Anda di halaman 1dari 12

Vitreous

BAB I
PENDAHULUAN

Korpus vitreous mengisi rongga di dalam bola mata yang peranannya cukup penting
untuk mempertahankan bola mata agar tetap bulat, selain itu juga mempunyai peranan
dalam meneruskan sinar dari lensa ke retina. Korpus vitreous menempati sekitar 80% dari
volume bola mata yaitu sekitar 4 ml dengan berat 4 g dan berat jenis 1,0053-1,0089. Pada
bagian anterior korpus vitreus berbatasan dengan korpus ciliaris, zonula,dan lensa,
sedangkan pada bagian posterior berbatasan dengan retina.1,2,3
Pemeriksaan korpus vitreous dilakukan dengan pemeriksaan slitlamp. Lensa kontak
sebagai alat bantu pemeriksaan corpus vitreum, ultrasonografi, pemeriksaan faal elektrik. 2,3
Korpus vitreous sering mengalami kelainan-kelainan berupa kekeruhan badan kaca,
mencairnya badan kaca dan juga bisa terjadi pemisahan antara badan kaca di jaringan
sekitarnya.2

Gambar Korpus Vitreous

BAB II

SMF Ilmu Penyakit Mata RSUPM

Vitreous

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. ANATOMI KORPUS VITREUS
Korpus vitreus atau badan kaca merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang
terletak antara lensa dengan retina. Korpus vitreus adalah bahan gelatin yang jernih dan
avaskuler yang membentuk dua pertiga dari volume dan berat mata. 1,2,3
Korpus vitreus suatu struktur tidak berwarna, merupakan gel transparan yang
mengisi suatu kavitas yang disebut kavitas vitreus. Korpus vitreus mempunyai bentuk
hampir spheris, kecuali bagian anterior yang mempunyai bentuk konkaf karena adanya
lensa kristalina. Korpus vitreus merupakan gel transparan, tapi

transparannya tidak

homogenous. Korpus vitreus dibagi dalam dua bagian yaitu Bagian paling luar dari korpus
vitreus (atau Hyaloid), disebut kortex yang dibagi dalam kortex anterior dan kortex
posterior dan bagian dalam yang disebut nukleus.4,5

Kortex vitreus
Kortex vitreus berbatasan dengan retina pada bagian posterior dan mempunyai
Densitas fibril kolagen lebih besar pada bagian perifer. Kondensasi dari fibril kolagen ini
akan membentuk suatu membrane anatomik palsu yang disebut membrane hyaloids anterior
(terletak pada anterior dari ora serrata) dan membrane hyaloids posterior (terletak pada
bagian posterior dari ora serrata). Pada daerah antara vitreus anterior dan kapsul lensa
posterior terdapat suatu daerah yang disebut Bergers space atau disebut juga ruang
retrolental erggelet. Perlekatan kuat antara membrane hyaloid anterior dengan kapsula lensa
posterior membentuk suatu ligament yang disebut Weigerts ligament atau juga dikenal
sebagai Eggers line (hyaloideo-capsular ligament). Suatu ruangan didaerah prepapilary
yang terdapat pada bagian posterior korpus vitreus,dekat permukaan diskus optik disebut
Mortegiani space.4,5

SMF Ilmu Penyakit Mata RSUPM

Vitreous

Suatu bagian dari vitreous sekitar 2 sampai 3 mm anterior dari ora serrata, dimana
tempat ini merupakan tempat perlekatan paling kuat dari vitreus dan memiliki ketebalan
bebarapa millimeter. Daerah ini disebut Vitreus base. Vitreous base ini juga disusun oleh
fibril kolagen yang padat.4,5

Gambar Korpus Vitreous

Nukleus
Nukleus merupakan bagian dari korpus vitreus yang kepadatan densitasnya kurang
(tidak sepadat kortex) sehingga membentuk struktur gel yang disebut sebagai true
biological gel. Hyaloid canal

yang berjalan dari discus optic (area Martegiani)

ke

posterior pole dari lensa dapat dilihat pada nukleus korpus vitreus . Disekitar area
Martegiani, lebar kanal sekitar 1-2 mm dan diarea fossa patellaris yaitu sekitar 4-5 mm.
Pada fetus dibelakang dari Cloquets canal berjalan arteri hyaloids, dan arteri ini akan
menghilang 6 minggu sebelum lahir dan hyaloids canal terisi oleh cairan 4,5
Neurovascularisasi

