjauhi sisi
tubuhnya
dengan
telapak
tangan
mengarah ke tubuh pasien.
b. Letakkan tangan di atas siku klien dan
pegang tangan pasien dengan tangan
yang lainnya.
c. Tekuk siku klien sehingga tangan klien
mendekat ke bahu.
d. Kemudian ke posisi sebelumnya.
4. Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah.
a. Atur posisi lengan bawah menjauhi
tubuhnya dengan siku menekuk.
b. Letakkan satu tangan pada pergelangan
dan pegang tangan pasien dengan
tangan yang lainnya.
c. Putar lengan bawah pasien sehingga
telapak klien menjauhi pasien.
d. Kembalikan ke posisi awal.
e. Putar lengan bawah pasien sehingga
telapak tangan

RS. BAPTIS BATU


Jl. Raya Tlekung No.
1
Batu

MEMBATU PASIEN UNTUK MELAKUKAN


ROM (RANGE OF MOTION)
No. Dokumen
62.05.25
Tanggal
terbit
01 Maret
2008

III.
PROSEDUR
TETAP

5.
6.

7.

8.

9.

No. Revisi
Halaman
0
1/3
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

a. pasien menghadap ke arah pasien.


Kembalikan ke posisi semula
Fleksi Bahu.
a. Atur posisi tangan pasien di sisi
tubuhnya.
b. Letakkan satu tangan di atas siku klien
dan pegang tangan pasien dengan
tangan lainnya.
c. Angkat lengan klien pada posisi awal.
Abduksi dan Aduksi Bahu.
a. Atur posisi lengan pasien di samping
badannya.
b. Letakkan satu tangan di atas siku pasien
dan pegang tangan pasien dengan
tangan yang lainnya.
c. Gerakkan lengan pasien menjauh dari
tubuh pasien n ke arah perawat.
d. Kembalikan ke posisi semula.
Rotasi Bahu.
a. Atur posisi lengan pasien menjauh dari
tubuh dengan siku menekuk.
b. Letakkan satu tangan di lengan atas
pasien dekat siku dan pegang tangan
klien dengan yang lain.
c. Gerakkan lengan bawah ke bawah
sampai menyentuh tempat tidur, telapak
tangan menghadap ke bawah.
d. Kembalikan lengan ke posisi awal.
e. Gerakkan lengan bawah pasien ke
belakang sampai menyentuh tempat
tidur, telapak tangan menghadap ke
atas, kembali ke posisi awal.
Fleksi dan Ekstensi Jari jari.
a. Pegang jari jari kaki klien dengan satu
tangan sementara tangan yang lain
memegang kaki erat erat.

b. Bengkokkan jari jari kaki ke bawah.


c. Luruskan jari jari kaki kemudian
dorong ke belakang.
d. Kembalikan ke posisi awal.
10.
Infersi dan Efersi Kaki.
a. Pegang separuh kaki bagian atas
dengan jari dan pegang pergelangan
kaki dengan satu tangan
b. Putar kaki ke dalam sehingga telapak
kaki menghadap ke kaki yang lain.
RS. BAPTIS BATU
Jl. Raya Tlekung No.
1
Batu

MEMBATU PASIEN UNTUK MELAKUKAN


ROM (RANGE OF MOTION)
No. Dokumen
62.05.25

PROSEDUR
TETAP

Tanggal
terbit
01 Maret
2008

No. Revisi
Halaman
0
1/3
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

c.
d.

UNIT TERKAIT

Kembalikan ke posisi semula.


Putar kaki keluar sehingga bagian
telapak kaki menjauhi kaki yang lain.
e.
Kembalikan ke posisi semula.
11.
Fleksi dan Ekstensi Pergelangan
Kaki.
a. Letakkan siku tangan pada telapak kaki
pasien dan satu tangan yang lain di atas
pergelangan kaki, jaga kaki lurus dan
rileks.
b. Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari
jari kaki ke arah dada pasien
c. Kembali pada posisi awal.
d. Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada
pasien.
12.
Fleksi dan Ekstensi Lutut.
a. Letakkan satu tangan di bawah lutut
pasien dan pegang tumit pasien dengan
tangan yang lain.
b. Angkat kaki, tekuk pada lutut dan
pangkal paha.
c. Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada
sejauh mungkin.
d. Kebawahkan kaki dan luruskan lutut
dengan mengangkat kaki ke atas.
e. Kembali ke posisi semula.
13.
Rotasi Pangkal Paha.
a. Letakkan satu tangan pada pergelangan
kaki dan satu tangan yang lain di atas
lutut.
b. Putar kaki menjauh dari anda.
c. Putar kaki mengarah ke anda.
d. Kembali ke posisi semula.
14.
Abduksi dan aduksi Pangkal Paha.
a. Letakkan satu tangan di bawah lutut
pasien dan satu tangan pada tumit. Jaga
posisi kaki pasien lurus, angkat kaki 8
cm dari tempat tidur, gerakkan kaki
menjauhi badan pasien
b. Gerakkan kaki mendekati badan pasien
c. Gerakkan kaki menjauhi badan pasien
d. Kembali ke posisi awal.
Instalasi rawat inap

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

MERAWAT PASIEN DENGAN TERPASANG


GIPS
No.
No. Revisi
Halaman
Dokumen
0
1/2
153.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal
terbit
1 Maret
2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
Gips adalah balutan kuat yang digunakan untuk
mengimobilisasikan tubuh.
Gips diberikan pada pasien oleh dokter orthopedi.
1. Mengimobilisasi tubuh / anggota tubuh.
2. Membantu proses penyembuhan.
3. Memberi rasa aman dan nyaman pada tubuh /
anggota tubuh yang sakit.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan merawat pasien dengan
terpasang gips

PROSEDUR

1 Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien prosedur perawatan
gips.
2. Cara kerja
a. Mengkaji
neuromuskuler
setelah
pemasangan gips meliputi keluhan nyeri,
panas, parestesia (kesemutan), kepucatan,
nadi daerah distal gips, pembengkakan,
spasme otot.
b. Mengkaji tepi gips terhadap penekanan atau
penjepitan yang menyebabkan kerusakan
jaringan kulit maupun sumbatan pembuluh
darah. Cepat laporkan ke dokter untuk
membebaskan dari penjepitan / tekanan.
c. Meninggikan bagian tubuh yang diberi gips
lebih tinggi dari jantung untuk mengurangi
pembengkakan.
d. Bila bagian tubuh dalam gips terasa gatal
jangan memasukkan apapun ke dalam gips
(bedak atau menggaruk dengan alat) untuk
mengurangi gatal. Gatal dapat hilang dengan
:

Menaruh kantong es di sisi gips bila gips


masih dalam tahap pengeringan (48 jam)
atau di atas gips.

Menggunakan kipas angin atau pengering


rambut untuk memberikan aliran angin ke
dalam gips.
e. Melatih pasien untuk tetap menggerakkan
jari jari ekstremitas (fleksi dan ekstensi)
beberapa kali sehari untuk mempertahankan
fleksibelitas sendi.
f. Memberikan reposisi pada bagian tubuh
yang di gips tiap 2 jam selama 24 jam
pertama, reposisi gunakan palmar daripada
jari.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MERAWAT PASIEN DENGAN TERPASANG


GIPS
No.
No. Revisi
Halaman
Dokumen
0
2/2
153.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal
terbit
1 Maret
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
2008

PROSEDUR
TETAP
g.

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Mengkaji
terhadap
tanda tanda sindrom kompartemen (os
terasa kesakitan di bagian gips) bila ada
segera laporkan pada dokter.
h.
Bila
gips
sudah
dilepas, jangan menggaruk kulit tapi
keringkan dengan waslap dan bersihkan
kulit setiap hari dengan air hangat dan
latihan untuk membantu pengembalian
penampilan normal kulit
Perhatian:
a. Proses pengeringan gips berlangsung 48
jam, selama proses pengeringan hindari
penekanan atau bahan berat agar gips tidak
berubah bentuk.
b.
Jangan
membasahi
gips dengan apapun.
c.
Jangan
memotong
atau membuang bagian manapun dari gips
(dilakukan oleh dokter untuk hal ini).
d.
Mengkaji
gips
terhadap
perubahan
bentuk
maupun
keutuhannya (retak / patah).
Instalasi rawat inap

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MERAWAT PASIEN DENGAN TERPASANG


TRAKSI
No.
No. Revisi
Halaman
Dokumen
0

154.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


Traksi adalah penggunaan kekuatan penarikan pada
bagian tubuh, hal ini dicapai dengan memberikan
beban yang cukup untuk mengatasi penarikan otot.
1.
Meminimalkan spasme otot.
2.
Mengurangi
dan
mempertahankan
kesejajaran tubuh.
3.
Mengimobilisasi fraktur.
4.
Mengurangi deformitas.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan merawat pasien dengan
terpasang traksi

PROSEDUR

1.Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur
merawat pasien dengan
terpasang traksi.
2. Cara kerja
a.
Mengkaji status
neuromuskuler dari ekstremitas yang ditraksi
setiap 2 jam selama 24 jam pertama dan
setiap 4 jam kemudian meliputi :

Nyeri pada
lokasi pemasangan traksi.

