Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH DASAR-DASAR PENGINDRAAN JAUH

RADIO DETECTION ANG RANGING ( RADAR )

OLEH :

RIWAN AULIA
I1F119008

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI


FAKUTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penginderaan jauh adalah ilmu yang mempelajari tentang perolehan data,


pemrosesan dan interpretasi data yang merekam interaksi antara energi
elektromagnetik dengan suatu obyek. Radar bekerja dengan menggunakan
gelombang radio yang dipantukan dari permukaan objek. Radar menghasilkan
sinyal energi elektromagnetik yang difokuskan oleh antenna dan ditransmisikan ke
atmosfer. Benda yang berada dalam alur sinyal elektromagnetik ini yang disebut
objek, menyebarkan energi elektrom agnetik tersebut. Sebagian dari energi
elektromagnetik tersebut disebarkan kembali ke arah radar. Antena penerima yang
biasanya juga antenna pemancar menangkap sebaran balik tersebut dan
memasukkannya ke alat yang disebut receiver
Dalam perkembangan system radar, sejumlah metoda telah digunakan untuk
mengembangkan pengolahan sinyal dan deteksi radar. Masalah utama dalam
proses deteksi sasaran oleh radar adalah melokalisasi sinyal pantulan yang sangat
lemah sehingga kemampuan deteksinya menjadi rendah. Kinerja radar dapat
ditingkatkan dengan menaikkan Signal to Noise Ratio (SNR) pada penerima radar.
Dalam makalah ini akan diuraikan algoritma untuk mengekstraksi dan melokalisasi
pulsa Radio Frequency (RF) radar berbasis wavelet. Kinerja algoritma ditunjukkan
kemampuannya ditinjau dari parameter SNR dan waktu komputasi dibandingkan
dengan mengunakan matched filter.
Berdasarkan jurnal Analisa Penggunaan Sinyal Radar Bentuk Pulsa dan
Gelombang Kontinyu untuk Target Bergerak dengan Model Clutter Terdistribusi
Rayleigh menunjukan hasil simulasi dari kedua jenis sinyal bahwa pada model clutter
terdistribusi Rayleigh, radar CW mempunyai kemampuan deteksi yang lebih baik pada
kecepatan target yang lebih tinggi, karena mampu mendeteksi target dengan
kecepatan 20-60 knots. Sedangkan radar pulsa mempunyai kemampuan deteksi yang
lebih baik pada kecepatan target rendah yaitu pada kecepatan 15-55 knots. Untuk
Probabilitas deteksi minimum 90%, Radar CW mempunyai ketahanan yang lebih baik
terhadap noise daripada radar pulsa karena kemampuan radar pulsa terbatas pada
nilai SNR 20 dB. Sedangkan radar CW mampu mendeteksi target dengan baik sampai
SNR bernilai 15 dB. Sedangkan untuk deteksi terhadap kecepatan target, radar CW
mempunyai hasil yang lebih akurat daripada radar pulsa.

Oleh karena itu di perlukan suatu pengkajian untuk mengetahui lebih jelas
mengenai klasifikasi ataumengindentifikasi salat\h satu alat pengelolah f\data yakni
Radio Derectin and Ranging ( RADAR )

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan pengertian Radio Detection and Ranging ( RADAR )!
2. Jelaskan fungsi Radio Detection and Ranging ( RADAR )!
3. Klasifikasikan Radio Ditection Finder (RDF)!

4.Bagaimana Sistematika penerimaan informasi radar terhadap sinyal echo akan


dideteksi dengan Correlator dan beberapa NBF (Narrow Band Filter)!

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Radio Detection and Ranging ( RADAR ).


2. Untuk mengetahui fungsi Radio Detection and Ranging ( RADAR ).
3. Untuk mengetahui Klasifikasi Radio Ditection Finder (RDF).
4. Untuk mengetahui Sistematika penerimaan informasi radar terhadap sinyal echo
akan dideteksi dengan Correlator dan beberapa NBF (Narrow Band Filter).