SMF Ilmu Penyakit Mata RSUPM

Vitreous

Korpus vitreus tidak memiliki pembuluh darah dan serabut saraf, sehingga meskipun
pathogen telah berlangsung multipel, tidak akan mengganggu untuk waktu yang relatif
lama sebelum akhirnya muncul suatu respon immune dari struktur didekatnya.4,5

Gambar Korpus Vitreous

2.2.FISIOLOGI KORPUS VITREUS

SMF Ilmu Penyakit Mata RSUPM

Vitreous

Sesungguhnya fungsi badan kaca sama dengan fungsi cairan mata, yaitu
mempertahankan bola mata agar tetap bulat. Terdapat beberapa fungsi dari korpus vitreus
yaitu 2,4,5

Membantu fungsi dari retina dan meningkatkan fungsi dari kavitas korpus vitreus.

Sebagai barrier difusi antara segment anterior dan segment posterior bola mata

Berfungsi sebagai buffer metabolik

Menstabilkan perjalanan cahaya (media refrakta)

1.Membantu fungsi dari retina dan meningkatkan fungsi dari kavitas korpus vitreus
Pada suatu kondisi normal, korpus vitreus dapat memproteksi retina dari berbagai
gangguan. Suatu korpus vitreus yang mana mengisi bagian dalam kavitas korpus vitreus
dapat menahan atau mencegah meluasnya suatu retinal detachment. Diduga bahwa korpus
vitreus dapat juga menyerap kekuatan eksternal yang mengenai bola mata dan juga
mengurangi kerusakan mekanik terhadap bola mata, misalnya saat terjadi trauma. Korpus
vitreus yang intak juga dapat membantu lensa selama trauma terhadap kerusakan yang lebih
parah.
2.Sebagai barier antara segment anterior dan posterior bola mata
Korpus vitreus yang mencegah pemberian obat topikal untuk mencapai retina dan
nervus optik dengan konsentrasi yang significant. Pemberian antibiotik dari aliran darah ke
pusat korpus vitreus juga dihalangi oleh vitreus normal.
3.Berfungsi sebagai buffer metabolic
Substansi yang ada dalam retina atau yang juga diproduksi oleh retina dapat berdifusi
masuk ke korpus vitreus. Glukosa dan glikogen pada korpus vitreus dapat merupakan
supplement untuk metabolism retina.
4.Media refrakta

SMF Ilmu Penyakit Mata RSUPM

Vitreous

Fungsi fisiologis normal dari korpus vitreus sebagai media refrakta disebabkan oleh
sifatnya yang transparan, sehingga cahaya yang visible light dapat sampai ke retina. Fungsi
yang penting dari korpus vitreus adalah bagaimana ia dapat menjaga transparansinya

2.3 PEMERIKSAAN KORPUS VITREUM


Pemeriksaan dengan Slit Lamp.2,4,6

Slit lamp ( biomikroskop ) adalah suatu mikroskop dengan sistem iluminasi tertentu
dapat membuat cairan yang tembus pandang / hampir tembus pandang menjadi dapat
terlihat. Untuk badan kaca anterior dapat dipakai slit lamp biasa, sedang untuk yang
lebih dalam harus dipakai slit lamp yang biomikroskop.
Korpus vitreus normal tidak dapat dilihat dengan oftalmoskopi langsung atau tidak
langsung. Berbagai gambaran yang terlihat secara oftalmoskopi adalah anomalianomali yang disebabkan oleh perubahan-perubahan struktural atau adanya unsur-unsur
invasif.
Korpus vitreus normal insitu dan banyak anomali penting ( misal, refraksi,
kondensasi dan penciutan corpus vitreum yang khas untuk diabetes atau cedera), hanya
dapat dilihat dengan slit lamp.

Lensa kontak sebagai alat bantu pemeriksaan korpus vitreus.2,4,6


Korpus vitreus sentral anterior adalah satu-satunya bagian dari bagian dalam mata

( di belakang lensa ) yang hanya dapat dilihat dengan slit lamp saja. Untuk melihat
bagian-bagian lain dimata pasien harus diletakkan lensa kontak khusus.

