Anda di halaman 1dari 9

Makalah

Pengindraan Jauh Gelombang Mikro

Oleh
KINTANTYA QURRATA A
C552150061

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KELAUTAN


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Penginderaan jauh gelombang mikro adalah penginderaan jauh dengan
menggunakan tenaga alami dengan menggunakan gelombang mikro yaitu;
rentang dari 1.000 m (1mm) sampai dengan 100cm. Meskipun rentang
gelombang mikro luas, tetapi dimanfaatkan untuk penginderaan jauh sistem ini
menggunakan panjang gelombang dengan 1mm 30cm.
Pantulan tenaga dengan rentang tersebut tidak sesuai dengan kepekaan
mata manusia yang kepekaanya pada spektrum tampak, sehingga antara tenaga
dengan objek terjadi interaksi, manusia tidak mampu melihat objek tersebut.
Spektrum gelombang mikro yang digunakan sistem gelombang mikro juga
digunakan oleh sistem radar. Radar merupakan singkatan dari Radio Detection
and Ranging artinya menentukan jarak objek berdasarkan gelombang radio.
Penginderaan

jauh

sistem

radar

yaitu

penginderaan

jauh

yang

menggunakan spektrum gelombang mikro, sedangkan tenaga yang diperoleh


dibangkitkan oleh sensor (buatan). Susanto (1986) menyatakan tenaga ini
merupakan tenaga pulsa berkekuatan tinggi yang dipancarkan dalam waktu yang
relatif pendek yaitu sekitar 10-6/detik. Tenaga yang dipancarkan pada objek
dipantulkan kembali, sehingga mencatat waktu-waktu dipancarkan sampai
kembali ke sensor. Hasil dari radar dapat berupa data citra dan non citra.
Satuan-satuan radar tersebut lebih banyak terkonsentrasi di wilayah
Indonesia bagian barat. Sedangkan di bagian timur Indonesia masih banyak
daerah-daerah yang belum terlindungi dengan radar, sehingga sering terjadi
pelanggaran kedaulatan udara di wilayar tersebut. Dilain pihak, untuk
mengadakan satu site radar baru diperlukan dana yang cukup besar. Dengan
kondisi di atas, perlu dicarikan solusi alternatif untuk mengatasinya. Tentunya
dengan memprerhatikan segala aspek, termasuk dari segi pendanaan. Alternatif
yang memungkinkan, yaitu dengan menggunakan passive radar.
Komunikasi seluler sendiri, sekarang ini sedang berkembang pesat di
Indonesia. Dengan latarbelakang inilah,dilakukan penelitian untuk menganilisis
kemungkinan pemanfaatan teknologi GSM sebagai passive radar. Pemanfaatan

teknologi seluler sebagai passive radar ini lebih dikenal dengan sebutan cellular
radar.
1.2.Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengetahui pengertian penginderaan jauh.


Untuk mengetahui kegunaan gelombang mikro.
Untuk prinsip kerja radar.
Untuk mengetahui Passive radar
Untuk mengetahui Cellular radar
Mengetahui penggunaan cellular radar ini, untuk kebutuhan TNI AU untuk
covering daerah-daerah yang belum ada radarnya.

PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Penginderaan Jauh


Penginderaan jauh adalah ilmu atau seni untuk memperoleh informasi

tentang objek, daerah atau gejala, dengan jalan menganalisis data yang diperoleh
dengan menggunakan alat, tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau
gejala yang akan dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1990).

2.2

Alat Penginderaan Jauh


Untuk melakukan penginderaan jarak jauh diperlukan alat sensor, alat

pengolah data dan alat-alat lainnya sebagai pendukung. Oleh karena sensor tidak
ditempatkan pada objek, maka perlu adanya wahana atau alat sebagai tempat
untuk meletakkan sensor. Wahana tersebut dapat berupa balon udara, pesawat
terbang, satelit atau wahana lainnya. Antara sensor, wahana, dan citra diharapkan
selalu berkaitan, karena hal itu akan menentukan skala citra yang dihasilkan.

Wahana Penginderaan Jauh (Lindgren, 1985)


2.3

Prinsip Kerja Radar


Radar (Radio And Detecting ranging), merupakan peralatan elektronik

yang dapat mendeteksi posisi suatu obyek (target) di udara. Radar banyak
digunakan di kalangan militer untuk keperluan pertahanan udara. Selain itu,
pemanfaatan radar dapat ditemui dibandara-bandara sebagai alat monitoring ATC
(Air Traffic Controller)

Prinsip kerja radar secara sederhana, komponen radar bagian transmitter


yang memproduksi pulsa-pulsa untuk diradiasikan ke ruang bebas. Pulsa yang
mengenai target, kemudian menghasilkan echo dipantulkan kembali ke Radar.
Dengan antenna penerima yang sangat sensitive, receiver radar menerima sinyal
echo selanjutnya sinyal tersebut diolah untuk mengidentifikasi target. Hasil
identifikasi target berupa jarak target terhadap radar, ketinggian target bahkan
dengan signal processing modern dapat diketahui jenis dari target tersebut.

