Materi PKN Kelas X Semester 2
Materi PKN Kelas X Semester 2
a. Herman Heller
Konstitusi mempunyai arti yang lebih luas daripada undang-undang Dasar. Konstitusi tidah hanya
bersifat yuridis, tetapi mengandung pengertian sosiologisdan politis.
b. Oliver Cromwell
Undang-undang Dasar itu merupakan instrumen of govermen, yaitu bahwa Undang-undang dibuat
sebagai pegangan untuk memerintah. Dalam arti ini, Konstitusi identik dengan Undang-undang
dasar.
c. F. Lassalle
Konstitusi sesungguhnya menggambarkan hubungan antara kaekuasaan yang terdapat didalam
masyarakat seperti golongan yang mempunyai kedudukan nyata didalam masyarakat, misalnya
kepala negara, angkatan perang, partai politik, buruh tani, pegawai, dan sebagainya.
d. Prayudi Atmosudirdjo
Konstitusi adalah hasil atau produk sejarah dan proses perjuangan bangsa yang bersangkutan,
Konstitusi merupakan rumusan dari filsafat, cita-cita, kehendak dan perjuangan suatu bangsa.
Konstitusi adalah cermin dari jiwa, jalan pikiran, mentalitas dan kebudayaan suatu bangsa.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa konstitusi memiliki dua pengertian yaitu :
1. Konstitusi dalam arti sempti, yaitu sebagai hukum dasar yang tertulis atau undang-undang Dasar.
2. Konstitusi dalan arti luas, yaitu sebagai hukum dasar yang tertulis atau undang-undang Dasar dan
hukum dasar yang tidak tertulis / Konvensi.
Konvensi sebagai aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan
bearnegara mempunyai sifat ;
a. Merupakan kebiasaan yang berulangkali dalam prektek penyelenggaaraan Negara.
b. Tidak beartentangan dengan hukum dasar tertulis/Undang-undang Dasar dan bearjalan sejajar.
c. Diterima oleh rakyat negara.
d. Bersifat melengkapi sehingga memungkinkan sebagai aturan dasar yang tidak terdapat dalam
Undang-undang Dasar.
Konstitusi sebagiai hukum dasar memuat aturan-aturan dasar atau pokok-pokok penyelenggaraan
bernegara, yang masih bersifat umum atau bersifat garis besar dan perlu dijabarkan lebih lanjut
kedalam norma hukum dibawahnya.
Apabila dikaitkan dengan teori jenjang norma hukum dari Hans Nawiaski, maka dasar negara
pancasila sebagai Staatfundamentalnorm/norma fundamental negara, dan undang-undang dasar
negara 1945 sebagai staatgrundgesetz / aturan dasar / pokok negara.
ISI KONSTITUSI NEGARA
1. SIFAT DAN FUNGSI KONSTITUSI
Sifat pokok konstitusi negara adalah fleksibel (luwes) dan rigit (kaku). Konstitusi negara memiliki
sifat fleksibel / luwes apabila konstitusi itu memungkinkan adanya perubahan sewaktu-waktu sesuai
perkembangan jaman /dinamika masyarakatnya. Sedangkan konstitusi negara dikatakan rigit / kaku
apabila konstitusi itu sulit untuk diubah kapanpun.
Fungsi pokok konstitusi adalah membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga
penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Pemerintah sebagai suatu kumpulan
kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat, terkait oleh beberapa pembatasan
dalam konstitusi negara sehigga menjamin bahwa kekuasaan yang dipergunakan untuk memerintah
itu tidak disalahgunakan. Dengan demikian diharapkan hak-hak warganegara akan terlindungi.
Sesuai dengan istilah konstitusi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang diarti kan sebagai 1)
Segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan; 2) Undang-undang Dasar suatu negara.
Berdasarkan pengertian tersebut, konstitusi merupakan tonggak atau awal terbentuknya suatu
negara dan menjadi dasar utama bagi penyelenggara negara. Oleh sebab itu, konstitusi menempati
posisi penting dan strategis dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara. Konstitusi juga menjadi
tolok ukur kehidupan berbangsa dan bernegara yang sarat dengan bukti sejarah perjuangan para
pendahulu sekaligus memuat ide-ide dasar yang digariskan oleh pendiri negara ( the founding
fathers ). Konstitusi memberikan arahan kepada generasi penerus bangsa dalam mengemudikan
negara menuju tujuannya.
2. ISI / SUBSTANSI KONSTITUSI
Isi konstitusi umumnya hanya memuat aturan-aturan pokok, hana memuat garis-garis besar sebagai
instruksi kepada pusat dan lain-lain penyelenggara negara untuk menyelenggarakan kehidupan
negara dan kesejahteraan sosial. Aturan-aturan asng lebih rinci diserahkan pengaturannya kepada
undang-undang yang berada dibawah konstitusi, yang lebih mudah untuk dibuat, diperbaharui,
maupun dicabut.
Menurut Miriam Budiardjo, setiap Undang-undang Dasar / Konstitusimemuat ketentuan-ketentuan
sebagai berikt :
1. Organisasi Negara. Misalnya: pembagian kekuasaan antara badan Eksekutif, Legeslatif dan
Yudikatif. Masalah pembagian kekuasaan antara pemerintah pusat / pemerintah federal dengan
pemerintah daerah / pemerintah negara bagian; Prosedur penyelesaian masalah pelanggaran
yurisdiksi lembaga negara.
2. Hak-hak asasi manusia
3. Prosedur mengubah Undang-undang dasar
4. Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat-sifat tertentu dari Undang-undang Dasar.
orang ybs. Contoh: Seseorang yang dilahirkan di negara A, tetapi orang tuanya warga negara B,
maka orang tersebut tetap menjadi warga negara B (dianut oleh negara RRC).
c. Penduduk dan Warga Negara Indonesia
Pasal 26 UUD 1945 perihal Warga Negara
dan Penduduk :
1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa
lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
2. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
3. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang undang.