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Radar Berdasarkan beberapa ahli

Keterbatasan pandangan dalam mendeteksi keberadaan objek sebagai


akibat dari keterbatasan jarak pandang, kondisi cahaya maupun penghalang menjadi
permasalahan pada aplikasi kontrol dan monitoring. Penggunaan radar menjadi salah
satu solusi untuk mengatasi kondisi tersebut. Radar singkatan dari Radio Detection
and Ranging adalah perangkat yang berfungsi untuk menentukan jarak, arah, atau
kecepatan dari objek bergerak dan tetap (Rustamaji & Djaelani, 2012). Rada r
dapat digunakan pada aplikasi pemetaan dan eksplorasi objek pada ruang yang tidak
diketahui. Penggunaan radar juga dapat membantu navigasi objek bergerak
(Hedgire & Killarikar, 2017). Implementasi radar dapat memanfaatkan prinsip
pancaran dan pantulan gelombang elektromagnetik atau gelombang suara pada level
energi dan selang waktu tertentu. Dengan melakukan penerapan komputasi
matematis, akan diperoleh sebuah gambaran visual representasi dari objek yang
sedang diobservasi.
Pada penelitian (Bergeon, Hadda, Krivanek, Motsch, & Stefek, 2015),
diimplementasikan sebuah sistem pemetaan 3 dimensi untuk navigasi pada
ruangan menggunakan kamera sebagai detektornya. Namun resource yang digunakan
masih cukup besar yaitu penggunaan PC dan kamera kinect Xbox sebagai pengolah
data. Penggunaan radar sebagai detektor keberadaan objek yang berada didalam
tanah sangat membantu efisiensi dan efektifitas dalam memperkirakan lokasi objek
seperti yang dilaporkan pada penelitian (Amir, 2015) (Hemeda, 2012) (Amir, 2013).
Pada penelitan tersebut, radar berbasis gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan oleh antena ke dalam tanah yang kemudian mendeteksi gelombang
pantulan dengan level yang berbeda sesuai dengan sifat homogen tanah. Radar ini
mampu mengidentifikasi objek dimana terdapat penghalang antara radar dan objek
yang dideteksi, namun membutuhkan material dan komputasi yang kompleks. Oleh
karena itu, diperlukan sistem radar dengan material serta komputasi sederhana
sebagai alternatif yang dapat mendeteksi keberadaan objek pada kondisi tanpa
penghalang. Beberapa sensor yang dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi keberadaan
objek antara lain sensor ultrasonik dan infra merah. Pembuatan radar berbasis
ultrasonik sebagai komponen detektor telah dilaporkan pada penelitian (Paulet,
Salceanu, & Neacsu, 2016) dan (Tedeschi, Calcaterra, & Benedetto, 2017).
Pada peneltian tersebut dibuat radar digital berbasis ultrasonik terintegrasi dengan
motor untuk memindai objek yang kemudian ditampilkan pada layar LCD dan mobile
phone. Namun sistem radar ini tidak dapat digunakan untuk memindai kedalaman
atau ketinggian objek karena hanya menggunakan satu buah sensor ultrasonik. Hal
yang sama juga dilaporkan pada penelitian implementasi sensor ultrasonik sebagai
pemindai objek untuk aplikasi radar (Jain, Thakrani, Mukhija, Anand, & Sharma,
2017) dan (Latha, Murthy, & Kumar, 2016). Pada penelitian ini sistem radar
hanya mampu mendeteksi benda dari satu sisi. Pada penelitian oleh (Ramadhan,
2012), membuat detektor objek menggunakan sensor infra merah Sharp
GP2Y0A21 yang dapat memindai objek dari satu sisi. Simulasi penggunaan
ultrasonik sebagai sistem radar dilakukan oleh (R.S.Agarwal, Kumar,
V.Thirumala, & Kumar, 2017), namun sistem yang dibuat belum dilengkapi motor
sehingga tidak dapat melakukan pemindaian secara dinamis.

2.2 Fungsi radar

Ketika menggunakan radar, tentunya memiliki fungsi yang ingin dicapai dari tiga
hal di bawah ini:

1. Mendeteksi kehadiran sebuah objek dari jarak jauh. Umumnya objek tersebut
bergerak, seperti pesawat terbang. Tapi radar juga bisa digunakan mendeteksi
objek-objek yang terkubur di dalam tanah. Dalam beberapa kasus, radar bisa
mengenali tipe pesawat yang dideteksinya.