1. untuk memodifikasi kekuatan lensa humor aquous dan lensa-lensa ( kristalin )


memfokuskan cahaya, dan

SMF Ilmu Penyakit Mata RSUPM

Vitreous

2. untuk memperluas rentang sudut berkas pencahayaan slit lamp yang terbatas dalam
hubungannya dengan sumbu penglihatan bola mata.
Digunakan lensa kontak yang relatif tipis dengan permukaan depan yang datar untuk
menetralisir sifat membelokkan cahaya oleh mata sehingga jaringan pada dan di dekat
sumbu penglihatan mata, diskus optikus, koroid dan retina posterior dan corpus vitreum
aksial dapat diterangi secara detil tiga dimensi.
Ultrasonografi.2,4,6
Ultrasonografi memberi gambaran anatomik dan topografik jaringan intraokuler.
Merupakan suatu alat yang mempergunakan gelombang suara dengan frekuensi tinggi
(8-10 MHZ). Untuk mendapatkan pantulan suara yang didapat dari jaringan-jaringan
lunak dengan bermacam-macam kepadatan.

2.4 Kelainan-Kelainan Pada Badan Vitreus


1. Kekeruhan Badan Kaca 2,4,5
Bila terdapat kekeruhan di dalam badan kaca maka akan terjadi gangguan
penglihatan. Gangguan ini dapat berupa suatu bercak hitam yang mengapung dan
bergerak ( moscae volitantes ). Keadaan ini dapat disebabkan oleh setiap benda yang
menutupi masuknya sinar ( jalan sinar ) ke dalam bola mata.
Gejala subyektif yang paling sering ialah Fotopsia "Floaters". Fotopsia ialah
keluhan berupa kilatan cahaya yang dilihat penderita seperti kedipan lampu neon di
lapangan. Kilatan cahaya tersebut jarang lebih dari satu detik, tetapi sering kembali
dalam waktu beberapa menit. Kilatan cahaya tersebut dilihat dalam suasana redap atau
dalam suasana gelap. Fotopsia diduga oleh karena rangsangan abnormal vitreus
terhadap retina.

SMF Ilmu Penyakit Mata RSUPM

Vitreous

"Floaters" ialah kekeruhan vitreus yang sangat halus yang memberi rangsang
kepada retina dan dilihat penderita sebagai bayangan kecil yang berwarna gelap dan
turut bergerak bila mata digerakkan. Bayangan kecil tersebut dapat berupa : (1, 2, 3, 4, 6)
Titik hitam
Benang halus
Cincin
Lalat kecil dan sebagainya.
"Floaters" tidak memberikan arti klinik yang luar biasa, kecuali bila "floaters" ini
datangnya tiba tiba dan hebat, maka keluhan tersebut patut mendapat perhatian yang
serius, karena keluhan "floaters" ini dapat menggambarkan latar belakang penyakit
yang serius pula, misalnya retina atau perdarahan di vitreus.
Penyebab kekeruhan vitreus
Kelainan yang paling sering ditemukan ialah kekeruhan vitreus. Menurut penyebabnya
kekeruhan vitreus dapat diklasifikasikan sebagai berikut 2,4,5
a) Proses degenerasi
Kekeruhan karena proses degenerasi biasanya ditemukan antara lain pada
myopia tinggi, keadaan senil, degenerasi vitreo retina.
b) Peradangan
Kekeruhan

vitreus

karena

peradangan

ditemukan

pada

penyakit

korioretinitis, endoftalmitis dan sarkoidosis. Pada umumnya disebabkan peradangan


koroid atau retina, yang menimbulkan invasi sel-sel radang ke dalam badan kaca,
sehingga menjadi keruh. Penderita pada keadaan ini mungkin agak terganggu
visusnya dan merasa adanya vitreus floaters. Dengan bertambah banyaknya
infiltrasi ini, ketajaman penglihatannya menurun dan fundus menjadi tidak tampak.
Di dalam badan kaca tampak masa yang berwarna putih kekuning-kuningan. Karena

SMF Ilmu Penyakit Mata RSUPM

Vitreous

keadaan ini mengenai segmen posterior, penderita tidak merasa sakit dan mata
bagian luar tampak terang.
b) Perdarahan
Kekeruhan vitreus akibat perdarahan ditemukan pada diabetes melitus,
hipertensi, leukemi, rudapaksa, tarikan vitreus pada neovaskularisasi dan robekan
retina. Perdarahan halus di dekat ora serrata biasanya merupakan tanda dini robekan
retina, kemudian dapat disusul oleh ablasi retina. Perdarahan pada diabetes melitus
biasanya oleh karena adanya neovaskularisasi yang mudah berdarah.
c)

Neoplasma
Kekeruhan vitreus akibat neoplasma retina misalnya pada retinoblastoma lanjut.