Pembengk
akan.

Spasme
otot.

Parestesia
(penurunan sensasi).

Kepucatan
pada kulit daerah distal traksi.

Nadi pada
daerah distal.
b.
Mempertahanka
n counter traksi pada pasien dengan cara:

Memperta
hankan pasien ditarik di tempat tidur
sehingga telapak kaki tidak menyentuh
kaki tempat tidur.

Tempatkan
shock block di bawah kaki tempat tidur.
c.
Mempertahanka
n tali bebas dari hambatan, jika pasien
kedinginan gunakan selimut untuk menutupi
tapi jangan menutupi tali traksi.
d.
Mempertahanka
n ujung jari kaki ke arah langit langit,
anjurkan pasien latihan ekstensi dan fleksi
pada ekstermitas yang sakit. Hal ini untuk
menjamin korensi kesejajaran tubuh dan
mencegah foot drop dan meningkatkan
sirkulasi.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MERAWAT PASIEN DENGAN TERPASANG


TRAKSI
No.
No. Revisi
Halaman
Dokumen
0
2/2
154.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
f.

PROSEDUR

Memberi
matras
pencegah dicubitus khusus di atas tempat tidur.
g.
Mengkaji kulit setiap 8
jam bila yang digunakan traksi kulit terhadap
kemerahan atau iritasi.
h.
Mengkaji
sisi
pen
setiap 8 jam terhadap tanda tanda infeksi dan
beri pelindung pada pen untuk mencegah
traumatik dan sisi pen pada pasien dengan
traksi rangka.
i.
Jangan menghentikan
traksi apabila digunakan untuk imobilisasi
fraktur, memindah pasien ke kamar operasi
untuk dilakukan operasi, dilakukan dengan
membawa pasien dengan tempat tidurnya.
Perhatian:
a.
Beban traksi harus
tergantung bebas, tidak boleh menyentuh
lantai atau kaki tempat tidur.
b. Tali traksi harus terjaga kerenggangannya
dan tidak boleh tertutupi linen.
c. Simpul ikatan harus bebas dari katrol.
d. Linen
tempat
tidur
tidak
boleh
mempengaruhi kekuatan traksi.
e. Konter traksi harus dipertahankan dan
jangan
mengendorkan
sendiri
tanpa
kolaboratif.
f. Beban harus sesuai dengan pasien dan
tujuan.

UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBANTU PASIEN UNTUK MOBILISASI


DAN REHABILITASI
No.
No. Revisi
Halaman
Dokumen
0
1/6
151.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


Pemberian gerakan pada bagian tubuh / ekstremitas
baik gerakan lokal atau keseluruhan.
1. Memberikan gerakan pada persendian.
2. Mencegah kontraktur sendi.
3. Mencegah atropi otot.
4. Mencegah dampak negatif dari imobilisasi
(bronkopneumoni,
decubitus,
osteoporosis,
deconditioning syndrome).
5. Mencegah hipotensi orthostatik.
6. Memberi relaksasi jaringan.
7. Mencegah kesulitan / memperlancar defekasi
dan miksi.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan mobilisasi dan rehabilitasi.

PROSEDUR

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

A. STROKE
a. Mobilisasi bertahap ada 2 macam :
Stroke non haemorhage
Dimulai setelah hari ketiga.
Stroke haemorhage
Dimulai setelah hari ke 10.
b. Tahap tahap mobilisasi :
Positioning
1. Positioning pasien

Bagian yang lemah diposisikan lurus

Bagian
yang
lemah
tidak
boleh
tertindih..
2. Positioning furniture

Meja dan kebutuhan pasien lainnya


(makan, minum, dll), penunggu pasien
berada pada sisi yang lemah, agar
pasien tidak melupakan sisi sisi yang
lemah.
3. Mobilisasi aktif dan pasif

Pergelangan tangan.

Siku.

Bahu.

Ankle.

Lutut.

Panggul.

MEMBANTU PASIEN UNTUK MOBILISASI


DAN REHABILITASI
No.
No. Revisi
Halaman
Dokumen
0
2/6
151.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal
terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

Pinggang.

Angkat pantat / Bridging Exercise.


4. Mobilisasi bertahap.

Pasien miring ke sisi lemah.

Kedua tungkai dikeluarkan dari sisi


tempat tidur.

Tangan yang sehat mendorong tempat

tidur, tangan yang lemah menyangga


berat badan sampai ke posisi duduk.
Dilanjutkan
latihan
keseimbangan
duduk, posisi kedua tangan disamping
kiri kanan.
Latihan penguatan otot tungkai dengan
duduk diayun ayun.
Latihan
berdiri
+
keseimbangan,
dipegangi pada sisi yang lemah /
dengan alat bantu jalan.
a. Walker :
jika bisa menggenggam
semua.
b. Tripod : jika sisi yang lemah tidak
bisa menggenggam.
Dilanjutkan dengan latihan jalan yang
benar.

B. POST OPERASI (Laparatomy / pada bagian


perut)
Tahap tahap mobilisasi :
a. Latihan nafas (Breathing Exercise), diikuti
dengan latihan gerak aktif anggota gerak
atas, 3 5 kali pengulangan sampai 3 kali.
b. Latihan batuk (Huffing Exercise), 3 5 kali
pengulangan sampai 3 kali.
c. Latihan anggota gerak bawah.
d. Miring ke sisi luar tempat tidur.
e. Kaki / kedua tungkai dibawa keluar dari
tempat tidur.
f.
Latihan duduk dengan tangan mendorong
tempat tidur yang salah satu tangan
menyangga berat badan latihan duduk
dilakukan setelah post op. 24 jam.
g. Observasi duduk, jika tidak ada keluhan /
pusing dilanjutkan latihan berdiri kemudian
berjalan dan dievaluasi kondisi umumnya.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBANTU PASIEN UNTUK MOBILISASI


DAN REHABILITASI
No.
No. Revisi
Halaman
Dokumen
0
3/6
151.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


C. POST OP. HAEMOROID (Mobilisasi dari tidur
langsung berdiri).
Tahap tahap mobilisasi :
a. Sama dengan tahap mobilisasi a s.d. c post
operasi (laparatomy / pada bagian perut).Posisi
tengkurap.
b. Klien geser ke tepi tempat tidur.
c. Perawat / fisioterapis membantu dari belakang.
d. Dilanjutkan latihan berdiri setelah operasi 24
jam.
e. Observasi kondisi umum.
f. Dilanjutkan dengan latihan jalan.
g. Latihan dari berdiri ke tidur, sebaliknya klien
mendekat ke sisi tempat tidur kemudian klien
langsung posisi tidur tengkurap.
D. POST OP. FRAKTUR SYMPHISIS PUBIS (dari
tidur telentang langsung berdiri).
Tahap tahap mobilisasi :
a. Sama dengan tahap mobilisasi a s.d. c post
operasi (laparatomy / pada bagian perut).
b. Pada posisi telentang pasien bergeser ke sisi
luar tempat tidur.
c. Perawat / fisioterapis berhadapan dengan
pasien, dilanjutkan dengan langsung latihan
berdiri (dilakukan setelah operasi 24 jam)
observasi k.u. latihan jalan.
d. Latihan dari berdiri ke tidur, sebaliknya
pasien mendekat ke sisi tempat tidur
kemudian pasien langsung posisi tidur
telentang.
E. POST OP. FRAKTUR COSTAE
Tahap tahap mobilisasi :
a. Jika fraktur satu sisi (unilateral) tidak boleh
miring ke sisi yang sakit / fraktur.
b. Transfer dari tidur ke duduk miring ke sisi
sehatbernafas abdommo thoracal
d. yang
Latihan

dilanjutkan purshed lip breathy 1x.


e. Kedua tungkai dibawa ke luar tempat tidur.
f. Tangan mendorong tempat tidur, satu tangan
menyangga berat badan.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBANTU PASIEN UNTUK MOBILISASI


DAN REHABILITASI
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
151.05.25
0
4/6
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR
g.