Gambar 1 :Prinsip kerja Radar

2.4

Passive Radar
Passive radar merupakan salah satu teknologi Radar yang memanfaatkan

iluminasi GEM dari sumber lain untuk mendeteksi target. Teknologi ini
memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada, ditambahkan dengan sistem
penerima sinyal yang mempunyai algorithma untuk mengolah sinyal echo dari
sumber tersebut menjadi informasi target. Pendeteksian target passive radar
menggunakan

prinsip

Passive

Coherent

Location.

Contohnya,

dengan

memanfaatkan sinyal FM, sinyal VHF televisi dan sinyal seluler. Passive
Coherent Location Proses penentuan lokasi suatu target dengan sistem ini Passive
Coherent Location dapat digambarkan sebagai berikut :Gambar 2 : Proses deteksi
target dengan passive coherent location Receiver dibuat secara khusus untuk
mendeteksi sinyal echo dari target. Selanjutnya sinyal tersebut diolah untuk
menentukan posisi dari target.

Gambar 2 : Proses deteksi target dengan passive coherent location

2.5

Cellular Radar
Passive radar yang menggunakan sinyal seluler dikenal dengan sebutan

cellular radar. Dengan teknologi seluler, passive radar dimungkinkan untuk


mendeteksi target yang berada di tempat jauh dan bergerak cepat secara real time
dengan biaya yang relatif murah. Cellular radar ini, berlaku sebagai sebuah sistem
radar yang mampu mendeteksi dan memproses data dengan cepat. Sedangkan
sebagai sistem seluler, mempunyai coverage yang luas. Bagian pertama dari
identifikasi target adalah pendeteksian oleh sejumlah receiver yang memproses
secara digital sinyal echo dari target. Yang ke dua, yaitu sistem seluler mendeteksi
target dengan melakukan pengolahan dan pengkombinasikan sinyal-sinyal echo
tersebut. Sinyal-sinyal tersebut diolah oleh sebuah jaringa yang mengakomodir
BTS-BTS penerima sinyal. Di Indonesia, teknologi seluler sudah digunakan
secara luas. BTS-BTS seluer tersebut sudah menjangkau daerah-daerah pelosok
yang tidak dilingkupi oleh sistem radar TNI-AU. Dengan alasan tersebut,
digunakanlah teknologi seluler untuk dikembangkan sebagai cellular Radar.
Semianalaitik dari teori passive radar dengan memanfaatkan teknologi
seluler ini memakai asumsi antenna yang digunakan adalah isotropis. Walaupun
dalam kenyataan tidak mungkin membuat antenna isotropis, tapi dalam hal ini
penggunaan

antenna

danperhitungan.

isotropis

bertujuan

untuk

memudahkan

analisis

CELLULAR RADAR DENGAN TEKNOLOGI WCDMA


Definisi deteksi pada sistem Radar maupun sistem komunikasi seluler
telah ditetapkan. Kedua pendefinisian tersebut penting untuk mendefinisikan
deteksi cellular radar-WCDMA. Pada sistem cellular radar, sistem seluler harus
sinkron secara sempurna dengan prosedur penggabungan PN, sebelum
menentukan apakah sinyal masuk dalam threshold level atau tidak. Untuk itu,
definisi dari deteksi cellular radar berdasar teknologi WCDMA ditetapkan sebagai
berikut:

sebuah

sinyal

terdeteksi

apabila

sinkronisasi

penggabungan PN dan kuat sinyal berada dalam threshold level.

sempurna

pada

KESIMPULAN
Secara teoritis teknologi seluler dapat dimanfaatkan sebagai passive radar
atau dikenal dengan sebutan cellular radar. Dengan teknologi selulser WCDMA
deteksi pada cellular radar sudah didefinisikan sebagai gabungan antara deteksi
pada seluler dan deteksi pada Radar, yaitu sinkronisasi sempurna pada
penggabungan PN dan kuat sinyal berada dalam threshold level . Tulisan ini dapat
menjadi dasar untuk dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan
teknologi seluler sebagai passive radar. Dan dengan memanfaatkan infrastruktur
yang sudah ada, tidak menutup kemungkinan memanfaatkan teknologi cellular
radar ini, sebagai teknologi alternatif guna memenuhi tuntutan kebutuhan TNI
AU.

DAFTAR PUSTAKA
Lillesand, Kiefer, Penginderaan jauh dan Interpretasi Citra, Gajah Mada
University Press, 1990.
Lindgren, D.T., Land use Planning and Remote Sensing, Doldrecht: Martinus
Nijhoff Publisher, 1985.
Mabes TNI AU, Doktrin TNI AU Swa Bhuwana Paksa, Jakarta, 2007.
Sahr John D. 2001. An investigation of a distributed passive radar system.
Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh, Jilid 1 dan 2. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta:

Anda mungkin juga menyukai