2. Mendeteksi kecepatan sebuah objek


3. Memetakan sesuatu, misalnya orbit satelit dan pesawat ruang angkasa.
Resolusi radar diartikan dengan kemampuan radar untuk memvisualisasikan
suatu objek dengan benar yaitu bisa membedakan objek yang letaknya berdekatan.
Resolusi radar yang digambarkan pada bentuk sel-sel resolusi pada sistem radar ini
tergantung pada dua parameter yaitu panjang pulsa dan lebar sorot antena. Panjang
pulsa atau disebut juga durasi pulsa radar ditentukan oleh lamanya antena melepas
atau memancarkan gelombang elektromagnetik. Resolusi radar terbagi atas 2 bagian
menurut arahnya, yaitu:
- Resolusi Searah Lintasan (Azimuth Resolution)
- Resolusi Melintang Lintasan (Range Resolution)
Untuk pencitraan bumi sendiri, dibagi menjadi dua, yaitu pencitraan
menggunakan sensor optik dan pencitraan dengan menggunakan sensor radar.
Namun, pencitraan optik lebih sering digunakan dibandingkan dengan sensor radar.
Sedangkan ketika pencitraan menggunakan sensor radar terdapat beberapa kelebihan
yang tidak dimiliki oleh sensor optik. Kelebihan tersebut diantaranya adalah :
- Sensor radar dapat beroperasi baik siang maupun malam. Karena sensor SAR
bersifat aktif (memiliki sumber gelombang sendiri) maka sensor dapat
dioperasikan baik siang maupun malam.
- Sensor radar dapat menembus awan. Spektrum gelombang yang digunakan oleh
sensor SAR secara umum dapat menembus awan, sehingga observasi suatu daerah
tidak terganggu oleh adanya awan di atmosfer daerah tersebut
- Saat beroperasi, sensor radar melihat ke sisi kanan sementara sensor optik biasanya
terpasang melihat tegak lurus ke bawah.

2.3 Radio Direction Finder (RDF)


Pada saat ini teknologi radio detection and ranging (radar) yang digunakan
untuk mendeteksi dan melacak (detect and track) obyek-obyek di udara dan di darat,
berkembang sangat pesat. Salah satu jenis radar, yaitu passive radar dikembangkan
untuk memungkinkan air traffic controller dan militer secara lebih akurat mendeteksi
pesawat terbang pada jarak dekat hingga menengah .

Pada sistem passive radar terdapat satu bagian atau elemen, yaitu radio
direction finder (RDF) yang berfungsi untuk mengetahui sudut arah suatu obyek atau
pemancar. RDF bekerja dengan cara mendeteksi pancaran (illumination) gelombang
radio yang dipancarkan dari suatu obyek atau pemancar, yang bekerja pada high
frequency (HF) hingga ultra high frequency (UHF) band. Masalah-masalah dasar RDF
yang terjadi pada HF band, seperti instrumen yang digunakan, propagasi gelombang,
pembacaan bearing yang diperoleh, telah diteliti oleh .
Pentingnya pengembangan RDF sebagai elemen passive radar, antara lain
karena: masih banyak instansi militer ataupun komersial mengoperasikan AM
transmitter pada HF band yang dapat digunakan sebagai sumber illuminator, dan
juga jenis radar seperti over the horizon radar (OTHR) dan radar untuk remote
sensing di lautan, beroperasi pada HF band . Kerumitan dan kerahasian teknologi
RDF hanya dikuasai oleh pabrikan tertentu seperti , dengan biaya produksi yang
mahal. Sumber daya untuk penelitian dan penguasaan teknologi mengenai RDF di
dalam negeri, masih sangat terbatas passive radar, terdiri dari antena terima, RDF,
signal processing, controller, dan display sudut arah. Passive radar berfungsi untuk
menentukan posisi dan arah suatu obyek, berdasarkan pancaran gelombang radio
dari obyek tersebut.
Pada tulisan ini, dibahas desain dan realisasi RDF sebagai elemen dari passive
radar, yang berfungsi untuk menentukan sudut arah obyek atau pemancar radio
gelombang AM pada HF band. Dengan metodologi, berupa:
1. Desain dan realisasi RDF yang dapat berfungsi untuk menentukan sudut arah
obyek atau pemancar radio gelombang AM pada HF band, meliputi tahapan:
 desain dan realisasi antena terima, untuk menangkap gelombang radio pada
HF band,
 desain dan realisasi rangkaian tuning pada HF band,
 desain dan realisasi rangkaian detektor AM, dan
 desain penguat audio.
2. Pengujian RDF untuk menentukan sudut arah dari suatu obyek atau pemancar radio
gelombang AM pada HF band, meliputi:
 pengujian di dalam ruangan (laboratorium), dan
 pengujian di lapangan.
Spesifikasi dari rangkaian RDF, yaitu:

1. Antena terima, berupa antena dipole λ/8 dan antena


yagi 5 elemen dengan polarisasi horisontal,
2. Rangkaian tuning bekerja pada daerah HF band atau frekuensi 3 s.d 30 MHz,
3. Detektor AM berupa jenis detektor energi,
4. Display level sinyal informasi menggunakan S meter, dan loudspeaker untuk
mendengarkan suaranya,
5. Level sinyal diplot secara manual pada diagram polar,
6. RDF dapat mendeteksi sudut arah pada bidang horisontal suatu obyek atau
pemancar radio.

2.4 Sistematika penerimaan informasi radar terhadap sinyal echo akan dideteksi dengan
Correlator dan beberapa NBF (Narrow Band Filter)

Radar dengan sinyal bentuk pulsa dapat didefinisikan dengan beberapa


parameter sebagai berikut:
 Frekuensi carrier, yang dapat bervariasi yang bergantung pada kebutuhan
desain dan misi sebuah Radar.
 Lebar pulsa, yang berkaitan dengan bandwidth dan menentukan besarnya
range resolution.
 Teknik modulasi yang berbeda, yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuan Radar.
 PRF (Pulse Repetition Frequency) yang erat kaitannya dengan daya transmit
dan range ambiguities.
Radar dengan bentuk sinyal berupa gelombang kontinyu mempunyai prinsip
kerja yaitu transmitter memancarkan gelombang dengan frekuensi f0 secara terus-
menerus, sehingga radar jenis ini harus menggunakan antenna transmitter dan
receiver yang berbeda. Oleh isolator, gelombang kontinyu tersebut diteruskan ke
antena dan sebagian kecil gelombangnya bocor menuju detektor. Gelombang dengan
frekuensi f0 tersebut akan dimodulasi dengan frekuensi carrier fc untuk dipancarkan.
Kemudian apabila di udara bebas ada target yang bergerak dan mempunyai kecepatan
relatif terhadap Radar ditangkap oleh gelombang tersebut, maka target akan
memantulkan gelombang echo dengan pergeseran frekuensi fd sesuai dengan Azas
Doppler.
Gelombang echo tersebut akan diterima oleh antenna receiver. Kemudian
gelombang echo tersebut diteruskan ke isolator untuk menuju ke detektor. Oleh
detektor, gelombang echo digabung dengan sinyal referensi untuk mendapatkan fd.
Gelombang dengan frekuensi fd kemudian diteruskan dan akan terdeteksi oleh
radar.Pada bagian II, akan dibahas mengenai proses pemodelan sistem dan
simulasi. Sedangkan bagian III berisi tentang pengambilan data hasil simulasi yang
kemudian akan dianalisa seberapa besar pengaruh perubahan kecepatan target dan
SNR terhadap kemampuan deteksi radar, baik bentuk sinyal pulsa maupun
gelombang kontinyu.
Clutter akan dimodelkan menurut distribusi Rayleigh. Sedangkan sinyal akan
diganggu dengan noise ideal yang bersifat AWGN (Additive White Gaussian Noise).
Setelah diterima kembali oleh radar, sinyal echo akan dideteksi dengan Correlator
dan beberapa NBF (Narrow Band Filter) untuk mendeteksi keberadaan target.

1.Pemodelan Sinyal Transmisi Radar


Pada transmitter, dibangkitkan kedua sinyal bentuk pulsa dan gelombang
kontinyu dengan frekuensi operasinya. Kemudian, sinyal tersebut dimodulasi
dengan frekuensi carriernya. Modulasi sinyal Radar untuk kedua bentuk sinyal
radar dapat dilihat pada gambar 2.