Dilanjutkan latihan duduk

observasi
k.u.
Catatan
: Jika fraktur
costae bilateral tidak boleh
miring ke sisi kiri atau kanan. Mobilisasi :
F. POST OP. FRAKTUR VERTEBRAE
Tahap tahap mobilisasi :
a. Sama dengan tahap mobilisasi no. 1 s.d. 3
post operasi (laparatomy / pada bagian
perut).
b. Catatan :
1. Untuk anggota gerak atas latihan harus
secara bersamaan digerakkan.
2. Untuk anggota gerak bawah tidak boleh
flexi hip 90.
c. Latihan duduk dipastikan sudah
menggunakan body jacket gip corset lumbal.
d. Pasien miring ke satu sisi secara log rolling.
e. Kedua tungkai dibawa ke sisi luar.
f. Latihan duduk satu tangan mendorong tempat
tidur, yang lain
menyangga berat badan.
g. Observasi duduk dan penguatan otot tungkai
jika tidak nyeri / kesakitan dilanjutkan
latihan berdiri dan jalan.
G. POST OP. FRAKTUR TUNGKAI
Tahap tahap mobilisasi :
a. Sama dengan tahap mobilisasi a s.d. c post
operasi (laparatomy / pada bagian perut).
b. Latihan aktif tungkai yang sakit sesuai
toleransi, dimulai yang dari sendi distal dan
proximal tulang yang fraktur sampai bisa
mengangkat sendiri.
c. Mobilisasi duduk, miring ke sisi yang sehat,

kedua tungkai dibawa keluar sisi tempat

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBANTU PASIEN UNTUK MOBILISASI


DAN REHABILITASI
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
151.05.25
0
5/6
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
d.
e.
f.

g.
h.

Satu
tangan
mendorong
tempat tidur, tangan yang lain menyangga
berat badan.
Dilanjutkan latihan duduk.
Observasi k.u. latihan penguatan otot
tungkai.
Latihan berdiri, tungkai yang
frkatur tidak boleh menapak (Non weight
Bearing), dipegangi dan menggunakan alat
bantu jalan (bilateral cruthes).
Observasi k.u.pasien waktu
berdiri.
Jika keadaan umum baik dan
tidak sakit dilanjutkan dengan latihan berjalan

Catatan :
1. Pengukuran kruk
a. Panjang kruk : diukur dari axila sampai
maleolus medialis, sisi yang sehat dengan
posisi telentang tanpa memakai bantal.
b. Pegangan kruk
: diukur dari axila
sampai os trochantor mayor.
2. Waktu berjalan yang menyangga kruk bukan
pada axila, tetapi
kekuatan tangan.
H.POST OP AMPUTASI
Tahap _ tahap mobilisasi:
a Sama dengan tahap mobilisasi a s.d. c post
operasi
(Laparatomy/ pada bagian perut).
b Latihan pasif dan aktif tungkai yang sakit
sampai bisa mengangkat sendiri
c Latihan penguatan otot tungkai yang sehat.
d Mobilisasi duduk, miring ke sisi yang sakit/

sehat tidak masalah, kedua tungkai dibawa


keluar sisi tempat tidur.
e Satu tangan mendorong tempat tidur, tangan
yang lain menyangga berat badan.
f Lanjutkan latihan duduk. (selama latihan
perhatikan latihan penguatan otot tungkai dan
k.u. pasien).
g Latihan berdiri, sisi yang sehat menyangga
berat badan
dengan
alt
bantu
jalan,
perawat/fisioterapis di sisi yang diamputasi.
h Lanjutkan latihan jalan.
RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MEMBANTU PASIEN UNTUK MOBILISASI


DAN REHABILITASI
No.
No. Revisi
Halaman
Dokumen
0
6/6
151.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP

PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


I .COMCER (trauma kepala)
Mobilisasi
duduk/
bertahap
dimulai
setelah 2 x 24 jam atau pada hari ke-3,
karena tanda-tanda perdarahan otak akan
nampak setelah waktu itu.
Tahap-tahap mobilisasi :
a.Breathing
Exercise
diikuti
latihan
anggota gerk atas.
b.Aktif anggota gerak bawah.
c.Latihan aktif leher.
d.Latihan duduk, pasien miring ke sisi
yang kiri/kanan, kedua tungkai dibawa
kesisi luar tempat tidur, satu tangan
mendorong tempat tidur, tangan yang
lain menyangga berat badan.
e.
observasi latihan duduk
dan keseimbangan.
f.
Jika
tidak
pusing
dilanjutkan
latihan
berdiri
dan
keseimbangan.
g.
Observasi latihan berdiri,
jika tidak pusing

UNIT TERKAIT

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

Instalasi rawat inap, ICU

MERAWAT PASIEN TRAUMA TULANG


BELAKANG
No.
No. Revisi
Halaman
Dokumen
0
1/2
172.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


Memberikan
tindakan
keperawatan
yang
komprehensif pada pasien trauma tulang belakang
(hiperektensi, hiperflexi, kompresi / rotasi).
Memenuhi
kebutuhan
dasar
pasien
serta
mencegah terjadinya komplikasi.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan untuk perawatan pasien
trauma tulang belakang

1.

PROSEDUR

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

Persiapan alat
a.
Alat
untuk
mempertahankan jalan nafas (ambu bag,
gudel, spatel lidah bila perlu).
b.
Alat
untuk
mempertahankan keseimbangan cairan (set
infus, transfusi, set kateterisasi urine).
2.
Pelaksanaan
a.
Mencuci tangan.
b.
Pada pemindahan pasien
dari
brankard
ambulan
ke
meja
pemeriksaan :
Mempertahankan posisi leher.
Mempertahankan jalan nafas.
Mempertahankan
posisi
anatomis
sumsum tulang belakang.
c.
Mengkaji pernafasan dan
mempertahankan jalan nafas, mengkaji
kekuatan batuk.
d.
Mengukur tanda tanda
vital.
e.
Mengevaluasi
perubahan
motorik dan sensorik secara terus
menerus :
Menggenggam tangan pemeriksa.
Menggerakkan jari tangan dan kaki.

Melakukan tes sensasi dengan mencubit


kulit mulai dari pundak ke ekstremitas.
f.
Melaporkan dengan segera
bila ada penurunan fungsi neurologis :

Melakukan
pencatatan
pengkajian
neurologis.
Mengobservasi gejala gejala yang
menunjukkan progresifitas dari sumsum
tulang belakang, yaitu melihat sensasi,
kemampuan menggerakkan ekstremitas.

MERAWAT PASIEN TRAUMA TULANG


BELAKANG
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
0
2/2
172.05.25
Tanggal terbit
Ditetapkan oleh,
1 Maret 2008
Direktur R.S. Baptis Batu

PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


g.

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Mengevaluasi tanda tanda

syok spinal :

Tekanan darah menurun.

Paralis dan sensasi berkurang di bawah


area yang sakit.Distensi kandung kemih.

Distensi usus karena refleks peristaltik


menurun.
h.
Mempertahankan
kekuatan
tubuh sampai syok teratasi dengan :

Mempertahankan jalan nafas.

Membantu sirkulasi dengan transfusi


sesuai indikasi.

Mencegah
distensi
kandung
kemih
(kateterisasi).

Mempertahankan adanya
pembesaran
lambung dan ileus.

Observasi adanya kembung.

Melakukan penghisapan pada gaster


untuk mengurangi distensi, mencegah
muntah dan aspirasi.

Memasang
pipa
rectum
untuk
mengeluarkan gas pada perut yang
kembung.

Mencegah terjadinya kelebihan pada


pemberian cairan intravena.