Penduduk di Indonesia, berdasarkan Indische Staatsregeling
tahun 1927, terbagi dalam 3 golongan, yaitu :
A. Golongan Eropa, yang terdiri atas :
1. Bangsa Belanda,
2. Bukan Bangsa Belanda, tetapi orang yang asalnya dari Eropa
3. Bangsa Jepang (untuk kepentingan hubungan perdagangan)
Orang-orang yang berasal dari negara lain yang hukum keluarganya sama dengan hukum keluarga
Belanda (Amerika, Australia, Rusia, dan Afrika Selatan), dan keturunannya.
B. Golongan Timur Asing, yang terdir atas :
1. Golongan Cina (Tionghoa), dan
2. Golongan Timur Asing bukan Cina (orang Arab, India, Pakistan, Mesir, dan lain-lain).
C. Golongan Bumiputera (Indonesia), yang meliputi:
1. Orang-orang Indonesia asli serta keturunannya yang tidak memasuki golongan rakyat lain, dan
2. Orang yang mula-mula termasuk golongan rakyat lain, lalu masuk dan menyesuaikan hidupnya
dengan golongan Indonesia asli.
9. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun terus-menerus
bukan dalam rangka dinas negara.
PENGERTIAN POLITIK
Istilah politik berasal dari kata polis yang berarti negara kota, sehingga istilah politik menunjuk
adanya hubungan khusus antarmanusia yang hidup bersama. Dalam hubungan itu timbul atuiran,
kewenangan, legalitas dan kekuasaan.
Menurut Prof.Miriam Budihardjo, politik adalah bermacam-macam kegiatan yang menyangkut
penentuan tujuan-tujuan dan pelaksanaan tujuan itu. Politik memuat konsep-konsep pokok tentang
negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijaksanaan
(policy) dan pembagian (distribution) atau alokasi (alocation).
Sedangkan menurut Ramlan Surbakti mendefinisikan politik sebagai proses interaksi antara
pemerintah dan masyarakat untuk menentukan kebaikan bersama bagi masyarakat yang tinggal
dalam satu wilayah tertentu.
Secara umum dapat dikatakan bahwa politik adalah kegiatan dalam suatu system politik atau Negara
yang menyangkut proses penentuan tujuan dari system tersebut dan bagaimana melaksanakan
tujuannya. Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan
tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. Kekuasaan yaitu kemampuan sesorang atau suatu
kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok sesuai dengan keinginan dari
pelaku.
FUNGSI POLITIK
Fungsi Politik adalah
Perumusan kepentingan, adalah fungsi menyusun dan mengungkapkan tuntutan politik
suatu negara. Fungsi ini umumnya dijalankan oleh LSM atau kelompok-kelompok
kepentingan.
Pemaduan kepentingan, adalah fungsi menyatupadukan tuntutan-tuntutan politik dari
berbagai pihak dalam suatu negara dan mewujudkan sebuah kenyataan ke dsalam
berbagai alternatif kebijakan. pelakunya dalah Partai Politik.
Pembuatan kebijakan umum, adalah fungsi untuk mempertimbangkan berbagai
alternatif kebijakan yang diusulkan oleh partai-partai politik dan pihak-pihak lain untuk
dipilih, diantaranya sebagai satu kebijakan pemerintah. pelakunya adalah lembaga
eksekutif bersama dengan legislatif.
Penerapan kebijakan, adalah fungsi melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan oleh
pihak yang berwenang. Pelaku fungsi ini adalah aparat birokrat atu PNS.
Pengawasan pelaksanaan kebijakan< adalah fungsi mnyelaaraskan perilaku masyarakat
atau pejabat publik yang menentang atau menyeleweng dari kebijakan pemerintah dan
norma-norma yang berlaku, atau fungsi mengadili pelanggar hukum. Pelaku nya dalah
lembaga hukum atau peradilan.
Apabila kita bisa mengetahui bagaimana bekerjanya suatu keseluruhan system, dan
bagaimana lembaga-lembaga politik yang terstruktur dapat menjalan fungsi barulah analisa
perpandingan politik dapat memiliki arti. Lembaga politik mempunya tiga fungsi
sebagaimana yang telah digambarkan oleh prof Almond sebagai berikut;
1.
sistem sistem primitif yang bekerja dengan sebentar sebentar istirahat.sistem politik ini
kata demokrasi dalam politik memiliki makna umum yaitu,adanya perlindungan hak asasi
manusia,menjunjung tinggi hukum,tunduk terhadap kemampuan orang banyak ,tanpa mengabaikan
golongan
kecil
agar
tidak
timbul
diktator
mayoritas.
pada setiap sistem politik negara negara dunia,akan selalu dijumpai adanaya struktur
politik.struktur politik didalam suatu negara adalah pelembagaan hubungan organisasi antara
komponen komponen yang membentuk bangunan politik.struktur politik sebagai bagian dari
struktur yang pada umunya selalu berkenaan dengan alokasi nilai nilai yang bersifat otoritatif,yaitu
yang
dipengaruhi
oleh
distribusi
serta
penggunaan
kekuasaan.
permasalahan politik menurut AFIAN dapat dikaji melalui berbagai pendekatan,yaitu dapat didekati
dari sudut kekuasaan,strukjtur politik,komunikasi politik,konstitusi,pendidikan,dan sosialisasi
politik,pemikiran dan kebudayaan politik.
sistem politik yang pada umumnya berlaku disetiap negara meliputi dua struktur kehidupan politik ,
yakni infrastruktur politik dan suprastruktur politik.