2. Fluid Vitreus (Synchisis)


Berarti mencairnya badan kaca. Keadaan ini didapatkan pada orang tua, disini
badan kaca hanya sedikit mencair. Yang cair sekali didapatkan pada proses degenerasi
dari badan kaca, seperti akibat penyakit badan silier, koroid, retina atau pada miopia
tinggi.
Tanda Klinik :
Bilik mata depan
Tensi intraokuler
Iris tremulans
Ligamentum suspensorium lentis melemah akibat gangguan akomodasi.
3. Asteroid Hyalosis (2,3)
Biasanya didapatkan pada orang tua dengan mata yang sehat. Pada pemeriksaan
didapatkan kekeruhan berbentuk bula-bulat, kecil-kecil berwarna kuning, banyak sekali,
bergerak-gerak di dalam mata, tetapi selalu kembali pada tempatnya semula karena
melekat pada jaringan yang ada di dalam badan kaca.

SMF Ilmu Penyakit Mata RSUPM

Vitreous

4. Ablasi Badan Kaca


Adalah pemisahan antara badan kaca dan jaringan sekitarnya. Dapat terjadi di bagian
depan yang dapat berupa :
Retrolensa
Retrozonula
Gabungan antara keduanya
Hal-hal ini dapat disebabkan oleh :
Perdarahan badan kaca
Peradangan
Trauma mata
Ablasi retina
Orang tua ( syneresis )
Ablasi bagian belakang, dapat disebabkan oleh :
Masuknya eksudat, perdarahan di ruangan antara badan kaca dan retina
Tarikan badan kaca yang disebabkan eksudat dan perdarahan badan kaca yang
lama.

SMF Ilmu Penyakit Mata RSUPM

10

Vitreous

BAB III
KESIMPULAN
Korpus vitreus atau badan kaca merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang
terletak antara lensa dengan retina. Korpus vitreus adalah bahan gelatin yang jernih dan
avaskuler yang membentuk dua pertiga dari volume dan berat mata. Korpus vitreus tidak
memiliki pembuluh darah dan serabut saraf. Secara anatomi korpus vitreus dibagi dalam
dua bagian yaitu bagian paling luar dari korpus vitreus (atau Hyaloid), disebut kortex yang
dibagi dalam kortex anterior dan kortex posterior dan bagian dalam yang disebut nukleus.
Fungsi dari korpus vitreus yaitu membantu fungsi dari retina dan meningkatkan
fungsi dari kavitas korpus

vitreus, sebagai barrier difusi antara segment anterior dan

segment posterior bola mata, sebagai buffer metabolik, menstabilkan perjalanan cahaya
(media refrakta).
Pemeriksaan korpus vitreus dapat dilakukan dengan Slit Lamp, lensa kontak sebagai
alat bantu dan ulrasonografi. Kelainan pada bandan kaca berupa kekeruhan pada badan
kaca, fluid vitreus (synchisis), asteroid hyalosis dan ablasi badan kaca.

SMF Ilmu Penyakit Mata RSUPM

11

Vitreous

DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Keempat. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2011. Hal 9-10, 34-35.
2. Ilyas S, dkk. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran
Edisi Kedua. FK UI; 2009. Hal. 187-190.
3. Vaughan MD, Asbury T, Paul Riordan-Eva. Anatomi & Embriologi in Ofthalmologi
Umum, Edisi 17, Widya Medika, Jakarta 2000. Hal 14.
4. Vaughan MD, Asbury T. Steve Charles. Vitreus in Ofthalmologi Umum, Edisi 17,
Widya Medika, Jakarta 2000. Hal 178-183.
5. A K Khurana; Comprehensive Ophthalmology. Diseases of the Vitreous. 4 Ed,New
Age International Limited, New Delhi India, 2007; 243
6. Vaughan MD, Asbury T, David F. Chang. Pemeriksaan Oftalmologik in
Ofthalmologi Umum, Edisi 17, Widya Medika, Jakarta 2000. Hal 57.

SMF Ilmu Penyakit Mata RSUPM

12

Anda mungkin juga menyukai