Membantu pasien untuk latihan defekasi.


i.
Mendokumentasikan
prosedur dan respons pasien pada catatan
pasien.
Instalasi rawat inap, ICU

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MERAWAT PASIEN TRAUMA KEPALA


No. Dokumen
171.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/3
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR

Memberikan perawatan terhadap pasien dengan


trauma kepala.
Sebagai acuan langkah langkah penerapan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah
asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan untuk perawatan
pasien
trauma kepala
1. Persiapan alat
a. Alat untuk menjaga kepatenan jalan nafas
(gudel, spatel lidah jika perlu).
a.
Mencuci tangan.
b.
Mempertahankan jalan
nafas dan ventiasi dengan menunjang fungsi
pernafasan optimal dengan :
Melakukan pemeriksaan analisa gas
darah.
Melakukan selang intubasi endotrakea
atau trakeostomi.
Meletakkan pasien pada posisi semi
telungkup.
Mengubah posisi pasien secara teratur
untuk mencegah penumpukkan sekresi
dan tekanan pada kulit.
Jika pasien sadar, tinggikan kepala 30
untuk
mengobservasi
dan
mempertahankan aliran balik darah.
c.
Mengobservasi,
mengevaluasi dan mengkaji fisik secara
periodik untuk melihat perkembangan /
perubahan status pasien dengan :
Membuat dokumentasi spesifik (misal :
GCS).
Memantau tanda tanda peningkatan
tekanan intrakranial.
d.
Memenuhi kebutuhan

cairan dan elektrolit secara adequat dengan :


Mengukur masukan dan keluaran (intake
output cairan).
Memperhatikan ketepatan volume cairan
intravena untukmencegah edema cerebri.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MERAWAT PASIEN TRAUMA KEPALA


No. Dokumen
171.05.25

Halama
n
2/3
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
No. Revisi
0

Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Melakukan pemeriksaan darah dan urine
untuk mengobservasi gangguan regulasi
natrium dan kalium.
Memasang selang nasogastrik pasien
tidak bisa menelan.
Memasang kateterisasi urine bila pasien
tidak sadar atau tidak dapat berkemih
spontan
e.
Memberikan pengobatan yang tepat
sesuai dengan program pengobatan untuk
mempertahankan tekanan intrakranial.
f.
Mengobservasi tanda tanda vital.
g.
Mengobservasi kebocoran cairan sumsum
tulang belakang melalui hidung atau telinga
:

Menempelkan kapas pada hidung atau


telinga.

Meninggikan kepala 20 - 30 untuk


menurunkan tekanan intrakranial.

Menjaga agar klien tidak melakukan


manuver valsava (bensin, batuk dan
mengejan).
h.
Menjaga keamanan dan keselamatan
pasien selama gelisah :

Tidak melakukan pengikatan bila tidak


perlu, gunakan papan
pagar tempat tidur.

Mempertahankan lingkungan tenang.


i.
Menjaga mata terhadap iritasi dari kornea
(menutup kelopak mata dengan kasa basah).
j.
Menjalankan tehnik rehabilitasi :
Memberi posisi yang benar untuk
mencegah kontraktur.
Melakukan latihan rentang gerak.
Mempertahankan kulit tetap kering,

bersih dan mencegah ulkus dicubitus.


Meningkatkan aktifitas fisik dan mental.
Perhatian :
1.
Membangunkan
pasien
setiap (selama 8 jam berikutnya) dan
periksa
tingkat
kesadaran
serta
orientasi.
2.
Memberikan hanya cairan
selama 8 jam pertama, kemudian
lanjutkan pada diit reguler.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MERAWAT PASIEN TRAUMA KEPALA


No. Dokumen
171.05.25

Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP

Halama
n
3/3
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
No. Revisi
0

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

3.

k.
UNIT TERKAIT

Memberikan analgesik
untuk sakit kepala, bila obat yang lebih
kuat diperlukan, hubungi dokter.
4.
Memberitahu dokter bila
ada hal berikut yangterjadi :

Satu atau dua pupil


dilatasi dan tidak reaktif.

Tingkat
kesadaran
menurun.

Terjadi konflusi atau


peka rangsang.

Tidak
dapat
menggunakan lengan atau kaki.
Kejang atau muntah terus menerus.

Instalasi rawat inap, ICU.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MERAWAT ULCUS DECUBITUS


No.
Dokumen
145.05.25

No. Revisi
0

Halaman
1/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN
KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


Ulcus Dicubitus adalah luka pada bagian tubuh /
kulit yang tertekan dalam waktu yang lama,
penekanan jaringan ini mengakibatkan iskemia
jaringan dan akhirnya terjadi nekrosis.
1.Untuk mencegah perluasan luka dekubitus
(perluasan kerusakan jaringan kulit)
2.Untuk mempercepat proses kesembuhan..
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan perawatan ulcus decubitus

1. Persiapan alat
a. Air hangat dan air dingin.
b. Sabun.
c. Handuk kecil.
d. Alkohol.
e. Bantal angin.
f. Zalf (sesuai program) larutan eusol.
g. Larutan garam fisiologis (Ns 0,9%).
h. Kasur decubitus.
i. Gauze steril.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga
tentang prosedur perawatan ulcus decubitus.
PROSEDUR

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

3. Pelaksanaan
a.
Tingkat I
Kulit kemerah merahan.
Perawatan :

Perhatikan
daerah
yang
potensial
terkena (terutama daerah yang tertekan
dan menonjol).

Kulit yang merah bersihkan dengan air


hangat dan sabun.

Gosokkan dengan minyak kelapa.

Pasien dirubah posisi tidur selang


seling tiap 2 jam.

Pasang bantal angin pada tempat yang


tertekan / kasur decubitus.

MERAWAT ULCUS DECUBITUS


No.
Dokumen
145.05.25
Tanggal
terbit
1 Maret
2008
a.

No. Revisi
0

Halaman
2/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

Tingkat II
Kulit biru kehitaman.
Perawatan :

Gosok dengan air dingin pada daerah


yang terkena.

Kemudian diganti dengan uap panas atau

air panas untuk merangsang peredaran


darah.
b.
Tingkat III

Timbul lepuh lepuh pada kulit.

Lepuh berisi cairan kuning yang mudah


terkelupas.

Bila terkelupas terjadi luka.


Perawatan :

Sama dengan tingkat II.

Jaga lepuh jangan sampai lengket.

Bila perlu diberi zalp sesuai program


dokter.
c.
Tingkat IV

Terjadi necrosis jaringan.

Timbul ulcus.

Mudah timbul infeksi sekunder.

Kuman mudah masuk.


Perawatan :

Jaga agar luka cukup mendapat udara.

Jika memakai balutan jangan sampai


terlalu tebal.

Jika luka kotor, pus, nekrosis, dicuci


dengan
larutan
garam
fisiologis
dikompres (normal salin).

Jika diperlukan dapat dengan perawatan


irigasi luka.

Beri zalp sesuai dengan indikasi.


UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, ICU.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MERENDAM LUKA
No. Dokumen
144.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

Perawatan luka dengan cara memasukkan ke dalam


cairan tertentu guna mempercepat proses penyembuhan
luka.

TUJUAN

1. Mempercepat penyembuhan luka.


2. Membantu pelepasan jaringan yang mati ataupun
eksudat dari luka.
3. Memberikan rasa nyaman pada pasien
4. Memperlancar sirkulasi darah pada luka.

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan langkah


langkah asuhan keperawatan pada pelaksanaan tindakan
perawatan rendam luka
1. Persiapan alat
a. Alat on steril

Baki
+
alas
(perlak + alas).

Bengkok.

Waskom
rendam.

Gunting
dan
plester.

Kaos tangan on
steril.

Larutan
desinfektan sesuai advis dokter.

Verban gulung
(prn).

H2O2

Aceton
b. Alat steril

Mangkok kapas
steril.

Hemostat steril.

Pinset anatomis
steril.

Gunting

debridement.

Gauze

/ABD

kapas bola steril.

Kaos

tangan

steril.
2. Persiapan pasien

Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga


tentang prosedur tindakan perawatan rendam
luka.
3. Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu tindakan perawatan dengan
pesanan dokter pada status lyst pasien.
RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MERENDAM LUKA
No. Dokumen
144.05.25

No. Revisi
Halaman
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

b.
c.

d.
e.
f.
g.
h.
i.

Memberitahu pasien dan


keluarga tentang prosedur tendakan rendam
luka.
Mencuci
tangan
dan
menyiapkan peralatan rendam luka Membawa
peralatan ke dekat pasien dan memasang tabir /
korden di sisi tempat tidur pasien.
Mengatur
posisi
pasien
sesuai lokasi luka.
Memasang alas di bawah
luka.
Menyiapkan dan membuka
alat steril yang digunakan untuk rendam luka.
Memakai sarung tangan on
steril, membuka pembalut luka dan membuang
ke dalam bengkok.
Membersihkan luka dengan
H2O2 ke satu arah dan buang kapas yang kotor
ke dalam bengkok.
Memakai sarung tangan
steril, masukkan / rendam luka ke dalam
larutan desinfektan selama 15 20 menit dan
lakukan debridement pada luka yang kotor dan

buang jaringan jaringan nekrose.


j.
Mengangkat
luka
dari
larutan steril di atas perlak dan mengeringkan
luka.
k.
Menutup
luka
dengan
gauze / ABD steril. Bersihkan kulit sekitar luka
dari bekas plester dengan aceton.
l.
Membalut
luka
dan
memfiksasi dengan plester.
m.
Merapikan
pasien
dan
memberi posisi istirahat yang nyaman.
n.
Merapikan alat alat dan
mencuci tangan.
o.
Mencatat
prosedur
tindakan rendam luka pada status lyst pasien
(dalam catatan perawat).
UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, ICU.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENGOMPRES LUKA
No. Dokumen
142.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

Perawatan luka dengan cara memberikan kompres


hangat pada luka dengan cairan desinfektan.
1.
2.
3.
4.
5.

