225 476 1 PB PDF
225 476 1 PB PDF
PENDAHULUAN
Bottom ash adalah limbah hasil
pembakaran batu bara dimana jumlahnya
akan terus bertambah selama industri terus
berproduksi. Penanganan limbah ini
dilakukan dengan cara menimbunnya di
lahan kosong sehingga apabila volume
limbah semakin bertambah maka semakin
luas pula area yang diperlukan untuk
menimbunnya. Selain itu penanganan
limbah dengan cara penimbunan dapat
berpotensi bahaya bagi lingkungan dan
masyarakat sekitar seperti, logam-logam
dalam abu bata bara terekstrak dan terbawa
ke perairan, abu batu bara tertiup angin
sehingga mengganggu pernafasan.
Teknologi yang sedang berkembang
saat ini adalah pengelolaan limbah industri
untuk digunakan sebagai bahan baku atau
material
bangunan.Dengan
adanya
penemuan inovasi-inovasi bahan tersebut
264
Wet
Dry
Warna
Angular /
bersiku
Hitam
Berbutir kecil /
granular
Abu-abu gelap
Tampilan
Keras,
Seperti pasir
mengkilap
halus, sangat
berpori
Ukuran
No.4 (90
1,5 s/d in
(%lolos
100%)
(100%)
ayakan)
No.10 (40
60%)
No.40 (10%)
No.200 (5%)
No.40 (0 10%)
2,3 2,9
2,1 2,7
Dry Unit
960 1440
Weight
kg/m3
Specific
gravity
265
Jenis abu
batubara
(ppm)
Cu
1.
Abu
Pb
Zn
298
19
391
11
224
87
15
153
11
120
1,5 10
38o 42o
38o 45o (ukuran butiran
< 9,5 mm)
10-2 10-3 cm/det.
40 - 70
ada
Bottom Ash
Si
Al
Fe
Mg
Ca
29.400.03
0.25760.0001
0.0590.330.0000.89
1.170.00
14.556.13
Pejal
Berlubang
Panjang
390 3
390 3
Ukuran
Lebar
90 2
190 2
23.13
8.76
4.62
0.9
58.66
Tebal
100 2
100 2
Satuan
Ombilin
Semen
Batubara
Tes
Fly
Ash
52.00
31.86
4.89
4.66
2.68
BATAKO
Batako adalah salah satu bahan
bangunan dengan bahan pembentuk berupa
pasir dan agregat (campuran pasir, kerikil
dan air). Batako dicetak melalui proses
pemadatan menjadi bentuk balok-balok
dengan ukuran dan persyaratan tertentu dan
proses pengerasannya ditempatkan pada
tempat yang lembab atau tidak terkena sinar
matahari langsung atau hujan.
Cr
Bukit Asam
Abu
Koefisien permeabilitas
CBR(%)
Friable partikel
Jenis
Cd
Batubara
2.
(%kehilangan)
Sodium sulfat soundness
(%kehilangan)
Kuat geser (sudut geser)
LA
Tingkat Mutu
Bata Beton
Berlubang
I
II III IV
70 50 35 20
65
40
30
17
25
35
266
AB
x100%
B
..........(2)
Keterangan:
A = berat paving basah (gr)
B = berat paving kering (gr)
A
B
C
D
Kuat Tekan
(MPa)
Rata-rata
Min
40
20
15
10
35
17
12.5
8.5
Penyerapan
Air Ratarata Maks.
(%)
3
6
8
10
METODOLOGI PENELITIAN
1. Rancangan penelitian
Benda uji mempunyai ukuran rata-rata
panjang 39 cm. lebar 16 cm dan tebal 9
cm.Penelitian ini menggunakan 13 variasi
dengan
1
variasi
sebagai
fungsi
kontrol.Tiaptiap variasi menggunakan 5
buah benda uji.Jumlah benda uji adalah 65
buah
untuk
masing-masing
pengujian.Karena ada 2 jenis pengujian
yaitu uji kuat tekan dan uji penyerapan air,
maka total ada 130 buah benda uji.Variasi
benda uji dijelaskan pada Tabel 8.Batako
dibuat dengan menggunakan perbandingan
berat antara semen dan pasir sebesar 1:6.
Sedangkan faktor air semen (fas)
direncanakan dengan nilai 0,5.