2.Pemodelan Sinyal Echo Target


Pengertian target secara spesifik, yaitu merupakan suatu objek dari pencarian
dan tracking Radar. Lebih luas lagi, target juga mempunyai definisi yaitu
merupakan suatu objek khusus atau spesifik yang dapat memantulkan energi
sinyal kembali ke Radar. Sebuah Radar mempunyai target berbeda-beda,
tergantung dari jenis Radarnya. Misalnya pada Radar Cuaca (Weather Radar),
awan menjadi target, sedangkan bagi Radar Surveillance, awan dan kondisi cuaca
lainnya dianggap sebagai clutter
3. Pemodelan sinyal echo ciutter
Selain dari target, sinyal echo yang kembali ke Radar juga merupakan hasil
pantulan dari clutter. Clutter merupakan kondisi lingkungan maupun objek selain
target yang posisinya berada di sekitar target dan dapat memantulkan sinyal Radar
sehingga dapat menimbulkan gangguan deteksi penyebaran ceutter yang
akcak,akan mengganggu karena sifat clutter yang mirip dengan noise dimana
mempunyai fase dan amplitudo yang tidak tentu. Dalam banyak kejadian, level sinyal
clutter lebih besar daripada noise.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Salah satu pengertian RADAR yang dikemukakkan oleh ahli di antaranya:


Keterbatasan pandangan dalam mendeteksi keberadaan objek sebagai akibat dari
keterbatasan jarak pandang, kondisi cahaya maupun penghalang menjadi permasalahan
pada aplikasi kontrol dan monitoring. Penggunaan radar menjadi salah satu solusi untuk
mengatasi kondisi tersebut. Radar singkatan dari Radio Detection and Ranging adalah
perangkat yang berfungsi untuk menentukan jarak, arah, atau kecepatan dari objek
bergerak dan tetap (Rustamaji & Djaelani, 2012).

Radar memiliki fungsi yang ingin dicapai dari tiga hal di bawah ini: Mendeteksi
kehadiran sebuah objek dari jarak jauh.Dan mendeteksi kecepatan sebuah objek.
Serta memetakan sesuatu, misalnya orbit satelit dan pesawat ruang angkasa.

Pada sistem passive radar terdapat satu bagian atau elemen, yaitu radio direction
finder (RDF) yang berfungsi untuk mengetahui sudut arah suatu obyek atau
pemancar. RDF bekerja dengan cara mendeteksi pancaran (illumination) gelombang
radio yang dipancarkan dari suatu obyek atau pemancar, yang bekerja pada high
frequency (HF) hingga ultra high frequency (UHF) band.

Radar dengan bentuk sinyal berupa gelombang kontinyu mempunyai prinsip


kerja yaitu transmitter memancarkan gelombang dengan frekuensi f0 secara terus-
menerus, sehingga radar jenis ini harus menggunakan antenna transmitter dan
receiver yang berbeda. Oleh isolator, gelombang kontinyu tersebut diteruskan ke
antena dan sebagian kecil gelombangnya bocor menuju detektor. Gelombang dengan
frekuensi f0 tersebut akan dimodulasi dengan frekuensi carrier fc untuk dipancarkan.
Kemudian apabila di udara bebas ada target yang bergerak dan mempunyai kecepatan
relatif terhadap Radar ditangkap oleh gelombang tersebut, maka target akan
memantulkan gelombang echo dengan pergeseran frekuensi fd sesuai dengan Azas
Doppler.

3.2 Saran
Agar setiap mahasiswa dan juga kalangan pembaca lebih seing membaca
berbagai sering membaca berbagai literaur mrngrnai system pengindraan jarak jauh,
karena masih banyak hal-hal yang perlu di ketahui mengenai system pengindraan jarak
jauh tersebut terlebih padasistem pengelotah data citra satelit.
DAFTAR PUSTAKA

Gustomo F,.Suwardi,2013,Analisa Penggunaan Sinyal Radar Bentuk Pulsa dan


Gelombang Kontinyu untuk Target Bergerak dengan Model Clutter Terdistribusi
,Purwarupa Radar Rayleigh,JURNAL TEKNIK POMIST, No 2(2).
Prasetyo,Arwin D.W.S.,2009,Peningkatan Kinerja Radar dengan mengunakan
Pendekatan Wavelet,CITEE,

Renaldi L.,dkk.,2018sebagai Pendeteksi Benda Diam menggunakan


Ultrasonik,ELKOMIKA, No.3(6).
Rustamaji.,dkk.,2019,Radio Direction Finder pada HF Band sebagai Elemen dari
Passive Radar,ELKA,No 2(11).

Anda mungkin juga menyukai