Mempercepat proses penyembuhan luka.


Sebagai pengobatan dan mencegah infeksi.
Mengetahui perkembangan luka.
Memberi relaksasi pada otot sekitar luka.
Mempermudah pelepasan kotoran yang melekat
pada luka.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan perawatan kompres luka
1. Persiapan alat
a. Alat on steril

Baki
+
alas (perlak + alas).

Bengkok.

H2O2

Phisohex.

Gunting
dan plester.

Kaos
tangan on steril.

Aceton.
b. Alat steril

Larutan
kompres Ns atau sesuai pemintaan
dokter.

Hemostat
+ alat buka jahit steril (prn).

Handuk
steril (prn).

Kom steril.

Kapas
steril.

Gauze
/

ABD / lidi kapas steril (prn).


2. Persiapan pasien

Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga


tentang
prosedur
tindakan
perawatan
kompres luka.
3. Pelaksanaan
a.
Mencocokkan
kartu
tindakan perawatan dengan advis dokter
pada status lyst pasien.
b.
Memberitahu pasien
dan atau keluarga terhadap prosedur
tindakan perawatan kompres luka.
c.
Mencuci tangan dan
menyiapkan alat secara lengkap.
RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENGOMPRES LUKA
No. Dokumen
142.05.25

No. Revisi
0

Halaman
2/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
d.

e.
f.
g.

h.

i.

j.

Membawa alat alat


ke samping tempat tidur pasien dan
memasang tabir/korden di sisi tempat tidur
pasien
Mengatur
posisi
pasien dan memasang alas dibagian bawah
luka.
Menyiapkan peralatan
yang akan digunakan.
Menggunakan sarung
tangan on steril, membuka pembalut luka dan
mengobservasi kondisi luka, buang balutan
luka ke dalam bengkok.
Membersihkan
luka
dengan kapas yang sudah diberi H2O2,
kemudian buang kapas yang kotor ke dalam
bengkok.
Memakai
sarung
tangan steril, memberikan kompres pada luka
dengan gauze / ABD secara berulang ulang
selama 15 20 menit.
Bila
larutan

desinfektan kotor dapat diganti.


k.
Mengeringkan
luka
dan menutup luka dengan gauze / ABD steril.
l.
Membersihkan bekas
plester pada kulit sekitar luka dengan aceton,
memfiksasi balutan dengan plester.
m.
Merapikan pasien dan
memberi posisi istirahat yang nyaman.
n.
Merapikan alat alat
dan mencuci tangan.
o.
Mendokumentasikan
tindakan perawatan kompres luka pada status
lyst pasien.
UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, ICU.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENGGANTI BALUTAN LUKA


No. Dokumen
140.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Menganti balutan / penutup luka yang sudah kotor /
lama dengan balutan / penutup yang baru secara
aseptik.
1. Memberi perawatan luka dan mengobati luka.
2. Mempercepat proses penyembuhan luka.
3. Mencegah luka menjadi terinfeksi.
4. Mengobservasi perkembangan luka.
5. Memberi rasa nyaman pada luka.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah
asuhan keperawatan pada
pelaksanaan
tindakan
perawatan
mengganti
balutan luka
1. Persiapan alat
a. Alat on steril

Baki

alas
(perlak).

Bengkok
dan kantong plastik.

Aceton.

Kapas on
steril.

Kapas
alkohol.

Gunting.

Plester
/
isolasi / verban gulung.

Kaos
tangan on steril.
b. Alat steril

Pinset
anatomi.

Pinset
chirurgi

Gunting
lurus

Kapas
steril.
Kapas lidi
Mangkok
kecil

Gauze

ABD / gauze gunting.

Kaos
tangan steril (bila diperlukan).

H2O2.
2. Persiapan pasien
Menjelaskan pada pasien dan keluarga
tentang tindakan perawatan
yang akan
dilakukan.
3. Pelaksanaan
a.
Mencuci
tangan
dengan benar.
RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENGGANTI BALUTAN LUKA


No. Dokumen
140.05.25

No. Revisi
Halaman
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

b.

. Membawa

alat

alat ke pasien.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Menutup pintu atau


memasang sketsel/korden
Mengatur
posisi
pasien sesuai kebutuhan/lokasi luka dan
memasang perlak di bawahnya.
Melepas fiksasi pada
luka dengan kapas alkohol.
Memakai
sarung
tangan on steril, membuka balutan dan
membuang ke dalam bengkok.
Membersihkan
luka
dengan kapas desinfektan (H2O2) dengan
memakai pincet dari arah dalam keluar
Membuang
kapas
yang kotor ke dalam tempatnya.
Mengobservasi

keadaan luka
j.

Menutup luka dengan


gauze / ABD menggunakan pinset steril
atau sarung tangan steril dan jaga agr
serat kasa tidak melekat pada luka.
k.
Membersihkan bekas
plester dengan kapas aceton.
l.
Memfiksasi
balutan
dengan plester / isolasi / verban gulung.
m.
Merapikan pasien dan
membereskan alat alat.
n.
Mencuci
tangan
dengan benar.
o.
Mendokumentasikan
tindakan mengganti balutan luka, hasil
observasi luka dan respon pasien pada
catatan perawatan.

UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, ICU.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKUKAN IRIGASI LUKA


No. Dokumen
141.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Menyemprotkan cairan tertentu (untuk perawatan
luka) ke dalam luka yang dalam.
1. Mempermudah
melepaskan
kotoran
yang
melekat.
2. Untuk pengobatan dan mengurangi infeksi.
3. Untuk
memperlancar
peredaran
darah
setempat.
4. Untuk mengetahui perkembangan dari luka.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan perawatan
irigasi luka
1. Persiapan alat
a. Alat on steril
Baki dan alas (perlak).
Bengkok 2.
Gunting + plester.
Sarung tangan on steril.
b. Alat steril
Kom steril.
Pincet anatomis.
Hemostat
Cangkir kapas.

Spuit/acepto.
Phisohex
Normal saline.
Gauze / kasa.
Sarung tangan steril.
H2O2.
2. Persiapan Pasien
Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga
tentang prosedur
tindakan perawatan
mengganti balutan luka dengan terpasang drain
3.Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu tata cara dengan lyst
pasien
b. Memberitahu pasien tentang prosedur
irigasi luka.
c. Mencuci tangan dan menyiapkan alat secara
lengkap.
d. Membawa alat alat ke samping tempat
tidur pasien
e. Memasang tabir / sketsel di samping tempat
tidur pasien
RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKUKAN IRIGASI LUKA


No.
Dokumen
141.05.25

No. Revisi
0

Halaman
2/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


f. Memasang perlak di bawah luka dan
mengatur posisi pasien yang nyaman.
g. Memakai sarung tangan on steril dan
membuka verban luka dan membuang pada
bengkok.
h. Membersihkan luka dengan H2O2.
i. Memakai
sarung
tangan
dan
menyemprotkan normal saline dalam luka
secara perlahan lahan, air buangan
ditampung ke dalam bengkok.
j. Mengirigasi luka 10 menit.
k. Mengeringkan luka, menutup dengan kasa
steril dan memfiksasi balutan luka dengan
plester.

l.

Merapikan alat alat


dan mencuci tangan.

m.

UNIT TERKAIT

Mendokumentasikan
tindakan ke dalam lyst pasien

Instalasi rawat inap, ICU.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENGGANTI BALUTAN LUKA DENGAN


TERPASANG DRAIN
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
0
1/2
139.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Mengganti balutan / penutup luka yang ada
drainasenya yang sudah kotor / lama dengan
pembalut luka.
1. Mengobservasi luka dan produksi drain pada
luka.
2. Memberi rasa nyaman pada pasien
3. Mempercepat proses penyembuhan luka.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah
asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan perawatan
mengganti
balutan luka dengan terpasang drain
1. Persiapan alat
a. Alat on steril

Baki dan
alas (perlak).