267
2. Metode pengujian
Pada pengujian kuat tekan, alat yang
dipergunakan dalam pengujian ini adalah
compression machine test. Kemudian kuat
tekan batako dapat dihitung dengan rumus
(1). Sedangkan untuk pengujian penyerapan
air yang perlu dilakukan adalah merendam
benda uji selama 24 jam kemudian
menimbang benda uji. Setelah itu benda uji
dikeringkan dengan menggunakan oven
dengan suhu 105 5o C dan dicatat
hasilnya. Penyerapan air dapat dihitung
dengan rumus (2).
Menurut SNI 03-0349, mutu batako
dibedakan menjadi 4 yaitu:
Mutu 1 = 70 kg/cm2
Mutu 2 = 50 kg/cm2
Mutu 3 = 35 kg/cm2
Mutu 4 = 20 kg/cm2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Variasi
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
50%
55%
60%
Total
1 buah batako
10 buah batako
1 buah batako
10 buah batako
0
0,085
0,171
0,257
0,342
0,425
0,514
0,599
0,685
0,771
0,857
0,942
1,028
0
0,85
1,71
2,57
3,42
4,25
5,14
5,99
6,85
7,71
8,57
9,42
10,28
66,817
1,714
1,620
1,540
1,457
1,370
1,280
1,199
1,111
1,030
0,943
0,860
0,770
0,680
17,14
16,20
15,40
14,57
13,70
12,80
11,99
11,11
10,30
9,43
8,60
7,70
6,80
138,5
268
Komposisi (%)
Semen
Kuat
Tekan
(kg/cm2)
Mutu
66.97
Kontrol
100
Bottom
Ash
0
95
66.64
II
90
10
57.72
II
85
15
57.40
II
80
20
43.20
III
75
25
36.97
III
70
30
37.07
III
65
35
36.64
III
60
40
34.92
IV
10
55
45
34.49
IV
11
50
50
31.37
IV
12
45
55
27.40
IV
13
40
60
18.26
Di luar
standart
5%
10%
15%
20%
25%
7.07
6.01
7.77
6.19
9.31
9.32
5.43
6.20
5.74
4.83
6.25
4.50
4.74
5.96
5.35
5.93
6.68
11.05
4.76
5.67
9.27
5.63
6.86
7.55
8.27
7.20
9.22
8.51
10.16
6.33
Jml
30.84
32.80
35.76
34.21
39.28
34.87
35%
40%
45%
50%
55%
60%
7.63
11.48
9.55
11.40
10.77
10.77
9.36
7.95
10.51
6.65
8.02
8.36
8.36
6.52
8.13
7.83
8.27
7.95
7.93
7.93
8.10
8.07
8.52
14.04
9.17
9.43
9.43
13.74
10.38
8.78
8.70
11.17
11.05
11.05
8.52
Jml
42.16
47.12
47.20
47.70
47.55
47.55
46.26
269
Menurut
SNI
03-0349,
penyerapanmaksimal air untuk mutu
1adalah
25%.Pada
penelitian
ini,
penyerapan terbesar adalah 9.54% sehingga
untuk pengujian penyerapan air benda uji
dapat dikategorikan masuk mutu 1.
Pada penelitian ini, penyerapan air
terkecil ada pada variasi 1 dengan nilai
6,17%. Sedangkan penyerapan air terbesar
ada pada variasi 10 dengan nilai 9,54%.
Berdasarkan SNI 03-0349-89, penyerapan
air maksimal pada batako adalah sebesar
25%. Sehingga apabila hasil pada penelitian
dibandingkan dengan ketentuan SNI maka
batako
dikatakan
memenuhi
syarat
kelayakan.Hal ini diakibatkan oleh ukuran
butiran bottom ash yang lebih besar dari
semen sehingga memunculkan celah-celah
kecil di antara agregat. Kondisi tersebut
membuat air dapat masuk kedalam melalui
celah-celah kecil yang terbentuk sehingga
membuat
penyerapan
air
menjadi
meningkat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai
pemanfaatan bottom ash sebaga ipengganti
semen pada batako terhadap kuat tekan dan
penyerapan air, maka penulis dapat menarik
kesimpulan yaitu:
1) Berdasarkan pengujian kuat tekan,
bottom ash dapat dimanfaatkan sebagai
pengganti semen pada batako. Besar
prosentase bottom ash yang dapat
dimanfaatkan berkisar antara 5%-55%
270
DAFTAR PUSTAKA
Coal Bottom Ash/ Boiler Slag-Material Description,
2000
271