Bengkok.

Gunting +
plester.

Kapas
alkohol.

Kapas on
steril.

H2O2
/
obat yang diperlukan.

Aceton

Kaos
tangan on steril..
b. Alat steril

Hemostat
steril.

Pincet
anatomis steril (kaos tangan steril).

Kom
steril.

Gauze,
gauze gunting, ABD steril.

Kapas
bola/ cangkir kapas.

2. Persiapan pasien
a. Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga
terhadap prosedur tindakan perawatan
penggantian pembalut luka yang terpasang
drain.
3. Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu tindakan perawatan
dengan status lyst pasien.
b. Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga
terhadap prosedur penggantian pembalut
luka yang terpasang drain.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENGGANTI BALUTAN LUKA DENGAN


TERPASANG DRAIN
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
139.05.25
0
2/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

c.
d.
e.
f.
g.
h.

i.

Mencuci tangan dan


menyiapkan alat alat secara lengkap.
Membawa peralatan
ke dekat pasien dan memasang tabir /
korden di sisi tempat tidur pasien
Mengatur
posisi
pasien sesuai kondisi luka.Memasang
perlak / alas di bawah luka.
Menyiapkan
peralatan yang akan digunakan
Menggunakan kaos
tangan on steril, membuka balutan dan
membuang ke dalam bengkok.
Membersihkan
luka
dari arah dalam melingkar keluar dengan
H2O2 dan buang kapas ke dalam
bengkok.
Memasang
gauze
gunting di sisi kanan kiri drain, di bawah

posisi pada drain.


j.

Mengatur posisi drain


ke bawah dan jangan sampai terlipat
lipat.
k.
Menutup luka dengan
gauze.
l.
Membersihkan
kulit
sekitar luka dari bekas plester dengan
kapasaceton.
m.
Memfiksasi
luka
dengan plester.
n.
Mengambil alas dari
bawah kulit.
o.
Merapikan pasien dan
memberi posisi istirahat yang nyaman.
p.
Merapikan alat alat
dan mencuci tangan.
q.
Mencatat
tindakan
penggantian balutan pada luka yang
terpasang drain pada status lyst pasien.
UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, ICU

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKUKAN PERAWATAN TARIK DRAIN


No. Dokumen
139.05.25

No. Revisi
0

Halaman
1/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
Penarikan
drainase
luka
operasi
guna
memperlancar pengeluaran sekresi dalam luka
1. Mengobservasi luka operasi
2. Mempertahankan kelancaran drainase
3. Mempercepat proses penyembuhan luka.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan perawatan tarik drain
1. Persiapan alat
a.
Alat on steril
Baki + perlak / alas
Kaos tangan on steril
Bengkok
Kapas alkohol
Aceton + kapas bola on steril
Plester + gunting
H2O2
b.
Alat steril
Hemostat steril
Pinset anatomis steril
Cangkir kapas steril
Kaos tangan steril
Gauze, ABD, gauze gunting
Alat angkat jahitan ( untuk pertama kali
tarik drain)
Peniti steril (prn)
2. Persiapan Pasien
Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang
prosedur
tindakan perawatan tarik drain
3. Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu tindakan perawatan
dengan advis
dokter pada status lyst
pasien.

b. Menjelaskan pada pasien dan keluarga


tentang prosedur tarik drain
c. Mencuci
tangan
dengan
benar
dan
menyiapkan peralatan dengan lengkap.
RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKUKAN PERAWATAN TARIK DRAIN


No. Dokumen
139.05.25

Halaman
2/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

No. Revisi
0

a.

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

Membawa peralatan kedekat pasien dan


memasang tabir / korden disisi tempat
tidur pasien.
b. Mengatur posisi pasien sesuai dengan
posisi luka
Memasang perlak dan alas
di bawah luka.
c. Menyiapkan peralatan untuk digunakan
tarik drain.
d. Menggunakan sarung tangan on steril,
membuka
balutan luka dan
membuang ke dalam bengkok.
e. Membersihkan luka dengan kapas +
H2O2 dari arah dalam keluar lalu
membuang kapas kedalam bengkok.
f. Bila baru pertama kali dilakukan tarik
drain, gunakan alat angkat jahitan untuk
melepas jahitan fiksasi pada drain.
g. Menarik drain sesuai pesanan dokter.
h. Menggguna kan kaos tangan steril dan
melepas peniti pada drain dan memasang
kembali tepat diatas luka
( ganti peniti
steril bila diperlukan )
i. Memasang gauze gunting pada sisi kanan
kiri drain bawah peniti atur posisi drain
kebawah dan jangan sampai terlipat- lipat
j. Menutup luka dengan gauze dan ADB.
k. Membersihkan kulit sekitar luka dari
bekas plester dengan menggunakan
kapas aceton.
l. Memfiksasi balutan dengan plester.
m. Mengambil alas dari bawah luka.
n. Merapikan pasien dan memberi posisi
yang aman.

o. Merapikan alat-alat dan mencuci tangan.


p. Mencatat prosedur tindakan tarik drain
pada status lyst pasien.

UNIT TERKAIT

Instalasi rawat inap, ICU

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENGANGKAT JAHITAN LUKA


No. Dokumen
138.05.25

No. Revisi
Halaman
0
1/2
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu

Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM
PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

Mengangkat atau membuka jahitan pada luka yang


dijahit.
1. Mencegah timbulnya infeksi dari benang jahitan.
2. Mencegah tertinggalnya benang.
3. Membuka luka jahitan yang terinfeksi guna
mempermudah perawatan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah
asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan perawatan
mengangkat
jahitan pada luka.
1. Persiapan alat
a. Alat on steril
Baki dan alas (perlak).
Bengkok.
Gunting + plester / isolasi.
Kapas alkohol.
Kapas on steril +aceton.
Senter.
Sarung tangan on steril (bila diperlukan).
b. Alat steril
1 arteri klem / hemostat.
1 gunting angkat jahitan.
1 pincet chirugi.
Gauze (kasa steril).
Desinfektan (H2O2).
Cangkir kapas steril.

2. Persiapan pasien

Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga


tentang prosedur tindakan mengangkat jahitan
pada luka.
3. Pelaksanaan
a. Mencocokkan kartu tindakan mengangkat
jahitan luka dengan status lyst pasien.

b. Mencuci tangan dengan benar.


c. Menyiapkan alat alat dengan lengkap.
d. Membawa peralatan ke samping tempat tidur
pasien
RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENGANGKAT JAHITAN LUKA


No.
Dokumen
138.05.25

Halaman
2/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

No. Revisi
0

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

e. Mejelaskan pada pasien dan keluarga tentang


prosedur tindakan mengangkat jahitan pada
luka.
f. Menutup pintu atau memasang sketsel di
samping tempat tidur pasien.
g. Mengatur posisi pasien sesuai lokasi luka
senyaman mungkin dan memasang alas di
bawahnya.
h. Membuka fiksasi balutan dengan kapas
alkohol dan membuang balutan ke dalam
bengkok.
i. Membersihkan luka dengan kapas desinfektan
dari atas ke bawah / satu arah dengan
hemostat steril dan buang kapas desinfektan
ke dalam bengkok.
j. Menggunakan alat lepas jahitan (gunting dan
pinset chirugi) untuk mengangkat jahitan.
Memotong / menggunting
benang pada
bawah simpul lalu tarik perlahan lahan dan
letakkan ke dala gauze steril yang sudah
diletakkan di samping luka.
k. Mengangkat jahitan dimulai dari nomor 2 dan
kelipatan genap dulu baru nomor 1 dan
kelipatan ganjil daripada jahitan luka sampai
lepas semua, kecuali pesanan dokter.
l. Mengangkat jahitan selang seling angkat
dari nomor 2 dan kelipatan genap.
m. Membersihkan
luka
dengan
kapas
desinfektan.
n. Meneliti kembali dengan senter apakah
benang sudah terangkat semua tidak ada
yang tertinggal.

o. Memasang plester kertas (plester kupu


kupu) jika diperlukan.
p. Menutup luka dengan kasa steril / gauze.
q. Membersihkan bekas plester dengan kapas
bensin.
r. Memfiksasi balutan dengan plester / isolasi.
s. Merapikan pasien dan membereskan alat
alat.
t. Mencuci tangan dengan benar.
u. Mendokumentasikan tindakan mengangkat
jahitan luka pada catatan perawat.
Perhatian :
1. Perhatikan tehnik aseptik dalam mengangkat
jahitan luka.
2. Usahakan agar tidak menambah rasa sakit
pada klien.
3. Mengangkat jahitan tergantung jenis jahitan
pada luka.
UNIT TERKAIT

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

Instalasi rawat inap, ICU, IGD, Instalasi rawat


inap
MERAWAT LUKA BAKAR
No.
Dokumen
143.05.25

PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN
PROSEDUR

Halaman
1/3

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal
terbit
1 Maret
2008

PROSEDUR
TETAP

No. Revisi
0

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

Merawat luka bakar merupakan suatu tindakan


yang diberikan
selama dan setelah pasien
terkena luka bakar.
1. Memberi perasaan segar dan nyaman.
2. Menghilangkan krusta / membersihkan krusta
atau jaringan yang mati.
3. Mempercepat penyembuhan.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan merawat luka
bakar
1. Persiapan alat
a. Alat on steril

Baki dan alas (perlak).

Bengkok.

Plastik tempat sampah.

Handuk pasien.

Sabun mandi, sikat gigi, shampoo.

Tempat tidur/ kursi roda.

Bak mandi lengkap dengan selang 2 x 1


m.(bath up hidroterapi)

Air hangat.
b.
Alat steril

Alat tenun

Set ganti balutan (2 pincet anatomis, 2


pincet chirugi, 1 gunting nekrotomy).

Spuit 10cc

Verban sesuai ukuran

Sarung tangan.

Gauze (kasa steril), kapas bola steril.


C. Obat-obatan

Phisohex, Dermazin salp.

Analgesik (PRN)
2. Persiapan Pasien
Menjelaskan pada pasien dan keluarga
tentang prosedur
tindakan merawat luka bakar..
3. Pelaksanaan
1) Sebelum tindakan
a. Bak mandi dibersihkan dan didesinfeksi
b. Bak mandi diisi air dengan suhu 37-43
derajat

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MERAWAT LUKA BAKAR


No.
Dokumen
143.05.25

No. Revisi
0

Halaman
2/3

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

c. Masukkan desinfektan kedalam bak mandi


dengan konsentrasi sesuai aturan
2) Selama tindakan
a.
Mencocokkan kartu tindakan
perawatan luka bakar dengan status lyst
pasien.
b.
Mencuci tangan.
c.
Memberikan analgesik 15
menit sebelum merawat luka (sesuai
program dokter).
d.

PROSEDUR

Pasien dibawa ke bak mandi


dengan tempat tudur/kursi roda.
e.
Pasien dipersiapkan dengan
menanggalkan baju
f.
Perawat memandaikan pasien
dengan merendam pasien kedalam bak
mandi dan mengambil jaringan nekrotik
(nekrotomy) bak mandi/bath up dan
direndam 15-20 menit.
g.
Memindahkan pasien keatas
tempat tidur yang sudah dialasi dengan
perlak dan alt tenun steril
h.
Mengeringkan badan pasien
dengan handuk steril kemudian pasien
diberi salf sesuai program dokter
i.
Menutup pasien dengan alat
tenun steril kemudian pasien diantar
ketempat/keruang perawatan khusus
j.
Melakukan
observasi
terhadap
- Tensi, nadi, suhu, dan pernafasan
- Posisi jarum infus dan kelancaran
tetesan infus
- Reaksi pemberian infus dan reaksi
pasien setelah dimandikan
k.
Mencuci tangan.
l.
Mencatat
segala
perkembangan dan hasil observasi
3) Memandikan pasien di ruang tindakan
a. Cuci tangan
b. Pasien dipersiapkan dan baju ditanggalkan
c. Perawat membantu dokter pada saat
memandikan pasien :
a) Mencuci daerah luka bakar dengan
cairanNaCL 0.9% yang sudah dicampur
dengan desenfiktan.
b) Membersihkan luka bakar dari segala
kotoran yang menempel

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MERAWAT LUKA BAKAR


No.
Dokumen
143.05.25

No. Revisi
0

Halaman
3/3

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
c) Membuang jaringan nekrotik
d) Memecahkan bulae dengan memakai
spuit
e) Membilas luka bakar dengan cairan steril
tanpa
desenfiktan
d.
Mengeringkan
daerah luka bakar / bagian yang dicuci
dengan kasa steril kemudian diberi salf
sesuai dengan
program pengobatan.
e. Memindahkan pasien ke brankart yang
sudah dialasi dengan
alat tenun steril.
f. Memindahkan pasien yang sudah dikenakan
alat tenun steril keruang perawatan
g. Mengobservasi kondisi pasien yang
meliputi :
a) Tensi,nadi, suhu dan pernafasan
b) Posisi jarum infus, kelancaran tetesan
c) Reaksi pasien setelah dimandikan.
h.
Memberikan suntikan analgetik sesuai
advis dokter.
i.
Cuci tangan
j.
Mencatat semua kegiatan kedalam
lembar catatn perawat
k.
Melapor kepada dokter bila terdapat
perubahan kondisi
Pasien
Instalasi rawat inap, IGD, ICU.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENYIAPKAN TINDAKAN PARASENTESIS


No.
Dokumen
170.05.25

PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN

Halaman
1/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal
terbit
1 Maret
2008

PROSEDUR
TETAP

No. Revisi
0

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

Parasentesis adalah mengeluarkan akumulasi


cairan dengan menginsersikan jarum ke dalam
rongga abdomen.
Untuk mengeluarkan akumulasi cairan dalam
rongga abdomen
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan parasentesis.

PROSEDUR
1. Persiapan alat.
a. Bethadine/hibitine.
b. Sarung tangan steril.
c. Spuit 5cc untuk anastesi local.
d. Lidocain/xilocain.
e. Jarum LD no.16
f. Spuit 10cc.
g. Set darah.
h. Tube steril.
i. Tempat penampung steril.
j. Kasa steril.
k. Plester dan gunting.
2. Persiapan pasien.
Menjelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan pada
pasien.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.

b. Membawa peralatan ke dekat pasien dan


memasang
tabir/korden.
c. Mengosongkan kandung kemih pasien
d. Mengatur posisi pasien semi fowler.
e. Mendesinfeksi daerah abdomen.
a.
Melakukan pemberian anastesi
local (prn)
b.
Penusukan
dengan
jarum
parasentesis dilakukan pada pasien
dengan
posisi
supinasi,
jarum
dihubungkan pada spuit ketika jarum
secara
perlahan
masuk
ke
dalam
abdomen quadran 4.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MENYIAPKAN TINDAKAN PARASENTESIS


No.
Dokumen
170.05.25

Halaman
2/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal
terbit
1 Maret
2008

PROSEDUR
TETAP
PROSEDUR

No. Revisi
0

i.

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

Untuk
mengeluarkan
akumulasi cairan peritoneal, setelah insersi
jarum besi dilepas dan meninggalkan jarum
plastik di dalam kemudian jarum plastik
dihubungkan dengan set darah dan secara
perlahan mengalirkan cairan ke dalam
penampung yang diletakkan di bawah
pasien.
j.
Mengobservasi pasien dari
tanda-tanda pucat, sianosis, sinkop, TTV,
dan tanda-tanda syok selama prosedur
tindakan dilakukan.
k.
Memasang
kasa
steril
setelah
jarum
plastik
dilepas
dan
memfiksasi dengan plester.
l.
Merapikan
pasien,
membersihkan
peralatan,
dan
mengembalikan
peralatan
pada
tempatnya.

m.
n.

UNIT TERKAIT

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

PROSEDUR
TETAP

Mencuci tangan.
Mendokumentasikan
prosedur tindakan distatus pasien.

Instalasi rawat inap, IGD, ICU, Instalasi


rawat jalan

MENYIAPKAN TINDAKAN PUNGSI


LUMBAL
No.
No. Revisi
Halaman
Dokumen
0
1/2
170.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal
terbit
1 Maret
2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM

PENGERTIAN

TUJUAN
KEBIJAKAN

PROSEDUR

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1

Lumbal pungsi adalah insersi jarum ke dalam


ruang subarakhnoid dalam region lumbal tulang
belakang di bawah tingkat medulla spinalis
(diantara lumbal 3 -4 atau 4 5).
Selama prosedur perawat membantu klien untuk
mempertahankan posisi tubuh melengkung.
Prosedur pungsi dilakukan oleh dokter.
Memperoleh cairan cerebrospinal untuk
pemeriksaan diagnostik dan tindakan
terapeutik.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan pungsi lumbal.
1. Persiapan alat
a. Troy/set lumbal pungsi:
Jarum spinal dengan stylet (dewasa : LD
No.20, pediatric : LD No. 22)
b. Tube yang panjang.
c. Manometer.
d. Spuit 3cc.
e. Jarum infiltrasi.
f. Tabung specimen 3 buah.
g. Cangkir antiseptic.
h. Handuk steril.
k. Kapas alkohol.
l. Handyplas.
m. Jarum spinal cadangan.
n. Sarung tangan steril.
2. Persiapan pasien.
Menjelaskan pada pasien tentang prosedur
tindakan yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b.Membawa peralatan ke dekat pasien dan
memasang
tabir/korden.
c. Mengukur tanda-tanda vital.
d. Mengatur pasien dengan posisi miring
dengan bantal di bawah kepala dan bantal
diantara lutut.

MENYIAPKAN TINDAKAN PUNGSI


LUMBAL
No.
No. Revisi
Halaman
Dokumen
0
2/2
170.05.25

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Batu

PROSEDUR
TETAP

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

Tanggal
terbit
1 Maret
2008

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM

e. Menganjurkan pasien untuk menarik


lututnya ke arah
abdomen dan embantu
pasien
dalam
mempertahankan
posisinyadengan menyangga
pasien dari
samping lutut dan lehernya.
f. Jika pasien bisa duduk, dudukkan pasien
pada tepi tempat tidur dan menelungkup
di atas meja tempat tidur.
g. Menganjurkan pasien untuk tetap tenang,
dokter
mendesinfektan
kulit,
menginjeksikan
anastesi
lokal,
menusukkan jarum spinal.
h. Membaca tekanan dengan manometer.
i. Mengisi tiga tabung dengan cairan spinal
masing-masing
2-3cc untuk dianalisa
dan diberi kode I, II, III.
j. Dokter melepas jarum spinal, lalu luka
ditutup dengan handyplas.
k. Pasien
diberitahu
bahwa
prosedur
tindakan sudah selesai dan mengatur
posisi pasien dengan posisi terlentang.
l. Membereskan peralatan dan mencuci
tangan.
m. Mendokumentasikan prosedur tindakan
pada status lyst pasien.
Instalasi rawat inap, IGD, ICU, Instalasi
rawat jalan
MELAKUKAN PENGKAJIAN NEUROLOGI
(GCS )
No.
No. Revisi
Halaman
Dokumen
0
1/2
170.05.25
Tanggal
Ditetapkan oleh,
terbit
Direktur R.S. Baptis Batu
1 Maret
2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM


Pengkajian yang dilakukan pada pasien untuk
mengetahui kelainan neurologi.

TUJUAN

Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pasien


yang datang dengan kelainan neurologis.

KEBIJAKAN

Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan


langkah langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan pengkajian neurologi
(gcs )
1.

PROSEDUR

Persiapan alat
a.
Pencatatan neurologis
b.
Penlight
2.
Pelaksanaan
a.
Kaji potensi jalan nafas,
pernafasan
dan
sirkulasi
serta
penghalangnya jika ada.
b.
Pemeriksaan Gaslow Scale
1) Observasi tingkat stimulus untuk membuka
mata.
- Pasien membuka mata secara spontan.
- Pasien membuka mata saat mendengar
suara : dimana paseien membuka mata
saat ada stimulus verbal / perintah.
- Pasien membuka mata saat ada stimulus
nyeri.
- Pasien tidak membuka mata meskipun
ada stimulus apapun.
2) Observasi respon verbal.
- Orinetasi
bicara
(
pasien
dapat
mengenal dengan jelas orang, tempat
dan waktu.
- Pembicaraan pasien membingungkan
( walaupun
pasien dapat melakukan
percakapan
pasien
tidak
dapat
memberikan
jawaban
yang
tepat
terhadap
pertanyaanpertanyaan yang diajukan.
- Kata-kata yang tidak tepat , dimana
pasien
menyerukan
kata-kata
sederhanan (sering berupa kata-kata
kotor atau nama-nama) tetapi tidak
teratur,tetapi
pasien
tidak
mempu
menjawab pertanyaan.
- Suara-suara pasien tidak jelas ( pasien
menggumam).
- Tidak ada respon verbal terhadap semua
stimulus.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKUKAN PENGKAJIAN NEUROLOGI


(GCS )
No.
No. Revisi
Halaman
Dokumen
0
2/2
170.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008

PROSEDUR
TETAP

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

dr. Arhwinda Pusparahaju


A,SpRM
3) Pengkajian respon motorik:
- Melakukan perintah, dimana pasien
dapat melakukan perintah dengan tepat.
- Menunjuk tempat nyeri , dimana pasien
member
respon yang bertujuan dalam
usaha menghindari
stimulus nyeri.
- Semi porpose , dimana pasien dapat
memberikan
respon nyeri dengan
menyeriangi atau bergerak,tetapi tidak
mempu
untuk
menunjuk
tau
menghindari
stimulus nyeri.
- Fleksi
abnormal,
dimana
pasien
melakukan respon abnormal terhadap
rasa
nyeri,lengan
pasien
fleksi
menjauhi bahu dan tangan mengepal
kearah dalam.
- Ekstensi abnormal memberikan respon
ekstensi
terhadap stimulus nyeri,siku
pasien terangkat dan bahu
terputar
kea rah dalam.
- Melakukan respon sedikit atau tidak
melakukan respon terhadap stimulus
nyeri.
Instalasi rawat inap, IGD, ICU, Instalasi rawat
jalan

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKUKAN INSERSI JALAN NAPAS ORAL


No.
No. Revisi
Halaman
Dokumen
0
1/2
170.05.25
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal
terbit
1 Maret
2008

PROSEDUR
TETAP
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

dr. Arhwinda Pusparahaju A,SpRM

Memberikan dan mempertahankan jalan nafas


pasien melalui jalan nafas oral
1.Untuk mempertahankan jalan nafas pasien
yang tidak sadar dengan cara menahan lidah
manjauhi dinding pesterior dari faring.
2.Untuk digunakan sebagai penahan ( bila
dipendekkan) bagi pasien dengan
endotrakeal tube.
Sebagai acuan bagi perawat dalam penerapan
langkah langkah asuhan keperawatan pada
pelaksanaan tindakan insersi jalan napas oral

1.

PROSEDUR

Pe

rsiapan alat
c.Jalan nafas oral/ air way oral
d.
Penekan lidah.
e.Plester
2.
Persiapan pasien
Menjelaskan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
3.
Pelaksanaan
a. Cuci tangan.
b. Pilihlah ukuran air way oral
yang
sesuai dengan pasien.
c. Masukkan jalan nafas(airway) dengan
cara :
- Balik airway sehingga bagian
atasnya
menghadap
kemuka,
masukkan jalan nafas (airway)
kemulut hingga mendekati dinding
posterior
faring
dekat
lidah
belakang kemudian putar airway
pada posisi yang tepat.
- Pergunakan
penekan
lidah,
gerakkan
lidah
keluar
untuk
menghindari terdorong ke belakang
masuk faring posterior, kemudian
masukkan airway oral ke dalam
posisiyang tepat dengan bagian
atas menghadap ke bawah.
f.
Jika reflek cegukan pasien
terangsang,cabut airway dengan segera
dan masukkan kembali.
g.
Untuk fiksasi gunakan plester
yang dilekatkan di pipi dan melintasi
bagian datar dari jalan nafas/airway
pada bibir pasien.

RS. BAPTIS
BATU
Jl. Raya Tlekung
No. 1
Batu

MELAKUKAN INSERSI JALAN NAPAS ORAL


No.
Dokumen
170.05.25

No. Revisi
0

Halaman
2/2

Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Baptis Batu
Tanggal terbit
1 Maret 2008
dr. Arhwinda Pusparahaju
A,SpRM

PROSEDUR
TETAP

PROSEDUR

UNIT TERKAIT

Perhatian :
1. Periksa status neurologi pasien secara
berkala.Airway dapat menyebabkan muntahmuntah pada pasien yang sensitive.
2. Periksa pasien dari penumpukan sekresi oral
dan
lakukan
penghisapan
jika
terjadi
penumpukan sekresi dari rongga mulut.
3. Jika keadaan pasien memerlukan pemakaian
jangka panjang, airway dapat dilepaskan
sementara
untuk memberikan perawatan
oral.
IGD

Anda mungkin juga menyukai